Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 83024 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asep Djembar Muhammad
"PT. (Persero) Telekomunikasi Indonesia, Tbk. (Telkom) adalah salah satu BUMN yang sejak tahun 1995 telah berhasil masuk ke dalam pasar persaingan melalui penerapan program privatisasi dengan menjual sebagian sahamnya kepada masyarakat (go public), baik di bursa saham domestik maupun internasional. Penerapan kebijaksanaan privatisasi PT Telkom di antaranya dimaksudkan untuk menghimpun dana masyarakat agar diperoleh dana segar dalam memenuhi pembiayaan investasi dan modal kerja Telkom.
Selain melakukan penjualan saham, Telkom sebagai perusahaan publik juga melaksanakan Kerjasama Operasi (KSO) dan kegiatan Pola Bagi Hasii (PBH) dengan sejumlah Mitra Telkom. Kerjasama ini dilakukan guna mempercepat pembangunan di bidang telekomuniasi, melalui penyediaan infrastruktur jaringan telekomunikasi domestik, termasuk dukungan manajerial, operasional dan tenaga ahli, khususnya dalam rangka perluasan jangkauan sekaligus perbaikan kualitas pelayanan.
Penelitian ini bertujuan menganalisis kinerja PT. Telkom setelah dilaksanakannya penjualan saham kepada publik dan pola-pola kerjasama dimaksud, dengan menggunakan pengukuran kinerja Balanced Scorecard (Kaplan, Norton, 1996), yang tidak hanya mengukur kinerja aspek keuangan saja, melainkan juga aspek non-keuangan yang meliputi aspek proses bisnis internal, aspek pelanggan dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan. Pendekatan tersebut dilakukan, mengingat pengukuran kinerja perusahaan publik seperti Telkom selama ini hanya dilihat dari kinerja keuangan saja, dengan mendasarkan pada evaluasi terhadap Rentabilitas, Likuiditas dan Solvabilitas (RLS) sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor .740/KMK.OO/1989 jo. Keputusan Nomor 826/KMK.013/1992 tentang Efisiensi dan Produktivitas BUMN.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tipe penelitian deskriptif analitis dan dengan menetapkan 18 komponen analisis, dimana masing-masing komponen memiliki skor tersendiri berdasarkan skala Likert. Lokasi penelitian adalah Kantor Pusat PT. Telkom Bandung dan Divisi Regional II Telkom Jakarta, sedangkan sampel dipilih dari pelanggan telepon kategori bisnis dan resindensial yang berada di lingkungan Kandatel Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Utara berdasarkan quota sampling, serta hasilnya dianalisis secara kualitatif.
Dari seluruh komponen yang dianalisis, diperoleh hasil total skor 71, atau dengan bobot sebesar 3,97. Angka tersebut menunjukkan bahwa kinerja PT. Telkom dalam kurun waktu 4 tahun terakhir secara umum dapat dinyatakan dalam kondisi hampir baik, kecuali kinerja aspek keuangan yang melemah sebagai dampak krisis moneter, yang diikuti pula dengan menurunnya nilai jual saham di bursa internasional."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Rasdiana
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis kinerja karyawan pada PT. Excelcomindo Pratama, Jakarta. Menurut Rummler dan Brache dalam sistim organisasi terdapat tiga variabel yang akan menentukan kinerja karyawan yaitu sasaran kerja, disain kerja dan pengelolaan kerja di mana pengelolaan kerja terdiri komponen spesifikasi kinerja, dukungan terhadap kerja, konsekuensi, umpan balik , pengetahun dan ketrampilan, dan kapabilitas individu.
