Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26575 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Trini Nurwati
"Dosen sebagai tenaga pengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dosen sebagai bagian dari proses belajar mengajar dan dosen sebagai individu. Sebagai bagian dari proses belajar mengajar dituntut untuk menjadi tenaga profesional pendidikan dengan segala kompetensi yang dipersyaratkan, termasuk didalamnya mampu mengelola proses belajar mengajar dengan balk. Sebagai seorang individu dosen tak lepas dari adanya faktor-faktor yang akan selalu berbeda antara yang satu dengan yang lain. Faktor-faktor tersebut meliputi umur, jenis kelimin, latar belakang pendidikan, pelatihan yang pernah diikuti, akta mengajar yang pernah diikuti, pengalaman mengajar dan beban mengajarnya.
Sesuai dengan tugas dan peranannya seorang dosen harus mempunyai kompetensi mengajar sehingga menghasilkan lulusan yang bermutu, handal dan profesional. Para dosen akademi keperawatan swasta juga memiliki berbagai keanekaragaman faktor-faktor yang dimilikinya dan berdasarkan hasil wawancara dan catatan hasil ujian semesteran MK 105, MK 213, MK 217, MK 320 temyata masih banyak mahasiswa yang memperoleh nilai di bawah nilai kelulusan sehingga harus ikut ujian ulang (her). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan inforrnasi mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kompetensi mengajar dosen akademi keperawatan swasta di kota Bandung.
Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan desain cross sectional . Lokasi penelitian adalah di Bandung, di Akper Borromeus, Akper Bhakti Kencana, Akper Bidara mukti dan Akper Achmad Yani. Pola penelitian ini tidak dilakukan pengambilan sampel karena semua dosen yang mengajar 4 mata kuliah keahlian sebanyak 75 orang dijadikan responden. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada dosen yang mengajar MK 105, MK 213, MK 217, dan MK 320 clan kepada mahasiswa tahun ke I, II, III yang terpilih untuk melakukan penilaian kompetensi mengajar dosen . Analisis data terdki dari analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan 62,7% dosen memiliki kompetensi mengajar cukup baik. Dari basil analisis bivariat diketahui latar belakang pendidikan dengan nilai p value = 0,020, beban mengajar dengan nilai p value = 0,030 dan umur dengan nilai p value = 0,020 mempunyai hubungan bermakna dengan kornpetensi mengajar. Hasil analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan hanya latar belakang pendidikan yang berhubungan bermakna dengan kompetensi mengajar dengan nilai OR 4,88 setelah dikontrol oleh variabel akta mengajar, beban mengajar, dan umur.
Disarankan kepada Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan agar membuat suatu kebijakan bagi tenaga pengajar yang akan mengikuti pendidikan lanjut harus relevan dengan bidang keahliannya. Bagi Kanwil Depkes Propinsi agar melakukan pembinaan intensif kepada, institusi swasta. Bagi pimpinan Akademi Keperawatan agar disusun suatu program untuk meningkatkan kompetensi mengajar dengan menambah penguasaan pengetahuan/bahan pengajaran melalui pendidikan lanjut, pelatihan bidang studi dan pendidikan akta mengajar. Bagi dosen akademi keperawatan agar berusaha meningkatkan kompetensi mengajarnya melalui pendidikan lanjut, pendidikan akta mengajar atau latihan mengajar sendiri. Bagi peneliti lain agar diadakan penelitian sejenis dengan cakupan populasi yang lebih leas dan variabel penelitian yang lebih banyak.
Daftar Pustaka : 40 (1974 -1999)

Factors Related to Lecturer's Teaching Competence in Teaching Expertise Subject at Private Nurse Academy, Bandung, 2000Lecture as a teaching instructor can be seen from two dimensions, i.e. lecturer as a part of teaching-learning interaction and as an individual. As a part of teaching-learning interaction, lecturer is demanded to be a professional educator with all competence required, including teaching-learning management. As an individual, lecturer depends on some factors which differ from one another such as age, gender, education background, training, teaching certificate (AKTA), teaching experience and his/her teaching load.
