Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 205402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aktiva Noviyanti
"COVID-19 adalah wabah virus yang baru muncul pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China. Karena kasus yang begitu progresif, diagnosis penyakit COVID-19 hampir selalu dijumpai pada banyak rumah sakit saat ini, baik yang derajat sakit sedang hingga berat dan kritis. Sebagian besar pasien yang terkonfirmasi COVID-19 juga mengalami gangguan koagulasi sehingga sangat berisiko terjadi thrombosis dan tromboemboli vena maupun arteri. Kami melaporkan tiga dari kasus pasien terkonfirmasi COVID-19 derajat berat mengalami masalah koagulasi dan telah mendapatkan terapi antikoagulan (heparin). Namun, penggunaan heparin tentunya tidak jarang memberikan efek samping, seperti memar, nyeri, dan hematoma pada area injeksi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena teknik injeksi yang tidak tepat, misalnya durasi injeksi yang terlalu cepat. Laporan kasus ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat penerapan injeksi heparin dengan teknik slow injection (durasi injeksi 30 detik dan jeda 10 detik) dalam menurunkan kejadian memar dan intensitas nyeri lokal pada pasien Covid-19 derajat berat dengan abnormalitas parameter koagulasi.

COVID-19 is a viral outbreak that emerged at the end of 2019 in Wuhan, China. Because cases are so progressive, the diagnosis of COVID-19 is almost always found in many hospitals today, both those with moderate to severe and critical illness. Most patients with confirmed COVID-19 also have coagulation disorders, so they are at high risk for venous and arterial thrombosis and thromboembolism. We report that three of the confirmed cases of severe COVID-19 had coagulation problems and were receiving anticoagulant therapy (heparin). However, the use of heparin is certainly not uncommon to have side effects, such as bruising, pain, and hematoma at the injection site. This may be due to improper injection technique, for example the injection duration is too fast. This case report requires further research to prove the benefits of applying heparin injection with a slow injection technique (injection duration of 30 seconds and a pause of 10 seconds) in reducing the incidence of bruising and local pain intensity in severe Covid-19 patients with abnormal coagulation parameters."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aktiva Noviyanti
"COVID-19 adalah wabah virus yang baru muncul pada akhir tahun 2019 di Wuhan, China. Karena kasus yang begitu progresif, diagnosis penyakit COVID-19 hampir selalu dijumpai pada banyak rumah sakit saat ini, baik yang derajat sakit sedang hingga berat dan kritis. Sebagian besar pasien yang terkonfirmasi COVID-19 juga mengalami gangguan koagulasi sehingga sangat berisiko terjadi thrombosis dan tromboemboli vena maupun arteri. Kami melaporkan tiga dari kasus pasien terkonfirmasi COVID-19 derajat berat mengalami masalah koagulasi dan telah mendapatkan terapi antikoagulan (heparin). Namun, penggunaan heparin tentunya tidak jarang memberikan efek samping, seperti memar, nyeri, dan hematoma pada area injeksi. Hal ini kemungkinan disebabkan karena teknik injeksi yang tidak tepat, misalnya durasi injeksi yang terlalu cepat. Laporan kasus ini membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan manfaat penerapan injeksi heparin dengan teknik slow injection (durasi injeksi 30 detik dan jeda 10 detik) dalam menurunkan kejadian memar dan intensitas nyeri lokal pada pasien Covid-19 derajat berat dengan abnormalitas parameter koagulasi.

