Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73654 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Rifqi Amanulloh
"Skripsi ini membahas kecanduan belanja online pada Anak Muda Jakarta Selatan dalam konteks market as culture dan perpetual opportunism selama pandemi Covid-19. Pandemi telah menciptakan kondisi terbatas yang akhirnya membawa perubahan perilaku pada masyarakat. Kegiatan perekonomian mengalami penyesuaian dengan meningkatnya penjualan online. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan partisipan observasi dan wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan selama pandemi Covid-19 pecandu belanja online mengalami pengalaman kecanduan yang berbeda-beda dan berkaitan dengan faktor pasar yang menguat dalam pesatnya penetrasi internet yang berbentuk aplikasi belanja dan kehadiran kesempatan dalam bentuk waktu. Kecanduan belanja online yang dialami menghadirkan dampak psikologis dan materil.

This thesis discusses online shopping addiction among young people in South Jakarta in the context of market as culture and perpetual opportunism during the Covid-19 pandemic. The pandemic has created limited conditions that ultimately bring changes in behavior in society. Economic activity has adjusted to the increase in online sales. This study uses qualitative methods with participant observation and interviews. The results of this study indicate that during the Covid-19 pandemic online shopping addicts experienced different addiction experiences and were related to market factors that strengthened in the rapid internet penetration in the form of shopping applications and the presence of opportunities in the form of time. The online shopping addiction experienced has psychological and material impacts."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Kirana Anjani
"Penelitian Facebook & Bain Company menyatakan bahwa Pandemi Covid-19 mengeskalasi kondisi digitalisasi lima kali lebih cepat dalam pemenuhan kebutuhan hidup, sehingga pembelian makanan online popular untuk dipilih (Facebook Inc. and Bain & Company, 2020). Meningkatnya layanan pesan antar online menjadi penyebab meningkatnya permasalahan terkait emisi karbon di lingkungan, melalui gas buang yang dihasilkan oleh proses transportasi makanan dan proses penggunaan kemasan makanan hingga menjadi sampah kemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi dan timbulan sampah kemasan, menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari layanan pesan antar online menggunakan faktor emisi yang telah ditetapkan dari penelitian terdahulu, dan memberikan rekomendasi pengelolaan sampah kemasan yang ideal bagi Kota Tangerang Selatan, sebagai objek studi. Melalui penelitian 535 pesanan dan 28 narasumber, diperoleh rata-rata timbulan per pesanan adalah sebesar 126,22 gram/pesanan dan rata-rata timbulan sampah untuk satu rumah tangga adalah sebesar 11,54 gram/rumah tangga/hari. Total jejak karbon yang dihasilkan dari proses transportasi adalah sebesar 2.492.603,529 g CO2-eq atau 155.468,265 g CO2-eq/rumah tangga/tahun, sementara jejak karbon dari sampah kemasan sebesar −124.611,456 g CO2-eq atau −7.772,246 g CO2-eq/rumah tangga/tahun. Proses recycling sampah kemasan sangat mengurangi jumlah jejak karbon yang ada dari layanan pesan antar online.

