Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215266 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Antony Azarsyah
"Gejolak emosi yang dialami oleh remaja menyebabkan mereka rentan terhadap
berbagai masalah perilaku negatif seperti menurunnya prestasi belajar, tawuran,
kenakalan remaja, putus sekolah dan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan
zat adiktif (NAPZA) hingga perilaku seks bebas. Di masa seperti sekarang ini,
dimana orangtua sibuk dalam usahanya memenuhi kebutuhan keluarga dengan
bekerja justru peran Guru di sekolah lebih besar perannya dibandingkan dengan
peran orangtua. Dengan porsi pertemuan yang lebih besar dengan murid tentu
para guru juga harus dibekali dengan pengetahuan tentang kesehatan jiwa remaja.
Tesis ini ingin mengetahui peranan Guru BK dalam penanggulangan masalah
kesehatan jiwa remaja siswa-siswi SMP Negeri di Jakarta Timur thun 2014.
Desain penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan desain
studi cross sectional (potong lintang). Populasi dalam penelitian ini adalah Guru
Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP Negeri di Kota Administratif
Jakarta Timur. Jumlah Guru Bimbingan dan Konseling yang berdinas di SMP
Negeri di Kota Administratif Jakarta Timur sebanyak 293 orang. Sampel yang
diambil berjumlah 110 orang. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri di Kota
administrative Jakarta Timur tempat Guru BK mengajar. Analisis Bivariat
menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara Sosiodemografi Guru
BK dengan praktik Guru BK. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan praktik Guru BK dengan p value = 0,001. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara sikap Guru BK terhadap masalah kesehatan jiwa remaja dengan
praktik Guru BK dengan p value 0,391. Hasil analisis multivariat menyimpulkan
variabel yang berhubungan bermakna dengan praktik Guru BK adalah
pengetahuan. Diketahuinya adanya hubungan yang kuat antara latar belakang
pendidikan dengan praktik, tetapi tidak signifikan yang berarti fenomena ini hanya
terjadi di sampel, tidak pada populasi

Emotions experienced by adolescents cause them vulnerable to a variety of
negative behavioral problems such as declining student achievement, brawl,
juvenile delinquency, school dropout and abuse of narcotics, psychotropic and
addictive substances (drugs) to free sex. In times like this, where busy parents in
meeting the needs of working families with precisely the role of teachers in
schools greater role than the role of a parent. With a larger portion of the meeting
with the students of course teachers should also be equipped with knowledge of
adolescent mental health. This thesis would like to know the role of Guidance And
Counseling Teacher in the response to adolescent mental health problems students
of Junior High School in East Jakarta in 2014. Design research conducted in this
research is to use cross-sectional study design. The population in this study is the
Guidance and Counseling Teacher who served in the Junior High School in East
Jakarta Administrative City. The number of the Guidance and Counseling teachers
in East Jakarta Administrative City is 293 people. Samples taken amounted to 110
people. The experiment was conducted at the Junior High School in East Jakarta
Administrative City where teachers teach. Bivariate analysis concluded there was
no significant association between sociodemographic of Guidance And
Counseling Teacher with practice. There is a significant relationship between
knowledge of the practice of Guidance And Counseling Teacher with p value =
0.001. There is no significant relationship between of Guidance And Counseling
Teacher attitudes toward adolescent mental health problems in Guidance And
Counseling Teacher practices with p value 0.391. Results of multivariate analysis
concluded that the variables significantly associated with the practice of Guidance
And Counseling Teacher is knowledge. Knowledgeable strong correlation
between educational background with practice, but not significant, which means
this phenomenon only occurs in the sample, not the population
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2011
371.4 BIM (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Revi Aryawedha
"Latar Belakang : Laporan RISKESDAS 2018 menyatakan bahwa tingkat penyakit gigi dan mulut masih sangat tinggi, untuk itu dalam menekan kejadian penyakit gigi dan mulut dapat dimanfaatkan komponen yang mempunyai kaitan erat dengan masyarakat yaitu kader kesehatan yang bertugas di Posyandu salah satunya. Salah satu kegiatan di Posyandu, adalah menyelenggarakan penyuluhan yang diberikan kepada masyarakat oleh kader kesehatan. Untuk itu dalam mewujudkan
tercapainya penyuluhan yang dilaksanakan di Poysandu perlu adanya kegiatan pelatihan yang dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dari kader kesehatan. Tujuan Penelitian : Mengetahui efektivitas penggunaan media buku panduan dan poster bergambar dalam meningkatkan pengetahuan dan kemampuan praktik kader kesehatan. Metode : penelitian ini merupakan penelitian quasiexperimental dengan menggunakan desain non-equipvalent control group. Subjek penelitian adalah 100 orang kader kesehatan yang berlokasi di Kelurahan Bojong Pondok Terong ,kota Depok yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok control . Kemudian kedua kelompok diberikan pre-test sebelum pelatihan kemudian diberikan buku panduan pada saat pelatihan setelah itu dilakukan post-test dan evaluasi Hasil : berdasarkan hasil analisis didapatkan
perbedaan yang bermakna (p<0.05) terhadap pengetahuan dan kemampuan kader kesehatan setelah diberikan Pendidikan menggunakan buku panduan,poster bergambar, dan powerpoint. Kesimpulan :Terdapat peningkatan pengetahuan dan kemampuan praktik kader kesehatan di Posyandu secara signifikan (p<0,05).

