Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162206 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setiawati
"Belum optimalnya pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat. hal ini ditunjukkan dari keluhan klien yang dirawat di rumah sakit Immanuel dari 6 keluhan: 2 ditujukan perawat kurang perhatian terhadap klien, 1 keluhan kurang tanggap terhadap keluhan klien dan 3 keluhan kurang memperhatikan fasilitas yang ada di ruangan sehingga perlu dilakukan studi penelitian yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat pelaksana di IRIPM rumah sakit Immanuel Bandung. Populasi pada penelitian ini seluruh klien dewasa yang dirawat di IRIPM rumah sakit Immanuel Bandung, berjumlah 5 ruangan, rata-rata selama bulan Januari - Maret 2005 sebanyak 2494 orang. Jumlah sampel 106 orang, menggunakan teknik random sampling dengan metode quota.
Desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekalan cross sectional, instrumen berupa kuesioner dibuat sendiri, telah diuji validitas kuesioner A (Alpha Cronbach=0.7793), kuesioner B sebesar 0.9758 dan reabilitas r > r table. Data dianalisis secara univariat, bivariat (Chi-Square), dan multivarat untuk uji regresi logistik.
Hasil penelitian secara umum 69% dari responden puas terhadap perilaku caring perawat pelaksana, persepsi klien 90% responden puas terhadap sembilan komponen perilaku caring hasil analisis korelasi dengan a = 0.05 ada hubungan yang signifikan antara faktor pendidikan, penghasilan, status pernikahan dan image dengan kepuasan klien terhadap perilaku caring perawat pelaksana. Kesimpulan penelitian ini dari kcsembilan komponen perilaku -caring ada satu dimensi tentang kesabaran berada di kuadran satu (harapan tinggi kinerja rendah). hal ini bisa disebabkan karena tidak sesuainya pendistribusian perawat masing-masing ruangan, faktor pribadi/sifat perawat itu sendiri, pihak rumah sakit perlu memperhatikan dan memperbaiki kinerjanya dengan cara: melakukan test psikotest pada saat penerimaan perawat baru, meninjau ulang pendistribusian perawat.

Still not maximally health services and nursing to society. So that is complaint from client that to be cared in hospital Immanuel Bandung from six complaint: two target less nurses attention to client, one complaint dacible awareness to client ant three complaint distention facility that is there in wards that mean for to know factors that correlation with satisfaction client to attitude caring nurses provider in installation of ward live center medic of hospital Immanuel Bandung. Populace in this research all of adult client that be caring in installation of ward live center medic hospital Immanuel Bandung total of ward 5 Aproximality as long as 3 last month (January - March 2005) total 2494 peoples. Sample 106 people, for every ward using technical random sampling with method quota.
The sign of this research analysis of descriptive with approach cross sectional, instrument as like as questioner make it. after test validities questioner A it cronbrach = 0.7793, questioner B 0.9758 and reability r > r table. Analysis data used univariat, bivariat (Chi-Square), and multivariat.
