Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33610 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irene Bledoeg
"ABSTRAK
Bisnis Properti semakin hari semakin roenjamur di Indonesia, khususnya di Jakarta. Hal ini dikarenakan industri ini memang memiliki peluang besar sekali untuk meraih laba yang besar khususnya di tahun 80-an awal dimana dunia usaha Indonesia semakin berkembang. Hal lain yang mempengaruhi adalah perubahan dunia yang dilanda kecenderungan baru yang diakibatkan perubahan drastis dari teknologi, politik yang saling berakumulasi demikian hebatnya dengan bidang-bidang kehidupan lainnya mampu mengubah tatanan sosial, budaya dan perekonomian dunia; khususnya terasa di bagian-bagian dunia yang bisa berinteraksi secara cepat dengan bagian dunia lainnya.
Perubahan perilaku tadi membawa pula perubahan pada pola/gaya hidup masyarakat yang terkait oleh kecenderungan perubahan tadi; membawa perubahan pada penataan ruang kehidupan dimana kegiatan kehidupan itu berlangsung. Tuntutan akan unitisasi dan konsolidasi lewat pemanfaatan ukuran dan ragam sebagai upaya mendapatkan efisiensi yang setinggi-tingginya serta efektif untuk memenuhi tuntutan kwalitas kehidupan yang dicari.
Dengan segala aspek yang berpengaruh tadi, kekurangan penawaran/supply dari kamar hotel yang berkwalitas, perkantoran, aparternen/condominium serta fasilitas-fasilitas hiburan yang memiliki kelas semakin terasa dengan bertumbuhnya perekonomian dan meningkatnya taraf hidup masyarakat. Secara cepat dan pasti banyak pengusaha yang mengincar peluang ini sehingga kelebihan penawaran/supply pun terjadi di akhir 80-an. Demikian pula perburuan semakin gencar di bisnis apartemen; superblock sebagai bentuk alternatif pilihan dalam upaya pemcahan masalah perkotaan sekaligus efisiensi akan lahan. Hal ini menjadi semacam strategi bersaing merebut pangsa pasar.
Jakarta Hilton International membangun perlahan tapi pasti kerajaan di bidang properti dimulai dengan usaha perhotelan yang disusul berturut-turut fasilitas lainnya sebagai bagian dan kelengkapan dari core/inti bisnisnya dengan sasaran segment pasar para eksekutif.
Kalau diamati pertumbuhan bisnis Jakarta Hilton International mengalami tahap-tahap perubahan yang menguji kemampuannya:
- Pada mulanya ada kesesuaian gerak antara tingkat turbulensi,
agresifitas strategi dan kemampuan respons manajemen
perusahaan.
- Dengan mulai terjadinya perubahan yang discontinue maka kemampuan entrepreuner nya teruji; JHI menghadapi ujian baik dalam kemampuan respons manajemen maupun agresifitas strateginya.
- Masa 90-an dengan semakin gencarnya perubahan-perubahan di berbagai bidang kehidupan, termasuk pola dan gaya hidup masyarakat yang tersentuh oleh gencarnya perubahan; JHI raengalami pukulan tingkat turbulensi yang lebih tinggi lagi. Di sini perubahan sangat cepat tersebut tidak terkejar lagi; suatu contoh dari ketidak-sesuaian antara kemampuan responsif, agresifitas dan tingkat turbulensi.
Masa ini menghadapi pendatang-pendatang baru, khususnya Jakarta International Hotel dengan melakukan merger dengan PT. Danayasa Arthatama yang berlokasi berdekatan dengan JHI dan menjanjikan fasilitas-fasilitas yang super modern yang mampu memadukan hampir semua memadukan hampir semua tuntutan kehidupan. Bentuk bisnis properti raksaksa superblock adalah pilihannya yang merupakan wujud mimpi lama arsitek dan planner modern yang mampu mengatasi tuntutan kehidupan masa kini yang idealnya mampu memenuhi seluruh needs yang ada padanya; phisiological, safety, social, esteem dan self actualization (Maslow) yang ddapat ditampung dalam suatu kawasan yang luas.
