Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Ramantara
"Indonesia saat ini memiliki perkembangan perekonomian yang tidak menentu sehingga berdampak nyata yang tidak terlalu baik bagi para pengusaha, dunia usaha dan masyarakat pada umumnya. Perubahan atmosfer perekonomian yang tidak menentu membawa dampak pada kenaikan tingkat inflasi yang berlebihan yang kemudian mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Hal ini dikarenakan peningkatan harga yang drastis sehingga daya beli masyarakat tidak dapat mengimbangi peningkatan harga tersebut.
Daya beli masyarakat sangat menentukan pola-pola maupun kebiasaan kebiasaan masyarakat dalam melakukan pembelian produk-produk untuk pemenuhan kebutuhan hidupnya. Apabila daya beli masyarakat berubah maka kebiasaan masyarakat dalam melakukan pembelian produk-produk itu akan berubah pula, hal ini akan berdampak pada kebiasaan mereka untuk memilih tempat membeli produk yang mereka inginkan tersebut.
Berbelanja merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat pada saat mereka melakukan pembelian produk-produk yang mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seiring dengan perkembangan jaman yang menuntut segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat dan tepat maka toko merupakan salah satu sarana yang tepat sebagai tempat berbelanja bagi mereka. Philip Kotler (1999 : 595-596) membagi toko dalam beberapa jenis, di antaranya adalah supermarket (pasar swalayan) dan departemen store. Supermarket merupakan toko yang relatif cukup besar, biaya rendah, margin keuntungan kecil, volume penjualan tinggi, beroperasi secara swalayan yang dirancang untuk melayani kebutuhan konsumen akan makanan, binatu dan produk pemeliharaan rumah tangga. Sedangkan departement store merupakan toko yang menyediakan beberapa lini produk di mana tiap lini produk beroperasi sebagai departemen yang terpisah yang dikelola oleh spesialis buyer atau merchandiser. Berbelanja di pasar swalayan dan departemen store menjadi trend yang berkembang didalam masyarakat karena dirasakan lebih praktis, nyaman dan mudah.
Sejalan dengan peningkatan animo masyarakat untuk berbelanja di pasar swalayan dan departemen store maka banyak bermunculan pasar swalayan dan departemen store sebagai tempat berbelanja yang sudah barang tentu memicu ketatnya persaingan di industri tersebut. Salah satu diantara pasar swalayan dan departemen store yang bersaing tersebut adalah supermarket TIP TOP Rawamangun.
Di dalam persaingan yang ketat, TIP TOP RAWANGUN harus mampu mendapatkan konsumen agar usahanya dapat berjalan terus. Konsumen merupakan faktor penting bagi usaha pasar swalayan dan departemen store karena melalui konsumenlah keuntungan bisa diperoleh dan terlebih lagi supermarket tersebut akan berhasil bila mampu menciptakan konsumen yang loyal.
Dalam menentukan pasar swalayan dan departement store yang dipilih sebagai tempat berbelanja, konsumen memiliki berbagai pertimbangan. Setiap konsumen individu bisa saja berbeda pertimbangannya, tergantung pada hal-hal yang mempengaruhinya seperti faktor-faktor situasional, kelompok maupun sosial, faktor psikologis serta informasi. Apabila TIP TOP Rawamangun ingin mendapatkan konsumen yang loyal maka ia harus mampu memperhatikan faktor-faktor kebutuhan konsumennya maupun faktor-faktor lainnya yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih tempat berbelanja.
Keputusan konsumen untuk berbelanja di supermarket TIP TOP Rawamangun dapat di analisis melalui variable-variabel mengenai perilaku konsumen dari supermarket tersebut sehingga dapat diketahui variable- variabel apa saja yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk berbelanja di supermarket Tip Top Rawamangun. Variabel-variabel yang diteliti adalah 4P (Price, Place, Promotion, Product).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi variable-variabel yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih tempat belanja sehingga dapat dikembangkan startegi pemasaran yang tepat serta merlgukur dan mengkaji seberapa kuat tiap-tiap variabel tersebut terhadap keputusan akhir konsumen dalam memilih tempat berbelanja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh analisis Kolmogorov-Smimov diperoleh hasil bahwa variable product, price dan promotion memperoleh hasil yang signifikan di mana hal ini merupakan variabel-variabel yang menentukan keputusan konsumen untuk berbelanja di Tip Top Rawamangun. Sementara variable place tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap keputusan konsumen dalam berbelanja.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dalam proses identifikasi dan analisis alasan konsumen dalam memilih supermarket Tip Top Rawamangun sebagai tempat belanja terutama terhadap variabel-variabel yang mempunyai pengaruh signifikan serta bahan masukan dalam proses identifikasi dan analisis pertimbangan konsumen dalam menjadi konsumen pada supermarket TipTop.

