Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 138383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fifana Kesumadewi
"Rumah Sakit Haji Jakarta (RSHJ) adalah institusi pelayanan kesehatan yang memiliki budaya organisasi islami. Hal ini ditekankan dalam misi - visi, keyakinan dan nilai dasar Rumah Sakit Haji Jakarta. Di lain pihak, tidak dapat dipungkiri, bahwa RS Haji Jakarta saat ini juga merupakan suatu organisasi bisnis, dimana harus dikelola sebagaimana layaknya suatu organisasi bisnis, yang harus mampu menutupi seluruh biaya operasional dan pengembangan rumah sakit yang ditujukan bagi peningkatan pelayanan. Hal tersebut wajar, karena pelayanan rumah sakit tidak terlepas dari pembiayaan, investasi dan sejenisnya yang memerlukan suatu pengelolaan yang baik. Pengelolaan organisasi RSHJ untuk mencapai misi dan visinya harus didukung dengan strategi dan budaya organisasi yang efektif. Sebagai rumah sakit bernafaskan Islam, RSHJ perlu mempunyai strategi rumah sakit yang berperspektif syari 'ah dan menjadi sarana untuk mempermudah implementasi budaya organisasinya yang berdasarkan nilai-nilai inti yang Islami.
Penelitian ini bertujuan uutuk menganaisis budaya organisasi lslami di RS Haji Jakarta, dengan fokus untuk mengetahui gambaran Budaya Organisasi lslami yang ada di Rumah Sakit Haji Jakarta saat ini berdasarkan nilai dan perilaku individu, nilai dan perilaku antar individu serta nilai dan perilaku kepemimpinan. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana penerapan Budaya Organisasi Islami RSHJ pada seluruh karyawan/anggota organisasi serta mengetahui informasi berkenaan dengan hambatan-hambatan dalam pembinaan/penerapan Budaya Organisasi Islami tersebut.
Penelitian ini adalah penelitian deskliptif analitik yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan metode penelitian kualitatif. Besar sampel minimum yang diambil pada penelitian ini menggunakan rumus dari Lemeshow, S. (1993) dan Ariawan, I. (1998) dengan cara simple random sampling dan dari perhitungan dengan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel minimum sebesar 96 responden. Untuk pemilihan informan menggunakan cara purposive (sengaja dipilih) yang terdiri dari Direktur dan Direksi/ Kepala Bidang RSHJ, kmyawan RSHJ serta pasien RSHJ.
Secara umum angka rata-rata persepsi responden terhadap 20 variabel budaya organisasi Islami di RSHJ Saat ini berada pada interval 2,00 - 2,99, dimana nilai rerata (mean) total adalah 2.6959 dan standar deviasi 0.1750. Ini berarti RSHJ mempunyai budaya yang sedang atau tidak lemah namun juga tidak kuat. Responden yang adalah karyawan RSHJ beranggapan bahwa variabel interaksi dengan bawahan (AI Udwiyah) merupakan variabel terlernah sedangkan yang paling kuat adalah variabel penampilan fisik yang Islami.
Budaya Organisasi Islami yang belum kuat di RSHJ kemungkinan berkaitan dengan mindset SDM yang terbentuk dalam organisasi dipengaruhi pandangan dikotomisasi terhadap Islam secara sekuler, meskipun RSHJ menyadari bahwa koridor nilai Islam adalah satu kekuatan bagi organisasinya. Hambatan lain adalah adanya penilaian karyawan RSHJ bahwa masih kurangnya beberapa hal seperti keteladanan dan kekompakan pam pimpinan, komitmen individu terhadap nilai-nilai yang dianut organisasi serta kontrol dan evaluasi yang jelas terhadap pencapaian budaya organisasi Islami di RSHJ. Hal ini disebabkan tidak maksimalnya komunikasi vertikal dua arah dan komunikasi horisontal dalam organisasi Serta belum tercapainya shared vision dalam tubuh Organisasi. Sementara itu, interaksi pimpinan dengan bawahan yang dianggap paling tidak membudaya kemungkinan berkaitan dengan struktur organisasi yang birokratis dan kurang fleksibel disertai kemungkinan pengaruh dari budaya hirarki dan paternalistik.
