Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
M. Arifin Suyardi
"This study was carried out to analyze the serum vitamin A / carotene concentration among Indonesian full term neonates in relation to maternal nutritional status and nutrients intake. One hundred and eight couples' (mothers + neonates) were recruited for the study. The serum vitamin A/carotene concentrate ion was determined by High Pressure Liquid Chromotography (HPLC) and Ultraviolet Absorbance/Spectrophotometric method (IVACG, 1982) and the dietary nutrient intake of the mothers was analyzed using a 2 day/24 hours recall method. Seventy one (67%) of the neonates were suffering from low vitamin A level ( (20 g/dl), the rest 35 (33%) were at an adequate vitamin A level (>20 / g/dl) and 13 (12%) of the mothers were suffering from low vitamin A level ( <20 /4g/di), the rest 95 (88%) were at an adequate vitamin A level. That mean serum vitamin A/carotene of the neonates was lower than those of their mothers. The mean serum vitamin A of the mothers was 30.7 ,wg/dl - v.53 and mean serum carotene of the mothers was 124.23g/dl - 49.66. The study concluded that there was no significant correlation between serum vitamin A of the neonates and serum vitamin A of their mothers (p } 0.1). It was found that? serum vitamin .A concentration and serum carotene of the mothers were positively correlated; also maternal serum carotene was positively related to serum carotene of the neonates. The beta-carotene intake, fat intake, protein intake were positively related to serum vitamin A of the mothers. Further investigation using larger numbers of samples and more controlled method was suggested to -scrutinize the influences of gestational age, dietary nutrients intake on the serum of vitamin A/carotene of the mothers. The study also pointed out the importance of providing .the pregnant mothers with sound information about nutrition in pregnancy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T 6963
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idral Purnakarya
"Diet dapat menentukan status seng selama kehamilan. Namun, beberapa penelitian mengenai hubungan antara asupan, pola makan dan kualitas makanan berbasis lokal dengan status seng masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah asupan seng, pola makan berbasis lokal PMBL dan kualitas diet berhubungan dengan kadar serum seng pada ibu hamil Minangkabau. Penelitian cross-sectional ini dilakukan dengan melibatkan 360 ibu hamil dengan usia kehamilan antara 16 dan 32 minggu. Semi-quantitative Food Frequency Questionnaire SFFQ digunakan untuk memperolah data asupan makanan, dan PMBL ditentukan berdasarkan hasil principal component analysis PCA . Penelitian ini mengolah 21 kelompok makanan dengan menggunakan PCA menjadi pola makanan bersumber nabati, pola makanan bersumber ikan, ayam dan jeroan, pola makanan bersumber tepung dan pemanis, pola makanan bersumber daging, pola makanan bersumber ikan masak santan, telur dan kacang-kacangan, pola makanan bersumber seafood/hasil laut dan pola makanan bersumber susu. Kualitas diet dianalisis dengan menggunakan Healthy Eating Index HEI 2010. Kadar serum seng diukur dengan menggunakan metode atomic absorption spectrophotometric. Analisis regresi linier multivariat dilakukan untuk menilai asupan seng, PMBL dan kualitas diet dengan kadar serum seng setelah dikontrol oleh faktor perancu. Rerata kadar serum seng adalah 10.1 2.1 mol/L. Asupan seng secara signifikan berhubungan dengan konsentrasi serum seng setelah dikontrol oleh umur, usia kehamilan, asupan energi, asupan serat, lokasi geografis dan pengeluaran rumah tangga adjusted ? = 0,083, 95 CI: 0,003, 0.163, p < 0.05 . Pola makanan bersumber tepung dan pemanis berbanding terbalik dengan kadar serum seng setelah dikontrol oleh umur, usia kehamilan dan pengeluaran rumah tangga adjusted ? = -0.179, 95 CI: -0,335, -0,023, p < 0.05 ; sedangkan PMBL lainnya tidak berhubungan secara signifikan dengan kadar serum seng. Skor total HEI 2010 tidak berhubungan dengan kadar serum seng pada semua responden, tetapi skor HEI 2010 menunjukkan hasil yang berhubungan di daerah pantai setelah dikontrol oleh umur, usia kehamilan, asupan serat dan asupan fitat adjusted ? = 0.186, 95 CI: 0.066, 0.306, p < 0.05 . Secara keseluruhan, antara asupan seng, pola makanan lokal Minangkabau dengan rendah tepung dan pemanis secara positif mempengaruhi kadar serum seng selama masa kehamilan. Meskipun kualitas diet yang dinilai menggunakan HEI 2010 tidak berhubungan dengan kadar serum seng, tetapi kualitas diet menunjukkan hubungan dengan serum seng pada ibu hamil yang tinggal di daerah pantai.Kata Kunci : pola makan; kehamilan; kadar serum seng; Minangkabau; Indonesia