A lecturer has to have teaching competence in order to bear high quality, reliable and professional graduates. Lecturers at private nurse academy also have various factors and based on interview and semester-test result of MK 105, MK 213, MK 217, MK 320 turned out that many students had. scores below passing grades. Therefore they have to makeup exam. Moreover this research has objective to obtain information about some factors related to lecturer's teaching competence at private nurse academy in Bandung.
The research were carried out in Bandung at Akper Borromeus, Akper Bhakti Kencana, Akper Bidara Mukti, and Akper Achmad Yani by using cross sectional design. This research didn't take sample for there are 75 respondents who teach four expertise subjects. Primary data is carried out by givings questioners to lecturers who teach MK 105, MK 213, MK 217, and MX 320 and to students from first, second and third year who are chosen to evaluate lecturer's teaching competence.
Analysis is carried out with univariat to find out frequency distribution. Bivariat analysis with simple logistics regression to find out the relation between independent variable and dependent variable; and confounding variable and dependent variable. Multivariat analysis with logistic regression to find out at the sometime some independent variables and confounding variables which is estimated influence dependent variable.
The result showed 62,7% lecturers have good teaching competence. The result of bivariat analysis was found out education background with score p value = 0.020; teaching load with score p value = 0,030 and age with score p value = 0.020 had correlation with teaching competence. The result of multivariat analysis with logistic regression was found out education background had correlation with teaching competense with score Odds Ratio or OR 4.88 after controlled by teaching certificate variable (AKTA), teaching load and age.
Based on the result of this research, we suggest the Center for Education for Health Personnel (Pusdiknakes) make a policy for teaching staffs who are going to take further education should be relevant to their competencies. Provincial Health Department (Kanwil Depkes) should give intensive assistance to private institutions especially for quantity and qualification of permanent and part-time teaching staffs. Nurse academy director should design programs to increase teaching competence by adding the mastery of knowledge/teaching material through further education, subject material training. Lecturer at nurse academy should try to upgrade his/her teaching competence through further education or self-practice teaching. Other researchers should carry out similar research in the future with larger respondents and variables.
References : 40 (1974 -1999)"
2000
T5142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handika Putra Pamungkas
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi berimbas pada transaksi non tunai yang mendorong perubahan perilaku orang dalam bertransaksi dan membuat keputusan.Perkembangan perangkat teknologi seperti dompet digital juga memengaruhi cara seseorang dalam berdonasi. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, perkembangan teknologi juga berdampak pada kegiatan filantropi. Dalam konteks yang lebih spesifik,penyedia layanan dompet digital perlu memberikan layananyang menarikdari teknologi yang ditawarkan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang memengaruhi keberlangsungan penggunaan dompet digital dalam berdonasi.Teori extended Technology Acceptance Model (TAM) digunakan untuk menjawab permasalahan tersebut. Sampel pada penelitian ini adalah 291 respondenyang pernah berdonasi melalui dompet digital dalam kurun waktu enam bulan terakhir.Dengan aplikasi Lisrel 8.8., Metode Structural Equation Modeling(SEM)digunakan untuk menjelaskan pembentukan sikap, yang selanjutnya berpengaruh terhadap intensi, persepsi kepuasan, dan keinginan untuk merekomendasikannya. Hasil penelitian ini menunjukkanbahwa faktor persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, dan fitur pada dompet digital berpengaruh terhadapsikap dalampenggunaan dompet digital sebagai media berdonasi. Selanjutnyaberpengaruh positif terhadap intensi penggunaan, persepsi kepuasan, dan rekomendasi untuk menggunakan layanan tersebut.