Populasi pada penelitian ini adalah karyawan PT. Excelcomindo Pratama pada tiga departemen yang melakukan penjualan, yaitu departemen Corporate Sales, Retail Operations & OTA - Direct Sales dan Regional Sales Operations - Indirect Sales dengan jumlah karyawan 144 orang. Sampel ditetapkan melalui teknik pengambilan sampel purposif (purposive sampling) sebanyak 61 orang, yaitu hanya pada karyawan yang bertanggung jawab untuk melakukan penjualan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner teitutup yang terdiri dari 11 bagian. Bagian pertama berisi pertanyaan yang berkaitan dengan sosio-demografi sebanyak 6 butir pertanyaan. Bagian kedua, pertanyaan yang berkaitan dengan sasaran kerja (X1) berjumlah 8 butir pertanyaan. Bagian ketiga, pertanyaan yang berkaitan dengan disian kerja (X2) berjumlah 7 butir pertanyaan. Bagian keempat adalah pertanyaan yang berkaitan dengan spesifikasi kinerja (X3) berjumlah 6 butir pertanyaan. Bagian kelima adalah pertanyaan yang berkaitan dengan dukungan terhadap kerja (X4) berjumlah 5 butir pertanyaan Bagian keenam adalah pertanyaan yang berkaitan dengan konsekuensi kerja (X5) berjumlah 6 butir pertanyaan Bagian ketujuh adalah pertanyaan yang berkaitan dengan umpan balik (X6) berjumlah 11 butir pertanyaan Bagian kedelapan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan persuasive dan pengaruh did (X7) berjumlah 10 butir pertanyaan Bagian kesembilan adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan bernegosiasi (X8) berjumlah 7 butir pertanyaan. Bagian kesepuluh adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan bersosialisasi dan menjalin hubungan (X9) berjumlah 6 butir pertanyaan Akhirnya, bagian kesebelas adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi dan presentasi (X10) berjumlah 11 butir pertanyaan Untuk variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y) merupakan hasil penilaian kerja tengah tahunan.
Pengolahan dan analisis data menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 10.0. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variabel sosio demografi dengan kinerja karyawan digunakan tabulasi silang (crosstab), sedangkan untuk menguji hubungan (korelasi) antara sasaran kerja, disain kerja, spesifikasi kinerja, dukungan terhadap kerja, konsekuensi kerja, umpak balik, kemampaun persuasive dan pengaruh diri, kemampuan bemegosiasi, kemampuan bersosialisasi dan menjalin hubungan, kemampuan berkomunikasi dan presentasi digunakan korelasi tingkat Spearman.
Hasil penelitian dengan menggunakan korelasi tingkat Spearman menunjukkan hubungan antara sasaran kerja (XI) dengan kinerja karyawan (Y) diperoleh nilai rs = 0,881. Hasil analisis korelasi antara variabel disain kerja (X2) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai r5-0,891. Hasil analisis korelasi antara variabel spesifikasi kinerja (X3) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai rs=0,837. Hasil analisis korelasi antara variabel dukungan terhadap kerja (Xa) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai rs 0,892. Hasil analisis korelasi antara variabel konsekuensi kerja (X5) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai r5=0,883. Hasil analisis korelasi antara variabel umpan balik (X6) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai r5~,885. Hasil analisis korelasi antara variabel kemampuan ersuasive dan pengaruh din (X7) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai r=0,728. Hasil analisis korelasi antara variabel kemampuan bemegosiasi (Xs) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai 1-= 0,281. Hasil .analisis korelasi antara variabel bersosialisasi dan menjalin hubungan (X9) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai 1-50,318. Hasil analisis korelasi antara variabel berkomunikasi dan presentasi (Xto) dengan variabel kinerja karyawan (Y) memperoleh nilai r5 0,589.
Dengan demikian hubungan (korelasi) yang paling signifikan antara penerapan variabel-variabel dad sistim kinerja (human performance system) terhadap kinerja karyawan adalah variabel sasaran kerja, disain kerja, spesifikasi kinerja, dukungan kerja, konsekuensi kerja, umpan balik dan variabel kemampuan persuasive dan pengaruh dari Variabel-variabel kemampuan bersosialisasi dan menjalin hubungan dan variabel berkomunikasi dan presentasi mempunyai hubungan yang cukup signifikan terhadap kinerja karyawan. Sementara variabel bernegosiasi tidak mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja karyawan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Djunggu H.
"PT Bursa efek Jakarta sebagai fasilitator perdagangan efek melakukan kegiatan berbasis teknologi mempunyai peran yang penting dan strategis didalam upaya pengumpulan dana dan peningkatan investasi di dalam negeri. Sebagai sebagai SRO (Self Regulatory Organization) harus dapat membangun kinerja yang tinggi dan mampu meningkatkan transparansi, menciptakan dan menyediakan sistem atas produk dan jasa yang lebih kompetitif, dan mampu mengoptimalkan potensi lokal serta mengambil keuntungan dari reposisi internasional.