Dalam penelitian ini tergali informasi dari sisi pandangan karyawan dan pasien RSHJ bahwa penampilan Esik yang Islami di RSHJ sudah membudaya dengan kuat. Hal ini perlu dipertahankan oleh RSHJ sebagai suatu kekuatan organisasi, sebaliknya untuk nilai-nilai budaya yang masih lemah perlu dilakukan upaya untuk mengeliminir hambatan-hambatan yang ada sehingga penerapan budaya organisasi Islami RSHJ dapat terealisasi sebagaimaua mestinya dalam usaha mendukung peningkatan kinerja rumah sakit."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13173
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"Rumah sakit Islam adalah sebuah media pelayanan kesehatan untuk mengartikulasikan Islam dalam pelayanan sehari-hari. Dalam falsafahnya Rumah sakit Islam Jakarta adalah perwujudan dari iman dan amal sholeh kepada Allah dan menjadikannya sebagai sarana ibadah. Di setiap sudut ruang di RS1 Jakarta terparnpang hadis senyum adalah sedekah, tetapi setiap penulis berkunjung kesana jarang mendapat senyarnan. Di misi RSI Jakarta ingin mewujudkan Pelayanan kesehatan yang Islami, profesional dan bermutu dengan tetap peduli pada kaum dhu'afa. Di sisi lain obat-obatan yang dipakai masih mengandung alkohol, pelayanan pasien kandungan masih ditangani dokter spesialis pria. Di jam kerja penulis sering menemui karyawan RSI Jakarta di tempat parkir.
Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya gambaran Kepemimpinan, Budaya Organisasi Islami dan Produktivitas Karyawan di Rumah Sakit Islam Jakarta. Penelitian ini menggunakart metode cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 310 responden dan satu orang inforrnan yaitu direktur SDM dan Pembinaan Rohani RSI Jakarta.
Pada penelitian ini didapatkan basil bahwa, nilai-nilai Islam barn diterapkan dalam bentuk simbol seperti pakaian muslimah tetapi di sisi lain RSI Jakarta masih menggunakan simbol Aesculap yang tidak Islami. Untuk Pelayanan belum dilakukan pernisahan antara petugas pria untuk pasien pria demikian pula sebaliknya. Keteladanan juga didapati bet= kuat di RS1 Jakarta. Sedangkan untuk produktivitas karyawan sudah baik.
Pada saat ini Kepemimpinan di RSI Jakarta belum kuat, demikian pula dengan Budaya Organisasi Islaminya, sedangkan untuk Produktivitas Karyawan sudah balk. Untuk itu sebaiknya RS1 Jakarta para pimpinannya lebih berkornitinen untuk menjadi teladan bagi para stafnya. Mulai dirintis pelayanan pasien dengan menggunakan sistem gender, bila ha] itu tidak bisa dilakukan lebih balk rnemperbanyak petugas wanita mengingat batasan aurat wanita yang bokh dilihat yaitu wajah dan telapak tangan. Memperbanyak dialog antara pimpinan dengan staf, staf dengan staf baik di dalam unit kerja yang sama maupun dengan unit kerja lainnya.

Islam Hospital is a health service media for articulating Islam in daily services. In philosophy of Islam Hospital Jakarta is a form of faith and good deed to Allah and make it as religious medium. In every corner of RS1 Jakarta, shown hadis of smile is alms, but every the writer come he rarely got smile. RS1 Jakarta mission is realizing Islamic health service, professional and certifiable by still caring dhu'afa people. In the other side, used medicine was still containing alcohol, obstetrical patient service still performed by man specialty doctor. In work hour, writer often meet RS1 Jakarta staffs in parking area.
This research purpose is obtaining description of leadership, Islamic organizational culture and staffs productivity at RS1 Jakarta. This research is using cross sectional method with total respondents of 310 people and I informant whose director of SDM and spiritual construction of RSI Jakarta.
From this research obtained that Islamic values implemented in the form of symbolic such as rnuslimah cloths but in the other side RS1 Jakarta still using non Islamic Aesculap symbol. For services not yet performed separation between man staffs for man patient and in the contrary. Compliance obtained not yet strong in RSI Jakarta. While, staffs productivity has already well.
