Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126117 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umar Adiwinoto
"Universitas Indonesia. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Industri minuman ringan berkarbonasi di Indonesia mengalami perkembangan pesat. Dengan pertumbuhan sebesar 15% per tahun, industri ini menarik minat produsen-produsen luar negeri maupun lokal. Produsen luar negeri seperti Coca-Cola dan Pepsi harus menghadapi merk-merk baru bahkan house-brand yang diproduksi oleh distributor lokal. Pangsa pasar minuman ringan di Indonesia 95% dikuasai oleh merk-merk Coca-Cola seperti Coke, Sprite dan Fanta.
Diantara produk-produk Coca-Cola di Indonesia, Fanta merupakan produk yang cukup potensial untuk dikembangkan. Walaupun penjualannya cukup stabil tetapi kontribusinya terhadap total penjualan perusahaan hanya sebesar 27%, dibanding Sprite sebesar 43,7% dan Coke sebesar 29,3%.
Masalah yang dihadapi oleh PT Coca-Cola Indonesia seba-gai produsen Fanta adalah bagaimana meningkatkan penjualan dan pangsa pasar Fanta dalam industri minuman ringan berkarbonasi non-kola. Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui posisi bersaing Fanta dalam industrinya dan bagaimana strategi pemasaran PT Coca-Cola Indonesia dalam rangka memperkenalkan Fanta aroma baru. Aroma yang digunakan pada produk Fanta baru ini adalah aroma lychee.
Fanta lychee ini ditujukan bagi segmen wanita dan anak-anak dengan daerah penyebaran di DKI Jakarta dan seki-tarnya. Adapun sasaran pasar yang dituju pada segmen ini adalah remaja dan wanita berusia antara 12 sampai 25 tahun. PT Coca-Cola Indonesia memposisikan produk ini untuk konsu-men minuman ringan yang mencari kesegaran rasa dan penyegar dahaga.
Strategi pemasaran yang dijalankan oleh PT Coca-Cola Indonesia dalam rangka peluncuran Fanta lychee berdasarkan bauran pemasarannya yaitu penggunaan kemasan botol kecil ukuran 6,5 dan 7 ons dengan harga jual sesuai dengan harga produk-produk Fanta lainnya. Sedangkan jalur distribusinya menggunakan vertical marketing system yaitu dengan memberi-kan lisensi kepada perusahaan pembotolan untuk melakukan pengolahan, pembotolan dan pemasaran produ-produk Coca-Cola. Untuk promosi produk baru ini digunakan materi POP (point of purchase) seperti poster, logo dan truck back sign. Selain itu jug a dilakukan promo si dagang y'aitu pemberian insentif bagi para dealer dan salesman.
Persaingan pada segmen minuman ringan berkarbonasi non-
kola ini cukup ketat. Mudahnya produsen untuk meniru aroma yang laku di pasaran, menyebabkan kemasan produk menjadi perhatian konsumen. Penggunaan kemasan 6,5 dan 7 ons pada produk Fanta lychee ini tampaknya kurang tepat karena selain dari volumenya yang hampir sama, warna yang kurang menarik dari Fanta lychee ini tidak dapat diraanipulasi. Kombinasi yang tepat adalah penggunaan kemasan kaleng dan botol, tetapi hal ini akan meningkatkan biaya produksi. Rekomendasi pemecahan maslah yang ditawarkan penulis adalah penggunaan tetrapack untuk mengganti kemasan kaleng. Dengan menggunakan tetrapack maka Fanta lychee dapat dijual dengan harga yang lebih murah dan masalah warna dapat diatasi.
