Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116704 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Supriyanto
"Pada mulanya pelaksanaan bantuan untuk rehabilitasi dan pembangunan sekolah diserahkan kepada pihak ketiga untuk melaksanakan pembangunan. Namun banyak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan fisik sekolah yang berdampak kualitas pembangunan sangat buruk dan tidak sesuai dengan besarnya dana. Keadaan ini memunculkan kebyakan pengaluran dana blockgrant langsung ke sekolah. Pola pelaksanaan pembangunan dengan metode swakelola adalah kondisi dimana pihak sekolah dapat melakukan pelaksanaan pembanguan tanpa melakukan kontrak pada pihak ketiga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan penyaluran dana bfockgrant untuk pembangunan sekolah dengan metode swakelola.
Kegiatan penyaluran dana blockgrant swakelola dapat dilihat sebagai proses manejemen proyek dengan 5 tahap proses manejemen yaitu : lnisiasi penencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penutup. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktonfaktor dominan pada proses manejemen yang akan berpengaruh terhadap keberhasilan kinerja penyaluran dana blockgrant oleh institusi pusat. Metode penelitian menggunakan instrumen quisioner berisi tingkat frequensi dan dampak pada masing-masing item vanfabel hasil perkalian tingkat frekuensi dan dampak dinyatakan sebagai tingkat pengaruh suatu variabel terhadap kinerja penyaluran dana blockgrant oieh institusi pendidikan pusat. Responden terdiri dan personil instritusi di depdiknas, institusf pendidikan di daerah dan fihak sekolah.
Hasil penelitian yang dilakukan telah mengidentifkasi faktor dominan yang mempengaruhi kinerja panyalunan blockgrant adalah pada proses perencanaan dengan variabel " Ada sekolah menyambut program dana blockgrant swakelola tidak berdasarkan kebutuhan sekolah hanya ingin mernperoleh bantuan semata", "Ada anggota tim "yang terlibat pada kegiatan yang lain" dan " Pemilihan anggota tim tidak berdasarkan kemampuan ". Nilai kinerja penyaluran dana blockgrant adalah 84,014 % dengan kategori sedang.

At first the distribution of rehabilitation and school construction funds were handed over to contractors to carry out the constracs. Mis-management in implementation produced poor quality of the constructions due to reduction of actual funds. This condition introduced new policies for distributing blockgrant to schools. New contracting methods of self management construction then permitted schools to carry out the construction without involving contractors.
The aim of this research is to identify factors influencing the success of blockgrant distribution to the school constructions with self management.
Blockgrant distribution with self management can be indentified as Project Management Process Groups. These processes are aggregated into live groups : lnisiating, planning, executing, controlling and closing. The research is to understand the dominant factors in the self management process which influences the success of blockgrant distribution conducted by the Central Office. The methodology of research used was questionnaires which combined levels of frequency and impact representing variables of levels influence effecting distribution of blockgrant conducted by the Central Oliice. The respondents were personal of The Ministry of National Education, personel of District Office and School Staff.
The research concluded that main factors which influence blockgrant distribution performance in the planning process are as follows: "School receives blockgrant as self management has not been based on school need but more for obtaining funds" , " The selection of the team members from the Central Office was not based on ability' and "Some team members were often accopied with other activities". Blockgrant Distribution performance was 84.014 % with the fair category."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Kasmi
"Hubungan Pemilik proyek (owner) dan kontraktor dalam suatu proyek konstruksi memiliki peranan penting dalam keberhasilan proyek. Tidak jarang permasalahan proyek berawal dari perbedaan persepsi antara pemilik proyek dan kontraktornya yang berujung pada klaim dan dispute. Manajemen Komunikasi Proyek menjadi suatu disiplin yang dapat mengatur keselarasan hubungan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek, termasuk antara kontraktor dan owner.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam manajemen komunikasi proyek EPC antara kontraktor (PT.X) dan pemilik proyek pada tahap engineering yang mempengaruhi kinerja waktu, sekaligus tindakan terhadap faktor-faktor tersebut sebagai respon resiko utama.