Research by Facebook & Bain Company claims that the Covid-19 Pandemic has escalated digitalization five times faster to fulfill the needs of life and online food delivery become so popular (Facebook Inc. and Bain & Company, 2020). The increase of online food delivery causes a significant impact on the environment, related to carbon emission from the food transportation process and solid waste generation from the production of food packaging. This study aims to determine the composition and generation of packaging waste, calculate the carbon footprint generated from online food delivery services using the emission factor from previous research, and provide an ideal recommendation of solid waste management for South Tangerang City as a study object area. Through 535 orders and 28 sources, the average generation per order was 126.22 grams/order and the average waste generation for one household was 11.54 grams/household/day. The total carbon footprint generated from the transportation process is 2,492,603,529 g CO2-eq or 155,468,265 g CO2-eq/household/year, while the carbon footprint from packaging waste is -124,611,456 g CO2-eq or -7,772, 246 g CO2-eq/household/year. The recycling process of packaging waste greatly reduces the carbon footprint of online food delivery services."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amyra Luthfia Mumpuni
"Adiksi media sosial merupakan suatu perilaku individu yang tidak dapat mengontrol diri sendiri untuk penggunaan media sosial sehingga terlalu banyak menghabiskan waktu dan usaha untuk mengakses yang dapat menganggu aktivitas sehari-hari. TikTok menjadi salah satu media sosial yang memiliki peningkatan pengguna semenjak pandemi COVID-19 dan mayoritas penggunanya adalah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan adiksi media sosial TikTok dengan masalah kesehatan jiwa pada remaja di Jakarta Selatan. Metode penelitian menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan metode Cross Sectional kepada 292 siswa SMAN 49 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, dan SMAN 90 Jakarta. Adiksi media sosial TikTok diukur dengan kueisoner Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) (t>1,96) dan masalah kesehatan jiwa diukur dengan Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21) (ɑ = 0,894). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja masih termasuk dalam kategori adiksi media sosial TikTok ringan serta kecemasan normal, depresi normal, dan stres normal. Uji korelasi antara adiksi media sosial TikTok dengan masalah kesehatan jiwa diukur menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p 0,001 < ɑ). Hasil tersebut menunjukkan bahwa jika adiksi media sosial TikTok tinggi, maka tingkat masalah kesehatan jiwa yang dirasakan akan cenderung tinggi. Penelitian selanjutnya dapat menganalisis tiap aspek perilaku adiksi media sosial TikTok dan mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi tingkat adiksi media sosial TikTok dengan cakupan populasi yang lebih luas.

Social media addiction is a behavior of individual who cannot control themselves so they spend too much time and effort to access which can interfere daily activities TikTok became one of social media that has increased users during pandemic of COVID-19 and major of users are adolescent. This study aims to determine the correlation between social media addiction of TikTok and mental health problems in adolescent in South Jakarta. The study method is a quantitative with cross sectional method to 292 students of SMAN 49 Jakarta, SMAN 70 Jakarta, and SMAN 90 Jakarta. TikTok social media addiction was measured by the Bergen Social Media Addiction Scale (BSMAS) ) (t>1,96), meanwhile mental health problems was measured by the Depression, Anxiety, and Stress Scale (DASS-21) (ɑ = 0,894). The results showed that most of the adolescent were included in the category of low in the social media addiction also still category normal for anxiety, depression, and stress. The correlation between TikTok social media addiction and mental health problems was measured by Chi Square showed that there is significant relationship (p 0,001 < ɑ). These results indicate that if TikTok’s social media addiction is high, then the perceived level of mntal health problems will tend to be high. Further study can analyze each aspect of behavior of social media addiction and examine more about the factors that influence TikTok social media addiction with wider population scope."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alodia Millenia Isla
"Kondisi pandemi COVID-19 berakibat pada seluruh lini kehidupan, salah satunya adalah larangan makan di restoran dan menganjurkan untuk membungkus makanan dan makan di rumah. Fenomena ini berpengaruh pada layanan pesan antar makanan secara daring yang kian berkembang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut berdasarkan timbulan dan komposisi sampah kemasan serta jejak karbon dari proses pembelian makanan dengan layanan pesan antar secara daring selama masa pandemi COVID-19. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengidentifikasi pengaruh pandemi COVID-19 terhadap dinamika pembelian makanan melalui layanan pesan antar secara daring. Berdasarkan penelitian yang dilakukan selama kurun waktu 208 hari pada bulan Juni 2020 – Januari 2021 dengan 30 narasumber berdomisili di Kabupaten Jepara, diperoleh hasil total timbulan sebesar 30.494,5 gram dengan sampah plastik yang mendominasi. Rata-rata timbulan per order sebesar 58,76 gram/order dan rata-rata timbulan setiap rumah tangga secara keseluruhan adalah sebesar 4,89 gram/hari. Sedangkan total keseluruhan emisi dari transportasi restoran hingga TPA dan emisi dari sampah kemasan adalah sebesar 1056,01 kgCO2eq dengan rata-rata sebesar 61,76 kgCO2eq/rumah tangga/tahun dan 3,57 kgCO2eq/order/tahun.

