Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144002 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Parama Arta
"Produk asuransi kesehatan, terus meneras mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terlebih dengan berhasilnya PT Asuransi X dalam membayar seluruh klaim setiap kali terjadi musibah besar yang melanda Indonesia. Hal ini mampu mendongkrak posisi perusahaan sehingga raenduduki posisi ketiga untuk Ranking Perolehan Premi asuransi kesehatan Tahun 2000. Selain itu, pada tahun-tahun sebelumnya, perusahaan mampu mencapai target yang telah ditetapkan.
Perusahaan asuransi adalah suatu perusahaan yang selain menawarkan produk juga menawarkan hal lain sebagai nilai tambah. Hal lain tersebut berupa pelayanan konsumen (tertanggung) yang cepat dan efisien, dalam menangani suatu klaim, sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Pelayanan yang yang cepat, efisien dan dapat menjawab keburuhan konsumen, dapat menjadi keunggulan bagi perusahaan tersebut. Hal terpenting adalah pelayanan klaim kepada tertanggung sehingga diperoleh customer satisfaction. Fokus pada pencapaian kepuasan konsumen, merupakan salah satu kunci kesuksesan perusahaan. Oleh karena itu, perlu didukung dengan pelayanan pemrosesan klaim yang cepat sehingga para nasabah tidak merasa kecewa.
Meski target pencapaian jumlah nasabah tercapai, cukup banyak nasabah yang mengeluhkan keterlambatan proses penanganan klaim. Sedangkan perusahaan sudah melakukan proses tersebut secepat mungkin, bahkan banyak stamya yang mengambil jam lembur. Setiap pengajuan klaim mensyaratkan dokumen lengkap yaitu melampirkan semua dokumen yang diperoleh selama masa pengobatan yang dilakukan oleh "Tertanggung".
Pada setiap pengajuan klaim selalu diminta untuk mengisi dan melengkapi formulir klaim dan fotocopy kartu peserta. Formulir klaim berisi ringkasan atas peserta dan jumlah yang diklaim serta diagnosa atau keluhan penyakit. Data utama yang dibutuhkan dalam proses klaim adalah data peserta yaitu nama lengkap, nomor polis dan nomor registrasi. Data-data ini harus tercantum di formulir klaim dan di dalam fotocopy kartu peserta. Selama pengamatan formulir klaim tidak selalu dilampirkan dan sering kali tidak diisi lengkap.
Tidak adanya fotocopy kartu peserta mempersulit kegiatan input, karena kegiatan ini menggunakan suatu program komputer berbasis Windows dan membutuhkan input awal berupa nama lengkap atau nomor registrasi atas nomor polis yang berbeda-beda. Bila data ini tidak ada maka harus dilakukan kegiatan lain, yaitu inputer harus ke bagian underwriting dan mencari data peserta berdasarkan nama yang tercantum di kwitansi obat atau dokter. Namun umumnya nama pada kwitansi bukan berupa nama lengkap atau hanya berupa singkatan sehingga kegiatan ini membutuhkan waktu yang lama.
Berdasarkan kondisi tersebut penelitian kemudian diarahkan kepada bagaimana cara mengefisiensikan proses penanganan klaim dilakukan sehingga bisa mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menangani satu klaim lebih cepat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode PERT/CPM, yang bertujuan untuk mengukur kinerja suatu proses.
Metode ini menggunakan dua fase perhitungan yaitu fase perhitungan maju dan fase perhitungan mundur untuk menentukan kegiatan kritis yaitu kegiatan yang tidak " dapat ditunda. Karena penundaan pada kegiatan ini akan mempengaruhi tertundanya waktu proses secara keseluruhan. Selain itu juga dicari kegiatan mana yang dianggap tidak kritis atau tidak efisien sehingga dapat dikurangi atau bahkan dapat dihilangkan. Setelah penentuan jalur kritis dan tidak kritis dilakukan, dilakukan perhitungan terhadap biaya.