Background: The 2018 RISKESDAS report states that the level of dental and mouth disease is still very high, for that reason in suppressing the incidence of dental and oral diseases can be utilized components that have close links with the community, namely health cadres who work in Posyandu one of them. One of the activities at Posyandu is to provide counseling to the community by health cadres. For this reason, in order to realize the achievement of counseling carried out in Poysandu there needs to be training activities that can increase the knowledge and abilities of health cadres. Research Objectives: Knowing the effectiveness of the use of media manuals and pictorial posters in improving the knowledge and practical ability of health volunteers. Method: this research is a quasi-experimental study using a non-equipvalent control group design. The subjects were 100 health volunteers located in Bojong Pondok Terong, Depok city which were divided into intervention and control groups. Then both groups were given a pre-test before training and then given a handbook at the time of the training after which a post-test and evaluation were conducted. Results: Based on the results of the analysis using Wilcoxon and Mann Whitney tests, there were significant differences (p <0.05) on the average value of knowledge and the ability of health cadres after being given health education on dental and oral health Conclusion: There was a significant increase in knowledge and practice ability of health volunteers in Posyandu (p <0.05)."
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The purpose of this study is to test the effectiveness of the peer counseling model for improving students' self-direction competence. The research aimed to describe, test and analyze the effectiveness of the peer counseling model and employed the descriptive-analytical method and quasi-experiments to do this. The research activities consisted of a series of model validity tests, namely the model rationality test, the model practicability test, and the limited test. The data collection techniques were interviews, self-direction competence inventories, observation and documentation. The result of the research demonstrate that the peer counseling model as an intervention program for the experimental group as a whole proved to effectively improve students' self-direction competence. The peer counseling model has its strengths in self-confidence, self-reliance, and self-control."
IJE 7:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sefidonayanti
"Menciptakan lingkungan pendidikan yang kondusif guna melindungi remaja dari bahaya penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba, maka para remaja (siswa SMU), perlu mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang Narkoba dan bahaya penyalahgunaannya, sebagai kerangka dalam menentukan pergaulan dengan lingkungannya. Berdasarkan dengan permasalahan tersebut dibutuhkan Penyuluhan Narkoba bagi Pelajar SMU. Pilihan terhadap siswa SMU sebagai target sasaran penyuluhan, didasari pada asumsi bahwa, secara psikologis spesifikasi kepribadian remaja bersifat labil. Secara kebetulan peneliti belum pernah melihat ada yang mencoba meneliti sejauhmana efektifitas penyuluhan yang dilaksanakan BNN terhadap sekolah-sekolah. Berdasarkan itulah, peneliti ingin melihat sejauhmana efektivitas penyuluhan Narkoba yang dilaksanakan BNN dan efeknya terhadap siswa.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut; a. Untuk mengetahui efektivitas penyuluhan Narkoba BNN, b. Untuk mengetahui pengetahuan, rasa dan tindakan lanjut siswa yang telah mengikuti penyuluhan Narkoba yang laksanakan BNN.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan apa adanya tentang hasil penelitian, dengan menyusun langkah-langkah sebagi berikut; Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, tekhnik pengumpulan data wawancara, kuesioner, analisis data dalam penelitian ini dengan teknik deskriptif yang berawal dari tabulasi untuk mencari prosentase dan kemudian dideskripsikan dalam bentuk kata-kata, serta menentukan lokasi penelitian.