COVID-19 pandemic affected every aspect of life, one of them is a prohibition to dine-in at the restaurant and suggestion to do takeaway. This phenomenon influences the development of online food delivery services. Therefore, the study aimed to analyze the environmental impact caused by online food delivery activity based on the generation and composition of packaging waste and carbon footprint during the COVID-19 pandemic period. This study also intended to identify the effect of COVID-19 against buying dynamics through online food delivery services. Based on the study for 208 days during June 2020 – January 2021 with 30 respondents who lived in Jepara, the results show that total packaging waste generation reaches 30.494,5 gram dominated by plastic material. Waste generation average per order is 58,76 gram/order and waste generation average per household is 4,89 gram/day. While the total carbon footprint emission of transportation from restaurant to landfill and emission of packaging waste is 1056,01 kgCO2eq with an average 61,76 kgCO2eq/household/year and 3,57 kgCO2eq/order/year."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sheila Firda Annisarahma
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hadirnya fitur belanja pada media sosial populer seperti Instagram Shopping dan TikTok Shop di Indonesia selama masa pandemi Covid-19 sebagai alternatif baru social commerce terhadap perilaku belanja impulsif dan kompulsif produk apparel. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji pengaruh media sosial, motivasi hedonis, kondisi berbelanja online selama pandemi Covid-19 serta peran iklim sosial komunitas pengikut social media influencer terhadap perilaku belanja impulsif dan kompulsif. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode variance based Partial Least Square - Structural Equation Modelling (PLS-SEM) secara cross-sectional kepada 475 responden untuk menguji keterkaitan variabel Social Media Influence, Social Commerce, EWOM of Social Commerce, Hedonic (Happiness), Hedonic (Fun), Shopping in the Times of Covid-19, dan variabel moderasi Social Climate terhadap variabel dependen Impulsive Buying dan Compulsive Buying. Hasilnya, didapatkan bahwa Hedonic (Happiness) dan Shopping in the Times of Covid-19 memiliki hubungan signifikan positif terhadap perilaku Impulsive dan Compulsive buying. Hedonic (Fun) serta peran moderasi Social Climate berhubungan signifikan positif dengan Impulsive Buying. Sedangkan variabel lainnya tidak memiliki hubungan signifikan yang positif terhadap variabel Impulsive Buying dan Compulsive Buying.

This study aims to determine the effect of the presence of shopping features on popular social media namely Instagram Shopping and TikTok Shop in Indonesia during the Covid-19 pandemic as a new social commerce alternative which could affecting impulsive and compulsive shopping behavior for apparel products. In this study, the impact of social media, hedonic motivation, shopping in the times of Covid-19, and social climate of social media influencers community are observed towards impulsive and compulsive shopping behavior. The study used variance-based partial least squares structural equational modelling (PLS-SEM) on a cross-sectional study conducted on 475 respondents observing the association of several variables: Social Media Influence, Social Commerce, EWOM of Social Commerce, Hedonic (Happiness), Hedonic (Fun) variables, Shopping in the Times of Covid-19 and Social Climate as a moderating variable towards the Impulsive Buying and Compulsive Buying as the dependent variables. The study result show that Hedonic (Happiness) and Shopping in the Times of Covid-19 had a significant positive relationship to Impulsive and Compulsive buying behavior. Hedonic (Fun) and the moderating role of Social Climate had a significant positive relationship with Impulsive Buying. Whilst the other variables do not have a positive significant relationship to the Impulsive Buying and Compulsive Buying variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dennys Luciana Marintan
