Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119972 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Norjanah
"Motivasi berkaitan erat dengan kinerja yang pada akhimya akan memberikan kepuasan kerja bagi pelakunya. Bagaimana memotivasi merupakan ketrampilan tersendiri bagi pemimpin. Penelitian ini merupakan penelitian korelasi dengan metode cross sectional, bertujuan untuk melihat hubungan antara motivasi dan keyakinan beragama dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Motivasi kerja menggunakan pendekatan teori Herzberg yang terdiri faktor motivator dan faktor higiene. Responden berpendidikan Dill Keperawatan, SI Keperawatan, dan SPKIDI Kebidanan. Jumlah sampel adalah 116 perawat dari beberapa ruang rawat di RSIJPK.
Hasil penelitian menemukan adanya hubungan antara otonomi dan tanggung jawab dengan kepuasan kerja (p=0,418) kemungkinan pengembangan dengan kepuasan kerja (p-0,000) faktor motivator dengan kepuasan kerja (p=4,018) supervisi dengan kepuasan kerja (p=0,011) gaji dengan kepuasan kerja (p=0,030) interaksi antar manusia dengan kepuasan kerja (p=0,010) kebijakan organisasi dengan kepuasan kerja (p=0,005) lingkungan kerja dengan kepuasan kerja (p=0,003) faktor higiene dengan kepuasan kerja (p=0,000) motivasi dengan kepuasan kerja (p=0,002) keyakinan beragama dengan kepuasan kerja (p=0,000) Semua variabel karakteristik perawat (umur, jenis kelamin, lama kerja, tingkat pendidikan dan status perkawinan ) tidak berhubungan dengan kepuasan kerja. Hasil uji multivariat didapatkan sub variabel kemungkinan pengembangan adalah yang paling berpengaruh terhadap kepuuasan kerja (p=0,000).
Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya penerapan jenjang karir fungsional yang akan meningkatkan penghargaan, prestasi kerja, otonomi dan tanggung jawab pemberian asuhan keperawatan serta meningkatkan kualitas pelaksanaan dan ketrampilan supervisi. Penerapan jenjang karir fungsional dengan memperhatikan tingkat pendidikan dan kualitas ketrampilan kerja pada perawat pelaksana diharapkan akan meningkatkan kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18129
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irman Somantri
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif korelasional yang dilatarbelakangi timbuinya tanda dan gejala ketidakpuasan pada beberapa perawat di rumah sakit sehingga mengakibatkan rendahnya kinerja yang berefek kepada BOR rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji hubungan antara gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di Rumah Sakit TNI AU TK II "Dr. Salamun" Bandung. Populasi dari penelitian ini adalah 79 orang dengan latar belakang pendidikan SPK dan Akper. Sarnpel yang digunakan dengan menggunakan total sampling dengan jumlah 72 orang perawat.