Memang masa terjadinya turbulensi adalah masa terjadinya peristiwa unik yang mampu mengubah konfigurasi dan tentu saja tidak dapat direncanakan berdasarkan pertimbangan masa lalu. Suatu masa yang berbahaya; dan bahaya terbesarnya adalah apabila Kita berupaya mengaingkarinya. Menyimak apa yang dikupas oleh Peter F. Drucker, 1980, dalam masa yang tidak menentu, tugas pertama adalah berusaha memastikan agar perusahaan terus hidup; ada kepastian akan kekuatan dan kebaikan strukturnya, kemampuan bertahan menghadapi pukulan, meneyesuaikan diri untuk menghadapi peluang baru. Inilah masanya para manajer harus bekerja dan berprestasi di dalam masa yang penuh ketidak-pastian/turbulen ini.
Dalam pada itu perlu strategi memahami dimana perubahan paling besar akan terjadi dan apa saja yang mungkin berubah, strategi yang memungkinkan perusahaan dapat meraih keuntungan dari kenyataan baru dan mengubah turbulensi menjadi peluang.
Yang menjadi key issue di masa mendatang nemapaknya adalah 4 hal: Keuangan, Pemasaran, Operasi, Suinber Daya Manusia yang harus senantiasa berkesusuaian dalam menjalankan maupun memberi masukan dalam penyususnan strategi; dan ujung tombak keksuksesan jasa ini adalah faktor pemasaran yang didukung ke 3 aspek lainnya.
Perencanaan Pemasaran Strategis tidak saja mengupas semua aspek lainnya sebagai bahan pertimbangan penyampaian produk/jasanya kepada konsumen tetapi juga memberi arus balik sebagai dasar penyusunan aspek lain tadi agar mengena sasarannya dan secaora menyeluruh berkaitan degan Rencana Strategi Perusahaan baik dalam penentuan arah strategi, tujuan dan sasaran, strategi pertumbuhan dan rencana bisnis portfolio.
Kalau biasanya kita kenal dengan Bauran Pemasaran/Marketing Mix Me Carthy dengan 4 P's nya maka di sektor jasa dikenal dengan Bauran khusus untuk itu seperti yang diutarakan oleh Leo M. Renaghan
Produk/Servis, Presentasi dan Komunikasi.
. Dalam hal Produk-Servis:
JHI memiliki semua syarat keunggulan dalam bisnis properti, yaitu Lokasi, Brant dan Kelengkapan fasilitas dibandingkan dengan para pesaingnya yang kebanyakan hanya memiliki 1 atau
2 faktor tadi. Jika harus memilih kombinasi 2 yang nana dari
3 aspek tadi yang lebih dipentingkan, apakah Lokasi-Brand ataukah Brand-Kelengfcapan Fasilitas ataukah Lokasi-Kelengkapan Fasilitas; maka dapat dikatakan kombinasi apapun asal memasukkan faktor Lokasi adalah tebaik untuk bisnis hingga akhir 90-an. Sedangkan untuk menjadi bintang bisnis properti masa depan maka diantara 3 alternatif kombinasi 2 tadi adalah Lokasi-Kelengkapan Fasilitas. JHI untuk masa kini memiliki ke 3 nya, paling tidak sampai masa perabangunan Sudirman Business District yang dirailiki Jakarta International Hotel sebaian besar selesai 5 hingga 7 tahun mendatang dan selesai keseluruhannya 10 - 12 tahun mendatang.
. Dalam Hal Presentasgi (aspek visual dari operas!):
Presentasi adalah hal yang menyangkut penyampaian jasa kepada konsumen atau hal akhir yang diterima konsumen sebagai apa adanya. Dari data guestionaire yang dilakukan maka dalam aspek visual dan kelengkapan lainnya, di luar faktor teknologi yang dipakai dalam operasional salah satunya sistem informasi, JHI termasuk kategori biasa untuk kelasnya. Hal yang perlu ditingkatkan karena sangat berpengaruh pada penikmatan akan jasa tersebut yang boleh dikatakan dari aspek pertama yaitu keunggulan Produk-jasa sudah dimiliki. Apalagi segment yang dilayani adalah kaum eksekutif papan atas.
