Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 200458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khalishah Hana Shabrina
"Kesiapan finansial merupakan keadaan di mana seseorang sudah dapat bertanggung jawab secara mandiri untuk memenuhi aspek finansial dalam kesehariannya dan didukung dengan kemampuan dalam mengelola keuangan guna mencapai tujuan dalam pernikahan. Sikap terhadap pernikahan merupakan penilaian positif atau negatif yang dimiliki oleh seseorang terhadap institusi pernikahan dan hubungan pernikahan seseorang di masa depan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan kesiapan finansial dan sikap terhadap pernikahan pada dewasa muda generasi Z. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling, yaitu dengan teknik convenience sampling dan snowball sampling. Penelitian ini diikuti oleh 305 partisipan dewasa muda generasi Z yang berdomisili di Indonesia dan belum pernah menikah. Kesiapan finansial diukur menggunakan Skala Pengukuran Kesiapan Menikah dan sikap terhadap pernikahan diukur menggunakan Skala Pengukuran Sikap Umum terhadap Pernikahan. Hasil teknik korelasi Pearson menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kesiapan finansial dan sikap terhadap pernikahan (r(244) = 0.218, p < 0.01)). Penelitian ini juga membandingkan salah satu data demografis, yaitu gender dengan kedua variabel menggunakan independent sample t-test dengan hasil tidak terdapat perbedaan signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam variabel kesiapan finansial dan variabel sikap terhadap pernikahan.

Financial readiness is a state in which an individual is capable of independently taking responsibility for fulfilling their financial aspects in their daily lives and is supported by the ability to manage finances to achieve goals in marriage. Attitude towards marriage is the positive or negative evaluation that an individual holds regarding the institution of marriage and their future marital relationship. This study aims to examine the relationship between financial readiness and attitudes towards marriage among young adults of generation Z. The sampling technique used in this study is non-probability sampling, specifically convenience sampling and snowball sampling techniques. The study involved 305 young adult participants of generation Z residing in Indonesia who have never been married. Financial readiness was measured using The Marital Readiness Scale and attitudes towards marriage were measured using The General Attitudes towards Marriage Scale. The results of the Pearson correlation technique show that there is a significant relationship between financial readiness and attitudes toward marriage (r(244) = 0.218, p <0.01). This study also compared one demographic variable, namely gender, with both variables using an independent sample t-test, and the results showed no significant differences between males and females in the financial readiness and attitudes towards marriage."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Nasyahra Ichsani
"Sikap berperan dalam membentuk kecenderungan perilaku, termasuk kecenderungan untuk menolak atau membenarkan perundungan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara fondasi moral dan sikap terhadap perundungan pada mahasiswa Generasi Z Indonesia. Partisipan penelitian berjumlah 218 dengan 69,7% mahasiswi. Alat ukur yang digunakan adalah Moral Foundations Questionnaire 2 (MFQ-2) dan Attitude toward Bullying (ATB). Hasil uji korelasi menunjukkan hubungan signifikan dan positif antara fondasi moral dengan sikap terhadap perundungan (r = 0,195, p = 0,004). Fondasi Care atau kepedulian (r = 0,357, p < 0,001) dan proposionality (r = 0,192, p = 0,004) memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan sikap terhadap perundungan. Nilai tersebut memiliki arti bahwa semakin tinggi nilai fondasi moral seseorang, maka semakin tidak setuju mahasiswa terhadap perundungan.