Promosi yang dilakukan dalam memasarkan Fanta lychee lebih dititik beratkan pada promosi dagang bagi para dealer dan salesman. Sedangkan promosi untuk meningkatkan awarness konsumen akan adanya Fanta lychee di pasar masih kurang. Karena Fanta lychee ini merupakan produk baru yang.ditujukan pada konsumen remaja dan wanita maka menurut penulis penggunaan iklan televisi lebih tepat."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meika Sakuragi
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi dan inovasi lingkungan apa saja yang dilakukan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia dalam melindungi sumber daya air yang dimilikinya, dan bagaimana dengan tindak lanjut atas hasil pelaporan hasil kerja lingkungan sumber daya air. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hal tersebut berkaitan dengan tujuan penelitian untuk memperoleh informasi yang detail mengenai para pelaku, peristiwa yang khususnya berkaitan dengan perlindunan sumber daya air yang dimiliki Coca-Cola Amatil Indonesia. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan National Technical Quality Manager dan National Quality Management System Sustainability Manager yang berada di Coca-Cola Amatil Indonesia Bekasi. Hasil penelitian memperlihatkan Coca-Cola Amatil Indonesia telah melakukan Source Vulnerability Assessment SVA yaitu salah satu bentuk strategi penilaian Coca-Cola terhadap sumber air yang dimilikinya. Dari penilaian tersebut Coca-Cola Amatil Indonesia membuat inovasi yang bernama Source Water Protection Plan SWP-Plan . SWP-Plan adalah sebuah rencana pengelolaan yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mengurangi risiko dari sumber air. Coca-Cola Amatil Indonesia juga memiliki program seperti Coca-Cola Forest, Big Drop Small Drop Project dan Water for life sebagai bentuk inovasi dalam melindungi sumber air. Laporan yang dihasilkan masih terbatas yaitu laporan mengenai kinerja atau hasil akhir dari kegiatan masing-masing pabrik Coca Cola Amatil Indonesia.

ABSTRACT
This thesis aims is to know what environmental strategy and environmental innovations conducted by Coca Cola Amatil Indonesia in protecting its water resources, and how to reporting of environmental performance of protecting water resources. This research uses qualitative research type with case study method. This is related to the purpose of the study to obtain detailed information about the perpetrators, events that are particularly related to water resources own by Coca Cola Amatil Indonesia. Data collection interviewed with National Technical Quality Manager and National Quality Management System Sustainability Manager located at Coca Cola Amatil Indonesia Bekasi. The results obtained are Coca Cola Amatil Indonesia has done Source Vulnerability Assessment SVA is one of Coca Cola environmental strategy assessment to the water resource. From that assessment Coca Cola Amatil Indonesia made an innovation called Source Water Protection Plan SWP Plan . SWP Plan is a management plan designed to identify and mitigate risks from water sources. Coca Cola Amatil Indonesia also has programs such as Coca Cola Forest, Big Drop Small Drop Project and Water for life as a form of innovation in protecting water resources. The resulting report is still limited to report only the performance or the end result of the activities of each Coca Cola Amatil Indonesia plant."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hehuwat, Patrick
"Perkembangan industri pariwisata di Indonesia, khususnya perhotelan yang makin pesat ditandai bertambahnya jumlah hotel, baik hotel berbintang maupun hotel kelas melati (non bintang). Kondisi tersebut menggambarkan semakin tajamnya tingkat persaingan di dalam bisnis perhotelan, disertai dengan perang harga yang timbal.
Prospek bisnis perhotelan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti faktor politik, ekonomi dan keamanan yang belum stabil serta keadaan dan selera masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan yang ada terutama sejak terjadi kerusuhan tahun 1998. Industri perhotelan secara umum mengalami penurunan drastis termasuk HB Garden Guest House. Namun dengan berjalannya waktu mengalami perbaikan, ditunjang dengan perbaikan/pengembangan produk sesuai kebutuhan konsumen serta pengalihan pangsa pasar dimana pada awalnya hanya melayani wisatawan asing kini dialihkan kepada para wisatawan domestik sebagai pangsa terbesar.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk melihat penerapan strategi pengembangan jasa yang dilakukan, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan pada akhirnya merumuskan strategi pengembangan jasa yang tepat untuk HB Garden Guest House.
Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan observasi secara langsung terhadap obyek penelitian melalui wawancara dengan pimpinan pemilik) HB Garden Guest House dan karyawan yang bertindak sebagai wakil pimpinan HB Garden sebagai responden dalam penelitian ini.
Dalam melakukan analisis data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SWOT dan The TOWS Matrix dengan cara kualitatif yang sangat sederhana. Sebab HB Garden Guest House yang dijadikan obyek penelitian merupakan perusahaan yang relatif kecil dan sederhana, dengan ciri yang dimiliki sangat unik sehingga tidak ada hotel/guest house lain yang dapat dijadikan perbandingan yang kompatibel.
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses) internal yang dimiliki perusahaan serta peluang (opportunity) dan ancaman (threats) eksternal yang dihadapi HB Garden Guest House dapat memanfaatkan seluruh potensi internal dan eksternal perusahaan untuk mengembangkan usaha melalui strategi pengembangan produk/jasa sesuai dengan kekuatan dan peluang yang dimiliki yaitu meluncurkan produk baru berupa "Tur Pulang Kampung", dengan menggali potensi alam pedesaan dan lingkungan desa yang dimilikinya. Untuk menjaga perkembangan perusahaan, sebaiknya perusahaan melakukan berbagai strategi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan yang berubah dan memenuhi kebutuhan dari segmen pasar tertentu."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2888
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudian Alkasyah
"ABSTRAK
PT. Krakatau Steel khususnya divisi canai dingin atau Cold Rolling Mill
Indonesia ( CRM] ) memproduksi baja dengan ketebalan berbeda mulai dari 0,2 mm -
3 mm yang dikenal dengan nama Cold Rolled Coil ( CRC ).
Keuntungan merupakan variabel penting yang diperlukan untuk membiayai
kegiatan operasional dan pengembangan perusahaan. Untuk itulah upaya peningkatan
upaya yang kontinu dan terpadu.
Masing-masing jenis CRC tersebut memberikan tingkat keuntungan yang
berbeda-beda. Untuk itu perlu dihitung jumlah produksi yang paling menguntungkan
untuk tiap-tiap jenis produk agar didapat optimalisasi dan utilisasi dari mesin-mesin
yang ada sesuai dengan production time yang direncanakan, sehingga keuntungan
yang optimal dapat dicapai pada tingkat produksi yang disesuaikan dengan kapasitas
disain menurut manual handbook pabrik tersebut.
Penelitian ini adalah untuk menghitung keuntungan maksimum pembuatan baja
canai dingin dari product-mix yang berdasarkan ketebalan produk dengan
menggunakan metoda Simpleks dan program linier serta analisa sensitivitas dengan
bantuan software Lindo.

"
1996
S36523
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.S. Anthes
"Karya akhir ini memiliki tujuan utama yaitu menganalisis positioning PT. Cipta Busana Jaya studi kasus produk Accent. Analisis difokuskan dengan melihat alasan atau perilaku belanja pclanggan serta pandangannya terhaclap positioning Accent. Beberapa literatur dalam beberapa buku sumber, antara lain seperti yang dinyatakan oleh David W. Craven dan Nigel F. Piercy dalam Strategic Marketing mengkonfirmasi bahwa efektivitas positioning dapat dievaluasi dengan melakukan analisis terhadap pelanggan, pesaing serta internal perusahaan.
Analisis terhadap pelanggan diperoleh melalui pengolahan hasil survey dengan mengumpulkan informasi tentang profil serta berbagai motif yang melatarbelakangi mereka dalam membeli Accent. Disamping itu mereka diminta menyatakan pandangannya mengenai sejumlah faktor yang dirasakan merupakan competitive advantage dari produk Accent termasuk pandangannya terkait dengan apakah tag line "Speak fashion with an Accent? mewakili seluruh faktor dalam competitive advantage tersebut. Secara deskriptif mereka rata-rata menyatakan ?setuju? bahwa Accent memiliki seluruh competitive advantage yang ditanyakan kepada mereka dan juga menyatakan ?setuju? bahwa tagline "Speak fashion with an Accent? rnewakili seluruh competitive advantage tersebut. Namun ada hal lain yang cukup penting yaitu dimana terdapat sejumlah temuan yang mengindikasikan adanya perbedaan dengan persepsi yang selama ini dipahami perusahaan terhadap profil pelanggan.