COVID-19 is a viral outbreak that emerged at the end of 2019 in Wuhan, China. Because cases are so progressive, the diagnosis of COVID-19 is almost always found in many hospitals today, both those with moderate to severe and critical illness. Most patients with confirmed COVID-19 also have coagulation disorders, so they are at high risk for venous and arterial thrombosis and thromboembolism. We report that three of the confirmed cases of severe COVID-19 had coagulation problems and were receiving anticoagulant therapy (heparin). However, the use of heparin is certainly not uncommon to have side effects, such as bruising, pain, and hematoma at the injection site. This may be due to improper injection technique, for example the injection duration is too fast. This case report requires further research to prove the benefits of applying heparin injection with a slow injection technique (injection duration of 30 seconds and a pause of 10 seconds) in reducing the incidence of bruising and local pain intensity in severe Covid-19 patients with abnormal coagulation parameters."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sutriwati Yuni Lestari
"Atrial Fibrilasi adalah takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi mengakibatkan perburukan fungsi mekanis atrium sehingga kontraksi atrium tidak terjadi. Hal ini menyebabkan terjadinya thrombus yang memerlukan terapi antikoagulan. Penggunaan antikoagulan meningkatkan risiko pendarahan, sehingga memerlukan pengkajian risiko pendarahan HAS-BLED. Di RSJPD Harapan Kita belum ada pengkajian resiko perdarahan pada pasien Atrial Fibrilasi dengan antikoagulan. Tujuan praktik keperawatan berbasis bukti ini adalah memenerapkan pengkajian HAS-BLED sebagai alat ukur untuk menilai risiko pendarahan pada pasien Atrial Fibrilasi. Pengkajian HAS-BLED diterapkan di ruang gedung perawatan II, Intermediate Ward Medical dan Intermediate Ward Bedah, dengan jumlah sampel 30 pasien. Hasil pengkajian didapatkan risiko pendarahan rendah sebanyak 26,7%, risiko sedang 36,7%, risiko tinggi 36,7%, hal ini perlu perhatian khusus, pengawasan berkala dan upaya untuk mengkoreksi faktor-faktor risiko yang dapat diubah seperti Hipertensi. Pada pasien Hipertensi dapat dilakukan pengontrolan tekanan darah. Pengkajian ini disarankan menjadi pengkajian kepada pasien atrial fibrilasi yang mendapatkan terapi antikoagulan untuk mengendalikan faktor risiko pendarahan.

Atrial fibrillation is a typical supraventricular tachyarrhythmias, with uncoordinated atrial activation resulting in deterioration of atrial mechanical function so that atrial contraction does not occur. This leads to thrombus requiring anticoagulant therapy. Anticoagulant use increases the risk of bleeding, thus requiring HAS-BLED risk bleeding assessment. In RSJPD Harapan Kita there is no risk assessment of bleeding in AF patients using anticoagulants. The purpose of this evidence-based nursing practice is to apply the HAS-BLED assessment as a measure to assess the risk of bleeding in Atrial fibrillation patients. The HAS-BLED study was implemented in Gedung Perawatan II, Intermediate Ward Medical and Intermediate Ward Bedah, with a total sample of 30 patients. The results of the study found low risk of bleeding as much as 26.7%, medium risk 36.6%, high risk 36.7%, this needs special attention, periodic monitoring and efforts to correct modifiable risk factors such as hypertension. In patients with hypertension can be done blood pressure control. This assessment is recommended to be an assessment of atrial fibrillation patients receiving anticoagulant therapy to control risk factors for bleeding.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Ariyanti
"Kanker prostat merupakan salah satu penyakit keganasan pada saluran kemih atau organ reproduksi pria yang menjadi salah satu penyebab kematian terbesar pada pria di dunia. Salah gejala yang dirasakan oleh pasien kanker adalah nyeri. Manajemen nyeri yang adekuat diperlukan agar nyeri dapat dikontrol dengan baik. Karya Ilmiah Akhir Ners ini merupakan studi kasus yang bertujuan untuk melaporkan kasus pasien dengan kanker prostat dan penerapan intervensi terapi musik pada manajemen nyeri. Salah satu intervensi yang digunakan dalam manajemen nonfarmakologi adalah terapi musik. Musik dapat menstimulasi pelepasan endorphin dan sistem neuro-hormonal, bereaksi pada reseptor spesifik di otak yang dapat mengubah emosi, mood, fisiologis dan psikologis dimana dapat berpengaruh terhadap respon dan persepsi pasien terhadap nyeri yang dirasakan. Hasil yang didapatkan setelah intervensi selama enam (6) hari didapatkan terdapat penurunan skala nyeri.