Indonesia today are surrounding with unsustainable economics condition which is reflected to many business field, labor and public. The change of economics condition turns into high inflation which caused turn down the ability of people buying. This situation mostly due to pricing increase and not followed by the ability of people's buying condition.
People's buying surely shown the pattern of habitual buying experience, to fulfill their needs. If the habitual buying experience changed, it would be affect of the place that people usually buying their needs. Buying is the activity that people do when they need to fulfill their needs. Store is the place people looking what their needs. Philip Kotler (1999 : 959-956) divide store into a several item, one of that is supermarket and department Store. Supermarket is a huge store with low cost fare, low margin and high transaction volume. While department store is a store provide many product or item which every product are operate as one department and controlled by a specialist buyer or merchandiser. Shopping at supermarket and department store now become popular for urban people because it gives simplicity and convenience.
In response of people's needs, many supermarket and convenience store are growth and offering many products. This situation make the competition between every supermarket are tight and offering low price to get more customer. One of the supermarket is TIP TOP Rawamangun.
In tight competition, TIP TOP is pushed to get as many customers to keep the business run well. Customers is the important part of the retail business because of them profit can be made and the most successful achievement is how to make a loyal customer.
To decide which store is chosen by customers, the customers had many criteria for what kind of store that they choose. Every customers have their own consideration by choosing the store, it depends many factors as situational factor, social factor and psychological factor. If TIP TOP wants to get a loyal customer, they should be aware of what customers needs and other factors that related to customers buying decision.
Customer's decision to shop at TIP TOP Rawamangun could be analyze through variables that related to customer buying decision. These variables also influence customer mind and perception about the TIP TOP it self as a convenience store. Those variables are 4P (Product, Price, Place, Promotion), which also known as Marketing Mix.
The main objective of this research is to know and evaluate those variables that influence customer decision for a supermarket or convenience store so that can be develop into marketing strategic which shown accuracy and analyze how strong those variables become a decision of customer buying behavior. The research used Kolmogorv-Smirnov method that shown the variables that have significant effect of people's buying decision which is Product, Price and Promotion. The variable Place does not significant effect of people's buying decision.
This research hopefully should give a lot of benefit as a recommendation for the Tip Top to identified and analyze the reason of people's buying decision regarding the significant variables that have strong effect to influence people's mind and perception. Therefore the result of this research should be developed by Tip Top to give a better service and performance to satisfied and create loyalty of the customer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Satyawan
"Keberhasilan suatu pusat perbelanjaan, tidak hanya ditentukan oleh faktor pengelola, penyewa, tetapi yang tidak kalah pentingnya adalah memahami perilaku konsumen pusat perbelanjaan. Jika dicermati febih dalam konsumen pusat perbelanjaan sebagian besar adalah mereka yang masih berusia kurang lebih antara 15-30 tahun.
Kemampuan menarik minat konsumen potensial untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan merupakan kunci yang sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan usaha sebuah pusat perbelanjaan. Meskipun keberadaan pusat perbelanjaan sudah makin tersebar ke berbagai wilayah tetapi seperti kita lihat, ada beberapa pusat perbelanjaan yang ternyata lebih mampu menarik minat mahasiswa untuk berkunjung ke pusat perbelanjaan tersebut, walaupun lokasi keberadaannya relative jauh dari tempat tinggal mahasiswa.
Berdasarkan kondisi di atas maka tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan pola pergerakan mahasiswa dengan pusat perbelanjaan yang dipilih, (2) mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa dalam memilih pusat perbelanjaan, dan (3) mengetahui pusat perbelanjaan "ideal" yang menjadi pilihan mahasiswa.
Dengan menggunakan metode analisis tabulasi silang (crossbar), hasil perhitungan menunjukkan bahwa memang ada hubungan yang signifikan antara pola pergerakan dengan pemilihan pusat perbelanjaan. Daya tarik dan lokasi pusat perbelanjaan mampu mempengaruhi pola pergerakan mahasiswa. Variabel yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan ukuran fuas dan lokasi pusat perbelanjaan adalah awal perjalanan, waktu tempuh, biaya transportasi, moda transportasi, dan tujuan membeli barang.