Manajemen Properti adalah kunci langgeng tidaknya suatu properti tidak saja dari umur/nilai properti secara fisik tetapi juga faktor yang kwalitatif seperti kenyamanan yang terasakan oleh konsumen, tenants maupun pengunjung luar. Dalam hal hotel, hal ini dimasukkan dalam aspek servis, sedangkan dalam properti lainnya dikaitkan dengan maintenance fee.
Hal yang menyangkut kesuksesan 2 hal di bawah ini adalah Sistem Informasi, Sumber Daya Manusia, Produktivitas dan Strategi.
Faktor ini juga memperhitungkan faktor harga/price kesiapan bagaimana jasa pemeliharaan/maijitenance bisa menutupi untuk biaya pengelolaan yang baik.
. Komunikasi:
Public Relation yang berkaitan dengan properti manajemen adalah bagairaana mengupayakan agar 2 hal di atas diketahui dengan baik oleh masyarakat konsumen maupun pers. Ini tidak saja berkaitan dengan komunikasi yang menyangkut media cetak tetapi juga penggunaan media elektronik, seperti audio-visual promotion. Pengadaan special events adalah penting sebagai upaya komunikasi untuk mengangkat citra asset ini.
Bagaimanapun pentirtg bagi JHI dalam tahun-tahun mendatang mengupayakan kelengkapan fasilitas sesuai dengan segment pasarnya dengan lebih menekankan aspek keunggulan teknologi operasional dalam meraih pangsa pasar bisnis properti. Kebaikan produk-jasa itu sendiri sudah merupakan kemudahan bagi pemasaran dan penjualanya kelak.
Bagaimanapun, ada upaya manajemen JHI menanggapi ini semua, terlihat pada gerak pembangunan JHI yang juga mengarh pada bisnis raksaksa ini. Agar upaya ini dapat menghapuskan ancaman yang kuat tadi, perlu kejelian strategi yang roemang merupakan senjata dalam menghadapi tingkat turbulensi ini, yaitu dengan melakukan inovasi dan pengembangan teknologi yang khas jajaran segraentnya, kaum eksekutif, kaum tingkat atas, serta wisatawan elit Manca-Negara dengan menjanjikan kwalitas kelas dunia yang merupakan tuntutan kehidupan masa kini dengan khas kelas Hilton International.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosephine Wahyu Widowati
"Media televisi di Indonesia scmakin bcrkcmbang dari masa ke mwa. Jika
dahulu televisi merupakan baxang mewah, maka saat ini televisi merupakan
barang sehari-hari. '
Dunia pertclevisian di Indonesia diawali dengan berdirinya TVRI (Televisi
Republik Indonesia) pada tahun 1962. K udian setelah menjadi stasiun televisi
satu-satunya selama benahun-tahun, pemerintah mengeluarkm peraturan di
bidang pertelevisian dimana pemerintnh, mengizinkan teievisi swasta untuk
melakukan siaran. Pada masa inilah, dunin pertelcvisian Indonesia berkembang
pesa. Hal ini ditandai dengan mulai benmmculannya televisi swasta nasioml.
Gelombang pertama berdirinya melevisi swasta nasional dimulai oleh RCTI
(Rajawali Citra Televisi Indonesia) kemudian diikuti oleh SCTV (Surya Citra
Televisi), TPI (Televisi Pendidikan Indonesia), ANTV (Andalas Televisi) dan
IVM (lndosiar Visual Mandiri). Sedangkan gelombang kedua dimulai oleh
Trans'I'V, kemudian oleh Metro TV, Global TV, TV 7 (kemudian berubah
menjadi Trans?) dan Lativi (kemudian berubah menjadi TV One).
Melihat perkembangan pesat di dunia pertelevisian maka beberapa pihak
swasta melihat potensi pmar di dunia pertelevisian untuk dik bangkan dengan
jangkauan yang lebih kecil, yaitu bersiilt lokal di daerah-daerah. Khusus imtuk di
Jakarta sendiri, terdapat 5 (lima) televisi lokal swasta yang sudah berdiri dan
terdaftar dalam ATVLI (Asosiasi Televisi Lokal Indonesia), yaitu 0 Channel,
Jak'I`V, Elshinia TV, Space Toon dan DaAi TV.