Diet has consequences on zinc status during pregnancy. However, studies focusing on association of dietary intake, pattern and quality in locally produced foods with zinc status are limited. Therefore, this study aimed to investigate whether zinc intake, local based dietary patterns LBDPs and diet quality are associated with serum zinc concentration among Minangkabau pregnant women. A cross sectional study was conducted involving 360 pregnant women between the 16th and 32nd weeks of gestation. Using dietary data from semi quantitative Food Frequency Questionnaire, LBDPs were identified by principal component analysis PCA . This study extracted 21 food groups into plant sources, fish, chicken and meat organ sources, flour and sweetness source, meats sources, fish with coconut milk, eggs and nuts sources, seafood sources and milk sources patterns by PCA. Dietary quality was analyzed by using the Healthy Eating Index HEI 2010. Serum zinc concentration was measured by using atomic absorption spectrophotometric methods. Multivariate linear regression analysis was performed to assess zinc intake, the LBDPs, and diet quality with serum zinc concentration after adjusted for potential confounders. The mean serum zinc concentration of pregnant women was 10.1 2.1 mol L. Zinc intake significant associated with serum zinc concentration after adjusted for age, gestational age, energy intake, fiber intake, geographic location and household rsquo s expenditure adjusted 0.083 95 CI 0.003, 0.163 p 0.05 . The flour and sweetness sources pattern was inversely associated with serum zinc concentration after adjusted for age, gestational age and household rsquo s expenditure adjusted 0.179 95 CI 0.335, 0.023 p 0.05 while the other LBDPs were not significantly associated with serum zinc concentration. The overall HEI 2010 score was not significantly associated with serum zinc concentration in the total subjects, but it was associated in coastal area after adjusted for age, gestational age, fiber and phytate intakes adjusted 0.186, 95 CI 0.066, 0.306, p 0.05 . In conclusion, zinc intake and local based Minangkabau foods with less in flour and sweetness positively influence serum zinc concentration during pregnancy. Although, the dietary quality assessed by the HEI 2010 did not associate with serum zinc concentration, it clearly associated with zinc serum of pregnant women in coastal area.Keywords dietary patterns pregnancy serum zinc Minangkabau Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Martina
"ABSTRAK
Preeklamsia merupakan masalah kesehatan maternal yang berdampak luas pada kesehatan manusia. Defek plasentasi merupakan faktor predisposisi utama preeklamsia yang mengakibatkan spektrum kematian sel apoptosis, aponekrosis dan autofagi. Autofagi juga berperan sebagai mekanisme ketahanan selular melalui nutrisi sebagai regulator utama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran nutrisi dan autofagi sebagai ketahanan selular pada patomekanisme preeklamsia . Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang dilakukan terhadap 4 kelompok yakni; hamil normal, preeklamsia awitan lanjut, preeklamsia awitan dini dan PJT dengan jumlah sampel 10 pasien tiap kelompok. Dilakukan analisis nutrisi secara kualitatif dan kuantitatif untuk zat nutrisi vitamin D, kalsium dan seng serta zat nutrisi sebagai marka inflamasi yaitu vitamin A dan mineral besi. Dilakukan pemeriksaan marka kematian sel LDH dan pemeriksaan marka autofagi LC3, Beclin-1, kegagalan autofagi rasio LC3/Beclin-1 serta marka nutrisi plasenta VDR. Selama periode Agustus hingga Oktober 2015 terdapat 40 pasien yang mengikuti penelitian di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan RS Budi Kemuliaan Jakarta. Terdapat perbedaan bermakna