Dari model multinomial regresi menunjukkan bahwa pengeluaran dan jenis penyewa merupakan variabel-variabel yang mempunyai pengaruh signifikan sebesar 0,000 dan 0,037 pada kategori pusat perbelanjaan dengan ukuran luas super regional dan sebesar 0,35 dan 0,43 pada kategori pusat perbelanjaan dengan ukuran luas regional pada alpha 0,05. Dengan demikian, pengeluaran dan jenis penyewa mempunyai pengaruh yang besar terhadap variasi pilihan mahasiswa.
Perempuan cenderung memilih dan menginginkan pusat perbelanjaan yang "ideal" jika pusat perbelanjaan : (1) terdapat penyewa utama yang berorientasi pada mode dan didukung beragam toko yang menyediakan beragam produk; (2) menawarkan produk yang saling melengkapi dan berhubungan; (3) mempunyai citra sebagai tempat berbelanja dan rekreasi keluarga; (4) terdapat gedung bioskop; dan (5) dari sisi keamanan pusat perbelanjaan menyediakan perlengkapan pemadam kebakaran. Dari sisi pengeluaran, baik mahasiswa berpengeluaran rendah (kurang dari Rp. 500.000) maupun tinggi (lebih dari Rp. 500.000) cenderung memilih dan menginginkan pusat perbelanjaan jika pusat perbelanjaan tersebut menyediakan tempat parkir yang bisa mengakses langsung ke setiap lantai pusat perbelanjaan.

The success of a shopping centre is determined not only by such factors as the building management and the occupying tenant. It is also determined by the ability to understand the behavior of shopping center visitors. A careful observation shows that shopping centers are dominated by visitors aged 15-30 years old.
The ability to attract potential consumers to come to the shopping center is a key to a successful and surviving shopping center. Although shopping centers are now mushrooming in almost every area of a city, not every shopping center could attract college students to come. Some shopping centers, although are located far from the students' residents, have more college students visiting, while some other have only small number of college students inside the building.
The study is conducted based on the facts above. The objectives of this study are (I) to get the relation between college students' mobility and the choosing of shopping center. (2). to know the factors influencing the college students in choosing which shopping centre to visit (3) to know the ideal shopping centers for college students.
The cross tab analysis methods used in this research showed a significant correlation between college students' mobility pattern and choosing the shopping center. The attractiveness of a shopping center and the location of a shopping center might affect the distribution of college students. Variables with significant correlation to the size of shopping center and the location of shopping center are the beginning of travel, travel time, transportation cost, transportation mode and purpose to shop.
The regression multinomial methods used in the research showed that variables of spending and fashion tenants are the most significant variables. It is 0,000 and 0,037 for shopping center category of super regional and 0.35 and 0.43 for shopping center category regional size of alpha 0.05.
Thus, spending amount and type of occupying tenants have a great influence to the change of college student's choice.
The ideal shopping center, according to the college students is one whose location in commercial district, having a clear feasibility, and simply accessed. It also has to have a freeway interior concept and to have mode- and-fashion.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18145
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Salsa Bella
"Produk kosmetik merupakan produk yang kini sangat memikat bagi kaum muda, sehingga menimbulkan gaya hidup baru untuk terus mengikuti tren terkini terutama bagi kaum muda yang ingin dipandang status dan identitas sosialnya melalui gaya kecantikan. Karena besarnya Korean Wave yang terjadi di Indonesia, begitu banyak brand produk kosmetik asal Negara Korea yang masuk ke Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan aktivitas belanja anggota komunitas dan karakteristik lokasi belanja produk kosmetik anggota komunitas K-pop yang terdiri dari atribut toko dan pengaruh Korean Wave pada lokasi belanja, apakah tinggi, sedang, atau rendah, dengan pengaruh Korean Wave pada anggota itu sendiri, apakah tinggi atau rendah. Dalam mencapai tujuan penelitian, digunakan metode analisis deskriptif hasil penyebaran kuisioner dengan teknik purposive sampling. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah anggota komunitas K-pop di dominasi oleh anggota dengan pengaruh Korean Wave yang tinggi. Anggota komunitas dengan pengaruh Korean Wave yang tinggi dominan memilih lokasi belanja yang memiliki pengaruh Korean Wave yang tinggi pula, dan mereka cenderung tidak keberatan dengan jarak yang jauh, sedangkan anggota komunitas dengan pengaruh Korean Wave yang rendah cenderung memilih lokasi belanja yang memiliki jarak tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya.

