Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134016 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nabila Mardy Fitria
"Salah satu fungsi pokok puskesmas adalah penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas memiliki tugas untuk memberikan informasi terkait kesehatan masyarakat termasuk cara penggunaan obat yang baik. Beberapa hal yang penting terkait penggunaan obat adalah cara mengetahui stabilitas obat selama pemakaian dan berapa lama suatu obat dapat disimpan dan digunakan, terutama untuk obat dosis ganda. Masyarakat secara umum sudah memahami cara penyimpanan obat yang baik. Namun, tingkat pengetahuan masyarakat terkait jangka waktu penggunaan obat setelah wadah obat dibuka dan kemampuan masyarakat mengenali obat yang tidak layak pakai masih belum diketahui. Oleh karena itu, penting untuk memberi edukasi terkait jangka waktu obat boleh digunakan setelah wadah dibuka dan karakteristik obat yang masih layak pakai melalui penyuluhan. Setelah penyuluhan, masyarakat diajak melaksanakan sesi tanya jawab untuk menilai pemahaman masyarakat terhadap penjelasan yang diberikan. Penyuluhan kepada masyarakat mengenai cara penggunaan obat yang baik merupakan hal yang penting untuk dilakukan karena dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta menghasilkan masyarakat yang cerdas dalam menggunakan obat-obatan.

One of the main functions of Community Health Center is driving health-oriented development. Community Health Center has the duty to provide information regarding public health, including how to properly handle and use medicines. Some of important things about the proper way to use medicine are how to determine drugs stability in storage and how long the drugs can be stored and used, especially for multi dose drugs. In general, the public has understood how to properly store medicines. However the extent of people’s knowledge on how long a medicine can still be used after the primary container is opened and how to recognize damaged medicines is still unknown. Therefore, it’s important to provide counseling regarding how long a medicine can still be used after the primary container is opened and the characteristics of medicines that is still suitable to use. After counseling, a question and answer session is opened to assess people’s comprehension of the counseling topic. Education to the community on how to properly handle and use medicines is important because it can improve public’s welfare and produces a society that is wise in using medicines."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanny Adelia Dewinasjah
"Salah satu fungsi pokok dari Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar fasilitas kesehatan tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016, Apoteker memiliki peran penting dalam memberikan informasi terkait obat kepada tenaga kesehatan lain, pasien, dan/atau masyarakat baik melalui komunikasi langsung ataupun komunikasi dengan menggunakan media tertentu. Beyond Use Date (BUD), merupakan batas waktu pengunaan obat sejak obat pertama kali dibuka, diracik, atau dilarutkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cokro, et al. (2021) menyebutkan bahwa pemahaman masyarakat kota Jakarta terkait BUD masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran media Audio Visual (AV) dalam memberikan edukasi terkait BUD obat kepada warga Kecamatan Cakung. Edukasi mengenai BUD dilakukan dengan pengunggahan video ke kanal youtube dan pemahaman warga Cakung terkait materi dilihat berdasarkan jawaban kuosioner yang disebarkan melalui media googleform. Dari 12 responden yang telah menyaksikan video edukasi tersebut, sebagian besar telah memahami terkait informasi BUD obat, sedangkan sebagian kecil masih belum memahaminya. Walaupun jumlah responden belum bisa merepresentasi data sesungguhnya, namun penyuluhan BUD dengan menggunakan media AV dan googleform dinilai efektif untuk dilakukan dalam rangka pemberian edukasi kepada masyarakat.