Recently leadership in RSI Jakarta not yet strong, thus with Islamic organizational culture, while for staffs productivity is well. Therefore, it is better for leader of RSI Jakarta more committed to become model for their staffs. Patient services start be pioneered by using gender system, if it could not performed, it is better to increase woman staffs considering woman aurat are face and hand palm. Increasing dialogues between chief-staffs and staffs-staffs whether in the same working unit and other working unit.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Aria Phitra
"Sumber daya manusia (SDM) merupakan aset paling penting yang harus dimiliki oleh rumah sakit, karena Pertama, produk yang ditawarkan di rumah sakit adalah jasa, yang sangat padat karya, sehingga peranan tenaga sangat besar, Kedua, tenaga adalah salah satu yang pengadaannya tidak bisa seketika dan membutuhkan waktu, sehingga perencanaan tenaga harus dilakukan dengan baik. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di dapatkan bahwa Departemen SDM RS Haji Jakarta belum pernah melakukan perencanaan tenaga dengan menghitung beban kerja nyata dan belum pernah menggunakan metode WISN sebagai alat perhitungan ketenagaan, serta didapatkan juga bahwa petugas sub bagian rekam medik merangkap beberapa job description, sehingga hal ini menjadi perhatian bagi rumah sakit untuk dilakukan penelitian lebih dalam mengenai analisis kebutuhan tenaga di Sub Bagian Rekam Medik RS Haji Jakarta.
Penelitian merupakan penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif dan kualitatif. Data primer didapat dari pengamatan dengan menggunakan metode work sampling dengan interval pengamatan setiap waktu 5 menit selama tujuh hari kerja (kuantitatif) dan menggunakan wawancara terstruktur untuk mengcrosscheck hasil penelitian terkait penggunaan waktu setiap pola kegiatan staff dan hasil perhitungan jumlah kebutuhan tenaga dengan metode Workload Indicator Staff Need (WISN) kepada pihak terkait yaitu SDM dan Sub Bagian Rekam Medik (kualitatif). Sedangkan, data sekunder didapat dari telaah dokumen terkait uraian tugas setiap kategori SDM, standard operating procedure (SOP), data absensi (cuti, sakit dan ketidakhadiran) dan data pendidikan dan pelatihan untuk mengetahui waktu kerja tersedia.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata penggunaan waktu setiap pola kegiatan staff untuk lima kategori SDM adalah sebesar 50,39% untuk kegiatan produktif langsung, sebesar 12,46% untuk kegiatan produktif tidak langsung, sebesar 18,83% untuk kegiatan non produktif dan sebesar 18,33% untuk kegiatan pribadi. Berdasarkan hasil perhitungan WISN didapatkan jumlah kebutuhan staff pelaksana sub bagian rekam medik RS Haji Jakarta sebanyak 17 orang, staff pelaksana yang ada saat ini sebesar 23 orang, terjadi kelebihan tenaga sebanyak 6 orang tenaga, dengan rasio WISN sebesar 1,35. Perlu diupayakan lebih lanjut mengenai pemindahan dan penempatan kelebihan tenaga pelaksana tersebut sehingga produktifitas staf pelaksana menjadi lebih meningkat.

Human resources (HR) is the most important asset that must be owned by a hospital, because first, the products offered in the hospital's services, which is very labor intensive, so the role of power is very great, the second was the one that manpower supply can not be instantaneous and requires time, so the planning effort should be done well. Based on the preliminary results of a study on Human Resources that the Department get RS Hajj Jakarta had never done the planning effort by calculating the real workload and have never used a method of calculation of the workforce as a means of WISN, and found that the officer also sub sections and interim medical record number of job description, so it is a concern to hospitals to do more research about energy needs analysis in Medical Record Subsection RS Hajj Jakarta.
The research is descriptive research with quantitative and qualitative data analysis. The primary Data were obtained from observations by using the sampling method of work with the interval of observation every 5 minutes for seven working days (quantitative) and using structured interview for mengcrosscheck research results related to the use of time each staff and activity patterns of results calculation the amount of manpower needs with Staff Workload Indicator methods Need (WISN) to relevant parties i.e. HR and Sub Part Medical Record (qualitative). Whereas, secondary data obtained from a review of documents related to the task descriptions for each category of SDM, standard operating procedure (SOP), data on absences (sick leave, and absenteeism) and education and training data to know the working time available.