Attitudes play a role in shaping behavioral tendencies, including the tendency to reject or justify bullying. This study aims to examine the relationship between moral foundations and attitudes toward bullying among Generation Z university students in Indonesia. A total of 218 students participated in this study, with 69.7% being female. The instruments used were the Moral Foundations Questionnaire 2 (MFQ-2) and the Attitude Toward Bullying (ATB) scale. Correlation analysis revealed a significant positive relationship between moral foundations and attitudes toward bullying (r = 0.195, p = 0.004), indicating that higher moral foundation scores are associated with greater disapproval of bullying. Specifically, the Care foundation (r = 0.357, p < 0.001) and the Proportionality foundation (r = 0.192, p = 0.004) showed significant positive correlations with attitudes toward bullying."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Winoto
"Penelitian ini bertujuan mengupas lebih dalam mengenai industri Securities Crowdfunding (SCF) dengan menemukan pilar-pilar penopang lainnya yang dapat mendukung platform SCF memaksimalkan layanannya untuk menyediakan pendanaan keuangan bagi UMKM di Indonesia serta alur praktik bisnis SCF khususnya di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah Pendekatan Multikasus Kualitatif (Qualitative Multicase Approach) dimana dapat dinyatakan dalam 2 proposisi, yaitu proposisi pertama adalah pilar-pilar penopang dalam industri SCF di Indonesia akan lebih banyak dibandingkan dengan negara lainnya karena SCF di Indonesia menjadi bagian dari industri pasar modal dimana di Indonesia industri ini sangat perlu diatur dan diawasi secara ketat (highly regulated) dan proposisi kedua adalah, alur bisnis SCF dalam pendanaan UMKM dalam praktiknya di Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya lebih kompleks karena banyak pilar yang terlibat sehingga proses bisnisnya semakin detail karena adanya hubungan saling ketergantungan satu sama lain dengan tujuan melindungi risiko atas investasi yang mungkin dialami oleh investor. Studi ini memiliki implikasi praktis, dimana kita bisa melihat lebih mendalam industri SCF dan bagaimana praktiknya di Indonesia dibandingkan dengan negara lainnya agar kita sebagai masyarakat Indonesia bisa turut serta berkontribusi dalam memajukan industri SCF di Indonesia. Penelitian ini juga membawa keterbaharuan karena selain menjelaskan pilar-pilar selain 3 pilar utama yang menopang berjalannya proses pendanaan SCF terhadap UMKM dan alur bisnis pendanaan SCF yang terjadi di Indonesia, juga membahas tentang mitigasi risiko investor di industri SCF.

This research aims to delve deeper into the Securities Crowdfunding (SCF) industry by finding other supporting pillars that can support the SCF platform to maximize its services in providing financial funding for MSMEs in Indonesia and the business practices of SCF, especially in Indonesia. The methodology used is a Qualitative Multicase Approach, which can be stated in 2 propositions, which the first proposition is the supporting pillars in the SCF in Indonesia will be more compared to other countries because SCF in Indonesia is part of the capital market industry where this industry needs to be highly regulated and supervised in Indonesia. The second proposition is, the SCF business flow in practice in Indonesia compared to other countries more complex because many pillars are involved that makes the business processes are increasingly detail because of the interdependence relationship each other in protecting the risks of investment that may be experienced by investors. This study has practical implications, where we can see depper the SCF industry and how it is practiced in Indonesia compared to other countries so that we as the Indonesian community can contribute to advancing the SCF industry in Indonesia. This study also brings novelty because besides explaining about the other pillars exclude the 3 main pillars that support SCF funding process for MSMEs and its business flow that occurs in Indonesia, but it also discusses about risk mitigation in the SCF industry.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bayu Fadhilah
"Financial literacy merupakan pengetahuan tentang keuangan yang berguna untuk membuat keputusan keuangan. Ditambah lagi, faktor motivasi berupa attitude toward money yang dimiliki individu membuat ia lebih terdorong untuk mempelajari financial literacy. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara attitude toward money dan financial literacy. Pengukuran attitude toward money menggunakan alat ukur Money Ethic Scale (MES) yang dikembangkan oleh Tang (1995) dan telah diadaptasi oleh Caesara (2014). Sedangkan untuk mengukur financial literacy, peneliti menggunakan alat ukur literasi keuangan yang dikembangkan oleh Chen dan Volpe (1998) yang telah dimodifikasi dan diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Irwan (2019). Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial. Dari 156 partisipan dewasa muda, ditemukan adanya hubungan positif signifikan antara attitude toward money (M = 40.13, SD = 3.324) dan financial literacy (M = 8.74, SD = 2.280), rs (156) = .146, p < .05, one-tailed. Hasil dari penelitian ini memberikan manfaat teoritis terhadap bidang riset psikologi konsumen sekaligus saran kepada dewasa muda untuk memahami pentingnya sikap terhadap keuangan dalam peningkatan meningkatkan financial literacy individu.