The result of this research infects 69% from respondent satisfaction to attitude caring nurses? provider and assumption to client >90% satisfaction to nine attitude caring .result of analysis correlation with a=0.05 there is correlation that significant between factor education, result cost living, status marriage and image with satisfaction client to attitude caring nurses provider. In conclusion this research from nine attitude caring there is one dimension about loyal that in quadrant one (Expectation high but performance low) so it is cause of by floe equal distributions of nurses or factor behavior/character nurses that is self, from hospital Immanuel Bandung need attention and correctly workers with method: used psikotest recruitment new nurses and evaluation distributions nurses.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18681
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Riama Marlyn
"Nilai-nilai budaya di Rumah Sakit Umum Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (RSU FKUKI) dirasakan belum melekat karena proses sosialisasi nilai-nilai budaya rumah sakit belum optimal dan terprogram dengan baik sehingga nilai-nilai inti budaya tersebut belum dijadikan dasar setiap pegawai dalam melaksanakan pekerjaan. Pada satu sisi yang lain, dirasakan produktivitas kerja perawat belum optimal dan masih perlu ditingkatkan. Berbagai konsep teori menjelaskan bahwa nilai-nilai budaya organisasi yang dianut secara intensif akan memberikan dampak dalam pencapaian tujuan organisasi dan produktivitas kerja (Robbins, 1996; Ndraha, 1997). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran hubungan persepsi perawat pelaksana tentang budaya organisasi dengan produktivitas kerja di RSU FKUKI. Penelitian ini merupakan penelitian descriptive correlational yang pengumpulan datanya secara cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di RSU FKUKI. Junnlah sampel 136 perawat. Instrumen yang digunakan adalah instrumen budaya organisasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana yang telah dimodifikasi dan telah disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Instrumen budaya organisasi terdiri dani 60 pemyataan dan instrumen produktivitas keija terdiri Bari 41 pemyataan. Hasil uji coba validitas dan reliabilitas instrumen menggunakan Alpha Cronbach dengan hasil alpha antara 0,7194 --- 0,8566 (instrumen budaya organisasi) dan alpha antara 0,7684 - 0,8707 (instrumen produktivitas kerja). Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif, chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian adalah sebanyak 52,2% perawat pelaksana mempersepsikan produktivitas kerja kurang dan sebanyak 51,5% perawat pelaksana mempersepsikan budaya organisasi kurang. Perawat pelaksana yang mempunyai persepsi kurang terhadap budaya organisasi mempunyai produktivitas kerja rendah. Faktor yang berhubungan bermakna dengan produktivitas kerja perawat pelaksana adalah tingkat pendidikan dan keterlibatan. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana adalah keterlibatan .
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka saran yang dapat diberikan adalah melibatkan perawat dalam pembuatan kebijakan, tata tertib, peraturan, ritual yang berlaku di rumah sakit dan melibatkan perawat sebagai bagian dalam tim pelayanan di rumah sakit secara utuh, melibatkan perawat dalam sosialisasi budaya organisasi, meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan perawat pelaksanan serta melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang diduga mempengaruhi produktivitas kerja dan budaya organisasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrum
"Persepsi merupakan proses psikologis dalam menginterpretasikan sesuatu. Dalam proses persepsi terjadi proses pemililihan dan penilaian, sehingga informasi yang diinterpretasikan dapat dihayati dengan tepat. Persepsi terhadap kemampuan tindakan keperawatan terpilih adalah merupakan penilaian individu (mahasiswa) terhadap kemampuannya untuk melakukan tindakan keperawatan terpilih yang sudah dipelajari dan dipraktekkan. Persepsi seseorang terhadap sesuatu sangat dipengaruhi oleh karakteristik personal yang bersifat afektif seperti kepribadian (konsep diri, disiplin diri), minat, dan pengalaman masa lalu. Dengan mengetahui hubungan faktor afektif dengan persepsi akan dapat memberikan masukan yang bermanfaat untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di Akademi Keperawatan dimasa mendatang.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi dan menganalisis hubungan antara faktor afektif dengan persepsi mahasiswa terhadap kemampuannya melakukankan tindakan keperawatan terpilih. Disain penelitian cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Akademi Keperawatan YPTK Solok tahun ajaran 1999/2000. Sampel diambil secara total sampling sebanyak 165 orang yang terdiri dari mahasiswa tingkat I 58 orang, tingkat II 59 orang dan tingkat III 48 orang.
Hasil penelitian menggambarkan 58.8 % dari responden sebagai mahasiswa Akademi Keperawatan YPTK Solok mempersepsikan/menilai diri mereka mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih. Dengan analisis bivariat, sebanyak 3 (tiga) variabel independen semuanya menunjukan adanya hubungan yang signifikan dengan variabel dependen. Pertama, responden yang berminat terhadap keperawatan menilai dirinya 14,118 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden yang kurang berminat. Kedua, responden dengan konsep diri positif menilai dirinya 5,628 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden dengan konsep diri negatif. Ketiga, responden yang berdisiplin menilai dirinya 4,595 kali lebih mampu melakukan tindakan keperawatan terpilih dibandingkan dengan responden yang kurang berdisiplin.
