Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Dwi Aprilia
"Pasar telepon seluler sangat berkembang dan mengalami pertumbuhan yang tinggi tiap tahunnya. Persaingan merek-merek telepon seluler pun makin ketat. Maka amatlah penting bagi merek tersebut untuk mengetahui siapa konsumennya dan apa kebutuhan, keinginan dan motivasi yang membuat mereka membeli suatu merek.
Tesis ini bertujuan untuk menganalisa konsumen dalam pasar telepon seluler dan mengelompokkannya kedalam segmen-segmen berdasarkan keinginan dan kebutuhan mereka dalam membeli telepon seluler. Analisa ini didasarkan pada psikografis konsumen yaitu kepribadian, sikap, ketertarikan dan pendapat mereka akan telepon seluler dan didasarkan pada segmentasi archetypal.
Segmentasi archetypal adalah alat untuk menganalisa bagaimana sebuah merek dilihat oleh konsumennya dan mencoba memahami apa kebutuhan dasar dari konsumen yang dipenuhi oleh satu merek dan bukan merek lainnya. Akhirnya segmentasi archetypal ini dapat digunakan untuk memandu perusahaan dalam membentuk strategi pengembangan merek mereka
The market for mobile phone continues to experience high growth. And the competition is getting fierce. Therefore, it is important for mobile phone companies to know their consumers, their wants, needs and motivation behind their decision to buy the brand.
The objectives of this thesis are to analyze consumers in mobile phone category and group them to different segments based on their needs and wants in buying a certain mobile phone brand. This analysis is based on consumer's psychographic profiles which are their personalities, attitudes, interest and opinion. It is also based on their archetypal segmentation.
Archetypal segmentation is a tool to analyze how a certain brand is seen by their consumers and trying to understand how a certain brand fulfill consumer?s most basic needs that cannot be fulfilled by others. In the end this archetypal segmentation can be use by companies to guide them to shape and develop their brand.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Savitri Rahmawati
"Skripsi ini membahas tentang metafora Bahasa Jepang yang ada pada narasi iklan telepon genggam NTT Docomo dengan tema haha to musume yang muncul pada tahun 2010. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif analisis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa narasi iklan merupakan metafora besar yang membungkus keseluruhan iklan yang membawa amanat yang tersirat yaitu nilai keluarga bagi masyarakat Jepang, khususnya hubungan antara ibu dan putrinya. Ada tiga buah metafora yang ditemukan, yaitu metafora yang menyatakan waktu, hubungan dua arah, dan kenangan.

The focus of this study is the Japanese metaphor in the advertisement of NTT Docomo mobile phone in 2010 that had the haha to musume campaign. This research is qualitative descriptive analysis. This study shows that narrative advertisement is a big metaphor that covers the whole message of the advertisement. The message is on the family value in Japanese society, especially the bond between mothers and daughters. There are three metaphors which are found in the advertisement. Those are the metaphor that shows about time, two ways connection, and memory."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S13850
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yustinus Kristyanto Nugroho
"Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap komunikasi, maka alat-alat komunikasi mulai berkembang pesat yang sampai saat ini telah mengenal teknologi yang disebut mobile phone. Teknologi ini mendorong berkembangnya service provider dan produsen handset atau handphone untuk mulai memasarkan produknya. Beberapa produsen yang cukup dikenal luas diantaranya ialah Nokia, Sony Ericsson, Samsung, dan lain-lain.
Karena hubungan antara service provider dan produsen handphone yang saling membutuhkan, maka langkah yang dilakukan service provider paralel dengan langkah yang dilakukan oleh produsen handphone. Di saat service provider menyuguhkan sebuah layanan baru, di saat itu jugalah produsen handphone meluncurkan produk yang mengoperasikan layanan tersebut. Bagi para produsen handphone, perkembangan teknologi yang ada dapat dengan mudah diterapkan pada produk-produk yang mereka hasilkan. Sehingga teknologi-teknologi yang paling baru dapat dengan mudah ditemukan pada berbagai merek handphone. Tetapi pada hasil penjualan yang diperoleh, terdapat perbecfuan yang cukup mencolok. Nokia misalnya, sudah beberapa tahun terakhir memperoleh pangsa pasar paling tinggi. Samsung juga menunjukkan perkembangan penjualan yang cukup baik dengan menempati peringkat tertinggi dalam hal peningkatan penjualan pada tahun 2002. Tetapi pada tahun yang sama, Sony Ericsson malah mengalami penurunan. Hal-hal apakah dari sisi produk yang mendorong perbedaan pada basil yang diperoleh.
Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing dimensi yang dibentuk dari atribut-atribut yang melekat dalam suatu produk handphone, mengetahui pemetaan antara tingkat kepentingan dengan penilaian yang diberikan oleh responden dalam sebuah kuadran untuk masing-masing merek, dan mengetahui perbedaan penilaian yang diberikan oleh responden terhadap dimensi yang ada tersebut.
Penelitian ini dimulai dengan melakukan riset exploratory untuk melihat atribut-atribut apa saja yang diperhatikan oleh konsumen dalam memilih suatu jenis handphone. Atribut-atribut ini kemudian dikumpulkan ke dalam dimensi-dimensi yang sering digunakan oleh Majalah Selular dalam setiap ulasannya mengenai suatu produk handphone. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan riset kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden pemakai merek Sony Ericsson, Nokia, dan Samsung dengan cara non probability sampling dan memakai metode convenience sampling. Jumlah responden yang diambil adalah 150 orang dengan pembagian yang merata antara ketiga merek tersebut.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain menunujukkan bahwa para pemakai handphone cenderung untuk mengganti handphone pada saat mereka merasa ingin mengganti handphone yang mereka pakai tersebut atau pada saat handphone yang mereka pakai sudah rusak. Mereka juga cenderung untuk membeli produk handphone yang harganya berkisar antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 juta. Dimensi yang sebelumnya didasarkan pada ulasan Majalah Selular kemudian diabaikan dan menggunakan dimensi yang diperoleh dari analisis faktor. Dimensi-dimensi ini kemudian diurutkan oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan mereka dalam melihat suatu produk handphone yaitu berturut-turut kualitas, others, fitur, tampilan, dan yang terakhir varian.
Dari analisis kuadran diperoleh hasil bahwa dimensi yang dianggap penting dan dinilai dengan baik oleh responden pada ketiga merek tersebut adalah kualitas. Pada kuadran ini, Sony Ericsson juga menempatkan dimensi fitur, Nokia juga menempatkan dimensi others dan fitur. Pada diagram yang dianggap kurang penting oleh responden namun dinilai baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan tampilan, sedangkan Samsung tidak menempatkan dimensi apapun. Pada dimensi yang dianggap kurang penting dan dinilai kurang baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan dimensi varian, sedangkan Samsung menempatkan dimensi varian dan tampilan. Pada dimensi yang dianggap penting tetapi dinilai kurang baik, Sony Ericsson menempatkan dimensi others, dan Samsung menempatkan dimensi others dan fitur, sedangkan Nokia tidak menempatkan dimensi apapun di kuadran ini.
Penilai yang dilakukan responden terhadap ketiga merek tersebut berdasarkan dimensi yang ada menunjukkan bahwa hanya dimensi varian saja yang berbeda secara nyata, padahal dimensi ini berada pada peringkat paling akhir dari tingkat kepentingan yang diperhatikan oleh responden. Perbedaan penilaian ini terjadi pada penilaian yang diberikan responden terhadap Sony Ericsson dan Nokia, sedangkan untuk Samsung, tidak terdapat perbedaan secara nyata terhadap dua merek lainnya tersebut.
Hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan atau menjaga tingkat penjualan yang cukup baik ialah dengan meningkatkan brand equity dari merek yang bersangkutan dengan meningkatkan asosiasi merek dalam benak konsumen. Salah satunya ialah dengan menitikberatkan promosi pada pembentukan sikap dan meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka promosikan lebih baik daripada merek lainnya serta memberikan stimulus kepada calon konsumen agar mereka dapat terpengaruh sehingga dapat membangkitkan keinginan mereka untuk membeli produk yang dipromosikan.
Cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan varian-varian yang lebih banyak kepada konsumen. Selain itu, peningkatan kualitas juga sangat perlu untuk dapat disesuaikan dengan tingkat yang diharapkan oleh konsumen."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Wibiyanto
"Tulisan ini berisikan paparan mengenai ekuitas merk. Pembahasan mengenai arti dari ekuitas merk dan lingkungan yang mempengaruhinya pun ikut disajikan. Di dalamnya termasuk paparan mengenai konsep dari merk, peranan dari ekuitas merk dan elemen-elemen yang membentuk sebuah ekuitas merk. Tulisan ini juga menyajikan metode-metode yang dapat digunakan dalam melakukan perhitungan terhadap ekuitas merk yang dimiliki oleh suatu produk. Untuk menyajikan gambaran riil akan analisis ekuitas merk, tulisan ini menyertakan hasil penelitian terhadap ekuitas merk yang dimiliki oleh Sony Ericsson sebagai salah satu produsen handphone. Penelitian dilakukan dengan menganalisis elemen ? elemen yang ada pada ekuitas merk Sony Ericsson menggunakan metode-metode yang pernah digunakan sebelumnya dalam meneliti ekuitas sebuah produk. Penelitian dilengkapi dengan table, grafik, dan gambar yang didapat baik melalui data sekunder maupun data primer untuk menyajikan sebuah analisis yang sesuai dengan tujuan penulisan. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar ekuitas merk yang dimiliki oleh Sony Ericsson sebagai sebuah produk yang baru pertama kali meluncurkan produknya 5 tahun lalu. Dengan demikian, dapat digambarkan dengan jelas bagaimana ekuitas merk dapat terbentuk dalam sebuah produk."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
S5920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Cahaya Purnama
"Semiotika adalah disiplin ilmu yang mengkaji makna tanda. Iklan terkait erat dengan semiotika. Dengan menggunakan pendekatan semiotika, kita dapat mengetahui tanda-tanda yang terdapat pada sebuah iklan, yang digunakan untuk memperlihatkan kekuatan produk yang pada akhirnya diharapkan dapat mempengaruhi konsumen untuk membelinya. Di dalam setiap iklan pasti terdapat sebuah pesan. Kesuksesan sebuah produk tidak terlepas dari konsep iklannya yang menyiratkan pesan di dalamnya. Samsung GALAXY S III merupakan salah satu produk yang penjualannya sukses di Jerman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna-makna apa yang terkandung pada iklan Samsung GALAXY S III versi bahasa Jerman di media televisi, serta bagaimana cara penyampaian pesan-pesan dalam iklan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis semiotika. Sebagai penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau wacana, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yang kemudian diinterpretasikan dengan landasan teori semiotika dan semantik. Melalui pendekatan semiotika, saya akan berusaha menggali nilai-nilai dan makna dari tanda yang ada dalam iklan telepon genggam Samsung GALAXY S III versi bahasa jerman di media televisi.

Semiotics is an analytical method to assess signs. Advertising is closely associated with semiotics. By using this approach, we can find out signs in advertising, that used to show the power of products which is expected to affect the consumer to buy it. In every advertising there is definitely a message. The success of a product can?t be separated from the concept of the advertising that implies a message in it. Samsung GALAXY S III is one of the products that are sold successfully in Germany. The purpose of this research is to know the meanings of what is contained on the Samsung GALAXY S III advertisement (German version) in television media, as well as how to go about delivering messages in advertising.
The research method that I used is descriptive qualitative research approach to the analysis of semiotics. As descriptive research, this study only exposes a situation or a discourse, not testing the hypothesis or make predictions. Data in this study is qualitative data which is then interpreted by a foundation theory of semiotics and semantics. Through our approach to semiotics, I will try to dig up the values and the meaning of the sign in advertising mobile phones Samsung GALAXY S III (German version) in television media."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Isabella