One of the main functions of the Public Health Center is as a development center with a health perspective, especially for the people who live around the health facility. Based on the Regulation of the Minister of Health Number 74 of 2016, pharmacists have an important role in providing drug-related information to other health workers, patients and/or the public, either through direct communication or communication using certain media. Beyond Use Date (BUD), is the time limit for drug use since the drug was first opened, mixed, or diluted. The results of research conducted by Cokro, et al. (2021) states that the understanding of the people of Jakarta regarding BUD is still low. This research was conducted to determine the role of Audio Visual (AV) media in providing education regarding BUD medicine to residents of Cakung District. Education about BUD is carried out by uploading videos to the YouTube channel and the understanding of Cakung residents regarding the material is seen based on the answers to questionnaires distributed through the media googleform. Of the 12 respondents who had watched the educational video, most of them understood the drug-related BUD information, while a small number still did not understand it. Even though the number of respondents cannot represent the actual data, BUD counseling using AV media and googleform is considered effective in the context of providing education to the community."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Victorino
"ABSTRAK
Realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk Puskesmas di Kota
Depok dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 meningkat sebesar 25,56%.
Tingginya serapan dana tersebut seharusnya diimbangi dengan peningkatan
cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1). Hasil capaian KN1 di tahun 2013
mengalami penurunan sebesar 6,11%, sehingga perlu dievaluasi. Penelitian
dilakukan di Dinas Kesehatan dan 4 Puskesmas, yaitu Puskesmas Cipayung,
Puskesmas Cinere, Puskesmas Cilodong dan Puskesmas Tapos dengan metoda
kualitatif dan mempertimbangkan variabel dana serta cakupan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak semua Puskesmas kekurangan sumber daya manusia
dan sarana prasarana dalam mengelola BOK dan program kesehatan anak. Namun,
ketersediaan dana operasional rutin (BOP) untuk melakukan kunjungan luar
gedung relatif terbatas, sehingga Puskesmas mengutamakan dana BOK. Sebelum
pelaksanaan kegiatan, tiap Puskesmas menetapkan rencana pelaksanaan
berdasarkan capaian program tahun sebelumnya dengan melibatkan lintas program
di Puskesmas. Dana BOK dimanfaatkan untuk kunjungan neonatus resiko tinggi,
penyuluhan dan pendataan sasaran oleh kader kesehatan

ABSTRACT
The Health Operational Fund (BOK) to support programs in 2013 in Depok has
increased 25,56% as compared to 2012. This should be followed by an increase in
coverage of the first neonatal visit (KN1). Performance of KN1 in the year 2013
decreased by 6,11%, so it is needed to evaluate the use of BOK. The study was
conducted at the District Health Office level and covering 4 health centers, namely
Cipayung, Cinere, Cilodong and Tapos using qualitative approach and considered
cost and coverage variables. The results showed that there was no shortage on
human resources and facility to manage the Puskesmas Operational funds (BOK)
and neonatal health programs. The availability of routine operational funds (BOP)
is limited so that the health center has been relying on BOK fund to support
outreach programs. Each health center set up Plan of Action based on previous
programs achievement involving various relevant programs. The fund was used for
high risk neonatal visit, counseling and mapping the target by cadres."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42024
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuyun Setiyawati
"Latar Belakang : Pemberian edukasi merupakan salah satu bentuk pelayanan profesional perawat dalam upaya meningkatkan kualitas hidup pasien dan peran serta keluarga dalam proses penyembuhan pasien. Terdapat perawat edukator yang kompeten sangat dibutuhkan untuk optimalisasi pemberian edukasi pada pasien dan keluarga. Penting mengenali kendala yang terjadi di perawat edukator, motivasi, dan kontribusi pengalaman terhadap kualitas edukasi.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman perawat edukator dalam memberikan edukasi pada pasien dan keluarga.
Metode : Penelitian ini menggunakan desain kualitatif deskriptif. Penelitian ini dilaksanakan pada perawat edukator dengan jumlah dua belas partisipan yang direkrut secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan proses FGD yang dilakukan secara dua kali dengan menggunakan wawancara semiterstruktur, setiap pelaksanaan FGD diikuti oleh enam partisipan. Analisis tematik digunakan untuk analisis data, dan data disajikan menggunakan pohon tematik. Daftar periksa kriteria konsolidasi untuk pelaporan penelitian kualitatif (COREQ) digunakan sebagai pedoman pelaporan penelitian.