Hasil uji multi variat dengan logistic regression terhadap 3 (tiga) variabel independen menunjukan semua variabel signifikan. BiIa melihat pada nilai p, yang paling sifnifikan secara berturut-turut adalah variabel minat terhadap keperawatan, variabel konsep diri, dan variabel disiplin diri. Model ini dapat diterima karena dapat menjelaskan 81,82 %.
Rekomendasi dalam penelitian ini ialah perlunya memperhatikan faktor afektif mahasiswa untuk mencapai hasil pembelajaran yang optimal. Dalam proses pembelajaran sangat penting peranan pengajar menumbuhkembangkan minat dan konsep diri mahasiswa serta menanamkan disiplin dengan segala hentuk peran yang diperankan pengajar dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya ketiga faktor ini memberikan konstribusi terhadap kemampuan mahasiswa melakukan tindakan keperawatan terpilih.
Relationship the Affective Factor and Perception Towards Critical Nursing Interventions of Nursing Academic Students of YPTK in Solok, Academic Year 1999/2000Perception is psychological process in interpreting something. In processing perception occurs process of choosing and evaluating, therefore interpreted information can be comprehended fully. Perception towards critical nursing intervention ability is students' judgments towards their ability to carry out critical nursing interventions that have been learn and practiced. Individual perception is so much influenced by affective personal characteristics e.g. personality - self-concept - self discipline, and interest. In studying relationship between affective factor and students' perception should give benefit input in teaching and learning process at the Nursing Academic.
This research aimed to get information and analyze the relationship between affective factor and student' perception towards their ability to carry out the critical nursing interventions. The research design is cross-sectional study. The research population is nursing academic students of YPTK in Solok, academic year 199912000. Sample were taken total sampling, add up to 165 people that consist of 58 the first year students, 59 the second year students, and 48 the third year students.
The results of this research described 58.8 percents of respondents as nursing academic students of YPTK in Solok percept their self that they are able to carry out the critical nursing interventions. In analyzing bivariat, of three independent variables, all of them showed their significant relationship. first, the respondents who interested to nursing would percept their self are 14.118 times able to carry out the critical nursing interventions than they lack of interest. Second, the respondents who have positive self-concept would percept their self are 5.628 times able to carry out the critical nursing interventions than they have negative self-concept, Third, the respondents who have positive self-concept would percept their self are 5.628 times able to carry out the critical nursing interventions than they are lack of discipline.
The results of multivariate analyze using logistics regressions for all independent variables showed significantly. Based on p value, the very significant in successions; are variable of interest to nursing, variable of self-concept, and variable of self-discipline. This model can be used because it should describe 81.82 percents.
Recommendations on this study are important to see about the affective students' factor to reach the result of teaching and learning optimally. The lecturer role in teaching and learning process is very important to develop or stimulate the students' interest and self-concept, and stimulate growth their discipline. So that, these factors may be contribute their abikities to carry out the critical nursing interventions.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Maulidiyah
"Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana sikap Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPN1) terhadap kebijakan Departemen Kesehatan mengenai pembentukan program Diploma IV Kesehatan di Indonesia. Studi ini menarik dilakukan karena secara tidak Iangsung terjadi diskriminasi pendidikan terhadap profesi perawat. jika profesi dokter dan dokter gigi memiliki basic pendidikan Sarjana, maka seharusnya profesi perawat juga memiliki basic pendidikan Sarjana.
