Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8064 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Julius Valentinus H. Anggawan
"En tant que principal fabricant et transformateur de papier appartenant au groupe SINAR MAS, Asia Pulp and Paper (Groupe APP) developpe une presence mondiale par ses 31 filiales dans 22 pays aux USA, Moyen Orient, Asie, et particulierement en Europe (France, Angleterre, Belgique, Danemark, Italie, et Espagne), en distribuant tous les produits fabriques sur les principaux sites de production (Indonesie, Chine, Inde, Malaisie, et Singapour).
APP France, filiale a 100 % du groupe indonesien APP, est importateur exclusif et distributeur des papiers, cartons et produits transformes fabriques par le groupe APP, don't les papiers impression ecriture et les specialties dans les usines de Pindo Deli, Tjiwi Kimia, Perawang et Tangerang; le carton SINARBOARD et SINARPACK fabriques dans I'usine de Serang (Indah Kiat), et la papeterie scolaire et les fournitures de bureau, dans I'usine a Mojokerto, I'Est de Java en Indonesie.
Les Produits Francais de Papeterie sont une nouveaute pour le groupe APP, les gammes ne sont pas encore toutes developpees. Cependant les parts de marche sont tres importantes et les gammes de haute qualite ce qui permettra d'elever la papeterie du groupe APP a haut niveau international, meme s'il y a les concurrents existent depuis des decennies.
En face des concurrences mondiales et locales de chaque pays, il est necessaire de developper des gammes de nouveaux produits, basees sur la connaissance du marche, en respectant toujours la perception de la valeur par le client ou le consommateur, et dans le meme temps en comparant la qualite des produits APP aux produits de nos confreres.
Done, pour obtenir les informations afin de developper les produits papeteries sur le marche francais, il faut subdiviser I'analyse en trois parties, MARKET ANALYSIS ou etude du marche papeterie qui consiste Market Demand Analysis, Strategic Market Definition for Stationery Market in France, et Segmentation Process pour bien connattre tous le segment en plus detaille; CONSUMER PERCEIVED VALUES ANALYSIS ou I'analyse de la perception de la valeur par le client ou le consommateur et I'analyse par les distributeur en tant que mediateur entre la fournisseur et le consommateur, et PRODUCT BENCHMARKING, qui est une evaluation identique des valeurs, qualite-produit, caracteristique techniques et analyse des benefice consommateur de produit APP par rapport a la concurrence."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hawkins, Del I.
New York: McGraw-Hill, 2014
658.834 2 HAW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Beti Hapsarie
"Industri fashion memiliki berbagai dampak negatif pada keadaan lingkungan, dan ketimpangan sosial, dan ekonomi, terutama terkait model bisnis fast fashion. Karenanya, muncul gerakan fashion berkelanjutan (sustainable fashion) yang berusaha menyediakan solusi bagi permasalahan ini. Penelitian terdahulu menunjukkan 50% konsumen tertarik dengan produk fashion berkelanjutan, namun pangsa pasar akhir hanya berjumlah 1%. Sehingga, fashion berkelanjutan masih dilihat sebagai ceruk pasar (niche market). Penelitian ini bertujuan untuk menggali persepsi dari kelompok konsumen ceruk pasar akan fashion berkelanjutan, serta pengemasan informasi fashion berkelanjutan yang disajikan kepada kelompok konsumen dalam membentuk persepsi tersebut. Riset ini menggunakan adaptasi model persepsi konsumen Wells & Prensky (1996), dengan melibatkan konsep persepsi, stimuli, dan kelompok referensi. Beranjak dari paradigma konstruktivisme, penelitian ini mengumpulkan data menggunakan metode wawancara mendalam terhadap 5 orang perempuan yang secara sadar telah mengkonsumsi produk fashion berkelanjutan dan atau mempraktikkan pola konsumsi yang sesuai kaidah fashion berkelanjutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen melihat fashion berkelanjutan sebagai lebih dari sebuah produk yang bisa dibeli, melainkan sebuah praktik sebagai bagian dari gaya hidup. Pemahaman dan praktik fashion berkelanjutan yang mengakar perlu dimiliki oleh konsumen dan publik untuk menghindari persepsi fashion berkelanjutan hanya sekedar tren. Jika tidak, akan berlawanan dengan filosofi ‘berkelanjutan’ itu sendiri.