 


Prostate cancer is a cancer of the urinary system in the male reproductive organs, which is one of the biggest causes of death in men in the world. One of the symptoms of cancer patients is pain. Adequate pain management is required so that pain can be well controlled. This Paper is a case study which aims to report cases of patients with prostate cancer and the application of music therapy interventions to pain management. One of the interventions used in nonpharmacological management is music therapy. Music can stimulate the release of endorphins and the neuro-hormonal system, reacting to specific receptors in the brain that can change emotions, moods, physiology and psychology which can affect the patients response and perception of pain. The results obtained after the intervention for six (6) days showed a decrease in the pain scale"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Mulia Puji Karina
"Hampir seluruh pasien dengan luka bakar mengalami nyeri. Hal ini kerap menimbulkan rasa tidak nyaman dalam melakukan pergerakan maupun saat sedang istirahat. Komplikasi yang dapat muncul pada pasien luka bakar dengan nyeri yang hebat yakni ketidakpercayaan diri, penurunan imunitas, post traumatic syndrome disorder, mimpi buruk. Terapi musi dilakukan pada pelaksanaan asuhan keperawatan pasien luka bakar. Masalah keperawatan yang muncul antara lain hipovolemia, nyeri akut, gangguan integritas kulit. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memaparkan dan menganalisis terapi musik untuk menurunkan tingkatan nyeri dalam asuhan keperawatan pada pasien luka bakar. Evaluasi harian dilakukan menggunakan intrumen Numeric Rating Scale. Hasilnya terjadi penurunan tiingkatan nyeri selama 3 hari penerapan intervensi pada pasien luka bakar. Dapat disimpulkan bahwa terapi musik bermanfaat dalam menurunkan tingkat nyeri pada pasien luka bakar.

Nearly all patients with burns experience pain. This often causes discomfort during movement and rest. Complications that may arise in burn patients with severe pain include lack of confidence, decreased immunity, post-traumatic stress disorder, and nightmares. Music therapy is performed in the implementation of nursing care for burn patients. Nursing problems that arise include hypovolemia, acute pain, and skin integrity disorders. The purpose of this paper is to describe and analyze music therapy to reduce pain levels in nursing care for burn patients. Daily evaluation is carried out using the Numeric Rating Scale instrument. The results showed a decrease in pain levels during the 3-day intervention in burn patients. It can be concluded that music therapy is beneficial in reducing pain levels in burn patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Nabilah Johan
"Sistem kardiovaskular pada lansia mengalami perubahan secara fisiologis selama proses penuaan. Namun, gaya hidup lansia yang kurang sehat menjadi faktor pendukung terjadinya peningkatan tekanan darah secara progresif, yang dapat mengarah pada masalah hipertensi. Seorang lansia kelolaan dalam penulisan ini memiliki gaya hidup merokok dan stres, serta tidak patuh pada program pengobatan yang membuat tekanan darahnya mengalami fluktuasi. Sehingga masalah keperawatan utama yang ditegakan adalah risiko ketidakstabilan tekanan darah dan rencana asuhan keperawatan yang dipilih yaitu manajemen hipertensi melalui modifikasi gaya hidup. Intervensi unggulan cucumber infused water dan terapi slow deep breathing yang merupakan bagian dari modifikasi gaya hidup dilakukan pada pasien. Cucumber infused water melalui perendaman 12 potong mentimun dalam 200 ml air selama 12 jam dan terapi slow deep breathing dengan 6 napas per menit selama 15 menit yang dilakukan selama 12 hari memberikan hasil adanya penurunan tekanan darah. Penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik terjadi sebesar 4,17 mmHg dan 0,42 mmHg setelah penerapan intervensi cucumber infused water serta sebesar 4,67 mmHg dan 2,75 mmHg setelah penerapan intervensi slow deep breathing. Oleh karena adanya efek penurunan pada tekanan darah lansia tersebut, membuat intervensi ini dapat dilakukan secara berkala sesuai indikasi.