ABSTRACT
Technological developments have an impact on non cash transactions that encourage changes in people s behavior in transacting and making decisions. The development of technological devices such as digital wallets has also influenced the way people donate. In a broader scope, technological developments also have an impact on philanthropic activities. In a more specific context, digital wallet service providers need to provide attractive services from the technology offered. This study aims to see what factors influence the continued use of digital wallets in donating. The extended Technology Acceptance Model(TAM) theory is used to answer this problem. The sample in this study were 291 respondents who had donated through digital wallets in the last six months. With the application of Lisrel 8.8. The Structural Equation Modeling (SEM) method is used to explain the formation of attitudes, which in turn affect the intention, perception of satisfaction, and the desire to recommend it. The results of this study indicate that the perceived usefulness, perceived ease of use, and features of digital wallets affect attitudes in using digital wallets as a medium of donation. Furthermore, it has a positive effect on usage intentions, perceptions of satisfaction, and recommendations for using these services."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Widi Susanto
"Kehidupan manusia terbagi dalam tahapan-tahapan perkembangan sejak lahir sampai meninggal dunia, dan diantaranya adalah masa remaja. Pada setiap tahap perkembangan, ada tugas-tugas yang harus dipenuhi yang biasa disebut tugas perkembangan. Begitu pula pada masa remaja yang salah satu tugas perkembangannya adalah mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya baik yang sejenis maupun lawan jenis. Hubungan dengan lawan jenis biasanya dipenuhi atau muncul dalam perilaku berpacaran. Tugas perkembangan mempunyai peran yang penting, karena jika tidak dilalui dengan baik, seseorang akan cenderung mengalami kesulitan pada tahapan berikutnya. Berpacaran itu sendiri merupakan budaya atau fenomena yang cukup menonjol pada remaja. Berpacaran bagi remaja dapat berfungsi untuk belajar bergaul, mendapatkan identitas diri, dan lain-lain. Selain itu perkembangan seksual yang cepat mengakibatkan munculnya ketertarikan pada lawan jenisnya.
Ada beberapa alasan yang mendorong remaja berpacaran seperti untuk bersenang-senang, mencari status, belajar bersosialisasi, memilih pasangan hidup, mendapatkan persaha- batan, memperoleh keintiman atau kedekatan. Selain alasan-alasan diatas, ternyata masih ada kemungkinan alasan yang lain seperti konformitas, atau berpacaran karena konform dengan teman-teman. Pada pola alasan berpacaran ada beberapa faktor yang mungkin berkaitan, yaitu jenis kelamin, usia, pengalaman pacaran, kelompok peer dan status sosial ekonomi.
Kelompok peer juga menjadi ciri yang cukup menonjol. Kelompok peer mempunyai arti cukup penting bagi remaja, misalnya sebagi pendukung pengembangan identitas diri, minat, kemampuan. dan lain-1ain. Dalam kelompok peer inilah kemudian muncul konformitas. Tekanan untuk berbuat sesuai atau konform dengan kelompak terasa sangan kuat pada masa remaja. Disamping itu konformitas dapat terlihat dalam banyak dimensi kehidupan remaja seperti cara berbicara, berpakaian, minat, nilai-nilai, dan lain-lain.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja alasan berpacaran pada remaja, serta kemungkina konformitas termasuk alasan berpacaran dan juga faktor-faktor apa saja yang berkaitan dengan pola alasan berpacaran. Remaja yang menjadi subyek penelitian adalah remaja sekolah menengah atas yang berusia 15-17 tahun. Selain itu subyek penelitian adalah remaja yang sudah berpacaran atau pernah berpacaran, serta berasal dari golongan sosial ekonomi menengah ke atas. Penarikan sampel penelitian menggunakan metode incidental sampling yaitu sampel yang paling mudah ditemui. Instrumen untuk penelitian ini menggunakan kuesioner alasan berpacaran yang terdiri dari 32 item.
