Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rina Agustina
"Tujuan dari tesis ini adalah mengetahui perbedaan kualitas layanan pada dua perpustakaan yaitu Perpustakaan Universitas Jenderal Achmad Yani (UNJANI) dan Perpustakaan Universitas Katholik Parahyangan (UNPAR) dengan metode benchmarking. Instrumen yang digunakan dalam penelitian survei ini adalah kuesioner dan wawancara. Sampel yang digunakan sebanyak 151 responden. Metode analisis pada kuesioner menggunakan diagram kartesius dan statistik uji beda dua sampel, sedangkan hasil wawancara dianalisis dengan diagram value chain Porter dan Portofolio Aplikasi McFarlan.
Hasil penelitian benchmarking kualitas layanan menunjukkan bahwa : (1) Perpustakaan UNJANI dalam menyelenggarakan perpustakaannya dinilai belum berhasil dan belum dapat memuaskan mahasiswa UNJANI. Dimensi kualitas layanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy) yang dianggap oleh mahasiswa sebagai faktor sangat penting belum dilaksanakan dengan baik oleh Perpustakaan UNJANI. Hal ini dibuktikan pula dari hasil uji beda dua sampel, terdapat perbedaan yang signifikan antara Perpustakaan UNJANI dan Perpustakaan UNPAR. (2) Adanya perbedaan aktivitas utama dan aktivitas pendukung dalam pemetaan Value Chain Porter, dan perbedaan pemetaan pada Portofolio Aplikasi McFarlan Perpustakaan UNJANI dan Perpustakaan UNPAR.

Service Quality Benchmarking of Jenderal Achmad Yani University Library Cimahi and Parahyangan Catholic University Library Bandung. 2004"The purpose of the thesis is to evaluate the service quality of the two libaries namely Jenderal Achmad Yani University (UNJANI) Library and Parahyangan Catholic University (UN PAR) Library using benchmarking method. Instruments used in this survey research are questionnaire and interview. The 151 respondents was obtained as an accidental sample. Quantitative data was analyzed with cartesius diagram method and two-sample significant difference test method; while interview data was analyzed with Porter's value-chain and McFarlan's Portofolio Application.
Result of the research shows that (1) UNJANI Library was not yet successfully managed and had not been satisfying their students. Service quality dimensions (tanguble, reliability, responsiveness, assurance, and empathy) assumed by students as important factors was not carefully controlled by UNJANI Library. It was proved by way of two-sample significant difference test that there was significantly different between UNJANI Library and UNPAR Library. (2) In Porter's value chain mapping and Mc Farlan Portofolio Application mapping, it shows that the main activities and the support activities significantly different between UNJANI Library and UNPAR Library.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11906
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Rio Grace Elisabeth
"Remittances adalah Layanan kiriman uang dalam valuta asing yang ditujukan kepada pihak penerima yang berdomisili baik di dalam maupun di luar negeri. Transaksi ini merupakan salah satu sumber pendapatan bank dari pendapatan biaya (fee based income).
Pada saat ini bisnis jasa remittance ini berada pada tahap yang makin kompetitif. Hal ini disebabkan karena banyaknya jumlah bank yang tertarik untuk memanfaatkan peluang bisnis di bidang jasa remittance ini. Selain itu konsumen yang teredukasi makin meningkat dan menuntut standar pelayanan yang makin tinggi. BCA melihat transaksi ini sebagai peluang bisnis yang harus ditangkap dan dikelola dengan baik.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analitis, yaitu membandingkan kinerja dari produk jasa remittance BCA dalam rangka mempertahankan posisi bersaing BCA. Untuk mengetahui posisi produk jasa remittance BCA maka dilakukan benchmarking dengan Bank DBS yang dipilih oleh penulis sebagai benchmark.
Hal-hal yang diperhitungkan oleh pengguna jasa remittance ini adalah sebagai berikut: biaya pengiriman yang murah, kecepatan waktu dalam pengiriman uang, jaminan keamanan, kenyamanan dalam melakukan transaksi, serta program-program berhadiah lainnya yang ditujukan untuk menarik minat jasa remittance ini.