Analisis terhadap kompetitor diperoleh melalui pengolahan terhadap hasil survey serta data-data faktual tentang performance penjualan, market share dan outlet pesaing. Analisis ini menyajikan beberapa pemahaman baru yakni adanya indikasi bahwa pelanggan Accent memiliki ingatan yang cukup baik terhadap sejumlah merek yang menjadi kompetitor terdekat Accent. Mereka juga selalu melakukan evaluasi kritis terhadap produk Accent yakni membanding-bandingkan Accent dengan merek-merek kompetitor tersebut, dalam hal ini terkait kualitas fabric. harga, mncangan dan corak serta layanan yang mereka terima pada saat berbelanja.
Analisis internal difokuskan pada analisis terhadap berbagai kebijakan korporasi dan divisi penjualan yang terkait dengan proses bisnis Accent serta performance Accent untuk kurun waktu tertentu. Secara umum, dapat dikatakan bahwa PT. Cipta Busana Jaya telah melakukan berbagai upaya yang diyakini memperkuat performance Accent untuk jangka pendek maupun jangka panjang meski hingga saat ini Accent belum memperlihatkan dominasinya pada segmen ladies.
Merek Accent, saat penulisan ini dibuat merupakan sebuah produk busana bagi wanita karir yang dimiliki oleh PT. Cipta Busana Jaya. Merek ini merupakan hasil akuisisi oleh perusahaan saat ini dari pemilik lamanya., yakni PT. Texmaxo Graha Busana. Pada tahun 2005, produktivitas Accent jatuh pada titik yang rendah, dan hal ini dianggap sebagai titik kritis dari produktivitas Accent. Namun, pada akhir 2005 secara perlahan-lahan produktivitas Accent mulai menunjukkan angka yang lebih baik. Bahkan pada tahun 2006, angka produktivitas Accent mencapai angka yang lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelum proses akuisisi dilakukan dan terus meningkat hingga semeseter I 2007. Perusahaan optimis bahwa tahun ini mereka akan dapat mencapai angka produktivitas yang lebih tinggi lagi.
Dari studi ini didapat beberapa masukan bagi perusahaan, terutama terkait dengan langkah untuk mempertahankan dan meningkatkan performance Accent melalui upaya mengevaluasi kembali segmentasi pelanggannya, memperjelas positioning Accent, mempertegas representasi positioning ke dalam suatu tag line, misalnya ?Speak fashion with an Accent? serta upaya yang berkelanjutan untuk lebih meningkatkan kinerja setiap saluran distribusinya.

This research has been analyzed customer behavior and the efectivity of Accent positioning as primary objectives. Some references like David W. Craven and Nigel F. Piercy stated in Strategic Marketing confirm the positioning efectivity can be evaluated by analyzing the three factors which are the customers, competitors and internal company.
The customers behavior and their perceptions to Accent positioning are explored by survey with collects infomation related to customer buying motives, demographically segmentation and the tag line "speak fashion with an Accent? that company believes as Accent positioning. The descriptive result shows the customers generally agreed to some statement that describe Accent competitive advantages and its repesentative in the tag line. However, there are important issues that indicate some facts are different than what company perceives to their customer profile and behavior.
Competitors analyzing based on sales and outlets perfomtances, market share and customer survey. Related to survey results, Accent customers have strong association to some others brand and critize attitude for product evaluation like quality of fabric, design and style, price, store image and its services.