Cosmetics are products that currently attract people, mostly young people, and create a new lifestyle which is to keep following whats on trend especially for young people who wanted their status and identity to be known by their beauty. Because of the large Korean Wave that happened in Indonesia, many Korean brand product came in. This study aims to determine how the shopping activity of the community members and the characteristics of the shopping location consisting of the shops attribute, and how the shopping center influenced by Korean Wave, either its high, medium, or low. Also how Korean Wave influenced the memberes themselves, either its high or low. In achieving the purpose of research, the method to use are descriptive analysis method of the results of questionnaire distribution by purposive sampling technique. The results obtained from this study is, the K-pop community members are dominated by them who have a high influence of Korean Wave. Those members who have a high influence of Korean Wave, mostly chose a location to shop that have a high Korean Wave influence as well, also they dont really mind about distance, unlike the members who have a low influence of Korean Wave, they mostly chose a location to shop which close to where they live.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shena Savela
"Sejak adanya pandemi Covid-19, pembelanja menjadi lebih selektif dalam memilih lokasi belanja sebagai bentuk perlindungan agar terhindar dari penularan Covid-19. Seperti halnya yang terjadi di Kota Depok, situasi pandemi yang cukup tinggi di kota ini, ditambah dengan semakin meningkatnya variasi pilihan lokasi belanja di Kota Depok, dapat mempengaruhi keputusan pembelanja di Kota Depok dalam memilih lokasi belanja. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik lokasi belanja bahan pangan segar yang paling sering dipilih oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 dan pola spasial pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar berdasarkan karakteristik pembelanjanya di masa pandemi. Metode analisis yang digunakan adalah spasial deskriptif dan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa karakteristik lokasi belanja bahan pangan segar yang paling sering dipilih oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 adalah pasar rakyat dengan skala pelayanan lokal. Untuk lokasi belanja berkonsep modern, toko swalayan dengan skala pelayanan lokal seperti supermarket yang tidak menyatu dengan pusat perbelanjaan lebih diminati oleh pembelanja di Kota Depok. Lain halnya dengan belanja online, pembelanja lebih memilih toko online dengan skala pelayanan regional karena memiliki variasi toko yang lebih beragam. Tetapi di masa pandemi Covid-19 yang sudah mulai membaik ini, hanya sebagian kecil pembelanja yang memilih untuk berbelanja bahan pangan segar di toko online. Pola spasial pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar oleh pembelanja di Kota Depok pada masa pandemi Covid-19 cenderung terpusat pada lokasi belanja yang jaraknya dekat dari tempat tinggal. Pembelanja dengan pendapatan, penilaian ancaman, dan penilaian koping rendah hingga sedang saat pandemi Covid-19 cenderung memilih pasar rakyat dengan skala pelayanan lokal maupun distrik yang berlokasi di kawasan permukiman dekat dengan tempat tinggal pembelanja. Sedangkan pembelanja yang memiliki pendapatan dan penilaian koping tinggi terhadap penerapan protokol kesehatan, memilih untuk berbelanja bahan pangan segar di pasar rakyat dan toko swalayan yang jaraknya dekat dari tempat tinggal. Semakin tinggi tingkat penilaian ancaman pembelanja terhadap Covid-19, maka cenderung memilih toko swalayan dengan skala pelayanan lokal seperti supermarket yang tidak menyatu dengan pusat perbelanjaan dan lokasinya berada di dekat tempat tinggal. Untuk pemilihan lokasi belanja bahan pangan segar di toko online cenderung dipilih oleh pembelanja yang memiliki penilaian ancaman dan penilaian koping tinggi saat pandemi Covid-19, serta pembelanja yang tinggal di wilayah dengan ketersediaan pasar yang rendah.