Based on the research results obtained that the average usage time per activity patterns of staff to five categories of SDM was of 50,39% for productive activities directly, for productive activities to 12,46% indirectly, of non activity% 18,83 productive and 18,33% amounting to personal activities. Based on the results of the calculation of the number of staff needs mobilising WISN executing sub part medical record RS Hajj Jakarta, as many as 17 people, managing staff that exists today of 23 people, there is an excess of power by as much as 6 people power, with the ratio of 1.35 WISN. Needs to be more about moving and placement of executive power the excess so that the implementing staff become more productivity increases.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53771
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Permana
"Budaya organisasi mempunyai pengaruh pada kinerja (Robbins, 1996) dapat digambarkan pada saat pegawai membentuk suatu persepsi subjektif secara keseluruhan mengenai organisasi berdasarkan pada faktor-faktor seperti toleransi resiko, tekanan pada tim, dan dukungan orang yang kesemuanya ini menjadi budaya atau kepribadian organisasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai pada Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi "Islami dan Berkelas Dunia" milik Rumah Sakit Haji Jakarta dapat dikategorikan budaya yang kuat. Demikian pula dengan hasil kuesioner kinerja pegawai yang artinya pegawai Rumah Sakit Haji Jakarta dapat dikategorikan telah memiliki kinerja yang baik. Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai artinya perubahan budaya organisasi mempunyai pengaruh searah terhadap perubahan kinerja pegawai. Budaya organisasi memberikan pengaruh sebesar 51.3% terhadap kinerja pegawai dan sisanya sebesar 48.7% merupakan pengaruh dari faktor lain diluar model regresi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S45574
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Zannah
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui gambaran Budaya Organisasi dan Kinerja berdasarkan persepsi pegawai di RSKO Jakarta, serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja berdasarkan persepsi pegawai di RSKO Jakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasional dengan pendekatan kuantitatif. Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan kuesioner dan observasi di lapangan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa gambaran Budaya Organisasi dan Kinerja berdasarkan persepsi pegawai di RSKO Jakarta adalah tinggi atau baik. Berdasarkan perhitungan Korelasi Product Moment menunjukkan bahwa adanya pengaruh positif antara Budaya Organisasi terhadap Kinerja berdasarkan persepsi pegawai di RSKO Jakarta, dan hasil perhitungan Koefisien Determinan diperoleh bahwa besarnya pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja berdasarkan persepsi pegawai di RSKO Jakarta adalah sebesar 22,09%.

This research have the aim to know descriptions of Organizational Culture and Performance based on employee perceptions in RSKO Jakarta and to find out how much Organizational Culture influence on Performance based on employee perceptions in RSKO Jakarta. The method used in this research is an observational method with quatitative approach. Data in this research were obtained by distributing questionnaires and observations.
Based on the research, result show that descriptions of Organizational Culture and Performance based on employee perceptions in RSKO Jakarta is high or good. Product Moment Correlation result show that Organizational Culture influence on Performance based on employee perceptions in RSKO Jakarta, and result of Determinan Coefisien show the influence is 22,09%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Primasari
"Digital marketing merupakan bentuk saluran pemasaran yang efektif dan efisien serta dapat menjangkau langsung secara personal kepada masyarakat, hal ini merupakan peluang besar sekaligus tantangan bagi manajemen bagaimana menggunakan digital marketing sebagai alat yang dapat membantu manajemen dalam meningkatkan daya minat masyarakat terhadap produk RS Haji Jakarta. Design penelitian ini menggunakan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif. Penyebaran kuesioner menggunakan google form melalui aplikasi whats app kepada masyarakat yang berdomisili di 6 kecamatan disekitar Rumah Sakit Haji Jakarta. Hasil analisis regresi logistic dengan variabel independen berupa konten, aksesibilitas, kepercayaan, customer engagement, karakteristik Individu didapatkan dua variabel yang memiliki signifikasi terhadap variabel dependen minat masyarakat terhadap produk RS Haji Jakarta yakni variabel konten sebesar 240 kali dan akesesibilitas sebesar 20 kali. Kesimpulan penelitian ini adalah Rumah Sakit Haji Jakarta sudah melakukan pemasaran digital sebagai bentuk saluran pemasaran rumah sakitnya namun perlu ditingkatkan kualitas kepercayaan dan customer engagement yang lebih interaktif baik pada situs website maupun media social official.

