Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 182274 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Etty Rekawati
"Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan menggunakan teknik survey yang bertujuan untuk memperoleh gambaran pengetahuan, sikap dan praktek lanjut usia dalam melakukan perawatan kebersihan diri di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur. Pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mengenai kemampuan (pengetahuan, sikap dan praktek) lanjut usia dalam memenuhi perawatan kebersihan dirinya serta pemeriksaan fisik mengenai kebersihan diri lanjut usia. Data dianalisa dari pernyataan pengetahuan, sikap dan praktek yang dikelompokkan dalam variabel pengetahuan, sikap dan praktek. Kemudian berdasarkan skala penilaian yang sudah ditetapkan, hasil penghitungan dikelompokkan untuk menilai level//tingkatannya.
Penelitian dilaksanakan di Panti Tresna Wredha Budi Mulia Jakarta Timur dengan mendapatkan responden sebanyak 36 lanjut usia yang dipitih secara acak. Hasil penelitian didapatkan data bahwa pengetahuan lanjut usia mengenai kebersihan diri sangat baik sebesar 72,22 %, baik sebesar 13,89 % dan cukup sebesar 8,33 %. Sikap lanjut usia terhadap perawatan kebersihan diri sebesar 58,33 % bersikap baik, 30,56% bersikap cukup namun masih ada lanjut usia yang bersikap acuh atau kurang terhadap perawatan kebersihan diri yaitu sebesar 11,11 %. Praktek terhadap kebersihan diri yang dilakukan lanjut usia relatif sudah cukup baik, hat ini ditunjukkan dari data yang diperoleh yaitu lansia yang melakukan praktek kebersihan diri sangat baik sebesar 19,44 %, lansia yang melakukan praktek kebersihan diri baik sebesar 27,78 %, lanjut usia yang melakukan perawatan diri cukup sebesar 41,67 % namun masih ada lanjut usia yang m asih kurang dalam melakukan praktek terhadap kebersihan dirinya yaitu sebesar 11,11 %.
Hasil data di atas ternyata tidak sejalan dengan hasil pemeriksaan fisik mengenai kebersihan diri lanjut usia. Sehingga penelitian ini perlu sekali ditindaklanjuti dengan penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi semua faktor yang mempengaruhi lanjut usia dalam pemenuhan perawatan kebersihan dirinya. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
LP-Pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari
"ABSTRAK
Depresi adalah penyakit yang seringkali tidak terdeteksi namun secara nyata menurunkan kualitas hidup lansia. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan tingkat depresi pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta Timur. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan teknik random sampling pada 143 responden lansia. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Geriatric Depression Scale (GDS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,6 % lansia menderita depresi, terdiri dari lansia dengan depresi ringan 25,9% dan yang depresi berat ada 14,7%. Hasil penelitian menyarankan agar pihak panti memberikan bekal ilmu dan pelatihan kepada para petugas di panti untuk menangani lansia depresi.

ABSTRACT
Depression is a disease that is often not detected but significantly decreased quality of life for the elderly. The purpose of this study was describing the level of depression in the elderly in Panti Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 and 03 East Jakarta. This is a descriptive research design using simple random sampling technique in 143 elderly respondents. Research instrument used was the Geriatric Depression Scale (GDS). The results showed that 40.6% elderly suffering from depression, consisting of elderly people with minor depression 25.9% and 14.7% have major depression. The results suggest that the institution provides knowledge and training provision for officials dealing with the depressed elderly in institution of elderly."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43105
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Ali Marsaoly
"Semakin meningkatnya populasi lanjut usia akhir-akhir ini memerlukan penanganan yang lebih serius baik oleh pemerintah, masyarakat, maupun organisasi-organisasi sosial. Melalui kebijakan pemerintah bagi para lansia yang tidak mempunyai keluarga maupun yang mempunyai keluarga tetapi kurang memperoleh perhatian maka para lansia tersebut di santuni melalui sistem panti.
Penelitian ini berangkat dari permasalahan dalam pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dimana Pekerja Sosial mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka memenuhi kebutuhan para lanjut usia. Dikatakan penting dan strategis karena merekalah yang berhadapan langsung dengan klien yang dilayani sehingga permasalahan yang di alami klien dengan segera mereka mengetahuinya.
