Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103402 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yosep Christian Sahea
"Tesis ini membahas bagaimana perusahaan dapat mengidentifikasi kesenjangan elemen kunci pengelolaan integritas aset yang sangat berperan dalam mencegah terjadinya insiden yang disebabkan oleh kerusakan atau ketidakhandalan aset. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyarankan agar perusahaan yang mengelola kritikal aset, seperti pada industri minyak dan gas bumi, harus dapat memenuhi elemen-elemen kunci pengelolaan integritas aset untuk memastikan kehandalan aset dapat terjaga sehingga mampu menurunkan risiko bisnis maupun risiko terhadap keselamatan kerja dan lingkungan sekitar.

This thesis discusses how companies can identify gaps in the key elements of asset integrity management which play a very important role in preventing incidents caused by damage or unreliability of assets. This research is qualitative research with a descriptive design. The results of this study suggest that companies that manage critical assets, such as in the oil and gas industry, must be able to fulfil key elements of asset integrity management to ensure asset reliability can be maintained to reduce business risks and risks to work safety and the surrounding environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alimah Sekarningrum
"Indonesia diyakini memiliki potensi energi panas bumi sebesar 23.965 MW (Megawatt) atau setara dengan 20,28% dari potensi panas bumi dunia. Kondisi pemanfaatan panas bumi di Indonesia saat ini yaitu kapasitas terpasang sebesar 2.130,7 MW. Pengembangan panas bumi di Indonesia menemui banyak tantangan, dibuktikan salah satunya oleh pemanfaatannya yang rendah walaupun memiliki cadangan terbesar kedua di dunia. Pengembang panas bumi percaya bahwa salah satu faktor utama yang menghambat pengembangan panas bumi adalah tingginya risiko hulu. Salah satu faktor yang menghambat pengembangan panas bumi yaitu yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah keterbatasan akses pada data pengeboran panas bumi menjadi kendala utama bagi setiap engineer atau peneliti pengeboran di Indonesia yang berupaya mencari cara untuk mengoptimalkan biaya pengeboran panas bumi. Dahulu biaya sumur di Indonesia jarang dipublikasikan, sehingga sulit dan tidak cukup data untuk dapat mengevaluasi biaya sumur hingga keyakinan statistik yang masuk akal. Perusahaan pengembang panas bumi di Indonesia tidak termotivasi untuk berbagi lesson learned dan best practice dari proyek pengeboran panas bumi ke publik, mengakibatkan kurangnya pengembangan terhadap aset proses organisasi yang dijadikan benchmarking untuk mengoptimalkan biaya eksplorasi. Dengan melakukan penilaian terhadap tingkat kematangan aset proses organisasi manajemen biaya proyek eksplorasi panas bumi diharapkan dapat mengetahui sudah sampai di mana tingkat kematangan saat ini dan diharapkan dapat memberikan strategi untuk dapat mengembangkan aset proses organisasi dalam manajemen biaya agar meningkatkan kesuksesan proyek. Penelitian ini dilakukan sebagai wujud pengembangan aset proses organisasi terhadap perencanaan biaya yang dapat dijadikan sebagai lesson learned berupa prosedur untuk perencanaan biaya proyek pengeboran industri panas bumi di Indonesia dan selanjutnya untuk meningkatkan keberhasilan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi di Indonesia.

