Ditemukan 158598 dokumen yang sesuai dengan query
Dwiana Rachmadewi Puspitaningrum
"Penelitian ini merupakan riset terapan yang bertujuan untuk mengevaluasi program komunikasi kesehatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi strategi program komunikasi kesehatan dan proses pembentukan pesan edukasi kesehatan mengenai vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh Bio Farma di TikTok. Strategi program komunikasi kesehatan yang mereka lakukan dievaluasi menggunakan Strategi Program Komunikasi Kesehatan di Media Sosial. Sementara itu, pembentukan pesan yang dilakukan oleh Bio Farma dievaluasi menggunakan Persuasive Health Message Framework (Witte, 1994). Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode campuran, menggunakan analisis isi dan wawancara sebagai metode pengumpulan data. Data penelitian berupa hasil analisis isi terhadap postingan TikTok yang berisi pesan edukasi kesehatan mengenai vaksin COVID-19 di akun resmi Bio Farma dan wawancara terhadap narasumber yang berasal dari Bio Farma. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penentuan tujuan keseluruhan, identifikasi audiens, pengembangan strategi, penentuan pesan kunci, dan pengembangan peta pesan yang dilakukan Bio Farma dalam program komunikasi kesehatannya mengenai vaksin COVID-19 di TikTok sudah cukup baik. Namun, Bio Farma masih memerlukan perbaikan dan peningkatan dalam melakukan analisis situasi, penentuan tujuan spesifik yang terukur berdasarkan SMART (Specific, Measurable, Appropriate, Realistic, dan Time Bound), penyesuaian jenis konten dan cara penyampaian pesan dalam konten, pengalokasian sumber daya manusia yang memadai, dan pelaksanaan evaluasi program. Bio Farma juga sudah melakukan pengembangan pesan dengan cukup baik dengan mempertimbangkan komponen konstan dan sementara dalam Persuasive Health Message Framework.
This research is an applied research aiming to evaluate a health communication program. The goal of this research is to evaluate the strategy and the process of message development in the health communication program about COVID-19 vaccine done by Bio Farma on TikTok. Strategy of Health Communication in Social Media is used to evaluate the strategy of Bio Farma’s health communication about COVID-19. Meanwhile, Persuasive Health Message Framework (Witte, 1994) is used to evaluate the process of their message development. This research uses mixed method, with content analysis and interview to collect the research data. The research data includes the result of the content analysis of Bio Farma’s video contents about COVID-19 vaccine education on TikTok and interview with 3 informants from Bio Farma. The result of this research shows that overall goal, audience identification, strategy development, key message building, and message map development has been done well by Bio Farma. However, Bio Farma still needs to improve in their situation analysis, deciding specific goal using SMART, content adjustment & message delivery, human resource allocation, and program evaluation. Bio Farma also has done the process of message development quite well, involving every constant and transient component in Persuasive Health Message Framework."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Alexander Arie Sanata Dharma S
"Infeksi SARS-CoV-2 yang kemudian diidentifikasi sebagai COVID-19 telah menjadi permasalahan global. Dalam perkembangannya, sejumlah vaksin berhasil dikembangkan dan diproduksi. Peningkatan jumlah negara yang level penularannya telah mencapai transmisi komunitas mendorong urgensi vaksinasi guna membentuk herd immunity. Sebagai pandemi pertama di era media sosial, tercipta infodemi COVID-19, ketika terjadi kelimpahan informasi—baik benar maupun tidak—membuat masyarakat sulit untuk menentukan sumber yang tepat untuk mengambil tindakan. Pemerintah wajib hadir di medium yang sama untuk dapat memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) sehingga publik memperoleh informasi yang tepat dan dapat mengikuti program pemerintah mengatasi pandemi melalui vaksinasi. Di Indonesia, negara hadir melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai institusi yang memiliki kewenangan menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) serta melakukan KIE yang relevan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan citizen engagement pada pemanfaatan media sosial pemerintah dalam KIE pengembangan vaksin COVID-19. Media sosial yang digunakan adalah Instagram sebagai media sosial BPOM dengan jumlah pengikut tertinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivisme dengan explanatory sequential mixed methods yang mengkombinasikan analisis regresi, analisis sentimen, dan Computer-Assisted Qualitative Data Analysis (CAQDA). Prediktor yang diteliti adalah media richness, content production, dan content type dengan variabel dependennya adalah citizen engagement yang dikalkulasi dari likes dan comments yang diberikan oleh publik pada aktivitas akun @bpom_ri dan 73 akun UPT BPOM di seluruh Indonesia dalam rentang 6 Agustus 2020 hingga 18 Februari 2021 secara spesifik untuk konten pengembangan vaksin COVID-19. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif terhadap 2.168 konten, seluruh prediktor secara signifikan mempengaruhi pembentukan citizen engagement, dengan konten video dan foto, konten orisinil, serta konten informasi menghasilkan engagement yang lebih tinggi. Pada analisis sentimen, sebanyak 58,52% konten menghasilkan sentimen positif dan 30,59% memiliki sentimen negatif. Sentimen negatif cenderung terjadi pada konten dengan tingkat interaksi yang tinggi. Pada integrasi dengan analisis kualitatif, faktor pengguna dan konteks menjadi elemen penting bagi pengelola media sosial pemerintah untuk mengoptimalkan citizen engagement.