Since the Covid-19 pandemic, consumers have become more selective in choosing shopping locations as a form of protection to avoid the transmission of Covid-19. As is the case in Depok City, the pandemic situation is quite high in this city, coupled with the increasing variety of shopping options in Depok City, which can influence the decision-making of shoppers in Depok City in choosing locations to shop for fresh groceries. Based on these problems, this study aims to analyze the characteristics of fresh groceries shopping location that are most often chosen by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic and the spatial pattern of fresh groceries shopping location selection based on the characteristics of shoppers during the pandemic. The results showed that the characteristics of fresh groceries shopping location that are most often chosen by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic are traditional markets with a local service scale. For shopping with a modern concept, supermarkets with a local service scale such as supermarkets that are not integrated with shopping centers are more preferred by shoppers in Depok City. In contrast to online shopping, shoppers prefer online stores with a regional service scale because they have a more diverse variety of stores. But during the Covid-19 pandemic, which has begun to improve, only a small percentage of shoppers choose to shop for fresh groceries in online stores. The spatial pattern of fresh groceries shopping location selection by shoppers in Depok City during the Covid-19 pandemic tends to be centered on shopping locations that are close to home. Shoppers who have low-to-moderate income, threat appraisal, and coping appraisal during the Covid-19 pandemic tend to choose traditional markets with local and district service scales located in residential areas close to home. Meanwhile, shoppers who have high income and coping appraisal of the implementation of health protocols, choose to shop for fresh groceries at traditional markets and convenience stores that are close to home. The higher the appraisal of the threath of shoppers to Covid-19, the more likely it is to choose a convenience store with a local service scale such as a supermarket that does not integrate with shopping centers and is located close to home. The higher level of assessment of the threat of shoppers to Covid-19, the more likely it is to choose a convenience store with a local service scale such as a supermarket that does not integrate with shopping centers and is located close to home. For the selection of locations to shop for fresh groceries in online stores, it tends to be chosen by shoppers who have a high threat appraisal and coping appraisal during the Covid-19 pandemic, as well as shoppers who live in regions with low market availability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Isnaini
"Dewasa ini, pusat perbelanjaan modern tumbuh berkembang dengan pesat Perkembangan ini tidak terlepas dari perubahan perilaku konsumen, terutama yang berada di perkotaan dan berbelanja di pasar-pasar tradisional menjadi berbelanja ke plaza atau mal. Di tengah maraknya perkembangan pusat perbeIanjaan sebenarnya pengelolaan pusat perbelanjaan termasuk bisnis yang sulit di bidang properti. Adanya dua jenis peIanggan yaitu para penyewa ruangan dan para pengunjung, membuat tingkat kesulitan mengelola pusat perbelanjaan bisa dikatakan Iebih tinggi daripada mengelola pusat perkantoran, kondominium, atau apartemen.
Pengunjung memiliki peranan yang penting dalam bisnis pusat perbelanjaan. Pengunjung tidak saja diharapkan untuk terus datang tapi juga diharapkan untuk melakukan transaksi. OIeh karena itu, dalam menghadapi tingkat persaingan yang semakin kompetitif dengan pusat-pusat perbelanjaan lainnya yang ada di Jakarta, khususnya yang berada di wilayah Blok M, tingkat kepuasan para pengunjung terhadap atribut-atribut pelayanan yang telah diberikan Plaza Blok M selama ini penting untuk diketahui.
Dalam karya akhir ini, metode yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan adalah customer satisfaction survey dengan mengacu pada model SERVQUAL. Di sini terdapat 22 atribut yang digunakan untuk meneliti perbedaan antara harapan akan jasa yang diberikan Plaza Blok M dengan penilaìan terhadap jasa yang diterima pengunjungnya.
Hasil survei menunjukkan bahwa para pengunjung Plaza Blok M merasa tidak puas pada seluruh atribut Plaza Blok M yang diteliti. Hal ini terbukti dari nilai negatif yang diperoleh untuk masing-masing atribut pada gap analysis. Nilai terendah dimiliki secara berturut oleh atribut-atribut: jaminan keamanan, keramahan karyawan/pramuniaga, fasilitas fisik, kesopanan karyawan/pramuniaga, keandalan karyawan/pramuniaga, pemberian infomasi oieh karyawan, dan respon menangani keluhan pengunjung.
Sementara itu berdasarkan analisis yang sama, secara keseluruhan, konsumen merasa tidak puas dengan pelayanan yang diperoleh dari Plaza Blok M. Hal ¡ni ditunjukkan oleh total nilai perbedaan (gap) antara nilai harapan dan nilai persepsi sebesar ?5,4060.
Selanjutnya, hasil pemetaan atribut-atribut yang diteliti dalam Importance? Performance Matrix memperlihatkan atribut-atribut yang mendesak untuk segera ditangani adaiah fasilitas fisik, respon menangani keluhan pengunjung, kesediaan memberikan pelayanan, keramahan karyawan/pramunìaga, dan kesopanan karyawan/pramuniaga.
Implikasinya, penìngkatan operasi fasilitas-fasilitas fisik (lift, escalator, telepon umum, parkir, toilet dan sebagaìnya) mendesak untuk dilakukan. Selain itu, training-training yang menekankan pada penìngkatan kualitas service seperti service of excelent juga perlu dilakukan sebagai upaya memperbaiki sikap dan meningkatkan kemampuan para karyawan pramuniaga.