Hasil analisis didapatkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempersepsikan gaya kepemimpnan kepala ruangan sebagai demokratis dan tipe kepribadian B. Analisis lebih lanjut menunjukkan adanya hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,009), adanya hubungan antara tipe kepribadian dengan kepuasan kerja aspek pekerjaan (p = 0,025), kepuasan kerja aspek imbalan (p = 0,017) dan kepuasan kerja aspek rekan kerja (p = 0,044). Penelitian ini jugs mendapatkan hasiI bahwa gaya kepemimpinan merupakan variabel yang paling dominan untuk kepuasan kerja aspek imbalan dan tipe kepribadian sebagai variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja aspek rekan kerja. Saran yang diajukan terhadap basil penelitian ini antara lain diperlukan suatu metode untuk dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat dengan memodifikasi gaya kepemimpinan dan tipe kepribadian kepala ruangan sesuai dengan situasi dan kondisi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17741
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifuddin Dwi Satria
"Penelitian ini bertujuan menganalisis tuntutan klien terhadap pelayanan kesehatan yang dipersepsikan oleh perawat dan dihubungkan dengan kepuasan kerja perawat. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa perawat masih menggunakan paradigma lama dalam memberikan pelayanan dan belum berorientasi pada kebutuhan klien. Tempat penelitian adalah RSUD dr. Soedomo Trenggalek dengan responden 120 orang perawat dari total 140 orang perawat pelaksana. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesi,oner dari PPM (a = 0,873) untuk kepuasan kerja dan kuesioner hasil modifikasi dari peneliti sendiri untuk tuntutan klien terhadap pelayanan kesehatan. Desain penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional Uji coba kuesioner dilakukan di RSUD dr. Iskhak Tulungagung diperoleh nilai a = 0,941. Untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil uji bivariat dengan kai kuadrat diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara tuntutan klieg terhadap pelayanan kesehatan yang dipersepsikan oleh perawat yang terdiri dari tuntutan disambut (p value = 0,009), tuntutan dimengerti (p value = 0,000), tuntutan rasa aman (p value = 0,000), tuntutan rasa nyaman (p value = 0,002) dengan kepuasan kerja. Tuntutan untuk dimengerti adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja. Hal ini bias berimplikasi pada penurunan pelayanan keperawatan karena perawat masih menganggap tuntutan klien rendah dan rata-rata tidak puas dengan pekerjannya. Rekomendasi untuk manajemen keperawatan Rumah Sakit terkait hasil penelitian ini adalah mempergunakan basil penelitian sebagai data awal guna pengembangan data awal manajemen keparawatan, mengadakan pelatihan atau seminar tentang pelayanan publik.

The aim of this research was to analyze client's demand for the health services which have been percept by nurses and correlated with nurses' job satisfaction. The background of this research was nurses still use old paradigm to give the health service to the client and have not oriented on the client's need. The place of this research in dr. Soedomo general hospital Trenggalek with 120 nurses as the sample which was taken of 140 nurses. Data was collected using the modification questioner of the researcher for client's demand (a = 0,941) and from PPNI for the nurses' job satisfaction (a = 0,873), Research design was co relational description with the cross sectional approach. For answer the research aim was using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The result of bivariate analysis with Chi-Square has been obtained there were significant relationship between the client's demands which was percept by nurses with nurses' job satisfaction. Severally client's demand for welcome (p value = 0,009), for understand (p value = 0,000), for security (p value = 0,000), and for comfort (p value = 0,002). The client's demand for understand was the most dominant variable which connect with nurses' job satisfaction. The recommendation for the Nursing Management in this general hospital are to use the result of this research as the beginning data to grow the data base nursing management, introduce the training and seminary about public services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djuariah Chanafie
"Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasional yang bertujuan untuk menguji hubungan antara jenjang karir dengan kepuasan kerja perawat pelaksana di RSUD Budhi Asih Jakarta. Populasi penelitian adalah 203 perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan SPKI Bidan. D3 Keperawatan/Kebidanan dan SI Keperawatan/Kesehatan Masyarakat yang bekerja di RSUD Budhi Asih. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah total populasi sebanyak 213 dan yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 145 perawat pelaksana. Untuk menguji hubungan antara persepsi perawat pelaksana terhadap jenjang karir dengan kepuasan kerja digunakan Pearson's Product Moment Correlation Coefficient.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perawat pelaksana di RSUD Budhi Asih rata-rata merasa agak puas terhadap pekerjaannya. Kepuasan paling tinggi adalah terhadap tanggung jawab dan kepuasan kerja yang paling rendah adalah terhadap gaji. Rata-rata persepsi perawat pelaksana terhadap jenjang karir adalah setuju dilaksanakannya penerapan sistem jenjang karir. dengan persepsi yang paling tinggi adalah pekerjaan yang menantang dan yang paling rendah adalah promosi. Didapatkan hubungan yang bermakna antara empat dmensi jenjang karir (pengembangan karir, penghargaan, pengakuan dan pekerjaan yang menantang) dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Dimensi penghargaan tidak berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana. Dengan analisis regresi linear ganda penelitian ini menyimpulkan bahwa persepsi yang dominan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kepuasan kerja, adalah pengakuan dan dapat menjelaskan 22,1 % dari variasi kepuasan kerja. Hal ini dapat terjadi karena belum diterapkannya sistem kompensasi dan penghargaan atau sistem reward berbasis kinerja. Untuk itu manajemen Rumah Sakit bersama-sama dengan Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan serta Kasubsi Keperawatan segera membuat sistem jenjang karir perawat dan hasilnya disosialisasikan sehingga kepuasan kerja perawat meningkat dan kualitas pelayananpun dapat meningkat.