Bank DBS yang dipilih penulis sebagai benchmark karena mempunyai keunggulan jaringan bank koresponden yang lebih luas dibandingkan Bank BCA. Hal ini memudahkan DBS dalam melakukan tansfer hampir ke seluruh dunia. Selain itu DBS telah memberikan pelayanan transfer dengan menggunakan sarana mobile banking bagi sesama nasabah DBS.
Dalam penelitian ini akan dicari fitur apa saja yang menjadi prioritas bagi kosumen dalam menggunakan jasa remittance. Kemudian dari fitur-fitur yang didapat maka dilakukan benchmarking antara jasa remittance BCA dengan jasa remittance Bank DBS. Dari hasil benchmarking tersebut akan didapat keunggulan dan kelemahan BCA Remittance.
Merujuk dari hasil penelitian yang didapat, maka penulis menyarankan agar BCA memperluas jaringan bank koresponden agar dapat mempermudah BCA dalam melayani pengguna BCA remittance, menambah sarana pelayanan BCA Remittance yaitu melalui mobile banking, serta menjalin kerjasama dengan Pengelola Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI).

Benchmarking Analysis BCA Remittance Product Against And DBS Remittance Product Remittance is a service of money transfer in a foreign currency. This transaction is one of bank incomes from fee based income. Nowadays the remittance business is on the competitive phase. This is caused by a lot of banks are interested to take the opportunities in this remittance business. On the other hands, the number of educated consumer increased. They claimed high quality standard services. BCA have seen this business as the opportunity which has to be managed well.
In this research, the writer used the analytical descriptive method, that is compared the feature of BCA remittance. The objective of this comparison is to know the BCA competitive position. The writer has done benchmarking to know the position of BCA remittance. DBS Bank is chosen as benchmark.
There are some features that consumer considered when they want to use remittance service. The transfer expense, time delivery, security guaranteed by bank, the facilities transaction and reward programs. DBS Bank is selected by writer as benchmark because of its excellence broader correspondent bank network. Nowadays DBS can do money transfer almost to every nation in the world. DBS Bank has given many facilities to simplify the remittance process, such as phone banking, internet banking and mobile banking.
In this research the writer tried to find consumer priority while use the remittance service. And then the writer did the benchmarking between BCA and DBS Bank. The objective of benchmarking was to find the strength and weakness of BCA remittance.
In order to strengthen the competitive BCA Remittance, the writer suggested BCA broaden the network correspondent bank, add the facilities to remittance services, and also build a relationship with PJTKI (Pengelola Jasa Tenaga Kerja Indonesia).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idwin Irma Krisna
"Tes Akademik Umum (TAU) merupakan tes yang mengukur penguasaan siswa lulusan Sekolah Dasar dalam bidang studi Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS. Tes ini digunakan sebagai tes seleksi atau tes penempatan lulusan Sekolah Dasar ke Sekolah Lanjutan Pertama. Sebagai alat seleksi, diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan sistem pelaporan yang lebih bermakna dengan memberikan gambaran kompetensi yang dimiliki oleh peserta tes. Gambaran kompetensi seseorang pada suatu skala kontinum dapat diperoleh dengan proses benchmark. Yang menjadi permasalahan sekarang ini adalah bagaimana pengembangan benchmarknya dan bentuk dari laporan hasil tes yang lebih komunikatif. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis butir soal Tes Akademik Umum sehingga dapat menyeleksi soal-soal yang memenuhi Kriteria sebagai soal yang baik. Mengembangkan benchmark Tes Akademik umum. Mengidentifikasi karakteristik populasi peserta tes untuk menentukan design TAU yang optimal (membandingkan data empirik dengan data simulasi).
Subjek penelitian ini adalah peserta seleksi Tes Akademik Umum di kabupaten serang (15108 orang) dan Tangerang (25245 orang). Seleksi dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2004. Untuk menganalisis data tersebut digunakan beberapa program yaitu: ITEMAN, SPSS, BILOG ,DGEN dan BIGSTEPS.