Salah satu kekurangan dan pengukuran tingkat kepuasan pengunjung adalah hasil penelitian hanya memperlihatkan apakah kebutuhan saat ini telah terpenuhì tetapi gagal untuk meneliti kebutuhan pelanggan/penguniung di masa datang. Selain itu, survey ini juga tidak melihat tingkat kepuasan para karyawan/pramuniaga terhaciap pusat perbelanjaan tempat mereka bekerja, padahal diyakini bahwa kepuasan mereka akan menggerakkan loyalitas pengunjung. Oleh karena itu, studi lanjutan terhadap permasalahan ini perlu untuk dilakukan.
Selanjutnya, sebaiknya pada penelitian berikut pengukuran dengan skala interval menggunakan skor genap (1 ? 6) untuk menghindari jawaban yang tidak memberi penìlaian. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T3100
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Ali
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari dimensi-dimensi kenyamanan berbelanja online terhadap niat membeli kembali melalui perceived value pada pengguna online marketplace Bukalapak. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif melalui metode survei berdasarkan purposive sampling terhadap populasi. Responden dalam penelitian ini didapatkan melalui online questionnaire. Data yang didapatkan diolah menggunakan SPSS melalui path analysis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan yang dimiliki dalam model penelitian signifikan. Pada penelitian ini ditemukan hasil bahwa search convenience dan transaction convenience pada kenyamanan berbelanja online berpengaruh terhadap perceived value secara positif dan signifikan. Kemudian, diketahui bahwa search convenience dan perceived value memiliki pengaruh niat membeli kembali secara positif dan signifikan. Selain itu penelitian ini menemukan hasil bahwa perceived value berhasil menjadi mediator untuk variabel search convenience, dan transaction convenience.

This study aims to analyze the effect of online shopping convenience dimensions on repurchase intentions through perceived value for users of the online marketplace Bukalapak. The study used a quantitative approach through a survey method based on purposive sampling of the population. Respondents in this study were obtained through an online questionnaire. The data obtained were processed using SPSS through path analysis. The results of this study indicate that the relationship in the research model is significant. In this study, it was found that search convenience and transaction convenience on the convenience of online shopping had a positive and significant effect on perceived value. Then, it is known that search convenience and perceived value have a positive and significant effect on repurchase intention. In addition, this study found that perceived value succeeded in being a mediator for search convenience and transaction convenience variables."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Stenley
"Ketatnya persaingan antara mal di Kota Jakarta membuat setiap manajemen mal yang ada di Jakarta berlomba-lomba memuaskan pengunjung mal dengan tujuan dapat bertahan dalam industri untuk jangka waktu yang lama. Atribut mal merupakan sarana untuk memenuhi dan meningkatkan kepuasan pengunjung mal. Tujuan pertama penelitian ini adalah untuk mengetahui atributatribut mal yang membantu meningkatkan kepuasan pengunjung mal saat berbelanja. Motivasi berbelanja terdiri dari dua yaitu motivasi berbelanja hedonik dan utilitarian. Dengan mempertimbangkan motivasi berbelanja pengunjung, tujuan kedua dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui atribut mal apa saja yang hubungannya terhadap kepuasan pengunjung akan lebih kuat pada pengunjung yang memiliki kecenderungan motivasi berbelanja hedonik, dan atribut mal apa saja yang hubungannya terhadap kepuasan pengunjung akan lebih kuat pada pengunjung yang memiliki kecenderungan motivasi berbelanja utilitarian.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan SEM-PLS dengan aplikasi WarpPLS 3.0. Kuesioner disebar pada 236 responden. Berdasarkan pertanyaan afirmatif yang diberikan, responden terbagi menjadi dua, yaitu 116 pengunjung dengan kecenderungan motivasi berbelanja hedonik dan 120 pengunjung dengan kecenderungan motivasi berbelanja utilitarian. Hasil dari penelitian adalah atribut mal kenyamanan, kualitas toko di dalam mal, kualitas layanan pelanggan, dan suasana di dalam mal merupakan atribut mal yang berpengaruh positif terhadap kepuasan pengunjung. Pengaruh atribut mal kenyaman terhadap kepuasan pengunjung akan lebih kuat pada pengunjung yang memiliki kecenderungan motivasi berbelanja hedonik sedangkan pengaruh atribut mal kualitas toko di dalam mal dan kualitas layanan pelanggan terhadap kepuasan pengunjung akan lebih kuat pada pengunjung yang memiliki kecenderungan motivasi berbelanja utilitarian.

