Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144958 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Ida Yuniarti
"Proporsi PJK menurut SKRT 1995 adalah 26 %, tidak saja menempati urutan pertama pada penyakit Cardin vasculer disease tapi juga meningkat dari tahun ke tahun, hal ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh rasio total kolesterol/HDL, HDL, trigliserida terhadap timbulnya PJK. Manfaat aplikatif dari penelitian ini untuk dapat melakukan pencegahan terhadap timbulnya PJK terutama bagi orang orang yang mempunyai risiko tinggi.
Metode : Desain penelitian adalah kasus kontrol dengan populasi kasus penderita PJK di RSPP Januari ski Desember 1997 Jakarta Selatan sebanyak 60 kasus yang di diagnosis DSPD atau DSJP, untuk kontrol diambil dari bagian Bedah umum sebanyak 60 orang yang di nyatakan tidak menderita PJK oleh DSPD dan atau DSJP Dengan kekuatan 80 %, dan derajat kepercayaan 95 %. Penentuan cut off point memakai Cara ROC, serta data di analisis dengan analisis logistik regresi.
Hasil penelitian : Pada analisis bivariat rasio total kollesterol ? 4,19 mempakan faktor risiko untuk terkena PJK 1,23 kali 95 % CI ( 0,5023-3,0218 ) di bandingkan mereka dengan kadar rasio total kolesterolJHDL kurang dari 4,19 walaupun secara statistik tidak bermakna 1-IDL pada kadar >36 mg/dl meznpunyai risiko rendah untuk terkena PJK yaitu 0,40 kali 95% CI (0,1683-0,9505) secara statistik bermakna, demikian juga trigliserid pada kadar ≥ 106 mg/dl merupakan faktor risiko terkena PJK sebesar 2,63 kali 95% CI ( 1,0748-6,4159 ) secara statistik bermakna. Dari hasil analisis multivariat permodelan akhir rasio total kolesterol/HDL merupakan faktor risiko 1,53 kali untuk terjadinya PJK, 95% Cl ( 0,5407 - 4,3490 ), HDL tinggi merupakan faktor proteksi sehingga risiko untuk terkena PJK rendah yaitu 0,23 kali, 95% CI ( 0,0761- 0,8719 ), hipertrigliserid mempunyai risiko 2,85 kali untuk terkena PJK, 95% C1 ( 1,0352 -7,8240 ), umur mempunyai risiko 1,09 kali untuk terkena PJK, 95% Cl (1,7128-64,3385) body mass index tinggi mempunyai risiko 3,54 kali untuk terkena PJK.
Kesimpulan : Rasio total kolesterol/HDL yang tinggi merupakan faktor risiko untuk terkena PJK dengan di kontrol oleh variabel lain walaupun secara statistik tidak bermakna, pada kadar HDL rendah merupakan faktor risiko untuk terkena PJK baik( berdiri sendiri maupun di kontrol oleh variabel lain, demikian juga trigliserid tinggi merupakan faktor risiko untuk terkena PJK baik berdiri sendiri maupun setelah di kontrol oleh variabel lain.

Proportion of cardio vascular diseases according to SKRT 1995 is 26 %, this not only occupies the top of the list of cardio vascular diseases, but also has been increasing over the years, which is highly influenced by life style. Purpose of this research is to study the ratio effect of total cholesterol/NDL, HDL, triglyceride against emergence of cardio vascular disease. The applicative benefit of this research is in order to be able to carry out preventive measures against emergence of cardio vascular disease, particularly for persons with high risk.
Method : Design of research is case control with a population case of cardio vascular disease in Pertarnina hospital centre from January to December 1997 in South Jakarta, totalling 60 cases which were diagnozed by internist or cardiologist. Based on a strength of 80 % and 95 % confidence interval, determination of the cut point was done by using the ROC method, and data being furher analyzed by logistic regression analysis.
