Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pradnya Paramita
"Analysis On Marketing Strategy of Pelni's Petamburan Hospital: A Qualitative Study on In-Patient of Internist Department at Pelni Petamburan Hospital , Was Conducted January to March, 1994; The Subject Of The Study Being its Marketing MixIntroduction. Considering the growing availability of the medical services in the Indonesia's healthcare situation today, it is reasonably fair to state that people of certain communities, the user of the hospital services, having an increasingly broader choices in acquiring such services from the available medical institutions. To achieve its mission of providing good medical service, Pelni's Petamburan hospital has to manage its human resources, technology, and its competence to capitalize on the opportunity to provide its services. To anticipate the growing need of the health care services and to be able to compete in the health industry in the coming years, the Pelni's Petamburan hospital needs to formulate strategies to market its services and achieve organization's mission and goals.
Purpose. Through a descriptive analysis on the hospital's marketing activities, this study seeks to identify potential products or services that can be use in its marketing strategies of the internist department.
Methodology. This study is a qualitative study on the marketing management of the Pelni's Petamburan hospital. It is conducted using the records of the patients hospitalized from January through March 1994, based on the assumption that these records may contain the required data for the study. The data used are secondary data from the medical records and primary data, which are obtained through a number of in-depth interviews and direct observation. The statistical analysis is done using the frequency and distribution table.
Result. In the implementation of the hospital's marketing strategies, the critical elements of the product are the medical specialist, the supporting staff and the available facilities. The price, which is targeted to be reasonably competitive, is set based on the survey done by the appointed in-house pricing team. The place, being relatively fixed, is not given much focus in the study, although there are other attributes to the physical location of the hospital that produce an impact on the strategies (e.g. accessibility, convenience). Promotion wise, the hospital needs to establish a focused and integrated team as part of the strategies.
Conclusion. The medical services of the internist department, in particular Diabetes Mellitus, has the potential to be developed as Pelni Petamburan's specialized services to cater to the needs of its surrounding community. The differentiate strategy may be deployed to strengthen the specific marketing strategies for its specialized services.