Teori-teon yang digunakan sebagai slat analisis dalam penelitian ini, yaitu: Teori Demokrasi, Teori Negara dan Masyarakat Sipil dan Teori Kebijakan Publik. Adapun metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan menggunakan instrumen penelusuran literatur dan studi lapangan (field research) melalui wawancara mendalam (indepth interview) dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap masalah pendirian Diploma IV Kesehatan ini.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Persatuan Perawat Nasional Indonesia menolak kebijakan Departemen Kesehatan tersebut. Penolakan ini teijadi karena kebijakan yang dibuat oleh Negara tidak memperdulikan aspek Good Governance, yakni tidak melibatkan masyarakat, dalam hal ini organIsasi profesi, dalam proses pembuatannya. Sikap ini juga diambil PPN1 bergandar pada kepentingan pengembangan profesi sesuai standard intemasional guna mengantisipasi era global. PPNI meminta pihak-pihak yang berkepentingan terhadap tenaga kesehatan (perawat) untuk tetap konsisten dengan Struktur Sistem Pendidikan Keperawatan profesi yang telah dibuat pada tahun 1996. PPNI juga meminta dukungan terhadap program konversi yang dibuat (Iulusan D III menjadi Sarjana Keperawatan).
Penelitian ini juga memperlihatkan terjadinya dualisme pengelolaan pendidikan tenaga kesehatan antara Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Kesehatan. Jika pendidikan profesi perawat harus memiliki basic pendidikan sarjana, berarti pengelolaan harus dilakukan Departemen Pendidikan Nasional. Oleh karena itu, pendirian Diploma IV ini disinyalir sebagai upaya Departemen Kesehatan agar tidak kehilangan hak pengelolaan pendidikan tenaga kesehatan. Dengan kata lain, Departemen Kesehatan tidak ingin kehilangan sumber pemasukannya dari sektor pendidikan.
Teori-teori yang digunakan, yakni Teori Demokrasi, Teori Negara dan Masyarakat Sipil, dan Teori Kebijakan Publik, tidak terbantahkan. Teori-teori tersebut sesuai dengan temuan lapangan. Dengan demikian, implikasi teoritis atas penelitan ini adalah berupa penegasan (confirmation).

This study is aimed to explore the attitude of the Indonesian Nurses National Association (PPNI) towards the Health Department's policy on the founding of the 4th DipIoma in Health education program in Indonesia. This study is important because it relates indirectly to the discrimination happened in education for professional nurses, where professional medical doctor and dentist need to have a bachelor level of education, the professional nurses should also have the same level of education.
Theories used as analytical tools in this research are theories on democracy, state and civil society and on public policy. This research used a qualitative method by using literature study and field research through in-depth interview with sources related to the founding of this education program.
This research shows that the PPNI rejected this policy due to the ignorance of the state towards the good governance aspect by not including the society, particularly the professional organizations in its policy making process. PPNI took a stand on the interest of developing the nursing profession according to the international standard in order to anticipate the rapid globalization. PPNI demands those who have interests in health workers (nurses) to consistently implement the 1996 Professional Nurses Education System. PPNI also demands for a conversion program for those graduated from 3rd Diploma the same as a bachelor degree in nursing.
This research also shows the dualistic education management of health worker between the National Education Department and the Health Department. If the nursing professional education has to have a bachelor degree as its basic education level, it means the management has to be done by the National Education Department. Hence, the forming of the 41h Diploma may be considered as a way of the Health Department to retain its rights in education management of health workers. In other words, the Health Department does not want to lose its income source from educational sector.
Theories used in this research such as theories on democracy, state and civil society, and public policy are unchallenged. These theories are confirmed by the findings from the study. Hence, this research has a confirming theoretical implication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22528
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat,Veronika
"Pendahuluan: Perilaku caring merupakan aspek fundamental perawat dalam melakukan asuhan keperawatan meliputi sikap, pengetahuan dan ketrampilan secara profesional yang berdampak terhadap pelayanan dan asuhan keperawatan serta keselamatan pasien. 
Tujuan: untuk mengidentifikasi hubungan karakteristik kepribadian dengan perilaku caring perawat. 