Hasil : Pada penelitian ditemukan enam tema : (i) Harapan perbaikan kebijakan, adanya pengakuan, dan kompensasi, (ii) Perlunya kelengkapan sarana dan prasarana, (iii) Kesibukan dan keterbatasan waktu, (iv) Berbagai kendala yang ditemui dari sisi pasien dan keluarga, (v) Pentingnya pelibatan keluarga, (vi) Sadar terhadap peran.
Kesimpulan : Perbaikan kebijakan berkaitan dengan sistem pelaksanaan perawat edukator, mengenali kendala yang dihadapi, melengkapi sarana dan prasarana, dan pelibatan keluarga akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas dalam pemberian edukasi.

Background : The provision of education is one form of professional service for nurses to improve the quality of life of patients and the role of families in the patients healing process. A competent nurse educator is needed to optimize the provision of education to patients and families. It is essential to recognize the obstacles that occur in nurse educators, motivation, and the contribution of experience to the quality of education.
Objective : This study aims to explore the experience of nurse educators in providing education to patients and families.
Methods : This study used a descriptive qualitative design. This research was conducted on nurse educators with a total of twelve participants recruited by purposive sampling. The FGD process collected the data, which was conducted twice using semi-structured interviews; six participants attended each FGD. Thematic analysis was used for data analysis, and data were presented using thematic trees. The consolidated criteria checklist for qualitative research reporting (COREQ) was used as a research reporting guide.
Results : Six themes were identified: (i) Hoping for policies, recognition, and compensation, (ii) The need for completeness of facilities and infrastructure, (iii) Busyness and time constraints, (iv) Various obstacles encountered by the patient and family side, (v) The importance of involving the family, and (vi) Being aware of the role.
Conclusion : Policy improvements related to the nurse educator implementation the system, recognizing the obstacles faced, equipping facilities and infrastructure, and involving families will affect improving the quality of providing education
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrochman Wirabuana
"Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan strategis bank, bank dimungkinkan menggunakan pihak penyedia jasa teknologi informasi dalam menyelenggarakan kegiatan teknologi informasi bank. Penggunaan pihak penyedia jasa teknologi informasi dapat mempengaruhi risiko bank antara lain risiko operasional, hukum, reputasi dan stratejik. Dalam hal penyelenggaraan teknologi informasi bank dilakukan oleh pihak penyedia jasa teknologi informasi, bank harus memiliki prinsipprinsip penggunaan penyedia jasa teknologi informasi, salah satunya adalah penggunaan penyedia jasa teknologi informasi harus didasarkan pada hubungan kerja sama secara wajar, dalam hal pihak penyedia jasa teknologi informasi merupakan pihak terkait dengan bank. Hubungan kerja sama secara wajar adalah kondisi dimana transaksi antar pihak bersifat independen sebagaimana pihak yang tidak terkait, antara lain memiliki kesetaraan dan didasarkan pada harga pasar yang wajar sehingga meminimalisasi terjadinya benturan kepentingan. Pihak terkait adalah perseorangan atau perusahaan yang mempunyai hubungan pengendalian dengan bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, melalui hubungan kepemilikan, kepengurusan, dan/atau keuangan. Pokok permasalahan yang akan dibahas adalah mengenai penerapan perjanjian kerjasama secara wajar antara bank umum dengan pihak terkait dan konsekuensi hukum bagi bank umum apabila tidak menerapkan arms length principle pada perjanjian penggunaan penyedia jasa teknologi informasi dengan pihak terkait.