Analisis ITEMAN dan SPSS menunjukkan bahwa ada 7 soal yang dibuang pada TAU yang digunakan. Pada model 1 parameter dari 95 soal yang ada hanya ada 12 soal yang sesuai dengan kriteria bench dan sisanya masuk dalam kategori mendekati kriteria bench, kriteria 60%-65% dan sama sekali tidak sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada. Sedangkan untuk model 2 parameter ada 18 soal yang masuk bench. Dari simulasi data diperoleh soal yang masuk bench sebanyak 28 soal (model 1 PL) dan 30 soal (model 2 PL). Simulasi data dirancang antara tingkat kesukaran dan ability orang mempunyai ukuran yang sama dan dilakukan 5 kali replikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TAU belum mencapai tes yang optimal karena masih belum sesuai dengan obyek yang akan diukur. Proses benchmarking TAU juga belum maksimal karena soal yang bisa terjaring hanya sedikit sehingga informasi kompetensi yang dimiliki siswa sangat terbatas. Dari hasil simulasi data menunjukkan bahwa tes yang dirancang dengan tingkat kesukaran dan ability orang sama (sesuai dengan target yang akan diukur) maka soal-soal yang masuk dalam bench (menganchor dalam bench) akan lebih banyak. Hai ini menunjukkan benchmarking tersebut tergantung pada karakteristik populasi dan design tes. Untuk pengembangan benchmark TAU selanjutnya perlu diperhatikan langkah dalam design tes yang baik sehingga hasil yang akan diperoleh akan lebih maksimal."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18737
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soesilowati
"Benchmarking adalah suatu proses yang kontinu dan sistematik untuk mengevaluasi produk, pelayanan, dan proses keija dalam suatu organisasi untuk peningkatan kineija organisasi tersebut. Benclnnarking merupakan salah sam tool untuk mendukung usaha secara kontinu. Benchmarking Gnansial merupakan salah satu aktivitas dari PT Coca-Cola Bottling Company yang memiliki sepuluh plant yang tengah melakukan operasi produksi. Tujuan dari benchmarking ini adalah melakukan pengamatan antar plant dan menemukan plant yang memiliki kineija yang lebih buruk diantara plant yang lain dilihat dari sisi performa finansialnya.
Biaya-biaya ditentukan berdasarkan informasi aktivitas perusahaan yang telah terdokumentasikan. Pendekatan yang lebih tepat adaiah dengan menurunkan biaya-biaya ke dalam cost drivers. Drivers ini harus memiliki kriteria yang sama untuk semua plant yang tengah diamati_ Selanjutnya, analisis data dilakukan untuk menentukan langkah strategis yang berpengaruh terhadap performa Enansial yang telah diperoleh.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Plant 9 memiiiki nilai lerkccil untuk empat KPI (Key Of Performance Indicator) yailu ROI (Return On Investment), ROCE (Return On Capital limpioyee), Protitabilitas, dan NPM (Net Profit Margin). Sedangkan Plant 2 memiliki nilai terendah untuk 2 KPI yaiiu Lil-:uidilas dan RTA (Return Tb Total Assets).

Benchmarking is a continual and systematic process to evaluate product, service, and working process in organization to improve organization 's performance. Benchmarking is an important tool for supporting the continual improvement effort. Financial benchmarking is one of task in PT Coca-Cola Bottling Company with several plants to produce. The goal of the financial benchmarking is looking outside between plants and finding who is achieving worse value of financial performance.
Costs are determined based on the companys activities that already has on jiles. A more robust is deriving costs aj7er identU§/ing the cost drivers. These drivers should be the same for all plants being studied Analyzing data must be done to uncover the strategic action that ayjizcted financial performance.
