Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irma Adnan
"Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan hubungan antara tipe kepribadian, tipe circadian dengan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi. Kepribadian adalah suatu yang unik dan khas pada diri setiap individu yang mempengaruhi cara penyesuaian dirinya terhadap lingkungan. Ada dua tipe kepribadian yaitu extravert dan introvert. Circadian adalah suatu ritme perubahan fungsi-fungsi tubuh individu yang terjadi dalam waktu 24 jam. Ada dua tipe circadian yaitu tipe siang dan tipe malam, sedangkan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi adalah perasaan positif atau negatif terhadap sistem kerja shift tersebut.
Selain untuk menemukan hubungan, penelitian ini juga dimaksudkan untuk menemukan perbedaan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi antara pekerja dengan kepribadian yang cenderung extravert dan pekerja dengan kepribadian yang cenderung introvert, serta antara pekerja dengan tipe circadian siang dan pekerja dengan tipe circadian malam.
Penelitian dilaksanakan di PT SC yang pekerjaannya menuntut tingkat aletness (kesiagaan) tinggi. Sebanyak 214 pekerja bagian produksi dari perusahaan tersebut dijadikan sampel penelitian.
Data dikumpulkan melalui angket Sikap terhadap sistem kerja shift rotasi, angket Kepribadian dan angket Circadian. Untuk menemukan hubungan antara tipe kepribadian dengan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi, dan hubungan antara tipe circadian dengan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi, dilakukan perhitungan korelasi bivariate. Analisis dilanjutkan dengan perhitungan regresi berganda untuk mengetahui sumbangan variabel tipe kepribadian dan tipe circadian terhadap sikap terhadap sistem kerja shift rotasi. Kemudian untuk menemukan perbedaan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi antara dua kelompok kepribadian dan dua kelompok circadian dilakukan uji t.
Dari penelitian ditemukan ada hubungan negatif yang signifikan antara tipe kepribadian dengan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi. Semakin extravert kepribadian pekerja, semakin negatif sikapnya terhadap sistem kerja shift rotasi. Ditemukan juga hubungan yang negatif signifikan antara tipe circadian dengan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi. Semakin siang tipe circadian pekerja, semakin negatif sikapnya terhadap kerja shift rotasi.
Selain itu juga ditemukan adanya perbedaan sikap terhadap sistem kerja shift rotasi antara pekerja dengan kepribadian extravert dan pekerja dengan kepribadian introvert, serta pekerja dengan tipe circadian siang dan pekerja dengan tipe circadian malam.
Saran yang dapat diajukan adalah perusahaan hendaknya memperhatikan faktor usia dan kecenderungan tipe circadian pekerja dalam menempatkan mereka pada kerja shift. Perusahaan juga hendaknya mengkaji kembali sistem kerja shift yang berlaku saat ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T10650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This article is written based on the research about he relationship between personality types and circadian types and attitude towards shifwork
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Setiawan
"Dari waktu ke waktu kepemimpinan selalu menjadi perhatian manusia. Kebutuhan akan pemimpin semakin mendesak manakala muncul tuntutan-tuntutan yang baru akibat perkembangan yang terjadi dalam masyarakat, seperti globalisasi, liberalisasi perdagangan, tuntutan hak asasi manusia, lingkungan hidup, dan sebagainya. Suatu pendekatan yang dapat digunakan untuk memahami kesuksesan dari suatu kepemimpinan adalah dengan memperhatikan apa yang dilakukan oleh pemimpin tersebut atau dengan kata lain gayanya.
Gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia inginkan. Di dalam organisasi, suatu gaya kepemimpinan sangat diperlukan untuk mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif sehingga diharapkan akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. Melihat pentingnya peranan gaya kepemimpinan tersebut, maka organisasi harus tepat dalam memilih seorang pemimpin. Salah satu dasarnya adalah dilihat dari tipe kepribadiannya.
Maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara tipe kepribadian pemimpin dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkannya menurut persepsi bawahan. Responden yang diteliti adalah karyawan aktif perusahaan ?XYZ? dengan jabatan superintendent atau section head yang merupakan bawahan langsung dari para manajer.