Demikian hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut efektifitas penyuluhan Narkoba BNN di kalangan siswa belum dapat dikatakan efektif namun masuk kategori Good communication, hal ini bisa terlihat bahwa belum dilakukannya kegiatan-kegiatan secara rutin untuk melakukan penyuluhan, belum terbentuknya Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dari tiga sekolah yang diteliti hanya satu sekolah yang sudah mendirikan UKS. Hal lain yang belum dilakukan setelah mendapatkan penyuluhan ini adalah belum diterapkannya test narkoba secara rutin dan langsung terhadap siswa. Harapnya setelah mendapatkan penyuluhan seharusnya ada tindakan seperti yang telah disebutkan di atas. Dan kesimpulan yang menyatakan bahwa penyuluhan ini belum efektif diperkuat dengan arti dari komunikasi efektif yang berbunyi komunikasi efektif merupakan pencapaian tujuan pesan yang disampaikan komunikator terhadap komunikan dengan menimbulkan perubahan perilaku pada komunikannya."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25629
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Fauziah
"Masih buruknya praktik higiene menstruasi remaja dan rendahnya tingkat pengetahuan terkait higiene menstruasi di sekolah menengah pertama melatarbelakangi penelitian dengan desain studi potong lintang ini. Tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik higiene menstruasi di SMP Negeri dan MTS Negeri di Kota Jakarta Selatan tahun 2014. Data primer diambil pada bulan Mei 2014 menggunakan kuesioner sampel pada 194 orang. Hasil penelitian proporsi praktik higiene menstruasi yang baik pada siswi SMPN adalah 47.4% dan pada siswi MTSN 33%. Pada siswi SMPN dan MTSN terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi (sikap dengan OR 1.963 dan kepercayaan dengan OR 2.465) faktor pemungkin (ketersediaan pembalut di rumah dengan OR = 5.325 dan keterpaparan informasi dengan OR= 1.810), faktor penguat (dukungan teman sebaya dengan OR = 3.085 dan dukungan petugas kesehatan dengan OR = 2.377) dengan praktik higiene menstruasi di SMPN dan MTSN kota Jakarta Selatan tahun 2014. Disarankan kepada sekolah untuk mengoptimalkan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan bantuan dukungan guru dan orang tua.

Still poor menstrual hygiene practices of adolescents and low level of knowledge related to menstrual hygiene in middle school with a research background Design cross-sectional study. Objectives determine the factors associated with menstrual hygiene practices in SMP and MTS in South Jakarta in 2014. Primary data taken in May 2014 using a sample questionnaire in 194 people. The results of the study the proportion of good menstrual hygiene practices on SMPN students are 47.4% and 33% in girls MTSN. At SMPN ant MTSN student relationship exists menstrual hygiene practices with predisposing factors, namely attitude (OR = 1.963), trust (OR = 3,733), enabling factor is the availability of sanitary napkins at home (OR = 5,325), information exposure (OR=1.810), reinforcing factors peers support (OR = 3.085) and support health workers (OR = 1,810). Suggested to the school to optimize reproductive health education with the help of teacher support and parents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55303
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradita Sendy Zulhita
"ABSTRACT
Asupan kalsium pada remaja berperan penting untuk memaksimalkan pertumbuhan massa tulang (peak bone mass). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor karakteristik individu (jenis kelamin dan pengetahuan gizi), pola makan (frekuensi konsumsi susu, frekuensi konsumsi sumber kalsium lainnya dan frekuensi konsumsi soft drink), aktivitas fisik dan sosial ekonomi ( uang saku, pendidikan ayah, pendidikan ibu) dengan asupan kalsium pada siswa-siswi SMP Negeri 1 Kota Depok. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 160 siswa-siswi kelas 8 dan data dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan sebesar 97,5% siswa mempunyai asupan kalsium kurang dan rata-rata asupan kalsium siswa adalah 364,83mg± 296,6 atau 30,4% dari AKG 2013. Aktivitas fisik dan pendidikan ayah memiliki hubungan yang signifikan dengan asupan kalsium. Disarankan untuk pihak sekolah dan Pemerintah Kota Depok melalui instansi terkait memberikan edukasi mengenai pentingnya asupan kalsium dan gizi seimbang serta mempromosikan untuk minum susu 2 kali setiap hari.