ekspresi LC3 dan Beclin-1 serta rasio LC3/Beclin-1 di antara kelompok penelitian. Kelompok preeklamsia awitan dini dan PJT memiliki ekspresi LC3 dan Beclin-1 tertinggi, sedangkan kelompok hamil normal dan preeklamsia awitan lanjut memiliki rasio LC3/Beclin-1 tertinggi. Terdapat korelasi antara kegagalan autofagi dengan LDH. Terdapat defisiensi vitamin D, kalsium dan seng serta terdapat peningkatan retinol dan ferrum sebagai marka inflamasi pada kelompok kehamilan patologis. Terdapat mekanisme up regulation ekspresi nutrisi plasenta reseptor vitamin D VDR pada kelompok preeklamsia awitan lanjut dan awitan dini , sementara ditemukan ekspresi VDR yang rendah pada kelompok PJT. Terdapat korelasi negatif antara rasio LC3/Beclin-1 dengan marka nutrisi maternal terutama kelompok preeklamsia awitan lanjut dan awitan dini. Terdapat korelasi bermakna antara rasio LC3/Beclin-1 dengan ekspresi VDR sebagai marka nutrisi plasenta pada kelompok preeklamsia awitan dini. Autofagi berperan dalam proses kematian sel dan ketahanan selular trofoblas. Terdapat peran nutrisi yang berkorelasi dengan proses autofagi pada patomekanisme preeklamsia. Kata kunci : Autofagi, kematian sel, ketahanan selular, nutrisi, preeklamsia.

ABSTRACT
Preeclampsia is a maternal health problem which largely affects human well being. Placentation defects is the main predisposition factor of preeclampsia which cause cell death spectrum of apoptotic, aponecrosis, and autophagy. Autophagy also has a role as cellular survival mechanism as well through nutrition as main regulator. This research aims to understand the roles of nutrition and autophagy as cellular survival in pathomechanism of preeclampsia. The research has cross sectional study design which was conducted to four groups of pregnancy normal pregnancy, late onset preeclampsia, early onset preeclampsia, and intrauterine growth restriction IUGR with 10 samples for each group. Qualitative and quantitative nutrition analysis was done for vitamin D, calcium and zinc. The same methods was done to nutrients as inflammatory markers which is vitamin A and iron. Assessment was done for cell death marker LDH, autophagy markers LC3, Beclin 1, autophagy failure ratio of LC3 Beclin 1, and placenta nutrition marker VDR. During the period of August to October 2015 there were 40 patients participated in research which was conducted in RSUPN Cipto Mangunkusumo and RS Budi Kemuliaan Jakarta. Analysis shows statistically significant difference between groups of the expression of LC3 and Beclin 1 and ratio of LC3 Beclin 1 as well. Early onset preeclampsia and IUGR group showed the highest LC3 and Beclin 1 expression, while normal pregnancy and late onset preeclampsia group showed the highest ratio of LC3 Beclin 1. There was a correlation between autophagy failure and LDH. There were deficiencies of vitamin D, calcium and zinc and the increase of retinol and iron as inflammatory markers in pathological pregnancy. There was up regulation of vitamin D receptor VDR expression in early and late onset preeclampsia, while low expression of VDR in placenta of IUGR group. There was negative correlation between ratio of LC3 Beclin 1 and maternal nutrition markers particularly in preeclampsia group. There was significant correlation between the ratio of LC3 Beclin 1 and expression of placenta VDR as nutrition marker in early onset preeclampsia group. Autophagy plays a role in the spectrum of cell death and cellular survival in trophoblast. There is role of nutrition in correlation with autophagy process in pathomechanism of preeclampsia Keywords Autophagy, cell death, cellular survival, nutrition, preeclampsia"
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Kurniatillah
"ABSTRAK
Status gizi ibu hamil berperan penting dalam kondisi kehamilan dan bayi yang
akan dilahirkan. Masih tingginya kasus risiko KEK pada ibu hamil di Kota
Cilegon terutama di wilayah kerja Puskesmas Jombang memerlukan upaya-upaya
terobosan diantaranya melalui upaya perbaikan dan peningkatan pelayanan gizi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan predisposing factor,
enabling factor, need factor terhadap perilaku Pemanfaatan Pelayanan Gizi oleh
ibu hamil dengan risiko KEK di Klinik Gizi Puskesmas Jombang.
