Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230977 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herryanto
"Kualitas udara dalam ruang pada industri garmen rumah tangga dicemari oleh gas formaldehid dari bahan tekstil. Gas formaldehid akan menyebabkan efek iritasi pada pekerja yang berada dalam ruang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pencemaran udara dalam ruang oleh gas formaldehid dan efek iritasi yang terjadi pada pekerja garmen di industri rumah tangga. Juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi gas formaldehid dalam ruang (temperatur, kelembaban, kepadatan dan luas ventilasi ) dan karakteristik pekerja (umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, lama bekerja dan jenis pekerjaan).
Penelitian menggunakan desain potong lintang (cross sectional), pengambilan sampel secara purposif pada 4 industri garmen rumah tangga di Jakarta Barat dengan jumlah responden 192 orang.
Hasil pengukuran konsentrasi gas formaldehid dalam ruang pada industri garmen rumah tangga antara 0,00 mg/m3 - 0,62 mg /m3 dengan rata-rata 0,27 mg/m3, pada beberapa titik sampel ada yang melampaui nilai ambang batas untuk TLV.C (0,37mg/m3 ).
Dengan mempergunakan uji statistik regresi logistik didapatkan hasil bahwa konsentrasi gas formaldehid, lama bekerja dan jenis pekerjaan berhubungan dengan terjadinya efek kesehatan/iritasi pada pekerja dan masuk dalam model persamaan regresi logistik. Konsentrasi gas formaldehid adalah variabel yang paling mungkin untuk di intervensi untuk menurunkan resiko terjadinya efek kesehatan yang lebih berat.
Penelitian ini menyimpulkan terdapat hubungan antara konsentrasi gas formaldehid dalam ruang dan efek kesehatan/iritasi pada pekerja industri garmen rumah tangga dan disarankan agar lingkungan kerja lebih diperhatikan sebagai upaya untuk menurunkan konsentrasi gas formaldehid dan pemakaian bahan substitusi untuk formaldehid pada tekstil.
Daftar bacaan : 30 ( 1977 - 1996 )

The Relationship Between Indoor Air Pollution by Formaldehyde and Irritation Effect on Household Garment Industry Workers In Jakarta 1997The quality of indoor air at household garment industry is contaminated by formaldehyde of textile material. Formaldehyde will cause irritating effect on the indoor workers.
The purpose of this research is to know the relationship between indoor air pollution by formaldehyde and the irritation effect on household garment industry workers. It is also to know the factors that influence indoor formaldehyde concentration (temperature, humidity, density and ventilation) and the workers' characteristic (age, sex, smoking habit, length of working and kind of job).
The research used cross sectional design, taking the sample purposely at four household garment industries with 192 respondents in west Jakarta,
The measurement result of the indoor formaldehyde gas concentration at household garment industries is between 0,00 mg 1 m3 - 0,62 mg/m3 with the average 0,27 mg/m3 , on some sample dots there is an over limit value of TLV.C (0,37mg/m3 ).
Using the logistic regression statistic test, we find the result that formaldehyde concentration , length of working, kind of job related to the cause of health effect/irritation on the workers and belong to logistic regression similarity model. The concentration of the formaldehyde gas is the most possible variable to be intervened to decrease the risk of severe health effect.
The research concluded that there is a relationship between the indoor concentration of formaldehyde and the health effect/irritation on household garment industry workers. It suggested that the working environment to be more paid attention as an effort to decrease the formaldehyde concentration and using of the substituted formaldehyde material on textile.
References : 30 ( 1977 - 1996 )
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Zuhdi
"ABSTRACT
Apprehensive working condition in garment sector has becoming an issue among some scholars. This study investigates the working conditions in some garment factory located in Java Island. The basis of standard applied was compliance working conditions in concordance with Better Work Indonesia. The other focus of this study is to examine the effects of work life balance WLB on worker rsquo s satisfaction in garment industry. Convenience sampling was used for this research and the samples consists some area in Java islands. This research was conducted with 55 samples. The hypotheses are tested using Statistical Package for Social Science SPSS version 23 and focus group discussion. The results show that work life balance does has influences towards worker rsquo s job and life satisfaction. It also reveals about worker rsquo s apprehensive working condition in garment factory.