Indonesia is believed to have geothermal energy potential of 23,965 MW (Megawatt) or equivalent to 20.28% of the world's geothermal potential. The current condition of geothermal utilization in Indonesia, in the form of installed capacity of geothermal power plants, is about 2,130.7 MW. Utilization of geothermal development in Indonesia faces many challenges, one of which is proven by its low utilization despite having the second largest reserves in the world. Geothermal developers believe that one of the main factors hindering geothermal development is the high upstream risk. One of the factors that hinder geothermal development, which will be discussed in this study, is the limited access to geothermal drilling data, which is a major obstacle for every drilling engineer or researcher in Indonesia who is trying to find ways to optimize geothermal drilling costs. In the past, well costs in Indonesia were rarely published, making it difficult and insufficient data to evaluate well costs to reasonable statistical confidence. Furthermore, geothermal development companies in Indonesia are not motivated to share lessons learned and best practices from geothermal drilling projects to the public, resulting in a lack of development of organizational process assets that are used as benchmarks to optimize exploration costs. By assessing the maturity level of project cost management's organizational process assets in geothermal exploration projects, it is expected to find out the current maturity level and provide a strategy to develop organizational process assets in project cost management in order to increase project success. This research was conducted as a form of developing organizational process assets towards cost planning that can be used as lessons learned in the form of procedures for cost planning for geothermal drilling projects in Indonesia and further to increase the success of geothermal power plant development in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Novalina
"Dalam mencapai transformasi digital maka Bank XYZ sebagai salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia berusaha mengembangkan sistem dan aplikasi yang mendukung berjalannya proses bisnis sehingga dengan situasi demikian maka kebutuhan akan implementasi atau pengembangan teknologi informasi di Bank XYZ pun turut meningkat. Berdasarkan laporan dokumen Project Status Report APD tahun 2020 bersumber dari PMO, kesuksesan APD yang mencapai on schedule serta mengikuti definisi kesuksesan proyek menurut PMBOK yaitu sebesar 66%, sedangkan proyek lainnya dikategorikan sebagai potential to be delayed, delayed, live implementation dan hold/dropped. Persentase kesuksesan proyek di APD tidak memenuhi target yang telah ditetapkan. Berdasarkan analisis permasalahan, maka perlu dilakukan pengukuran tingkat kematangan manajemen proyek pada grup APD Bank XYZ. Pengukuran kematangan dilakukan dengan menggunakan model pengukuran PMMM Kerzner. Penelitian dilakukan dengan mixed method yaitu kuantitatif dan kualitatif. Sebelum pengumpulan data kuantitatif, kuesioner PMMM divalidasi dengan metode kualitatif dengan wawancara kepada pakar sehingga memperoleh hasil tambahan 25 pertanyaan untuk melengkapi kuesioner. Selanjutnya, pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui penyebaran kuesioner untuk menghitung tingkat kematangan manajemen proyek. Pada tahap terakhir pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan wawancara untuk memperoleh rekomendasi dari pakar di bidang manajemen proyek. Berdasarkan hasil pengukuran maka diperoleh bahwa tingkat kematangan manajemen proyek grup APD Bank XYZ belum lolos di level 1. Berdasarkan hasil pengukuran maka diberikan rekomendasi baik dari best practices dan rekomendasi pakar dalam manajemen proyek. Beberapa rekomendasi peningkatan kematangan manajemen proyek antara lain training, penggunaan tools project management, landing plan dan knowledge management.

In achieving digital transformation, Bank XYZ as one of the largest state-owned banks in Indonesia was trying to develop systems and applications that support the running of business processes. Based on that situation, the need for implementation or development of information technology at Bank XYZ was also increased. Based on the 2020 APD Project Status Report document report sourced from the PMO, information was obtained that the success of project that achieved on schedule and followed the definition of project success according to PMBOK was 66%, while other projects were categorized as potential to be delayed, delayed, live implementation and hold /dropped. The percentage of project success in APD does not meet the set targets. Based on the analysis of the problem, it was necessary to assess the maturity level of project management in the APD group Bank XYZ. Maturity assessment would be carried out using the PMMM measurement model by Kerzner. The research was conducted using a mixed-method, namely quantitative and qualitative. Quantitative data was collected using a questionnaire to calculate the maturity level of project management. The qualitative collection was carried out by interview to obtain recommendations from experts in the field of project management. Based on the measurement results, it is found that the maturity level of the APD Bank XYZ group project management has not passed level 1. Based on the measurement results, recommendations were given both from best practices and expert recommendations in project management. Several recommendations for increasing project management maturity include training, use of project management tools, landing plans, and knowledge management."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Indra Gunawan
"Kinerja proyek dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah kebijakan perusahaan, kompetensi manajemen proyek dan tingkat maturity manajemen proyek. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor kebijakan perusahaan, kompetensi manajemen proyek, dan tingkat maturity manajemen proyek terhadap kinerja proyek, maka dilakukan penelitian ini. Penelitian ini dilakukan melalui metode survey kuesioner, dan selanjutnya data diolah dengan menggunakan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kebijakan perusahaan, kompetensi manajemen proyek, dan tingkat maturity manajemen proyek terhadap kinerja proyek adalah sebesar 10,95%, sedangkan sisanya 89,05 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar model yang diteliti.

