Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141268 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Farhan Eviansyah
"Gastritis merupakan suatu masalah kesehatan yang banyak terjadi di Indonesia dengan data prevalensi yang tinggi berdasarkan data dari WHO dan juga Departemen Kesehatan RI yaitu sebesar 274.396 kasus. Melihat dari tingginya prevalensi kejadian gastritis perlu adanya suatu upaya intervensi kesehatan untuk mencegah, mengobati, dan edukasi kepada masyarakat. Salah satu bentuk intervensi kesehatan yang dapat dilakukan yaitu memberikan edukasi kepada masyarakat melalui pelayanan informasi sebagai langkah preventif. Pemberian informasi kepada masyarakat dapat dilakukan oleh apoteker melalui puskesmas atau pusat kesehatan masyarakat yang menyelenggarakan upaya kesehatan kepada masyarakat dan perseorangan sebagai peran penting untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan pencarian informasi terkait penyakit gastritis dan terapinya melalui literatur yang terpercaya, kemudian melakukan konsultasi dengan apoteker penanggung jawab untuk menentukan konten yang perlu dimuat di dalam leaflet yang akan dibentuk, dan kemudian dilakukan pembuatan leaflet yang berisi informasi yang telah disetujui untuk dimuat di dalamnya dengan menggunakan perangkat lunak yang digunakan. Leaflet yang terbentuk memiliki 6 bagian yang berisi informasi yang berbeda. Bagian A berisi merupakan bagian judul leaflet, bagian B merupakan bagian yang menjelaskan terkait definisi dan gejala dari penyakit gastritis. Bagian C berisikan informasi terkait hal yang menyebabkan penyakit gastritis seperti infeksi bakteri, efek samping dari penggunaan obat antinyeri, dan karena kebiasaan konsumsi alkohol. Bagian D dan E berisikan informasi terkait terapi farmakologis atau terapi dengan menggunakan obat untuk mengatasi penaykit gastritis, dan bagian terakhir yaitu bagian F yang memuat informasi terkait terapi non farmakologi yang dapat dilakukan oleh pasien untuk mencegah atau mengatasi gejala gastritis.

Gastritis is a health problem that occurs a lot in Indonesia with high prevalence data based on data from WHO and also the Indonesian Ministry of Health, namely 274,396 cases. Seeing the high prevalence of gastritis, it is necessary to have a health intervention effort to prevent, treat, and educate the public. One form of health intervention is to provide education to the public through information services as a preventive step. Providing information to the community can be carried out by pharmacists through Puskesmas which organizes health efforts for the community and individuals as an important role in improving public health. The method used for this task is to search for information related to gastritis and its treatment through literature, then consult with the pharmacist to determine the content that needs to be included in the leaflet, and then create leaflets containing approved information to be included using the software. The leaflet that is formed has 6 sections that contain different information. Part A contains the title of the leaflet, and part B explains the definition and symptoms of gastritis. Part C contains information related to things that cause gastritis such as bacterial infections, side effects from using painkillers or NSAIDs, and due to alcohol consumption habits. Sections D and E contain information related to pharmacological therapy or therapy using drugs to treat gastritis, and the last section F contains information regarding non-pharmacological therapies that patients can take to prevent or treat symptoms of gastritis."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Harka Putri
"Pengelolaan obat di rumah tangga pada dasarnya mencakup tentang bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar atau dikenal dengan program DAGUSIBU (BPOM, 2015). DAGUSIBU adalah singkatan dari DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang. Gerakan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar (BPOM, 2015). Pengetahuan yang kurang mengenai pengelolaan obat di rumah dapat berisiko untuk pasien dalam penggunaan obat yang tidak rasional dan meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan obat. Hal ini akan dijelaskan kepada pasien di Puskesmas Kecamatan Jatinegara melalui media promosi kesehatan berupa leaflet. Leaflet akan dibagikan dan dijelaskan pada pasien yang sedang menunggu antrian. Berdasarkan penelitian ini dapat diambil beberapa Kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut. Pemberian informasi mengenai DAGUSIBU telah dilakukan dengan menggunakan alat bantu peraga sehinga lebih mudah dipahami. Selain itu, pemaparan informasi mengenai DAGUSIBU meningkatkan pengetahuan pasien terkait bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar yang dilihat dari pemahaman pasien dan tidak adanya pertanyaan dari pasien.