Internal analyzing has been focused to all corporate policy and sales division marketing program for some periods. Generally the company has been implemented several strategy and methods to improve the Accent performance for long and short terms even actually Accent did not perform yet as a dominant player in the ladies segment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23184
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fayyat Shelby
"LAPAN sebagai organisasi tidak berada dalam ruang yang hampa. Banyak faktor yang berada di luar dan di dalam oraganisasi LAPAN yang berpengaruh. Faktor-faktor lingkungan selalu mengalami perubahan yang cepat, sehingga perlu dipertimbangkan dalam penyusunan strategi bisnis LAPAN dalam produk inderaja . Penelitian ini terpusat pada analisis startegi LAPAN dengan menganalisis berbagai faktor lingkungan untuk penyusunan alternatif strategi yang dianut LAPAN di masa yang akan datang.
Dalam penelitian ini ditelaah teori strategi dan strategi manajemen untuk membangun kerangka pemikiran penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode diskriptif dan analisis kualitatif. Namun penelitian ini menghadapi keterbatasan dan kelemahan. baik yang berakar pada metodologi maupun bertumpu pada kualitas peneliti.
Hasil analisis strategi dengan fokus pada faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal LAPAN, menunjukkan organisasi sumber daya manusia dan sumber keuangan LAPAN kurang kondusif untuk mengembangakan resourced based strategy. Namun di luar faktor pesaing yang posisinya kuat, sejumlah faktor ekternal lain sangat mendukung untuk pengernbangan bisnis inderaja LAPAN di masa depan.
Berdasarkan analisis strategi tersebut disarankan untuk memformulasikan strategi dalam berbagai aspek. Dalam aspek organisasi, organisasi Deputi Inderaja Lapan menjadi BUMN atau persero Sumber daya manusia perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan kemampuan keprofesionalannya. Disamping itu perlu diintensifkan komunikasi pemasaran dan networking dengan instansi-instansi terkait."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T8792
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanung Budya Yuktyanta
"ABSTRACT
Pasar saat ini dicirikan dengan globalisasi perdagangan, munculnya blok-blok perdagangan, perkembangan teknologi yang bersifat cepat dan radikal, ketidakpastian, dan persaingan yang ketat.
Perubahan lingkungan bisnis yang sedemikian cepat berdampak sangat besar pada seluruh aspek bisnis, termasuk semakin meningkatnya peranan pengembangan produk baru dalam menunjang keberhasilan penguasaan pasar.
Pengembangan produk baru adalah kegiatan yang beresiko tinggi, dikarenakan kegiatan ini melibatkan investasi yang sangat besar, baik dari aspek uang, sumber daya lainnya, maupun waktu.
Sebagai gambaran dapat dikemukakan bahwa tingkat keberhasilan proses pengembangan produk baru hanya sekitar 59%, dan satu produk baru yang sukses dipasar memerlukan 6,6 ide pengembangan. Sehubungan hal itu, pelaksanaan proses pengembangan produk baru memerlukan pengelolaan yang cermat dan profesional agar dapat menghasilkan produk baru yang memiliki keunggulan komparatif.
Tesis ini membahas mengenai pengembangan produk baru sebagai alat strategis untuk meraih keunggulan dipasar yang bersaing. Pembahasan difokuskan pada 'manajemen' pengembangan produk baru, termasuk elemenelemen terpenting dari suatu pengembangan produk baru yang sukses, diantaranya komitmen pimpinan puncak, kemampuan manajemen R&D, isu-isu teknologi, isu-isu pemasaran, multi-functional teams, dan kepuasan pelanggan.
Tesis ini menelaah dan menganalisa sejumlah studi yang berkaitan dengan pengembangan produk baru yang dilakukan oleh beberapa akademisi dan praktisi di berbagai negara pada berbagai kelompok industri, serta merangkum hasil-hasil studi tersebut menjadi sebuah tesis yang kompak dan padat. Materi penelitian tesis ini dikumpulkan dari berbagai referensi, diantaranya buku, laporan penelitian/studi, jurnal, internet, dan media publikasi lainnya. Beberapa key success factors dan best practices yang dipraktekkan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka didunia, yang dianggap berhasil dalam proses pengembangan produk barunya, juga diidentifikasikan dalam tesis ini.