This research which was conducted by implementing correlated-descriptive model aims to examine the correlation between the level of career and job satisfaction of nurses in Budhi Asih Local Hospital in Jakarta. The number of research population is 203 nurses whose educational backgrounds arc Nursing Vocational School or Midwifery Vocational School. Nursing/Midwifery Academy, and Bachelor of Nursing or Bachelor of Community Health. The number of the samples is the total number of the samples including 58 nurses who are attending academy or university. Therefore, the total number is [45 nurses. Pearson?s Product Moment Correlation Coefficient was used to examine the correlation between the level of career and the job satisfaction.
The result shows that the average of the nurses feel quite satisfied with their jobs. The highest satisfaction is regarding with the job responsibility, while the lowest satisfaction is regarding with the salary. The average nurses' perception concerning the level of career is to agree on the implementation of level of career system. The highest perception is regarding with the challenge, while the lowest is regarding the promotion. The result of correlation analysis, with alpha= 0.05, shows that there is a significant relationship between the four dimensions of the level of career and the job satisfaction. The four dimensions include career development, recognition. promotion, and challenging jobs. Appreciation has no relationship with the job satisfaction. Applying double linear regression analysis, the researcher conclude that the main perception of the level of career has significant correlation with job satisfaction even though only 22.1% of job satisfaction variants can be simultaneously described by the level of career and the most influencing variable is the recognition. This is due to the lack of compensation and appreciation system or performance-based reward system. Therefore, the hospital management in addition to The Head of Medical and Nursing Service Division and The Head of Nursing Section ought to design the system of nurse career and socialize the outcome, so that job satisfaction will increase and the quality of service increases accordingly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Mulyati Arofi
"Beberapa faktor dapat mendorong kohesifitas kelompok di Rumah sakit Islam Sukapura Jakarta Utara antara lain ukuran rumah sakit dan ruang perawatan yang tidak terlalu besar, kesamaan latar belakang agama, adanya pertemuan rutin yang membahas masalah tugas. Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan rumah sakit. Namun sebaliknya ditemukan beberapa faktor yang dapat menurunkan kohesifitas yang berpotensi untuk menurunkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu beberapa perawat yang tidak mengikuti pertemuan, pemberian asuhan keperawatan cendensng sendiri-sendiri, rotasi perawat setiap 2 tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan kohesifitas kelompok dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara. Desain yang digunakan adalah deskriptif korelasi secara potong lintang. Pengumpulan data melalui kuisioner dengan total populasi 100 responden. Untuk menguji hubungan kohesifitas kelompok dan kepuasan kerja serta variabel confounding karakteristik demografi digunakan Chi-Square.
Hasil penelitian di Rumah Sakit Islam Sukapura Jakarta Utara menunjukkan gambaran kepuasan kerja perawat kurang (60%). Variabel independen yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan kepuasan kerja adalah kohesifitas, keterpaduan kelompok terhadap tugas, keterpaduan kelompok secara sosial, ketertarikan individu terhadap tugas kelompok. Ketertarikan individu terhadap kelompok secara sosial, dan variabel confounding (urnur, jenis kelamin, pendidikan dan lama kerja) menunjukkan hubungan tidak signifikan dengan kepuasan kerja. Subvariabel yang berhubungan paling dominan dengan kepuasan kerja yaitu ketertarikan individu terhadap tugas kelompok. Berdasarkan hasil ini direkomendasikan perlu pelatihan dinamika kelompok, sosialisasi standar asuhan keperawatan, pendidikan berkelanjutan melalui pelatihan-pelatihan, mengadakan pertemuan yang membahas tentang masalah-masalah tugas dan hubungan interpersonal dan pelatihan komunikasi efektif. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk mengkaji lebih dalam beberapa variabel struktur kelompok dan pimpinan kelompok dengan desain berbeda misalnya kuasi ekspresimen.