ABSTRACT
Calcium intake of adolescent has important roles in maximizing the growth of peak bone mass. Thus, this research aimed to determine the relation between the characteristics of individual factors (gender and nutrition knowledge), diet (frequency of milk consumption, frequency of consumption of other sources of calcium, and frequency of consumption of soft drinks), physical activity and socio-economic (pocket money, father's education, mother's education) with calcium intake of students in SMP Negeri 1 Depok (State Junior High School 1 of Depok City). This research used a cross-sectional design with a total sample of 160 students from class 8 and the data were analyzed by chi-square test. The results showed 97.5% of students had less calcium intake and the average calcium intake of students was 364,83mg± 296,6. Physical activity and father's education have significant association with calcium intake. Thus, it is recommended for the school and Depok City Government through relevant city agencies to provide education about the importance of calcium intake and balanced nutrition and promoted to drink milk two times in everyday.
"
2014
S55567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhea Putri Ismala
"Skripsi ini tentang dukungan sosial yang diberikan oleh layanan bimbingan dan konseling kepada anak lamban belajar dan sejauh mana dapat membantu penyesuaian anak lamban belajar di sekolah yang dibahas dari disiplin ilmu kesejahteraan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan sosial anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan individu lain dan lingkungannya sejalan dengan kemampuan penyesuaian sosialnya. Tetapi terdapat beberapa anak yang memiliki hambatan dalam penyesuaian sosial di sekolah, salah satunya anak lamban belajar. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 161 Jakarta dengan pendekatan kualitatif dan tujuan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam dengan tujuh orang informan dalam rentan waktu penelitian sejak bulan Oktober 2021 sampai Juni 2022. Hasil penelitian menunjukkan layanan bimbingan dan konseling telah memberikan dua bentuk dukungan sosial pada anak lamban belajar di SMP Negeri 161 Jakarta yaitu instrumental support yang terdiri dari reliable alliance, guidance, dan emotional support yang terdiri dari attachment, reassurance of worth, social integration, dan opportunity to provide nurturance. Adapun hambatan yang dihadapi oleh layanan bimbingan dan konseling dalam memberikan dukungan sosial adalah sikap diam anak dan pembelajaran dengan metode online. Dengan dukungan sosial yang diberikan membantu penyesuaian sosial anak lamban belajar berupa terdapat peningkatan kepercayaan diri anak lamban belajar sehingga berpengaruh pada penampilan nyata, penyesuaian diri dalam kelompok, sikap sosial, dan kepuasan pribadi anak lamban belajar. Tetapi peningkatan kemampuan penyesuaian sosial berbeda pada setiap peserta didik tergantung pada kondisi lamban belajar. Penelitian ini memberikan sumbangsih bagi mata kuliah tingkah laku manusia terkait materi life span dan tugas perkembangan sosial anak dan mata kuliah kesejahteraan anak terkait materi anak dalam kebijakan dan perlindungan anak khususnya anak berkebutuhan khusus pada program studi ilmu kesejahteraan sosial. Serta memberikan gambaran dan ragam contoh layanan bimbingan dan konseling sekolah lain dalam pemberian dukungan sosial pada anak lamban belajar dalam penyesuaian sosial.

This studies discusses about the social support provided by the guidance and counseling services to slow learners and the extent to which it can help the adjustment of slow learners in schools from social welfare disciplines. This research was motivated by the social needs of children to interact and communicate with other individuals and their environment in line with their social adjustment abilities, including children who are diagnosed as slow learner, who then face obstacles in social adjustment at school. This research was conducted at SMP Negeri 161 Jakarta using a qualitative approach and a descriptive model. Data collection carried out using in-depth interviews with seven informants in the research period from October 2021 to June 2022. The results show that guidance and counseling services have provided two forms of social support for slow learners at SMP Negeri 161 Jakarta, namely instrumental support consisting of reliable alliance, guidance, and emotional support consisting of attachment, reassurance of worth, social integration, and opportunity to provide nurturing. The obstacles faced by guidance and counseling services in providing social support are the silence of children and online learning methods. The social support provided helps the slow learner's social adjustment in the form of an increase in the slow learner's self-confidence so that it affects the real appearance, self-adjustment in groups, social attitudes, and personal satisfaction of the slow learner. But the increase in social adjustment ability differs for each student depending on the slow learner conditions. This research contributes to human behavior courses related to life span material and children's social development tasks and child welfare courses related to children's material in policy and child protection, especially children with special needs in social welfare science study programs. As well as providing an overview and variety of examples of guidance and counseling services for other schools in providing social support to slow learners in social adjustment."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Hidayat
"Remaja merupakan kelompok berisiko terhadap masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi Mudahnya paparan media pornografi dan kurangnya layanan kesehatan reproduksi di sekolah menyebabkan terjadinya perilaku hubungan seksual pranikah terus meningkat Perawat Spesialis Komunitas mempunyai peran untuk mencegah terjadinya masalah tersebut Karya Ilmiah Akhir ini bertujuan memberikan gambaran konseling kesehatan reproduksi berbasis IT KB IT sebagai bentuk intervensi keperawatan komunitas untuk meningkatkan kesehatan reproduksi remaja di SMP F Kelurahan Cisalak Pasar.
Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan sebesar 27 7 sikap 4 7 dan praktik 4 Rerata 90 siswa menyatakan KB IT bermanfaat KB IT dapat diaplikasikan dalam upaya pencegahan masalah kesehatan reproduksi di sekolah KB IT disarankan menjadi program pengembangan dan pembinaan pihak sekolah puskesmas dan dinas kesehatan Kata Kunci KB IT Remaja Kesehatan reproduksi Keperawatan Komunitas Daftar Pustaka 108 1956 ndash 2012.

The youth is at risk aggregate for problems related to reproductive health Easy exposure to pornography media and lack of reproductive health services in school lead to increase premarital sexual behavior Community Specialist nurses have role to prevent such problems This final scientific paper aims to provide an overview of IT based counseling on reproductive health as a form of community nursing intervention to improve the adolescents rsquo reproductive health at F Junior High School Cisalak Pasar.
The results show an increasing trend by 27 7 for knowledge activities 4 7 for attitude and 4 for practice The mean 90 of students stated they got benefits from KB IT To conclude KB IT can be applied to prevent reproductive health issues in schools Furthermore KB IT is suggested to be development program and coaching by school Community Health Center and district health office."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Leander, Derlin Juanita
"Latar Belakang: Internet menjadi salah satu media pembelajaran sekaligus menjadi teknologi yang dapat disalahgunakan. Salah satu faktor risiko yang sering dikaitkan dengan penggunaan internet yang bermasalah adalah masalah perilaku.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya asosiasi antara masalah perilaku dengan penggunaan internet yang bermasalah.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan dengan studi potong lintang yang mengikutsertakan 300 siswa-siswi SMP di Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok. Data dikumpulkan dengan menggunakan Young's Diagnostic Questionnaire for Internet Addiction dan kuesioner Kekuatan dan Kesulitan pada Anakself-rated.
Hasil: Berdasarkan uji analisis Chi Square pada data yang dikumpulkan, didapatkan bahwa tidak ada hubungan bermakna antara masalah perilaku dan penggunaan internet bermasalah dengan p=0,190 IK95 0,872-2,449.
Diskusi: Masalah perilaku bukan merupakan faktor dominan yang menyebabkan terjadinya penggunaan internet bermasalah. Individu dengan masalah perilaku, namun memiliki faktor protektif seperti pembatasan akses internet oleh orang tua, relasi yang baik, dan self-regulation yang baik dapat mencegah munculnya perilaku penggunaan internet yang bermasalah. Tidak ada hubungan bermakna antara masalah perilaku dan penggunaan internet yang bermasalah menunjukkan bahwa hubungan masalah perilaku dengan penggunaan internet bermasalah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti faktor biologis, psikologis, dan lingkungan. Selain itu, faktor protektif juga mencegah terjadinya penggunaan internet yang bermasalah pada anak remaja yang diduga memiliki masalah perilaku.

Introduction Internet becomes one of the learning media and at once becomes a technology which can be misused. One of the risk factors often associated with problematic internet use is conduct problems.
Objective This research is done to find out association between conduct problems and problematic internet use.
Methods This research was carried out with cross sectional study which includes 300 junior high school students in Pancoran Mas Sub districts Depok city. Data was collected using Young rsquo s Diagnostic Questionnaire for Internet Addiction and also Strength and Diffculties Questionnaire self rated.
Results Based on Chi Square analysis test, result showed there is no significant relation between conduct problems and problematic internet use with p 0,190 CI95 0,872 2,449 . Discussion Conduct problems is not dominant factor to cause problematic internet use. Person who has conduct problems, but has protective factor as well as parents rsquo internet limitation, good relationships, and good self regulation will prevent the emerge of problematic internet use. There is no significant relation between conduct problems and problematic internet use showed that relation between conduct problems and problematic internet use is influenced by other factors, such as biological factor, psychological factor, and environment. Furthermore, protective factor also prevent problematic internet use in adolescents who are suspected to have conduct problems."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>