Dari hasil penelitian didapatkan ada beberapa alasan berpacaran yang dikemukakan oleh remaja yang menjadi subyek penelitian yaitu, karena saling tertarik satu sama lain, untuk saling membantu dan membutuhkan, untuk belajar saling mengenal serta mencari pasangan yang cocok, untuk saling memotivasi, untuk rekreasi dan memperoleh kesenangan, koform terhadap teman-teman kelompok, serta untuk ajang prestasi dan sumber status. Diantara alasan-alasan tersebut, ternyata konformitas termasuk alasan berpacaran pada remaja. walaupun bukan merupakan alasan utama atau alasan yang paling penting bagi remaja. Faktor-faktor seperti jenis kelamin, usia, pengalaman pacaran, kelompok peer, status sosial ekonomi mempunyai peran atau berkaitan dengan pola alasan berpacaran pada remaja. Sedangkan khusus untuk alasan konformitas faktor-faktor tersebut tidak berkaitan atau tidak mempunyai peranan yang berarti.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bilal
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis motivasi menjadi asisten dosen
akuntansi dan persepsi asisten dosen akuntansi terhadap profesi akuntan pendidik
dan persepsi terhadap imbalan yang diterima akuntan pendidik. Penelitian ini
dilakukan dengan melakukan survei kepada asisten dosen akuntansi yang terdaftar
di Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
pada periode tahun 2014 sampai dengan 2015. Survei dilakukan dengan cara
menyebarkan kuesioner dan melakukan interview. Hasil penelitian menunjukan
bahwa motivasi menjadi asisten dosen akuntansi didominasi oleh faktor keinginan
untuk memberikan kontribusi terhadap lingkungan sosial. Asisten dosen akuntansi
menilai profesi Akuntan pendidik sebagai profesi yang membutuhkan keahlian
khusus dan memiliki status sosial yang tinggi namun tidak memberikan
kompensasi yang menarik.

ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the motivation to become assistant
lecturer of accounting and their perception to the accounting lecturer profession
and its compensation. This research conducted by surveying assistant lecturer of
accounting at Departement of Accounting, Faculty of Economics and Business
University of Indonesia in the period 2014 to 2015. The survey conducted by
distributing the questionnaires and interview. The result shows that the highest
factor which motivates assistant lecturer in their engagement of teaching activities
is the desire to contribute to their social environment. Accounting lecturer was
perceived as a highly expert career with high social status but low salary and
remuneration."
2015
S60447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzie Z. Abidin
"Program pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian dari pengembangan tenaga kesehatan dengan tujuan untuk tetap meningkatkan jumlah dan mutu tenaga kesehatan yang mampu untuk mengemban tugasnya kearah perubahan, pertumbuhan dan pembaharuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kesehatan bagi seluruh lapisan masyarakat, seperti yang tertuang dalam SK Menkes Nomor. 558/Menkes/ SK/84. mempunyai togas dan fungsi melaksanakan, mengkoordinasikan dan membuka pendidikan tenaga kesehatan di lingkungan Departemen Kesehatan. Kualitas pendidikan berkaitan erat dengan kualitas masukan dan kualitas proses pembelajaran. Upaya untuk peningkatan kualitas lulusan lembaga pendidikan tenaga kesehatan hendaknya mencakup peningkatan kualitas masukan dan kualitas proses pembelajaran. Masukan utama mencakup mahasiswa, dosen, kurikulum dan perangkat pembelajarannya. Dosen memiliki peran penting dalam meningkatkan prestasi mahasiswa, dan untuk itu doses haruslah yang berkualitas. Peran, fungsi dan tanggung jawab dari profesi dosen dalam mengajar menuntut kompetensi yang tinggi dalam tugasnya. Penelitian ini secara umum bettujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja dosen dalam mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang tahun 2001. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Akademi Keperawatan (Akper), Akademi Gizi (Akzi), Akademi Kebidanan (Akbid) Depkes Palembang. Sampel penelitian adaiah seluruh dosen tetap yang mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang sebanyak 66 orang.