There are factors that can produce group cohesiveness, such as there is the small size of hospital and inpatient units, equality in religious background, routine meeting discussing task and assignment. This condition can improve the quality of health services in the hospital. On the other hand, there are factors found that can reduce the group cohesiveness. Those factors include many nurse did not attend meetings, prodding care tend to be indicate rather than team, and nurse rotation too short (two years). The purpose of this study was to indent the correlation between group cohesiveness and nurse satisfaction in Sukapura Islamic Hospital North Jakarta. The design was a descriptive using cross sectional approach. A questionnaire was used to collect data with total population 100 respondents. The test to measure the relationship between group cohesiveness, and nurse satisfaction and confounding variable (demographic characteristic) was Chi-square.
The findings indicate that the nurse job satisfaction in Sukapura Islamic Hospital North Jakarta was less than 60%. The findings also demonstrated that there was a significant relationship between group cohesion, group integration to task group integration to social, attractiveness to the group-task and the nurse job satisfaction. Further, the other findings demonstrated that there was no significant correlation between attractiveness to the group-social and confounding variables (age, gender, education, and work experience) and nurse work satisfaction. A sub variable attraction to group-task is based on the findings, the most dominant factor to work satisfaction. Some recommendation are directed to the needs of training for group dynamic, socialization of nursing care standard, conducting continues nurse education, group meetings to discuss task and assignment problems and to improve interpersonal relationship and effective communication. In addition, a further study needs to be done to explore some other variables (group structure and group leader) a using different design (quasi-experiment).
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18052
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Prawitasari
"Beban kerja perawat pelaksana yang adekuat diperlukan agar perawat pelaksana dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan keperawatan dan meminimalkan terjadinya masalah keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang ?hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien di Rumah Sakit Husada Jakarta. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap unit penyakit dalam dan unit bedah kelas I - II. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan pengumpulan data secara restrospective, descriptive cross sectional terhadap data administratif rumah sakit khususnya data dinas perawat pelaksana dan data pasien pulang rawat inap periode Januari, Maret, Mei dan Juli 2008 karena pada bulan-bulan tersebut merupakan bulan dengan beban kerja normal. Sampel yang digunakan berjumlah 93 data dinas perawat pelaksana dan 93 dokumen rekam medik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi beban kerja tinggi pada perawat pelaksana di Rumah Sakit Husada paling banyak pada bulan Januari 53.7 %, diikuti oleh bulan Mei 51.6%, Juli 39.8% dan Maret 35.3%. Sedangkan beban kerja adekuat pada perawat pelaksana paling banyak terjadi pada bulan Maret 64.5%, Juli 60,2%, Mei 48,4%, dan Januari 46,2%. Proporsi masalah keselamatan pasien adalah sebesar 19,4%. Uji Kai-kuadrat digunakan untuk mengetahui adanya hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien dengan hasil p=0.000.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa beban kerja perawat pelaksana tinggi, masih ada masalah keselamatan pasien yang buruk dan terdapat hubungan yang bermakna antara beban kerja perawat pelaksana dengan keselamatan pasien. Oleh karena itu Divisi Keperawatan perlu melakukan pengkajian kecenderungan tingkat ketergantungan pasien di masing-masing ruang rawat inap dan menggunakan data yang ada untuk menghitung kebutuhan perawat tiap shift, mengalokasikan jumlah perawat sesuai kebutuhan ruangan, melakukan supervisi secara terjadual dan berkala. Perlunya dikembangkan budaya keselamatan dan mengikis budaya menghukum, memilih champion sebagai motor penggerak keselamatan pasien serta tidak membebani perawat dengan pekerjaan non keperawatan.