Kegiatan yang spesifik dan bursa efek dan dilatar belakangi dengan sistem informasi dan sistem perdagangan saham yang difasilitasi oleh perusahaan sangat bersinggungan dengan tehnologi informasi yang canggih seperti sistem pencatatan saham dengan sistem pencatatan dua pagan, dan pengembangan sistem bursa khususnya sistem perdagangan saham dengan scnpless trading ( perdagangan tanpa warkat) yang mengintegrasikan kliring, penyelesaian dan depositors dan pengembangan sistem perdagangan yang menggunakan jaringan perdagangan jarak jauh (Remote Trading) dimana dengan sistem ini memungkinkan para pialang dapat melakukan transaksi dimanapun sehingga dengan sistem ini diharapkan bursa menjadi lebih efisien baik dari segi biaya maupun kecepatan penetrasi pasar. Banyak hal lain yang pada masa mendatang sesuai dengan tuntutan pasar global menuntut bursa efek agar mampu melakukan fungsi pelayanan di bidang perdagangan saham serta derivatifnya menuntut suatu pengelolaan yang memerlukan sumber daya manusia khusunya di bursa efek yang profesional dan yang berkompetensi.
Melihat jumlah dan komposisi karyawan PT Bursa Efek Jakarta pada saat ini sejumlah 325 karyawan termasuk karyawan tidak tetap dengan kualifikasi pendidikan formal pada jenjang tingkat SD sampai dengan SMA 43,2%, tingkat akademik 53,3% maka kualitas sumber daya manusia merupakan masalah bagi kinerja PT BEJ di masa depan mengingat perannya yang cukup strategis.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik berupa analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi sebagai alat intepretasi variabel dan uji petik satu pihak sebagai alat uji signifikansi sampel terhadap populasi. Selanjutnya dengan macam data yang interval korelasi antar variabel dianalisis dengan tehnik korelasi Pearson Product Moment dengan menggunakan Tabel r-product untuk mengetahui hubungan pengaruh antar variabel yang menyebabkan fenomena ranking variabel tersebut terjadi. Dan hubungan antar strata dianalisis dengan menggunakan metode Chi-Square.
Dari hasil penelitian atas faktor Pemahaman Peran (Role Perception). Kemampuan (Ability), Motivasi (Motivation), Kesempatan Untuk Meningkatkan Kinerja (Opportunity to Perform) dan Usaha (Effort) yang mempengaruhi variabel knerja karyawan, terdapat dua puluh satu elemen variabel yang dominan memberikan persepsi yang perlu ditingkatkan karena menempati posisi paling rendah berdasarkan nilai yang dihipotesiskan masing-masing variabel Kemampuan, Motivasi, Pemahaman Peran dan Usaha."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyadi Wonorahardjo
"Dengan tingkat persaingan dan perkembangan teknologi informasi sekarang ini, menjadikan pelanggan semakin demanding dan daur hidup produk (product life cycle) menjadi semakin pendek. Untuk itu, perusahaan dapat lebih memperhatikan tuntutan pelanggan, serta meningkatkan kemampuannya untuk menghasilkan produk yang berkualitas, murah, mudah diperoleh, ramah lingkungan, cepat dalam menanggapi keluhan pelanggan, teliti dan kritis dalam. membaca apa yang diharapkan pelanggan. Oleh sebab itu, dibutuhkan informasi yang mencerminkan kinerja manajemen perusahaan secara keseluruhan dan menganalisis kinerja tersebut, agar dapat dilakukan tindakan perbaikan dan kebijakan dalam usaha meningkatkan daya saing perusahaan.