Research Result : In bivariate analysis, the cholesterol total ratio Z 4.19 constitutes a risk factor to be subjected to cardio vascular disease L23 times 95% Cl ( 0.5023 - 3.0218) compared with those with a total ratio content of chloresterolfHDL of less than 4.19, even though statistically it has no significance_ NDL at the content of z 36 mg/dl has a lower risk to be affected by radio vascular disease, notably 0.40 times 95% Cl ( 0.1683 -- 0.9505 ) by way of reliable statistics, the same goes for triglyceride at the content of z 106 mg/dl constitutes an risk factor 163 times to be affected by cardio vascular disease 95% CI ( 1.0748 - 6,4159 ) by reliable statistics. From results of multivariate analysis of latest total ratio models cholesterolll4DL constitutes a risk factors of 1.53 times to be affected by cardio vascular disease, 95% CI ( 0.5408 - 4.3490 ), high HDL constitutes a protective factor thus resulting the risk to be affected by cardio vascular disease is low, notably 0.23 times, 95% Cl ( 0.0761- 0,8719 ), hypertriglyceride has the risk of 2.85 times to be affected by cardio vascular disease 95% CI ( L0352 -- 7.8240 ), age has the risk factor of 1.09 times to be affected by cardio vascular disease 95% Cl ( 1.0356 --L1643 ), hyperglycemia has the risk of 10.49 times to be affected by cardio vascular disease 95% Cl ( L7128 - 64.3385 ), high body mass index the risk of 154 times to be affected by cardio vascular disease.
Conclusion : Total ratio of high CholesterolLHDL constitutes a risk factor to be affected by cardio vascular disease with the control of other variables, even though statistically this is not significant, while a low HDL content constitutes a risk factor to be affevted by cardio vascular disease, both individually as well as under control by other variables, the same is valid for high tiglyceride also constitues a risk factor to be affected by cardio vascular disease, both individually as well after being controlled by other variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Robert Edward
"Latar Belakang. Gangguan fungsi saraf otonom memberikan kontribusi yang bennakna terhadap terjadinya aritmia ventikular dan kejadian mati mendadak pada penderita penyakit jantung koroner (PlK). Namun usaha untuk meneliti hal tersebut masih belurn banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sensitifitas barorefleks dan faktor-faktor yang mempengaruhi sensitifitas barorefleks (SBR) pada penderita PIK Metoda. Pasien-pasien PlK yang sedang menjalani tindakan kateterisasi di ruang kateterisasi PJNHK dengan basil stenosis koroner ~ 50%, diberikan nitrogliserin 300mcg intra aorta melalui kateter. Selanjutnya perubahan tekanan darah sistolik dan interval RR dicatat selama lebih kurang 30 denyut setelah pemberian nitrogliserin. Garis regresi linear antara penurunan tekanan darah dan perubahan interval RR dicatat sebagai basil pengukuran sensitivitas barorefleks dengan satuan milidetiklmrnHg. Basil. Jwnlah subjek yang disertakan dalam penelitian ini sebanyak 136 pasien. Usia rata - rata sample penelitian 56.43 ± 7.78 tahun. Seratus dua puluh (120) pasien adalah laki - laki (88.2%) sedangkan enam belas adalah wanita (11.8%). Faktor risiko yang paling banyak ditemukan adalah hipertensi ( 63,2%), dislipidemia (61.80%), diabetes melitus (38.2%), merokok (26.5%) dan riwayat keluarga PlK. (25.7%). Diperoleh nilai rerata SBR 1.5 ± 1.7 milidetiklmmHg. Pada analisis multivariat faktor yang mempengaruhi SBR adalah diabetes melitus dan seeara statistik berrnakna dengan OR 4.2 (95% 0: 1.96-9.1 1; p=O.OOl). Faktor yang cenderung mempengaruhi nilai SBR pada pasien P1K adalah fungsi ventrikel kiri yang rendah OR 1.5 (0.7-3.2) dan merokok.O.5 (0.2-1.0). Kesimpulan. Rerata hasil SBR pada pasien PlK adalah 1.5 ± 1.7 milidetiklmmHg. Ada tidaknya diabetes melitus mempengaruhi nilai SBR"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T58821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochmayanti
"Penyakit jantung koroner menyebabkan penurunan fungsi fisik dan psikologis yang berdampak pada kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengtahui faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner. Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, status perkawinan, ansietas, depresi, koping dan dukungan sosial. Penelitian ini menggunakan analitik korelasi dengan desain cross sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini ada 100 responden. Pada analisi regresi linier ganda didapat 3 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu usia, penghasilan dan depresi. Hasil penelitian lebih lanjut didapatkan depresi sebagai faktor yang paling berhubungan dengan kualitas hidup (p=0.0005). Berdasarkan hal tersebut perawat perlu mendeteksi secara dini depresi yang dialami oleh pasien dan memberikan pendidikan kesehatan.