Adequate nursing workload is needed to deliver standardized nursing care and to minimized the incident of patient safety. The purpose of this study is to describe the relationship of nursing workload and patient safety at Husada Hospital Jakarta. A retrospective, descriptive cross sectional study collecting quantitative data including hospital administrative of nurses schedule and inpatient data that were recorded in January, March, May and July 2008 with assumption that months with normal nursing workload. This study used 93 samples of nursing schedule data and 93 patient document.
The finding shows that proportion of high nursing workload was in January 53,7%, May 51,6%, July 39,8%, and March 35,3%.Proportion of adequate nursing workload was in March 64,5%, July 60,2%, May 48,4%, and January 46,2%. The proportion of patient safety was 19,4%. Chi-Square test was used to analyze relationship of nursing workload and patient safety and p-value = 0.000.
The conclusion of this study was there was high nursing workload, there was some patient safety problems that indicates poor, and there was a significant relationship of nursing workload and patient safety. The department of nursing should assess the trend of patient acuity for each nursing unit and using the data to calculate of nursing personnel every shift, to allocate nursing personnel, and supervise as schedule. Develop the culture of safety and eliminate punitive culture from her unit, choosing the champion for patient safety and eliminate non nursing tasks."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mazly Astuty
"Fungsi pengarahan kepala ruangan dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat pelaksana. Hasil penelitian cross sectional pada 146 perawat pelaksana yang diambil secara acak membuktikan tujuan penelitian yang ingin melihat adanya hubungan antara fungsi pengarahan dengan kepuasan kerja perawat di Rumah Sakit Haji Jakarta. Seluruh variabel pengarahan yaitu; motivasi, supervisi, delegasi, manajemen konflik, dan komunikasi terbukti berhubungan dengan kepuasan kerja perawat pelaksana (p=0,000-0,005; α=0,05). Mayoritas perawat pelaksana mempersepsikan pelaksanaan fungsi pengarahan baik, dan kepuasan kerja perawat juga baik. Faktor yang paling berpengaruh terhadap kepuasan kerja perawat adalah fungsi motivasi kepala ruangan, sehingga perlu ditingkatkan untuk menghasilkan kepuasan kerja perawat pelaksana yang optimal.

Nurse manager directing function will increase nurse job satisfaction. The crosssectional study result from 146 nurses by randomn sampling design proved the aim of the study that intended to find the relationship between nurse manager directing with nurses job satisfaction in Rumah Sakit Haji Jakarta. Variables of directing such as motivation, supervision, delegating, conflict management, and communication had relationship with nurses job satisfaction (p=0,000-0,005; α=0,05). Most nurses perceived that nurse manager directing was good, and the nurses job satisfaction were good as well. The most influential factor of nurse job satisfaction was motivational function of nurse manager, so it is needed to be improved to get an optimal nurse job satisfaction."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sitinjak, Labora
"Jenjang karier perawat merupakan sistem yang dapat meningkatkan kepuasan kerja, kinerja
dan profesionalisme perawat melalui peningkatan kompetensi. Komponen sistem jenjang
karier dalam penelitian ini meliputi pengembangan karier, penghargaan terhadap perawat,
kesempatan melakukan pekerjaan menantang, memiliki jalur promosi dan pengakuan
terhadap perawat. Sistem jenjang karier perawat di RS PGI ”Cikini” Jakarta telah
diperkenalkan sejak tujuh tahun lalu di mana perawat sangat mengharapkan penerapan
sistem jenjang karier namun belum ada keputusan pimpinan rumah sakit untuk
menerapkan sistem tersebut. Penelitian ini menggunakan purposive sampling sebanyak 42
orang responden yakni 21 orang di kelompok kontrol dan 21 orang di kelompok intervensi.