Dengan misi dan strategi yang dimiliki PT. X dalam menghadapi persaingan serta lisensi yang diperoleh dari beberapa perusahaan besar, yaitu: Johnson & Johnson, P & G, PT. X memproduksi sabun kesehatan kulit khususnya, seperti: sabun Johnson & Johnson, DetoI, Purol, Zest, Camay. Disamping itu, dengan diferensiasi produk yang ada PT. X memproduksi toilet soap dan hotel size soap tanpa lisensi dari perusahaan sejenis lainnya. Pelanggan yang di miliki oleh PT. X, yaitu: pelanggan yang membeli untuk dipakai sendiri yang terdiri dari masyarakat dan hotel atau penginapan dan pelanggan yang membeli untuk dijual kembali. Oleh sebab itu, untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan daya saing, produk yang dihasilkan harus berkualitas, mudah diperoleh, mempunyai harga yang pantas, mempunyai beberapa jenis produk baru yang sesuai dengan harapan pelanggan, serta layanan yang baik dan prima. Untuk itu, dibutuhkan kerjasama lintas fungsi dengan bagian terkait, serta komunikasi yang baik guna mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Kemudian, perlu adanya peningkatan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan, pengelolaan yang baik, motivasi, kepedulian dan penghargaan manajemen perusahaan terhadap sumber daya manusia yang dimiliki dalam usaha memenuhi kebutuhan dan memuaskan pelanggan, sehingga kesejahteraan pemegang saham dalam jangka panjang dapat terwujud.
Selama ini, untuk melakukan analisis kinerja manajemen perusahaan, hanya menggunakan informasi yang diperoleh dan diolah dan laporan keuangan atas hasil usaha dalam suatu periode tertentu seperti: pertumbuhan penjualan dan keuntungan, material yield, marjin laba kotor, increase of shareholder return, return on assets, return on investment. Tetapi untuk dapat bertahan dan unggul dalam persaingan yang ketat sekarang ini dan melayani pelanggan yang semakin kritis, pandai dan demanding, dibutuhkan informasi yang mencerminkan kondisi perusahaan sebenarnya. Yang mana, informasi tersebut tidak terdapat dalam laporan keuangan yang dihasilkan.
Disamping itu, perusahaan mempunyai pencatatan atas aktivitas yang ada, tetapi catatan tersebut belum tertata dan terintegrasi, sehingga belum menciptakan informasi yang memadai dan bermanfaat bagi manajemen untuk menilai kinerja operasionalnya. Oleh sebab itu, dibutuhkan metode pengukuran kinerja yang menghasilkan kombinasi informasi dart pengukuran yang bersifat keuangan dan non keuangan serta jangka panjang yang saling terkait dalam usaha mencapai tujuan perusahaan yang ditinjau dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif ramah lingkungan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Pengukuran yang di maksud adalah Balanced Scorecard, yaitu pengukuran kinerja yang dimulai dengan menterjemahkan strategi perusahaan menjadi tindakan operasional perusahaan sehari-hari."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chusnul Chotimah
"Dampak pandemi Covid-19 yang belum pernah di prediksi sebelumnya, menuntut perusahaan mengembangkan kapasitas adaptif mereka agar mampu bertahan. Sifat industri yang masih tradisional membuat dampak yang dialami sektor konstruksi menjadi berbeda dan unik, khususnya pada Badan Usaha Milik Negara di bidang jasa konstruksi. Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, Badan Usaha Milik Negara dituntut untuk meningkatkan kapabilitas inovasinya agar tetap mampu beradaptasi dengan kondisi, di samping tetap memberikan kontribusi sebagai bagian dari kewajibannya terhadap negara. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapabilitas inovasi yang dimiliki perusahaan dan bagaimana dampaknya terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan. Penelitian dilakukan menggunakan qualitative content analysis dengan menggabungkan hasil wawancara dan telaah pustaka. Temuan mengungkapkan bahwa PT XYZ sebagai Badan Usaha Milik Negara di bidang jasa konstruksi memiliki ketiga dimensi kapabilitas inovasi, yaitu: fokus-pelanggan, fokus-pemasaran, dan fokus teknologi. Kehadiran kapabilitas inovasi yang berfokus pada pelanggan menjadikan perusahaan memperoleh penghargaan dari Museum Rekor Indonesia. Berikutnya, adanya kapabilitas inovasi yang berfokus pada pemasaran yang dimiliki mampu melahirkan program pemasaran inovatif yaitu creative financing. Pada kapabilitas inovasi fokus-teknologi, mampu membuat perusahaan menjawab tantangan teknologi yang ada melalui hasil konstruksi khususnya pada proses design and build maupun build-operation-transfer yang lebih mutakhir dibandingkan dengan pesaingnya. Ketiga kapabilitas inovasi yang dimiliki tersebut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan kinerja perusahaan yang diukur melalui ROA, ROS, dan ROE. Dalam praktiknya perusahaan perlu agile dan adaptif terhadap perubahan lingkungan bisnis yang terjadi agar dapat lebih memahami perubahan kebutuhan pelanggannya. Pemerintah juga perlu berpartisipasi dalam menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif khususnya antar Badan Usaha Milik Negara, agar dapat mendorong pulihnya industri jasa konstruksi yang terdampak akibat pandemi.