"Pandemi COVID-19 memberikan dampak pada persaingan bisnis yang menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan kinerjanya secara optimal. Perusahaan harus mampu mengelola sumber daya manusianya agar proses bisnis dapat berjalan dengan baik dan efektif. Salah satu faktor yang dapat mendorong kinerja organisasi ke arah yang lebih baik adalah work-life balance pekerjanya, sehingga hal ini penting untuk diperhatikan. Penelitian dilakukan di PT X Jakarta yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan kepelabuhanan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang signifikan menjelaskan tingkat work-life balance pada pegawai perusahaan jasa kepelabuhanan PT X Jakarta dan mengetahui profil dari pegawai yang memiliki tingkat work-life balance yang tinggi dan rendah. Metode analisis data yang digunakan guna mencapai tujuan tersebut adalah Regresi Linier Berganda dan Classification and Regression Tree (CRT). Penelitian ini menggunakan data primer yang diambil dengan cara purposive sampling dan didapatkan sampel yang terdiri dari 97 pegawai perusahaan jasa kepelabuhanan PT X Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang signifikan menjelaskan tingkat work-life balance pada Pegawai Jasa Kepelabuhanan PT X Jakarta adalah stres kerja, kesejahteraan psikologis, dukungan rekan kerja dan jenis kelamin pegawai. Profil pegawai yang memiliki tingkat work-life balance yang tinggi yaitu pegawai dengan stres kerja yang rendah, dukungan rekan kerja yang tinggi, dan berjenis kelamin laki-laki. Profil pegawai yang memiliki tingkat worklife balance yang rendah yaitu pegawai dengan stres kerja yang tinggi, kesejahteraan psikologis yang rendah, dan berjenis kelamin perempuan.

The COVID-19 pandemic has an impact on business competition which requires companies to be able to improve their performance optimally. Companies must be able to manage their human resources so that the business process can run well and effectively. One of the factors that can drive organizational performance towards a better direction is the work-life balance of its employees, so this is important to pay attention to. The research was conducted at PT X Jakarta, which is one of the companies engaged in port services. The purpose of this study was to determine the factors that significantly explain the level of work-life balance on the employees of the port service company, PT X Jakarta, and to determine the profile of employees who have high and low levels of worklife balance. The data analysis method used to achieve this goal is Multiple Linear Regression and Classification and Regression Tree (CRT). This study uses primary data taken by purposive sampling and obtained a sample consisting of 97 employees of the port service company on PT X Jakarta. The results showed that the factors that significantly explained the level of work-life balance in Port Service Employees of PT X Jakarta were work stress, psychological well-being, co-workers support and gender. Profiles of employees who have a high level of work-life balance are employees with low work stress, high support from co-workers, and male gender. Profiles of employees who have a low level of work-life balance are employees with high work stress, low psychological well-being, and female."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghani Najib Habibi
"Penelitian ini mengenai penerapan kesehatan kerja saat bencana berupa pandemi yang dibahas dari disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi dari penelitian ini mengungkapkan inovasi yang dilakukan suatu perusahaan jasa transportasi pada pekerja frontlinernya yang berisiko tinggi terpapar virus COVID-19. Perusahaan ini tergolong sektor kritikal sehingga pelayanannya harus tetap beroperasi setiap hari selama masa pandemi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data melalui studi literatur dan wawancara dilaksanakan pada bulan Mei hingga Agustus 2022 pada 7 informan yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Berdasarkan penelitian terungkap bahwa PT. X Jakarta melakukan beberapa inovasi terkait kesehatan kerja pada sisi kebijakan maupun remunerasi. Inovasi dari sisi kebijakan operasional, yaitu berupa penerapan scan Peduli Lindungi sebelum masuk stasiun, pembatasan penumpang di kereta, pengadaan pijakan kaki di elevator, penyediaan marka-marka untuk jaga jarak, mengimplementasikan beberapa kebijakan ticketing, penambahan APD (Alat Pelindung Diri) Khusus level 2 bagi Walka (petugas keamanan di kereta) serta mengadakan pelatihan penanganan pengguna yang pingsan akibat suspect COVID-19. Dari sisi kebijakan kepegawaian, PT. X Jakarta menerapkan screening harian kesehatan, penerapan digital sign, dan sistem absensi menggunakan web. Untuk kebijakan yang berkaitan dengan kesehatan pekerja, PT. X Jakarta membentuk Sekretariat Penanggulangan Krisis untuk COVID-19, menyelenggarakan olahraga rutin dan Health Talk secara virtual, melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala, mengolah limbah infeksius secara khusus, melakukan edukasi kepada penumpang terkait protokol kesehatan, menyediakan ruang isolasi di kantor, dan melakukan tracing serta menyediakan layanan telemedicine. Inovasi dari sisi remunerasi, yaitu pemberian remunerasi tambahan selama pandemi untuk para pekerjanya. Pekerja di Head Office dan pekerja di stasiun dan kereta (yang termasuk pekerja organik) mendapatkan remunerasi berupa APD, vitamin, vaksin, SWAB/PCR, perbantuan pencarian ruang isolasi, perbantuan pencarian tabung oksigen, dan penyediaan transportasi. Sedangkan, pekerja di stasiun dan kereta yang termasuk pekerja outsourcing mendapatkan remunerasi berupa SWAB/PCR, APD, vitamin, dan vaksin. Hasil penelitian ini juga menunjukan perlunya sosialisasi terkait inovasi kesehatan kerja dilakukan dengan semasif mungkin dan perlunya sikap lebih tegas terhadap penumpang/pengguna jasa yang melanggar protokol kesehatan. Penelitian ini diharapkan bersumbangsih terhadap mata kuliah program studi sarjana Ilmu Kesejahteraan Sosial yaitu Manajemen Organisasi Pelayanan Kemanusiaan dan Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri.