Digital marketing is a form of marketing channels that are effective and efficient and can reach directly personally to the community, this is a great opportunity as well as a challenge for management how to use digital marketing as a tool that can help management increase people's interest in their products. This research design uses cross sectional with quantitative approach. The distribution of questionnaires using the Google form through the application whats app to people who live in 6 districts around Jakarta Hajj Hospital. The results of logistic regression analysis with independent variables in the form of content, accessibility, trust, customer engagement, Individual characteristics obtained two variables that have significance to the dependent variable of public interest in the product of the Jakarta Hajj Hospital namely content variable by 240 times and accessibility by 20 times. The conclusion of this research is that the Jakarta Hajj Hospital has conducted digital marketing as a form of hospital marketing channel, but it is necessary to improve the quality of trust and customer engagement that is more interactive both on the website and on official social media."
2020
T54960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirin
"Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kesehatan, yang diikuti oleh adanya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang Iebih balk, maka institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu merespon perubahan yang terjadi. Kebijakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada rumah sakit daerah menjadi unit swadana adalah sebagai upaya pemerintah daerah dalam memperhatikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit daerah dapat dikelola secara mandiri dan profesional sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit sebagai unit swadana adalah berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan yaitu masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan poliklinik rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Budhi Asih. Penelitian ini akan difokuskan kepada persepsi atau tanggapan pengguna jasa terhadap layanan yang diberikan dan harapan pengguna jasa terhadap layanan yang berkualitas. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan adalah dengan Cara membandingkan antara tingkat kinerja dan harapan dari pelanggan dengan menggunakan metode Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja. Sementara untuk rekomendasi tentang faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dipetakan dalam diagram kartesius. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai terhadap 100 pasien poliklinik rawat jalan yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Budhi Asih ini, didasarkan pada dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dan : reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi pasien terhadap tingkat pelayanan di poliklinik rawat jalan RSUD Budhi Asih sebagian besar berada pada kontinum cukup memuaskan, demikian pula berdasarkan rata-rata untuk setiap dimensi juga berada pada kontinum cukup memuaskan. Sementara dari 18 indikator yang dinilai, maka berdasarkan hasil analisis sebagaimana tergambar pada diagram kartesius berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, terlihat bahwa terdapat 4 faktor yang berada di kuadran A yang berarti faktor tersebut dinilai sangat penting oleh pelanggan, akan tetapi tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan. Dikuadran B terdapat 7 faktor, hal tersebut menggambarkan bahwa antara tingkat pelaksanaan dengan harapan pelanggan sudah sesuai. Sementara dikuadran C terdapat 5 faktor, artinya bahwa faktor-faktor tersebut dianggap kurang penting oleh pelanggan sementara tingkat kualitas pelaksanaannya dianggap biasa. Terdapat 2 faktor yang berada dikuadran D, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan sementara pelaksanaannya dilakukan dengan balk oleh rumah sakit. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Along with the advancement of knowledge and needs of the society with particular reference to health services, followed by society's demands on better health service quality, health service institution is forced to keep responding to these changes. The policy of the Provincial Government of the Special Territory of the Capital City of Jakarta. allowing the Local General Hospitals to transform themselves to be a self-funded unit, is the manifestation of the provincial government's concern on health services in the hospital. The intention is to enable the Local General Hospitals to manage independently and professionally in congruence with the development of societies' demands. One of the success indicators of the hospital as a self-funded unit is based on the customers satisfaction towards the health services they provide. Based on this, the writer conducts a research on customers' satisfaction level as service users towards on coming-basis polyclinic health services in Budhi Asih Local General Hospital. The research will focus on the customers' perceptions or responses towards the services provided and their expectations towards quality services.