Drug management in households basically includes how to obtain, use, store and dispose of drugs properly and correctly or known as the DAGUSIBU program (BPOM, 2015). DAGUSIBU stands for Get, Use, Store, and Dispose. This movement aims to educate the public on how to obtain, use, store, and dispose of drugs properly (BPOM, 2015). Lack of knowledge about home medicine management can put patients at risk for irrational drug use and increase the likelihood of drug abuse. This will be explained to patients at the Jatinegara District Health Center through health promotion media in the form of leaflets. Leaflets will be distributed and explained to patients who are waiting in line. Based on this study, several conclusions can be drawn, including the following. Providing information about DAGUSIBU has been done by using props so that it is easier to understand. In addition, exposure to information about DAGUSIBU increases patient knowledge related to how to get, use, store, and dispose of drugs properly and correctly as seen from patient understanding and the absence of questions from patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anas Maulana
"Rotavirus adalah salah satu virus penyebab diare yang penularannya melalui jalur fecal-oral, yaitu menular dari feses penderita yang tidak sengaja masuk ke mulut orang yang sehat. Infeksi rotavirus menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, terutama di negara-negara dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Gejala infeksi rotavirus bisa muncul setelah 2 hari terpapar virus ini. Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup pasien dengan memberikan edukasi secara digital di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung mengenai pelayanan informasi obat terkait Imunisasi rotavirus dengan menggunakan media Booklet dan Leaflet sebagai penunjang. Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi berdasarkan studi literatur pada Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi Rotavirus (RV) Kementerian Kesehatan RI 2023. Hasil berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur termasuk salah satu kota yang memiliki jumlah kasus diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Upaya yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi menggunakan media digital berupa booklet dan leaflet agar memudahkan pasien untuk mengingat tentang pentingnya imunisasi rotavirus dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Rotavirus is a virus that causes diarrhea which is transmitted via the fecal-oral route, that is, it is transmitted from the feces of sufferers who accidentally enter the mouth of a healthy person. Rotavirus infection is a common cause of diarrhea in infants and children, especially in countries with poor environmental sanitation. Symptoms of rotavirus infection can appear after 2 days of exposure to this virus. One of the most common symptoms is diarrhea. This research aims to improve patient knowledge and quality of life by providing digital education at the Pulo Gadung District Health Center regarding drug information services related to rotavirus immunization using booklet and leaflet media as support. Implementation of providing information services based on literature studies in the Technical Instructions for Providing Rotavirus (RV) Immunization of the Indonesian Ministry of Health 2023. Results based on data from the DKI Jakarta Province Central Statistics Agency (BPS), for 3 consecutive years from 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur is one of the cities that has the highest number of cases of diarrhea caused by rotavirus infection. Efforts that can be made are by providing education using digital media in the form of booklets and leaflets to make it easier for patients to remember the importance of rotavirus immunization and apply it in everyday life.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Reza Juliani
"Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas No. 74 Tahun 2016, Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam dalan kegiatan manajerial Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan Farmasi Klinik. Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yaitu memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) (Kemenkes RI, 2016). Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar puskesmas (Kemenkes RI, 2019). Pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas salah satunya dapat dilakukan dengan membuat leaflet serta melakukan kegiatan penyuluhan khususnya bagi pasien rawat jalan, rawat inap serta masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Kegiatan tersebut telah rutin dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Peran apoteker dalam memberikan Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Kecamatan Palmerah yaitu menjawab pertanyaan terkait obat serta melakukan penyuluhan dan pembuatan leaflet secara akurat, jelas, dan terkini kepada pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Informasi terkait Interaksi Obat dan Makanan telah disampaikan dengan baik dan jelas melalui Penyuluhan dan Leaflet kepada pasien di Ruang Tunggu Apotek Puskesmas Kecamatan Palmerah.