The results of this research are Plant 9 has least value for ROI (Return On Investment), ROCE (Return (on Capital Employee). Profitability, NPM Wet Profit Margin keys and P/ant 2 has least value for Liquidity and RTA (Return Tb Total Assets) keys.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S50160
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Aunurrahim
"Skripsi ini membahas hasil benchmarking berdasarkan parameter timing dan clock frequency pada DDR4 SDRAM dengan menggunakan beberapa perangkat lunak benchmarking. Kedua parameter ini bekerja berkebalikan, semakin rendah timing maka performa semakin baik, semakin tinggi clock frequency maka performa semakin baik. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Data diperoleh dari hasil pemrosesan perangkat lunak benchmarking dengan menggunakan perangkat pribadi peneliti. Peneliti berhipotesis bahwa pada absolute latency yang sama, nilai performa dapat berbeda tergantung pada aktivitas yang dipakai. Tujuan penelitian ini adalah mencari konfigurasi optimal terhadap dua parameter tersebut agar mendapatkan performa optimal dan stabil pada aplikasi dunia nyata.

This final paper explains benchmarking analysis based according to timing and frequency clock parameter on DDR4 SDRAM using multiple benchmarking software. These parameter work in opposite way, the tighter lower the timing the better the performance is to be, the higher the frequency clock the better the performance is to be. This research uses quantitative descriptive approach. The researcher suggests that in the equal value of absolute latency, the performance value differs according to the computer activity. The goal of this research is finding the RAM optimization based on those two parameters hence providing optimal and stable performance in the real world applications."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Makmur
"Persaingan global mengakibatkan peningkatan persaingan dan perubahan pasar yang semakin cepat. Oleh karena itu dibutuhkan suatu organisasi yang fleksibel, yang mampu melakukan perubahan dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kompetitifnya. Organisasi pembelajaran adalah solusi tepat dalam kompetisi yang ketat. Belajar dari pengalaman orang lain akan menghemat biaya, waktu dan tenaga bahkan menghasilkan ide baru di luar batas budaya perusahaan. Benchmarking membantu perbaikan dalam perusahaan dengan cara belajar dari praktek terbaik yang ada. PT DialMart merupakan perusahaan jasa waralaba yang menggunakan teknologi komunikasi sebagai sarana utamanya. Sebagai perusahaan yang baru, baik dari segi umur maupun bidang usahanya, PT DialMart perlu melakukan perbaikan terus-menerus secara cepat agar dapat bertahan dan memimpin dalam kompetisi bisnis. Proses benchmarking merupakan pilihan yang tepat mengingat keterbatasan waktu, biaya maupun ide perbaikan. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari proses benchmarking maka perusahaan harus merencanakan pelaksanaan proses tersebut dengan baik. Menentukan proses apa yang akan di benchmark merupakan tahap awal yang paling kritis karena jika terjadi kesalahan pemilihan proses maka hasil yang dicapai tidak akan seperti yang diharapkan. Langkah awal yang dilakukan dalam pemilihan proses adalah mengetahui permintaan utama konsumen. Untuk mengetahui permintaan utama konsumen, penulis menyebarkan kuesioner kepada beberapa responden terkait. Permintaan utama yang dihasilkan adalah harga yang murah, variasi barang dan ketersediaan barang. Kemudian proses kerja perusahaan yang dilakukan untuk memenuhi permintaan tersebut diidentifikasi dan diurutkan menurut tingkat kepentingan proses. Urutan proses yang dihasilkan adalah proses penentuan harga dan status barang, proses pemilihan jenis barang dan proses pemilihan pemasok. Pada langkah selanjutnya, proses disaring lagi dengan menggunakan kriteria-kriteria yang dibuat berdasarkan kondisi perusahaan dan peluang perbaikan proses. Hasilnya adalah prioritas proses yang akan diperbaiki dengan metode benchmarking. Proses dengan prioritas tertinggi yaitu proses penentuan harga dan status barang, yang akan diperbaiki terlebih dahulu dan dianalisis untuk mempersiapkan proses pengumpulan data dalam proses benchmarking."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49610