Metode: Menggunakan rancangan cross sectional dengan sampel berjumlah 124 perawat yang bekerja di RS Pemerintah Jakarta. Instrumen penelitian terdiri dari karakteristik perawat, perilaku caring perawat, karakteristik model kepribadian Core Self Evaluation (CSE) dan karakteristik tipe kepribadian Dominance, Imfluence, Steadiness dan Compliance (DISC). Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen perlaku caring yaitu 0,361 – 0,784  (cronbach’s alpha 0,835) dan hasil model kepribadian CSE yaitu 0,361-0,834 (cronbach’s alpha 0,789).
Hasil: Karakteristik model kepribadian CSE mempunyai hubungan yang sedang dan arah positif (p=0,0001, r=0,496) dengan perilaku caring, dan yang paling besar korelasinya adalah self efficacy  (p = 0,0001, r = 0,528), dan yang paling rendah korelasinya emotional stability (p= 0,0006, r = 0,243).  Sedangkan tipe kepribadian DISC dan karakteristik perilaku caring perawat tidak mempunyai hubungan (p>0,05). 
Kesimpulan: karakteristik model kepribadian CSE berhubungan dengan perilaku caring perawat sedangkan karakteristik tipe kepribadian DISC dan karakteristik perawat tidak mempunyai hubungan dengan perilaku caring perawat. Rekomendasi mempertimbangkan penelitian selanjutnya hubungan karakteristik kepribadian perawat dengan perilaku caring perawat menurut persepsi pasien.

Introduction: Caring behavior is a fundamental aspect of nurses in carrying out nursing care including attitudes, knowledge and professional skills that have an impact on nursing care and care and patient safety. Objective: to identify the relationship between personality characteristics and nurse caring behavior.
Methods: Using a cross sectional design with a sample of 124 nurses who work in the Jakarta Government Hospital. The research instrument consisted of nurse characteristics, nurse caring behavior, Core Self Evaluation (CSE) personality model characteristics and Dominance, Imfluence, Steadiness and Compliance (DISC) personality types. The results of the validity and reliability test of the caring treatment instrument were 0.361 - 0.784 (cronbach's alpha 0.835).
The results  CSE personality model were 0.361-0.834 (cronbach's alpha 0.789). 0001, r = 0.496) with caring behavior, and the one with the highest correlation was self efficacy (p = 0.0001, r = 0.528), and the lowest correlation was emotional stability (p = 0.0006, r = 0.243). Meanwhile, the DISC personality type and the caring behavior characteristics of nurses had no relationship (p> 0.05). Conclusion: the characteristics of the CSE personality model are related to the caring behavior of nurses, while the characteristics of the DISC personality type and the characteristics of nurses have no relationship with the caring behavior of nurses. Recommendations to consider further research with different respondents, for personality characteristics using nurse respondents while caring behavior uses patient perceptions.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mila Triana Sari
"ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan nilai bersama yang dimiliki dan tercermin dalam prilaku
anggota organisasi. Budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan kinerja. Kinerja
perawat berperan penting dalam meningkatkan mutu layanan rumah sakit. Selain budaya
organisasi, faktor lain yang dapat mempengaruhi kinerja adalah gaya kepemimpinan
kepala ruang. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan budaya organisasi
dan gaya kepemimpinan kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana di RSD Raden
Mattaher Jambi. Disain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan
potong lintang (cross sectional) terhadap 143 perawat pelaksana yang diambil secara
proporsional sampling yang memenuhi kriteria inklusi. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner yang disusun berdasarkan elemen-elemen budaya organisasi, gaya
kepemimpinan, dan kinerja. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan seluruh
pernyataan dalam kuesioner adalah valid (0,368-0,841) dan reliabel (0,947). Analisis data
menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian adalah 58,7%
perawat pelaksana mempersepsikan budaya organisasi lemah, gaya kepemimpinan kepala
ruang berorientasi karyawan tinggi 53,1%, dan berkinerja baik 53,8%. Lebih lanjut
didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara budaya organisasi yang meliputi
keterlibatan, penyesuaian, konsistensi, misi dan gaya kepemimpinan kepala ruang
berorientasi karyawan dengan kinerja perawat pelaksana. Variabel yang paling
berhubungan dengan kinerja adalah penyesuaian, misi dan jenis kelamin sebagai variabel
confounding. Variabel penyesuaian merupakan variabel yang paling berhubungan dengan
kinerja perawat pelaksana. Rekomendasi penelitian: perlu mensosialisasi visi, misi dan
tujuan organisasi, dasar kebijakan, peraturan, diaplikasikan dalam aktifitas pelayanan
keperawatan; gaya kepemimpinan kepala ruang berorientasi pada perawat pelaksana
dengan membangun hubungan kerjasama yang baik melalui pelaksanaan pendekatan
interpersonal kepala ruangan kepada perawat pelaksana.