Financial literacy is knowledge about finance that is useful for making financial decisions. In addition, the motivational factor in the form of an individual's attitude toward money makes him more motivated to study financial literacy. This research is a quantitative research with a correlational design that aims to determine the relationship between attitude toward money and financial literacy. Measuring attitude toward money uses the Money Ethic Scale (MES) measurement tool developed by Tang (1995) and has been adapted by Caesara (2014). Meanwhile, to measure financial literacy, researchers used a financial literacy measurement tool developed by Chen and Volpe (1998) which has been modified and adapted into Indonesian by Irwan (2019). Data collection was carried out by distributing questionnaires online through social media. From 156 young adult participants, it was found that there was a significant positive relationship between attitude toward money (M = 40.13, SD = 3.324) and financial literacy (M = 8.74, SD = 2.280), rs (156) = .146, p < .05, one-tailed. The results of this study provide theoretical benefits to the field of consumer psychology research as well as suggestions for young adults to understand the importance of attitudes towards finance in increasing individual financial literacy."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umaira Fotineri
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap pernikahan dan kesiapan menikah pada dewasa muda dari keluarga bercerai. Pengukuran sikap terhadap pernikahan menggunakan alat ukur Marita Attitude Scale (MAS) (Braaten & Roosen, 1998), dan pengukuran kesiapan menikah dengan menggunakan alat ukur Modifikasi Inventori Kesiapan Menikah (Wiraysti, 2004). Jumlah sampel penelitian ini berjumlah total 55 orang yang merupakan dewasa muda dari keluarga bercerai. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap pernikahan dan kesiapan menikah pada dewasa muda dari keluarga bercerai (r = 0.247, p < 0.05). Artinya semakin positif sikap terhadap pernikahan, maka semakin tinggi kesiapan menikahnya. Dalam penelitian ini, terdapat empat area dalam kesiapan menikah yang memiliki hubungan positif yang signifikan dengan sikap terhadap pernikahan, yaitu komunikasi, latar belakang pasangan dan relasi dengan keluarga besar, agama, serta minat dan pemanfaatan waktu luang. Berdasarkan hasil penelitian, usia, jender, tingkat pendidikan, usia ketika orang tua bercerai dan status pernikahan orang tua saat ini memberikan pengaruh kepada sikap anak terhadap pernikahan.

This research was conducted to determine the significant positive relationship between attitudes toward marriage and readiness for marriage in young adult whose parents divorced. The measurement of attitudes toward marriage use Marital Attitude Scale (MAS) (Braaten & Roosen, 1998), and the measurement of readiness for marriage use Modifikasi Inventori Kesiapan Menikah (Wiryasti, 2004). The sample size for the research are 55 young adults whose parents divorced. The result of these research indicate that there is a significant positive relationship between attitudes toward marriage and readiness for marriage in young adults whose parents divorced (r = 0.247, p < 0.05). The result means that the more positive attitudes toward marriage, the higher the readiness for marriage. In this research, there are four areas of readiness for marriage which has a significant positive relationship with attitudes toward marriage. Those are communication, family background and relationships with family, religion, also the interest in and use of leisure time. Based on the result of the research, age, gender, educational level, age when parents divorced and marital status of parents today give impact to children?s attitudes toward marriage.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S44770
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Dinar Ramadhan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu peran faktor financial literacy, perilaku personal (saving behavior, self-control, spending patterns, attitude toward risk), dan keluarga terhadap investment awareness pada pekerja Generasi Z di wilayah Jabodetabek. Pengambilan data dilakukan dengan metode purposive sampling menggunakan survei online kepada pekerja Gen-Z yang pernah bekerja atau sedang bekerja minimal 1 tahun dan berusia 18-30 tahun di wilayah Jabodetabek. Sebanyak 262 responden terkumpul yang kemudian data diolah dengan menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa financial literacy, saving behavior, self-control, attitude toward risk, dan family financial socialization berpengaruh signifikan terhadap investment awareness pekerja Gen-Z. Sementara itu, self-control dan spending patterns tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap investment awareness pekerja Gen-Z.