Pendahuluan. Melihat situasi dan kondisi perumahsakitan di Indonesia dewasa ini, maka dapat dikatakan pasien memiliki kekuatan yang besar dalam memilih alternatif jasa pelayanan yang tersedia di lingkungannya. Selaku pemberi jasa RS Pelni "Petamburan" yang mempunyai kekuatan sumber daya manusia, ilmu pengetahuan dan teknologi yang baik perlu meraih peluang yang ada untuk memberikan jasa pelayanannya bagi para pasiennya. Untuk mengetahui antisipasi persaingan yang ada dan sejalan dengan perkembangan kebutuhan kesehatan di masa akan datang perlu dirumuskan suatu strategi pemasaran yang dapat mencapai misi dan tujuan RS Pelni "Petamburan".
Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis deskriptif tentang kegiatan pemasaran RS Pelni "Petamburan" untuk mencari produk potensial rumah sakit dalam penetapan strategi pemasaran di bidang pelayanan penyakit dalam.
Metodologi. Penelitian ini merupakan studi kualitatif terhadap manajemen pemasaran RS Pelni "Petamburan". Penelitian dilakukan berdasarkan jumlah pasien masuk rawat inap sejak bulan Januari 1994 hingga Maret 1994, karena diperkirakan ada beberapa kegiatan yang dapat mengarah ke penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari catatan medik. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam dan partisipasi observasi peneliti. Analisis statistik yang digunakan adalah tabel frekuensi dan distribusi.
Hasil. Ditinjau dari segi product dalam penetapan strategi pemasaran di rumah sakit, faktor yang sangat kritis dan terpenting adalah dokter spesialis, tenaga pelaksana juga peralatan penunjang diagnosa di RS Pelni "Petamburan". Price diperhitungkan berdasarkan survei tim tarif rumah sakit untuk melihat apakah tarif di sini cukup bersaing. Place disamping lokasi yang sudah tidak dapat dirubah, tentu masih ada faktor lainnnya misalnya sarana pelayanan, dan waktu menunggu, tempat parkir. Untuk promotion diperlukan suatu tim yang terpadu dalam penanganan pemasaran .
Kesimpulan. Penyakit dalam khususnya pelayanan penderita penyakit Diabetes Mellitus dapat dikembangan sebagai produk potensial di mana rumah sakit melihat perbedaan pelayanan dalam hal memasarkan jasa produk RS Pelni "Petamburan". Disamping itu differentiate strategy diterapkan karena rumah sakit diperkuat oleh jajaran dokter spesialis dan tenaga pelaksana. Dengan pelayanan terpadu penderita dari golongan menengah ke atas dapat diberikan pelayanannya dan tanpa meninggalkan fungsi sosial rumah sakit. Alih generasi dari jajaran spesialisasi dan pengembangan tenaga-tenaga profesional dalam penanganan khusus penyakit Diabetes Mellitus dapat menambah kekuatan dalam berkompetisi dengan rumah sakit lain dalam bidang pelayanan penderita Diabetes Mellitus."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri Zakiudin
"ABTRAK
Akhir-akhir ini bisnis asuransi kesehatan (askes) tampak meningkat baik yang diselenggarakan oleh BUMN maupun oleh Badan Swasta. Oleh karena itu perkembangan askes mempunyai potensi dalam mempengaruhi pelayanan di rumah sakit. Dalam hal ini pihak rumah sakit sebagai pelaksana pelayanan kesehatan berupaya meningkatkan mutu pelayanan baik langsung atau tidak langsung terhadap peserta asuransi kesehatan.
Dilihat dari jenis pelayanan yang diselenggarakan dirumah sakit, maka proses administrasi keuangan sebagai pelayanan tidak langsung mempunyai kaitan erat dengan upaya diatas. Dari data rumah sakit menunjukkan adanya keterlambatan proses administrasi keuangan peserta PT ASKES rawat inap, mempengaruhi proses pembayaran oleh PT ASKES. Sehubungan dengan upaya meningkatkan mutu pelayanan tidak langsung, maka pengadaan formulir monitoring khusus bermaksud untuk mempercepat proses administrasi peserta PT ASKES rawat inap.
Sehubungan dengan permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran proses administrasi keuangan dan perbedaan proses administrasi keuangan antara sebelum dan sesudah pengadaan formulir monitoring khusus (FMK) peserta PT ASKES rawat inap.
Penelitian ini memakai gabungan metoda kualitatif dan kuantitatif. Metoda kualitatif dilakukan dengan mengadakan wawancara mendalam (in-depth ilerview) terhadap petugas administrasi yang terlibat dalam proses keuangan peserta PT ASKES rawat inap. Sedang metoda kuantitatif dilakukan dengan mengadakan uji statistik untuk mengetahui apakah ada perbedaan lama proses administrasi antara sebelum dan sesudah pengadaan FMK peserta PT ASKES rawat inap.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari ketiga proses administrasi keuangan yaitu proses kelengkapan surat jaminan, proses pengiriman status/FMK dan proses perhitungan biaya, ternyata hanya proses perhitungan biaya ynag menunjukkan perbedaan yang bermakna antara sebelum dan sesudah pengadaan FMK. Hal ini menunjukkan bahwa pengadaan FMK mempunyai manfaat bagi petugas Bagian P2D-Askes dalam membantu mempercepat proses perhitungan biaya.
Pada pengamatan tentang pelaksanaan proses administrasi keuangan di ruang perawatan, walaupun telah diberikan petunjuk pelaksanaan cara melengkapi FMK, namun dalam pelaksanaannya perlu ditingkatkan lagi peranan petugas administrasi ruang perawatan dalam proses administrasi keuangan. OIeh karena itu disarankan perlu dilakukan penataran ulang dan evaluasi lebih lanjut tentang peranan petugas administrasi membantu Bagian P2D-Askes dalam proses administrasi keuangan peserta PT ASKES rawat inap.