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengalaman kerja, pelatihan dan sumber daya mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen dalam mengajar. Dan basil analisis multivariat dapat disimpulkan bahwa pelatihan dan pengalaman kerja merupakan variabel yang dominan berhubungan dengan kinerja dosen dalam mengajar di Akademi Kesehatan Depkes Palembang tahun 2001 (OR= 4,69 dan 4,53). Berdasarkan basil penelitian, ada berbagai saran yang perlu ditindak lanjuti. Agar pihak Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan perlu meningkatkan pelatihan bagi dosen terutama yang sesuai dengan materi kuliah yang diajarkan; selain itu perlunya meningkatkan penyediaan saran prasarana yang menunjang dalam proses belajar mengajar. Bagi pihak institusi Akademi Kesehatan Depkes Palembang hendaknya mengaktifkan peran dosen senior dalam membimbing dosen yunior selain itu agar staf dosen diberi kemudahan untuk mengikuti pelatihan secara bergantian. Perlunya penelitian lanjutan terhadap faktor-faktor yang ada diluar faktor-faktor dalam penelitian ini.

Factors Related to the Performance of Lecturers within The Academy of Health Minister of Health Palembang in The Year 2001.Educational program for health professional is a part of human resource for Health (HRH) development, which have objectives to add its quantity and also to improve their quality. So that, they contribute significantly to health service changes, growth and innovations (Minister of Health Decree Number: 158/MenKes/SK/84). Quality of education is very much related with quality of input and process factors. It is therefore, input and process factors should always be considered in any effort to improve learning process. Factor within input are the students, lecturers, curriculum and educational infra structures. Lecturers are believed to have significant roles in improving students achievements, and therefore, their quality should always be monitored and improved. Their roles, functions and responsibilities demand high competencies. This study has objective to describe factors related to the performance of lecturers within the Academy of health , Ministry of Health Palembang in the Year 2001. The study used cross sectional design, which covered lecturers within Nurse, Nutrition, and Midwives Academics, Ministry of Health Palembang_ (Total population = 66 ).
The study showed that work experience, previous training and education resources variables have significant relationship with the performance. Furthermore using multivariate statistic, it is shown that previous training and work experience variables are dominantly related to performance (OR =4.69 and = 4.53 respectively). This study reccomrnends to The Central for Health Professional Education (Pusdiknakes) to add more training for lecturers especially training that are related to courses teached by them. Furthermore, Pudiknakes should always maintain and improve education resources in supporting learning process in each Academy. This study also suggest that the Academy of Health Ministry of Health Palembang should develop a system of young lecturers mentoring and support strongly and open widely any training opportunity for them. At last this study recommends to continue the study to explore others than factors examined."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oos M. Anwas
"Dengan sifat dan karakteristiknya, teknologi diyakini banyak pihak sebagai media alternatif pembelajaran. Sebagai hasil inovasi, pemanfaatan internet untuk pembelajaran memerlukan kajian dan penyempurnaan. Selain itu proses difusi juga perlu terus dilakukan sehingga bisa diadopsi oleh sasaran khususnya dosen yang sering disebut sebagai agen pembaharuan dalam pendidikan. Oleh karena itu kegiatan penelitian, pengkajian, dan penyebarluasan perlu terus dilakukan.
Pendekatan difusi inovasi menempatkan sikap sebagai salah sate tahapan panting dalam proses keputusan inovasi. Oleh karena itu permasalahan penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi sikap terhadap internet sebagai salah satu kesiapan dalam mengadosi inovasi e-learning. Asumsinya bahwa sikap terhadap internet yang rnerupakan basil inovasi dipengaruhi oleh exposure informasi, kedekatan dengan teknologi komunikasi dan informasi, serta kebutuhan sebagai profesi dosen. Untuk menguji kemurnian hubungan antar variabel tersebut dikontrol dengan aspek domografi dan personality yang merupakan variabel penjelas.