ABSTRAK
Kondisi kerja yang memperihatinkan di sektor garmen telah menjadi isu di antara beberapa pakar. Studi ini meneliti kondisi kerja di beberapa pabrik garmen yang berlokasi di Pulau Jawa. Dasar penerapan standar adalah kepatuhan terhadap kondisi kerja yang sesuai dengan Better Work Indonesia. Fokus lain dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh work-life balance terhadap kepuasan pekerja pada industri garmen. Convenience sampling digunakan untuk penelitian ini dan sampelnya terdiri dari beberapa wilayah di pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan 55 sampel. Hipotesis diuji dengan menggunakan Statistical Package for Social Science SPSS versi 23 dan diskusi kelompok terarah. Hasil menunjukkan bahwa work-life balance memiliki pengaruh terhadap kepuasan pekerja baik di tempat kerja dan kehidupan di luar kerja. Penelitian ini juga mengungkapkan kondisi kerja pekerja yang memprihatinkan di pabrik garmen."
2017
S69984
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadapdap, Huala
"Emisi gas buang kendaraan bermotor khususnya yang berbahan bakar bensin berpotensi meningkatkan kandungan CO di perparkiran bawah tanah dua kali lebih besar dalam empat bulan. Korelasi konsentrasi CO, HC dan Opasitas dari emisi gas buang dengan perparkiran sangat erat dengan nilai r untuk rata-rata kandungan CO mencapai 0.9845. Kandungan CO dan HC dapat terakumulasi di perparkiran tertutup dengan terbatasnya ventilasi, sirkulasi udara dan exhaust. Perancangan sistem perparkiran yang memadai dan memenuhi kaidah Kesehatan dan Keselamatan Kerja menentukan seberapa besar akumulasi CO.
Kandungan CO dalam darah dan Phenol dalam air kemih merupakan indikasi paparan CO emisi gas buang kendaraan dengan udara ruang parlor P2 BEJ. Kandungan CO berdampak negatif langsung terhadap kesehatan manusia. CO dengan cepat dapat menggeser 02 dari dalam darah karena CO dengan Hb membentuk COHb dengan cepat 200 - 300 kali lebih kuat dari oksigen dalam mengikat Hb darah. Dampak CO terhadap pekerja parkir tergantung lamanya pemajanan dan konsentrasi CO nya. Perokok lebih berisiko terhadap pajanan CO di P2. Kondisi pekerja yang terpajan CO di P2 sudah relatif terganggu, potensi hipoksia sudah megganggu sistem kardiovaskuler terlihat dari keluhan-keluhan pekerja seperti nyeri kepala, pusing, mual dan vertigo.
Pengendalian dampak emisi gas buang dapat dilakukan oleh pekerja secara proaktif. Tindakan preventif dengan menekan emisi gas buang melalui penyuluhan pemeliharaan mesin secara teratur, pemiiihan jenis dan tahun produksi kendaraan. Pengelola gedung sebaiknya melakukan tindakan perbaikan yang terpadu mencakup perencanaan system perparkiran, ventilasi, sirkulasi udara dan sistem pengaturan kerja.

Within four month periods the gas emissions from burning gasoline vehicles has the potential to doubling increase of the carbon monoxide (CO) concentration in the underground parking area. The correlation of HC, CO and Opacity of gas emission is very close to the parking indoor air quality, it shows by the r-value of CO about 0.9845. CO and HC content can be accumulated in the indoor parking area due to the poor ventilation, air circulation, number and capacity of exhaust fans. The adequate parking system designs that meet with Health and Safety requirement will effect the CO content accumulation.
The CO content in the blood and phenol in the urine are indicating the employee exposure to CO vehicles gas emission and P2 BET parking indoor air quality. The CO concentration at P2 has direct impact to the parking employee health. Carbon monoxide quickly reduce the oxygen intake from blood stream and by binding carbon monoxide with hemoglobin (Hb) to become a carboxyhemoglobin (COHb) compounds that toxic to human. CO bound Hb rapidly 200 - 300 times stronger than oxygen in the blood. The effect of carbon monoxide to the employee depends on the duration of exposure and CO concentration. Moreover smokers have a higher risk to the CO exposure in the P2. The condition of employee who expose to the CO at P2 has relatively been affected of the gas emission and will suffering from hypoxia with aggravated cardiovascular problem such as head pain, headache, fatigue and vertigo.