Proses penelitian dimulai dari identifikasi faktor-faktor risiko, analisa risiko, evaluasi risiko, dan tindakan mengelola risiko (treatment atau risk response). Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor risiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisis data persepsi yang didapat dari kuisioner dengan responden manajer proyek, atau team inti proyek pada PT.X yang mempunyai pengalaman dalam proyek EPC. Analisa data diolah dengan melakukan uji Reliability, uji U Mann-Whitney, uji Kruskal-Wallis, serta pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan analisa level risiko untuk mendapatkan prioritas/rangking faktor. Korelasi nonparametris dilakukan dengan korelasi Kendall Tau dan Spearman. Validasi ke pakar dilakukan baik pada tahap penentuan variabel maupun validasi hasil penelitian.
Hasil analisa data menunjukkan terdapat delapan faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek EPC yang dilakukan PT. X, antara lain : Keterlambatan penyelesaian pekerjaan (design) dan aktivitas berikutnya yang diakibatkan oleh jangka waktu persetujuan dari pemilik proyek terhadap dokumen yang diajukan oleh kontraktor tidak dibatasi atau melebihi batas waktu yang disepakati, Terjadi penyimpangan informasi dan timbulnya idle time akibat alur informasi dan koordinasi yang berbelit-belit dari kontraktor ke owner, Timbulnya idle time (waktu tunggu) akibat kurang jelasnya alur approval dari kontraktor ke owner, dan Terjadinya idle time akibat gambaran Informasi yang disampaikan tidak jelas. Dari analisa korelasi nonparametris terlihat bahwa factor risiko tersebut berkorelasi menurunkan kinerja waktu proyek.

The Relation between owner and the contractor in a construction project, shows important role to performance of project. Not rarely, problems of project is caused by difference of perception between owner and the contractor of which resulting claim or dispute. Recently, Management Communications of Project becomes a discipline that is able to control compatibility of communications among stakeholders concerned in project, including contractor and the owner.
The objective of this research is to know dominant factors in communications management of EPC Project between the contractor ( PT.X) and the owner during phase of engineering influencing time performance, and to find the risk respond of them.
Research process started from identifying risk factors, risk analysis, risk evaluation, and action ( or treatment of risk response). The risk factors research try to find out qualitatively, by analyzing the perception data as the result of the questioners to the project manager, the core team of the EPC project company in Indonesia and whom had the experienced in EPC. The data is processed by descriptive statistic, Mann-Whitney U test, Kruskal-Wallis test, and Analytic Hierarchy Process (AHP) in order to have the priority factor, and continued with validation to expert.
Data analysis results, there are eight dominant factors which have significant effect to time performance of project, Delay of design process and activities caused unlimited time or expired status to approval documents, Interrupted informations and idle time caused complicated flow of information and coordination beetween contractor and the owner, and idle time caused the detail information is unclear. This research performs that risk factor may influence the time performance, relatively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R.01.08.48 Kas i
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Kasmi
"Hubungan Pemilik proyek (owner) dan kontraktor dalam suatu proyek konstruksi memiliki peranan penting dalam keberhasilan proyek. Tidak jarang permasalahan proyek berawal dari perbedaan persepsi antara pemilik proyek dan kontraktornya yang berujung pada klaim dan dispute. Manajemen Komunikasi Proyek menjadi suatu disiplin yang dapat mengatur keselarasan hubungan komunikasi antara pihak-pihak yang terlibat di dalam proyek, termasuk antara kontraktor dan owner.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam manajemen komunikasi proyek EPC antara kontraktor (PT.X) dan pemilik proyek pada tahap engineering yang mempengaruhi kinerja waktu, sekaligus tindakan terhadap faktor-faktor tersebut sebagai respon resiko utama. Proses penelitian dimulai dari identifikasi faktor-faktor risiko, analisa risiko, evaluasi risiko, dan tindakan mengelola risiko (treatment atau risk response). Penelitian untuk mengetahui faktor-faktor risiko dilakukan secara kualitatif, dengan menganalisis data persepsi yang didapat dari kuisioner dengan responden manajer proyek, atau team inti proyek pada PT.X yang mempunyai pengalaman dalam proyek EPC. Analisa data diolah dengan melakukan uji Reliability, uji U Mann-Whitney, uji Kruskal-Wallis, serta pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) dan analisa level risiko untuk mendapatkan prioritas/rangking faktor. Korelasi nonparametris dilakukan dengan korelasi Kendall Tau dan Spearman. Validasi ke pakar dilakukan baik pada tahap penentuan variabel maupun validasi hasil penelitian.