This study is about the application of occupational health application in the form of a pandemic discussed from the discipline of Social Welfare Science. The urgency of this study revealed the innovation made by a transportation service company to its frontline workers who are at high risk of exposure to the COVID-19 virus. The company is a critical sector so its services must remain operational daily during the pandemic. This research is qualitative research with a descriptive research design. Collecting data was held by literature studies and in-depth interviews from May to August 2022 on 7 informants determined by purposive sampling methods. Data analysis is performed by data reduction, data presentation, and conclusion withdrawal or verification. This research revealed that PT. X Jakarta carried out several innovations related to occupational health on the policy and remuneration side. Innovations on the operational policy include implementing Peduli Lindungi scanning before passengers enter the station, restricting the number of passengers on the train, procuring footrests in the elevator, implementing some ticketing policies, and adding Level 2 APD (Alat Pelindung Diri) for Walka (security at the train), and conducting passenger-handling training for COVID-19 suspected in train. Innovations on the employment policies side included implementing daily health screening, implementing digital signs, and using the AI web for the absentee system. For policies related to workers' health, PT. X Jakarta established Crisis Management Team (CMT), organized sports activities and Health Talk virtually, sprayed disinfectants on a regular basis, treated infectious waste specifically, provided isolation room for workers suspected of COVID-19, and traced and provided telemedicine services for workers. Innovation from the remuneration side is providing additional remuneration during the pandemic for its workers. Workers at the Head Office and workers at stations and trains, which are part of organic workers, received hygiene kits, vitamins, vaccines, SWAB/PCR, isolation room search assistance, oxygen tube search assistance, and transportation provision. Meanwhile, workers at stations and trains which are part of outsourcing workers received SWAB/PCR, hygiene kit, vitamins, and vaccines. Result also revealed the need for socialization related to occupational health innovation to be carried out as efficient as possible and the need for a firm attitude towards passengers/service users who violate health protocols. This research is expected to be able to contribute enriching Social Welfare sciences especially to courses named the Social Welfare in the Industrial Sector and Management of the Humanitarian Service Organization courses."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Audrey Adhiarini
"Studi ini mengkaji apakah mereka yang menggunakan layanan pembayaran digital akan tetap menggunakan fasilitas tersebut, didasari oleh faktor-faktor yang ada di dalam model UTAUT2 yang telah dimodifikasi. Berdasarkan (Shailza & Sarkar, 2019), layanan pembayaran digital telah mencapai tingkat adopsi yang terus meningkat dalam sektor-sektor baik pemerintah maupun swasta. Seiring dengan para pelaku bisnis dan organisasi mulai beradaptasi terhadap teknologi, mereka juga berlomba-lomba dalam memberikan layanan pembayaran digital yang terbaik bagi para pengguna. Kajian studi ini menggunakan 8 variabel independen (Performance Expectancy, Effort Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Habit, Price Saving Orientation, dan Trust). Total responden dari kuesioner yang telah disebar terdapat sebesar 256 responden. Hasil dari studi ini adalah, lima dari delapan variabel (Effort Expectancy, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price Saving Orientation, dan Trust) memengaruhi continuance intention para konsumen dalam menggunakan layanan pembayaran digital. Sementara tiga variabel lainnya (Performance Expectancy, Social Influence, dan Habit) terbukti tidak memengaruhi continuance intention para konsumen.