Sebagai `sari' dari tesis ini dapat disimpulkan bahwa; product advantages, project definition & early predevelopment activities, core product concept, dan sinergi antara aspek pemasaran dengan aspek teknologi adalah merupakan key success factors dari suatu kegiatan pengembangan produk baru.
Sementara itu, mendefinisikan strategi produk, membentuk multi-functional teams, dan adanya komitmen dari pimpinan puncak adalah merupakan best-practices dalam kegiatan pengembangan produk baru.
Dalam tesis ini pengaruh dari strategi pemasaran dalam suatu keberhasilan produk baru tidak ditelaah secara terinci, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut, khususnya untuk mengetahui peranan strategi pemasaran dalam suatu keberhasilan produk baru (terlepas dari keungulan produk maupun strategi dari pengembangan produk barunya)."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sauptika Kancana
"Seiring dengan semakin meningkatnya ekspektasi konsumen, akan produk-produk yang dapat memenuhi keinginan mereka maka penetapan strategi bisnis pun menjadi berubah. Tindakan yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan produk ataupun pelayanan kepada konsumen menjadi senjata utama dalam merebut pasar.
Model kompetisi ini sangat berkaitan dengan kemampuan / kompetensi dan divisi Research and Development (R&D) perusahaan untuk melakukan inovasi produk. Mengingat peran bagian R&D di dalam perusahaan sebagai fungsi yang paling kritis dalam usaha untuk mengembangkan dan menciptakan produk-produk yang inovatif.
Dalam tesis ini, peneliti ingin mengetahui bagaimanakah kinerja kompetensi R&D PT X, tipologi gap kompetensi R&D PT X serta tindakan apa yang perlu dilakukan oleh divisi R&D PT X sehubungan dengan kinerjanya saat ini.
Sehubungan dengan isu tersebut dalam penelitian ini penulis menggunakan referensi utama dan Thomas Durand (dalam Heene dan Sanchez, 1997, 127) dengan artikelnya yang berjudul strategizing for Innovation: Competence Analysis in Assessing Strategic Change yang didalamnya termuat beberapa tipe gap kompetensi serta upaya-upaya yang perlu dilakukan perusahaan untuk menutup gap tersebut.
Metode penelitian yang dipakai dalam tesis ini adalah diskriptif analisis, penelitian ini akan memuat gambaran tentang kinerja kompetensi divisi R&D PT X, yang meliputi kompetensi dalam hal keahlian/expertise, manajemen teknologi, manajemen proyek serta kompetensi koordinasi. Selain itu penelitian ini juga bersifat analisis sebab setelah diketahui kinerja dari setiap atribut kompetensi selanjutnya akan dianalisis, untuk mengetahui tipe gap kompetensi divisi R&D PT X saat ini, berdasarkan tipologi gap kompetensinya Thomas Durand.
Dari hasil penelitian tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja kompetensi divisi R&D PT X saat ini, tergolong pada tipe gap kompetensi yang pertama yaitu minor adjustment / penyesuaian kecil. Langkah yang perlu dilakukan sehubungan dengan tipe gap tersebut yaitu mengoptimalisasikan atas kompetensi yang sekarang sudah dimiliki (comprehence leveraging). Peningkatan kompetensi ini bersifat reinforcement (penguatan)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Wibisono
"ABSTRAK
Persaingan pasar yang makin keras, membuat pelanggan memiliki banyak
altematif dalam membeli produk-produk yang di tawarkan produsen. Agar dapat
memenangkan pangsa pasar atau setidaknya mempertahankan diri terhadap situasi
tadi, maka produk yang di buat harus disesuaikan dengan keinginan pelanggarn
Dengan kata lain mutu dari suatu produk, harus dilihat dari sudut pandang
pelanggan sehingga orientasi berproduksi saat ini di arahkan kepada upaya,
bagaimana cara agar dapat memenuhi atau memuaskan keinginan pelanggan.