Hasil analisa data menunjukkan terdapat delapan faktor-faktor dominan yang berpengaruh terhadap kinerja waktu proyek EPC yang dilakukan PT. X, antara lain : Keterlambatan penyelesaian pekerjaan (design) dan aktivitas berikutnya yang diakibatkan oleh jangka waktu persetujuan dari pemilik proyek terhadap dokumen yang diajukan oleh kontraktor tidak dibatasi atau melebihi batas waktu yang disepakati, Terjadi penyimpangan informasi dan timbulnya idle time akibat alur informasi dan koordinasi yang berbelit-belit dari kontraktor ke owner, Timbulnya idle time (waktu tunggu) akibat kurang jelasnya alur approval dari kontraktor ke owner, dan Terjadinya idle time akibat gambaran Informasi yang disampaikan tidak jelas. Dari analisa korelasi nonparametris terlihat bahwa factor risiko tersebut berkorelasi menurunkan kinerja waktu proyek.

The Relation between owner and the contractor in a construction project, shows important role to performance of project. Not rarely, problems of project is caused by difference of perception between owner and the contractor of which resulting claim or dispute. Recently, Management Communications of Project becomes a discipline that is able to control compatibility of communications among stakeholders concerned in project, including contractor and the owner.
The objective of this research is to know dominant factors in communications management of EPC Project between the contractor ( PT.X) and the owner during phase of engineering influencing time performance, and to find the risk respond of them. Research process started from identifying risk factors, risk analysis, risk evaluation, and action ( or treatment of risk response). The risk factors research try to find out qualitatively, by analyzing the perception data as the result of the questioners to the project manager, the core team of the EPC project company in Indonesia and whom had the experienced in EPC. The data is processed by descriptive statistic, Mann-Whitney U test, Kruskal-Wallis test, and Analytic Hierarchy Process (AHP) in order to have the priority factor, and continued with validation to expert.
Data analysis results, there are eight dominant factors which have significant effect to time performance of project, Delay of design process and activities caused unlimited time or expired status to approval documents, Interrupted informations and idle time caused complicated flow of information and coordination beetween contractor and the owner, and idle time caused the detail information is unclear. This research performs that risk factor may influence the time performance, relatively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35287
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Yudianto
"ABSTRAK
Jaminan penawaran merupakan faktor kontrol yang sangat penting untuk proses pelelangan. Fungsi jaminan penawaran adalah untuk mengganti besar biaya pelelangan apabila harus dilakukan tender ulang. Di beberapa negara besar jaminan penawaran sangat bervariasi, mulai dari 1% hingga 25%. Menurut Nugent, jaminan penawaran diperhitungkan untuk mengganti biaya retender akibat kesalahan peserta. Penelitian ini membahas tentang faktor-faktor dominan dalam proses pelelangan yang akan mempengaruhi besar jaminan penawaran di Indonesia, dikarenakan sistem pelelangan di Indonesia yang sudah beralih dari manual ke pengadaan elektronik. Dalam penelitian ini digunakan metode Relative Importance Index untuk mengetahui indikator apa saja yang dominan, dan hasilnya adalah kompleksitas proyek, jumlah personel, lama waktu pelelangan, pembuatan HPS/OE, sanggahan banding, pembuktian kualifikasi, evaluasi dokumen tahap I dan evaluasi dokumen tahap II merupakan 8 indikator paling dominan yang mempengaruhi besar jaminan penawaran di Indonesia.

ABSTRACT
Bid bond is one of the important factors to control the tender process. It also to cover retender cost if necessary. In some countries, the amount of bid bond is vary, starting from 1% to 25%. According to Nugent, this amount is calculated to cover retender cost due to error from participants. This research is focus to analyze dominant factors in tender process that could affect the amount of bid bond in Indonesia, due to changing procurement system in Indonesia from manual method to electronic procurement method. This study uses Relative Importance Index to identify the dominant factors with the result of 8 most dominant factors that will affect the amount of bid bond are project complexity, number of personel, length of tender process, calculate Owner Estimate, the objection appeal, qualification verification, document evaluation phase I and phase II ."