Coronary heart disease caused decrease in physical function and psychological impact on quality of life. The aims of this study was to quality of life of patients with coronary heart disease. The independent variables in this study were age, gender, education, occupation, income, marital status, anxiety, depression, coping and social support. This study used the analytic correlation with cross-sectional design. The number of samples in this study there were 100 respondents. In multiple linear regression analysis found three variables that affect the quality of life: age, income and depression. The study further found that depression as the factors most associated with quality of life (p = 0.0005). Based on this study nurses need to be early detect patients depression and provided health education."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wantiyah
"ABSTRAK
Efikasi diri diperlukan pasien penyakit jantung koroner (PJK) untuk mendukung kemandiriannya dalam mengelola penyakitnya. Penelitian bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi efikasi diri pasien PJK. Desain penelitian analitik cross-sectional, dengan sampel 107 pasien. Analisis menggunakan Chi-square, uji T independen, dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa karakteristik responden, persepsi, keluhan, dan pengalaman tidak berhubungan dengan efikasi diri. Ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan efikasi diri (p: 006, α: 0.05), dan status emosi dengan efikasi diri (p: 0.014 α: 0.05). Perawat dapat meningkatkan efikasi diri pasien PJK dengan memberikan dukungan sosial dan mempertahankan status emosional pasien yang baik.

ABSTRACT
Self-efficacy was required for patients with Coronary Heart Disease (CHD) to managing the disease independently. This study identified factors that influence patients?s self-efficacy. This study was a cross-sectional analytic with 107 respondents. Statistical analysis used Chi-Square, Independent T-Test, and Multiple Logistic Regression. The results showed that characteristics of respondents, perceptions, cardiac symptoms, and experiences were not associated with self-efficacy. There was significant relationship between social support and self-efficacy (p: 0.006 α: 0.05), and between emotional state and self-efficacy (p: 0.014 α: 0.05). Nurses can improve patients?s self-efficacy by facilitating the social support and maintain patients?s emotional state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28469
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Wahyuni
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu bentuk gangguan pembuluh darah koroner yang termasuk dalam ketegori arterosklerosis. Ketidaksiapan pasien PJK pulang dari rumah sakit akan berdampak terhadap rawatan ulang sebagai akibat dari pelaksanaan program discharge planning yang belum efektif selama dirawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner. Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan pendekatan non-equivalent post test only control group design. Jumlah sampel 32 orang yang terbagi atas 16 orang kelompok kontrol dan 16 orang kelompok intervensi dan dilakukan di tiga rumah sakit di Kota Bukittinggi. Hasil penelitian didapatkan adanya pengaruh penerapan discharge planning terhadap kesiapan pulang pasien penyakit jantung koroner yang terdiri dari status personal, pengetahuan, kemampuan koping, dan dukungan (p= 0,001; α= 0,05). Penelitian ini merekomendasikan discharge planning yang baik dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan dan kualitas hidup pasien penyakit jantung koroner."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Dwi Octavianie
"Skripsi ini menjelaskan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kejadian penyakit jantung koroner pada wanita. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross-sectional dan data sekunder berasal dari rekam medis di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Dari 224 responden yang diteliti, variabel penelitian berupa status obesitas, merokok, konsumsi alkohol, umur, pendidikan dan status pekerjaan ternyata tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap kejadian penyakit jantung koroner yang dialami pasien wanita di Rumah Sakit tersebut. Untuk aktivitas fisik tidak dapat diteliti karena data yang dibutuhkan tidak tersedia.