Desain penelitian ini adalah non eksperimen dengan pengumpulan data secara
cross sectional pada data primer yang terdiri dari 178 responden. Penelitian
dilakukan pada bulan Maret-Juni 2014, menggunakan kuesioner yang diisi oleh
responden. Analisis data dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat
menggunakan chi square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik
ganda model prediksi.
Hasil penelitian menunjukkan proporsi perilaku Pemanfaatan Pelayanan Gizi yang
tidak baik lebih besar yaitu 62,4%. Faktor predisposing diantaranya paritas,
pengetahuan, sikap, faktor enabling diantaranya dukungan suami, pendapatan
keluarga, kepemilikan asuransi, dan faktor need berhubungan signifikan dengan
Pemanfaatan Pelayanan Gizi. Variabel pengetahuan merupakan faktor dominan
setelah dikontrol oleh pendapatan keluarga, kepemilikan asuransi, kebutuhan,
paritas, sikap, dan dukungan suami.

ABSTRACT
Nutritional status of pregnant women is important condition for pregnancy and
the baby born. The high risk CED cases of among pregnant women in Cilegon,
especially in Jombang health center area, required measured in improved
nutritional health services.
This study aims to determine the influence of predisposing factors, enabling
factors and need factors toward nutritional service utilization behavior by the
pregnant women with risk CED in clinical nutrition Jombang health center.
This study was non experimental design using cross sectional methode approach
in data collection primary data was taken from 178 respondents who were total
population. The study was conducted in March-June 2014, using questionnaires
completed by respondents. Data were analyzed througt univariate, bivariate
using chi square, and multivariate analysis using multiple logistic regression with
prediction model.
The Results showed that the poor utilization behavior is more than half of the
respondents (62,4%). Predisposing factors such as parity, knowledge, attitudes,
enabling factors such as support of her husband, family income, insurance
ownership, and need factors are associated with nutritional service utilization.
Knowledge is found as the must dominant variable measured of utilization in
clinical nutrition after controlled by family income, insurance ownership, need,
parity, attitudes, and support of her husband ."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyifa Rahma Maulida
"Keragaman makanan telah diketahui berhubungan dengan kecukupan dan status gizi. Sehingga, metode skor keragaman makanan sebagai indikator yang mudah untuk memprediksi berat lahir bayi memiliki ketertarikan untuk diketahui. Penelitian dilakukan dengan desain potong lintang di Jakarta Timur yang terdiri dari 288 ibu hamil, usia 19?44 tahun pada umur kehamilan >32 minggu.