Selain daripada itu, dalam melaksanakan peranannya, para Pekerja Sosial di Panti Sosial Tresna Werdha "Budi Mulia" diperhadapkan pada berbagai kendala seperti tidak tersedianya tenaga profesional di panti seperti dokter, psikolog, ahli, gizi, sehingga tugas yang seharusnya ditangani oleh para profesional tersebut di ambil alih Pekerja Sosial. Selain permasalahan khusus yang dihadapi Pekerja Sosial adalah tidak seimbangnya rasio antara jumlah Pekerja Sosial dengan lansia yang dilayani, sehingga dipertanyakan apakah para Pekerja Sosial dapat melaksanakan peranannya secara optimal dengan kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan yang dilakukan Pekerja Sosial dalam kegiatan pelayanan sosial untuk memenuhi kebutuhan lansia, dan mengetahui hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial dalam melaksanakan peranan- peranan tersebut.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dimana pengumpulan datanya melalui studi kepustakaan, pengamatan, dan wawancara berstruktur dan tidak berstruktur, yang ditujukan kepada 21 orang informan, terdiri dari 12 orang informan Pekerja Sosial dan 9 orang infroman lansia.
Peneliti menggunakan kerangka Zastrow, yaitu bahwa ada 12 peranan yang dilakukan Pekerja Sosial dalam membantu individu, kelompok, keluarga, organisasi-organisasi serta masyarakat dalam mengatasi berbagai masalah. Selain itu menggunakan kerangka Lowy, serta Compton dan Galaway guna melihat peran Pekerja Sosial.
Temuan penting dari penelitian ini menunjukkan bahwa para Pekerja Sosial di PSTW "Budi Muiia" meskipun dengan keterbatasan pendidikan profesional pekerjaan sosial telah berusaha melaksanakan peranannya. Peranan yang telah mereka laksanakan dalam memenuhi kebutuhan lansia adalah antara lain selaku koordinator: yakni mengkoordinir kegiatan dan masalah yang ada; penghubung: yakni menghubungkan klien dengan sistem sumber; perantara: yakni menengahi konflik yang terjadi antara klien, fasilitator kelompok: yaitu membantu kelompok dalam pemecahan masalah yang dihadap, dan instruktur : yakni membimbing/melatih para lansia untuk pengembangan sikap mental dan keterampilan para lansia.
Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa hambatan-hambatan yang ditemui oleh Pekerja Sosial terdiri dari beberapa hal antara lain: kondisi lansia, kondisi lembaga antara lain: tidak tersedianya tenaga dokter/perawat, psikolog, ahli gizi, dan profesionalitas atau tingkat pendidikan dan pelatihan Pekerja Sosial, belum tersedianya tempat pelatihan keterampilan yang memadai, serta dana untuk operasional kegiatan yang masih minim.
Kesimpulan penelitian ini bahwa Pekerja Sosial belum maksimal melaksanakan peranannya, karena terbentur pada beberapa faktor hambatan, baik tingkat pendidikan profesi, faktor klien, maupun kondisi lembaga itu sendiri. Saran yang dapat diajukan adalah: Perlunya peningkatan profesionalisme para Pekerja Sosial, perlunya kerjasama antar sesama Pekerja Sosial dalam melaksanakan tugas dan perananya, perlunya membangun jaringan kerjasama dengan organisasi sosial atau lembaga lain yang menangani atau mendukung pelayanan terhadap lansia seperti psikolog, dokter, ahli gizi dan lain-lain, serta perlunya hubungan dengan keluarga lansia perlu dilakukan secara efektif oleh para Pekerja Sosial guna membantu pemecahan masalah yang dihadapi lansia."
2001
T4431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Lisayana Suci Listari
"Populasi lansia yang semakin meningkat menyebabkan terjadinya peningkatan rasio ketergantungan penduduk tua terhadap penduduk usia produktif. Hal ini mengakibatkan timbulnya berbagai masalah, termasuk tempat tinggal lansia. Kebanyakan lansia akhirnya memilih untuk tinggal di panti werdha.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat kepuasan terhadap pelayanan keperawatan di PSTW Budi Mulia 01 Cipayung, Jakarta Timur.
Desain penelitian ini adalah deskriptif kuatitatif dengan menggunakan sampel sebesar 70 responden yang dipilih dengan purposive sampling. Instrument yang digunakan adalah kuesioner dan akan dianalisis dengan menggunakan analisis univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 50 % lansia puas terhadap pelayanan keperawatan di panti. Penelitian ini penting untuk meningkatkan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada lansia.