Langkah selanjutnya adalah dengan memberikan beberapa alternatif yang mungkin, seperti dengan menghilangkan beberapa kegiatan yang tidak kritis, menambah satu orang dokter, merubah posisi atau lokasi letak dokter, menambah tenaga magang atau dengan menambah karyawan tetap. Pada setiap alternatif yang diberikan, dilakukan perhitungan baru baik waktu maupun biaya. Alternatif yang memiliki waktu terpendek atau tercepat akan dipilih dan dijadikan sebagai rekomendasi bagi perusahaan.
Diharapkan dengan diterapkannya alternatif diatas, proses penanganan klaim dapat berjalan lebih cepat, sehingga perusahaan tidak lagi mendapat keluhan lambatnya proses klaim dari nasabah. Selain itu perusahaan mampu meraih nasabah melebihi target dan mendongkrak posisinya lebih baik lagi. Sehingga prinsip "nasabah adalah raja" tidak lagi hanya sekedar prinsip perusahaan, tetapi benar-benar dijalankan oleh seluruh staf perusahaan, dimana nasabah harus diberi pelayanan yang profesionaf (cepat dan efisien)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T479
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkatkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. lntegrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dari filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini.
Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C-K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dan sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C.-K, Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan.
Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga factor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikalakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM.

Total Quality Management concept has been widely recognized as a way of performance continuous improvement in each level of operation or process using available human resources and capital. The starting point of the integration of TQM concepts and techniques into safety and health management system is how to get some cores of safety management from the philosophy of TQM which have been admitted principally during the time.
This research tries to use the framework formulated by Stephen C.-K. Yu and Bob Hunt which proposed an approach of TQM in applying safety and health management system in a construction company. The audit system conducted by company during the time only identifying the fluctuation of safety indexes without the existence of analysis to identify which safety factor constraint should be given high priority in the on going project. Hereinafter by following the framework proposed by Yu and Hunt, the overall analysis was conducted to see the possibility of TQM approach in safety management system in the company.
The result of analysis indicates that there are three factors of safety and health, i.e. Hazard Materials, Hazard Communications, and Compressed Gases that become constraint priority in the on going project. Inconsistency attainment of zero accident becomes a resistance to the company to be able to be said that have conducted TQM-based safety and health management system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T18635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Tisnawan
"Konsep Total Quality Management telah dikenal luas sebagai suatu cara meningkalkan kinerja secara terus-menerus pada setiap level operasi atau proses dengan menggunakan sumber daya manusia dan modal yang tersedia. Integrasi konsep dan teknik TQM ke dalam manajemen keselamatan berawal dari bagaimana mendapatkan beberapa inti manajemen keselamatan dan filosofi TQM yang telah diakui secara prinsip selama ini. Penelitian ini mencoba menggunakan kerangka kerja Stephen C. K. Yu dan Bob Hunt untuk melakukan pendekatan TQM pada penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di sebuah perusahaan konstruksi. Sistem audit yang selama ini dilakukan hanya mengidentifikasi naik turunnya indeks K3 tanpa adanya analisa kendala faktor keselamatan apa yang dapat diprioritaskan dari sebuah proyek yang sedang berjalan. Selanjutnya dengan mengikuti kerangka kerja Stephen C. K.Yu dan Bob Hunt, dilakukan analisa keseluruhan terhadap kemungkinan pendekatan TQM dalam penerapan K3 di perusahaan. Hasil analisa menunjukkan bahwa tiga faktor K3 yaitu material berbahaya, komunikasi bahaya, dan gas bertekanan menjadi prioritas kendala dari proyek yang sedang berjalan saat ini. Inkonsistensi pencapaian zero accident menjadi hambatan bagi perusahaan untuk dapat dikatakan telah melakukan manajemen K3 yang berbasis TQM."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16142
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Mujianto
"ABSTRAK
Dalam persaingan global, agar organisasi dapat berkembang. Organisasi harus mampu
menghasilkan produk dan pelayanan dengan mutu yang lebih baik. Dalam unit organisasi
pemerintah, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan perbaikan mutu dalam semua aspek yang
berkaitan dengan pelayanan tersebut sehingga mampu meningkatkan kepercayaan publik. Oleh
karena itu diperlukan adanya pengendalian mutu secara menyeluruh (Total Quality
Management). Paradigma baru penyelenggaraan tata pemerintahan yang efektif dan efisien perlu
dilakukan. Untuk itu organisasi pemerintah seperti Balai Latihan Kerja dalam menerapkan Total
Quality Management melalui ISO 9001:2008 memerlukan langkah ? langkah yang tepat.