"Dewasa ini, Nokia adalah produk telepon genggam paling laris di seluruh dunia. Di Jerman, dengan pemasaran produk melalui iklan dalam majalah Der Spiegel, produsen Nokia dapat menarik perhatian konsumen agar membeli produk tersebut atau meyakinkan mereka agar tetap menggunakan produk tersebut. Pada tahun 2005, produsen Nokia mengiklankan delapan produknya dalam majalah Der Spiegel, yaitu Nokia 6680, Nokia N70, Nokia 8800, Nokia 7710, Nokia N90, Nokia 9300, Nokia 6630, dan Nokia 6230i, Nokia 6170, Nokia 9300. Bahasa iklan merupakan hal yang penting dalam memasarkan sebuah produk. Di dalam iklan-iklan tersebut, proses kreatif dilakukan dengan seksama, yaitu melalui penggunaan kata-kata yang memiliki makna tertentu dan hubungannya secara semantis dengan gambar yang tepat. Dalam meneliti bahasa iklan ini, saya menggunakan teori makna dari Blanke dalam bukunya yang berjudul Einf_hrung in die semantische Analyse dan buku karangan R_mer yang berjudul Die Sprache der Anzeigenwerbung untuk mendukung teori makna tersebut. Selain itu, saya juga menggunakan buku karangan Janich yang berjudul Werbesprache. Setelah menganalisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa makna referensial, stilistis, afektif, dan asosiatif adalah makna yang digunakan dalam komponen teks bahasa iklan, sedangkan hubungan semantis teks dengan gambar berupa analogi visual, pembuktian, dan pengulangan

Heuzutage ist Nokia ein Mobilfunkprodukt, das auf der Welt am meisten verkauft wird. In Deutschland kann der Nokiahersteller durch Werbungsmarketing im Spiegel die Aufmerksamkeit der Konsumenten erregen, damit sie das Produkt kaufen wollen, oder um sie zu _berzeugen, das Produkt st_ndig zu benutzen. Im Jahr 2005 hat der Nokiahersteller 8 Werbungen im Der Spiegel ausgegeben, und zwar Nokia 6680, Nokia N70, Nokia 8800, Nokia 7710, Nokia N90, Nokia 9300, Nokia 6630, und Nokia 6230i, Nokia 6170, Nokia 9300. Die Sprache der Werbung ist wichtig, um ein Produkt auf den Markt erfolgreich vorzustellen. In diesen Werbungen ist der kreative Prozess genau durchdacht, d.h. durch die Nutzung des Wortschatzes, der bestimmte Bedeutung hat, und durch die richtige semantische Text-Bild-Relationen. Als theoretische Grundlage habe ich die Bedeutungstheorie von Blanke in dem Buch Einf_hrung in die semantische Analyse und die Theorie von R_mer in dem Buch Die Sprache der Anzeigenwerbung benutzt, um die Bedeutungstheorie von Blanke zu unterst_tzen. Au?erdem habe ich auch die Theorie von Janich in dem Buch Werbesprache verwendet. Nach der Analyse in dieser Arbeit kann man eine Schlussfolgerung ziehen, dass die Bedeutungen in den Textelementen der Mobilfunktelefonwerbungsprache _Nokia_ im Der Spiegel die referentielle, stilistische, affektive und assoziative Bedeutung sind. Dar_ber hinaus besteht die semantische Text-Bild-Relationen in diesen Werbungen nur aus visueller Analogie, Beweis und Wiederholung."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S15013
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aveline Leonadiputri
"Tesis ini menganalisa pengaruh customer perceived value, brand trust, dan brand affect terbadap brand loyalty. Studi ini adalah riset kuantitatifyang menggunakan data primer melalui kuesioner yang disebarkan ke pengguna telepon genggrnn di Jakarta. Desain riset ini adalab riset desktiptif yang menggunakan metode analisa regresi sederbana. Hasil penelitian ini menunjukkan babwa teradapat hubungan yang positif dan signifikan antara customer perceived value, brand trust, dan brand affect dalam membangun brand loyalty.

This thesis analyzed the effect of customer perceived value, brand trust, brand affect to build brand loyalty. This research is a quantitative research which uses primary data through questionaire from mobile phone users in Jakarta. The design of this research is a descriptive research which use simple regression method. The results of this research show that there is a positive and significant relationship between customer perceived value, brand trust, and brand affect to build brand loyalty.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T 27212
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isbedy Stiawan Z.S.
Lampung: Siger Publisher, 2019
808.81 ISB s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nurman Sumantri
"ABSTRAK
Dewasa ini handphone sebagai salah satu piranti telekomunikasi telah berubah
fungsi bukan saja sebagai alat untuk berkomunikasi, handphone juga bisa berfungsi
sebagai ternan pendamping para penggunanya dalam melakukan kegiatan sehari-hari
Semakin ketatnya diferensiasi produk dalam industri handphone dewasa ini telah
mengarah kepada trend penggabungan aspek multimedia ke dalam fungsi handphone
yang telah ada pada saat ini. Selain itu perlu adanya suatu brand/merek yang berisikan
image dan asosiasi positif yang dapat membantu kinerja dari tiap kualitas dan performa
produk yang ditawarkan ke dalam pasar, sehingga produk yang akan dan atau sudah
ditawarkan kepada pasar dapat memiliki faktor pembeda dengan produk yang ditawarkan
oleh pemain lain, meskipun secara fisik jenis, kualitas dan kemampuan produk yang
ditawarkan sama.