Dengan semakin banyaknya jumlah sinsiun televisi swasta, baik nasiona]
maupun lokal, tentu saja persaingan dalam melebut pangsa pasar dan belanja iklan
semakin kctat dan kompctitif. Bcbcrapa hal yang perlu diperhatikan bagi
pengelola stasiun televisi adalah dumber daya manusia, fasilitas, teknologi,
keuangan dan strategi, khususnya strategi komunikmzi pemasaran, sangatlah
berpengamh dalam mengingatkan amz membujuk atau mempengaruhi pemirsa
dan pengiklan akan stasiun televisi dan produk yang ditawarkan.
Analisis hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa strategi
komunikasipemasman0Channelcuhzpbaik.Halinidapmdiliha1,anmn1ain
dengan adanya straiegi pemasamn yang dirumuskan oleh tim Marketing, program
acara yang berbeda deugan televisi lain berkat adanya tim programming yang
terus menerus memantau perkembangan progmm O Channel, pelayanan yang
memuaslcan baik kepada pemirsa oleh tim corporate communication. Seluruh
koordinasi dan usaha ini dilakukan demi temapainya tujuan perusahaan.
ix Unlvelsltas Indonesia"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T34569
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asmadi Chaidir
"Penyakit jantung merupakan salah satu penyakit yang mematikan di Indonesia. Oleh sebab itu tidak mengherankan apabila jumlah kunjungan penderita jantung ke rumah sakit baik yang ringan sampai yang berat menunjukkan gejala peningkatan. Rencana pengembangan poliklinik jantung RSUD Pasar Rebo yang beberapa tahun yang mengalami peningkatan memerlukan beberapa paradigma baru dalam pelayanan pemasaran jantung. Pada penelitian kali ini disusun stretagi pemasaran yang tepat untuk Poliklinik jantung RSUD Pasar Rebo dengan mempertimbangkan faktor eksternal dan internal melalui teknik SWOT analisis. Penyusunan strategi dtlakukan dalam tiga tahap yaitu input stage, yang menganalisis situasi untuk menentukan peluang dan ancaman serta kekuatan dan kelemahan melalui proses Consensus Decision Making (COM) dengan menggunakan alat Bantu TOWS, IE, BCG, Grand Strategi Matrik.
Berdasarkan analisis tersebut Posisi pelayanan Poliklinik jantung RSUD Pasar Rebo pada saat ini berada pada posisi future kuadran, Hold Maintain, Stars. Kemudian dengan penyesuaian (matching) antara keempat analisis tersebut diperoleh alternatif strategi yang dianjurkan yakni market penetration, market development dan product development. Strategi yang dipilih sebagai prioritas adalah product development. Startegi yang terpilih sebagai prioritas utama, yakni dengan menggunakan QSPM adalah market penetration.
Strategi pengembangan produk yang pertu dikembangkan dalam operasional adalah sebagai berikut : membentuk divisi pemasaran, mengoptimalkan promosi pelayanan jantung, distribusi ditingkatkan, melengkapi fasilitas Rumah Sakit, pasar sasaran diperjelas dengan pemetaan dan meningkatkan kualitas layanan.

Abstract
The Heart Disease is a kind of disease to make died in indonesia. Therefore make more pasient of it come to the Hospital both usually or emergency. The planning of improvement the heart Policlinic RSUD Pasar Rebo many years ago that is to improve some new paradigms for servicing the heart marketing.
These researches is arranged exactly strategic for heart Policlinic RSUD Pasar Rebo by making balanced external and internal factor through analysis SWOT Technic. The arrangement strategic is done in 3 steps namely, input stage to be analysis situation to make chance and strenght also the weakness thing by Consensus Decision Making (CDM) using TOWS, IE, BCG, Grand Strategic Matrix.
Based of this analysis, the service position of heart policlinic RSUD Pasar Rebo now days is future kuadran position hold Maintain and stars. And then to maching between the fourth analysis got some strategic alternative idest ; Market Penetration, Market Development and Product Development. The chosen strategic is product development. The chosen strategic as priority is to used QSPM market penetration.