The fashion industry has various negative impacts on environmental conditions, and social and economic inequality, especially related to the fast fashion business model. Because of this, Sustainable Fashion movement has emerged to provide a solution to this problem. Previous research shows that 50% of consumers are interested in sustainable fashion products, but the final market share is only 1%. Thus, Sustainable Fashion is still seen as niche market. This study aims to explore the perceptions of niche market consumer groups for Sustainable Fashion, as well as the packaging of Sustainable Fashion information presented in shaping these perceptions. This research uses an adaptation of Wells & Prensky's (1996) consumer perception model, involving the concepts of perception, stimuli, and reference groups. Using the constructivism paradigm, this study collects data using in-depth interviews with 5 women who have consciously consumed sustainable fashion products and or practiced consumption patterns according to sustainable fashion philosophy. The results show that consumers see sustainable fashion as more than products to be bought, but a practice as part of their lifestyle. A deep-rooted understanding and practice of sustainable fashion needs to be shared by consumers and the public. Otherwise, it would be against the philosophy of 'sustainability' itself."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hawkins, Del I.
Boston: McGraw-Hill, 2004
658.834 2 HAW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hawkins, Del I.
New York: McGraw-Hill, Irwin, 2001
658.834 2 HAW c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rayfaldi Darmawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah persepsi nutritional value, sensory appeal, price, dan health consciousness mempengaruhi attitude konsumen terhadap frozen chicken nugget dan purchase intention, dimana persepsi tersebut dimediasi oleh sikap konsumen terhadap frozen chicken nugget dan apakah hal tersebut mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli frozen chicken nugget di wilayah Jabodetabek. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada 348 responden yang merupakan pembeli dan pengambil keputusan dalam melakukan pembelian frozen chicken nugget yang berusia lebih dari 18 tahun di wilayah Jabodetabek. Dalam pengolahan data penelitian ini menggunakan metode structural equation modelling (SEM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perceived nutritional content berpengaruh terhadap attitude toward frozen chicken nugget yang secara tidak langsung mempengaruhi purchase intention dan perceived sensory appeal berpengaruh secara langsung terhadap purchase intention konsumen terhadap frozen chicken nugget.

This study aims to determine whether perceptions of nutritional value, sensory appeal, price, and health consciousness affect consumer attitudes towards frozen chicken nuggets and purchase intentions, where these perceptions are mediated by consumer attitudes toward frozen chicken nuggets and whether these affect consumer decisions to buy frozen chicken nuggets in Jabodetabek area. This study uses a quantitative method by distributing questionnaires to 348 respondents who are buyers and decision makers in purchasing frozen chicken nuggets aged over 18 years in Jabodetabek area. In processing the data of this study using the method of structural equation modeling (SEM). The results of this study indicate that perceived nutritional content affects attitudes toward frozen chicken nuggets which indirectly affect purchase intention and perceived sensory appeal directly affects consumer purchase intentions towards frozen chicken nuggets."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nellia Putri
"Pada pertengahan tahun 1997 perekonomian indonesia mengalami krisis yang terparah sepanjang sejarah Orde Baru. Hal ini diawali dengan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS hingga 80 persen dan peningkatan suku bunga deposito dan sekitar 15 persen menjadi 30 persen, serta inflasi yang melonjak hingga dua digit. Hampir seluruh perusahaan Indonesia tidak mampu membayar kewajibannya. Secara teknis perusahaan-perusahaan tersebut dapat dinyatakan bangkrut. Kondisi ini menimbulkan efek penurunan harga-harga saham perusahaan yang terdaftar- di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Indeks pasar yang ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham Gabungan ([HSG) merosot tajam dan nilai 726 (akhir Juil 1997) menjadi hanya 260 pada bulan September 1998. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan terjadi perubahan harga saham pada waktu berubahnya indikator-indikator ekonomi tersebut.
Namun terdapat fenomena menarik yang terjadi selama periode krisis tersebut, dimana ada saham-saham yang mampu bertahan dan hampir tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi politik, yang oleh para analis dan investor di pasar modal dikategorikan sebagai defensive stocks. Saham-saham ini biasanya berasal dari emiten yang bergerak di bidang komoditi utama atau yang setiap saat dibutuhkan oleh konsumen dan memiliki pasar yang luas. Beberapa saham yang termasuk dalam kategori tersebut adalah saham perusahaan sektor industri consumer goods, terutama dari sektor indutri makanan-minuman dan rokok.
Fenomena ini menarik untuk dilakukan penelitian guna mengetahui adanya pengaruh faktor-faktor ekonomi makro terhadap kinerja saham saham perusahaan sektor industri consumer goods. Dan bila terdapat pengaruh faktor-faktor ekonomi terhadap kinerja saham saham perusahaan seictor industri consumer goods, seberapa signifikan pengaruhnya terhadap harga saham tersebut.