Sebagai pengguna akhir produk, pelanggan memiliki kebutuhan yang amat
beragarn. Memahami secara baik keinginan pelanggan terhadap suatu pmduk, alcan
memudahkan produsen untuk merancang produk yang sesuai dengan persyaratan
mereka Dilain pihak produsen memilild keterbatasan-keterbatasan guna memenuhi
seluruh keinginan pelanggarmya. Karena keterbatasan tersebut, maka seluruh
departemen terkait yang ada harus dilibatkan, agar dapat memenuhi keinglnan
pelanggan. Hal ini sesuai dengan konsep Total Quality Management, yang menitik
beratkan pada upaya pemenuhan kebutuhan pelanggan, melalui perbaikan proses
yang bersinambung serta menyeluruh (melibatkan seluruh sumber daya yang ada di
perusahaan).
Salah satu alat bantu dalam Total Quality Management, untuk mendapatkan
keselarasan rerbaik, antara keinginan pelanggan dengan kemampuan proses
produksi yang ada pada produsen, di kenal dengan nama Quality Function
Deployment (QFD). Penerapan konsep ini, terutama sekali di peruntukkan pada
proses perancangan produk baru. Dimana di harapkan produk akhir yang nantinya
terbentuk, lebih terjamin kesesuaiannya dengan kehendak pelanggan.
Penerapan lain dari konsep ini dapat pula di terapkan pada produk yang
telah di produksi. Yakni untuk upaya perbaikan mutu produk, melalui penjabaran
kembali keinginamkeinginan pelanggan atas produk tersebut. Dengan demikian
bagian dari produk yang belum sesuai dengan kehendak pelanggan, dapat di
sempumakan oleh produsen, sesuai bentuk perbaikan yang mereka inginkan.

"
1996
S36672
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juliati Syarief
"ABSTRAK
Bagi perusahaan yang telah maju peranan yang penting dalam meningkatkan citra adalah mengoptimalisasikan pelayanan bagi pelanggannya. Salah satu upaya yang dilakukan bagi perusahaan besar tersebut Public Relations TELKOMSEL dengan mendekati dirinya kepada pelanggan, guna mengetahui sejauhmana Pelanggan melihat institusi TELKOMSEL berkiprah.
Sebagai operator telephone selular yang berkembang pesat TELKOMSEL dituntut untuk lebih menfokuskan terhadap jasa pelayanan perangkat teknologi komunikasi, yakni simcard KartuHALO dan simPATI.
Berdasarkan temuan yang ada keluhan yang didapat menggambarkan bahwa citra TELKOMSEL masih perlu di perbaiki mengingat, masukkan yang ada sangat terkait pada produknya.
Kendala yang timbul dari keluhan tersebut hendaknya ditanggapi sebagai masukan input guna mencapai satu solusi yang baik tepat.
Adapun salah satu upaya yang dilakukan guna memperhatikan pelanggannya dengan mengadakan/mengeluarkan Press Release sebagai jembatan komunikasi bagi perusahaan terhadap publiknya disamping upaya untuk mendekati diri perusahaan didalam citra pelanggan. Disamping memperhatikan keluhan didalam surat pembaca baik melalui media massa atau secara langsung melalui surat pengaduan ke TELKOMSEL.
Sejauh ini pelanggan lebih cenderung melihat aspek keberadaan fungsi atas simcard dari KartuHALO dan simPATI sebagai sarana komunikasi, tetapi seiring dengan perkembangan teknologi yang makin maju, tuntutan atas fasilitas yang diberikan harus juga disesuikan dengan kebutuhan zaman. Sehingga tidaklah berlebihan bila harapan tersebut sebagai bagian dalam upaya menonjolkan kelebihan atas produk TELKOMSEL terhadap produk telelphone selular lainnya.

"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>