2016
S64107
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rasyid Fatonah
"Kinerja konsultan pada sebuah kontrak proyek pengadaan jasa konsultansi merupakan sebuah faktor penting dalam mencapai tujuan proyek. Adalah sangat penting bahwa perusahaan - perusahaan yang qualified saja yang terpilih untuk mengikuti tender..Di Indonesia panitia lelang jasa konstruksi maupun jasa konsultansi mempunyai batasan - batasan yang harus dipenuhi di dalam menjalankan tugasnya. Selain UU No.18 tahun 2000 (UUJK), Kep.Pres No 80 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang / jasa pemerintah juga peraturan - peraturan yang dikeluarkan oleh masing - masing pemerintah daerah. Sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No: 257/KPTS/M/2004 tanggal 29 April 2004 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, mengenai Pedoman Evaluasi Penawaran Seleksi Nasional Pekerjaan Jasa Perencanaan dan Pengawasan Konstruksi (Konsultansi) menggunakan Metoda Evaluasi Kualitas Teknis dan Biaya yang terdiri dari evaluasi administrasi dan teknis.
Dalam penelitian ini penulis ingin mengidentifikasi faktor - faktor apa yang paling dominan dalam penentuan pemenang lelang pada jasa konsultansi pada proyek pemerintah di DKI Jakarta. Oleh sebab itu penulis dalam menganalisa faktor - faktor penentuan pemenang lelang jasa konsultansi melihat pada faktor - faktor yang terdapat pada aspek administrasi dan teknis dengan metode literatur dan kuisioner, yang kemudian dianalisa dan validasi dengan bantuan program SPSS 13.0. Dari hasil analisa dengan SPSS 13.0 terhadap variabel - variabel yang diambil didapatkan 2 variabel yang dominan yaitu pendekatan dan cara penanganan pekerjaan oleh konsultan dalam melaksanakan proyek dan kemampuan konsultan dalam memahami Kerangka Acuan Kerja proyek."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35798
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kusumawati
"Kegiatan Konstruksi merupakan unsur penting dalam pembangunan. Proses pembangunan proyek konstruksi pada umumnya merupakan kegiatan yang banyak mengandung unsur bahaya dikarenakan pada pelaksanaannya selalu melibatkan sumber daya manusia yang sering sekali bekerja pada lokasi sulit, tidak nyaman, semuanya bersifat sementara dan diperburuk lagi dengan kualitas sumber daya manusia yang ada. Hal tersebut menyebabkan industri konstruksi mempunyai catatan yang buruk dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan masih tingginya angka kecelakaan kerja pada tempat kegiatan konstruksi serta adanya tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja, maka diperlukan penerapan SMK3 untuk mewujudkan tercapainya zero accident sehingga waktu pelaksanaan konstruksi dapat selesai sesuai dengan jadwal. Untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang berakibat adanya kehilangan jam kerja sehingga dapat mengganggu waktu pelaksanaan maka diperlukan identifikasi faktor-faktor dalam penerapan SMK3 yang paling berpengaruh terhadap kehilangan jam kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor dalam penerapan SMK3 yang paling berpengaruh terhadap kehilangan jam kerja. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan pendekatan kuantitatif berupa survey langsung ke lapangan. Survey ini dapat dilakukan dengan cara menyebar kuesioner atau dengan cara wawancara langsung dengan para ahli yang berkompeten mengenai masalah yang dibahas dalam penelitian. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik. Analisis yang digunakan yaitu analisis komparatif, analisis dekriptif dan pendekatan AHP. Berdasarkan analisis statistik dapat diketahui bahwa tenaga kerja yang tidak terampil merupakan faktor dominan dalam penerapan SMK3 yang berpengaruh terhadap kehilangan jam kerja.

Activity of construction is an important element in development. In general, the process development of construction project represent activity which containing many danger element because of its execution always entangle human resource which often put hand to difficult location, not balmy, and made worse with quality of human resource. It is cause the construction industry have bad record in the case of safety. With still number height accident and also the existence of global demand in protection of labour, hence needed applying of SMK3 for tired realizing of accident zero so that time execution of construction can finish as according to schedule. To prevent the happening of accident causing the existence of losing of office hours so that can bother execution time hence needed to identify factors in applying of most having an effect on SMK3 to losing of work hours. This research aim to identify factors in applying of most having an effect on SMK3 to losing of work hours. This research use quantitative approach in the form of direct survey. This survey can be conducted by disseminating kuesioner or by direct interview with the expert who have competence in the problem of which is discussed in this research. And then data analysed statistically. The analysis which used are comparative analysis, descriptive analysis and AHP approach. Pursuant to statistical analysis can know that labour which is not skillful represent dominant factor in applying of SMK3 having an effect on to losing of work hours."