Hasil menunjukkan bahwa keragaman makanan berhubungan secara statistik dengan berat lahir dan merupakan prediktor yang paling kuat (Adj.OR=2.8) dari faktor lainnya yang dapat meningkatkan berat badan lahir bayi ≥ 3.000 gram secara statistik, seperti usia ibu (Adj. OR=2.5) dan berat ibu di trimester tiga (Adj. OR=2.6). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Antenatal care (ANC) merupakan program yang efektif untuk mencegah dan mengatasi anemia selama kehamilan. Studi ini bertujuan untuk menilai pelayanan antenatal care dan hubungannya dengan status anemia pada ibu hamil di Jakarta Timur. Studi potong lintang ini dilaksanakan pada 285 ibu dengan kehamilan ≥32 minggu. Pelayanan ANC dan kadar hemoglobin dinilai.
Studi menunjukkan bahwa ibu hamil dengan skor pengetahuan rendah?sedang tentang gejala berbahaya kehamilan dan peran keluarga dalam ANC, secara bermakna lebih rendah berresiko menderita anemia. Hal ini terkait dengan kecenderungan lebih baiknya konsumsi suplemen/multivitamin yang mengandung zat besi oleh subyek dengan skor rendah?sedang.

Antenatal care (ANC) is an effective program to prevent and overcome anemia during pregnancy. This study aimed to assess ANC services and its association with anemia status among pregnant women in East Jakarta. A cross sectional study was conducted among 285 pregnant women with ≥32 weeks gestation. ANC services and hemoglobin level were assessed.
This study showed pregnant women with low?medium score on education related to danger sign on pregnancy and family role on maternal care, had significantly lower risk of anemia. This contrary results was due to a tendency of better supplement/multivitamin containing iron consumption by subjects with lower-medium score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngesti Mulyanah
"Peningkatan BB selama kehamilan yang tidak optimal akan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, ibu dan anak melalui mekanisme peningkatan IL-6. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi kadar IL-6 serum perempuan hamil trimester 3 dengan peningkatan BB selama kehamilan. Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 di Puskesmas Jatinegara, Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah potong lintang, consecutive sampling, pada 64 subyek perempuan hamil trimester 3 ≥37 minggu. Didapatkan hasil penelitian yaitu 42,2% mempunyai IMT trimester 1 BB lebih, 40,6% mempunyai asupan energi total berlebih dan sesuai anjuran serta rerata peningkatan BB 12,1 (±3,8) kg dengan 40,6% mempunyai peningkatan BB selama kehamilan sesuai rekomendasi IOM. Kadar IL-6 serum perempuan hamil trimester 3 pada penelitian ini adalah 3,067 (0,608 ? 18,207) pg/ml dengan kadar IL-6 serum pada peningkatan BB kurang (3,441 (±1,819) pg/ml) dan lebih (3,017 (1,234?14,083) pg/ml) cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok sesuai (2,707 (0,608?18,207) pg/ml). Didapatkan korelasi positif lemah tidak bermakna antara kadar IL-6 serum perempuan hamil trimester 3 dengan peningkatan BB selama kehamilan (r=0,144, p=0,257) dan analisis kadar IL-6 serum berdasarkan kelompok peningkatan BB selama kehamilan didapatkan hasil tidak berbeda bermakna (p=0,708). Kesimpulan hasil penelitian ini adalah kadar IL-6 serum berkorelasi lemah dengan peningkatan BB selama kehamilan.