Based on Pharmaceutical Service Standards at Health Center No. 74 of 2016, Community Health Centers have responsibility for managerial activities in the Management of Pharmaceutical Supplies and Medical Consumables and Clinical Pharmacy Services. One of the clinical pharmacy service activities is providing Drug Information Services (PIO) (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). Drug Information Service (PIO) is an activity carried out by pharmacists to provide accurate, clear and up-to-date information to doctors, pharmacists, nurses, other health professionals as well as patients and other parties outside the puskesmas (RI Ministry of Health, 2019). The implementation of drug information services at the Community Health Center can be done by making leaflets and conducting outreach activities, especially for outpatients, inpatients and the community (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). This activity has been routinely carried out at the Palmerah District Health Center. The role of the pharmacist in providing Drug Information Services at the Palmerah District Health Center is to answer questions related to drugs and conduct counseling and produce leaflets in an accurate, clear and up-to-date manner for patients, health workers and the community. Information related to drug and food interactions has been conveyed properly and clearly through counseling and leaflets to patients in the waiting room of the Palmerah Health Center Pharmacy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Ikhsani Putri
"Edukasi pasien mengenai penanganan mandiri demam dilakukan di Puskesmas Jatinegara untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, mengurangi kunjungan medis yang tidak perlu, dan memberdayakan individu dalam mengelola kesehatan. Demam, yang sering disebabkan oleh infeksi, merupakan salah satu alasan umum konsultasi medis, meskipun sering kali dapat ditangani secara mandiri dengan pengetahuan yang tepat. Leaflet edukatif yang dirancang menggunakan Canva menyediakan konten yang jelas dan visual menarik untuk membantu pasien mengenali gejala, memahami penyebab, serta menerapkan pengobatan farmakologis atau non-farmakologis yang sesuai. Leaflet ini juga memberikan panduan mengenai kapan pasien perlu mencari bantuan medis profesional. Inisiatif ini secara efektif meningkatkan literasi kesehatan, mendorong praktik swamedikasi yang bijak, dan mengurangi beban fasilitas kesehatan, menunjukkan pentingnya peran leaflet dalam strategi kesehatan preventif.

Patient education on fever self-management was conducted at Jatinegara Community Health Center to enhance public awareness, reduce unnecessary medical visits, and empower individuals to manage their health. Fever, often caused by infections, is a common reason for seeking medical help, although it can frequently be managed independently with proper knowledge. Educational leaflets created using Canva provided visually engaging and clear content to help patients identify symptoms, understand causes, and apply appropriate pharmacological or non-pharmacological treatments. Additionally, the leaflets highlighted when to seek professional medical attention. This initiative effectively promoted health literacy, encouraged informed self-care practices, and reduced the burden on healthcare facilities, demonstrating the significant role of leaflets in preventive health strategies. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aqqilla Rinanda Arenta Putri
"Antibiotik merupakan obat golongan antimikroba yang digunakan untuk mengatasi infeksi bakteri. Prevalensi penyakit infeksi yang tinggi, meningkatkan penggunaan antibiotik di masyarakat. Penggunaan obat golongan ini harus dengan resep dokter. Penggunaan antibiotik di negara berkembang seperti Indonesia, seperti halnya di negara maju seperti Amerika Serikat, juga mengalami peningkatan, termasuk penggunaan antibiotik tanpa resep dokter, yang berpotensi terhadap terjadinya resistensi obat. Resistensi antibiotik merupakan kejadian dimana bakteri tidak lagi mempan terhadap pengobatan antibiotik sehingga bakteri masih bisa tumbuh dan berkembang untuk menginfeksi manusia. Resistensi merupakan kejadian yang cukup membahayakan untuk tubuh manusia. Dalam menggunakan obat antibiotik, diperlukan kepatuhan dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan adanya resiko resistensi yang dapat terjadi jika penggunaannya tidak sesuai dengan aturan. Oleh karena itu, perlu diberikan penjelasan lebih lanjut kepada masyarakat terkait obat antibiotik, terutama aturan dan tata cara penggunaan obat antibiotik, hal yang harus diperhatikan saat mengkonsumsi obat antibiotik, dan risiko resistensi yang dapat terjadi. Oleh karena itu, perlu dilakukan promosi tentang pentingnya penggunaan antibiotik dengan bijak untuk mengurangi kejadian resistensi antibiotik.