Dalam penulisan skripsi ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dalam satu kali waktu pengambilan data (cross-sectional design) melalui penyebaran kuesioner yang diisi sendiri (self-admistered questionnaire) oleh responden. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling, yaitu melalui judgemental sampling. Kemudian pengolahan data menggunakan SPSS 11.5 for Windows melalui uji reliabilitas yang menggunakan teknik Cronbach?s Alpha, distribusi frekuensi, serta uji korelasi dengan teknik chi square.
Dari hasil pengujian tersebut didapatkan bahwa menurut persepsi bawahan, tipe kepribadian mempunyai hubungan dengan gaya kepemimpinan yang ditampilkan atasan. Hubungan tersebut adalah orang dengan kepribadian tipe A jika menjadi pemimpin akan memiliki gaya kepemimpinan yang otokratik, sedangkan orang dengan kepribadian tipe B jika menjadi pemimpin akan memiliki gaya kepemimpinan bebas kendali. Dari dua tipe kepribadian tersebut, orang dengan kepribadian tipe B lebih mungkin menjadi pemimpin dengan gaya kepemimpinan demokratik dibanding orang tipe A."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pranggono Dwianto
"Sekretariat Negara adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung pada Presiden. Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara optimal perlu didukung oleh ketersediaan pegawai atau SDM yang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah pentingnya fungsi perencanaan sumber daya manusia dalam menjamin ketersediaan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sementara itu, rumusan masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini ialah: a. Bagaimanakah persepsi responden mengenai kondisi iklim organisasi, sistem informasi SDM dan perencanaan sumber daya manusia di Sekretariat Negara; b. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dan sistem informasi SDM, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan perencanaan sumber daya manusia.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey. Tujuannya yaitu melakukan explanatory research atau penelitian yang bermaksud menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Selain itu digunakan pula metode deskriptif untuk menjelaskan kondisi secara umum masing-masing variabel penelitian. Populasi sebagai obyek penelitian adalah seluruh pegawai Sekretariat Negara yang berjumlah 758 orang dan secara struktural terdiri dari pejabat eselon dan non eselon (Staf). Jumlah responden sebagai sampel penelitian adalah 15% dari total populasi yaitu berjumlah 127 orang.
Alat analisis yang digunakan dalam penelilian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) versi 11.0. Dalam menentukan saran guna meningkatkan efektivitas perencanaan SDM didasarkan pada kondisi masing-masing variabel dan tingkat korelasi serta pengaruh antar variabel penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum kondisi iklim organisasi, sistem informasi SDM dan perencanaan SDM di Sekretariat Negara cenderung kurang baik. Sementara itu, sifat hubungan antara variabel penelitian menunjukkan bahwa iklim organisasi dan sistem informasi SDM, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap percncanaan SDM.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang patut diperhatikan yaitu; Pertama membangun sistem informasi SDM Sekretariat Negara yang handal. Sistem tersebut didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai yaitu SDM pelaksana, perangkat keras, perangkat lunak, teknologi yang diterapkan dan tingkat kapasitas organisasi pengelola sistem informasi SDM. Kedua, melakukan pembaharuan sistem kompensasi agar dirasakan adil bagi semua pegawai, sinkronisasi antara pekerjaan dengan job description, konsistensi pelaksanaan prosedur kerja Serta perlu dikembangkannya model keterlibatan pegawai dalam process decision making. Ketiga, pembenahan sistem rekrutmen pegawai dan memperbaiki pola pengembangan pegawai yang, berlandaskan prinsip-prinsip profesionalisme."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12300
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Agria Meidian
"Disiplin adalah suatu proses yang dapat menumbuhkan perasaan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan tujuan organisasi secara objektif, melalui kepatuhannya menjalankan peraturan organisasi. disiplin kerja karyawan dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat, di antaranya datang dan pulang sesuai dengan peraturan, berpakaian rapi dan beratribut dinas lengkap, serta melapor jika tidak masuk kerja. Di RS X terlihat masih terdapat pegawai non medis yang tidak patuh dengan peraturan disiplin kerja di RS, seperti waktu datang dan pulang yang tidak tepat waktu, penggunaan seragam dan atribut yang tidak lengkap.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor motivasi kerja dengan disiplin kerja pegawai di gednung administrasi RS X. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sebanyak 95 responden, dan semua kuesioner kembali secara lengkap. Dalam penelitian ini disiplin kerja pegawai yang tergolong tinggi sebanyak 51 responden (53,7%) dan yang rendah sebanyak 44 responden (46,3%).