This study examines whether those who are using the digital payment services will continue to do so considering the factors that are based on the modified UTAUT2 Model. According to (Shailza & Sarkar, 2019), digital payment services has achieved increasing adoption throughout the government and private sector. Moreover, as businesses and organizations are starting to adapt to technology, all are racing in order to provide the best and most convenient digital payment services for the consumers. This study takes in 8 variables: Effort Expectancy, Performance Expectancy, Social Influence, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Habit, Price Saving Orientation, and Trust, in order to assess their Continuance Intention to use digital payment services. The questionnaire that was distributed for this study has a total respondent of 256. The results of this study are five out of eight variables (i.e., Effort Expectancy, Facilitating Condition, Hedonic Motivation, Price Saving Orientation, and Trust) positively influenced the continuance intention to use digital payment services. While the remainder three variables (i.e., Performance Expectancy, Social Influence, and Habit) do not positively influence the continuance intention to use digital payment services."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dera Fazrin Aldini
"Penelitian ini membahas mengenai dampak pandemi Covid-19 terhadap tren belanja online di Rusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi masyarakat di Rusia untuk melakukan belanja online selama pandemi Covid-19 dengan teori perilaku konsumtif oleh Sumartono (2002). Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis oleh Moh.Nazir (2003) dan penelitian kepustakaan oleh Mestika Zed (2008). Hasil penelitian ini adalah pandemi Covid-19 memberikan perubahan terhadap tren belanja online di Rusia. Pandemi Covid-19 tidak menurunkan minat masyarakat Rusia dalam berbelanja online. Masyarakat Rusia cenderung lebih memilih untuk tetap berbelanja online dengan berbagai alasan yang ditawarkan seperti kemudahan dan kepraktisan dalam bertransaksi, keamanan dan kenyamanan, serta penawaran diskon.

This research discusses the impact of the Covid-19 pandemic on online shopping trends in Russia. The research aims to determine the factors that influence people in Russia to do online shopping during the Covid-19 pandemic with the theory of consumptive behavior by Sumartono (2002). The research method used is descriptive analysis method by Moh.Nazir (2003) and literature research by Mestika Zed (2008). The result of this research are pandemi provides changes to online shopping trends in Russia. Pandemi Covid-19 does not reduced Russian people's interest in online shopping. Russian people tend to prefer to continue shopping online for various reasons, such as convenience and practicality in transactions, security and convenience, and discount offers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Gusfiarni
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengaruh motivasi belanja hedonis (gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, social shopping, role play, dan value shopping) pada perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19.Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 278 responden. Data diolah dengan menggunakan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, dan social shopping berpengaruh positif terhadap perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19. Selanjutnya, value shopping memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19. Sedangkan role play tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku pembelian kompulsif produk fashion secara online selama pandemi COVID-19.

This study aims to understand the effect of hedonic shopping motivation (gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, social shopping, role play, and value shopping) on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic. This quantitative study uses the purposive sampling method with a sample of 278 respondents. The data was processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results showed that gratification seeking, idea shopping, adventure shopping, and social shopping had a positive effect on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic. Furthermore, value shopping has a negative influence on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic. Meanwhile, role play does not have a significant influence on the compulsive buying behavior of online fashion products during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>