This study aims to determine the role of financial literacy, personal behavior (saving behavior, self-control, spending patterns, attitudes towards risk), and family on investment awareness among Generation Z workers in Jabodetabek. Data was collected using a purposive sampling method using an online survey of Gen-Z workers who have worked or are currently working for at least 1 year and are 18-27 years old in the Greater Jakarta area. A total of 262 respondents were collected then processed using the Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) method. The results of the study showed that financial literacy, saving behavior, self-control, attitude towards risk, and socialization of family finances have a significant effect on the investment awareness of Gen-Z workers. Meanwhile, self-control and spending patterns doesn’t have a significant effect on the investment awareness of Gen-Z workers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maitsa Taqiya Nabihati
"Laporan Global Innovation Index 2024 dari World Intellectual Property Organization menunjukkan bahwa tingkat inovasi Indonesia tergolong masih minim, yaitu berada di peringkat ke-54 dunia dan termasuk rendah dibandingkan negara-negara Asia lainnya. Sementara itu, karyawan Generasi Z yang akan mendominasi angkatan kerja dikenal mahir teknologi dan memiliki potensi inovatif, tetapi masih memerlukan dukungan untuk mewujudkan perilaku kerja inovatif secara optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji peran mediasi berbagi pengetahuan dalam hubungan antara kepemimpinan inklusif dan perilaku kerja inovatif pada karyawan Generasi Z di Indonesia. Sampel diperoleh melalui teknik convenience sampling dengan menyasar karyawan kelahiran 1997–2012 yang telah bekerja minimal satu tahun dan berada di bawah supervisi atasan langsung selama minimal enam bulan. Alat ukur yang digunakan adalah Inclusive Leadership Scale, Knowledge Sharing Scale, dan Innovative Work Behavior Scale. Analisis mediasi yang dilakukan dengan PROCESS Macro dalam SPSS versi 30 terhadap data 219 partisipan menunjukkan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara kepemimpinan inklusif dan perilaku kerja inovatif dengan berbagi pengetahuan berperan sebagai mediator parsial. Dengan demikian, berbagi pengetahuan dapat memperkuat hubungan antara kepemimpinan inklusif dan perilaku inovatif. Guna meningkatkan perilaku kerja inovatif pada karyawan Generasi Z, organisasi disarankan melaksanakan program seperti sharing session dan mentoring untuk membudayakan berbagi pengetahuan serta pelatihan kepemimpinan untuk mendorong kepemimpinan inklusif.