Intense competition between malls in Jakarta makes every mall management in Jakarta vying satisfy mall visitors with the aim to survive in the industry for long periods of time. Mall attributes are means to meet and improve visitor satisfaction. The first objective of this study was to determine the attributes of the mall that help improve visitor satisfaction. Shopping motivation are consists of two, they are hedonic shopping motivation and utilitarian shopping motivation. Taking into account the shopping motvation, the second objective of this research was to determine what mall attributes that effect to visitor satisfaction will be stronger on the visitors who have a hedonic shopping motivation tendency and what mall attributes that effect to visitor satisfaction will be stronger on visitors which have a utilitarian shopping motivation tendency.
In this study, the authors use the SEM-PLS with WarpPLS 3.0 applications. The questionnaire was distributed to 236 respondents. Based on the given affirmative question, respondents were divided into two, namely 116 visitors with a hedonic shopping motivation tendency and 120 visitors with utilitarian shopping motivation tendency. Results of the study are mall attributes of comfort, quality of retailer, the quality of customer service, and mall environment have positive effect on visitor satisfaction. The effect of confortable attributeto visitor satisfaction will be stronger for the visitors who have a hedonic shopping motivation tendency while the effect of quality of retailer and quality of customer service to visitor satisfaction will be stronger to the visitors who have a utilitarian shopping motivation tendency."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Zafira
"

Penelitian saya membahas mengenai pengaruh campuran penyewa pada harga sewa antar pusat perbelanjaan di Indonesia. Secara tidak langsung pengalaman arsitektur pada pusat perbelanjaan akan mempengaruhi harga sewa, sehingga penting untuk mengkuantifikasinya. Campuran penyewa merupakan salah satu faktor yang meningkatkan pengalaman arsitektur. Saat ini belum tersedia mekanisme untuk mengestimasi pengaruh pengalaman arsitektur terhadap harga sewa pusat perbelanjaan. Penelitian terdahulu masih menggunakan kategori yang berlaku pada negara luar. Penelitian saya mengestimasi pengaruh pengalaman berbelanja yang diwakilkan oleh campuran penyewa, terhadap harga sewa pusat perbelanjaan di beberapa kota di Indonesia. Strategi penelitian ini adalah transformatif bertahap, yakni diawali dengan metode kualitatif kemudian metode kuantitatif. Metode kualitatif akan mengonfirmasi variabel untuk digunakan pada metode kuantitatif. Terdapat 49 sampel pusat perbelanjaan berdasarkan kota, jenis pusat perbelanjaan, dan ketersediaan denah. Temuan akhir penelitian saya adalah bahwa prediktor harga sewa pada pusat perbelanjaan merupakan besar toko dan jumlah variasi toko dalam sebuah pusat perbelanjaan. Besar toko dapat dihitung berdasarkan nomor unit dan blok. Besar toko berdasarkan nomor unit berpengaruh pada harga sewa sebesar Rp.1.318,33 per meter persegi per bulan pada setiap kenaikan 1 meter perseginya. Sementara itu, setiap naiknya 1 meter persegi besar toko berdasarkan blok akan menaikkan harga sewa senilai Rp. 1.116,67 per meter persegi per bulan. Jumlah variasi toko memiliki pengaruh positif sebesar Rp.835,59 per meter persegi per bulan dalam setiap bertambahnya 1 merek pusat perbelanjaan. Semakin besar toko-toko yang ada dan semakin beragam variasi toko pada pusat perbelanjaan akan meningkatkan harga sewa suatu pusat perbelanjaan. Penelitian saya dapat digunakan oleh pengelola pusat perbelanjaan untuk mengestimasi harga sewa yang ditawarkan pada penyewa menurut aspek pengalaman arsitektur dan campuran penyewanya.

 


My research discusses the effect of tenant mix on rental prices between shopping centers in Indonesia. Indirectly, architectural experience in shopping centers will affect rental prices, so it is important to quantify them. Tenant mix are one of the factors that enhance architectural experience. There is currently no mechanism available to estimate the effect of architectural experience on shopping center rental prices. Previous research still uses categories that apply to foreign countries. My research estimates the effect of shopping experience represented by tenant mix on the rental prices of shopping centers in several cities in Indonesia. The strategy of this research is a gradual transformative, which begins with qualitative methods then quantitative methods. Qualitative methods will confirm variables to be used in quantitative methods. There are 49 samples of shopping centers by city, types of shopping centers, and availability of plans. The final finding of my study is that the predictor of rental prices in shopping centers is a store area and the number of variations of stores in a shopping center. Store size can be calculated based on unit numbers and blocks. The size of store based on unit number has an effect on the rental price of Rp. 1,318.33 per square meter per month for each increase of 1 square meter. Meanwhile, every 1 square meter increase in store size by block will increase the rental price by Rp. 1,116.67 per square meter per month. The number of store variations has a positive influence of Rp.835.59 per square meter per month in every increase in 1 brand. The larger the existing shops and the more diverse variations of stores in shopping centers will increase the rental price of shopping center. My research can be used by shopping center managers to estimate the rental prices offered to tenants according to aspects of architectural experience and tenant mix.