The Covid-19 pandemic impact that was previously unpredicted required companies to develop their adaptive capacity to survive. The traditional-still industry natures in construction sector made the impact felt different and unique, especially for State-Owned Enterprises in that sector. Having a role in national economic development, State-Owned Enterprises are required to improve their innovation capabilities to be able to adapt to conditions, while continue contributing as part of their obligations to the country. This research aims to find out what innovation capabilities a company has and analyze its impacts on the company performances. The analysis was carried out using qualitative content analysis by combining the results of interviews and literature reviews. The findings shows that PT XYZ as a State-Owned Enterprise in the field of construction services has three dimensions of innovation capability, namely: client-focus, marketing-focus, and technology-focus. The presence of the client-focused innovation capabilities enabled the company to achieve an award from the Indonesian Record Museum. In addition, the existence of marketing-focused innovation capabilities brings in new innovative marketing program called creative financing. The technology-focused innovation capabilities have made the company able to respond to the existing technological challenges through construction activities, especially through design and build process or build-operation-transfer process which is more up to date compared to its competitors. These three innovation capabilities have a positive impact on the company's performance growth, measured by ROA, ROS, and ROE. Finally, companies need to be agile and adaptive against changes that occur in business environments to better understand their customers changing needs. The government also need to participate in creating conducive business environments, especially between State-Owned Enterprises, so that it can encourage the recovery especially for the construction service industry which has been affected by the pandemic."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri. S. Sunoko
"Berkembangnya teknologi transportasi menyebabkan angkutan kereta api menjadi tulang punggung pergerakan orang di banyak negara maju, justru kereta api di Indonesia semakin menurun keperkasaannya karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Dari sisi cakupan jaringan pelayanan, panjang jalur kereta api justru menurun bila dibandingkan dengan awal keberadaannya, hal yang sama dialami pada sisi kualitas dan kapasitas pelayanan.
Sejak kehadirannya hanya satu institusi yang melaksanakan penyediaan jasa kereta api yang dikenal sekarang dengan PT. (Persero) Kereta Api. PT. KA bukan tanpa masalah, banyak hal yang menghadang perjalanan usahanya. Secara prinsip, PT. KA menghadapi dua kelompok besar masalah yang mempengaruhi kinerjanya yaitu faktor eksternal dan internal. Namun bahasan penelitian ini akan memfokuskan lebih lanjut pada faktor internal manajemen yang dianggap relatif lebih mudah dikendalikan (aspek terkendali).
Berdasarkan data tahun 1996 hingga tahun 2001, laba usaha menunjukkan merugi kecuali pada tahun 1999. Sarana dan prasarana operasi banyak yang tua dan secara teknis memprihatinkan, padahal jumlah penumpang justru meningkat. Dalam 3 tahun terakhir ini tercatat 884 kecelakaan, sedangkan dari aspek ketepatan waktu juga masih jauh dari harapan. Keadaan yang paling memprihatinkan adalah menyangkut SDM yang didominasi pegawai dengan tingkat pendidikan SD/SLTP (66%). Oleh karena itulah, kualitas pelayanannya banyak mendapat sorotan dan kritikan. Sungguh ironis, PT. KA yang memonopoli pelayanan angkutan kereta api, hingga saat ini belum dapat menunjukkan kinerjanya yang baik.
Untuk dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang dihadapi PT.KA, maka aspek kinerja yang perlu ditelaah adalah aspek pengelolaan keuangan, kompetensi SDM, pengelolaan operasional dan kepuasan pelanggan (pengguna jasa). Dari hasil analisis menggunakan AHP, faktor keuangan ditemukan sebagai faktor dominan yang dapat berfungsi sebagai leverage (pengungkit) terhadap faktor kinerja lainnya yang kemudian dikaji dengan menggunakan metode Sistem Dinamis dibantu dengan model persamaan Power Sim. Setelah dilakukan proses validasi model, tahap selanjutnya dilakukan uji sensitivitas dan hasil yang dicapai menyatakan bahwa aspek in-efisiensi merupakan faktor yang paling signifikan pengaruhnya terhadap peningkatan laba usaha.