Untuk menjawab keadaan pasar di atas, Sony dan Ericsson sebagai dua
perusahaan besar dunia yang telah cukup lama berada di dalam industri handphone, sejak
tanggal 1 Oktober 2001 bergabung untuk menyatukan dua kekuatannya kedalam satu
buah perusahan di bawah satu merek yang sama yaitu Sony Ericsson. Alasan lain yang
melatarbelakangi penggabungan di atas, dikarenakan semakin merosotnya image dan
asosiasi positif serta dimensi kemampuan produk dari kedua merek Sony dan Ericsson
dalam persaingan di industri handphone.
Dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun setelah proses penggabungan, temyata
bukan terjadi penambahan baik dalam image dan asosiasi positif dalam merek meskipun
secara kualitas produk dan kemampuan sudah terlihat mengalami peningkatan secara
signifikan, melainkan merosotnya peringkat merek Sony Ericsson yang berasal dari
posisi ke 3 menjadi berada pada posisi ke 4 berurutan dibawah Nokia, Siemen dan
Motorola.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, kemudian dilakukan penelitian untuk
melihat keadaan bagaimana sebenamya brand awareness dan brand image, brand
associations yang terdapat pada merek Sony Ericsson serta faktor-faktor yang menjadi
bahan pertimbangan konsumen dalam memilih jenis handphone.
Desain penelitian berbentuk penelitian kuantitatif, dengan objek penelitian dan
unit analisis adalah tentang persepsi konsumen tentang brand awareness, brand image,
brand associations terhadap co-branding Sony Ericsson saat ini jika dibandingkan
dengan kedua merek Sony dan Ericsson sebelum bergabung, serta faktor-faktor yang
dijadikan pertimbangan konsumen dalam memilih jenis handphone. Dalam pemilihan
responden digunakan metode non probability sampling dan convinience sampling.
Penelitian dilakukan dengan melibatkan 120 responden pengguna handphone baik
user/non user merek Sony Ericsson yang masing-masing diberikan pertanyaan dalam
bentuk brand awareness, brand association apa yang melekat pada Sony Ericsson, dan
tingkat pengetahuan konsumen terhadap co-branding Sony Ericsson.
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan;
Pertama bahwa walaupun tingkat awareness terhadap Sony Ericsson tidaklah buruk,
namun Sony Ericsson hanya menduduki urutan kedua (unaided awareness) setelah Nokia
yang menempati top of mind pada konsumen pengguna handphone. Hal ini disebabkan
karena sudah semakin dekat dan kuatnya hubungan yang dijalin oleh Nokia dengan
konsumen pengguna handphone melalui produk-produk yang menarik dan memiliki user
friendly terhadap pemakainya.
Kedua, dari 11 (sebelas) asosiasi yang dikaitkan dengan Sony Ericsson, terdapat 3 (tiga)
asosiasi kuat yang menempel pada merek Sony Ericsson, yaitu: Gabungan Dua
Perusahaan Besar Dunia, Nama Besar dan Teknologi Ericsson dan
Multimediaphone.
Ketiga, asosiasi-asosiasi di atas telah menjadi salah satu faktor penentu dalam
pertimbangan konsumen untuk memilih jenis dan handphone yang akan digunakan
(dimiliki), selain karakteristik kualitas dan kemampuan dari tiap jenis handphone yang
dikeluarkan oleh Sony Ericsson. Konsumen sudah cukup terpuaskan atas kinerja dan
performa Sony Ericsson sampai dengan saat ini, terbukti dengan adanya nilai
pembobotan yang berada di interval "agak puas" cenderung mengarah ke statement
"puas".
Keempat, image yang melekat pada merek Sony Ericsson saat ini adalah: merek Sony
Ericsson lebih menjanjikan, merek Sony Ericsson memiliki faktor pembeda dengan
merek lain, dan merek Sony Ericsson memiliki personalitas tertentu.
Kelima, meskipun sempat mengalami penurunan dari kesuluruhan aspek merek, saat ini
image dan asosiasi positif Sony Ericsson telah bertambah baik dibandingkan dengan saat
kedua perusahaan tersebut sebelum waktu penggabungan pada tanggal 1 Oktober 2001.
Dari keseluruhan analisa dapat disimpulkan bahwa Sony Ericsson telah
melakukan peningkatan baik dari aspek brand management dan aspek inovasi produknya,
hal ini bisa dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penerapan strategi perusahaan
pada saat yang akan datang guna mencapai goals perusahan sebagai pemain nomor satu
pada industri "multimedia bergerak" dalam kurun waktu 5 tahun mendatang.
"
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>