Dari hasil uji chi square,variabel faktor motivasi imbalan/ balas jasa, supervisi, pengakuan, dan hubungan sosial berhubungan dengan variabel disiplin kerja. Peneliti menyarankan agar di galakkan kembali dan dipertahankan supervisi atau pengawasan yang melekat dan diberlakukannya sistem reword and punishment agar terciptanya disiplin kerja sesuai dengan yang diharapkan RS."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Subekti
"Peningkatan pertumbuhan ekonomi dl Indonesia justru diikuti oleh kenaikan tingkat pengangguran yang cukup tinggi di setiap daerah. Implementasi pelaksanaan otonomi daerah desentralisasi fiskal yang dimulai tahun 2001 diharapkan dapat meningkatan kemampuan daerah dalam peningkatan pembangunan ekonominya masing-masing.
Penelitian ini dllakukan untuk melihat gambaran ketenagakerjaan daerah terutama mengenai penganggulan, kontribusi tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengangguran dengan menggunakan data panel tahun 1998-2004 untuk 26 provinsi dl Indonesia.
Menggunakan model fungsi produksi dan produktivitas dengan memperlakukan modal manusia sebagal Input produksi. Hasilnya menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja dan peningkatan modal manusia secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi yang positif. Namun, nilai investasi tidak signifikan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Kualitas tenaga kerja yang ditunjukkan dengan modal manusia per tenaga kerja mempengaruhi secara signifikan pada produktivitas di Indonesia.
Dari beberapa studi sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat pengangguran dipengaruhi oleh faktor-faktor permintaan dan penawaran tenaga kerja. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa darl sisi indlkator tenaga kerja hanya partisipasi wanita yang signfiikan mempengaruhi tingkat pengangguran dengan hubungan negatif, sedangkan modal manusia tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengangguran. Selanjutnya, dari struktur industri, daya tarik daerah yang ditunjukkan dengan kepadatan penduduk dan performa ekonomi tidak signifikan mempengaruhi tingkat pengangguran.
Untuk menganalisis perkembangan tingkat pengangguran menggunakan statistik non-parametrik. Hasilnya menunjukkan bahwa tingkat pengangguran cenderung mengalami kenaikan setelah pelaksanaan otonomi daerah dengan penyebaran yang sama di setiap daerah di Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T16992
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lea Meirina Trisnawati
"Saat ini tantangan organisasi sifatnya akan semakin kompleks. masyarakat harus siap menghadapi persaingan global, menghilangkan kelaparan, mencari sumber daya energi yang baru, mengobati segala macam penyakit, memperkecil pengangguran, serta tantangan-tantangan lain yang kadang tidak terfikirkan oleh masyarakat. Kondisi demikian itu sangat potensial dan rawan dalam memunculkan konflik dengan intensitas yang cukup tinggi.
Suatu badan yang bernama Council on Economic Priorities Accreditation Agency (CEPPA), yang merupakan afiliasi dari Council on Economic Priorities. berinisiatif membentuk suatu sertifikasi khusus mengenai tanggung jawab sosial yaitu SA 8000. Social Accountability 8000 (SA 8000) merupakan konsensus standar yang mendorong perusahaan-perusahaan dan organisasi Iain untuk mengembangkan, memelihara dan menerapkan nilai-nilai sosial. etika dan tempat kerja yang nyaman di lingkungan kerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan sertifikasi SA 8000 dengan kualitas kehidupan kerja dan produktivitas. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah statistika deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian adalah karyawan bagian produksi PT. Scancom Indonesia yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Dalam pengambilan sample penulis menggunakan teknik Stratified Random Sampling, sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan (angket) dan pengamatan secara Iangsung. Dalam analisa data penulis menggunakan teknik korelasi dan regresi serta teknik engineering dalam pengukuran produktivitas pekerja.