Growing elderly population led to an increase in the dependency ratio of the elderly population of productive age population. This has resulted in a variety of issues, including the elderly residence. Most elderly people eventually choose to live in nursing homes.
This study aims to identify the picture of the level of satisfaction with nursing care in PSTW Budi Mulia 01 Cipayung, East Jakarta.
The study design was a descriptive quantitative using a sample of 70 respondents were selected by purposive sampling. Instrument used was a questionnaire and will be analyzed using univariate analysis.
The results showed that as many as 50% of seniors are satisfied with the services in nursing homes. This study is important for improving the nursing care given to the elderly. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Ediawati
"ABSTRAK
Resiko jatuh meningkat seiring dengan bertambahnnya usia lansia dan tingkat
kemandirian dalam Activity of Daily Living (ADL). Penelitian deskriptif sedehana
ini dilakukan terhadap 143 responden untuk mengetahui tingkat kemandirian
dalam ADL dan resiko jatuh pada lansia di Panti Sosial Tresna Wredha Budi
Mulia 01 dan 03 Jakarta Timur dengan menggunakan tehnik simple random
sampling dan desain cross secsional. Hasil penelitian ini dengan CI 95%
diperoleh bahwa lansia di PSTW Budi Mulia 01 dan 03 Jakarta memiliki tingkat
kemandirian yang tinggi (97,9%) dalam ADL pada Indeks Katz dan memiliki
resiko jatuh yang tinggi (44,1%) pada skala Morse Fall Scale. Saran dari
penelitian ini adalah perlu dilakukan tindakan-tindakan pencegahan jatuh dan
penggunaan alat bantu jalan yang tepat pada lansia di panti dengan tetap
mempertahankan fungsi kemandirian pada lansia.

ABSTRACT
The risk of falls is increasing in older people with ADL independence. This study
is simple descriptive in 143 respondents to know the level of independence in
activity of daily living (ADL) and the risk of falls in the elderly at Panti Sosial
Tresna Wredha Budi Mulia 01 dan 03 East Jakarta by used simple random
sampling and cross secsional design. The results showed that elderly at Panti
Sosial Tresna Wredha Budi Mulia 01 and 03 East Jakarta have the high level of
ADL independence (97,9% ) in Katz Index and the high risk of falls (44,1%) in
Morse Fall Scale. The suggestions of this study is necessary to prevent falls in the
elderly by using right ambulatory aid in institution by maintaining the ADL
independence in elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43833
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsul Anwar
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran analisis hubungan dukungan sosial dan olahraga terhadap kemampuan kognitif lanjut usia, menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional, dengan jumlah responden 133 lansia yang ada di PSTW Budi Mulia DKI Jakarta. Varibel pengaruh dalam penelitian ini adalah dukungan sosial dan olahraga, varibel terpengaruh dalam penelitian ini adalah kemampuan kognitif, sedangkan varibel confounding (usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan). Hasil penelitian mendapatkan hubungan dukungan sosial dan olahraga terhadap kemampuan kognitif bermakna, analisis menggunakan analisis bivariat (chi square) dengan alfa (<0,005) menunjukkan ada hubungan dukungan sosial dengan kemampuan kognitif (p value = 0,000) dan hubungan olahraga dengan kemampuan kognitif (p value = 0,001 ) Pada analisis regresi logistik hubungan dukungan sosial dan olahraga terhadap kemampuan kognitif dengan variabel confounding (umur, jenis kelamin dan tingkat pendidikan) menunjukkan bahwa lansia yang mendapatkan dukungan sosial baik berpeluang memiliki kemampuan kognitif yang baik 3,25 kali CI (95% ; 1,486 - 7,114) dibandingkan lansia yang mendapatkan dukungan sosial kurang setelah dikontrol varibel jenis kelamin, lansia yang melakukan kegiatan olahraga berpeluang 2.47 kali memiliki kemampuan kognitif CI (95%: 1,072 - 5,700) dibandingkan lansia yang kurang melakukan kegiatan olahraga setelah dikontrol varibel Jenis kelamin. Faktor yang paling dominan adalah dukungan sosial terhadap kemampuan kognitif. Dampak penelitian ini diharapkan kepada lansia untuk selalu beraktivitas dengan membaca, berolahraga dan kegiatan sosial lainnya sehingga kemampuan kognitif dapat dipertahankan.