The product strategic that must be improved in operational is ; to form marketing devision, making optimal promotion of heart service, to increase distribution, to complete facilities of Hospital, to be clear marketing by cartograpy and quality service increased."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1216
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martani Huseini
Depok: Pusat Antar Universitas-Ilmu Sosial-Unversitas Indonesia, 1992
658. 8 MAR s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadjedi Affandi
"PT Sri Jaya Pusaka adalah perusahaan yang meraasarkan peralatan penanganan pencemaran perairan yang disebabkan karena tumpahan minyak dengan merk Slickbar di Indonesia. Slickbar merupakan satu-satunya merk yang sudah diproduksi didalam negeri. Perusahaan ini tumbuh sejalan dengan pertumbuhan dunia perminyakan di Indonesia yang merupakan pasar utamanya.
Saat ini Slickbar telah memiliki pangsa pasar yang cukup besar. Hal ini bukan berarti Slickbar tidak menghadapi adanya persaingan. Disisi lain pasar untuk peralatan ini mempunyai kemungkinan untuk berkembang. Slickbar saat ini berkepentingan untuk mempertahankan pangsa pasar yang telah dikuasainya. Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan suatu strateji yang efektif dibidang pemasaran guna mempertahankan pangsa pasar serta menghadapi pasar yang bakal berkembang. Strateji yang dimaksud adalah strateji bauran pemasaran yang merupakan perpaduan dari strateji harga, strateji produksi, strateji distribusi dan promosi. Strateji bauran pemasaran diperlukan karena bauran pemasaran merupakan sarana untuk mencapai tujuan pemasaran.
Dengan adanya strateji bauran pemasaran yang efektif yang disusun secara cermat diharapkan dapat menghadapi berbagai masalah dibidang pemasaran."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Prima Putra Zachri
"Segmen remaja sebagai segmen yang terus berkembang semakin hari semakin mendapat perhatian yang serius dan praktisi-praktisi pemasaran, Persentasenya yang cukup tinggi (20.4%, tahun 1990) serta dukungan peningkatan daya bell masyarakat yang mempengaruhi segmen semakin menambah daya tariknya. Oleh karena itu tidaklah mengherankan bila semakin banyak produk atau jasa yang khusus ditawarkan pada segmen pasar remaja. Pemilihan segmen remaja sebagai target market menghendaki kewaspadaan dalam menyikapi trend yang ada agar tidak terperangkap dalam dua kondisi yang fatal, yaitu: pertama, terlalu terburu-buru mengkuti trend yang ada tanpa mempertimbangkan seberapa lama trend tersebut dapat bertahan dan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan, dan kedua, terlambat mengantisipasi perubahan trend sehingga peluang untuk meraih keuntungan lebih dahulu diraih pesaing. Dalam skripsi ini penulis bermaksud menganalisa seberapa efektif strategi pemasaran perusahaan PT. Unilever Indonesia yang mengeluarkan produk pasta gigi Close Up untuk membidik segmen pasar remaja. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif berguna untuk memahami karakteristik variabel-variabel yang tercakup, seperti definisi pasar produk, analisa pembeli, serta analisa situasi dan persaingan strategic. Metode kuantitatif berguna untuk mengukur, mengolah dan mengambil kesimpulan dari data-data kuantitatif riset yang ada, yaitu meliputi distribusi frekuensi, tabulasi silang dan pengujian hipotesa. Penggunaan kedua metode penelitian di atas memperjelas gambaran tentang kondisi eksternal dan internal yang dihadapi perusahaan serta strategi-strategi pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Close Up sebagai merek pasta gigi yang baru, dengan simian pasar konsumen remaja perkotaan untuk klasifikasi social ekonomi kelas ABC, merupakan pasta gigi kategori baru untuk pasar Indonesia, yaitu pasta gigi cosmetic yang mengandalkan daya tarik gigi putih dan nafas yang segar. Perusahaan menghadapi struktur pacer oligopoly, di mana sebagai market leader (pangsa pasarnya 84%), perusahaan mempunyai kekuatan untuk 'mengendalikan' dan 'mengamankan' pangsa pasarnya yang ditunjang dengan pengalaman dan pengetahuan akan kondisi pasar Indonesia. Kejelian dan kematangan PT. Unilever Indonesia terlihat dari kemampuannya dalam memposisikan produk Close Up secara jelas sehingga tidak terjadi 'tumpangtindih' dengan pasta gig Pepsodent (produk perusahaan yang sama). Keberhasian ini diikuti dengan strategi bauran pemasaran yang jitu, yang meliputi product, price, place dan promotion. Namun demikian, perusahaan harus terus-menerus mewaspadai perangkap dari trend remaja yang senantiasa berubah-ubah. Semakin beragamnya produk-produk yang menggunakan bahan yang sama dengan Close Up (gel) juga perlu mendapat perhatian. Dan yang lebih penting lagi adalah inovasi produk yang selama ini menjadi salah satu kekuatan produk-produk Unilever harus dipertahankan terus, dalam hal ini dukungan informasi terhadap konsumen bask melalui iklan atau promosi berperan panting."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