To find out the customer's satisfaction level the writer uses a method of performance and interest analysis by way of comparing between performance level and customer's expectations. As for the recommendations on factors or attributes which influence the customer's satisfaction is outlined in Cartesius diagram. The method of the research uses survey method towards a hundred on coming-basis patients of polyclinic which were randomly taken by using accidental sampling technique. The customer's satisfaction level towards health services in Budhi Asih Local General Hospital is based on service quality dimension comprising of reliability, responsiveness, assurance, emphaty and tangible. Based on the research findings it can be concluded that the patient's perceptions towards health services level in on coming-basis polyclinic of Budhi Asih Local General Hospital the majority stands in the continuum of relatively satisfactory, it is also the case for each dimension based on average. From 18 measured, based on analysis result as illustrated in Cartesius diagram in terms of factors that influences patient's satisfaction, it can been seen that there are four factors in A quadran meaning those factors is considered very important by the customers, however the implementation level remains not yet satisfactory. In B quadran there are seven factors that ilustrated between implementation level and customer's expectations already appropriate. As in C quadran there are five factors meaning that those factors are considered less important by the customers whereas the implementation quality level is considered ordinary. In B quadran there are two factors which show that those factors are considered not too important by the customers whereas the hospital has done it well. The research findings can be considered as an input for the hospital management in an effort to improve service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Armansyah Jaya Putra ZA
"Dalam implementasi masih ditemukan Kejadian-Kejadian Keselamatan Pasien, yaitu KTD, KTC, KPC dan KNC. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Kejadian Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta Tahun 2012, serta untuk mengetahui tindakan apakah yang harus dilakukan untuk menurunkan Angka Kejadian Keselamatan Pasien, untuk mengetahui perawat yang sudah mengikuti pelatihan Patient Safety serta Gambaran Pemahaman Karyawan Tentang Dimensi Pelatihan Keselamatan Pasien di Rumah Sakit Haji Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Analisis Data Univariat dan Bivariat. Variabel yang diduga berhubungan dengan kejadian keselamatan pasien adalah jenis kelamin, umur dan pendidikan. Perekrutan tenaga baru untuk ruang perawatan harus segera diberikan pelatihan Patient Safety, masih banyak perawat yang belum mengikut pelatihan Patient Safety dan masih terdapat tenaga di ruang perawatan yang belum paham terhadap materi pelatihan Patient Safety dan tidak melaporkan terhadap Kejadian Keselamatan Pasien.

In the implementation of the Patient Safety Program in Hospital Haji Jakarta still found incidents Patient Safety, namely KTD, KTC, KPC and KNC. The research was conducted to determine factors associated with the incidence of Patient Safety in the Jakarta Hajj Hospital in 2012, and to know what action should be taken to lower the incidence rate for Patient Safety, to know nurses who have training Understanding Patient Safety, and Employee Preview About Dimension Training Patient Safety in Jakarta Hajj Hospital. The research was conducted using qualitative and quantitative research design using cross sectional. Univariat and Bivariate Data Analysis. Variables that were related to patient safety incident is the sex, age and education. Recruitment of new personnel to inpatient unit should be given training Patient Safety, there are still many who have not followed the training nurses Patient Safety and there are personnel inpatient unit who do not understand the training material and Patient Safety Patient Safety to report the incident."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44909
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Rita Trisyani
"Promosi Kesehatan adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan diri dan lingkungannya. Program unggulan promosi kesehatan adalah PHBS yang mencakup salah satu tatanannya yaitu Tatanan Institusi Kesehatan yang disebut dengan Promosi Kesehatan Rumah Sakit ( PKRS ). Tujuan PKRS adalah mengembangkan pemahaman pasien dan keluarganya tentang penyakit yang diderita serta hal-hal yang perlu dilakukan oleh keluarganya, dalam membantu penyembuhan dan mencegah terserang kembali oleh penyakit yang sama. Apabila dilaksanakan dengan baik PKRS dapal memberikan masukan yang baik dalam peningkatan mutu dan citra pelayanan kesehatan.