The employee can proactively participate in controlling of vehicles gas emission. Preventive action by minimizes the gas emission through awareness program, regular engine maintenance, choosing type of vehicles and year of product are parts of better control_ The building management should concern a continuous improvement through corrective action such as redesign the parking system, ticketing system, ventilation system, and shift work system of the employee.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12742
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Rahmawati
"DKI Jakarta adalah salah satu- :'kota Yang mengalami masalah pencemaran
udara. Yang cukup serius, di antaranya terdapat pencemaran debu pada tingkat
Yang cukup tinggi (persentase hari melebihi baku mutu 20-60 %). Sejauh ini
informasi kualitas udara Yang disajikan hanya berupa angka dan tabel,
schingga. fenomena. kuahtas udara secara spasial belum terungkap dengan
jelas. Penehtian ini ber-usaha mengungkapkan adanya variasi pola persebaran
polutan S02, NO., dan SPMo antar periode musim Yang memiliki perbedaan
rata-rata jumlah dan fluktuasi curah hujan Yang berperan sebagal faktor
pencuci (dilution) polutan, dengan menyertakan faktor angin dan persebaran
bangunan tin.zRi di DKI Jakarta sebagai faktor kontrol.
Masalah Yang diajukan adalah: Bagaimana kaitan musim terhadap pola
persebaran kualitas udara di DIC Jakarta pada tahun 1997? Untuk menjaxvab
masalah tersebut dilakukan pembagian periode musim selama tah, un 1997
berdasarkan rata-ratajumlah dan fluktuasi curah huian per dasarian, sehingga
diperolch periode akhir musim hujan - awal musim kema -rau (Januari dasarian,
III - April dasaria-n 11), periode puncak musim kemarau (April dasarian III -
November dasarian 11), dan periode akhir m usim kemarau - awal. musim hujan
,(November dasarian III - Desember dasarian 11). Selanjutnya dibuat peta
isopleth tiap jenis polutan per periode musim dengan mempertimbangkan
faktor angin dan sebaran bangunan tinggi. Kemudian dilakukan ouerlay antar peta isopleth tiap jenis polutan, schingga diperoleh persebaran kualitas udara.
untuk tiap periode musim.
Penclitian ini menunjukkan adanya kaitan erat antara periode musim dengan.
variasi persebaran kuahtas udara di DKI Jakarta selama tahun 1 ,997. Polutan.
udara NOx, S02, dan SPMjo cender-ung mengalami peningkatan kadarnya pada
puncak musim kemarau dengan jenis polutan SPMio secara umum memiliki
nilai kadar tertinggi dan polutan S02 relatif memiliki kadar terenclah. Untuk
periode akhir musim hujan - awal musim kemarau di DKI Jakarta terdapat
kelas kualitas udara SEHAT, CUKUP SEHAT, dan TIDAK SEHAT. Selanjutnya
selama periode puncak musim kemarau meh-puti kualitas udara TIDAK SEHAT
dan. SANGAT TIDAK SEHAT. Sedangkan pada periode akhir musim kemarau -
awal musim huian meliputi kuahtas udara CUKUP SEHAT dan. TIDAK SERAT.
Secara umum dapat dilihat bahwa kualitas udara pada periode puncak musim
kemarau adalah paling buruk (sangat tidak schat) bila dibandingkan. dengan.
kedua periode lainnya. Selain itu hampir seluruh wilayah Jakarta Pusat dan
Ancol di Jakarta Utara selalu mengalami kualitas udara paling buruk bila
dibandingkan dengan wilayah lainnya. Sedangkan kualitas udara terbaik
(sehat) terdapat pada periode ak-hir musim hujan - awal musim kemarau di
wilayah Pondok Gede di Jakarta Timur hingga ,Cipedak Jakarta Selatan. ke arah
Selatan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Zaky Amiyoso
"Industri garmen di Indonesia banyak menggunakan pekerja manusia dengan sistem kerja dimana setiap pekerja melakukan suatu tugas tertentu secara berulang (repetitif) yang dapat menyebabkan gangguan muskuloskeletal yang berhubungan dengan pekerjaan, salah satunya adalah Carpal Tunnel Syndrome. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis kejadian Carpal Tunnel Syndrome dan faktor-faktor risiko yang berhubungan pada pekerja pekerja bagian produksi di Andalas Garmen Perkampungan Industri Kecil, Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan pendekatan obeservasional dengan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah pekerja bagian produksi di Andalas Garmen sebesar 40 sampel. Instrumen penelitian berupa kuesioner, phalen test, tinel?s sign dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 28 pekerja (70%) mengalami keluhan yang berhubungan dengan CTS dan 15 pekerja (37.5%) positif terkena CTS. Tedapat hubungan yang bermakna antara gerakan repetitif (p=0.007) dengan kejadian CTS.