This thesis describes the factors that influence the incidence of coronary heart disease in women. This study uses a cross-sectional study design with secondary data derived from medical records at the National Cardiovascular Center Harapan Kita. The number of samples studied was 224 inpatients in that hospital. The study found that there was not a significant relationship between variables (obesity, smoking, alcohol consumption, and sociodemographic) with the incidence of coronary heart disease in women. For physical activity can not be investigated because the required data was not available."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juhdeliena
"Kasus penyakit jantung koroner akan terus meningkat pada negara berkembang salah satunya Indonesia. Pasien penyakit jantung koroner rentan mengalami kekambuhan, sehingga diperlukan pengendalian terhadap faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko penyakit jantung koroner yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner.
Metode: Jenis penelitian ini adalah cross sectional dengan jumlah responden 97 orang. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ganda.
Hasil: Hasil analisis didapatkan bahwa faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat keluarga (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028). Hasil analisis faktor yang paling berhubungan dengan kekambuhan pasien penyakit jantung koroner untuk faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor riwayat hipertensi (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Rekomendasi: Perawat tetap memperhatikan faktor-faktor risiko penyakit jantung koroner yang mempengaruhi kekambuhan.

The incidence of coronary heart disease will be increased in many developing countries as in Indonesia. People with CHD are at risk to experience exacerbation, therefore we need to control the risk factors that have the most related with the incidence of exacerbation. The purpose of this study was to know the Most Related Risk Factor of Coronary Heart Disease Exacerbation in people with CHD.
Method: A cross sectional study design was used and 97 persons with coronary heart disease were recruited. Data was statistically tested using regresi logistic.
Result: This study reported that the most related factor with the incidence of exacerbation in people with coronary heart disease was the genetic in nonmodifiable factors (OR = 2,609, 95%CI 1,1-6,189, p value 0,028), and for the modifiable factors was the history of hypertension (OR = 10,312, 95%CI 1,298-81,904, p value 0,008).
Recomendation: Nurses still consideri risk factors of coronary heart disease which affects the recurrence.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Lianasari
"Penyakit Jantung Koroner PJK adalah penyakit pada jantung yang terjadi karena otot jantung mengalami penurunan suplai darah. Kurangnya pengetahuan pasien mengenai faktor risiko penyakit jantung koroner berkaitan dengan terjadinya serangan jantung berulang yang akan berdampak pada meningkatnya biaya perawatan dan psikologis pasien yaitu depresi, bahkan dapat menyebabkan komplikasi ataupun kematian. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross- sectional. Sampel penelitian berjumlah 67 orang dengan diagnosis penyakit jantung koroner. Pengambilan sampel dengan metode non- probability sampling yaitu consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan serangan jantung berulang p= 0,43, 0,05. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan faktor risiko penyakit jantung koroner dengan frekuensi serangan jantung berulang p=0,57, 0,05 . Penelitian ini merekomendasikan pemberian edukasi yang disertai dengan motivasi kepada pasien untuk dapat mengubah perilaku sehingga memiliki kesadaran yang tinggi untuk mengontrol faktor risiko dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari agar terhindar dari serangan jantung berulang.

Coronary Artery Disease (CAD) is a disease caused by an imbalance between blood supply and heart muscle oxygen demand. Insufficient knowledge about risk factors contributing to CAD is associated with higher recurrence of heart attack, causing the rise of the hospitalitation cost, depression, others complications even death. This study employed comparative descriptive design with cross sectional method, involving a consecutive sample of 67 patients with CAD as their primary diagnosis. Our study showed that there was no relationship between knowledge of CAD risk factors with the recurrence of heart attacks p 0,43, 0,05. Similarly, the study revealed that there was no relationship between risk factors for coronary heart disease and the frequency of heart attack's recurrence p 0,57 0,05 . This study suggested nurses to provide health education along with continuous and effective motivation in order to help patients controlling their risk factors in order to avoid the recurrence of heart attack."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68824
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Wiwin Kusuma Dewi
"Tanda dan gejala psikologis dari Penyakit jantung Koroner (PJK) salah satunya adalah kecemasan, kecemasan yang tinggi dapat meningkatkan risiko munculnya penyakit jantung lainnya dan meningkatkan risiko serangan jantung berulang. Spiritualitas dilaporkan berkontribusi terhadap kesehatan dan kesejahteraan individu. Studi ini bertujuan mengidentifikasi hubungan kesejahteraan spiritual dengan kecemasan pasien PJK di rumah sakit. Penelitian potong lintang ini melibatkan sampel sebanyak 248 responden pasien PJK di rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit di daerah Jakarta Selatan. Cara pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan consecutive sampling. Instrumen yang digunakan dengan menggunakan kuesioner Spiritual Well Being Scale (SWBS) dan Hospital anxiety and Depression Scale (HADS). Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara kesejahteraan spiritual dengan tingkat kecemasan pada pasien PJK dengan p < 0,001 kurang dari 0,05. Studi lanjutan perlu dilakukan penelitian mengenai intervensi penerapan pemberian asuhan keperawatan spiritual terhadap pasien PJK.