Dengan pengendalian mutu secara menyeluruh dapat menjadi model kinerja pelayanan publik
yang prima dan dapat memberikan standar pelayanan publik sekaligus dapat menunjang
revitalisasi - manajemen pengelolaan BLK.

ABSTRACT
In global competition, so the organization can flourish. Organizations must be able to produce
products and services with better quality. In units of government organizations, to achieve that
goal is needed for quality improvement in all aspects related to such services so as to enhance
public confidence. Therefore we need the overall quality control (Total Quality Management).
Organizing a new paradigm of governance that needs to be done effectively and efficiently. For
that the government organizations like the Vocational Training Center in implementing Total
Quality Management through ISO 9001:2008 requires a step - the right step. With a
comprehensive quality control can be a model of public service performance excellence and can
provide the standard of public services as well as to support the revitalization-BLK management
"
2010
T 27637
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Pujisantoso
"Globalisasi yang sudah berada di depan mata, bukan saja menjadi sebuah tantangan, tetapi juga peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat bertahan bahkan melakukan ekspansi di pasar global. Hilangnya batas-batas antar negara dan policy dari negara tertentu untuk melindungi perusahaan lokalnya, mendorong perusahaan-perusahaan untuk melakukan standarisasi di bidang mutu yang menjadi tuntutan pasar global. Salah satunya adalah dengan melakukan standarisasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 series.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keuntungan(benefit) secara kuantitatif dari implementasi SMM ISO 9000 series dan mengetahui keberhasilan (konsistensi) dari implementasi SMM ISO 9000 series melalui pendekatan analisa biaya mutu dan analisa investasi. Sebagai studi kasus, penelitian dilaksanakan di PT TELKOM Kandatel Jakarta Timur untuk implementasi SMM ISO 9002 pada proses pasang baru (PSB).
Tahap awal dari penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur SMM ISO 9000 series, bagaimana proses persiapan, implementasi dan pemeliharaan sertiiikat. Serta mencari parameter-parameter benefit dari implementasi yang dapat dinilai secara kuantitatif.
Tahap selanjutnya adalah tahap pengumpulan data dan pengolahan data, yang secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
- Investasi implementasi Sistem Manajemen Mum ISO 9002
- Biaya Mulu pta dan pasca ISO
Setelah dilakukan pengolahan data, kemudian dilakukan analisa pada kedua bagian di atas.
Pada tahap akhir, dilakukan analisa secara menyeluruh untuk analisa investasi dan analisa biaya mutu , untuk mengetahui kondisi konsistensi implementasi SMM ISO 9002 di PT TELKOM yang akan memberikan data kuantitatif untuk pengambilan keputusan bagi manajemen tentang penerapan SMM ISO 9002 pada proses PSB."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S36867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rostiana
"Entry barrier is decrease progressively in era globalization. Because of that quality of product and sen/ice must been takencare. Total of Quality Management ( TQM) represent management quality of service which cannot be disregarded, considering society claim govemment organization have to become servant, government organization must became steward to serve entrepreuner and society because our entrepreneur and society want get service from government organization quick, accurate and trusted.