Project performance influence by a lot of factors, which are company policy, project management competence, and project management maturity. This study aims is to know how company policy, project management competence, and project management maturity influence project performance. This study was conducted by survey questionnaire, than further processed with Partial Least Square. The results show that the influence of company policy, project management competence, and project management maturity to project perform;Project performance influence by a lot of factors, which are company policy, project management competence, and project management maturity. This study aims is to know how company policy, project management competence, and project management maturity influence project performance. This study was conducted by survey questionnaire, than further processed with Partial Least Square. The results show that the influence of company policy, project management competence, and project management maturity to project perform.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T43272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christian Regensius
"Penerapan manajemen proyek yang mengacu kepada best-practice merupakan salah satu kunci untuk meningkatkan peluang kesuksesan proyek. Ruang lingkup, waktu dan biaya merupakan tiga faktor penting dalam kesuksesan proyek. PT. PQR, sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa profesional TI, telah menerapkan praktik manajemen proyek. Akan tetapi, praktik yang dilakukan belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini terlihat dari 67% proyek TI yang dijalankan mengalami keterlambatan. Evaluasi dibutuhkan untuk mengukur tingkat kematangan penerapan praktik proyek manajemen di PT. PQR, sehingga perbaikan dapat dilakukan berdasarkan hasil evaluasi tersebut. Pengukuran dilakukan dengan metode Project Management Maturity Model.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa tingkat kematangan manajemen proyek di PT. PQR berada di tingkat satu. Manajemen PT. PQR berharap kematangan penerapan manajemen proyek berada pada tingkat tiga. Rekomendasi perbaikan diberikan berdasarkan kesenjangan antara tingkat kematangan saat ini dan harapan manajemen PT. PQR.

The application of project management, which refers to the best-practice is a key to increase the success-rate of project. Scope, time and cost are the three important factors in the success of project delivery. PT. PQR, a company engaged in the field of IT professional services, has implemented a project management practices. However, implemented practices do not fully applied yet. This is based on the evident that 67% of IT projects has been delayed. Evaluation is needed to measure the maturity level of project management practices in PT. PQR, so that improvements can be made based on the evaluation results. Measurements were made using Project Management Maturity Model.
Based on the research result, it was found that PT. PQR’s maturity level of project management is at level one. Management expect that PT. PQR’s project management maturity is at level three. Recommendations for improvement had been given to overcome the gap between current level of maturity and expectations of PT. PQR’s management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tanjung, Aldiyan Muhammad
"Teknologi informasi saat ini telah berkembang dengan pesat dan membawa dampak besar pada kehidupan manusia, baik secara personal maupun organisasional. Namun, penggunaan teknologi informasi juga membawa risiko keamanan yang semakin meningkat. Dalam menghadapi risiko keamanan informasi ini, organisasi perlu membuat perlindungan dari segala risiko risiko tersebut. Dalam sistem informasi suatu organisasi perlu acuan atau guide untuk dijadikan standar dalam hal tersebut. Dalam hal sistem keamanan informasi, standar yang dipakai secara internasional adalah ISO 27001:2022. Perusahaan yang dijadikan studi kasus ini akan diberlangsungkan pengukuran tingkat kematangan pada sistem keamanan informasinya untuk mengetahui pada aspek manakah yang dapat ditingkatkan kembali. Pengukuran tingkat kematangannya menggunakan framework ISO 27001:2002. Kemudian hasil pengukuran tersebut akan dianalisa menggunakan metode PDCA untuk nantinya akan menghasilkan rekomendasi yang akan digunakan pada perusahaan studi kasus.

Information technology has rapidly evolved and had a significant impact on human life, both personally and organizationally. However, the use of information technology also brings increasing security risks. In dealing with these information security risks, organizations need to establish protection against all these risks. In the information system of an organization, there needs to be a reference or guide to serve as a standard in this regard. Regarding information security systems, the internationally recognized standard used is ISO 27001:2022. The company chosen as a case study will undergo a measurement of the maturity level of its information security system to identify areas that can be further improved. The measurement of maturity level will utilize the ISO 27001:2002 framework. Afterward, the results of the measurement will be analyzed using the PDCA method to generate recommendations that will be implemented in the case study company."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Respati Pradana Mukti
"Skripsi ini membahas bagaimana gambaran sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (SMK3) di PT X, sebuah perusahaan kontraktor pertambangan batu bara dilihat dari tingkat kematangan budaya keselamatan dan kesehatan kerja yang ada di PT X. Penelitian dilakukan dengan pendekatan semi-kuantitatif dengan desain studi cross-sectional pada pekerja level pelaksana dan middle management bulan Oktober 2012. Variabel-variabel kematangan budaya K3 nantinya akan dikelompokkan ke dalam siklus PDCA OHSAS 18001 dan dilihat mana yang masih perlu diperbaiki, mana yang perlu ditingkatkan. Hasil penelitian menunjukkan siklus Perencanaan, Implementasi, Pemeriksaan, dan Tindakan perbaikan masih perlu diperbaiki di beberapa poin untuk mencapai continuous improvement.