ABSTRACT
In recent years, the health insurance business run by both private parties and state-owned companies have been flourishing. Subsequently, health insurance has become an important factor which potentially influences the services-either direct or indirect- offered by hospitals. As provider of health services, hospitals strive to improve the quality of the services extended to participants of health insurance programs.
Financial administration is indirect hospital service, which is closely inter-related to that effort. The records show that any tardiness in this process influences payment extended by PT ASKES to in-patients. To upgrade the quality of the hospital's indirect service, monitoring forms are provided with the purpose of accelerating the administration process.
The study is conducted to obtain a description regarding the process of financial administration, and to find out whether there is a difference in the process after the monitoring forms were distributed among in-patient who were also PT ASKES members.
The study combines qualitative and quantitative methods. In-depth interview were conducted with the administrative staff involved in the financial process of PT ASKES in-patient, while quantitative methods included statistical experiments to determine whether there would be a difference in the length of time spent on administration process before and after the monitoring forms were introduced.
The results came up with the conclusion that of the three financial administration process: completion of letters of guarantee, status/form forwarding and cost calculation, only the process involves in cost calculation showed a significant change. The introduction of the special monitoring forms were apparently effective in assisting the staff in the P21)-Askes Department to speed up the process of calculating hospital costs. While for the process involved in acquiring complete letters of guarantee and the forwarding of status, no significant changes were reported.
Observation on the execution of financial administration process in the care units themselves - where staff were given practical instructions on how to properly fill in the forms - concluded that role of the administrative staff still needs to be improved. It is suggested that an upgrading course and further evaluation on the role of the administrative staff in assisting the P2D-Askes Department be conducted.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radianti
"ABSTRAK
Saat ini terjadi kecenderungan peningkatan pembiayaan kesehatan (terutama di rumah sakit) akibat dari perkembangan teknologi yang demikian pesat disertai tuntutan masyarakat yang berhubungan dengan perubahan sosial-ekonominya. Salah satu upaya mengendalikan masalah ini, yaitu dengan mengikut sertakan pihak ketiga atau asuransi kesehatan dalam pembiayaan pasien di rumah sakit.
Bagi pihak manajemen rumah sakit, salah satu hal yang berkaitan dengan pembiayaan pasien oleh pihak ketiga adalah sistem penagihannya. Sebagai output dari sistem penagihan ini berupa tagihan yang tepat waktu dan akurat.
Penelitian dilakukan dengan harapan dapat memberi masukan bagi manajemen rumah sakit (terutama bagian keuangan) perihal gambaran sistem penagihan pasien rawat jalan pihak ketiga yang ada dibandingkan dengan standar (seharusnya).Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, evaluatif sebagai suatu cara untuk mencari pemecahan atas masalah yang dihadapi.
Dari data yang diperoleh (dengan cara telaah dokumen dan wawancara). didapatkan bahwa pengarahan kepada pelaksana kurang dan petunjuk pelaksanaan penagihan pasien pihak ketiga sebagai standar pelayanan rumah sakit belum ada. Selain itu perubahan RSUD Pasar Rebo menjadi rumah sakit unit swadana memerlukan pengembangan manajemen keuangan yang sesuai dengan standar rumah sakit unit swadana.
Alternatif pemecahan masalah yang diajukan berupa masukan sebagai langkah penyempurnaan sistem yang sudah ada, antara lain penyempurnaan formulir penagihan, pembuatan laporan proses penagihan dan realisasi unit pihak ketiga atau asuransi kesehatan di sub. bagian keuangan. Dengan cara ini diharapkan akan dihasilkan output (tagihan) yang lebih tepat waktu dan akurat.