In order to increase the effectiveness and efficiency of achieving banks strategic objectives, banks are allowed to use information technology service providers in carrying out banks information technology activities. The use of information technology service providers can influence bank risks including operational, legal, reputation and strategic risks. In the event that the implementation of bank information technology is carried out by the provider of information technology services, banks must have the principles of using information technology service providers, one of which is the use of information technology service providers must be based on arms length principle, in the event that the provider of information technology services is a party related to the bank. Arms length principle is a condition where transactions between parties are as independent as unrelated parties, including having equality and based on fair market prices so as to minimize conflicts of interest. Related parties are individuals or companies that have control relationships with banks, both directly and indirectly, through ownership, management, and or financial relationships. The main issues to be discussed in this research are implementation against the arms length agreement between commercial banks with related party and legal consequences for commercial banks if they dont implement arms length principle into the agreement on use of information technology service provider with related party.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T54544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Amelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran angka kunjungan dan angka rujukan di Puskesmas Kelurahan Gelora Jakarta Pusat bulan Oktober-Desember Tahun 2014 berdasarkan umur peserta, jenis kelamin, jenis kepesertaan, dan diagnosa penyakit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Puskesmas Kelurahan Gelora memiliki angka kunjungan 17,1% dan angka rujukan 3,1%. Angka kunjungan berdasarkan umur paling banyak adalah kelompok umur 15-57 tahun sebesar 17,4%, jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki sebesar 21,8%, jenis kepesertaan Bukan PPU paling banyak sebesar 33,7%, diagnosis penyakit terbanyak adalah faringitis akut sebanyak 197 kasus. Angka rujukan berdasarkan umur terbanyak kelompok umur ≥58 tahun sebesar 9,4%, jenis kelamin laki-laki paling banyak dirujuk sebesar 3,2%, jenis kepesertaan Bukan Pekerja paling banyak sebesar 14,3%, diagnosa penyakit paling banyak dirujuk adalah Diabetes Melitus Tipe 2. Diharapkan BPJS Kesehatan Kantor Cabang Jakarta Pusat meningkatkan monitoring dan evaluasi penatalaksanaan dan pengendalian ke Puskesmas masing-masing.

This research aims to know about the description of visit rate and referral rate in Puskesmas Kelurahan Gelora Jakarta Pusat, October-December 2014 based on age, sex, type of membership, and disease diagnosis. The results shows that Puskesmas Kelurahan Gelora has 17,1% visit rate and 3,1% referral rate. Visit rate based on age 15-57 is the most 17,1%, female more than male 21,8%, type of membership Bukan PPU is the most 33,7%, disease diagnosis accute pharyngitis is the most case about 197. Referral rate based on age ≥58 is the most 9,4%, male is the most widely referenced 3,2%, type of membership Bukan Pekerja is the most 14,3%, disease diagnosis Diabetes Mellitus Type 2 is the most widely referenced. Expected BPJS Kesehatan Jakarta Pusat Branch Office increase monitoring and evaluation management and control to every Puskesmas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Kamila
"Di setiap rumah tangga umum ditemukan obat yang disimpan sebagai persediaan untuk digunakan saat gawat darurat. Tidak jarang juga ditemukan obat yang disimpan di rumah merupakan sisa dari penggunaan obat sebelumnya karena jumlah obat yang tersisa masih banyak ketika gejala penyakit sudah membaik atau penyakitnya sendiri terlah sembuh. Obat harus disimpan dengan cara yang benar. Apabila penyimpanan obat tidak tepat maka, dapat mempengaruhi kualitas dan kestabilan obat yang digunakan. Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan obat adalah beyond use date (BUD). BUD merupakan batas waktu penggunaan obat setelah dibuka dari kemasan primer, dilarutkan, atau diracik. BUD ditetapkan berdasarkan waktu penyiapan obat, stabilitas zat aktif, sifat dan mekanasime degradasi zat aktif beserta bahan tambahannya, potensi kontaminasi mikroba, tipe wadah, kondisi penyimpanan, dan durasi terapi. BUD merupakan salah satu parameter penting dalam menjamin efikasi dan keamanan obat. Tingkat pengetahuan masyarakat berkaitan dengan beyond use date di Indonesia masih terbilang rendah. Edukasi mengenai BUD penting untuk dilakukan untuk mencapai terapi obat yang aman dan efektif. Dalam hal ini diperlukan peran tenaga kesehatan khususnya apoteker untuk dapat memberikan informasi kepada pasien mengenai beyond use date. Edukasi mengenai BUD dapat dilakukan melalui media leaflet, poster dan penyuluhan secara langsung.