The goal of this research is to describe relation analyze between social support and exercise with cognitive ability of older adult. Research design is descriptive correlation with cross-sectional approach. Number respondent are 133 older adult in Budi Mulia is nursing home Jakarta. Independent variables in this research are social support and exercise, dependent variable is cognitive ability, and confounding variable are ages, sex, and education level. The result of this research is a meaningful relation between social support & exercise with cognitive ability. This research uses bivarian analyze (chi square) with alfa (<0,005) describe the relation between social support with cognitive ability (p value = 0,000) and relation between exercise with cognitive ability (p value =0,002). In regretion logistic analysis the relation social support and exercise to cognitive ability with confounding variable (ages, sex, and education level) describe that older adults with good social support have good cognitive ability 3,25 times CI (95% ; 1,486 - 7,114), from older adult with less social support after controlled by sex variable. Older adults which doing good exercise have cognitive ability 2,47 times CI (95 % : 1,072 - 5,700) from older adults with less exercise after controlled by sex. The dominant factor is social support to cognitive ability, the impact of this research is to encourage older adult to always have activity like read, exercise & other social activities so their cognitive ability can be maintenance."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17460
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktariyani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gamabran status gizi pada lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulya 01 dan 03 Jakarta Timur. Metode penelitian ini kuantitatif dengan desain deskriptif cross sectional. Jumlah responden 143 dengan tekhnik pengambilan simple random sampling. Hasil penelitian status gizi lansia berdasarkan Indeks Massa Tubuh adalah 50,3% status gizi normal, 33,6% gizi kurang, 16,1% gizi lebih. Sementara 47,6 % lansia normal dan tidak membutuhkan pengkajian lebih lanjut sedangkan 52,4% lansia mungkin malnutrisi dan membutuhkan pengkajian lebih lanjut berdasarkan The Mini Nutritional Assessment. IMT dapat lebih dipilih untuk menentukan status gizi pada lansia di panti karena lebih mudah digunakan dan bersifat objektif.

This study had purposed to describe of the nutritional status elderly in social institutional Budi Mulya 01 and 03 Jakarta Timur. Method of this study was quantitative with cross sectional descriptive. The number of respondents was 143 respondents with technique simple random sampling. Results of this study nutritional status elderly based on Body Mass Index are 50.3% normal nutritional status, 33.6% under nutrition, 16.1% overweight. While, 47.6% normal and no need to complete assessment whereas 52.4% possible malnutrition and need complete assessment based on The Mini Nutritional Assessment. BMI could be
selected to determine the nutritional status of elderly in institutional because it was easier to used and be objective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42017
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Annisa Meidina
"Masalah kulit kering di bagian ekstremitas bawah merupakan masalah yang sering dialami oleh lansia wilayah perkotaan. Hal ini dikarenakan adanya penurunan fungsi sistem integumen, perubahan kebiasaan mandi, paparan matahari, stres dan penyalahgunaan zat. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis hasil intervensi perawatan kaki (foot care) untuk mengatasi kerusakan integritas kulit pada lansia. Implementasi dilakukan selama lima minggu di PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, Jakarta Timur. Evaluasi hasil perawatan menggunakan instrumen pre dan post berupa skor Overall Dry Skin. Hasil dari perawatan selama lima minggu menunjukkan adanya perbaikan pada integritas kulit, tekstur, ketebalan dan hidrasi ditandai dengan kondisi kulit kaki tampak lembab dan sisik berkurang, kulit mati mulai mengelupas dan kulit berwarna putih kemerahan. Pihak PSTW diharapkan dapat memberikan fasilitas untuk melakukan perawatan kaki dengan bahan yang mudah didapat dan harga yang terjangkau. Perawat diharapkan dapat melakukan perawatan kulit untuk lansia setiap hari minimal satu kali.