The cardiovascular system in elderly undergoes physiological changes during the aging process. However, the unhealthy lifestyle in elderly is a contributing factor to the progressive increase in blood pressure, which can lead to hypertension problems. An elderly managed in this paper has a smoking and stressful lifestyle, and doesn’t comply with a treatment program that makes his blood pressure fluctuate. So that the main nursing problem that is enforced is the risk of blood pressure instability and the chosen nursing care plan is hypertension management through lifestyle modification. The superior intervention of cucumber infused water and slow deep breathing therapy which is part of lifestyle modification is carried out on the patient. Cucumber infused water through soaking 12 pieces of cucumber in 200 ml of water for 12 hours and slow deep breathing therapy with 6 breaths per minute for 15 minutes for 12 days gave the results of lowering blood pressure. The decrease in systolic and diastolic blood pressure occurred by 4.17 mmHg and 0.42 mmHg after the implementation of the cucumber infused water intervention and 4.67 mmHg and 2.75 mmHg after the implementation of the slow deep breathing intervention. Because of the decreasing effect on the elderly's blood pressure, this intervention can be carried out periodically according to indications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baso Yulistir
"Tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama terjadinya stroke hemoragik. Tingkat morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh stroke hemoragik sangat tinggi. Salah satu terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh perawat dalam menurunkan tekanan darah adalah slow stroke back massase. Tujuan karya ilmiah ini adalah menganalisis asuhan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada klien dengan stroke hemoragik dan penerapan slow stroke back massase dalam menurunkan tekanan darah.. Metode penulisan menggunakan studi kasus pada pasien stroke hemorargik yang dilakukan pengukuran tekanan darah sebelum dan sesudah terapi slow stroke back massase selama 5 hari. Hasil implementasi slow stroke back massase pada pasien dengan stroke hemoragik menunjukkan ada penurunan tekanan darah sistolik rata-rata sekitar 5,4 mmhg dan tekanan darah diastoli rata-rata sekitar 3,4 mmhg. Diharapkan penerapan intervensi ini dapat menjadi tambahan pengetahuan bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.

Kata kunci: Slow stroke back massase, Stroke hemorargik, Tekanan darah


High blood pressure is the main cause of hemorrhagic stroke. The level of morbidity and mortality is  very high caused by hemorrhagic stroke. One of the non-pharmacological therapies that a nurse can do in lowering blood pressure is a slow stroke back massase. The purpose of this scientific work was to analyse the upbringing of urban health care communities on clients with hemorrhagic strokes and the application of slow stroke back massase in lowering blood pressure. This study used case study method which applied slow stroke back massase therapy for 5 days. The results showed that there any decreased in the systolic blood pressure on average about 5.4 mmhg and the average diastolic blood pressure around 3.4 mmhg. Hopefully the application of this intervention can be an additional knowledge for nurses in conducting nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Puspitasari Ayu
"Kolangitis akut merupakan suatu penyakit pada hepatobilier yang serius dan kompleks akibat adanya obstruksi bilier dan pertumbuhan bakteri dalam empedu. Nyeri sebagai salah satu klinis pada pasien kolangitis akut menjadi fokus utama dalam asuhan keperawatan. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan dan rekomendasi intervensi pada pasien kolangitis akut. Desain penelitian menggunakan analisis literatur. Hasil analisis rekomendasi intervensi menunjukkan manajemen nyeri dengan teknik non farmakologi menggunakan terapi meditasi mindfulness efektif dilakukan pada pasien nyeri dengan skala 3 hingga skala 6 dan dapat dilakukan selama 20 menit. Kesimpulan bahwa terapi meditasi mindfulness dapat mengurangi tingkat nyeri pasien. Karya ilmiah ini merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk menganalisis penerapan terapi meditasi mindfulness pada pasien dengan masalah nyeri akut.