The focus of this study is how occupational health and safety management system can be seen by safety culture maturity model in PT X, a mining contractor. This research is semi-quantitative descriptive interpretative with cross-sectional study design in front line workers and middle management in October 2012. The variables of safety culture maturity is grouped in PDCA cycle of OHSAS 18001 and we can see which one is need to be maintenance and which one is need to be improved. The result of this research is there is something in whether Plan, Do, Check, and Action cycle that need to be improved to reach the continuous improvement state."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44337
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Karoma Yude
"PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik.
Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat

.PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adib Karoma Yude
"PT X adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi makanan dan minuman dengan aspek kesehatan. Sejak didirikan tahun 1979 hingga saat ini berusia 42 tahun, organisasi telah berkembang dan melakukan berbagai inovasi untuk bertahan dalam persaingan bisnis. Memasuki industri 4.0, PT X beradaptasi dengan perkembagan teknologi informasi. Perusahaan tengah dalam fase transformasi bisnis menjadi digital dengan melakukan pengembagan perangkat lunak yang bertujuan untuk mempermudah dan membuat proses bisnis menjadi lebih efektif dan efisien. Organisasi telah melakukan praktik manajemen proyek namun belum sepenuhnya diterapkan dengan baik. Hal ini dapat terlihat dari adanya 40% proyek yang dijalankan tidak dapat di-deliver dengan tepat waktu. Evaluasi perlu dilakukan untuk mengukur tingkat kematangan manajemen proyek yang sudah dijalankan sehingga organisasi dapat melakukan perbaikan. Dengan menggunakan Project Management Maturity Model (PMMM) diketahui bahwa tingkat kematangan manajemen proyek PT X berada pada tingkat pertama. Hal ini menunjukan bahwa pengetahuan organisasi mengenai manajemen proyek masih belum cukup baik. Penelitian ini juga menghasilkan rekomendasi perbaikan yang dapat diterapkan organisasi yaitu mengadakan pelatihan khusus untuk setiap area manajemen proyek, membuat standar dokumentasi yang baik, mengadakan sesi pendalaman materi Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan mendorong project manager untuk berkomunikasi menggunakan istilah manajemen proyek yang tepat.

PT X is a food and beverage manufacturing company with a focus on health. Since its establishment in 1979, the organization has developed and implemented several innovations in order to remain competitive in the commercial sector. PT X has adapted to the advancement of information technology as it enters industry 4.0. The organization is in the process of digitalizing its business by building software to simplify and improve the effectiveness and efficiency of business operations. The organization has implemented project management practices, but they have not been properly applied. There are 40% of projects that cannot be delivered on schedule. Evaluation is required to determine the maturity level of project management that has been applied so that the organization could implement improvements. Using the Project Management Maturity Model (PMMM), it is determined that PT X's project management is at the first level of maturity. This indicates that the organization's understanding of project management is still insufficient. This research also includes recommendations for improvement that may be implemented by organization, such as providing particular training for each project management area, establishing appropriate documentation standards, organizing sessions to increase understanding of the Project Management Body of Knowledge (PMBOK) materials, and encouraging project managers to communicate using proper project management terms."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fikrotun Nadiyya
"Semakin pesatnya pertumbuhan perusahaan rintisan di Indonesia saat ini, menyebabkan munculnya tren unik dalam proses pengerjaan proyek. Praktik pengerjaan proyek pada perusahaan rintisan saat ini dilakukan oleh individu atau pihak yang tidak dikenal secara langsung, terpisah fisik dengan klien, serta mekanisme pengadaannya dalam bentuk gig economy. Hal ini dapat berpotensi memberikan ancaman bagi keberlangsungan proyek dikarenakan adanya risiko kegagalan yang relatif tinggi serta kurangnya penerapan standar manajemen proyek. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan tingkat kematangan manajemen proyek pada online gig economy menggunakan Kerzner Project Management Maturity Model (KPMMM). Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dari KPMMM yang berisi 80 pertanyaan pilihan ganda kepada 10 online gig worker secara online. Dari hasil pengolahan data penilaian jawaban kesepuluh responden ditemukan bahwa saat ini tingkat kematangan manajemen proyek pada online gig economy berada pada tingkat 1 atau common language.

The development of the startup in Indonesia is quite rapid, that causing the emergence of a unique trend in the process of working on a project. The practice of working on projects at startup is currently carried out by individuals or unknown parties directly, physically separated from clients, and procurement mechanisms in the form of gig economy. This can potentially give a threat to the sustainability of the project due to the relatively high risk of failure and the lack of application of project management standards. This study aims to determine the level of project management maturity in the online gig economy using the Kerzner Project Management Maturity Model (KPMMM). Data collection was carried out by distributing questionnaires from KPMMM containing 80 multiple choice questions to 10 online gig workers. The results of data processing from the responses of the ten respondents found that the current level of project management maturity in online gig economy is at first level or common language."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>