National Agency of Drug and Food Control (NADFC) since year 2001 have
intended to implement good service program which in line with TQM, but in its applying still face some constraint so that good service able to satisfied customer/ client not yet fully can be executed.
To know how far applying of TQM and constraints faced and why service not doing better its need research scientifically.
Leadership, Komitmen, Process and Product in Organization is to represent very important organizational pillar in applying of TQM (ISO 9000). which must evaluate continually that because of staff and head in band quality control of narcotic and psikotropic are beiing sample population I tne research each officer work with profesional speed, credible as according to organizational culture of NADFC so satisfaction of customer/client can be reach.
Sampel determined with technique of Non Probability Sampling Purposive That mean Sampel have been determined owning certain specification and strata with use kuesioner.That kuesioner are full with quesition and andswer with use likert scale disseminating containing kuesioner of question with answer by using
likert scale, result of kuesioner analysed correlationly doubled regresi and constructively SPSS program 11.5
Result of research to Leadership factors, Komitmen, Process and Product in Organization is to represent Organizational Pillar according to in TQM theory have strong relation with Satisfaction of customerlclient, and although in general the quality of service have good but still a lot need improvement and repair. From is fourth of the factor which most having an effect on is leadership
Constraints which still faced among others is Leadership which not yet is fully executed second, total quality execution still not yet fully become head komitmen head and staf that still found by oflioer give less dissatisfactory and non professional service to the customer/ client, third is less looked after by is
facilities and basic facilities so that not yet futilled of short examination time According to TQM theory tht is new paradigm, head have to assume subordinate is cutomer/client which must be listened by sigh and hislits suggestion so that reaching of communications which either through horizontal and is vertical.Thats fourth of factor above in the reality most having an effect
on in satisfaction of customer/client is leadership. lf leadership have been executed bette, officer will work hardly and hold responsible and have komitmen to be able to fulfill short time which specified by NADFC and service as according to quality service so that can reach by satisfaction in NADFC."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sidiq Wacono
"Era globalisasi telah melahirkan gala kompetisi yang sangat ketat pada berbagai sektor komoditi dunia usaha baik produk maupun jasa, karenanya hanya produk dan jasa yang memiliki daya saing tinggi yang dapat melakukan kompetisi. Begitu pula untuk sektor industri konstruksi, dalam menghadapi era globalisasi maka perusahan industri konstruksi hams mempersiapkan diri, salah satu caranya adalah dengan mendapatkan sertifikat sistem manajemen mutu ISO 9002.
Tuntutan kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 yang memiliki daya saing sehingga perusahaan industri konstruksi dapat melakukan kompetisi dengan baik menjadi begitu penting. Penelitian mengenai biaya mutu ( quality cost atau cost of quality ) yang dikaitkan dengan kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 merupakan salah satu cara untuk mendapatkan daya saing tersebut.
Biaya mutu yang terdiri dari tiga kelompok yaitu biaya pencegahan ( prevention cost ), biaya penilaian ( appraisal cost ) dan biaya kegagalan ( failure cost) dalam penilitian ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya mutu.
Penelitian ini mempunyai tujuan untuk melihat adanya hubungan melalui analisa regresi berganda pengaruh kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 terhadap kinerja biaya mutu pada pekerjaan-pekerjaan proyek di lingkungan PT. Waskita Karya.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan analisa statistik terhadap sampel proyek memperlihatkan hasil yang menyatakan bahwa kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 dengan variabel-variabel penentu yang mewakili variabel lainnya mempunyai pengaruh 74.1 % terhadap kinerja biaya mutu dengan model regresi linier dengan variabel penentunya adafah bahan yang disuplai oleh pihak pemilik dan persyaratan kerja dalam kontrak yang sesuai dengan keinginan pihak pemilik.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa peningkatan kualitas penerapan sistem manajemen mutu ISO 9002 akan meningkatkan kinerja biaya mutu pekerjaan-pekerjaan proyek di lingkungan PT. Waskita Karya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T10136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Asyri Nugraha H.