In every household, it is common to find medicines stored as supplies to be used during emergencies. It's also common to find left over from previous drug use stored at home because there is still a large amount of medicine left over when the symptoms of the disease have improved or the disease itself has been cured. Medicines must be stored properly. If drug storage is not appropriate, it can affect the quality and stability of the drugs used. One factor that needs to be considered in drug storage is beyond use date (BUD). BUD is the time limit for using the drug after it has been opened from the primary packaging, reconstituted, or compounded. BUD is determined based on drug preparation time, stability of the active substance, characteristics and degradation mechanism of the active substance and its additives, potential microbial contamination, type of container, storage conditions, and duration of therapy. BUD is one of the important parameters in ensuring drug efficacy and safety. The level of public knowledge related to beyond use date in Indonesia is still relatively low. Education about BUD is important to achieve safe and effective drug therapy. In this case, the role of healthcare professional, especially pharmacists, is needed to deliver information to patients about beyond use date. Education about BUD can be done through leaflets, posters and direct counseling."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia
"Resistensi antimikroba merupakan masalah kesehatan global yang banyak terjadi di negara, salah satunya Indonesia. Resistensi antimikroba dapat dicegah melalui penggunaan antibiotik secara bijak sehingga dapat meningkatkan outcome pasien secara terkoordinasi melalui perbaikan kualitas penggunaan antibiotik yang terdiri dari penegakan diagnosis, pemilihan jenis antibiotik, dosis, interval, rute, dan lama pemberian yang tepat. Laporan ini disusun bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antimikroba yang terdiri dari antibiotik, antijamur, antivirus, dan antiprotozoa yang diresepkan di Puskesmas Kecamatan Cakung periode Januari hingga Desember tahun 2022 menggunakan metode ATC/DDD. Evaluasi penggunaan antimikroba juga dilakukan dari aspek ekspeditur untuk mengetahui persentase penggunaan ekspenditur dalam pengadaan antimikroba di Puskesmas Kecamatan Cakung. Evaluasi penggunaan antimikroba dilakukan dengan dengan mengumpulkan data penggunaan antimikroba di Puskesmas Kecamatan Cakung selama periode Januari - Desember 2022 yang terdapat pada lembar pemakaian dan lembar permintaan obat Puskesmas Kecamatan Cakung tahun 2022 kemudian dianalisis dengan aplikasi Microsoft Excel. Hasil evaluasi penggunaan antimikroba terbesar di Puskesmas Kecamatan Cakung periode Januari – Desember 2022 adalah antibiotik golongan beta laktam penisilin yaitu amoksisilin, sedangkan ekspenditur terbesar dalam pengadaan antimikroba digunakan pada pengadaan antibiotik berupa antimikobakteri untuk pengobatan tuberkulosis yaitu bedakuilin.