ABSTRACT
Organizational culture is a system of shared values by the organizations people to produce norms that powerfully shape the behavior of individuals in the organization. The strong organizational culture it will create with staff nursing performance inpatient wards.The best performance is reflected through the quality nursing care in hospital. The else organizational culture, which is one factors that can increase the nurse’s work performance is predicted to be contributed by leadership style of head nurse.The aim of this research is to give a description the relationship between organizational culture and leadership style of head nurse with work of nurse performance inpatients ward in Raden Mattaher general hospital Jambi. The design of this research was descriptif correlational with cross sectional method to 143 subject of nurse with proporsional sampling with inclusion criteria. The quesionaires were used to be valid and reliable. The validity and reliability test of the organizational culture, style leadership head nurse and the nurse performance instrument was validity (0,368-0,841) and reliability (0,947). In analyzes the research with univariate, bivariate and multivariate. The results of univariate analyzes described nurses who perceived weak to the organizational culture 58,7%, who style leadership head nurse was high 53,1%, and good nurses perfomance 53,8%. The conclution of the study showed that their was significant relationship between organizational culture and style leadership the head nurse with nurses performance. The variable responsibility, mission and gender are considered as the influential factors toward nurse performance and the most influential factor between of them is responsibility, mission. The dominant variable that correlated with nurses perfomance were responsibility. From this result can be sugested: Direction of Raden Mattaher hospital need to make socialization, vision, mission and goal of organization, empowered the nurses with opportunities through formal education or give trainings with patient nursing care and nursing leadership trainings for head nurse in Raden Mataher hospitali. To head nurses inpatient increased good relationship with the nurse provider’s and make interpersonal relation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Lestari
"Perilaku caring dapat membuat sikap perawat peduli terhadap kondisi pasien dan lebih bertanggung jawab. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara perilaku caring dengan sikap perawat terhadap end of life care di satu rumah sakit di Jakarta. Desain penelitian ini adalah deskripsi. Sampel data yang diambil 115 perawat di ruang ranap, dan ruang khusus dengan metode incidental sampling. Instrumen penelitian Caring Behavior Assessment Tool (CBA) untuk menilai perilaku caring, dan terjemahan The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying Scale (FATCOD) untuk menilai sikap perawat pada end of life. Hasil penelitian terdapat hubungan antara perilaku caring dengan sikap perawat terhadap end of life. Perilaku caring penting untuk dijadikan budaya dalam merawat setiap klien.

Caring behavior can make nurses care about the patient's condition and be more responsible. The purpose of this study was to determine the relationship between caring behavior and nurses' attitudes towards end-of-life care at a hospital in Jakarta. The research design is descriptive. The data sample was taken by 115 nurses in the concurrent room, and in a special room using the incidental sampling method. The research instrument is the Caring Behavior Assessment Tool (CBA) to assess caring behavior, and the translation of The Frommelt Attitude Toward Care of the Dying Scale (FATCOD) to assess nurses' attitudes towards end-of-life care. The results of the study found a relationship between caring behavior and nurses' attitudes towards end-of-life care. Caring behavior is important to become a culture in caring for each client."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Rayatin
"ABSTRAK
Model kepemimpinan kepala ruangan dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan asuhan keperawatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan model kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana. Metode penelitian menggunakan cross sectional, proses analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian didapatkan model kepemimpinan yang berhubungan dengan kinerja adalah servant, visioner, dan transaksional. Model kepemimpinan yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah servant (p value 0,0001; α= 0,05; CI: 2,733-11,853; Odd Ratio: 5,691). Kepala ruangan yang dipersepsikan oleh perawat pelaksana menggunakan model kepemimpinan servant berpeluang meningkatkan kinerja perawat pelaksana sebesar 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipersepsikan menggunakan model kepemimpinan servant. Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan RSAB Harapan Kita khususnya untuk kepala ruangan dapat menggunakan model kepemimpinan servant dalam peran dan fungsinya untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana.