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Anindita Nur Allysa Wijaya
"Laporan magang ini membahas mengenai evaluasi atas pelaksanaan benchmarking pada Konsultan BBB sebagai bagian dari proses pembentukan laporan kajian kelayakan rencana pendirian off-shore investment holding oleh PT AAA. Cakupan pembahasan meliputi konsep umum benchmarking dan tahapan pelaksanaan benchmarking itu sendiri. Evaluasi atas pelaksanaan benchmarking dilakukan dengan membandingkan praktik riil benchmarking dengan teori benchmarking sesuai dengan yang dipaparkan oleh Stapenhurst (2009) dan Sekhar (2010). Setelah dilakukan analisa, hasil menunjukkan bahwa kegiatan benchmarking pada Konsultan BBB kurang memadai karena beberapa standar pelaksanaan benchmarking tidak dilakukan. Hasil analisa ini menyarankan Konsultan BBB untuk melakukan perbaikan terhadap proses kerja internal tim agar kedepannya pelaksanaan benchmarking dapat dilakukan dengan lebih maksimal. Penulis juga melakukan refleksi diri dimana penulis mengevaluasi beberapa pengalaman negatif dan menemukan bahwa penyebabnya banyak berasal dari internal diri penulis seperti sifat perfeksionis, tingkat fleksibilitas kognitif yang kurang memadai, dan pribadi penulis yang ekstrovert.

This internship report discusses the evaluation of the implementation of benchmarking at BBB Consultants as part of the process of forming a feasibility study report on the plan to establish an off-shore investment holding by PT AAA. The scope of the discussion includes the general concept of benchmarking and the stages of benchmarking itself. Evaluation of the implementation of benchmarking is carried out by comparing the real practice of benchmarking with benchmarking theory as described by Stapenhurst (2009) and Sekhar (2010). After analyzing, the results show that benchmarking activities at BBB Consultants are inadequate because several benchmarking standards are not implemented. The results of this analysis suggest BBB Consultants to make improvements to the team's internal work processes so that in the future the benchmarking implementation can be carried out more optimally. The author also conducted selfreflection where the author evaluated some negative experiences and found that many of the causes came from the writer's internal nature such as perfectionism, inadequate cognitive flexibility, and the author's extroverted personality.e.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fionna Padmasari
"Dengan tidak adanya kepastian hukum normatif mengenai langkah-langkah standar yang diperlukan untuk melakukan prosedur benchmarking, maka setiap perusahaan konsultan pajak, selaku kuasa Wajib Pajak harus menyesuaikan kriteria dalam menyaring pihak ketiga secara individual. OECD Guidelines, bersama dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku, hanya memberikan panduan untuk memastikan agar kriteria yagn digunakan tidak bias. Laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi prosedur benchmarking yang dilakukan oleh KKP Indonesia untuk PT ABC sebagai perusahaan distributor penuh. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan penerapan prosedur benchmarking dengan peraturan dan pedoman perpajakan yang berlaku. Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil bahwa KKP Indonesia telah memilih pendekatan dan telah mengembangkan kriteria yang dapat diulangi selama pemeriksaan pajak, sehingga mengurangi potensi risiko bias dalam melakukan prosedur benchmarking.

