Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65260 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Raihana Izzatinisa
"Medication error adalah peristiwa yang dapat dicegah yang dapat menyebabkan atau mengarah pada penggunaan obat yang tidak tepat atau membahayakan pasien saat pengobatan berada dalam kendali profesional perawatan kesehatan, pasien, atau konsumen. Di dalam depo farmasi, seorang apoteker dapat mengalami medication error pada tahap prescribing (peresepan), dispensing (penyiapan), dan penyerahan obat. Ketika terjadi kesalahan dalam salah satu tahap maka dapat terjadi secara berantai dan menimbulkan kesalahan pada tahap selanjutnya. Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi persentase medication error yang terjadi pada fase prescribing aspek administratif, farmasetik, dan klinis dalam pelayanan depo rawat jalan pasien BPJS mandiri Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto. Metodologi penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data resep rawat jalan pasien BPJS mandiri di setiap temuan medication error pada fase prescribing. Analisis data dilakukan secara deskriptif besaran persentase kejadian medication error dari fase prescribing aspek administratif, farmasetik, dan klinis. Didapatkan kesimpulan sebagai berikut: Ditemukan 28,67% resep yang tidak memenuhi persyaratan pada aspek administrative dengan rincian nama pasien sebanyak 6,54%, umur pasien sebanyak 62,09%, berat badan pasien 100%, tinggi badan pasien 100%, dan jenis kelamin pasien 13,07%; Ditemukan 100% resep memenuhi persyaratan farmasetik; Ditemukan 2,62% resep yang tidak memenuhi persyaratan klinis dengan rincian duplikasi pengobatan 3,27% dan interaksi obat 1,96%.

Medication error is a preventable event that could cause or lead to inappropriate medication use or patient harm while medication is within the control of the healthcare professional, patient, or consumer. In a pharmacy depot, a pharmacist can experience medication errors at the stages of prescribing, dispensing, and drug delivery. When an error occurs in one of the stages, it can occur in a chain and cause errors in the next stage. This study aims to identify the percentage of medication errors that occur during the prescribing phase of administrative, pharmaceutical, and clinical aspects in outpatient depot services for BPJS Mandiri patients at Central Army Hospital Gatot Soebroto. The research methodology used was the collection of independent BPJS outpatient prescription data for each medication error found during the prescribing phase. Data analysis was carried out descriptively on the percentage of medication error incidents from the prescribing phase of administrative, pharmaceutical, and clinical aspects. The following conclusions were drawn: There were 28.67% of prescriptions that did not meet the requirements in the administrative aspect with details of the patient's name as much as 6.54%, the patient's age as much as 62.09%, the patient's weight 100%, the patient's height 100%, and the type patient sex 13.07%; Found 100% of prescriptions meet pharmaceutical requirements; It was found that 2.62% of prescriptions did not meet clinical requirements with 3.27% details of duplication of treatment and 1.96% of drug interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kanita Klara
"Rumah sakit diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu, mempertahankan standar pelayanan, dan mengutamakan keselamatan pasien. Medication error merupakan kesalahan penggunaan obat atau kegagalan dalam terapi obat ketika masih dalam pengawasan profesional kesehatan dan pasien yang dapat mengakibatkan efek berbahaya pada pasien. Kejadian ini dapat disebabkan oleh komunikasi yang buruk, seperti tidak lengkapnya informasi pasien, tulisantangan tidak terbaca, atau kesalahan komunikasi terkait pesanan obat, ambiguitas dalam nama produk, unit dosis, atau singkatan medis, kurangnya pelabelan yang sesuai, penyalahgunaan pasien karena pemahaman yang buruk tentang petunjuk penggunaan obat, serta faktor lingkungan, seperti pencahayaan, panas, dan kebisingan. Laporan ini dibuat dengan tujuan memperoleh data mengenai kejadian medication error pada fase prescribing dari segi administrasi, farmasetik, dan klinis pada resep Dinas Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto. Teknik pengambilan data dengan purposive sampling dimana data populasi diperoleh dari resep Dinas yang dikumpulkan oleh Instalasi Farmasi Pusat. Sampel yang diambil merupakan sampel yang memenuhi kriteria dan dihitung menggunakan rumus Slovin. Populasi yang telah dihitung berjumlah 1067 resep sehingga sampel yang perlu diambil adalah sebanyak 291 resep. Medication error pada resep dari segi administrasi pada BPJS Dinas RSPAD Gatot Soebroto periode 12 hingga 16 Desember ditemukan terjadi dalam parameter nama pasien sebanyak 4.124%, umur pasien sebanyak 56.357%, jenis kelamin sebanyak 32.302%, berat badan dan tinggi badan pasien sebanyak 100%, nama dokter sebanyak 0.344%, nomor izin dokter sebanyak 0.344%, paraf dokter sebanyak 0.344%, serta tanggal peresepan sebanyak 20.619%. Sedangkan pada segi farmasetik dan klinis tidak ditemukan kejadian medication error pada resep.