Studi ini merupakan multi level analysis yaitu tidak hanya meneliti pada level individu tetapi juga level organisasi, dengan cara membandingkan dua organisasi yang memiliki kondusivitas berbeda yang diduga dapat membedakan model hubungan antar variabel tersebut.
Metode yang digunakan adalah survei (cross sectional survey) terhadap dosen Universitas Pendidikan Indonasia dan Universitas Pasundan Bandung dengan total sampel 140 orang. Hasil uji multiple regression, diketahui adanya hubungan yang positif dan signifikan antara ketiga variabel independen dengan variabel dependen. Melalui uji elaborasi dan signifikansi perbedaan diketahui bahwa hubungan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor: jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, klas ekonomi, dan tipe kepribadian. Berdasarkan nilai standarized regression coefficients dan signifikansi diketahui terdapat perbedaan model. Organisasi yang mendukung (kondusif) menunjukan model hubungan yang signifikan, sebaliknya organisasi yang kurang mendukung terbukti tidak signifikan.
Implikasi akademisnya adalah bahwa dalam penelitian difusi inovasi pada level individu perlu pula dipertimbangkan faktor lingkungan, seperti: institusi, budaya, atau faktor-faktor Iain di luar level individu. Diketahui pula masih ada variabel-variabel lain yang mempengaruhi sikap terhadap internet yang belum dimasukan dalam model tersebut. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam.
Sebagai rekomendasi praktis, untuk membentuk sikap positifloptimis terhadap internet dalam organisasi yang relatif homogen ini, diperlukan kebijakan dan komitmen pimpinan organisasi dan anggotanya untuk menciptakan organisasi yang kondusif dalam mengadopsi inovasi e-learning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi
"Dalam rangka meningkatkan mutu lulusan pendidikan tenaga kesehatan salah satu faktor yang berperan adalah tenaga pengajar. Kualitas tenaga pengajar di institusi pendidikan tenaga kesehatan masih rendah, hal ini dapat dilihat sebanyak 43% tenaga pengajar berpendidikan DM. Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui kinerja tenaga pengajar dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja tenaga pengajar. Yang dimaksud dengan kinerja adalah kemampuan dosen dalam melaksanakan pekerjaan yang terkait dengan proses belajar mengajar.
Disain penelitian ini adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada 4 Akademi Keperawatan di Jakarta Utara. Sebagai subyek penelitian adalah semua dosen tetap yang mengajar di institusi pendidikan tersebut. Jumlah seluruhnya 33 orang. Pengumpulan data primer dilakukan dengan memberikan kuesioner pada responden untuk diisi. Penilaian kinerja dosen dilakukan oleh Mahasiswa dari Akademi Keperawatan yang bersangkutan dengan menggunakan instrumen penilaian kinerja. Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa kinerja rata-rata dosen sebesar 69,45 dengan standar deviasi 14,69, nilai kinerja terendah sebesar 44 dan nilai kinerja tertinggi sebesar 92. Dari hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan dosen, pendidikan Akta mengajar, pelatihan, pengalaman mengajar, fasilitas pendidikan, pembinaan dengan kinerja dosen (p<0,05). Sedangkan jenis kelamin, usia, status perkawinan, pendapatan tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja dosen (p>0,05).
Untuk meningkatkan kinerja dosen, perlu peningkatan pendidikan bagi para dosen, memberi kesempatan untuk mengikuti pendidikan Akta mengajar dan pelatihan-pelatihan serta pembinaan kepada dosen-dosen.

Factors Related with Work Performance of Nursing Academy Lecturers in North Jakarta in 2001In enhancing quality of health personal graduate, one of factors plays significant role in the lecturers, Quality of lecturers / instructors in educational institution of health personal is still low, it can be seen as 43 % of instructors were only graduated of Diploma III/Academy certificate. It is urgent to known their work performance and factors connected with the performance. The work performance itself is defined as lecturer's competency in teaching-learning process.