ABSTRACT
Head nurse leadership model can improve the performance of nurses in providing nursing care. The purpose of this study was to identify the correlation between the head nurse leadership model and the nurses? performance. This study applied a cross-sectional method. Data were analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyzes. The results showed that the leadership model related to the performance were servant, visionary, and transactional. The most dominant leadership model related to the performance was servant (p value= 0.0001; α= 0.05, CI: 2.733 to 11.853; odds ratio: 5.691). Head nurses that were perceived by nurses as using the servant leadership model had opportunity to improve the nurses? performance 5 times higher than those who were not perceived as using the servant leadership model. It is recommended that the head of Harapan Kita Hospital, especially the head nurses, to apply the servant leadership model in their roles and functions to improve the nurses? performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwiek Liestyaningrum
"Sumberdaya manusia yang terbanyak di rumah saldt adalah perawat. Oleh karena itu diperlukan adanya penataan terhadap profesi perawat. Begitu juga halnya yang terjadi di RSAL dr. Mintohardjo pada saat peneliti melakukan residensi guna pengamatan terhadap manajemen keperawatan bulan Desember 2004. Selama residensi didapatkan data bahwa 1) sebesar 66% perawat pelaksana tidak melakukan tugas sesuai uraian tugas, 2) sebesar 33% perawat merasa kesulitan saat merumuskan diagnosa keperawatan, implementasi, dan evaluasi, serta 3) adanya kepala ruangan yang jarang melakukan supervisi disaat perawat bekerja memberikan asuhan keperawatan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan persepsi perawat pelaksana tentang pengawasan kepala ruangan dengan kinerja di ruang rawat inap RSAL dr. Mintohardjo. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross sectional.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan karakteristik perawat pelaksana sebagian besar (75%) berusia kurang dan 35 tahun, 87,1% perempuan; 64,4 % lulusan D III Keperawatan dan S1 Keperawatan; 83,2% belum pernah mengikuti kursus keperawatan; 52,5% perawat pelaksana mempersepsikan kepala ruangan kurang melakukan koordinasi dengan baik dan 67,3% perawat pelaksana mempunyai kinerja yang kurang baik. Pengawasan yang berhubungati dengan kinerja adalah disiplin dan informasi, dan subvariabel pengawasan adalah yang paling berhubungan dengan kinerja adalah disiplin. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menyarankan kepada pimpinan rumah sakit, agar tetap mempertahankan faktor disiplin sebagai faktor peningkatan kinerja pada perawat pelaksana, serta meningkatkan faktor subvariabel pengawasan lainnya yang dapat meningkatkan kinerja perawat pelaksana, dan meningkatkan jenjang pendidikan formal perawat kearah yang lebih tinggi. Untuk memperoleh hasil yang lebih balk diperlukan penelitian lanjutan, yaitu adanya penelitian pengawasan yang dilakukan oleh kepala ruangan terhadap kinerja perawat pelaksana dengan subyek kepala ruangan sebagai responden, kemudian dibandingkan hasilnya dengan hasil yang telah peneliti peroleh. Dari hasil tersebut dapat terlihat apakah ada perbedaan pandang tentang pengawasan.