"Balanced scorecard adalah sebuah metode untuk menerjemahkan misi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran yang menyeluruh dan memberi kerangka kerja bagi pengukuran kinerja dan sistem manajemen strategi perusahaan. Balanced scorecard mengevaluasi kinerja perusahaan dari empat perspektif; keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan.
Dalam merancang balanced scorecard, keterlibatan para ahli perusahaan yang paham akan strategi sangat diperlukan. Atas dasar itulah dalam merancang balanced scorecard untuk Perguruan Tinggi X, digunakan kuisioner untuk melibatkan para ahli dalam menentukan sasaran-sasaran strategis perusahaan. Dengan adanya kuisioner ini diharapkan hasil rancangan scorecard akan lebih objektif dan sesuai dengan kebutuhan institusi.
Dari penelitian ini, diperoleh beberapa sasaran strategis pada tiap perspektif rancangan balanced scorecard Perguruan Tinggi X. Pada perspektif keuangan diperoleh tujuh sasaran strategis. Pada pespektif pelanggan ada lima sasaran strategis, empat sasaran strategis pada perspektif poses bisnis internal dan empat sasaran strategis pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Dari basil evaluasi kinerja berdasarkan data-data yang ada, terlihat bahwa kinerja Perguruan Tinggi X cukup bagus di bidang keuangan. Perguruan Tinggi X perlu menambahkan indeks kepuasan pelanggan sebagai indikator dalam perspektif pelanggan. Produktifitas pegawai mengalami peningkatan setiap tahun meskipun tingkat pertumbuhannya semakin kecil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armand Omar Moeis
"Sistem adalah kumpulan entitas yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Organisasi dapat clikatakan sebagai sebuah sistem, dimana orang-orang berkumpul untuk tujuan tertentu. Pencapaian tujuan tersebut membutuhkan proses perencanaan dan pelaksanaan. Dibutuhkan pengendalian agar bagian-bagian yang berada dalam sebuah organisasi agar tujuan tersebut tercapai. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan, pengendalian tetap dibutuhkan, hal tersebut dilakukan untuk menjamin agar rencana yang dibuat telah sesuai dengan kebutuhan organisasi. Sedangkan dalam proses pelaksanaan, pengendalian dibutuhkan untuk menjamin bahwa apa yang dilakukan telah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan bila terjadi perubahan Iingkungan yang menyebabkan rencana yang ada tidak sesuai, organisasi dapat segera dilakukan penyesuaian agar tujuan organisasi tetap tercapai.
Sistem Pengendalian Manajemen adalah bentuk terstruktur dari proses pengendalian yang dilakukan oleh manajemen terhadap organisasi. Sistem ini terdiri dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Umumnya sistem ini didasarkan pada close-Ioop system, dimana hasil evaluasi yang ada menjadi dasar dari proses perencanaan untuk waktu berikutnya.
Walaupun Sistem Pengendalian Manajemen selama ini lebih diperhatikan oleh akademisi bidang ilmu Ekonomi/Manajemen/Bisnis, tetapi bukan berarti topik ini tidak berkaitan dengan bidang ilmu Teknik, khususnya Teknik Industri. Teknik Industri berkaitan dengan analisis dan disain sebuah sistem produktif. Sistem produktif adalah sistem yang menghasilkan jasa atau barang. Manajemen, harus diakui, adalah topik yang bersifat multi disiplin. Dalam sebuah sistem produktif, masalah tidak hanya terjadi pada mesin, material, informasi, atau modal saja, tetapi juga pada manusia. Untuk itulah, seorang Sarjana Teknik Industri, membutuhkan pengetahuan yang cukup memadai mengenai manajemen. Dan agar hal-hal yang bersifat manajerial dapat dikendalikan, maka dibutuhkan Sistem Pengendalian Manajemen. Hal tersebut dilakukan agar sistem produktif yang didisain olehnya dapat berjalan dengan baik.