SARS-CoV-2 infection, later identified as COVID-19, has become a global problem. In its progress, several vaccines were successfully developed and produced. However, the increasing number of countries whose transmission rates have reached community transmission encourages the urgency of vaccination to form herd immunity. As the first pandemic in the social media era, COVID-19 generates infodemic when information was abundant, both valid and not, making it difficult for the public to determine the right source to take action. Therefore, the government must be present in the related medium to provide communication, information, and education (KIE) for citizens to accept accurate information and support government programs to overcome pandemics through vaccination. In Indonesia, the nation is present through the Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) as an institution with the right to issue Emergency Use Authorization (EUA) and conduct relevant KIE. This study aims to analyze the formation of citizen engagement on the utilization of government social media in the development of the COVID-19 vaccine KIE. The social media used is Instagram as a social media BPOM with the highest number of followers. This study uses a positivism approach with explanatory sequential mixed methods that combine regression analysis, sentiment analysis, and Computer-Assisted Qualitative Data Analysis (CAQDA). The predictors studied were media richness, content production, and content type, with dependent variables are citizen engagement calculated from likes and comments given by the public on the activity of @bpom_ri accounts and 73 regional office accounts in the range of August 6, 2020, to February 18, 2021, specifically for COVID-19 vaccine development content. Based on the quantitative analysis of 2,168 content, all predictors significantly influenced the formation of citizen engagement, with video and photo content, original content, and informational content generate higher engagement than an infographic, repost, and news event content. On sentiment analysis, 58.52% of content produces positive sentiment, and 30.59% has a negative sentiment. Negative sentiment tends to occur in content with a high level of interaction. In integrating qualitative analysis, user factors and context become essential for government social media administrators to optimize citizen engagement. "
Jakarta: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sinta Lestari
"Penyebaran informasi memang terbilang cukup cepat selama pandemi Covid-19. Informasi tersebut hadir bukan hanya tentang kebenaran vaksin Covid-19, tetapi informasi hoaks. Seiring dengan faktor media sosial dan diskusi lingkungan sekitar dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap vaksin Covid-19. Selain itu, penyebaran informasi yang berlimpah memberikan penilaian publik terhadap informasi hoaks. Dengan adanya persepsi tersebut akan membentuk sikap publik terhadap vaksinasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penilaian sosial publik terhadap vaksin pasca menerima informasi hoaks vaksin Covid-19 dan bagaimana sikap publik terbentuk setelah adanya penilaian sosial terhadap informasi hoaks vaksin Covid-19. Konsep persepsi publik, pembentukan sikap, dan teori penilaian sosial dari Muzafer Sherif menjadi pisau analisis penelitian. Artikel ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode studi kasus intrinsik (intrinsik case study). Pengumupulan data dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap tiga informan. Adapun Hasil penelitian menunjukan bahwa publik memiliki penilaian terhadap informasi hoaks vaksin Covid-19 dan memiliki persepsi terhadap vaksin Covid-19 yang beragam di media sosial. Persepsi tersebut yang kemudian membuat publik menentukan sikap untuk vaksinasi atau tidak. Temuan penelitian ini memaparkan bahwa terdapat informan yang menerima sikap untuk vaksinasi dan informan yang menolak sikap untuk vaksinasi. Kedua sikap tersebut dibentuk oleh penilaian sosial yang mereka dapatkan di media sosial.