ABSTRACT
Nowadays, the rising costs of health care (especially in the hospital) is caused by people's needs and medical technology development. One way to solve this problem has been implemented by financing the outpatient's hill using third palsy's insurance.
In the hospital management's point of view, the emerging issue is related to the billing and collection systems as well as the claims process. Therefore the output of this process should be the claims that delivered on time and accurately. The outcome is expected to become one measure of efficiency.
A survey is conducted to give input to hospital management particularly to the financial management team, This information can illustrate the difference of the unpaid bill comparing with standard. The research is descriptive and evaluative in order to find the problem's solution.
From data gathering (documents investigation and interviews), it appears that human and other resources have not match the requirements, and there are no mitten instructions (manual) as standards for managing third party's outpatients.
Other related fact is the changing status of RSUD Pasar Rebo to become a self-sufficient hospital has not been supported by adequate skills of financial management team.
Finally, the alternative solution is suggested to improve the system. such as simplification of billing form, issuance of billing process report. realization tit third party or health insurance unit as a part of financial department. These tools are presented in order to generate the output more accurately and on time.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiawaty B. Soedarsono
"Dari hasil residensi ternyata kemampuan supervisi beberapa kepala ruangan di ruang rawat inap RS. Pelni "Petamburan" belum optimal. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan supervisi kepala ruangan rawat inap dalam area personil keperawatan, area lingkungan dan peralatan, area asuhan keperawatan, area pendidikan dan pengembangan staf.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif dan bersifat kross seksional. Pengambilan data primer dilakukan dengan mengadakan wawancara yang mendalam dan pengisian kuesioner dan data sekunder didapat dari dokumen-dokumen yang terkait. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 52 orang yang terdiri dari satu orang kepala divisi medis, tiga orang kepala instalasi, 12 orang kepala ruangan, 36 orang pelaksana perawatan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan karakteristik kepala ruangan yang dilihat dari empat sudut, yaitu usia, latar belakang pendidikan formal, masa kerja dan penataran manajemen keperawatan hanya latar belakang pendidikan formal yang sebagian besar belum memenuhi persyaratan. Sedang kemampuan supervisi dua belas orang kepala ruangan rawat inap, dari empat area tanggung jawab, ada dua area, yaitu area personil keperawatan, area lingkungan dan peralatan yang penampilannya cukup. Sedang dua area lainnya yaitu area asuhan keperawatan dan area pendidikan & pengembangan staf penampilannya baik.
Saran penelitian ini: 1). Secara bertahap persyaratan sebagai kepala ruangan dari sudut pendidikan formal dipenuhi, 2) peningkatan kemampuan kepala ruangan di dua area tanggung jawab, yaitu area personil keperawatan dan area lingkungan peralatan, 3) merevisi susunan / format uraian tugas kepala ruangan yang ada saat ini dalam empat area tanggung jawab, yaitu: area personil keperawatan, area lingkungan dan peralatan, area asuhan keperawatan dan area pendidikan & pengembangan staf, 4) penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan selain kemampuan supervisi kepala ruangan.

The former internship conducted at Pelni " Petamburan" Hospital found that the supervision competence of ward head nurse still need to be improved. This study aimed to identify the characteristic and supervisory competence, of ward head nurse in the area of nursing personnel, environment-facility, nursing care and training and staff development.
The methodology was cross sectional, using qualitative approach. Data collection was done by in-depth interview and secondary data was obtained through analyzing relevant documents. Representation from the study was 52 Staff consisted of medical division head, 3 head of installation, 12 Ward Head Nurse, and 36 nurses.
The study outcome found that the characteristic of ward head nurse can be looked from four different perspective; age, formal study background, work experience and nursing management training which is just a background of formal study, in most cases is not up to standards. Thus, from 12 ward head nurse supervisory competence, from four areas of responsibility, and two more areas; nursing personnel, environment and facility performance is average. Next, the two more area nursing care, study and staff development performance was good.
Feedback taken from this study is: 1) Step by step the qualification as a ward head nurse from formal study background to be complete. 2) Development in ward head nurse in two responsibility area ; nursing personnel and environment facility area. 3) Reformat the job description of ward head nurse. 4) The continue study for knowing what factors which influence the quality of nursing care beside the supervisory competence of ward head nurse.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicianus Novyanto S.
"Pengelolaan limbah klinis di Rumah Sakit (RS) Pelni selama ini belum memperoleh perhatian serius, ditandai oleh masih banyaknya limbah klinis bercampur dengan limbah non medis (rumah tangga) di kantong-kantong hitam serta masih adanya kantong warna kuning yang berisi limbah klinis dibuang ke tempat penyimpanan limbah sementara. Kondisi inilah yang mendorong penulis untuk mengetahui lebih jauh tentang pengelolaan limbah klinis di RS Pelni, khususnya di Kamar Operasi. Dengan latar belakang permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, yang diarahkan untuk mengungkap permasalahan-permasalahan yang ada di lokasi penelitian dengan mendeskripsikan hasil penelitian apa adanya. Data-data penelitian diperoleh melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi dan penyebaran kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni kurang memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan rumah sakit sebagai akibat dari sosialisasi kebijakan yang kurang maksimal, volume sampah yang cukup besar, terbatasnya tenaga cleaning service dan petugas incenerator, realisasi anggaran yang tidak penuh, fasilitas yang kurang memadai, ketidaksingronan struktur dan fungsi organisasi pengelola limbah klinis, dan minimnya supervisi mengenai pengelolaan limbah klinis.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut, maka ada lima hal penting yang perlu dilakukan sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas pengelolaan limbah klinis di Kamar Operasi RS Pelni. Pertama, perlu sosialisasi SOP pengelolaan limbah klinis secara lebih intens agar memberikan kontribusi yang lebih besar pada implementasi dan output pengeloaan limbah klinis. Kedua, perlu peningkatan, perbaikan atau penambahan sumber daya pengelolaan limbah klinis, baik SDM, anggaran, fasilitas (trolly, incenerator) maupun penataan organisasi. Ketiga, pemeliharaan atau peningkatan disiplin dan motivasi petugas pengelola limbah klinis, terutama melalui intensifikasi supervisi dalam bentuk pengawasan dan pemberian penghargaan kepada petugas yang berprestasi. Keempat, peningkatan kualitas pengelolaan limbah klinis dengan bertumpu pada peningkatan disiplin dan perbaikan fasilitas. Peningkatan disiplin dapat dilakukan dengan pengawasan dan pengetatan jadwal, sedangkan perbaikan fasilitas difokuskan pada penambahan kantong kuning, tempat limbah, penyediaan trolly tertutup, perbaikan atau penambahan incenerator. Kelima, peningkatan anggaran pengelolaan limbah klinis secara lebih signifikan. Anggaran hendaknya dialokasikan untuk membiayai kebutuhan perbaikan dan penambahan fasilitas seperti tempat limbah (yang selama ini menggunakan ember), penambahan kantong kuning, penyediaan trolly tertutup, dan perbaikan atau penambahan incenerator.
Dafar Bacaan; 41 (1970 - 2001)