Sistem Pengendalian Manajemen yang baik dapat membantu perusahaan untuk melakukan proses peningkatan yang berkelanjutan (commuous improvement). Bagi sebuah korporat yang memiliki anak-anak perusahaan, kinerja anak-anak perusahaan tersebut sangat berpengaruh pada kinerja korporat secara keseluruhan. Sistem Pengendalian Manajemen dapat digunakan untuk mengendalikan proses peningkatan kinerja."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S50415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Sasongko Widi
"ABSTRAK
Unit Pengolahan 5 (UP5) adalah salah satu Strategic Business Unit PERTAMINA yang mengoperasikan salah satu dari tujuh kilang minyak PERTAMINA. Agar dapat menjadi kilang yang world class dan dapat mengantisipasi AFTA (ASEAN Free Trade Agreement) serta kemungkinan dicabutnya U.U. No.8 1972, maka UP5 perlu melakukan pendekatan manajemen yang lebih baik dari sekarang ini. Dengan demikian UP5 diharapkan dapat survive dalam persaingan dan dapat memberikan nilai yang lebih besar. Akan bijaksana bila UP5 menerapkan suatu pendekatan yang telah banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan World Class, yaitu TQM (Total Quality Management). Tesis ini bertujuan untuk membuat kerangka proses implementasi T. Q. M di UP5.
Untuk mengimplementasikan TQM pada UP5, terlebih dahulu perlu dipahami apakah TQM itu, konsep-konsepnya, standard praktek yang ada, dan proses/metodologi implementasinya. Konsep-konsep dasar yang harus diperhatikan untuk implementasi TQM adalah customer focus, continuous improvement, dan total participation. Standard praktek TQM untuk implementasi di UP5 dapat menggunakan ISO 9000 Series dan Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA).
Setelah itu perlu diketahui sejauh mana UP5 telah melakukan praktek-praktek manajemen yang sesuai dengan TQM supaya dapat ditentukan dari mana proses implementasi TQM dapat dimulai_ Untuk mengetahui posisi/kondisi UP5 dilakukan tinjauan yang didasarkan pada kerangka sistem mutu ISO 9000, praktek-praktek sumber daya manusia yang total qualify, dan kriteria MBNQA (kriteria 1.0 dan 2.0). Dari basil tinjauan atas UP5, disimpulkan bahwa UP5 telah menerapkan beberapa komponen TQM seperti praktek 5-S, Business Prosess Re-engineering, dan mempunyai sistem GKM. Di samping itu UP5 telah memiliki sistem mutu yang memadai walau quality manual belum ada. Sedangkan praktek-praktek sumber daya manusia masih mencerminkan apa yang disebutkan oleh Blackburn dan Rosen (1993) tradisionil.
Untuk menyusun suatu proses implementasi TQM di UP5, digunakan penggabungan dan customisation dua metodologi yang ada yaitu TQMEX Model dan Five-Phase ApproachT"' yang didasarkan pada kondisilsituasi UP5 saat ini. Metode yang dihasilkan adalah suatu proses implementasi yang terdiri atas 4 fase yaitu; Fase 0 - Persiapan, Fase 1 - Implementasi ISO 9002, Fase 2 - Implementasi TPM, dan Fase 3 - Implementasi TQM Kitemark. Proses bertahap tersebut dapat digunakan sebagai kerangka untuk mengembangkan rencana implementasi TQM di UP5 yang lebih terperinci. Untuk menuntun proses implementasi di UP5 agar dapat berlangsung dengan mulus perlu pedoman strategis sebagai berikut; mengikuti fase-fase implementasi, perhatian pada kepentingan pegawai, pemberian dorongan dan semangat dari para eksekutif, dan focus kepada proses usaha (business process)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>