Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62539 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aliva Zennedya Kurnia
"Kegiatan membaca, terutama genre fiksi, ditemukan dapat meningkatkan empati tanpa interaksi langsung. Penelitian skripsi ini bertujuan untuk menguji kembali hubungan membaca dengan empati dan menguji efek mediasi intellectual humility dalam hubungan tersebut sebagai karakteristik individu yang mengindikasikan kesediaan untuk menerima pandangan yang berbeda. Penelitian ini juga menguji peran faktor gender, IPK, dan preferensi genre bagi empati. Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi Indonesia (N=163, M usia=20,4, SD=1,42) mengisi kuesioner tentang membaca, empati, dan intellectual humility secara daring. Analisis mediasi menunjukkan bahwa total effect membaca terhadap empati tidak signifikan (β=0,011, t=0,079, p=0,937), namun indirect effect-nya signifikan dengan mediasi intellectual humility (β=0,113, t=2,337, p=0,019). Sub-skala respect for others’ viewpoints dari intellectual humility juga memediasi hubungan antara apresiasi membaca dan dua sub-skala empati, yaitu perspective taking (β=0,025, t=2,880, p=0,004) dan empathic concern (β=0,031, t=2,620, p=0,009). Analisis independent sample t-test dan regresi linier sederhana menemukan bahwa gender (t(161)=2,26, p=0,025, d=0,355) dan IPK (β=3,44, R²=0,05, F(1, 161)=8,46, p=0,004) memprediksi empati secara signifikan, namun analisis one-way ANOVA menunjukkan bahwa preferensi genre tidak berhubungan secara signifikan dengan empati (F(2, 105)=0,313, p=0,732). Implikasi dari penelitian ini menyangsikan signifikansi genre dan mengangkat potensi intellectual humility sebagai faktor pendukung perkembangan empati melalui kegiatan membaca.

Reading, especially fiction, has been associated with increased empathy without the need for direct interpersonal interaction. This study aimed to re-examine the relationship between reading and empathy and investigate the mediating effect of intellectual humility as a characteristic that indicates a willingness to accept others’ perspectives. It also sought to test the roles of gender, GPA, and genre preference in empathy. Undergraduate students from various Indonesian educational institutions (N=163, M age=20.4, SD=1.42) filled out online questionnaires on reading, empathy, and intellectual humility. Mediation analysis results showed an insignificant total effect of reading on empathy (β=.011, t=.079, p=.937), but its indirect effect mediated by intellectual humility was significant (β=.113, t=2.337, p=.019). Respect for others’ viewpoints, a sub-scale of intellectual humility, also mediates the relationship between reading appreciation and two sub-scales of empathy: perspective taking (β=.025, t=2.880, p=.004) and empathic concern (β=.031, t=2.620, p=0.009). Independent sample t-test and simple linear regression analyses showed that gender (t(161)=2.26, p=.025, d=.355) and GPA (β=3.44, R²=.05, F(1, 161)=8.46, p=.004) significantly predict empathy, but a one-way ANOVA analysis showed an insignificant relationship between genre preference and empathy (F(2, 105)=.313, p=.732). These results question the significance of genre and highlight intellectual humility’s potential in developing empathy through reading."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galuh Nurul Anisyah Iryantie
"Kecemasan menghadapi ujian merupakan pengalaman umum di kalangan mahasiswa yang dapat berdampak negatif pada hasil akademik ketika dialami dalam tingkat tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi hubungan dari kecemasan menghadapi ujian, salah satunya adalah intellectual humility. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat hubungan antara intellectual humility dengan kecemasan menghadapi ujian pada mahasiswa. Intellectual humility diukur dengan menggunakan alat ukur Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) sedangkan untuk kecemasan menghadapi ujian diukur dengan menggunakan alat ukur Test Anxiety Inventory (TAI). Partisipan pada penelitian ini merupakan 143 mahasiswa aktif dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia, dengan rentang usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan yang positif antara intellectual humility (M = 76,87, SD = 9,431) dengan kecemasan menghadapi ujian (M = 52,27, SD = 11,285) pada mahasiswa, r = +0,190, p < 0,05, r² = 0,036, one-tailed. Limitasi penelitian ini yaitu jumlah partisipan perempuan (80%) jauh lebih banyak dibanding dengan jumlah partisipan laki-laki (20%) sehingga tidak berimbang dan data penelitian dari salah satu variabel yaitu variabel intellectual humility ditemukan memiliki hasil distribusi data yang tidak normal.