Dari penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa:
1. Terdapat hubungan yang positif, sangat kuat dan signifikan (r = 0,848) antara penerapan SA 8000 dengan kualitas kehidupan kerja.
2. Terdapat hubungan yang positif, cukup kuat dan signifikan (r = 0,535) antara kualitas kehidupan kerja dengan produktivitas pekerja.
3. Dengan menggunakan pendekatan teknik engineering dalam mengukur produktivitas pekerja, maka diperoleh indeks produktivitas dan membandingkannya dengan variabel-variabel SA 8000 untuk mencari variabel mana yang dominan memperngaruhi produktivitas pekerja.
4. Dari hasil analisa korelasi, variabel imbalan mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas pekerja, kemudian diikuti dengan variabel lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12466
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silalahi, Bennett
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1995
658.382 SIL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ameilia H. M.
"Penelitian ini membahas mengenai kedisiplinan waktu kerja pada karyawan non medis di rumah Sakit Bogor Medical Center. Hal ini didasari masih banyak karyawan yang sering datang terlambat dan tidak masuk kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kedisiplinan waktu kerja dan gambaran kedisiplinan karyawan non medis Rumah Sakit Bogor Medical Center. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel yang diambil adalah seluruh karyawan non medis yang ada berjumlah 115 orang.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan dari 10 variabel independen yang digunakan, 5 variabel menunjukkan ada hubungan yang bermakna terhadap kedisiplinan waktu kerja yaitu jarak tempat tinggal, pengawasan, sumber daya, imbalan, dan sanksi. Secara keseluruhan karyawan non medis Rumah Sakit Bogor Medical Center belum bisa dikatakan disiplin karena hanya 52,2 % karyawan yang memiliki kedisiplian waktu kerja yang baik. Oleh karena peneliti menyarankan optimalisasi peran pimpinan untuk bisa membina bawahannya agar bisa meningkatkan kedisiplinan waktu kerja.

This thesis discussed about time discipline of working on non-medical employees at Bogor Medical Center Hospital. This is based on many employees who often arrived late for work and absent. The purpose of this study was to examine the relationship of factors that affected time discipline of working and overview of time discipline of employees in Bogor Medical Center Hospital. This thesis used quantitative research methods with a descriptive analysis cross-sectional design. The Writer used all of the non-medical employees amounted to 115 people as samples.
The result of this study showed that 5 out of 10 independent variables were make a significant relationship to the time discipline of working, the variables were distance of shelter, supervision, resources, reward, and sanctions. Overall, We can said that non-medical employees of Bogor Medical Center Hospital were not discipline yet, because only 52,2% of employees who have a good result about time discipline. Therefore, the researcher suggested for hospital to optimize role of the leader to foster discipline subordinates in order to increase discipline.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Charles
"Dalam menghadapi era globalisasi dalam waktu dekat ini peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) adalah salah satu solusi yang paling tepat, sebab tanpa SDM yang mampu bersaing dengan SDM yang berasal dari manca negara Indonesia akan menghadapi masa suram di masa yang akan datang. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan prioritas utama dalam peningkatan kualitas SDM, karena dengan SDM yang berkualitas pelaksanaan pembangunan akan berhasil.
Salah satu unsur yang sangat penting dalam meningkatkan kecerdasan adalah apabila kebutuhan zat yodium dalam tubuh terpenuhi. Berbagai penelitian sudah membuktikan bahwa dengan terpenuhinya zat yodium dalam tubuh manusia intligence Quetion (IQ) akan meningkat dan dengan demikian tingkat kecerdasan juga akan meningkat pula. Tanpa memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dalam era globalisasi nantinya akan menjadi penonton di negara sendiri.