Generally, the most human resources management in hospital are nurses, so it is really important to do the observation in that profession. So as the researcher did the observation in the Navy Hospital, dr. Mintohardjo in December 2004, the data has shown that 66% nurses, haven't clone their job according to the job description; 33% nurses, found difficulties in formulating the diagnose of nursing, implementation and evaluation; It happened that the room leader rarely conducted supervision by the time the nurse did their job. To improve the nursing service quality, the researcher has done research about the correlation between nurse perception on room leader perception with appraisal performance in the overnight treatment room in the Navy Hospital, dr. Mintohardjo. The method that had been used was cross sectional approach.
The result from this research as follows: From nurse individual characteristic analysis shown that almost 75% under the age of 35 years old, 87,1% female, 64,4% graduated with diploma and under graduate certificate in nursing, 83,2% never join nursing course, 52,5% had their perception that the room leader lacked of coordination and 67,3% had negative appraisal performance in it. The result of supervision of sub-variable analysis which had relation with appraisal performance were discipline, power, information and deviation as a caution. And the most influencing point was discipline. With the result of my research that I had done, I would like to suggest to the head of the hospital to maintain discipline factor as to improve appraisal performance of nurse by developing other sub-variable supervision factors that can improve work environment of nurse and also enhancing formal eduction of nurse through higher education. To get better result, need further research by conducting supervision research which is carried out by room leader through nurse appraisal performance by using room leader as respondent and then comparing the result by the result that I had done. From that result, it can be shown if there is different opinion about the supervision.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18401
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Suhartini
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasional yang
bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana hubungan kekuasaan kepemimpinan
dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSUD. Waluyo Jati Kraksaan. Populasi
penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana di 7 (tujuh) ruang rawat inap. Jumlah
sampel penelitian ini adalah 62 perawat dilakukan secara total populasi tetapi ada 3
perawat yang keluar dari sampel karena sedang cuti melahirkan. Untuk analisa data
dimulai dari uji univariat, bivariat dan dilanjutkan dengan uji multivariat. Hasil
penelitian menggambarkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kekuasaan
imbalan dengan kinerja, dan tidak ada hubungan antara paksaan, otoritas, referen dan
keahlian dengan kinerja perawat. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa yang
paling berhubungan dengan kinerja perawat adalah kekuasaan imbalan karena
mempunyai nilai OR terbesar yaitu 9,16 artinya kekuasaan imbalan yang
dilaksanakan dengan baik mempunyai peluang 9,16 kali mengasilkan kinerja yang
baik setelah dikontrol oleh kekuasaan paksaan, otoritas, referensi, keahlian dan jenis
kelamin. Sebagai pemimpin dalam hal ini adalah kepala ruangan haruslah memiliki
kemampuan yang tinggi dalam memberdayakan orang lain, sejalan dengan
kemampuan itu, tersirat dalam tanggungjawab dalam menggunakan kekuasaannya.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan perlu meningkatkan kualitas dan
kuantitas dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, perawat perlu diberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan pengembangan ketrampilan. Usulan
penelitian selanjutnya adalah perlunya dilakukan kajian lebih mendalam dengan menggunakan metode komparasi antara kekuasaan kepemimpinan dengan kinerja perawat.

ABSTRACT
This research is a correlational a descriptive design that has purposed to identify the relationship between leadership power and nurse performances in the ward of RSUD Waluyo Jati Kraksaan. The population of the research involved 7 in the ward and 62 nurses participated in the study ( 3 nursess ware excluded due maternity live). A site of data analysis was conducted consisted of univariat, bivariat and multivariate tests. The finding demontraited that there is significant correlation between reward power and nurse performances. On the other hand there was no significant correlation
between legitimate, coercive, referent and expert powers and nurse performances. The multivariate analysis showed that nurse performances has the most correlation with reward power as shown by odd ratio 9,16 which means that the better reward power has for 9,16 times opportunity to projuse better performance after being
controlled by coercive legitimate, referent and expert powers, etc and gender. The finding also reafil had nurse as a ward leader should process a high ability in empowering others. In addition has care provider needs to improve there ward performance and responsible by attending ferther education and training. This research recommens a ferther research using depth an interview methods or compatarive design. "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>