2008
S35281
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Nastasia Ester
"Sistem manajemen terintegrasi adalah gabungan dari dua atau lebih sistem manajemen yang memudahkan suatu perusahaan mencapai tujuannya. Sistem yang diintegrasi adalah SMM, SML, dan SMK3. Dalam mengintegrasikan satu sistem manajemen dengan lainnya, pendekatan yang digunakan adalah integrasi proses. Dalam proses integrasi, terdapat beberapa risiko yang berdampak pada tujuan komponen dalam integrasi proses sistem manajemen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang berdampak pada tujuan komponen dan membuat strategi pengelolaan risiko yang dominan dalam integrasi proses. Penelitian ini menggunakan strategi survei responden untuk mengidentifikasi risiko-risko dalam proses integrasi sistem manajemen dan strategi studi kasus untuk mengetahui strategi pengelolaan risiko dominan. Hasil dari penelitian ini berupa risiko-risiko pada integrasi proses manajemen dan strategi pengelolaan risiko dominan.

Integrated management system is a combination of two or more management systems that facilitate a company to achieve its goals. The integrated systems are Quality Management System (QMS), Environmental Management System (EMS), and Safety Management System (SMS). In integrating one management system with another, the approach used is process integration. In the process integration, there are several risks that have an impact on component goals in the integration of the management system process. The purpose of this study is to identify risks that have an impact on the objectives of the component and make the dominant risk management strategy in the process integration. This study uses respondents' survey strategies to identify risks in the management system integration process and case study strategies to find out the dominant risk management strategies. The results of this study are risks in the integration process of management and dominant risk management strategies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azita Zandian Aridyantie
"Penelitian ini bertujuan mengetahui penggunaan manajemen laba akrual dan manajemen laba riil (manipulasi aktivitas penjualan, overproduction, serta pengurangan biaya diskresioner) pada perusahaan yang melakukan IPO di periode 2002-2011, faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi manajemen laba akrual versus manajemen laba riil, serta dampaknya pada kinerja keuangan pasca IPO. Penelitian ini menemukan perusahaan melakukan manajemen laba akrual diskresioner serta manajemen laba riil (manipulasi aktivitas penjualan ataupun overproduction) pada periode satu tahun sebelum IPO dan saat IPO. Dari faktor auditor eksternal, masa audit, serta level net operating asset (NOA), hanya level NOA ditemukan berdampak pada kecenderungan perusahaan untuk tidak memilih manipulasi aktivitas penjualan ataupun overproduction. Selain itu, ditemukan pula bahwa dari penggunaan manajemen laba akrual dan riil, hanya penggunaan manajemen laba riil pengurangan biaya diskresioner yang berdampak negatif pada kinerja perusahaan.

The purpose of this study is to investigate whether firms conducting IPO on 2002 - 2011 engaged in accrual earnings management and real earnings management (sales manipulation, over-production, and reduction in discretionary expense), factors that influence the tendency to engage in accrual versus real earnings management, and the impact of those earnings management on firm‟s performance after IPO. The results show that firms used accrual earnings management and real earnings management (sales manipulation or over-production) in one year before IPO and in IPO-year. Among external audit-firm, audit tenure, and the level of net operating asset (NOA) factors, only level of NOA is found to affect the tendency not to engage in sales manipulation or over-production. It is also found that only reduction in discretionary expense that found to significantly affect the decrease on firm‟s performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fithri Selva Jumeilah
"Saat ini, aset organisasi bukan hanya yang berwujud saja tetapi juga yang tidak berwujud, seperti pengetahuan. Banyak sekali organisasi yang menyadari akan pentingnya manajemen pengetahuan salah satunya adalah STMIK GI MDP. Namun proses manajemen pengetahuan di STMIK GI MDP belum terlaksana dengan baik, maka perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses manajemen pengetahuan di STMIK GI MDP. Dalam penelitian ini, faktor-faktor yang diduga mempengaruhi proses manajemen pengetahuan adalah faktor kepercayaan, kolaborasi, pembelajaran, strategi organisasi, penghargaan, sentralisasi, formalisasi, IT support, T-shape skill, effort expectancy dan performance expectancy.
Proses manajemen pengetahuan diukur dengan menggunakan pendekatan Socialization, Externalization, Combination, dan Internalization. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner dimana respondennya adalah semua karyawan di STMIK GI MDP dengan mengunakan skala likert 5 poin. Hasil kuesioner dianalisis menggunakan pendekatan partial least square (PLS). Hasil dari penelitian ini adalah faktor kepercayaan, faktor strategi organisasi dan penghargaan terbukti signifikan memberikan pengaruh kuat terhadap proses manajemen pengetahuan.