Garment industry in Indonesia using workers to work in system which each worker perform a certain task repeatedly (repetitive movement), that can cause work related musculoskeletal disorder. One of them is known as Carpal Tunnel Syndrome. This study was conducted to analyze CTS and risk factors related to production garment workers at Andalas Garmen, Perkampungan Industri Kecil, East Jakarta. It was used an observasional research with cross sectional method. The number of sample are 40 people. Research using questionnaire, phalen test, tinel?sign and observation. The results showed that 28 workers (70%) get CTS complaints and the prevalence of CTS in production workers were 15 workers (37.5%). Repetitive movement (p=0.007) had a significant relationship with CTS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56244
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2001
S33591
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Harsuyanti Rawiyah
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang posisi perlindungan kesehatan reproduksi perempuan pekerja dalam kebijakan pengusaha. Kerangka pikir yang melandasi penelitian ini adalah kebijakan pengusaha, dunia industri yang kapitalis dan patriarkis, dan perlindungan hak dan kesehatan reproduksi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berperspektif perempuan, studi kasus peremuan pengusaha garmen industri kecil menengah di Jakarta. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan sebagai pengusaha tidak menganggap penting perlindungan kesehatan reproduksi karena kentalnya pengaruh sistem kapitalis dan patriarki di dunia industri. Akibatnya kesehatan reproduksi terabaikan dan perempuan pekerja tereksploitasi. Hal itu sesuai dengan yang dijelaskan oleh feminis marxis-sosialis yang mengatakan bahwa sistem kapitalis membentuk dominasi antar kelas. Perempuan pengusaha sebagai suatu kelas tersendiri mendominasi perempuan pekerja sebagai kelas yang lain. Dengan demikian, perempuan tidak akan memperoleh kesempatan yang sama, jika masih hidup di masyarakat yang berkelas. Perempuan akan tetap terekploitasi oleh siapa pun yang menguasai kapital.
Perbedaan antar kelas perlu dipersempit dengan menggugah kepekaan gender pengusaha. Kepekaan gender akan membuat pengusaha lebih berempati kepada perempuan pekerjanya, sehingga mereka mau memperhatikan kepentingan pekerjanya.

The Protection of Women Worker's Reproductive Health under Entrepreneur Policy: A Case Study at Two Female-Headed Small-Medium Garment Industry in Jakarta This research aims to investigate whether or not women worker's reproductive health protected by entreupener's policy. Frame of thought referred in this research includes entrepreneur's policy, capitalism and patriarchy nature of industry world, reproductive right and health protection Using qualitative method with women's perspective approach, data gathered through in-depth interviews and observation. This research was conducted at two small-medium garment industries with two women entrepreneurs as key informants and four women workers with the enterprise as supporting informants.
Research result indicates that woman, as entrepreneur is unlikely to have a particular policy to protect women's reproductive health due to pervasive capitalistic and patriarchal nature of the world of industry. This is in line with Marx-socialist feminism' thesis that capitalism produces class domination. In this case, women entrepreneurs of upper class dominate women's workers of lower class. Women thus will not be granted the same opportunities as long as they live in a society divided by class. Women will remain to be exploited by whoever holds capital.
In conclusion, entrepreneur's gender sensitivity should be sharpened so as to take side on women worker's best interest."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T 10715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bunga Oktora
"Sick Building Syndrome (SBS) merupakan kumpulan gejala non-spesifik yang dialami saat berada dalam suatu gedung yang terkait dengan kualitas udara dalam ruang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas fisik udara dalam ruang (suhu dan kelembaban) dengan kejadian Sick Building Syndrome pada pekerja yang bekerja di dalam gedung. Metode penelitian yang digunakan adalah disain studi cross sectional. Pada penelitian ini, suhu dan kelembaban udara merupakan variabel independen, dan kejadian SBS adalah variabel dependen. Karakteristik responden (umur, jenis kelamin, lama/masa kerja, kebiasaan merokok, riwayat penyakit alergi dingin, dan kondisi psikososial) juga turut diteliti sebagai variabel independen lainnya. Jenis AC dan kepadatan orang dalam ruang diteliti sebagai faktor lain yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruang. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa factor karakteristik responden yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian SBS hanya riwayat penyakit alergi dingin. Dari hasil penelitian, ditemukan adanya hubungan yang signifikan kualitas fisik udara dalam ruang (suhu dan kelembaban) dengan kejadian SBS. Hasil uji statistik chi-square, hubungan antara suhu udara dan SBS, diperoleh Pv = 0,011 dan OR = 3,363. Hasil uji statistik chisquare, hubungan antara kelembaban relatif dan SBS, diperoleh nilai Pv = 0,031 dan OR = 2,923."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Anwar
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1994
TA3826
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>