The design of this research was survey with cross sectional approach. The research took place at 4 nursing academies in North Jakarta. The subject of this research was all of 33 permanent lecturers who teach at the institutions. The primer data collecting was conducted by distributing questionnaire to the respondents. Students of nursing academies carried as respondents out grading work performance of their lecturers using work evaluation instrument.
The univariat analysis indicated that in average, their performance were 69,45 out of 100 scales, with deviation standard 14,69, the lowest work was 44 and the highest one was 92. The bivariat analysis implied that there was a significant relation between lecturers' educational level, education of teaching diploma, training, teaching experience, educational facility, and guiding with work performance of lecturers (p<0,05). Meanwhile type of sex, age, marital status, and income level did not have significant connection with lecturers' work (p>0,05).
To improve lecturers' work performance, it is urgent to increase lectures' education and to grant them an opportunity to attend education of teaching diploma and training as well as to guide them.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T4747
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahalik
"Mutu pendidikan di Perguruan Tinggi (PT) salah satunya adalah ditentukan oleh kualitas para pengajarya (Dosen). Untuk menghasilkan dosen yang bermutu tinggi, periu dilakukan penilaian kinerja atas dosen tersebut. Sebanyak 303 dosen dinilai kinerjanya pada semester ganjil 2002/2003 di STIE Perbanas. Pihak-pihak yang menilai dosen tersebut adalah mahasiswa, dosen koordinator, jurusan, dan dosen-dosen di bawah koordinator. Tingkat kinerja dosen dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP) satu semester.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dosen. Sedangkan, sampel penelitian yang diambil adalah sebanyak 166 dosen. Adapun alatanalisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan program SPSS for Windows. Uji korelasi yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel X dan Y. Dalam hal ini metode yang digunakan adalah Analisis Korelasi Bivariate, Koefisien Korelasi Pearson ( r ), dan uji signifikansi dengan mengambil tingkat kepercayaan 95%.
Secara umum hasil penelitian ini menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dosen adalah kompensasi, masalah yang dihadapi dosen (berhubungan dengan stres karyawan), banyaknya waktu yang digunakan untuk up-grade ilmu (berhubungan dengan knowledge/skill), hubungan dengan mahasiswa dan karyawan (berhubungan dengan hubungan antarmanusia), dan usia.
Saran yang diajukan penulis adalah agar STIE Perbanas memperhatikan faktor kompensasi dalam kaitannya untuk meningkatkan kinerja dosen, dalam merekrut dosen tidak melihat usia dosen karena belum tentu usia yang lebih tua akan memiliki kinerja yang bagus pula, pemberian penghargaan bagi dosen yang berkinerja baik, melimpahkan SKS semester selanjutnya berdasarkan kinerja semester sebelumnya, dan pelaksanaan evaluasi dosen hendaknya dapat dilakukan tiap semester agar kinerja dosen dapat dipantau secara periodik serta diberikan umpan balik terhadapnya, STIE Perbanas sebaiknya menghimbau para penilai agar tidak cenderung sentral (rata-rata) dalam menilai dan tidak diiatarbelakangi perasaan pribadi, menciptakan lingkungan kerja yang mendukung terciptanya hubungan yang selaras antara dosen dengan karyawan dan mahasiswa, dan yang terakhir memberikan fasilitas bagi para dosen untuk meng-upgrade ilmunya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12462
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waryuzal
"Mutu Institusi pendidikan dapat dilihat dari scjauh mana institusi tersebut mewujudkan visinya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat, dunia kerja dan kebutuhan profesional. Salah satu faktor yang menentukan mutu institusi pendidikan adalah kinexja sumber daya dosen dalam melaksanakan persiapan pengajamn, pelaksanaan pengajaran dan evaluasi pengajaran.