Test anxiety is a common experience among college students that can negatively impact academic results when experienced at high levels. Therefore, it is essential to explore the relationship between test anxiety, one of which is intellectual humility. This quantitative study aims to see the relationship between intellectual humility and test anxiety in college students. Intellectual humility was measured using the Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS), while test anxiety was measured using the Test Anxiety Inventory (TAI). Participants in this study were 143 active college students from various universities in Indonesia, with an age range of 18-25 years. The results showed that there was a positive relationship between intellectual humility (M = 76,87, SD = 9,431) and test anxiety (M = 52,27, SD = 11,285) for in college students, r = +0,190, p < 0,05, r² = 0,036, one-tailed. The limitation of this study is that the number of female participants (80%) is far more than the number of male participants (20%) so it is not balanced and research data from one of the variables, namely the intellectual humility variable, is found to have abnormal data distribution results."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raisya Nilam Sari
"Subjective Well-Being (SWB) remaja relatif menurun selama pandemi dan salah satu faktor yang dapat menjadi buffer adalah strength dan virtue dalam diri seseorang. Salah satu virtue tersebut adalah Intellectual Humility (IH) yang relatif memiliki hubungan positif dengan SWB secara umum. Penelitian ini meneliti hubungan IH dengan SWB sekolah (SWBS) yang merupakan salah satu domain khusus dari SWB pada remaja. Partisipan penelitian berjumlah 166 remaja awal umur 12-15 tahun yang merupakan siswa/i SMP Negeri. Alat ukur yang digunakan adalah CIHS (Krumrei-Mancuso & Rouse, 2016) dan BASWBSS (Tian et al., 2014) untuk mengukur kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel IH dengan SWBS, tetapi ada hubungan antara beberapa dimensi dalam IH (Openness to Revise One's Viewpoint dan Lack of Intellectual Overconfidenc) dengan SWBS beserta komponen kognitif di dalamnya. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perbaikan dalam metodologi dan prosedur pegambilan data, serta saran praktis bagaimana menanamkan IH pada siswa/i di sekolah sebagai upaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka yang telah melalui pembelajaran akademik di era pandemi.

Subjective Well-Being (SWB) of adolescence has relatively decreased during the pandemic and one of the factors that can be a buffer towards it is the strength and virtues possessed by individuals. One of these virtues is Intellectual Humility (IH) which relatively has a positive relationship with SWB in general. This study examines the relationship between IH and SWB in school (SWBS) which is a special domain for adolescents’ well-being. The participants of this study were 166 teenagers aged 12-15 years old who were students of a Public Junior High School. The CIHS (Krumrei-Mancuso & Rouse, 2016) and BASWBSS (Tian et al., 2014) were used as measuring tools in this study. The result of this study showed that there was no significant relationship between IH and SWBS, but there was a relationship between several dimensions in IH (Openness to Revise One's Viewpoint and Lack of Intellectual Overconfidence) with SWBS and its cognitive component. Suggestions for future research are improvements in methodology and data collection procedures, as well as practical suggestions on how to instill IH in students at school as an effort to improve the welfare of students who had gone through academic learning in the pandemic era."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chintya
"Di tengah pandemi Covid-19, mahasiswa membutuhkan keterbukaan untuk dapat beradaptasi dengan baik di lingkungan perkuliahan dan situasi pembatasan sosial. Berbagai penelitian sebelumnya menemukan bahwa intellectual humility dan toleransi ambiguitas dapat menjadi faktor yang mempengaruhi keterbukaan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat efek mediasi toleransi ambiguitas dalam hubungan intellectual humility dengan keterbukaan. Dalam penelitian ini, dilakukan kontrol terhadap usia, jenis kelamin, extraversion, dan agreeableness. Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner self-report melalui google form kepada 206 mahasiswa Indonesia. Hasil analisis GLM Mediation Analysis menemukan bahwa terdapat peran toleransi ambiguitas dalam hubungan intellectual humility dengan keterbukaan (p < 0.001).