System Analyzes of clinical Waste Management from Surgery Room in Pelni Hospital (RS Pelni), Petamburan JakartaRecently people do not pay serious attention to the Clinical waste management at Pelni Hospital, and it is proved by lot of clinical waste are mixed with non medical waste (household) in black bag and there are also yellow bag containing clinical waste disposed to temporary waste storage. This condition has encouraged the writer to observe more the clinical waste management at RS Pelni, specifically at Surgery Room. Based on such issue background, I made this research with the purpose to obtain idea concerning clinical waste management at Surgery Room RS Pelni.
I apply the research method which is the qualitative method directed to reveal the real problems at research site by obviously describing research result. Apparently, research data is obtained through observation, in-depth interview, questioner distribution and documentation.
Research result discloses that the entire quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni still have to meet the hospital environment sanitation prerequisite because they do not fully apply the socialization policy, for example there are adequately large volume of waste, limited cleaning service and incinerator workers, incomplete budget realization, non-synchronized and clinical waste management organizational function, as well as limited supervision concerning clinical waste management.
Based on such findings, we disclose five significant steps to be applied in order to improve quality of clinical waste management at Surgery Room RS Pelni. Firstly, SOP socialization of clinical waste management should be applied more intensively so that it may highly contribute toward the implementation and output of clinical waste management. Secondly, improvement, enhancement or addition of clinical management resources is required which comprises human resources, budget, facility (trolley, incinerator) as well as organizational structure. Thirdly, maintenance or discipline enhancement and motivation of clinical waste management workers, especially through supervision intensification in the form of monitoring and appreciation awarded to prestige workers. Fourthly, provide quality improvement of clinical waste management based on discipline enhancement and facility development. Discipline enhancement may be applied through monitoring and strict implementation of schedule, whereas facility improvement is focused on the increase of yellow bags, waste storage, closed trolleys, improvement and increase of incinerator. Fifthly, provide increasing of budget for clinical waste management on a more significant basis. Budget should be allocated to finance the improvement and increase of facility such as waste bin (so far they use pail instead ofa bin). increase of yellow bags, provision of closed trolleys, and improvement or increase of incinerator.
List of Bibliography: 41 (1970 - 2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riwayat Suyono
"Untuk mengetahui keinginan dari konsumen tentang pelayanan kesehatan yang merupakan karakteristik pasien rawat inap Rumah Sakit Pelni "Petamburan" Jakarta, telah dilakukan penelitian terhadap 49 pasien kelas perawatan VIP dan 86 pasien kelas perawatan Non VIP. Banyaknya sampel tersebut telah memenuhi persyaratan penelitian yang ditetapkan.
Penelitian dilakukan dengan latar belakang bahwa rumah sakit mampu untuk menyelenggarakan pelayanan rawat nginap yang baik, tetapi belum dapat dimanfaatkan konsumen secara optimal untuk menghadapi peluang yang ada. Peluang tersebut adalah demand konsumen terhadap pelayanan kesehatan yang lebih baik karena adanya peningkatan pendidikan dan keseiahteraan masyarakat serta semakin membaiknya perekonomian negara sebagai hasil pembangunan yang telah dilakukan bangsa Indonesia.
Serta untuk menghadapi persaingan dengan sesamanya, rumah sakit perlu berupaya melakukan pemasaran produk jasa pelayanan rawat inapnya. Upaya pemasaran ini dilakukan terhadap produk jasa pelayanan kelas perawatan VIP dan Non VIP agar dapat memberikan nilai tambah bagi rumah sakit. Nilai tambah ini dimaksudkan agar rumah sakit mampu mengatasi biaya operasionalnya yang semakin meningkat.
Hasil penelitian yang merupakan karakteristik pasien kelas perawatan tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi rumah sakit dalam menyusun upaya pemasaran, agar dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan."
Depok: Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeta Budi Juliati
"Dalam rangka menanggapi tuntutan jaman dan masyarakat luas dalam pelayanan kesehatan, Rumah Sakit Pelni mulai membenahi diri dengan memperbaiki sistem manajemennya. Perubahan sistem manajemen RS Pelni menjadi merit sistem RS Pelni, menimbulkan kebingungan dan keresahan. Para perawat yang semula merasa antusias, juga mengungkapkan kekecewaan dan ketidakpuasan terutama antara mereka yang memegang jabatan struktural dan mereka yang di pelaksana. Perawat juga merasakan adanya ketidakadilan diantara mereka sendiri. Penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan data yang diperoleh dari RS Pelni Petamburan mengenai kecenderungan perawat rawat inap yang ingin pindah ke unit rawat jalan atau unit lain. Selain itu adanya keresahan di antara perawat mengenai sistem upah yang diberikan pada mereka kurang memuaskan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan karakteristik perawat dengan kepuasan kerja berdasarkan dimensi kerja di RS Pelni Petamburan Jakarta pada tahun 2002. Faktor karakteristik perawat yang ingin diketahui hubungannya dengan kepuasan kerja adalah variabel berikut ini: variabel umur, status perkawinan, pendidikan, lama kerja, dan kebijakan rumah sakit: gilir jaga. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan cross sectional dengan pendekatan deskriptif analitik. Total sampel yang diambil adalah total perawat pelaksana yang berstatus organik yang bekerja pada minggu IV bulan April sampai dengan minggu II bulan Mei 2002. Analisa dilakukan secara univariat, bivariat, dan multivariat. Dari hasil uji univariat didapat bahwa perawat yang puas adalah 50,3%, dan yang tidak puas adalah 49,7%.tingkat kesesuaian sebesar 68,08 %, Jika rata-rata kepuasan kerja dilihat dari 6 dimensi kerja: Kebijakan Organisasi, Kondisi Kerja, Upah, Peluang Promosi, Rekan Kerja dan Supervisi, maka didapatkan rata-rata kepuasan kerja tertinggi adalah pada dimensi rekan kerja (86,2%) dan kepuasan kerja terendah adalah pada dimensi upah (50,77% ). Analisis bivariat menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik perawat dengan kepuasan kerja. Dari uji multivariat dengan regresi Linier, menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna. Hasil analisis setiap faktor terhadap dimensi kerja, Yang digunakan diketahui bahwa faktor kebijakan organisasi dan upah berada dalam prioritas utama bagi perawat, dan RS Pelni Petamburan harus segera memperbaiki serta mengoreksi faktor-faktor dimensi kerja ini. Faktor kondisi kerja, rekan kerja dan peluang promosi merupakan faktor-faktor dimensi kerja yang harus dipertahankan, karena perawat merasa puas. Sedangkan faktor supervisi merupakan prioritas rendah bagi perawat.