Antibiotics are antimicrobial drugs used to treat bacterial infections. The high prevalence of infectious diseases increases the use of antibiotics in the community. The use of this class of drugs must be prescribed by a doctor. The use of antibiotics in developing countries such as Indonesia, as well as in developed countries such as the United States, is also increasing, including the use of antibiotics without a doctor's prescription, which has the potential for drug resistance. Antibiotic resistance is an event where bacteria are no longer resistant to antibiotic treatment so that bacteria can still grow and develop to infect humans. Resistance is quite a dangerous event for the human body. When using antibiotics, compliance is required in their use. This is due to the risk of resistance that could occur if its use is not in accordance with the regulations. Therefore, it is necessary to provide further explanation to the public regarding antibiotic drugs, especially the rules and procedures for using antibiotic drugs, things to pay attention to when consuming antibiotic drugs, and the risk of resistance that can occur. Therefore, it is necessary to promote the importance of using antibiotics wisely to reduce the incidence of antibiotic resistance.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Hiththah Bama Bihurinin
"Gastritis atau yang dikenal dengan penyakit maag merupakan penyakit yang berhubungan dengan mukosa lambung sehingga terjadinya peradangan dan menyebabkan pembengkakan pada mukosa lambung sampai terlepasnya epitel pada gangguan saluran cerna. Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Kejadian gastritis dapat disebabkan salah satunya oleh kurangnya pengetahuan yang mengakibatkan pada kurangnya perilaku pencegahan yang dilakukan untuk mencegah terjadiya gastritis dan penggunaan obat gastritis yang tepat. Oleh karena itu, untuk mengurangi angka kejadian gastritis dan meminimalkan bahaya yang timbul akibat gastritis dapat dilakukan dengan cara memberikan pelayanan informasi obat mengenai penyakit gastritis dan penggunaan obat antasida yang benar yang disebarkan melalui media cetak leaflet. Pembuatan leaflet dilakukan dengan cara studi literatur melalui berbagai jurnal ilmiah lalu kemudian dianalisis dan dikaitkan hubungan antara satu dengan yang lainnya. Jika sudah cukup mendapatkan infromasi yang dibutuhkan, dibuat desain leaflet dengan menggunakan Canva lalu dicetak. Hasil studi literatur diantaranya ialah pengobatan gastritis dengan antasida dikonsumsi sebelum makan karena adanya makanan dapat mengurangi penyerapan antasida dalam tubuh sehingga menurunkan efektifitas antasida. Penulis sebagai calon apoteker mampu melaksanakan kegiatan PIO di Apotek Kimia Farma 143 Margonda dengan membuat media cetak leaflet yang akan menambah pengetahuan pasien mengenai gastritis.

Gastritis, commonly known as stomach ulcer, is a disease related to the gastric mucosa, causing inflammation and swelling of the gastric mucosa, leading to the detachment of the epithelium in the gastrointestinal tract. Gastritis is a significant public health issue with a relatively high prevalence. One of the causes of gastritis is the lack of knowledge, which results in insufficient preventive behaviors and improper use of gastritis medications. Therefore, to reduce the incidence of gastritis and minimize the risks associated with it, providing drug information services about gastritis and the correct use of antacids through printed leaflets can be an effective approach. The leaflet was created through literature study from various scientific journals, analyzed, and correlated with each other. Once sufficient information was gathered, a leaflet design was created using Canva and then printed. The literature study results indicated that antacids for gastritis should be taken before meals, as food can reduce the absorption of antacids in the body, thus decreasing their effectiveness. As a prospective pharmacist, the author was able to carry out the PIO activities at Kimia Farma Pharmacy 143 Margonda by creating a printed leaflet that would enhance patients' knowledge about gastritis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Felia Budijarto