In the midst of the Covid-19 pandemic, college students need openness to be able to adapt well in the lecturing situation and social distancing situation. Previous studies have found that intellectual humility and tolerance of ambiguity can be factors that influence openness. This study aimed to examine the role of tolerance of ambiguity as mediator between intellectual humility and openness. In this study, controls were carried out on age, sex, extraversion, and agreeableness. This research was conducted by distributing self-report questionnaires via google form to 206 Indonesian college students. The results of the GLM Mediation Analysis found that there is a role for tolerance of ambiguity as mediator in the relationship between intellectual humility and openness (p < 0.001)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pruedence Zuleyka
"Pendidikan tinggi memiliki sistem, tututan akademik, serta cara belajar dan berpikir yang berbeda dengan jenjang pendidikan sebelumnya. Hal ini membuat mahasiswa harus mengembangkan sifat yang sesuai untuk dapat membantu mereka dalam menjalani pendidikan serta memperoleh performa akademik yang baik di perguruan tinggi. Salah satu virtue yang dikatakan dapat membantu mahasiswa untuk berperforma dengan baik adalah intellectual humility. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana arah hubungan antara intellectual humility dan performa akademik pada mahasiswa sarjana di Universitas Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada 80 mahasiswa dari Universitas Indonesia, dengan menggunakan alat ukur Comprehensive Intellectual Humility Scale untuk mengukur intellectual humility dan IPK untuk mengukur performa akademik. Hasil analisis korelasi Pearson menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara intellectual humility dan performa akademik mahasiswa (r (80) = 0,189, p<0.05, one tailed) dengan effect size sebesar 0,030, yang mengindikasikan bahwa korelasi antara intellectual humility dan performa akademik tergolong lemah.

Higher education has different systems, academic demands, and ways of learning and thinking from previous levels of education. College students have to develop appropriate viertues to be able to help them to obtain good academic performance. One of the virtues that is said to be able to help students to perform well is intellectual humility. This study aims to see the direction of relationship between intellectual humility and academic performance in undergraduate students of Universitas Indonesia. This research was conducted on 80 students from Universitas Indonesia, using the Comprehensive Intellectual Humility Scale to measure intellectual humility and GPA to measure academic performance. The results of the Pearson correlation analysis showed that there was a significant positive relationship between intellectual humility and student academic performance (r (80) = 0.189, p<0.05, one tailed) with an effect size of 0.030, which indicates that the correlation between intellectual humility and academic performance is relatively weak."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Aulia Primandhita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah intellectual humility dapat memprediksi efektivitas guru sekolah menengah di Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah 263 guru sekolah menengah (M-usia = 41.75 tahun, M-pengalaman mengajar = 14.97 tahun). Penelitian ini menggunakan Intellectual Humility Scale (Porter & Schumann, 2018) untuk mengukur intellectual humility dan Teacher Effectiveness Scale (Kyriakides, Campbell & Christofidou, 2002) untuk mengukur efektivitas guru. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dengan mengontrol variabel pengalaman mengajar. Hasil analisis menunjukkan bahwa intellectual humility secara signifikan dapat memprediksi efektivitas guru. Intellectual humility ditemukan memiliki effect size medium terhadap efektivitas guru. Hasil penelitian mengimplikasikan bahwa intellectual humility merupakan karakteristik yang penting untuk dimiliki oleh guru. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi sekolah-sekolah untuk menyelenggarakan program untuk mengembangkan karakteristik intellectual humility pada guru. Selain itu, hasil penelitian juga mengimplikasikan bahwa terdapat faktor- faktor lain yang berperan dalam efektivitas guru. Hal tersebut sebaiknya dipertimbangkan oleh penelitian selanjutnya mengenai efektivitas guru.

The purpose of this study was to investigate the role of intellectual humility in predicting teacher effectiveness among secondary school teachers in Indonesia. A total of 263 secondary school teachers (M-age = 41.75 years, M-teaching experience = 14.97 years) participated in this study. The Intellectual Humility Scale (Porter & Schumann, 2018) and the Teacher Effectiveness Scale (Kyriakides, Campbell, & Christofidou, 2002) were used to measure intellectual humility and teacher effectiveness, respectively. A multiple linear regression analysis was conducted to test the study’s hypothesis while controlling for teaching experience. The result of the analysis shows that intellectual humility significantly predicts and has a medium effect on teacher effectiveness. The result of this study implies that intellectual humility is an important characteristic to be possessed by teachers and schools should consider providing programs that are aimed to cultivate intellectual humility in teachers. Additionally, it is implied that other factors also play a role in teacher effectiveness and should be taken into consideration by future research on this topic."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dearni Thalia
"Mempraktikkan toleransi beragama masih menjadi masalah di Kota Depok. Toleransi beragama sendiri dapat dipahami sebagai perilaku menghormati atau menghargai individu lain yang memiliki kepercayaan berbeda, serta tidak menghalangi penganut kepercayaan lain dalam menjalankan agamanya. Penelitian terdahulu menemukan bahwa kerendahan hati intelektual sebagai suatu kebajikan berkaitan dengan toleransi beragama. Akan tetapi, belum mempertimbangkan keberagaman agama dalam penelitian yang dilakukan. Kerendahan hati intelektual tersebut dapat dipahami sebagai kesadaran individu bahwa dirinya bisa saja salah tanpa merasa terserang oleh pendapat-pendapat lain yang berbeda dengannya. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerendahan hati intelektual dengan toleransi beragama pada emerging adult yang menjalani pendidikan di Kota Depok. Partisipan dalam penelitian ini adalah emerging adult berusia 18–25 tahun (M = 21.33 dan SD = 1.26) yang pernah atau sedang menjalani pendidikan di Kota Depok dengan lingkungan yang terdiri dari keberagaman agama (N = 146). Instrumen penelitian yang digunakan adalah Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) dan Religious Tolerance Measurement. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kerendahan hati intelektual dan toleransi beragama r(146) = 0.257, p < 0.01, one-tailed. Implikasi penelitian ini adalah institusi pendidikan diharapkan dapat lebih mempromosikan kerendahan hati intelektual dan toleransi beragama karena tidak hanya memungkinkan pelajar untuk dapat terbuka pada pengetahuan-pengetahuan baru, namun juga dapat menghindari konflik-konflik interpersonal dalam lingkungan yang terdiri dari keberagaman dan perbedaan.