Gestational weight gain (GWG) that is not optimal will increase the risk of complications in pregnancy through increasing the IL-6 mechanism. This study aimes to determine the correlation of IL-6 serum levels on third trimester pregnancy with GWG. This is a cross-sectional study with consecutive sampling in 64 pregnant women ≥37 weeks. It was conducted in January-February 2014 at community health centers Jatinegara, Jakarta. The results are most subjects have overweight BMI at 1st trimester (42,2%), most of subjects have either sufficient or excessive total energy intake than the recommendation (40.6%), the majority of the subjects having sufficient GWG based on IOM guidelines (40.6%) with mean GWG is 12.1 (± 3.8) kg. Serum level of IL-6 is 3.067 (0.608-18.207) pg/ml with serum levels of IL-6 in insufficient GWG (3.441 (± 1.819) pg/ml)) and excessive GWG (3.017 (1.234-14.083) pg/ml)) tends to be higher compared with sufficient GWG (2.707 (0.608-18.207) pg/ml)). The correlation of IL-6 serum level on 3rd trimester with GWG is positive, weak and not significant (r = 0.144, p = 0.257). Analysis of IL-6 serum levels within GWG categories show no significant difference between groups (p = 0.708). In conclusion, there is weak correlation between IL-6 serum level on 3rd trimester of pregnancy with GWG."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa
"Nutrisi prenatal merupakan salah satu bagian dari faktor lingkungan terpenting yang memengaruhi kesehatan ibu dan janinnya. Gangguan nutrisi pada ibu hamil dapat menyebabkan berat bayi lahir rendah, stunted, gangguan pendengaran dan penglihatan, keterlambatan perkembangan sistem saraf, dan gangguan perilaku. Hal ini dapat diatasi dengan pemantauan dan perawatan kesehatan melalui asuhan keperawatan yang tepat selama kehamilan. Intervensi edukasi melalui pendekatan konsep pedoman gizi seimbang merupakan salah satu panduan yang menunjukkan tentang proporsi berbagai jenis makanan yang dibutuhkan untuk memiliki diet yang seimbang dan sehat. Intervensi edukasi melalui pedoman gizi seimbang perlu dipersiapkan oleh perawat karena merupakan salah satu cara untuk mengatasi gangguan nutrisi.

Prenatal nutrition is one part of the most important environmental factors that affect the health of the mother and fetus. Poor nutrition during pregnancy has been linked to an increased risk of having a baby with a low birth weight, stunted, hearing and visual impairment, neuro developmental delay, and behavioural disorders. This can be overcome by monitoring and health care through appropriate nursing care during pregnancy. Intervention approach to the concept of education through pedoman gizi seimbang is one of a guide that shows the proportions in which different types of foods are needed to have a well-balanced and healthy diet. Educational intervention through pedoman gizi seimbang needs to be prepared by the nurses because it is one way to overcome the poor nutrition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Valerie Gracia
"Latar Belakang: Asam folat merupakan salah satu vitamin yang penting bagi embriogenesis, khususnya pembentukan tabung neural. Karena itu, asam folat sangat penting bagi ibu hamil khususnya pada trimester pertama saat terjadinya pembentukan tabung neural. Sudah ada program suplementasi folat yang disebutkan dapat menaikkan konsentrasi kadar folat. Namun, masih belum terdapat informasi mengenai bagaimana status folat ibu hamil di Indonesia.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara asupan asam folat dengan kadar folat darah pada ibu hamil trimester pertama.
Metode: Studi cross-sectional dari 119 ibu hamil di RSIA Bunda dan RSIA Budi Kemuliaan pada tahun 2013-2014.
Hasil: Dari 119 ibu hamil yang diteliti, nilai tengah usia 28 19 ndash; 35 tahun, sebagian besar 58 tidak bekerja, sebagian besar 52,9 memiliki pendidikan yang tinggi, dan sebagian besar 72,3 memiliki pendapat keluarga sangat tinggi. Terdapat 57,1 responden yang asupan folatnya kurang. Nilai tengah kadar folat darah responden 19,36 10,59-34,94 ng/mL dengan sebaran 58,8 memiliki kadar folat serum normal dan 41,2 memiliki kadar folat serum meningkat. Uji korelasi Spearman yang dilakukan menunjukkan tidak adanya korelasi antara asupan folat dengan kadar folat darah r=0,061; p=0,509.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan bermakna antara asupan asam folat dengan kadar folat darah ibu hamil trimester pertama.