"Pelayanan Informasi Obat (PIO) merupakan salah satu kewajiban Apoteker yang berperan penting dalam upaya preventif, kuratif, rehabilitatif, dan promotif bagi kesehatan pasien dan masyarakat. Salah satu kegiatan PIO yang dapat dilakukan di Puskesmas adalah penyuluhan bagi pasien, serta pembuatan media edukasi, seperti buletin, leaflet, poster, atau media lainnya. Promosi kesehatan berupa edukasi mengenai penggunaan antibiotik secara bijak dan program "Tanya 5 O" telah dilakukan Penulis di Puskesmas Jatinegara. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pasien terkait penggunaan antibiotik yang tepat serta mendorong pasien untuk bertanya kepada apoteker tentang obat yang mereka konsumsi. Edukasi dilakukan dengan menggunakan media leaflet sebagai alat komunikasi informasi obat. Program ini merupakan tanggapan atas tingginya angka resistensi antibiotik yang disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat. Dalam promosi kesehatan ini, disampaikan informasi mengenai bahaya resistensi antibiotik dan lima pertanyaan penting yang perlu diajukan pasien sebelum menggunakan obat, yaitu: nama obat, indikasi, dosis, cara penggunaan, dan efek samping. Sebanyak 30 pasien menerima leaflet yang memuat materi Bijak Antibiotik dan Tanya 5 O. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa meskipun beberapa pasien sudah memahami pentingnya menghabiskan antibiotik sesuai resep dokter, banyak yang masih belum mematuhinya. Selain itu, program ini mendapatkan tanggapan positif dari pasien, yang ditunjukkan dengan adanya pertanyaan dari tiga pasien terkait penggunaan obat selama sesi tanya jawab. Edukasi melalui promosi kesehatan ini telah berhasil meningkatkan pemahaman pasien terkait penggunaan antibiotik yang rasional dan tepat, yang diharapkan dapat membantu mengurangi risiko resistensi antibiotik di masa depan.

The Drug Information Service (PIO) is one of the responsibilities of pharmacists, playing a crucial role in preventive, curative, rehabilitative, and promotive efforts for the health of patients and the community. One of the PIO activities that can be carried out at a Puskesmas (community health center) is patient education, as well as the creation of educational media such as bulletins, leaflets, posters, or other media. Health promotion in the form of education on the proper use of antibiotics and the "Tanya 5 O" program was conducted by the author at Puskesmas Jatinegara. The aim of this activity was to increase patients' knowledge and awareness about the correct use of antibiotics and encourage them to ask pharmacists about the medications they are taking. The education was delivered using leaflets as the primary communication tool for drug information.  This program responded to the high rate of antibiotic resistance caused by improper use. In this health promotion, information was provided on the dangers of antibiotic resistance and five key questions that patients should ask before taking medication: the name of the drug, its indication, dosage, method of use, and side effects. A total of 30 patients received leaflets containing the Bijak Antibiotik and Tanya 5 O materials. The results showed that although some patients understood the importance of finishing antibiotics as prescribed, many still did not comply. Additionally, the program received positive feedback, as evidenced by questions from three patients during the Q&A session. This educational initiative successfully increased patient understanding of rational and appropriate antibiotic use, which is expected to help reduce antibiotic resistance in the future. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahidah Raihanah
"Penyakit tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular melalui udara. Di Indonesia, TB memiliki dampak serius dengan 824.000 kasus dan 93.000 kematian per tahun. Pengobatan TB menggunakan obat anti-tuberkulosis (OAT) selama enam bulan tanpa putus untuk membasmi bakteri. Kepatuhan minum obat sangat penting untuk mencegah resistansi obat. Puskesmas memainkan peran kunci dalam edukasi pasien dan keluarga mengenai penggunaan obat. Edukasi dapat dilakukan dengan pemberian media informasi leaflet. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat dan efektivitas terapi, serta mengurangi resistansi antibiotik. Leaflet berisi informasi mengenai tujuan pengobatan, prinsip pengobatan, dampak putus obat dan cara minum obat. Leaflet dicetak pada kertas brosur glossy ukuran A5, dilipat dua sehingga terdiri dari 4 halaman. Halaman pertama sebagai cover dengan judul "Patuhi Minum Obat, Hindari TB-RO" menjelaskan tentang Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO). Halaman kedua berisi Tujuan Minum Obat dan Prinsip Pengobatan. Halaman ketiga memuat informasi mengenai Dampak Putus Obat. Halaman terakhir berisi Cara Minum Obat dan informasi kontak puskesmas.