S18894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Berlian Mega Sandy
"Koperasi Simpan Pinjam JASA (Kospin JASA), sesuai dengan tujuan pendiriannya, Yaitu membantu para pengusaha kecil dan menengah yang mengalami kesulitan di bidang permodalan berusaha untuk meningkatkan jumlah simpan dalam rangka memenuhi kebutuhan pinjam dari anggotanya. Produk Rekening Koran merupakan produk yang potensial untuk ditingkatkan, selain mempunyai frekuensi penggunaan tinggi juga selama ini menyerap nilai nominal yang besar. Dalam usahanya menarik minat tabung dari anggota dan calon anggotanya Kospin JASA tidak bisa hanya `menunggu', tapi harus memburu dengan berusaha memberi pelayanan yang sebaik-baiknya, yaitu pelayanan yang sesuai dengan harapan nasabahnya. Sementara itu nilai yang diharapkan olah nasabah tidak bersifat tetap/statis tetapi terus berubah. Untuk tetap menjaga kepuasan nasabah itu salah satunya adalah dengan melakukan survai kepuasan nasabah secara terus menerus. Dengan survai itu diharapkan terdapat temuan suatu nilai yang diinginkan oleh nasabah, sehingga dapat dilihat suatu celah antara nilai perusahaan dengan nilai konsumen. Survai kepuasan dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada sampel nasabah, diantaranya dengan menggali karakteristik pemakai dan selisih antara kinerja perusahaan dengan nilai yang diharapkan nasabah. Nasabah sampel dan lokasi penyebaran kuesioner dapat dilakukan secara purposive. Disain riset dapat dilakukan secara deskriptif, yaitu singgle cross sectional description. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa pengguna produk rekening koran Kospin JASA 90% adalah wiraswastawan, dengan frekuensi pemakaian minimum 1x seminggu, dan dari populasi umumnya tinggal di kawasan perdagangan & industri. Sampel nasabah 65% puas, dengan indeks kepuasan 3,65 yang menunjukkan sikap loyal namun masih mudah berpaling ke pesaing. Kepuasan itu tidak berpengaruh pada frekuensi menabung dan saran penggunaan kepada orang lain. Prioritas untuk produk adalah pada komponen kecepatan pelayanan, untuk harga pada kesesuaian tarif administrasi dengan standar usaha, distribusi pada kestrategisan letak kantor layanan dan untuk promosi pada kontak pribadi. Diantara pilihan prioritas untuk elemen marketing mix tersebut elemen harga tidak mendapat kesepakatan umum dalam pemilihannya dari sampel nasabah. korelasi antara kepuasan keseluruhan dengan kategori perdimensi elemen bauran pemasaran terdapat diantaranya pada sikap kekeluargaan, reputasi kepercayaan dan kestrategisan kantor layanan. Selama ini kinerja Kospin JASA efektif pada komponen sikap kekeluargaan, penawaran produk baru, pesan promosi, kemegahan kantor layanan, kestrategisan letak kantor layanan dan reputasi kepercayaan. Sedangkan celah yang perlu diperhatikan terutama pada komponen keprofesionalan karyawan, kecepatan, nilai yang lebih menguntungkan dari Bank/Kospin lain, kecepatan jasa deliveri dll. Jadi sebenarnya kinerja Kospin JASA selama ini cukup unggul pada fungsi hantaran ke pasar, yaitu dari segi distribusi dan promosi. Namun perlu adanya peningkatan pada fungsi pengembangan produk. Setelah diketahui keunggulan dan kelemahannya dapat disusun suatu formulasi strategi bauran pemasaran. Dengan melihat peluang yang ada pada perusahaan maka perusahaan dapat menggunakan strategi penyesuaian S/O atau strategi pemasaran agresif. Strategi pemasaran agresif yang dapat digunakan diantaranya adalah dengan: memotivasi nasabah lama untuk meningkatkan frekuensi dan jumlah nominal tabungan; diskriminasi harga terhadap iuran pokok dan wajib; pilihan tarif administrasi dan insentif langsung; menyerap captive power di daerah perwakilan; memperluas cakupan distribusi ke daerah baru dan segmen baru serta mengubah sikap sales promotion-nya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryman
"Rumah Sakit Umum Tangerang berdiri pada tahun 1928. Pada perkembangannya tahun 1996, pihak rumah sakit melakukan kerjasama dengan pihak swasta membentuk instalasi rawat inap khusus Paviliun Wijaya Kusuma dengan target pelayanan masyarakat menengah atas. Dengan kerjasama yang akan berlangsung selama 10 tahun, maka pihak investor secara otomatis mengharapkan pengembalian investasi cepat disertai keuntungan yang besar. Tetapi temyata, apabila ditinjau dari BOR yang ingin dicapai, yaitu 60 - 85 % sampai saat ini tidak pernah tercapai.