Dari temuan-temuan sebagaimana uraian di atas, penelitian ini sampai pada kesimpulan bahwa berdasarkan hasil analisis dengan bantuan literatur-literatur terkait yang dipertajam dengan pisau analisis AHP dan Sistem Dinamis, mampu mwngungkap kelemahan-kelemahan kinerja PT. KA selama ini yaitu:
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yang menentukan kinerja adalah faktor keuangan, operasional, sumber daya manusia dan kepuasan pelanggan (pengguna jasa). Data selama 5 tahun terakhir menunjukan: kondisi laba usaha merugi sejak tahun 1996 -2001 kecuali tahun 1999, operasi kereta (khususnya kelas ekonomi) tidak memadai, tingkat kecelakaan cukup tinggi, kompetensi SDM memprihatinkan dan pelayanan menurun dibandingkan dengan tahun 1939.
b. Posisi manajemen dan operasional PT. KA selama ini belum menerapkan prinsip-prinsip good coorporate governance visi, misi dan tujuan organisasi belum akuntabel, komitmen manajeman dan karyawan belum selaras, belum membudaya profesionalisme dan kepentingan pengguna jasa dan proses internal bisnis antar divisi belum berjalan secara sinergi.
c. Model pengukuran yang mampu mewujudkan unsur-unsur pokok kinerja adalah metode AHP mengungkap bahwa kinerja keuangan merupakan faktor dominan, hasil metode Sistem Dinamis menyatakan bahwa faktor in-efesiensi pemanfaatan aset merupakan faktor signifikan untuk mengungkit labs usaha.
d. Pilihan kebijakan terbaik untuk mencapai optimalisasi kinerja adalah skenario moderat dan skenario optimistik (dramatik)
Untuk mengembangkan PT. KA, maka disarankan skenario kedepan sebagai berikut:
a. Bila resources terbatas, ditempuh Skenario Madera' sebagai strategi jangka pendek dengan upaya melakukan transparansi, konsolidasi berjenjang, efisiensi di segala lini (aspek keuangan, SDM, Pelayanan dan Operasi), adaptasi terhadap perubahan masa depan, mengaplikasikan konsep kontrak terprogram dan terukur dengan efisiensi tinggi oleh setiap Divisi SBU.
b. Bila resources memungkinkan, ditempuh Skenario optimistik sebagai strategi jangka panjang dengan upaya melakukan program restrukturisasi organisasi sehingga PT. KA akan diarahkan untuk operasional sarana, sedangkan Badan Usaha baru akan menangani operasional prasarana secara terpisah."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T8851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setyanto
"Secara umum ada anggapan bahwa krisis moneter yang bermula dari depresiasi rupiah yang tajam akan menghancurkan sistem perbankan, melalui exposure valuta asing, suku bunga tinggi dan tidak bergeraknya sektor riil. Penelitian ini mencoba melihat mengenai dampak krisis moneter terhadap dunia perbankan. Namun karena krisis moneter aspeknya terlalu luas dan relatif sulit dikuantifisir, maka untuk menyederhanakan penelitian, dicoba melalui perbandingan rata-rata kinerja salah satu bank swasta nasional devisa, yakni PT. Bank Kesawan baik sebelum maupun sesudah krisis moneter.
Dengan keterbatasan data yang ada (1994-98), rata-rata kinerja PT. Bank Kesawan berdasar model EAGLES bila dilakukan pengujian secara statistik (uji t) menunjukkan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja (total) sebelum dan sesudah krisis moneter. Atau dengan perkataan lain, krisis moneter tidak berpengaruh terhadap kinerja PT. Bank Kesawan. Perbedaan yang signifikan hanya terjadi secara parsial pada indikator kinerja yang berkaitan dengan modal, seperti CAR ( Capital Adequacy Ratio) dan RMI ( Ratio Modal Inti ).