Antimicrobial resistance is a global health problem in many countries, including Indonesia. Antimicrobial resistance can be prevented through the wise use of antibiotics to improve patient outcomes in a coordinated way through improving the quality of antibiotic use which consists of confirming the diagnosis, choosing the right type of antibiotic, dose, interval, route, and duration of administration. This report was prepared to evaluate the use of antimicrobials consisting of antibiotics, antifungals, antivirals, and antiprotozoa prescribed at the Cakung Community Health Center from January - December 2022 using ATC/DDD Method. Evaluation of the use of antimicrobials is also carried out from the expeditor aspect to determine the percentage of expenditure used in the procurement of antimicrobials at the Cakung Community Health Center. Evaluation of the use of antimicrobials is carried out by collecting data on the use of antimicrobials at the Cakung Community Health Center during the period January - December 2022 which is contained in the drug usage and request sheet of Cakung Community Health Center in 2022 and then analyzed using the Microsoft Excel application. The evaluation results showed that the largest use of antimicrobials at the Cakung Community Health Center from January - December 2022 was antibiotics of the beta-lactam penicillin group, amoxicillin, while the largest expenditure in the procurement of antimicrobials was used in the procurement of antibiotics in the form of antimycobacterial for the treatment of tuberculosis, bedaquiline."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Afriliani Raihannah
"Di Indonesia, obat sangat beredar luas dan sangat mudah untuk mendapatkannya. Namun, obat yang berkualitas tidak boleh didapatkan dari sembarang tempat. Obat hanya didapatkan melalui sarana kesehatan resmi dan tepercaya. Penggunaan obat juga harus tepat dan sesuai agar tidak menimbulkan efek yang tidak diinginkan dan merugikan. Perlu diperhatikan juga jika obat mengandung senyawa kimia yang dapat berinteraksi dengan benda lain yang masuk ke dalam tubuh, seperti obat lain dan makanan/minuman. Interaksi yang terjadi dapat menimbulkan efek yang menguntungkan serta merugikan. Selain itu, penyimpanan obat juga perlu diperhatikan agar obat tidak cepat rusak dan khasiatnya menurun. Obat yang sudah habis atau kadaluwarsa juga tidak dapat dibuang begitu saja, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan agar obat tidak disalahgunakan serta mencemari lingkungan. Untuk mengetahui cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar, perlu dilakukan edukasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai hal tersebut. Pemberian edukasi dapat dimulai dari yang terdekat. Maka dari itu, dilakukan penyuluhan yang dibantu dengan media leaflet mengenai DAGUSIBU dalam rangka meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Cakung di Puskesmas Kecamatan Cakung. Selain itu, untuk mencakup masyarakat yang lebih luas, dilakukan juga edukasi menggunakan media video melalui platform Youtube. Leaflet memuat informasi seputar cara mendapat obat, menggunakan obat, menyimpan obat, serta membuang obat yang baik dan benar. Selain itu, terdapat informasi logo golongan obat dan tanda cara mengonsumsi obat yang baik. Informasi terkait interaksi obat dengan makanan juga terdapat dalam leaflet sebagai informasi penunjang.

In Indonesia, the drug is very widely circulated and it is very easy to get it. However, quality medicine should not be obtained from just any place. Drugs are only obtained through official and trusted health facilities. The use of the drug must also be appropriate and appropriate so as not to cause unwanted and adverse effects. It should also be noted if the drug contains chemical compounds that can interact with other objects that enter the body, such as other drugs and food / drinks. The interaction that occurs can have beneficial and detrimental effects. In addition, drug storage also needs to be considered so that the drug does not spoil quickly and its efficacy decreases. Drugs that have run out or expired also cannot be thrown away, there are things that need to be considered so that drugs are not misused and pollute the environment. To know how to obtain, use, store, and dispose of drugs properly and correctly, it is necessary to educate and empower the community about it. Providing education can be started from the nearest one. Therefore, counseling was carried out assisted by media leaflets about DAGUSIBU in order to increase the knowledge of the people of Cakung District at the Cakung District Health Center. In addition, to cover a wider community, education using video media is also carried out through the Youtube platform. The leaflet contains information about how to get medicine, use medicine, store medicine, and dispose of good and correct medicine. In addition, there is information on the logo of the drug class and signs on how to take good drugs. Information related to drug interactions with food is also contained in the leaflet as supporting information.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Evinsa Injany