Tuberculosis (TB) is caused by Mycobacterium tuberculosis and can be transmitted through the air. In Indonesia, TB has a serious impact with 824,000 cases and 93,000 deaths per year. TB treatment uses anti-tuberculosis drugs (OAT) for six months without stopping to eradicate the bacteria. Compliance with taking medication is very important to prevent drug resistance. Community health centers play a key role in educating patients and families regarding medication use. Education can be done by providing information leaflets as a medium. This effort is expected to increase medication adherence and therapeutic effectiveness, as well as reduce antibiotic resistance. The leaflet contains information about the goals of treatment, principles of treatment, the effects of drug withdrawal and how to take medication. The leaflet is printed on A5 size glossy brochure paper, folded in half so that it consists of 4 pages. The first page as the cover with the title "Adhere to Taking Medicine, Avoid TB-RO" explains about Drug-Resistant Tuberculosis (TB-RO). The second page contains the Purpose of Taking Medicine and Principles of Treatment. The third page contains information regarding the Impact of Drug Withdrawal. The last page contains How to Take Medicine and contact information for the health center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Rizki Maharani
"Penelitian ini dilakukan dengan pelaksanaan edukasi penyakit, pengobatan, dan pencegahan kolesterol melalui leaflet di Puskesmas Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, dengan fokus pada tingkat pengetahuan dan respons pasien. Melalui pelaksanaan penyusunan materi dan pembuatan leaflet berdasarkan studi literatur, serta pelaksanaan edukasi kepada pasien, hasil penelitian dengan edukasi pasien menunjukkan bahwa sebagian besar pasien di Puskesmas Kecamatan Makasar masih memiliki keterbatasan pengetahuan terkait penyebab dan penanganan penyakit kolesterol. Selain itu, pola hidup sehat belum sepenuhnya diterapkan oleh pasien. Meskipun demikian, pelaksanaan edukasi melalui leaflet membuktikan efektif dalam meningkatkan pemahaman pasien. Hasil menunjukkan bahwa ada peningkatan signifikan dalam pengetahuan pasien tentang penyebab penyakit kolesterol dan metode penanganannya. Lebih lanjut, hasil menunjukkan bahwa pola hidup sehat juga mengalami perubahan positif setelah penyuluhan. Tujuan edukasi ini tercapai dengan baik, mengingat respon dan tanggapan pasien terhadap penyuluhan atau edukasi ini sangat positif. Pasien juga menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi terkait penyampaian informasi, dan pasien menyatakan keinginan untuk terus memperoleh informasi terkini terkait penyakit kolesterol. Selain itu, penelitian menyoroti bahwa pengetahuan tentang konsumsi obat kolesterol dan beragam jenisnya mendapat respons baik dari pasien. Ini memberikan dasar yang kuat untuk mengembangkan program edukasi lebih lanjut, dengan fokus pada pemahaman yang lebih mendalam tentang pengobatan kolesterol. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi penting untuk memahami keefektifan edukasi melalui leaflet dalam meningkatkan pengetahuan dan perilaku pasien terkait kolesterol di tingkat Puskesmas. Implikasi praktis dari penelitian ini dapat membantu perancangan program edukasi yang lebih terarah dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

This research was carried out by implementing disease education, treatment and prevention of cholesterol through leaflets at the Makasar District Health Center, East Jakarta, with a focus on the level of knowledge and response of patients. Through the preparation of materials and the creation of leaflets based on literature studies, as well as the implementation of patient education, the results of research using patient education show that the majority of patients at the Makasar District Health Center still have limited knowledge regarding the causes and treatment of cholesterol disease. Apart from that, a healthy lifestyle has not been fully implemented by patients. However, the implementation of education through leaflets has proven effective in increasing patient understanding. The results showed that there was a significant increase in patient knowledge about the causes of cholesterol disease and methods of treating it. Furthermore, the results showed that healthy lifestyles also experienced positive changes after the counseling. The aim of this education was achieved well, considering that the patient's response to this counseling or education was very positive. Patients also showed a high level of satisfaction regarding the delivery of information, and patients expressed a desire to continue to obtain the latest information regarding cholesterol disease. In addition, research highlights that knowledge about consuming cholesterol medication and its various types has received a good response from patients. This provides a strong basis for developing further educational programs, with a focus on a deeper understanding of cholesterol treatment. The results of this research provide an important contribution to understanding the effectiveness of education through leaflets in increasing patient knowledge and behavior regarding cholesterol at the community health center level. The practical implications of this research can help design more targeted and sustainable educational programs to improve overall public health."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>