Penyebab dari masih tangguhnya PT. Bank Kesawan dalam menghadapi krisis diduga akibat oleh faktor : (I) adanya tambahan setoran modal dari pemilik/pemegang saham (2) adanya kebijakan uang ketat yang menjadikan pasar suku bunga tinggi, sehingga bank dapat menyiasati sebagai sarana penempatan dana yang relatif aman pada Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Interbank Call Money (3) peningkatan perolehan dari aktivitas fee based income dari hasil transaksi devisalvaluta asing mampu mengkompensir tipisnya net interest margin dari kegiatan perkreditan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Kartini
"PD PAL JAYA adalah salah satu kelompok usaha pelayanan umum/utilitas Badan Usaha Milik Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang bertugas memberikan jasa pelayanan penyaluran air limbah dan pengumpulan melalul sistem perpipaan, sistem setempat, serta pengolahannya. Disamping itu, dengan berdirinya PD PAL JAYA diharapkan mampu menggerakkan potensi dan partisipasi masyarakat serta memberikan kontribusi bagian labs sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Propinsi Derah Khusus Ibukota Jakarta.
Selama ini pengukuran kinerja PD PAL JAYA mengacu pada Keputusan Gubernur KDKI Jakarta Nomor 849 tahun 1994 tenting Pedoman Penyusunan dan Penilaian Kinerja Badan Usaha Milik Daerah di Lingkungan Pemerlntah DKI Jakarta. Sistem pengukuran kinerja ini semata-mata hanya mengukur aspek keuangan atau cenderung untuk pemenuhan kepentingan pihak eksternal perusahaan. Untuk mewujudkan sistem pengukuran yang lebih menyeluruh dibutuhkan pengukuran kinerja yang memperhatikan kebutuhan internal PD PAL JAYA, yaltu melalui Metode Balanced Scorecard . Hal Ini yang mendasari penulis untuk mencoba menggunakan pengukuran kinerja Metode Balanced Scorecard pada PD PAL JAYA.
Metode Balanced Scorecard ini menilai aspek keuangan dan aspek non keuangan seperti : aspek pembelajaran/pertumbuhan, aspek proses bisnis internal, serta aspek pelanggan. Dengan kata lain, pengukuran ini lebih menyeluruh.
Populasi penelitian ini adalah 105 orang pegawai PD PAL JAYA dan 1.174 pelanggan PD PAL JAYA. Dari populasi pegawal PD PAL JAYA diambil 100 orang (tidak termasuk 4 orang Direksi) sebagai sampel dan disebarkan kepada mereka kuesioner untuk mengukur aspek pembelajaran/pertumbuhan dan aspek proses bisnis internal, ternyata hanya 70 orang pegawai yang layak menjadi responden penelitian. Kemudian dari populasi pelanggan 1001 pelanggan rumah tanga diambil 228 pelanggan sebagai sampel secara simple proporsionate random sampling, ternyata yang layak menjadi responden sebesar 208 pelanggan rumah tangga, kepada mereka disebarkan kuesioner untuk mengukur indikator dalam aspek pelanggan dan penilaian inovasi perusahaan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan secara keseluruhan kinerja PD PAL JAYA melalui Metode Balanced Scorecard meliputi keempat aspek yang diukur yaitu : Aspek pembelajaran/pertumbuhan dikriteriakan hampir baik (skor=31), aspek proses bisnis internal dikriteriakan baik (skor=12), aspek pelanggan juga dikriteriakan baik (skor=8), dan aspek keuangan dikriteriakan cukup baik (skor=19). Untuk meningkatkan aspek pembelajaran/pertumbuhan PD PAL JAYA harus meningkatkan kepuasan pegawai, kemampuan sistem informasi perusahaan, melalui penempatan karyawan berdasarkan prinsip kesesuaian dan kelayakan, pembenahan sistem informasi yang terpadu dan menggunakan standar prosedur operasi.
Untuk meningkatkan pelayanan ke pelanggan sebaiknya perusahaan berupaya mengantisipasi meluapnya limbah kala hujan deras dan mengganti tutup main hole di jalan yang banyak hilang.
Untuk meningkatkan kinerja keuangan PD PAL JAYA sebaiknya memperhatikan prinsip ekonomis, efisiensi, dan efektifitas dalam mengelola modal dan aktiva perusahaan.
Penelitian ini merupakan penelitlan awal mengenai implementasi Metode Balanced Scorecard ke dalam PD PAL JAYA. Untuk mendapatkan rancangan sistem pengukuran kinerja yang lebih baik maka perlu melibatkan seluruh komponen perusahaan dan para ahli/konsultan didukung sistem informasi manajemen yang baik."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12112
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Roso Sri Widowati
"The objective of this research is done to know the work procedure of the security guard in the correctional facility of class IIA Yogyakarta. According to Gibson that attitude or behavior (B) of one employee is the function of individual (I), organization (O) and psychology (P).