Untuk menganalisis permasalahan tersebut digunakan pemodelan multifaktor, dimana seluruh data variabel penelitian yang diguriakan berupa data runtun waktu (urne series) dengan skala data bulanan (monthly) dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi berganda (OLS). Indeks Harga Saham Gabungan (ll-ISG), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, perubahan suku bunga SBI I buían dan tingkat itifiasi merupakan faktor-faktor yang mewakili faktor ekonomi makro yang sangat bergejolak selama krisis berlangsung dan menjadi variabel bebas (independent variable) dalam persamaan regresi. Sedangkan indeks harga saham perusahaan kategori industri Consumer goods sebagai vanabel terikatnya (dependent varíabk). Indeks saham perusahaan Consumer goods yang digunakan dalam penelitian adalah INDF, MYOR, SUBA, ¡JLTJ (kategori food & beverages); BATI, GGRM dan HMSP (kategori tobacco manufactures); DNKS, KLBF dan TSPC (kategon pharmaceuticals); UNVR (kategori cosmetics & household) dan KDSI (kategori houseware), sefla IHSCG (indeks harga saham sektor consumer goods).
Hasil penelitian menunjukJn bahwa secara umum IHSG berpengaruh sangat signifikan dan positif terhadap seluruh indeks harga saham kecuali pada indeks ?larga saham IJLTJ, BATI dan DNKS. Pengaruh negatif nilai tukar rupiah terhadap dolar AS (kurs) cukup signifikan terhadap indeks harga saham INDF, MYOR, HMSP, DNKS, KLBF, dan TSPC. Sedangkan perubahan suku bunga SBI memberi pengaruh negatif hanya pada indeks harga saham HMSP dan inflasi juga memberi pengaruh negatif hanya pada indeks harga saham MYOR dan BATI.
Langkah berikutnya dalam penelitian adalah dengan mengembangkan model yaig mengikutsertakan faktor autoregressive function (AR) sebagai fi.ingsi residual atau penyimpangan (Ut) dan moving average function (MA) sebagai fiingsi inovasi yang membenkan informasi tentang residual (et) atau kombinasi keduanya yang dikenal sebagai model ARMA yang dapat digunakan untuk meramalkan indeks saham ke depan dengan lebih baik, karena faktor AR dan MA ternyata mampu memberikan informasi tambahan yang menjelaskan terjadinya variabilitas indeks saham consumer goods seperti INDF, SUBA, IJLTJ, DNKS, KLBF, TSPC, UNVR dan KDSI. Kriteria pemodelan yang digunakan adalah sesuai degan kriteria Box-Jenkins, yaitu parsimony, gccdncss offi dan information "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T5540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Riyana H.
"Penelitian yang dilakukan oleh Fama dan French pertama [cali menghasilkan adanya signfìcant positive re1ationshq antara beta dengan return. Tetapi selanjutnya dilakukan penelitian kembali untuk periode peflgarnatan 1963 - 1990 dan dihasilkan penggunaan beta sendiri tidak cukup untuk menjelaskan return tetapi penggunaan variabel pendukung lam seperti size, P/E, book to market dapat inemberikan sinyal terhadap perubahan return. Perbedaan hasil tersebut disebabkan antara lain adanya perbedaan kondisi market dan faktor yang berpengaruh dan masing-masing periode. Terdapat perbedaan hash dan penelitian yang sej ems mendasar dilakukannya penelitan serupa pada saharn yang diwakili oleh sektor consumers goods di Bursa Efek Jakarta periode 1997-2001.
Tujuan dari penulisan ini untuk menguji apakah pcnggunaan variabel beta, book to market, size, negatf equity, PER secara cross sectional dapat menjelaskan perubahan return. Hasil pengujian yang diwakilan diharapkaT1 menghasilkan suatu variabel yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi investor thiani berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Hasil replikasi model Kama dan French pada sektor consumers goods di BEJ menghasilkan penggunaan data historis berupa beta lebih dapat menjelaskan perubahan return díbandingkan penggunaan data fundamental seperti book to market, size, negatif equity, PER. Tetapi dengan melakukan kombiflasi antara beta;size dan betaPER maka dapat diperkirakan besarnya perubahan return."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Ratnamurty
"Variabel penting di dalam melakukan analisis sekuritas adalah keuntungan yang diharapkan (expected return) dan identifikasi risiko atau sering disebut sebagal risk -return analisis. Beta dapat digunakan sebagai ukuran risiko yang sangat membantu investor dalam memprediksi return dan suatu saham yang dimilikinya. Bela menunjukkan sensitivitas tingcat pengembalian sural berharga saham terhadap tingkat pengembalìan berbagai faktor yang mempengaruhinya, seperti tingkat pengembalian pasar. Tingkat pengembalian pasar chtunjukkan oleh besamya pengembalian indeks barga saham gabungan ataupun indeks beberapa saham lertentu yang dianggap representatif Untuk indeks barga saham ini di Buma Efek Jakarta dikenal adanya IHSG dan LQ45.