In Order to address the demand of era and people in health services, Pelni Hospital begins to attend to the better management system that is Merit System of Pelni Petamburan Hospital. The Changes of the system into Merit System Pelni Hospital bring about confusion and uncertainty. Among the nurses who were enthusiastic, show their disappointment and dissatisfaction, especially among those who have structural position as well as those of functional position. They also feel that there are some injustices among them. This research was based on results of the interview and document data from Pelni Petamburan Hospital, about tendencies the nurses from inpatient units who want to be transferred to outpatient units. Moreover there are also restlessness among the nurses in salary system which dissatisfies them. Therefore the purpose of the research was to describe the relationship between the characteristic of the functional nurse and the job satisfaction based on the work dimension in Pelni Petamburan Hospital Jakarta in the year 2002. The characteristic of the nurse in this study which are investigated to reveal their correlation with the nurse's satisfaction include the following variables: age, marriage status, education, working period, and shifting. These types of research were cross sectional with descriptive analytic approach. The total sample is taken from the functional nurses who have organic status and work between 4th week of April till 2nd week of May 2002. Data analysis was conducted by using univariat, bivariate and multivariate techniques. The study results show that the proportion of satisfied nurses reach to 50,3% and unsatisfied nurses reach to 49,7 % with compliance of 68,08%. If we see the mean of job satisfaction through 6 dimensions its shows that : Organizational policy, working condition, pay, promotion, co-worker , and supervision shows that the highest proportion of work satisfied is co-worker dimension ( 86,2%) and the lowest proportion of work satisfied is the pay dimension (50,77%). The bivariate analysis using Chi-square reveals that there are no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. The multivariate test using linier regression shows that no correlation between characteristic of the functional nurse and job satisfaction. Analysis of each factor dimension of work, indicates that the dimension of Organizational policy and pay are priority for the nurses, and Pelni Petamburan Hospital should immediately improve and review its factors. The dimension of work condition, promotion, and co-worker should be maintained for they prove to satisfy nurses. Factor supervision is low priority for the nurses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T3347
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmayanti
"Penyakit jantung koroner menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan, ansietas, depresi, koping dan dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisi regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu usia, penghasilan dan depresi. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.0005). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.