RSUD Tarakan merupakan salah satu rumah sakit kelas B Non Pendidikan yang telah menerbiikan SK PKRS tentang penetapan Sub Bagian Pemasaran Sosial dan Informasi sebagai pengelola dan koordinator kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit , nomor : 30/SKIRST/2000 tetapi dalam pelaksanaannya kurang berjalan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk memperole informasi mengenai kinerja PKRS di RSUD Tarakan Jakarta Tahun 2004
Desain penelitian ini adalah kualitatif, dengan menggunakan metode wawancara mendalam ( Indepth Interview ), Fokus Grup Diskusi (FGD) dan analisa data sekunder. Dengan informan pejabat dan karyawan RSUD Tarakan dan pasien.
Hasil dan Kesimpulan Penelitian menunjukkan bahwa :
Jumlah tenaga PKRS tidak memadai dan SDMnya masih rendah, Dana tidak dialokasikan khusus untuk PKRS. Sedangkan Sarana tidak tersedia khusus untuk PKRS. Perencanaan tentang PKRS di RSUD Tarakan termasuk kegiatan PKRS, belum ada sama sekali. Pada Pengorganisasian, sudah ditetapkan dalam SK tetapi tidak ditindak lanjuti dan tidak adanya dukungan dari Direktur RSUD. Sehingga saat ini pelaksanaan PKRS di RSUD Tarakan jauh dari yang diharapkan. Pemantauan yang selama ini belum pernah dilakukan terhadap pelaksanaan PKRS di RSUD Tarakan, belum pernah ditindak lanjuti baik oleh manajemen RS. Departemen Kesehatan maupun Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta. Sehingga bisa dianalisis bahwa kinerja PKRS RSUD Tarakan masih sangat rendah.
Disarankan untuk RSUD Tarakan adalah
Sebaiknya SDM tenaga PKRS harus lebih ditingkatkan rnelalui Pendidikan dan Pelatihan. Dana dan Sarana disediakan khusus untuk PKRS. Pengarsipan di Sub Bag Pemasaran Sosial dan Informasi seharusnya dikelola dengan baik, sehingga mudah untuk mendapatkannya. Sebaiknya ada Berita Acara penyerahan tugas dari Kepala Sub Bag yang lama ke Kepala Sub Bag Pemasaran yang baru. Perencanaan yang baik untuk kegiatan PKRS. Pengorganisasian harus dilakukan secara baik seperti yang telah ditetapan di SK tentang PKRS dan ditindak lanjuti serta adanya dukungan yang penuh dari Direktur RSUD Tarakan. Yang terpenting PKRS harus benar-benar dilaksanakan oleh Sub Bag Pemasaran Sosial dan Informasi dan didukung oleh unit-unit yang ada di RSUD Tarakan. PKRS di RSUD Tarakan . Dalam pelaksanaannya, PKRS sebaiknya mendapat dukungan dari pihak pengelola program yaitu Departemen Kesehatan khususnya Ditjen Yanmed, Pusat Promosi Kesehatan dan Dinas Kesehatan Propinsi untuk selalu memberikan pembinaan dan dukungan baik berupa sarana atau media serta melibatkan secara aktif panitia PKRS dalam setiap proses pengembangan program PKRS serta dilakukan pemantauan secara kontinyu. Menindak lanjuti legalitas pelaksanaan PKRS sebagai komponen akreditasi rumah sakit. Sehingga akan didapatkan kinerja PKRS yang baik dan profesional serta dirasakan manfaatnya oleh RSUD Tarakan.
Daftar Bacaan : 30 (1964-2003)

Analysis of the Implementation of Health Promotion in Hospital at Tarakan Jakarta General Hospital in 2004Health promotion is an effort to empower community to maintain, enhance, and protect themselves and their environment. The strong point of health promotion program is healthy and clean life behavior in which one of its arrangements is the arrangement of health institution that called health promotion in hospital. The goal of health promotion in hospital is to increase the knowledge of patients and their family about the disease they have and the things should be done to help the healing and to avoid suffering the same disease. If it is conducted well, it can be a good input to improve health care quality and image.
Tarakan Jakarta General Hospital is one of non-teaching type B hospitals that had published the decree of health promotion in hospital number 301SIfIRST12000 in term of the determination of Sub-division of Information and Social Marketing as manager and coordinator of health promotion in hospital program. However, practically it was not done well.
The aim of study was to gain the information about performance of health promotion in hospital at Tarakan Jakarta General Hospital in the year 2004.