Akaderni Keperawatan Pemerintah Pnopinsi Riau merupakan konversi dari SPK pada tahun 2003, dari basil evaluasi bagian wdemik tahun 2005/2006 terdapat bcbcrapa permasalahan yang ditemui antara lain: Dosen Penanggung jawab mata ajaran yang tidak mempunyai silabus 30%, doscn tidak tetap yang tidak memhuat Rencana Pengajaran (RP) 90%, tingkat kehadiran dosen 75%, dan ketidak puasan mahasiswa terhadap nilaj hasil cvaluasi.
Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dimana sampel penelitian adalah seluruh dosen yang meliputi 34 orang (total sampling). Variabel independen meliputj : umur, jenis kelamin, status kepcgawaian, tingkat pendidikan, alcta mengajar, pelatihan, motivasi, persepsi, kenampilan, fasilitas pendidikan, imbalan, beban mengajar dan supen/isi. Sedangkan variabcl dependen adalah kinelja dosen yang meliputi : pcrcncanaan, pcngajaran, pelakbunaan pengajaran dan evaluasi pengajaran. Untuk melengkapi hasil cross sectional maka dilakukan juga EDOM dan wawancara.
Penelitian ini bertujuan Lmtuk memperoleh gambaran kinerja doscn di Akademi Keperawatan Pemerintah Propinsi Riau serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Instrumen yang digunakan bempa checklist dan pedoman wawancara. Pengolahan data hasil penelitian menggunakan program SPSS dan dianalisa secara univariat, bivaxiat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan secara umum kinerja dosen di Akademi Keperawatan Pemerintah Propinsi Riau masih nendah dimana 47,1 % mempunyai k.i.11Clja baik dan 52,9 % mempunyai kinegia kurang. Faktor-faktor yang mempengaruhi secara signiiikan adalah akta menggiar, pelatihan dan imbalan. Sedangkan faktor yang paliug dominan adalah faktor pelatihan.
Disarankan untuk meningkatkan kinexja dosen di Akademi Keperawatan Pemerlntah Propinsi Riau agar mengirim dosen-dosen untuk mengikuti pelatihan dan mengikuti pendidikan akta, disamping itu dilakukan pemberian insentif untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteman dosen.

The quality of an educational institution can be appraised from how succeed that institution to accomplish its visions in order to fulfill the community demand, working world, and professional needs. One of factor that determining the quality of an educational institution is the performance of its human resources, in this case is the teachers, on managing the planning, implementation, and teaching evaluation.
A public nursing college of Riau Province, which is a conversion of health nursing school (SPK) in 2003, based the academic affair evaluation has found some problems, such as: 30% of teacher that responsible to the teaching subject has no have syllabus, 90% of temporary teacher is never create a Teaching Planning (TP), level of presence of the teacher is 75%, and student's un-satisfactory towards the result of evaluation.
The study is using a cross-sectional design where sample are all 34 teachers at the college (total sampling). The independent variables are consist of: age, sex, employment status, level of education, teaching certification, training, motivation, perception, skill, teaching facilities, reward, teaching load, and supervision. Meanwhile, the dependent variable is the teacher's performance which consists of: planning, teaching, teaching implementation, and teaching evaluation. To complete the study, a result of EDOM (Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa/Teacher Evaluation by the Student/TES) and interviews are also included.
The study has a purpose to describe the teachers' performance of the public nursing college of Riau Province, as well as its factors related. The instruments are a checklist and interview guidance. Data will analym by using a statistical analysis software to produce a univariate, bivariate, and multivariate analysis.
In general, the result ofthe study showed that the teachers' performance is still low, where 47.1% of teachers have a good performance, and 52.9% has poor performance. Factors that significantly related arc: teaching certification, training, and reward. And the most dominant f8Ot01' is training.
It is suggested that in order to increase the teachers' performance, a training and acquiring teaching certilication is needed, as well as providing an incentive for increasing the teacher's payment and welfare.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34574
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>