Practicing religious tolerance still becomes an issue in Depok. Religious tolerance itself can be understood as respectful behaviours and attitudes toward individuals from different beliefs and does not interfere with their religious practices. Previous research found intellectual humility as a virtue related to religious tolerance. However, they have not considered religious diversity in their research. Intellectual humility can be understood as one's non-threatening awareness of their intellectual fallibility. This study aims to determine the relationship between intellectual humility and religious tolerance in emerging adults who have attended education in Depok. Participants in this study were emerging adults aged 18–25 years old (M = 21.33 and SD = 1.26) who had or are currently studying in Depok with an environment consisting of religious diversity (N = 146). The research instruments used were the Comprehensive Intellectual Humility Scale (CIHS) and the Religious Tolerance Measurement. The result shows that there is a positive and significant relationship between intellectual humility and religious tolerance r(146) = 0.257, p < 0.01, one-tailed.. This research implies that educational institutions are expected to promote intellectual humility because not only does it allow students to be open to new knowledge, but also to avoid interpersonal conflicts in an environment consisting of diversity and differences."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephanie
"Pandemi Covid-19 menyebabkan banyak perubahan dalam berbagai bidang kehidupan, salah satunya perubahan pada situasi kerja yang sangat berpengaruh bagi dewasa muda yang sedang mempersiapkan atau baru saja memulai karirnya. Keterbukaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi adaptabilitas karir/career adaptability. Berdasarkan beberapa penelitian sebelumnya, intellectual humility dan narcissism memiliki hubungan positif dengan keterbukaan/openness. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah keterbukaan memediasi pengaruh intellectual humility dan narcissism pada adaptabilitas karir. Pertisipan penelitian berjumlah 176 orang dari berbagai universitas dan pekerjaan berbeda di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner self-report yang diadministrasikan secara daring menggunakan Google Form. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa (1) terdapat peran mediasi openness yang signifikan dalam hubungan intellectual humility dan adaptabilitas karir (p = .015), (2) terdapat peran mediasi openness dalam hubungan narcissism dan adaptabilitas karir (p = .006). Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa keterbukaan memiliki peran penting untuk memediasi pengaruh intellectual humility dan narcissism terhadap adaptabilitas karir.

The COVID-19 pandemic has caused drastic changes in various fields of life, one of them is changes in work situations which have impacted young adults who have just prepared for or started their careers. Openness is one of the factors that affect career adaptability. Based on several previous studies, intellectual humility and narcissism have a positive relationship with openness. This study aims to see whether openness can mediate the relationship between intellectual humility, narcissism, and career adaptability. The participants of this research were 176 people from various universities and different occupations in Indonesia. The study was conducted using self-report questionnaires, which were administered online using Google Form. The results of the mediation analysis showed that (1) there was a significant mediating role of openness in the relationship between intellectual humility and career adaptability (p = .015), (2) there was a significant mediating role of openness in the relationship between narcissism and career adaptability (p = .006). The implication of this research is that openness has a critical role in mediating the influences of both intellectual humility and narcissism on career adaptability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardine Az-Zhahrani Athaya Putri
"Semakin tinggi tingkatan perkuliahan, semakin kompleks tuntutan akademiknya. Termasuk pengerjaan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Tekanan selama prosesnya memengaruhi keyakinan evaluatif individu terhadap gambaran diri secara keseluruhan atau harga diri individu. Gambaran kapasitas keyakinan dan kepercayaan diri individu dalam memegang nilai juga bisa dijelaskan oleh virtue (kebajikan) manusia yang disebut sebagai intellectual humility. Melalui pemaknaan konsep harga diri dan virtue intellectual humility di atas walaupun terlihat berkaitan namun masih jarang penelitian yang membahas kedua variabel yaitu intellectual humility dan harga diri. Hasil penelitiannya juga masih inkonsisten. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi antara intellectual humility dan harga diri mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Indonesia. Partisipan terdiri dari 121 mahasiswa berusia 20 – 24 tahun. Intellectual humility diukur menggunakan Comprehensive Intellectual Humility Scale dan harga diri diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intellectual humility dan harga diri. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk intervensi bagi mahasiswa tingkat akhir dalam mewujudkan keberadaan intellectual humility dan tingkat harga diri yang sehat.