The spread of information was fairly fast during the Covid-19 pandemic. The information is present not only about the truth of the Covid-19 vaccine, but hoax information. Along with social media factors and environmental discussions can affect a person's perception of the Covid-19 vaccine. In addition, the abundant dissemination of information provides a public assessment of hoax information. With this perception will shape the public's attitude towards vaccination. This study aims to find out how the public's social assessment of vaccines after receiving Covid-19 vaccine hoax information and how people's attitudes are formed after social assessment of Covid-19 vaccine hoax information. The concept of public perception, attitude formation, and sheriff Muzafer's theory of social judgment became the knife of research analysis. This article uses qualitative approaches and intrinsic case study methods. The data was conducted with in-depth interviews with three informants. The results showed that the public had an assessment of the Covid-19 vaccine hoax information and had a diverse perception of the Covid-19 vaccine on social media. This perception then makes the public determine the attitude towards vaccination or not. The findings of this study explain that there are informants who accept attitudes toward vaccination and informants who reject attitudes towards vaccination. Both attitudes are shaped by the social judgment they get on social media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Sigit Syarifuddin
"Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan komunikasi risiko mengenai informasi yang dikeluarkan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Instagram @lawancovid19_id. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Metode penelitian dilakukan dengan kuantitatif melalui analisis isi media sosial (Instagram). Penelitian ini mengidentifikasi pola karakteristik pesan, keterlibatan pengguna (user engagement
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan komunikasi risiko mengenai informasi yang dikeluarkan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) di Instagram @lawancovid19_id. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik. Metode penelitian dilakukan dengan kuantitatif melalui analisis isi media sosial (Instagram). Penelitian ini mengidentifikasi pola karakteristik pesan, keterlibatan pengguna (user engagement) pada tahapan krisis prodromal, akut, kronis. Penelitian mendeskripsikan karakteristik pesan, user engagement pada tiap tahapan krisis. Unggahan KPCPEN memiliki karakteristik pesan berupa 1. Tujuan konten; Pengumuman Resmi, Kampanye Kesehatan, Informasi Seputar Vaksin, Agenda Penanggulangan. 2. Orientasi Pesan; Netral, Positif, Negatif. 3. Elemen Pesan; Gambar dan Video. Setiap tahapan krisis menunjukkan adanya perkembangan user engagement dalam bentuk suka dan komentar pada unggahan. Pada kondisi krisis gelombang kedua COVID-19, KPCPEN mengimplementasikan respons komunikasi risiko pada karakteristik pesan untuk mendorong dan menjembatani informasi dengan tujuan konten bersifat informasi seputar vaksin, pengumuman resi dan kampanye kesehatan dan agenda penanggulangan. Secara keseluruhan, KPCPEN dan akun instagram @lawancovid19_id sudah menjalankan komunikasi risiko dengan baik.
This study aims to describe risk communication regarding information issued by the Committee for Handling COVID-19 and National Economic Recovery (KPCPEN) on Instagram @lawancovid19_id. This study uses a positivistic approach. The research method was carried out with a quantitative method through content analysis on social media (Instagram). This study identified patterns of message characteristics, user engagement at the stages of prodromal, acute, chronic crises. The research describes the characteristics of the message, user engagement at each crisis stage. KPCPEN post have message characteristics in the form of 1. Purpose of content; Official Announcements, Health Campaigns, Information Regarding Vaccines, Response Agenda. 2. Message Orientation; Neutral, Positive, Negative. 3. Message Elements; Pictures and Videos. Each crisis stage shows a development in user engagement in the form of likes and comments on uploads. In the crisis condition of the second wave of COVID-19, KPCPEN implemented a risk communication response on message characteristics to encourage and bridge information with the aim of informational content about vaccines, announcements of receipts and health campaigns and prevention agendas. Overall, KPCPEN and the Instagram account @lawancovid19_id have carried out risk communication well."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library