 

"
2019
T53186
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhel Rachmat Riafdy
"Fenomena berbelanja saat ini sangat marak dengan adanya E- Commerce atau gaya berbelanja online berpengaruh terhadap area Shopping Centre yang mana menawarkan barang jualan offline sehingga mengalami penurunan aktivitas kunjungannya. Selain itu, penyebab lainnya yaitu mewabahnya virus covid-19 yang mana menjadi penyebab menurunnya kunjungan. Selain itu, walaupun seluruh pusat komersil terkena dampak dari isu virus Covid-19, sistem berbelanja online dan aspek lainnya, dengan mengangkat studi kasus Grand Indonesia Shopping Town yang termasuk memilki dampak kecil dari segi intensitas aktifitas kunjungannya. Dengan melihat elemen-elemen yang membentuk representasi mental pengunjung untuk mengunjungi kembali area tersebut dalam hal arsitektural melalui metoda kuisioner terhadap pengunjung yang sering berkunjung dengan pendekatan Sense of Place dari Indikator Panca Indera dan deskripsi persepsi preferensi pengunjung. Hasil penelitian menjabarkan responden cukup memiliki pengalaman-pengalaman ruang positif dari berbagai indikator aspek panca Indera dan dari hasil area mayoritas di gemari pengunjung diantaranya seperti adanya keunikan dan identitas area ruang per lantai, pemaksimalan view pada area sisi tepi bangunan, identitas orisinil atraksi di mall, konsep ruang tunggu yang tinggi, furnitur yang unik, serta kelengkapan fasilitas area menjadi hal yang mendasar dalam yang menstimulasi pengunjung untuk berkunjung ulang pada Grand Indonesia Shopping Town.

The phenomenon of E-Commerce or online shopping is very widespread today. In addition, the outbreak of the Covid-19 virus has caused the intensity of Shopping Mall visits to decrease. Although all commercial centers have been affected by the Covid-19 virus issue, the online shopping system and other aspects, by raising the case study of Grand Indonesia Shopping Town, which includes a small impact from his visiting activities. With the elements that make up the mental representation of visitors to revisit the area in terms of architecture through a questionnaire display method for frequent visitors with the Sense of Place approach from the Five Senses Indicator and a description of visitor preferences. The results of the study describe respondents who have quite positive spatial experiences from various indicators of the five sensory aspects and from the results of areas that are favored by visitors including the uniqueness and identity of the space per floor, maximizing the appearance on the edge of the room. the building, the original identity of the attraction in the mall, the tall waiting room, unique furniture, and complete area facilities are the basic things that stimulate the concept of visitors to visit again at Grand Indonesia Shopping Town."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Puji Sulystio Handayani
"Fenomena perubahan fungsi jalan di kawasan shopping street merupakan suatu fenomena baru yang diterapkan dalam penataan kawasan perbelanjaan. Perubahan fungsi jalan dari jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor menjadi jalur khusus pedestrian ini lahir dari tuntutan kebutuhan manusia terhadap kawasan perbelanjaan yang aman, nyaman dan menyenangkan. Faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya adalah karena menurunannya kualitas lingkungan di kawasan perbelanjaan, dan karena area parkir yang tidak memenuhi persyaratan baik secara kualitas maupun kuantitas dalam menampung pengunjung yang datang ke kawasan tersebut.
Fenomena pembahan fungsi jalan di lcawasan perbelanjaan ini membawa keuntungan bagi berbagai pihak, baik pengunjung, penjual, masyarakat sekitar maupun pemerintah sendiri terutarna karna menciptakan pengaturan sirkulasi yang lebih baik, menghidupkan perekonomian kawasan setempat, serta meningkatkan kualitas kondisi lingkungan fisik dan sosial. Hanya saja untuk menawarkan suatu ide baru yang membawa konsekuensi perubahan kultur dan kebiasaan dalam masyarakat tidaklah mudah. Maka sebelumnya diperlukan sosialisasi kepada masyarakat, agar mereka dapat memahami dan mendukung salah satu program pemerintah ini, dan juga kesiapan serta kesatuan antara pemerintah dan masyarakat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S48225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>