Coronary heart disease caused decrease in physical function and psychological impact on quality of life. The aims of this study was to quality of life of patients with coronary heart disease. The independent variables in this study were age, gender, education, occupation, income, marital status, anxiety, depression, coping and social support. This study used the analytic correlation with cross-sectional design. The number of samples in this study there were 100 respondents. In multiple linear regression analysis found three variables that affect the quality of life: age, income and depression. The study further found that depression as the factors most associated with quality of life (p = 0.0005). Based on this study nurses need to be early detect patients depression and provided health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Lorens Benu
"Salah satu aset dari rumah sakit yang berperan selama 24 jam yaitu tenaga paramedis perawatan, tentunya memerlukan perhatian khusus. Tenaga paramedis perawatan yang bekerja di rumah sakit mempunyai kekhususannya sendiri, teristimewa dalam hal perencanaan tenaga tersebut. Telah dilakukan penelitian pada 5 ruang rawat inap, tentang perencanaan perhitungan tenaga paramedis perawatan dari 22 ruangan perawatan, dengan mempertimbangkan beberapa faktor yang menjadi perhatian dalam perencanaan tersebut. Faktor-faktor yang berperan antara lain jumlah tempat tidur, B.O.R, produktivitas dan "turn over" yang sangat berperan pada manajemen keperawatan, lebih khusus lagi proses asuhan keperawatan.
Penelitian ini memperlihatkan kedekatan dari faktor-faktor teasebut diataa dengan perencanaan perhitungan kebutuhan tenaga paramedis perawatan di lima ruang rawat inap ( R. ICU. R Muarai I, R.Murai II, R. Kenari I dan R.Cempaka II) Rumah Sakit P.T. Pelni "Petamburan" Jakarta. Beberapa hasil dari penelitian ini memperlihatkan pada ruangan dengan jumlah tempat tidur relatif sedikit, memperlihatkan produktifitas yang tinggi, sedangkan B.D.R. relatif tidak tinggi. Juga ada ruangan dengan. jumlah tempat tidur relative banyak, memperlibatkan produktiftas relatif rendah, begitu juga B.D.R. relatif tidak tinggi.
Selanjutnya penelitian ini juga memperlihatkan jumlah "turn over" bervariasi antara 10% sampai dengan 11%. Hal ini sangat berpengaruh pada proses asuhan keperawatan, meskipun tidak disadari bahwa dengan adanya "turn over" yang semula hanya mencerminkan kekurangan tenaga secara kuantitatif, bila dihubungkan dengan proses asuhan keperawatan metode penugasan "team" akan mempengaruhi kualifas pelayanan, keadaan ini menggambarkan kekurangan tenaga secara kualitatif. Sehingga perencanaan perhitungan kebutuban tenaga paramedis perawatan di rumah sakit harus memasukkan faktor-faktor seperti jumlah tempat tidur, B.Q.R., produktifitas dan. "turn over" didalam perhitungan. Meskipun masih banyak faktor-faktor diluar rumah sakit yang mempengaruhi perencaan tenaga paramedis perawatan yang diluar jangkauan, dengan memperhitungkan faktor-faktor tersebut akan lebih mencerminkan kedekatan pada kebutuhan tenaga yang nyata.