Dry and itchy skin problems in lower extremity are common health problems in elderly in urban areas. This problem caused by decrease in integument system function, personal hygiene capabilities, exposure to sunlilght, stress and substance abuse. This paper aimed to analyze the result of foot care intervention for overcoming impaired skin integrity in elderly. Implementation was done for five weeks in PSTW Budi Mulia 1 Cipayung, East Jakarta. The final result of the intervention used Overall Dry Skin score as a pre and post instrument. The final result showed an escalation in skin integrity, texture, thickness and hydration which was characterized by the increase in skin moisture, peeling dead skin, skin looks fair and redness. PSTW is expected to facilitate the provision of foot care using products that are easy to found and low cost. In addition, nurses are expected to perform foot care for ederly at least once a day.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
"Kualitas Hidup lanjut usia di panti sosial tresna werdha dapat meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, lanjut usia yang sehat memerlukan dukungan sosial dari lingkungan yang ada disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan. Desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang ada di panti dengan jumlah 148 orang. Alat ukur yang digunakan WHOQOL Data dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil menunjukkan adanya hubungan dukungan sosial emosional dengan kualitas hidup lanjut usia (p value < 0,05). Variabel dukungan sosial yang paling berhubungan dalam kualitas hidup lanjut usia adalah dukungan sosial emosional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menentukan kualitas hidup di Panti.

Quality of life Eldery in nursing home can improve independence of elder activity daily living, A healthy Elder need social support from environment around. This study aim to know correlation between social support and Quality of live in Budi Mulia 4 Nursing Home, South Jakarta. Design of study is cross sectional. Population in this study is all of elder which life in nursing home, 148 people. Measure of this study is using WHOQOL. Analysis by using chi square. Results of this study showing there is correlation between emotional social support and quality life of elder (p value < 0,05). Social support is one of most correlate with quality life of elder. This study tend to know quality life of elder in nursing home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Reyhan Pendrian
"Xerosis atau kulit kering merupakan masalah pada sistem integument yang paling umum ditemui pada lansia. Proses penuaan secara biologis dapat menyebabkan kulit kering pada lanjut usia, selain hal tersebut terdapat faktor lain yang mempengaruhi termasuk penyakit kronis, gaya hidup, dan lingkungan. Kulit mengalami penurunan kadar air sebab hilang atau berkurangnya kandungan lipid yang menjaga hidrasi kulit. Dalam upaya menjaga kenyamanan dan kualitas hidup lansia, pengembangan tatalaksana berbasis bukti telah dilakukan untuk memulihkan lipid di epidermis, meningkatkan kelembapan kulit, mengoptimalkan fungsi penghalang kulit, dan mempromosikan diferensiasi lipid dengan melakukan perawatan xerosis atau kulit kering. Perawatan xerosis dilakukan melalui penggunaan sabun dengan pH rendah, mengurangi frekuensi mandi, penggunaan air hangat, dan pemberian emollient berupa gel aloe vera. Dalam karya ilmiah ini perawatan kulit kering dilakukan melalui perawatan diri mandi oleh klien dan perawatan kaki oleh penulis. Hasil karya ilmiah ini menunjukkan penurunan kondisi kulit kering pada lansia yang di ukur menggunakan penilaian overall dry skin (ODS) setelah dilakukan perawatan xerosis selama dua minggu. Pelaksanaan dilakukan sekali sehari selama 20-30 menit. Kesimpulannya, setelah dilakukan intervensi kulit kering menjadi menurun, kulit tampak lebih lembap, dan kulit kasar berkurang.

Xerosis or dry skin is a problem in the integumentary system that is most commonly found in the elderly. The biological aging process can cause dry skin in the elderly, apart from this there are other influencing factors including chronic diseases, lifestyle, and the environment. The skin experiences a decrease in water content due to the loss or reduction of the lipid content that maintains skin hydration. In an effort to maintain comfort and quality of life for the elderly, the development of evidence- based treatments has been carried out to restore lipids in the epidermis, increase skin moisture, optimize skin barrier function, and promote lipid differentiation by treating xerosis or dry skin. Xerosis treatment is carried out through the use of low pH soap, reducing the frequency of bathing, using warm water, and applying an emollient in the form of aloe vera gel. In this scientific work dry skin care is carried out through self-care baths by clients and foot care by writer. The results of this scientific work show a decrease in the condition of dry skin in the elderly as measured using the overall dry skin (ODS) assessment after xerosis treatment for two weeks. Implementation is done once a day for 20-30 minutes. In conclusion, after the intervention the dry skin decreased, the skin looked more moisturized, and the rough skin was reduced.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>