Pengumpulan data dilakukan dua kali yakni sebelum dan 7 minggu setelah intervensi.
Tujuan penelitian ini untuk menilai pengaruh penerapan sistem jenjang karier terhadap
kepuasan kerja perawat di RS PGI ”Cikini” Jakarta dengan disain quasi eksperimen dalam
bentuk pre and post test with control group. Uji statistik yang digunakan adalah uji t,
korelasi dan one way Anova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok
intervensi terdapat peningkatan kepuasan kerja perawat dengan p-value: 0,000 pada kelima
komponen sistem jenjang karier pada kelompok intervensi dibandingkan dengan kelompok
kontrol. Peningkatan kepuasan kerja perawat juga lebih tinggi pada post test dibandingkan
pre test pada kelompok intervensi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan sistem
jenjang karier dapat meningkatkan kepuasan kerja perawat. Berdasarkan hasil penelitian di
atas, maka untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di RS PGI ”Cikini” Jakarta
disarankan untuk menerapkan sistem jenjang karier berdasarkan keputusan pimpinan
rumah sakit
Career stage is a system which can enhance job satifaction, work performance and professionalism of nurse through competence enhancement. The component of career stage system being researched included career development, appreciation to the nurse, opportunity for doing challenging task, opportunity for promotion and recognition of the nurse. Nurse career stage system at PGI “Cikini” Hospital in Jakarta has been known since seven years ago in which nurse expects this system to be implemented, however there is no decision as to implement the system yet. The study was aimed to evaluate the influence of the applied of career system for job satisfaction of the nurses in PGI “Cikini” Hospital in Jakarta. The design used was quasi experiment in pre and post test with control group, which the intervention was given at H Unit and as control group was Renal Unit. By using purposive sampling 21 nurses was selected in each unit. Data collection was twice, i.e before intervention and 7 weeks after intervention. The statistic used are t-test, correlation and one way Anova. The result showed that in the intervention group, the improvement of job satisfaction of the nurses more higher with p-value: 0.000 for all components of career stage system (career development, appreciation to the nurse, opportunity for doing challenging task, opportunity for promotion and recognition of the nurse). The study concluded that the implementation of the career stage system could improve the job satisfaction of the nurses at PGI “Cikini” Hospital in Jakarta. Based on this result to enhance the quality of nursing services at PGI “Cikini” Hospital in Jakarta, it is suggested to the director to implement this system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Wuryanto
"Penelitian dengan disain deskriptif korelasi dilatar belakangi ketidakpuasan perawat akibat lingkungan kerja. Tujuannya menguraikan lingkungan kerja, karakteristik individu dengan kepuasan kerja perawat RSUD Tugurejo Semarang. Populasi sebanyak 225, menggunakan total sampling, kriteria inklusi bekerja 6 bulan, tidak meninggalkan rumah sakit lebih 1 bulan, diuji dengan T Independen, chi squere, regresi logistik model prediksi.
Ditemukan hubungan kualitas kepemimpinan, gaya manajemen, program dan kebijakan ketenagaan, otonomi, hubungan interdisiplin, dan pengembangan profesional dengan kepuasan kerja. Faktor paling dominan adalah program dan kebijakan ketenagaan setelah dikontrol kualitas kepemimpinan dan hubungan interdisiplin. Manajemen dapat meningkatkan program menciptakan lingkungan kerja positif, khususnya program dan kebijakaan ketenagaan.

This study used a descriptive correlation design with background of nurses dissatisfaction with their working environment. It investigated the correlation between working environment, individual characteristics and job satisfaction of nurses at Tugurejo RSUD, Semarang. The population is 225 people using total sampling with inclusion criteria of working for six months, not leaving the hospital more than one month. It used independent T test, chi square and logistic regression prediction model.