Untuk mengatasi masalah GAKY pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan untuk membuat kegiatan untuk mengatasi masalah GAKY secara intensif melalui suatu proyek yang disebut proyek IP-GAKY. Proyek ini dibiayai dari dua sumber yaitu dengan biaya pemerintah dan bantuan dari Bank Dunia. Agar proyek dapat berjalan dengan baik perlu didukung oleh tenaga pengelola yang berkualitas baik di pusat mapun di propinsi, terutama dalam menyusun perencanaan kegiatan, pelaksanaan, monitoring dan pelaporan.
Karena proyek ini masih baru dan agar kegiatan proyek dapat berjalan dengan baik sesuai dengan yang diharapkan, maka perlu dilakukan pelatihan kepada tenaga pengelola proyek IP-GAKY di propinsi. Sejak tahun 2001 proyek IP-GAKY sudah memfokuskan kegiatan di 9 propinsi dan 24 kabupaten. Para tenaga pengelola proyek relatif masih baru maka perlu dilakukan pelatihan kepada mereka agar kegiatan dapat berjalan dengan baik dalam upaya pencapaian tujuan.
Hubungan pelatihan dan motivasi terhadap peningkatan kemampuan tenaga pengelola proyek di 9 propinsi dan 24 kabupaten terpilih adalah merupakan topik utama dalam penulisan tesis ini. Penulis ingin melakukan penelitian terhadap hubungan tersebut dan menuangkannya dalam suatu karya tulis ilmiah, agar dengan penulisan ini dapat diambil kesimpulan tentang hubungan dan diberikan saran untuk perbaikannya dimasa yang akan datang.
Metodologi pengumpulan data dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dilakukan dengan mengajukan kuesioner kepada seluruh popolasi untuk mendapatkan data tentang persepsi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan. Jumlah populasi sebanyak 108 orang dan diambil dan diambil secara sensus. Cara kedua dilakukan dengan melakukan test. Test dilakukan dua kali. Test pertama sebelum pelatihan dilakukan dan test kedua setelah pelatihan selesai dilaksanakan. Bentuk test yang diajukan ada tiga bagian.
Bagian pertama test dengan pilihan ganda untuk mengetahui peningkatan kemampuan peserta secara teorits. Test kedua mengerjakan soal untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peserta dalam penyusunan proposal. Tesis ketiga juga dengan mengerjakan soal untuk mengetahui peningkatan peserta dalam mengerjakan penyusunan rencana biaya.
Hasil pengujian dengan menggunakan korelasi tunggal pearson product moment membuktikan bahwa besarnya kekuatan hubungan antara pelatihan dengan peningkatan kemampuan kerja adalah sebesar +0.317 (31,7%). Hubungan tersebut tergolong lemah dan signifikan (+r hitung 0,317 +r tabel 0,237) dengan arah hubungan yang searah l sama antara pelatihan dengan peningkatan kemampuan kerja. Artinya variabel pelatihan akan meningkatkan variabel kemampuan kerja.
Angka sebesar 0,514 (51,4%) yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan korelasi tunggal pearson product moment menunjukkan besamya kekuatan hubungan antara motivasi dengan peningkatan kemampuan kerja. Hubungan tersebut tergolong sedang dan signifikan (+r hitung 0,514 > +r label 0,237) dengan arah hubungan yang searah 1 sama antara motivasi dengan peningkatan kemampuan kerja. Artinya variabel motivasi meningkat maka diharapkan akan memperbesar variabel peningkatan kemampuan kerja.
Pengujian dengan menggunakan korelasi ganda pearson product moment membuktikan bahwa besamya kekuatan hubungan antara pelatihan dan motivasi secara bersama-sama dengan peningkatan kemampuan kerja adalah diperoleh hasil sebesar +0.773 (77,3%). Hubungan tersebut tergolong kuat dan signifikan (+r hitung 0, 773 > +r tabel 0,239) dengan arah hubungan yang searah/sama antara pelatihan dengan peningkatan kemampuan kerja. Artinya variabel pelatihan dan motivasi secara bersamaan mendapatkan perhatian yang besar maka diharapkan akan terjadi peningkatan kemampuan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>