The research design was qualitative using in-depth interview method, focus group discussion, and secondary data analysis. Informants of the study consisted of managers, staffs, and patients in the Tarakan Jakarta General Hospital.
The study showed that the quantity of human resources was inadequate, quality of human resources was improper, and the fund for health promotion in hospital was not allocated particularly. There was no planning for health promotion in hospital at all. Although the decree of health promotion in hospital was available but it was not followed up, and there was no encouragement from director of hospital. The implementation of health promotion in hospital was still far than expected. So far, the hospital management, Ministry of Health, as well as DKI Jakarta Health Office had not followed up the monitoring of implementation of health promotion in hospital. It showed that the performance of health promotion in hospital was poor.
It was recommended for Tarakan Jakarta General Hospital in order to increase quality of its human resources through education and training. The fund should be allocated for such program. The archive system should be managed well in Sub-division of Information and Social Marketing. The announcement letter of job submission from the previous head of Sub-division of Information and Social Marketing toward the new one should be available. The better planning for health promotion in hospital should be provided. The decree of health promotion in hospital should be followed up and encouraged by the hospital director. The health promotion in hospital also should be encouraged by the Ministry of Health particularly Directorate of Medical Care, Center for Health Promotion, and the Province Health Mice by giving facility or media and involving health promotion in hospital committee in every health promotion development process and monitoring continuously. The legality of implementation of health promotion in hospital should be followed up as a hospital accreditation component. So the performance of health promotion in hospital becomes professional and gives benefit to the hospital itself.
References: 30 (1964-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Pradnyana Adi Wiguna
"ABSTRAK
Latar Belakang: Sumber daya manusia merupakan salah satu aset paling penting yang dimiliki oleh sebuah perusahaan, oleh karena itu perlu dilakukan upaya- upaya untuk menjaga loyalitas dari karyawan agar dapat bekerja dengan baik dan tidak meninggalkan perusahaannya. Tingginya angka turnover karyawan di Rumah sakit BaliMed yang meningkat pada tahun 2017 menimbulkan pertanyaan dalam diri peneliti, hal apakah yang meyebabkan hal tersebut terjadi? Oleh karena itulah penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit Bali Med tahun 2018 beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada manajemen rumah sakit guna meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan mempertahankan tingkat loyalitas karyawan.
Metode: Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel yang digunakan untuk penelitian ini adalah 379 orang yang berasal dari seluruh karyawan RS BaliMed setelah dikurangi kriteria eksklusi.
Result: Melalui analisis multivariate menunjukkan bahwa variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, budaya organisasi, kompensasi tidak langsung (non finansial), gaji pokok dan tunjangan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit BaliMed tahun 2018. Pengaruh terbesar terhadap kepuasan kerja adalah tunjangan (p = 0,000 dan β = 0,299).
Simpulan: Hasil rata-rata kepuasan kerja karyawan di Rumah Sakit BaliMed tahun 2018 berada pada nilai 3,52 dan berdasarkan cut of poin nilai mean didapatkan sebanyak 53,83% karyawan merasa puas dengan pekerjaannya.

ABSTRACT
Introduction: Human resources is one of the most important assets owned by a
company, therefore it is necessary to make efforts to maintain the loyalty of employees in order to work properly and not leave the company. The increasing of employee turnover in BaliMed Hospital at year 2017 raises the question of the researchers, what causes it to happen? Therefore this research is conducted to obtain a description of employee job satisfaction at BaliMed Hospital in year 2018 and the factors influenced it. The results of this study are expected to provide information to hospital management in order to improve employee satisfaction and maintain employee loyalty.
Method: This research is analytic with quantitative approach. This study used cross sectional design. The number of samples used in this study was 379 people who come from all employees who work at BaliMed Hospital after deducting exclusion criteria.
Results: Through multivariate analysis indicate that the variable of sex, education level, organizational culture, indirect compensation, basic salary and allowance have an effect on employee job satisfaction at BaliMed Hospital in year 2018. The biggest influence to job satisfaction is the allowance (p = 0,000 and β = 0.299).
Conclusion: The average employee job satisfaction result at BaliMed Hospital in 2018 is at 3.52 and based on cut off poin from mean value, there are 53,83% employee were satisfied with their job."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50199
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>