Saat ini dengan tidak adanya strategi pemasaran, membuat Paviliun Wijaya Kusuma menjadi sulit untuk bersaing dengan rumah sakit-rumah sakit lain yang dianggap sebagai pesaing.
Hal inilah yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini, dengan harapan dapat diperolehnya strategi pemasaran yang representatif untuk diterapkan di Paviliun Wijaya Kusuma. Data primer diperoleh melalui kuesioner yang diisi oleh 46 responden serta wawancara mendalam dan terbuka. Data sekunder diperoleh dari laporan dan pencatatan di Rumah Sakit Umum Tangerang.
Penelitian dilakukan dengan melakukan berbagai analisis secara kualitatif, mencakup analisis eksternal dan analisis internal yang selanjutnya dilakukan matching dengan matriks TOWS dan matriks IE serta pada tahap akhir, dilakukan penetapan strategi alternatif secara obyektif berdasarkan key success factors internal-eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya melalui QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix).
Hasil akhir yang diperoleh setelah melalui berbagai tahap evaluasi dengan menggunakan berbagai matriks, didapatkan bahwa strategi intensif merupakan pilihan yang dianggap paling tepat untuk dipergunakan di Paviliun Khusus Wijaya Kusunia. Pilihan ini meliputi penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk.
Dengan langkah perbaikan ini diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan dan jumlah kunjungan PKW RSU Tangerang.

Pavilliun Marketing Strategic Focusing on Wijaya Kusuma Hospital, Tangerang, the year 2004.Tangerang Public Hospital was established in 1928. In 1996, the hospital cooperated with private sector to build a Wijaya Kusuma Pavilliun installation that targeted middle-up customers or publics. The corporation would for 10 years in which by the time the investors will get the high return on investment. However, the current conditions as shown by BOR 60 - 85 %, the target would never be achieved.
At this time, without proper marketing strategy, building Wijaya Kusuma Pavilliun will difficult especially when the pavilliun has to compete with either hospitals.
With the marketing problem in mind, there is the need to conduct some marketing researches in hope that the right marketing strategy for Wijaya Kusuma Pavilliun can be obtained. The primary data are collected through the questionnaire that are filled by 45 respondents. In addition, interviews to each correspondent are conducted. Secondary data are obtained from reports that have been recorded in the hospital.
Research is done by doing several quantitative analysis, including external and internal analysis by comparing the TOWS matrix and IE matrix. The final step is to come up with alternative strategy based on internal-external key success factors that have been identified previously in QSPM ( Quantitative Strategic Planning Matrix ).
The final result obtained by evaluating various matrix concludes that the intensive strategy is the best alternative that can be used in Wijaya Kusuma Pavilliun. The strategy involves market penetration, market development and product development.
By implementing this strategy, hopefully, that the service quality and the numbers of people visiting the hospital will be improved.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, G. Jannen H.