In the absence of normative legal certainty regarding the standardized steps required to conduct the benchmarking procedure, each tax consulting firm, as the taxpayers' proxy, must tailor the criteria in screening third-party comparables individually. The OECD Guidelines, along with the provision of the prevailing tax laws, only provide several approaches and indicators to ensure that developed criteria are less susceptible to "cherrypicking". This report aims to evaluate the benchmarking procedure carried out by KKP Indonesia for PT ABC as a fully-fledged distributor company. The evaluation is carried out by comparing the implementation of the benchmarking procedure with the applicable tax regulations and guidelines. Based on the evaluation, the results show that KKP Indonesia has chosen the approach and has developed criteria that can be repeated during a tax audit, reducing the potential risk of bias in conducting benchmarking procedures."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisinis Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Setyo Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis penerapan benchmarking atas sebuah Rincian Output (RO) yang bersifat generik yang dilakukan pada tahapan tinjau ulang Angka Dasar dalam Penyusunan Anggaran Kementerian/Lembaga di Direktorat Jenderal Anggaran. Penelitian dilakukan dengan menerapkan metode kualitatif studi kasus untuk menangkap gejala dalam tahapan tinjau ulang angka dasar. Data dikumpulkan melalui wawancara, observasi, dan penelaahan dokumen. Data akan dijabarkan dengan logic model dalam penerapan konsep benchmarking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benchmarking dapat meningkatkan efisiensi pada RO Layanan Perkantoran dengan menyesuaikan komposisi RO dengan rincian RO pada Kementerian Lembaga yang menjadi benchmark. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi anggaran di Kementerian/Lembaga serta memberikan alternatif pengembangan mekanisme baru dalam tinjau ulang angka dasar yang dapat diterapkan pada RO lainnya pada dokumen perencanaan anggaran K/L. Penelitian ini terbatas pada penjabaran data pada pada Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Lembaga dan dokumen pelaksanaan anggaran yang sudah ditetapkan berdasarkan Undang-Undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Responden wawancara terbatas di Direktorat Jenderal Anggaran dan unit perencanaan pada Kementerian/Lembaga.

The study aims to analyze the benchmarking application conducted at the stage of the baseline review on Output Detail (RO) in the Budgeting of line ministries in the Directorate-General of Budget. The research was carried out by applishing a qualitative method of case studies to capture phenomena in the stage of baseline review. Data is collected through interviews, observations, and document scrutiny. Data will be presented with the logic model in the application of benchmarking concepts. Research results show that benchmarking can improve the efficiency of Office Services RO by adjusting the composition of RO based on the Ministry of Institutions that are the benchmark. This research is expected to optimize budget efficiency in line ministries and provide an alternative to the development of new mechanisms in the review of Line Ministries budget baseline that can be applied to other ROs in budget planning documents. This research is limited to the source of documentation and sources from the units in charge of the planning and maintenance process."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Situasi persaingan PT. Pos Indonesia saat ini dikategorikan sebagai situasi 4C (company, customer competiton change) kini disaat unsur lingkungan bisnis berubah dengan cepat, pesaing mulai tidak terlihat dan sulit terdeteksi, dengan begitu banyaknya pesaing baru yang dianggap pesaing tidak Iangsung, semakin canggihnya sirategi pemasaran dari para pesaing, dan maraknya persaingan bisnis global yang memberikan banyak pilihan kepada konsumen Perubahan bisnis sangat cepat, turbulen dan penuh kejutan.
Maka untuk mengantisipasinya PT. Pos indonesia harus melakukan transformasi menjadi customer driven company. Perusahaan jenis ini umumnya melakukan pendekatan marketing mix dalam orientasi perusahaannya, yang memiliki format 4P (product, price, piace, promotion).
Proses perbaikan secara terus menerus dengan tetap memfokuskan pada pendekatan marketing mix dalam perbaikan tersebui. Metode benchmarking adalah pilihan yang tepat untuk melakukan perbaikan proses ketika terdapat adanya keterbatasan waklu dan hiaya serta ide dalam melakukan perbaikan tersebut.
Untuk mendapatkan haeil yang optimal dan proses benchmarking maka perusahaan harus merencanakan pelaksanaan proses tersebut dengan baik.
Menentukan proses apa yang akan dibenchmark merupakan tahap awal yang paling kritis karena jika terjadi kesalahan pemilihan proses maka hasil yang dicapai tidak akan seperti yang diharapkan.
Langkah awalnya yang dilakukan dalam pemilihan proses adalah mengetahui permintaan utama konsumen. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada pengguna jasa pos, kemudian ditentukan harapan yang menjadi prioritas utama konsumen. Setelah diperoleh prioritas harapan konsumen Ialu hasilnya tersebut diproses dengan kriteria-kriteria berdasarkan perbaikan yang sedang dilakukan oleh PT Pos Indonesia, dan hasilnya adalah proses yang mendapat prioritas pertama untuk dibenchmark yang pada penelitian ini adalah manajemen rute angkutan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S49937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>