B=f (I,O,P)
For further, Gibson shows that the work procedure or work achievement and individual behavior is influenced by the three variables that are individual variable, organizational variable and psychology variable. The individual variable consists of the ability and the skill; the families backgrounds either the social level or demography. The ability and the skills are one of the things that hold a role in deciding the one's of work procedure. The psychological procedure consists of perception, attitude, personality and motivation. The organization variable consists of the resources, leadership, repayment, structure and the work design.
Focusing from Gibson's opinions, the writer formulates that the most influence factor of the employee work procedure are the ability and the skill that in this case connected with the educational level, compensation, payment and work motivation which is possessed by those employee.
The population in this research is the security guard in the correctional facility of class IIA Yogyakarta. The security guards that is become responden in this research consists of the KPLP Staff (Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan), the security guard group I up to 5 of the block of woman of the KPLP Staff. The sample is stated by using the proportional stratified random sampling method, and from the 80 questionnaires which are distributed and they are 65 questionnaires that are collected again. The questionnaire that is used in this research is kind of closed question and answered list with the suitable answer valuable. The scale that is being used in this research is Likert Scale which is known as summated ratings method.
The data processing and analysis is by using SPSS (Statistical Product and Service Solutions) version 11. The cross tabulation analysis is done to know how far the relations between the independent variable and the dependent variable that is the relation between the educational level which is in this case consists of the formal education level and the training that ever take financial compensation variable that are consists of the salary and extra allowance that they get, motivation variable with the work procedure variable of the security guard in the correctional facility.
After doing the calculation with SPSS (Statistical Product and Service Solutions) version 11 by using Spearman correlation measurement method could get that the value of the relation between formal education and work procedure of security guard is 0,426 with the significant degree in the level of 0,00. So it can be concluded that there is real relation between the formal education and the work procedure of the security guard but there is only weak relation. While for the relation between the training of the work procedure of security guard with the level of relation is 0,605 with the significant degree 0, 00. So, it can be concluded that real relation between training/provisioning with the work procedure of the security guard and there is strong relation on it.
While for the relation between financial compensation perception with the work procedure of the security guard and the result is founded in 0,662 with the significant degree in the level of 0,00. So it can be concluded that there is a relation between financial compensation perceptions with the work procedure of the security guard and there is strong relation/connection. The relation between the amount of salary and the work procedure of the security guard is get the relation 0,693 with the significant degree in the level of 0,00. So, it can be concluded that there is a relation between the amounts of the salary with the work procedure of the security guard and there is strong relation. While the relation between the perception of motivation and work procedure of the security guard is in the amount of 0,722 with the significant degree is 0.00. So, it can be concluded that there is a relation between the motivation perception and the work procedure of the security guard and the relation is strong."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22007
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Huntal Parulian
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kompetensi dengan kinerja karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta. Untuk sampai pada tujuan ini digunakan desain penelitian korelasional dengan melibatkan 86 responden yang diambil secara sensus, dimana semua anggota populasi semuanya dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan dianalisis dengan menggunakan formula statistika, yakni korelasi Rank Spearmans dan uji t yang perhitungannya dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 11.
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kondisi kinerja para karyawan PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang DKI Jakarta secara umum tergolong sangat baik, iklim komunikasi organisasi tergolong kurang baik, dan kompetensi karyawan tergolong baik. Sementara itu, dari hasil analisis statistik diketahui bahwa iklim komunikasi organisasi dan kompetensi memiliki hubungan positif dan signifikan dengan kinerja karyawan.
Karena iklim komunikasi dan kompetensi terbukti memiliki hubungan positif dengan kinerja karyawan, maka perlu adanya upaya untuk memperbaiki keduanya, di antaranya dengan cara: (1) mengoptimalkan fungsi supervisi pimpinan, (2) mengoptimalkan penilaian kinerja yang diantaranya dengan cara melakukan penilaian kinerja secara seobyektif dan ditindaklanjuti dengan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, dan (3) memberikan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi, sebagai upaya untuk memotivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensinya yang dapat diberikan secara finansial maupun nonfinansial."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T11581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>