"Tourist-generated content (TGC) merupakan jenis user-generated content spesifik dalam konteks kepariwisataan, yang menyediakan informasi perjalanan dalam tipe media sebagai mode utama penyebaran informasi perjalanan. Sebagai salah satu bentuk TGC, online review kini dapat menjadi sumber data terbarukan dan perspektif untuk memahami citra destinasi pada suatu tujuan berwisata. Citra destinasi merupakan elemen kunci dalam menarik wisatawan dengan menyediakan persepsi individu tentang citra terhadap suatu destinasi, yangmana berkaitan erat dengan perilaku kunjungan dan pemilihan destinasi. Labuan Bajo merupakan Destinasi Super Prioritas dengan potensi keunikan dan daya tarik wisata yang besar. Meski demikian pariwisata di Labuan Bajo masih terbilang baru, sehingga perlu diteliti lebih lanjut untuk pengelolaan dan pengembangannya. Sehingga penelitian ini berupaya mengetahui bagaimana citra kognitif dan citra afektif yang terdapat dalam online review oleh turis terhadap wisata Labuan Bajo. Selanjutnya data berupa ulasan daring yang diunggah pada media sosial TripAdvisor diambil untuk diteliti lebih lanjut. Dimana riset ini menggunakan metode analisis isi kualitatif dengan pendekatan directed content analysis. Kategorisasi pada analisis isi kualitatif mengacu kepada aspek yang terdapat pada citra destinasi yakni aspek kognitif dan afektif. Sehingga citra kognitif yang terdapat dalam online review oleh turis terhadap wisata Labuan Bajo dideskripsikan dengan atribut atraksi alam, aktivitas, masyarakat, kuliner, harga, kualitas, infrastruktur, transportasi, lingkungan, dan keamanan. Kemudian citra afektif digambarkan melalui atribut positif, netral, dan negatif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga menggunakan model Johari Window dalam memetakan temuan ulasan daring terhadap wisata Labuan Bajo. Lantas berdasarkan pemetaan area pada Jendela Johari, terlihat adanya kesenjangan informasi antara pihak internal (pengelola yakni Destination Management Organisation/DMO) dan pihak eksternal (konsumen berupa turis). Kesenjangan informasi tersebut menunjukkan bahwa perlu adanya saluran komunikasi yang lebih baik antara DMO dengan konsumen. Serta selaku pengelola destinasi, DMO perlu menyusun strategi komunikasi terintegrasi dan memanfaatkan media sosial untuk menjangkau konsumen dan menyampaikan informasi terkait produk dan jasa yang dikelolanya.

Tourist-generated content (TGC) is a type of user-generated content in the context of tourism that provides travel information in the form of media as the main mode of dissemination of travel information. As one of the forms of TGC, online reviews can now be a source of updated data and perspective to understand the image of a destination as a travel destination. Destination imagery is a key element in attracting tourists by providing an individual perception of an image of a destination that is closely related to the behavior of visiting and choosing a destination. Labuan Bajo is a Super Priority Destination with unique potential and great tourist attractions. Nevertheless, Labuan Bajo tourism is still in its early stages, further research is necessary to manage and broaden it. Therefore, the purpose of this study is to investigate how cognitive and emotive images are found in online reviews by travellers concerning Labuan Bajo tourism. Furthermore, the data of online reviews uploaded on social media sites such as TripAdvisor is taken for further analysis using the method of qualitative content analysis with the approach of directed content analysis. Categorization in qualitative content analysis refers to the aspects that are present in the destination image, namely the cognitive and affective aspects. Thus the cognitive image contained in the online review by tourists is described by attributes of nature attractions, activities, society, culinary, price, quality, infrastructure, transportation, environment, and security. Then the affective image is depicted through positive, neutral, and negative attributes. Not only that, but the study also used the Johari Window model in mapping findings of the negative online review. In addition, the study mapped the online review findings using the Johari Window model. The area mapping on the Johari Window indicates that there is an information gap between the internal party (Destination Management Organisation, or DMO), and the external party (consumer which is the tourist). The gaps in the information suggest that DMO and consumers need to communicate with each other more effectively. As a destination manager, DMO must create a comprehensive communication plan and utilize social media to engage consumers and disseminate information about the goods and services it oversees."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>