The Global Innovation Index 2024 report by the World Intellectual Property Organization indicates that Indonesia's innovation level remains relatively low, ranking 54th globally and lagging behind other Asian countries. Meanwhile, Generation Z employees, who are poised to dominate the future workforce, are known for their technological proficiency and innovative potential, yet they still require support to optimally demonstrate innovative work behavior. Therefore, this study aims to examine the mediating role of knowledge sharing in the relationship between inclusive leadership and innovative work behavior among Generation Z employees in Indonesia. A sample was obtained through a convenience sampling technique, targeting employees born between 1997 and 2012 who had been employed for at least one year and supervised directly by a superior for a minimum of six months. The instruments used were the Inclusive Leadership Scale, Knowledge Sharing Scale, and Innovative Work Behavior Scale. Mediation analysis conducted with PROCESS Macro in SPSS version 30 on data from 219 participants revealed a positive and significant relationship between inclusive leadership and innovative work behavior, with knowledge sharing serving as a partial mediator. Thus, knowledge sharing can strengthen the relationship between inclusive leadership and innovative behavior. To enhance innovative work behavior among Generation Z employees, organizations are advised to implement programs such as sharing sessions and mentoring to cultivate a culture of knowledge sharing, alongside leadership training to foster inclusive leadership."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adlina Hardhati Prameswari
"Salah satu kecenderungan generasi Z yang mulai memasuki dunia kerja adalah job-hopping, yaitu berpindah perusahaan dalam waktu singkat, yang dapat dijelaskan oleh rendahnya komitmen organisasi. Beberapa penelitian sebelumnya menemukan adanya hubungan positif antara komitmen organisasi dengan modal psikologis dan kreasi kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara ketiga variabel tersebut serta mengeksplorasi peran kreasi kerja sebagai mediator dalam hubungan antara modal psikologis dan komitmen organisasi pada karyawan generasi Z di Indonesia. Studi kuantitatif ini melibatkan 159 karyawan generasi Z di Indonesia dengan pengalaman minimal satu tahun. Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan alat ukur Organizational Commitment Questionnaire (OCQ), Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12), dan Job Crafting Scale (JCS). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara ketiga variabel dan kreasi kerja memediasi sebagian hubungan antara modal psikologis dan komitmen organisasi. Penelitian ini dapat menjadi dasar organisasi untuk meningkatkan komitmen organisasi karyawan dengan mengadakan pelatihan serta intervensi.

One of the tendencies of Generation Z entering the workforce is job-hopping, or switching companies in a short period of time, that can be explained by low organisational commitment. Previous studies have found positive relationship between organisational commitment, psychological capital, and job crafting. This study aims to examine the relationship between these three variables and explore the role of job crafting as a mediator in the relationship between psychological capital and organisational commitment among Generation Z employees in Indonesia. This quantitative study involved 159 generation Z employees in Indonesia. This study used correlational method with the Organizational Commitment Questionnaire (OCQ), Psychological Capital Questionnaire-12 (PCQ-12), and Job Crafting Scale (JCS). Results showed a positive correlation between the three variables and job crafting partially mediated the relationship between psychological capital and organisational commitment. The research is expected to be a reference for employees to improve organisational commitment by conducting training and interventions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Driesandia Aurelia
"Saat ini, mayoritas kelompok populasi terbesar di Indonesia adalah Gen Z. Karakteristik Gen Z yang cenderung lebih mandiri dan digital savvy menimbulkan perbedaan pendapat berbagai penelitian mengenai peran orang tua dalam penentuan arah karier Gen Z. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara arahan orang tua dan pengambilan keputusan karier mahasiswa Gen Z. Penelitian ini memakai metode penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Sebanyak 106 mahasiswa Gen Z menjadi partisipan. Alat ukur yang digunakan penelitian ini adalah CAAS (Career Adapt-Adaptability Scale) untuk mengukur pengambilan keputusan karier dan PCB (Parental Career-Related Behavior) untuk mengukur arahan orang tua. Ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara arahan orang tua dan pengambilan keputusan karier (r = 0.201, p < 0.05) dengan hubungan yang dinilai lemah. Artinya, semakin tinggi arahan orang tua yang didapatkan mahasiswa Gen Z, semakin matang pula pengambilan keputusan karier mereka. Namun, dapat diartikan juga bahwa terdapat faktor-faktor lain yang lebih berhubungan kuat dengan kematangan pengambilan keputusan karier mereka, seperti riset daring, pengaruh teman sebaya, dan lain sebagainya. Penelitian berikutnya diharapkan dapat mengukur juga faktor-faktor lain yang berhubungan, baik arahan orang tua maupun pengambilan keputusan karier.