Background: Folic acid is one of the vitamins which are important in embryogenesis, particularly neural tube formation. So, folic acid is very important for pregnant women in the first trimester, when formation of neural tube takes place. There has been folate supplementation program that can increase blood folate concentration. But, there has not been adequate information about folate status in pregnant women in Indonesia.
Aim: To know the relation between folic acid intake and blood folate levels in pregnant women in the first trimester.
Methods: Cross sectional study from 119 pregnant women in RSIA Bunda and RSIA Budi Kemuliaan year 2013 2014.
Results: From 119 pregnant women studied, the median of age is 28 19 35 years old, and the majority is working 58, high educated 52,9, and having high income 72.3. There were 57.1 women having low intake of folic acid. The median of blood folate levels is 19.36 10.59 34.84 ng mL which 58.8 has normal serum folate levels and 41.2 has elevated serum folate levels. Spearman corellation test showed no corellation between folic acid intake and blood folate levels r 0.061 p 0.509.
Conclusion: There is no significant relation between folic acid intake and blood folate levels in pregnant women in the first trimester.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Septi Hajar
"Prevalensi berat badan lebih dan obesitas meningkat pada wanita usia subur. Obesitas pada kehamilan berhubungan dengan komplikasi kehamilan dan persalinan. Pada obesitas terjadi peningkatan respon inflamasi. Interleukin-6 (IL-6) adalah salah satu mediator inflamasi yang dapat digunakan sebagai penanda inflamasi. Pada kehamilan terjadi peningkatan kadar IL-6 serum akibat proses inflamasi. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kadar IL-6 serum dengan indeks massa tubuh (IMT) pada perempuan hamil trimester 1. Penelitian dilakukan di RS Budi Kemuliaan selama bulan Maret 2013 sampai April 2013. Pengambilan subyek dilakukan dengan cara consecutive sampling, didapatkan 47 orang subyek yang dianalisis. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, asupan energi total dengan metode tanya ulang serta proporsi karbohidrat, lemak dan protein. Pengukuran antropometri yaitu IMT untuk menilai status gizi dan pemeriksaan laboratorium kadar IL-6 serum. Hasil penelitian didapatkan rerata usia 27,3±3,9 tahun, asupan energi total 95,7% subyek memiliki asupan kurang dari anjuran angka kecukupan gizi (AKG) Indonesia, 55,3% subyek memiliki berat badan lebih, rerata IMT adalah 23,8+3,7 kg/m2. Hasil pengukuran kadar IL-6 serum didapatkan rerata 1,9±1,2 pg/ml. Didapatkan korelasi positif tidak bermakna antara kadar IL-6 serum dengan IMT pada perempuan hamil trimester 1 (r=0,28, p=0,057).

The prevalence of overweight and obesity increases in the reproductive women. Obesity is related to complication in pregnancy dan parturition. Interleukin-6 (IL-6) is one of inflammatory cell that can be used as a marker of inflammation which increases in patient with obesity. Serum IL-6 level had been found increases in pregnancy related to inflammation proccess. The aim of this cross sectional study was to find the correlation between serum IL-6 level and body mass index (BMI) in first trimester pregnancy. Data collection was conducted during March 2013 to April 2013 on Budi Kemuliaan Hospital, Jakarta. Subjects were obtained using consecutive sampling method. A total of 47 pregnant women in first trimester subjects had met the study criteria. Data were collected through interviews including age, educational status, income status, total energy intake and proportion of carbohidrat, fat, protein. Anthropometry measurements of BMI to assess the nutritional status and laboratory examination i.e blood levels of IL-6. Mean age was 27,3±3,9 years. Intake of total energy showed that 95.7% of the subjects were less than recommended dietary allowances (RDA). Overweight was occured in 55,3% of the subjects. Mean of BMI was 23,8+3,7 kg/m2. Mean of serum IL-6 levels was 1,9±1,2 pg/ml. No significant correlation was found between serum IL-6 levels and body mass index in first trimester pregnancy (r=0,28, p=0,057)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>