One of the psychological signs and symptoms of coronary heart disease (CHD) is anxiety. High levels of anxiety can increase the risk of developing other heart diseases and increase the risk of recurrent heart attacks. Spirituality is reported to contribute to the health and well-being of individuals. This study aims to identify the relationship between spiritual well being and the anxiety of CHD patients in the hospital. This cross-sectional study involved a sample of 248 CHD patient respondents who were outpatients and inpatients at hospitals in the South Jakarta area. The method of selecting the sample used in this study was by consecutive sampling. The instruments used are the Spiritual Well Being Scale (SWBS) and Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS) questionnaires. The results showed that there was a relationship between spiritual well being and anxiety level in CHD patients p <0,001 less than 0.05. Follow-up studies need to do research on interventions in the implementation of spiritual nursing care for CHD patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cholid Tri Tjahjono
"Latar belakang. Gangguan fungsi saraf otonom memberi kontribusi yang bermakna atas kejadian aritmia ventrikular dan mati mendadak pada penderita penyakit jantung koroner. Revaskularisasi, misalnya dengan intervensi koroner per kutan (PTCA), bertujuan untuk memperbaiki perfusi miokard. Disamping itu tindakan revaskularisasi diharapkan dapat memperbaiki disfungsi saraf otonom. Penelitian ini bertujuan untuk menilai sensitivitas barorefleks pada penderita P lK yang menjalani intervensi koroner per kutan. Metode. Sensitivitas barorefleks diukur dengan memberikan nitrogliserin 300 mikrogram pada pasien-pasien P lK yang menjalani intervensi koroner per kutan sebelum tindakan (pra-PTCA) dan segera sesudah tindakan intervensi koroner per kutan (pascaPTCA). Perubahan tekanan darah sistolik dan interval RR dicatat selama lebih kurang 30 denyut setelah pemberian nitrogliserin. Garis regresi linear antara penurunan tekanan darah dan perubahan interval RR dicatat sebagai hasil pengukuran sensitivitas barorefleks dengan satuan mili detiklrnmHg. HasH. lumlah subyek yang ikut dalam penelitian ini sebanyak 19 orang. Usia rata-rata sampel penelitian 57,5±9,3 tahun. Delapan orang (42%) adalah laki-laki. Faktor risiko yang paling ban yak ditemukan adalah dislipidemia (57%), merokok (42%), hipertensi (42%), dan hanya 16% yang mengidap diabetes mellitus. Sembi Ian orang (47%) memiliki riwayat infark miokard. Nilai rerata SBR pra-PTCA 2,51±3,23 ms/mmHg, SBR pascaPTCA 1 ,96± 1,61 ms/mmHg (p=0,412). Analisis multivariat dengan regresi logistik ditemukan bahwa obat nitrat memiliki pengaruh yang bermakna terhadap penurunan SBR (p=0,023; CI 95% 1 ,496-216,62;OR 18,00). Simpulan. Sensitivitas barorefleks pada penderita penyakit jantung koroner mengalami penurunan, segera setelah tindakan revaskularisasi dengan intervensi koroner per kutan. Obat golongan nitrat dapat memberi pengaruh yang signifikan terhadap sensitivitas barorefleks."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2007
T59002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>