Currently, the majority of Indonesia’s population consists of Generation Z. The characteristics of Gen Z, who tend to be more independent and digitally savvy, have led to differing views in various studies regarding the role of parents in shaping Gen Z’s career decision-making. The aim of this study is to examine whether there is a relationship between parental guidance and the career decision-making of Gen Z university students. This research employs a quantitative method with a correlational design. A total of 106 Gen Z university students participated in this study. The measurement instruments used were the Career Adapt-Abilities Scale (CAAS) to assess career decision-making and the Parental Career-Related Behavior (PCB) scale to measure parental guidance. The results showed a significant positive correlation between parental guidance and career decision-making (r = 0.201, p < 0.05), indicating a weak relationship. This suggests that the higher the parental guidance received by Gen Z students, the more mature their career decision-making tends to be. However, this also implies that there are other factors that have a stronger association with their career decision-making maturity, such as online research, peer influence, and others. Future studies are expected to include these additional factors to further explore their relationship with both parental guidance and career decision-making."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafie Naufaldi Rajab
"

Laporan magang ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membangun program komunikasi yang efektif untuk memastikan generasi muda memahami risiko yang terkait dengan berbagai produk keuangan. Dengan banyaknya produk keuangan saat ini, terdapat peluang besar bagi generasi muda untuk berinvestasi. Namun, produk-produk ini juga mempunyai risiko tersendiri. Laporan ini didasarkan pada pengalaman magang yang berfokus pada evaluasi media yang digunakan OJK, produk keuangan yang diperkenalkan, dan efektivitas inisiatif tersebut dalam meningkatkan literasi keuangan di kalangan generasi muda. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah upaya OJK dalam meningkatkan edukasi dan literasi keuangan telah berhasil. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan berbagai teori pemasaran, antara lain Bauran Pemasaran 4P, Segmenting, Targeting, dan Positioning (STP), Matriks Ansoff, The Value Equation dan Brand Trust, serta Sistem Informasi Manajemen Pemasaran (MIS). Evaluasi terhadap program OJK dan media yang digunakan untuk meningkatkan literasi dikaji secara mendalam melalui kerangka teori tersebut. Oleh karena itu, penulis mengajukan beberapa analisis dan rekomendasi mengenai bagaimana OJK dapat lebih meningkatkan program edukasi dengan menggunakan konsep pemasaran untuk mencapai literasi keuangan yang lebih baik di kalangan generasi muda. Dengan memanfaatkan teori-teori pemasaran ini, laporan ini menawarkan wawasan tentang bagaimana inisiatif pendidikan keuangan dapat dirancang dan diterapkan secara lebih efektif untuk memenuhi kebutuhan dan pemahaman generasi muda.


This internship report aims to analyze how the Financial Services Authority (OJK) builds effective communication programs to ensure that younger generations understand the risks associated with various financial products. With numerous financial products nowadays, there are significant opportunities for young people to invest. However, these products also carry inherent risks. The report is based on an internship experience focused on evaluating the media used by OJK, the financial products they have introduced, and the effectiveness of these initiatives in improving financial literacy among the young generation. The primary objective of this research is to determine whether OJK's efforts in enhancing financial education and literacy have been successful. This analysis is conducted using various marketing theories, including the 4Ps Marketing Mix, Segmenting, Targeting, and Positioning (STP), The Ansoff Matrix, The Value Equation and Brand Trust, and Management Information System for Marketing (MIS). The evaluation of OJK’s programs and the media used to increase literacy are thoroughly examined through these theoretical frameworks. Therefore, the author proposes some analysis and recommendations regarding how OJK can further improve its educational programs using marketing concepts to achieve greater financial literacy among the younger generation. By leveraging these marketing theories, the report offers insights into how financial education initiatives can be more effectively designed as well as implemented to address the needs and understanding of the young generation.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>