Variance juga dapal digunakan sehagai alat ukur risiko suatu saham. Variance dibedakan menjadi unconditional variance dan conditional variance. Conditional variance sangat penting bagi para investor untuk melakukan analisis fmansial, misalkan untuk inengukur risiko yang akan terjadi dan memperhitungkan return dan investasinya sehingga risiko investasi dapat dikurangi dan return yang diharapkan dapat diperoleh. Conditional variance dapat diformulasikan dengan menggunakan model ARCH / GARCH Engle (1982) memperkenalkan model Autoregressive Conditional Heteroscedasticity (ARCH). Model ini adalab model time-series untuk kondisi heteroscedasticity yang didasarkan pada conditional variance dimana variance adalah fungsi dan variance sebelumnya. Tim Bollerslev (1986) memperkenalkan model Generalized Autoregressive 2onditional Heteroscedasticity (G ARCH) yang merupakan pengernbangan dan model ARCH Model GARCH merupakan teknik pemodelan time-series yang menggunakan peramalan variance masa lalu untuk meramalkan variance masa depan.
Karya akhir ini bertujuan untuk mengetahui besarnya beta dan conditional variance sepuluh perusahaan sektor consumer goods yang memiliki total kapitalisasi pasar terbesar selama 1996-2001 dengan menggunakan model ARCH / GARCH. Adapun untuk pengolaban data digunakan alat bantu software EViews version 3.0, sedangkan untuk pembuatan grafik digunakan bantuan Microsoft Excel 2000.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa saham-saham consumer goods yang dipengaruhi oleb return 1148G dan return 1148S path vmumnya mempunyai pergerakan yang searah dengan pasar maupun sektoralnya karena sebagian besar basil estimasi menunjukkan nilai beta 1H50 dan beta mss yang positif, serta termasuk saham yang agresif terhadap pasar namun defensif terhadap ektoraJnya, berdasarkan hasil estimasi yang sebagian besar menunjukkan nilai beta IHSG> 1 dan beta IHSS < 1. Secara umum dari tahun 1996 hingga tahun 2001, return saham consumer goods juga dipengaruhi oleh return saham pada han-han sebelumnya namun tidak dipengaruhi oleb return IDR.
Berdasarkan model ARCH / cIARCH, dari hasil penelitian didapat bahwa pada Umurnnya volatilitas return saham consumer goods sebelum krisis ekonomi mel anda Indonesia fluktuasinya rendah. Volatìlitas meningkat tajam ketika luisis mulal terasa imbasnya path bulan Juli 1997. Fenomena ini mendukung teoni Steward (1989) bahwa krisis ekonomi akan menyebabkan meningkatnya volatilitas dan volatilitas akan turun ketika terjadi ekspansi ekonomi. Agar investor BEJ bisa mendapatkan keuntungan dan investasinya pada saham-saham consumer goods, maka apabila kondisi penerimaan pasar modal sedang membaik, hampir semua saham consumer goods dapat dijadikan pilihan investasi karena memiliki beta yang positif apalagi jika investor memilih saham consumer goods yang juga memiliki miai beta lebih besar dan satu, seperti misalnya saham INDF, KLBF, dan MYOR. Namun demikian, para investor juga harus mengantisipasi keadaan yang sebaliknya, yaitu jika kondisi pasar modal menjadi memburuk. investor justru bisa mengalami kerugian.
Berdasarkan data con!iiionuI variance, untuk investasi jangka panjang, investor BEJ sebaiknya memilib saham consumer goods yang tidak mengalami volatilitas dalam periode yang cukup panjang, seperti misalnya saham MYOR. Selain itu, investor juga disaraTikan agar tidak berinvestasi pada saham consumer goods pada periode yang memiliki volatilitas tinggi. Hal ini dimaksudkan agar investor dapat memperkecil risiko yang terjadi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T6153
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinanda Hartawan S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1994
S36501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>