"Yayasan Wisma Jaya Raya salah satu Badan Usaha Nlilik Daerah
(BUMD) mitiki Pemerintah Propinsi DKI Jakarta yang bergerak di bidang
bisnis industri pariwisata. Masalah utama yang dihadapi BUMD tersebut
adalah tidak sebanding antara pangsa pasar dengan kapasitas hunian yang
tersedia, dikarenakan tingginya pesaing pada bisnis yang sama di kawasan
Bogor dan Puncak.
Secara umum tujuan penelilian ini memberikan gambaran
permasalahan yang_ dihadapi disertai dengan rekomendasi berupa saran-
saran dengan melakukan suatu pendekatan analisis secara komprehensif,
lerutama kemampuan daya saingnya, Serta Cara memenangkan persaingan
melalui strategi pemasarannya. Secara khusus tujuan penelitian ini untuk
memperoleh gambaran kinerja BUMD saat ini, kemampuan daya saing, dan strategi pemasaran yang sesuai dalam memenangkan persaingan dalam
bisnis industri pariwisata
Dengan mengetahui faktor Iingkungan intemal dan ekstemal Yayasan
\Msma Jaya Raya dalam melakukan bisnisnya dengan pendekatan analisis
SWOT, diketahui, bahwa kekuatan yang dimiliki pada fungsi manaje-men
terutama manajemen keuangan dan pimpinan (manajer dan asisten manajer
operasional). Sedangkan faktor lingkungan ekstemal adalah tingkat
persaingan yang tinggi, pembeli yang pasti (captive market), dan kondisi
pasar.
Dari hasil uji AHP dan analisis General Electric (GE), diketahui posisi
daya saingnya pada kuadran V, artinya posisi bisnis Yayasan Wisma Jaya
Raya berada dalam area hold and maintain alau benahan dan membangun.
Dengan posisi tersebut, upaya yang ditempuh adalah strategi pengembangan
pasar.
Untuk dapat menunjang keberhasilan strategi pengembangan pasar
melalui bauran pemasaran jasa dengan melaksanakan peningkatan produk,
promosi, tempatldistribusi, harga_ sumber daya manusia, sarana fisik, dan
pembenahan prosedur dalam sistem operasi penyampaian jasa"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5220
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Hanggandari
"PT. Latinusa adalah singkatan dari PT Pelat Timah Nusantara yang merupakan industri penghasil tinplate dan satu-satunya produsen tinplate yang ada di Indonesia. Sebagai agen produsen tinplate, perusahaan ini dapat menghasilkan tinplate hingga mencapai 130.000 ton pertahun dan dapat dioptimalkan sampai dengan 150.000 MT. Walaupun kebutuhan/konsumsi tinplate di Indonesia melebihi kapasitas terpasang yang dimiliki PT. Latinusa, ternyata PT. Latinusa belum dapat memaksimalkan kapasitas terpasang yang dimilikinya, dalam beberapa tahun terakhir utilisasinya hanya berkisar 50% - 60% dan utilisasi tertinggi dicapai pada tahun 2002 yang mencapai 70,20%. Hal ini disebabkan karena tinplate yang dihasilkannya harus bersaing dengan tinplate yang berasal dari impor yang masuk pasar Indonesia hingga melebihi produksi tinplate yang dihasilkan PT. Latinusa setiap tahunnya.
lndustri tinplate nasional yaitu PT Latinusa dalam mengantisipasi persaingan yang semakin tajam agar mampu mempertahankan eksistensinya dan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam era perdagangan bebas, memerlukan suatu strategi pemasaran yang sesuai. Untuk mengidentifikasi slrategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan, dilakukan deskriptif analisis dengan melihat kepada Iingkungan eksternal dan Iingkungan internal industri tinplate nasional sehingga didapatkan suatu rumusan strategi pemasaran melalui matriks SWOT. Dalam pemilihan strategi pemasaran dari rumusan strategi tersebut, digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai alat bantu dan dilakukan pula strategi pemasaran sasaran melalui Segmentation, Targeting dan Positioning.
Dari hasil kajian, didapatkan strategi pemasaran yang dapat diterapkan pada perusahaan, yaitu strategi mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan target konsumen tinplate pada segmen general can dan food & beverage. Strategi tersebut kemudian diimplemenlasikan dengan pendekatan bauran pemasaran yang memfokuskan pelayanan dan kepuasan bagi pelanggan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>