Acute cholangitis is a serious and complex hepatobiliary disease due to biliary obstruction and bacterial growth in the bile. Pain as a clinical one in acute cholangitis patients is the main focus in nursing care. This scientific paper aims to analyze nursing care and recommendations for interventions in patients with acute cholangitis. The research design used literature analysis. The results of the analysis of intervention recommendations show that pain management with non-pharmacological techniques using mindfulness meditation therapy is effective in pain patients on a scale of 3 to 6 and can be performed for 20 minutes. The conclusion is that mindfulness meditation therapy can reduce the patients pain level. This scientific paper recommends further research to analyze the application of mindfulness meditation therapy in patients with acute pain problems."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syafira Daviyatul Haque
"Pasien kanker mengeluhkan nyeri yang menyebabkan masalah fisik, emosi, dan social. Terapi farmakologi pada pasien tidak sepenuhnya dapat mengurangi nyeri. Intervensi non-farmakologi seperti intervensi komplementer dan alternatif juga dapat memainkan peran penting dalam manajemen nyeri kanker yang dapat ikut mengurangi nyeri yang dirasakan oleh pasien, salah satunya adalah terapi berbasis musik. Self-Selected Individual Music Therapy adalah prosedur perberian terapi musik yang mudah, murah dan efektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Self-Selected Individual Music Therapy terhadap tingkat nyeri pasien kanker. Penelitian ini dilakukan di Ruang Anggrek, RSUP Persahabatan, Jakarta. Pasien kelolaan adalah pasien kanker Germ Cell Carsinoma Mediastinum yang menerima intervensi sebanyak empat kali masing-masing selama 10-15 menit. Responden dilakukan pengukuran nyeri pre- post- dengan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat nyeri pada pasien sebelum dan setelah pemberian intervensi. Ditemukan pula adanya peningkatan rasa nyaman yang diungkapkan oleh pasien. Dapat disimpulkan bahwa secara klinis, intervensi Self-Selected Individual Music Therapy, berpengaruh terhadap tingkat nyeri dan kenyamanan pada pasien kanker.

Patients complain of pain that causes physical, emotional, and social problems. Pharmacological therapy in patients can not completely reduce pain. Non-pharmacological interventions such as complementary and alternative interventions can also play an important role in cancer pain management that can help reduce the pain felt by patients, one of which is music-based therapy. Self-Selected Individual Music Therapy is an easy, inexpensive and effective music therapy procedure. This study aims to determine the effect of Self-Selected Individual Music Therapy on the pain level of cancer patients. This research was conducted in the Orchid Room, Friendship Hospital, Jakarta. The patients under management were Germ Cell Carsinoma Mediastinum cancer patients who received the intervention four times for 10-15 minutes each. Respondents were measured pre-post-post pain with Visual Analog Scale (VAS). The results showed that there was a decrease in the level of pain in patients before and after the intervention. It was also found that there was an increase in the patient's sense of comfort. It can be said clinically, Individualized Music Therapy intervention, which has an effect on the level of pain and comfort of cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Adhalia
"Penurunan degeneratif yang terjadi pada lansia baik fisiologis maupun patologis dapat memunculkan berbagai masalah kesehatan salah satunya yaitu nyeri sendi. Nyeri sendi yang dialami oleh lansia dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan terganggunya mobilitas atau aktivitas sehari- hari lansia. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada Kakek B (68 tahun) dengan masalah nyeri pada sendi melalui penerapan kompres hangat dan dzikir. Hasil pemberian asuhan keperawatan selama dua minggu dengan jumlah penerapan kompres hangat dan dzikir sebanyak enam kali dengan durasi 10 – 15 menit tiap intervensi, menunjukkan adanya penurunan skala nyeri yang diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) dari skala enam ke skala dua. Intervensi kompres hangat disarankan untuk dapat diterapkan minimal satu kali sehari pada lansia dengan masalah nyeri sendi serta dapat dikombinasikan dengan terapi dzikir.

Degenerative disease that occurs in the elderly both physiologically and pathologically can lead to various health problems, one of which is joint pain. Joint pain experienced by the elderly can cause discomfort and disruption of mobility or the elderly's daily activities. This scientific work aims to analyze nursing care for Mr B (68 years) with pain problems in joints through the application of warm compresses and dzikir. The results of providing nursing care for two weeks with six times intervention of warm compresses and dzikir with each duration 10 – 15 minutes, showed a decrease in the pain scale measured using the Numeric Rating Scale (NRS) from a scale of six to a scale of two. The warm compress intervention is recommended to be applied at least once a day in the elderly with joint pain problems and can be combined with dzikir therapy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>