One asset of a 24-hour aperated hospital is paramedics / nurse human resources who certainly deserve a particular attention. This paramedics / nurse human resources have a specified matter to be observed, specially in planning their resources . It has been observed on 5 paramedics I nurse service complexes for their calculation of amount to be hired for 22 paramedics 1 nurse rooms within its consideration of several factors to be focused on that planning_ These factors include amount of bed, B.O.R, productivity and turn over which effect on nursery management, further on nursery process.
This observation shows loser relationship of the factor abover with the planning of amount needed to be heired in the 5 paramedics I nurse service complexes (R.ICU, R Murai I, R. Murai II, R. Kenari I and R Cempaka II) in rumah Sakit PT. Pelni "Petamburan" Jakarta. Several matters of this observation bring about the fact that a space within relatively less amount of bed shows high productivity but less B.O.R. and this also shows a space within relatively more bed has less productivity either less B.O. R.
Further, this observation also shows various amount of turn over 10% up to 11% mainly, this effects on nursery process as it is unaware, eventhouth, that the turn over which previously reflects less quantity of paramedics I nurse human resources, whether concerned with the process of the team=work method of nursery, this will effect on service's quality, say, this reflects less quality of paramedics I nurse human resources.
As a conclusion, this planning of calculation of paramedics 1 nurse human resources needed in hospital must concern any factors ; amount of bed, B.Q.R, productivity an turn over. There are still many other factors externally out of hospital's environment which also effects on this planning of paramedics /nurse human resources, although at less these factors above will reflect closer figure on real paramedics I nurse human resources.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T932
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairunnisa Mubarokah
"

 

ABSTRAK

Transformasi digital membawa perubahan pada perkembangan pemasaran maka  Strategy, taktic, dan value juga ikut berubah dan tidak relevan. Sehingga Rumah sakit harus memiliki strategi yang tepat, untuk meningkatkan brand.Penelitian ini menggunakan metode Literature review dengan pendekatan kualitatif yaitu melakukan review pada 18 jurnal terdahulu dengan database  google scholar  dan e-perpusnas. Hasil penelitian ini menunjukan komponen strategi pemasaran yang paling berdampak adalah Value.  Citizen memiliki peran besar dalam mempengaruhi pelayanan kesehatan. Citizen 4.0 akan semakin relevan untuk merancang strategi pemasaran yang meningkatkan hubungan antara brand (citra) dan hubungan pelanggan.

           

 


ABSTRACT

Digital transformation brings changes to marketing development.so, strategies, tactics, and values also change and are irrelevant. The hospital must have the right strategy, to improve the brand. This study uses a Literature review method with a qualitative approach that is reviewing 18 previous journals with the Google Scholar database and e-National Library. The results of this study indicate that the most impactful component of a marketing strategy is value. Citizens have a large role in influencing health services. Citizen 4.0 will be increasingly relevant for designing marketing strategies that enhance the relationship between brands (images) and customer relationships.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>