Semakin tinggi tingkatan perkuliahan, semakin kompleks tuntutan akademiknya. Termasuk pengerjaan skripsi sebagai syarat kelulusan mahasiswa. Tekanan selama prosesnya memengaruhi keyakinan evaluatif individu terhadap gambaran diri secara keseluruhan atau harga diri individu. Gambaran kapasitas keyakinan dan kepercayaan diri individu dalam memegang nilai juga bisa dijelaskan oleh virtue (kebajikan) manusia yang disebut sebagai intellectual humility. Melalui pemaknaan konsep harga diri dan virtue intellectual humility di atas walaupun terlihat berkaitan namun masih jarang penelitian yang membahas kedua variabel yaitu intellectual humility dan harga diri. Hasil penelitiannya juga masih inkonsisten. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menguji korelasi antara intellectual humility dan harga diri mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Indonesia. Partisipan terdiri dari 121 mahasiswa berusia 20 – 24 tahun. Intellectual humility diukur menggunakan Comprehensive Intellectual Humility Scale dan harga diri diukur dengan Rosenberg Self-Esteem Scale. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara intellectual humility dan harga diri. Penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan untuk intervensi bagi mahasiswa tingkat akhir dalam mewujudkan keberadaan intellectual humility dan tingkat harga diri yang sehat."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Putranto Wahyudi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari kerendahan hati relasional pada hubungan gaya supervisi dengan supervisory working alliance. Supervisory working alliance didefinisikan sebagai hubungan yang baik dan stabil antara supervisor dengan supervisee dalam hubungan supervisi yang mengindikasikan bagaimana supervisor dan supervisee memandang hubungan mereka satu sama lain (Bordin, 1983). Sementara itu, gaya supervisi didefinisikan sebagai cara seorang supervisor melakukan pendekatan, cara pemberian respon dan cara pemberian tugas dalam rangka memenuhi tujuan dari supervisi (Friedlander & Ward, 1984). Kerendahan hati relasional didefinisikan sebagai penilaian spesifik supervisee terhadap supervisor mengenai empat kualitas dari hubungan supervisi yang dijalani (Watkins, 2020). Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur Supervisory Working Alliance Inventory – Trainee Form (Efstation, Patton dan Kardash, 1990), alat ukur Supervisory Style Inventory - Trainee (SSI-
T) (Friedlander danWard, 1984) dan alat ukur Relational Humility Scale (Davis, 2010). Partisipan penelitian ini adalah 108 mahasiswa S2 profesi psikologi klinis di Indonesia. Pengolahan data menggunakan process makro (Hayes, 2013) dengan analisis mediasi memperlihatkan bahwa kerendahan hati relasional kerendahan hati relasional memiliki peranan mediasi parsial dalam hubungan gaya supervisi terhadap supervisory working alliance

The present study has the purpose of exploring the mediating role of relational humility in the relationship of supervisory style with supervisory working alliance. Supervisory working alliance is defined as good and reliable relationship between a supervisor and a supervisee in a supervision setting that indicates how the supervisor and the supervisee perceive their relationship with each other (Bordin, 1983). Meanwhile, supervisory style is defined as the supervisor distinct manner of approach and respond to supervisee and of implementing supervision (Friedlander &Ward, 1984). Whereas, relational humility in this study defined as the specific judgment of supervisee towards the supervisor in their supervisory relationship based upon four distinct qualities (Watkins, 2020). This following study used these instruments to measure the variables, Supervisory Working Alliance Inventory – Trainee Form (Efstation, Patton & Kardash, 1990), Supervisory Style Inventory - Trainee (SSI-T) (Friedlander & Ward, 1984) and Relational Humility Scale (Davis, 2010). 108 master degree students majoring in clinical psychology in Indonesia were chosen as participants of this study. Data analysis using process macro (Hayes, 2013) found relational humility partially mediate the relationship of supervisory style with supervisory working alliance"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>