Currently, organization’s assets not only tangible but also intangible, for example is knowledge. Lots of organizations are realizing the importance of knowledge management one of them STMIK GI MDP. But the process of knowledge management in the STMIK GI MDP has not done well, it is necessary to knowed the factors that influence the process of knowledge management in the STMIK GI MDP. In this study, the factors allegedly influence the process of knowledge management is a factor of trust, collaboration, learning, organizational strategy, rewards, centralization, formalization, information technology support, T-shaped skills, effort expectancy and performance expectancy.
Knowledge management processes is measured using Socialization approach, externalization, Combination, and Internalization. This study uses a quantitative approach through a questionnaire where respondents are all of employees in STMIK GI MDP by using 5-point Likert scale. The results of the questionnaire analyzed using the approach of partial least square (PLS). The results of this study is the trust factor, factor organizational strategy, and rewards proved significant a strong influence on the process of knowledge management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siska Rahmadiya
"Diabates Melitus tipe 2 adalah gangguan metabolik dikarenakan menurunnya produksi insulin oleh sel ß-pankreas atau tubuh tidak lagi mampu menggunakan insulin secara efektif. Gula darah yang tinggi atau hiperglikemia dapat dikendalikan dengan manajemen diri pada penyandang Diabetes melitus Tipe 2. Manajemen diri penyandang Diabetes melitus Tipe 2 mengalami kesulitan pada masa pandemic COVID-19. Selama pandemi covid-19 penyandang diabetes melitus mengalami penurunan kemampuan dalam melakukan perawatan diri. Studi ini dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengarui manajemen diri penyandang DM Tipe 2 di masa pandemi COVID-19. Desain penelitian ini merupakan jenis korelasi dengan pendekatan metode cross sectional yang melibatkan 88 orang responden. Hasil penelitian ini menunjukkan responden dengan efikasi diri yang cukup pada 58 responden (92,1%) dan efikasi diri yang sangat yakin 17 responden (68,0%). Hasil uji statistik menggunakan uji Chi-Square menunnujukkan adanya hubungan yang significant antara efikasi diri (p-value (0,007), Dukungan Sosial p value (0,010) Sedangkan jenis kelamin, usia, pendidikan, lama menderita DM, pengetahuan , kecemasan, tidak adanya hubungan yang signifikan dengan Manajemen Diri  p-value  pengetahuan (0,692), kecemasan (1,000), usia (0,116), lama menderita DM (0,743) , pendidikan (0,530) > 0,05. Kemudian didapatkan juga faktor yang paling mempengaruhi mananjemen diri  adalah efikasi diri  dengan nilai odds rasio (OR)=0,224. Peneliti berharap dengan diketahuinya faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen diri penyandang DM Tipe 2 diharapkan pelayanan keperawatan dapat menentukan intervensi lanjut yang tepat untuk memaksimal kan manajemen diri dimasa pandemi ataupun post pandemi.

Diabetes Mellitus type 2 is a metabolic disorder due to decreased insulin production by pancreatic ß-cells or the body is no longer able to use insulin effectively. High blood sugar or hyperglycemia can be controlled by self-management for people with Type 2 Diabetes Mellitus. Self-management for people with Type 2 Diabetes Mellitus experienced difficulties during the COVID-19 pandemic. During the Covid-19 pandemic, people with diabetes mellitus experienced a decrease in their ability to carry out self-care. This study was conducted to analyze what factors influenced the self-management of people with Type 2 DM during the COVID-19 pandemic. This research design is a type of correlation with a cross sectional method approach involving 88 respondents. The results of this study showed that 58 respondents (92.1%) had sufficient self-efficacy and 17 respondents (68.0%) had very confident self-efficacy. Statistical test results using the Chi-Square test showed a significant relationship between self-efficacy (p-value (0.007), social support p-value (0.010) while gender, age, education, duration of diabetes mellitus, knowledge, anxiety, no relationship significant with self-management p-value knowledge (0.692), anxiety (1.000), age (0.116), duration of DM (0.743), education (0.530) > 0.05. Then it was also found that the factor that most influenced self-management was efficacy themselves with an odds ratio (OR) = 0.224. Researchers hope that by knowing the factors that influence self-management of people with Type 2 DM, it is hoped that nursing services can determine appropriate further interventions to maximize self-management during a pandemic or post-pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>