The result showed a relationship between leadership qualities, management style, programs and policies of personnel, autonomy, interdisciplinary relationships, professional development and job satisfaction. The most dominant factor was the programs and policies of personnel after being controlled the leadership quality and interdisciplinary relationships. Management can improve the program that creates a positive work environment, particularly programs and policies of personnel.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Juniar Ernawaty S.
"Penelitian yang dilakukan di ruang Instalasi Gawat Darurat ini bertujuan untuk melihat huhungan antara sires kerja dan koping terhadap kepuasan kerja perawat pelaksana di tiga IGD RSUD PEMDA DKI Jakarta yaitu RSUD Tarakan Jakarta Pusat, RSUD Budi Asih Jakarta Timur, dan RS Duren Sawit Jakarta Timur. Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental atau ex post facto research (correlational research) dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dari total populasi perawat pelaksana di IGD tiga rumah sakit PEMDA tersebut yaiiu berjumlah 39 perawat. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat dan bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata stres kerja perawat pelaksana di IGD yaitu cendrung mengalami sires kerja yang moderate (mean-80), rata-rata skor koping perawat pelaksana adalah cendrung agak sering dilakukan (mean=32), rata-rata kepuasan kerja secara umum yaitu cendrung ambivalen yang berarti perawat pelaksana tidak dapat dikatakan merasa puas namun juga tidak dapat dikatakan merasa tidak puas akan pekerjaan mereka secara umum (mean=8,7), rata-rata skor kepuasan kerja aspek tugas perawat di IGD yaitu cendrung ambivalen yaitu tidak bisa dikatakan puas ataupun tidak puas (mean = 8,7), rata-rata skor kepuasan kerja aspek penghasilan cenderung tidak puas (mean=7,5), rata-rata kepuasan kerja aspek promosi adalah cenderung tidak puas (mean=8,21), rata-rata skor kepuasan kerja aspek supervisi yaitu cenderung puas (mean- 11,4) dan rata-rata kepuasan kerja aspek orang-orang yang ditemui saat bekerja yaitu cenderung puas (mean 15,44).
Dari penelitian ini terlihat hubungan yang bermakna antara variabel sires kerja terhadap kepuasan kerja aspek tugas dan aspek prornosi (p=0,016; 0,026), namun tidak terlihat adanya hubungan antara stres kerja terhadap kepuasan aspek penghasilan, supervisi, orang-orang yang ditemui saat bekerja dan kepuasan kerja secara umum (p= 0,583; 0,64]; 0,771; 0,711). Begitu pula dengan hubungan antara koping dengan kepuasan kerja, dari penelitian ini, terlihat tidak adanya hubungan baik antara koping dengan kepuasan herdasarkan aspek-aspek pada pekerjaan maupun kepuasan kerja secara umum (p=0,711; 0, 756; 0,697; 0,639; 0,810; 0,711).
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran untuk institusi baik RS maupun PEMDA DK1 yaitu pertarna, melakukan kajian ulang terhadap perhitungan ketenagaan, melengkapi fasilitas pendukung, Berta mengadakan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dalam menghadapi tugas-tugas sebagai perawat yang dapat menimbulkan sires, Kedua, mempertimbangkan kembali total penghasilan yang selama ini telah diberikan kepada perawat, baik itu gaji pokok maupun tunjangan lainnya.
Ketiga, meningkatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan mengikuli pelatihan terhadap perawat yang berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan, serta jenjang karir yang jelas. Keempat, mengadakan pelatihan yang dapat mempertahankan dan meningkatkan kemampuan supervisor dalarn melakukan tugasnya. Kelima, memberikan kesempatan kepada perawat pelaksana dan juga tim kesehatan yang terlibat untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama sesuai dengan minat masing-masing misalnya oiah raga, ataupun kegiatan lainnya. Peningkatan kepuasan aspek tugas dan penghasilan perlu untuk menjadi fokus utama dari insitusi Rumah Sakit maupun PEMDA DKI karena keduanya merupakan aspek kepuasan yang memiliki korelasi tertinggi terhadap kepuasan kerja secara umum."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>