Hospitals are organized with the aim of improving quality, maintaining service standards, and prioritizing patient safety. Medication error is an error in the use of drugs or failure in drug therapy while still under the supervision of health professionals and patients which can result in harmful effects on patients. These incidents can be caused by poor communication, such as incomplete patient information, illegible handwriting, or miscommunication regarding drug orders, ambiguity in product names, dosage units, or medical abbreviations, lack of appropriate labeling, patient misuse due to poor understanding of instructions for using the drug, as well as environmental factors, such as lighting, heat, and noise. This report was prepared with the aim of obtaining data regarding the incidence of medication errors during the prescribing phase from an administrative, pharmaceutical, and clinical perspective on prescriptions from the Pharmacy Installation Service of the Gatot Soebroto Army Hospital. The data collection technique was purposive sampling where population data were obtained from official prescriptions collected by the Central Pharmacy Installation. The sample taken is a sample that meets the criteria and is calculated using the Slovin formula. The population that has been calculated is 1067 recipes so that the sample that needs to be taken is 291 recipes. Medication errors in prescriptions from an administrative point of view at the BPJS Dinas RSPAD Gatot Soebroto for the period December 12 to 16 were found to occur in the parameters of the patient's name by 4,124%, patient's age by 56,357%, gender by 32,302%, patient's weight and height by 100%, 0.344% doctor's name, 0.344% doctor's license number, 0.344% doctor's initials, and 20.619% prescription date. Meanwhile, from the pharmaceutical and clinical perspectives, there were no medication errors found in prescriptions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indra Irsandi Johan
"Apoteker harus memahami dan menyadari kemungkinan terjadinya kesalahan pengobatan (medication error) dalam proses pelayanan dan mengidentifikasi, mencegah, serta mengatasi masalah terkait obat , masalah farmakoekonomi, dan farmasi sosial (socio-pharmacoeconomy). Untuk menghindari hal tersebut, Apoteker harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Pengkajian resep adalah salah satu bagian dari layanan farmasi klinik yang dilakukan oleh apoteker untuk menganalisa adanya masalah terkait obat dan menghindari terjadinya medication error terutama pada tahap peresepan (presribing error). Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa contoh resep pada Apotek Kimia Farma 494 Beji. Pelaksanaan dilakukan secara deskriptif dengan melakukan pengkajian resep berdasarakan aspek administratif, aspek farmasetik, dan aspek klinis sesuai dengan Permenkes No. 73 Tahun 2016. Pengkajian dari aspek administratif menunjukkan bahwa resep yang telah dikaji masih terdapat resep tidak memiliki data berat badan pasien, SIP dokter, paraf dokter, jenis kelamin pasien, tanggal penulisan resep, umur pasien, dan tanpa nama dokter. Pengkajian dari aspek farmasetik menunjukkan bahwa terdapat resep yang tidak memenuhi kriteria dari segi bentuk sediaan dan ketercampuran obat. Pengkajian dari aspek klinis menunjukkan bahwa terdapat resep yang tidak sesuai dengan dosis penggunaan obat, aturan penggunaan obat, lama penggunaan obat, duplikasi, dan adanya interaksi.

Pharmacists must understand and be aware of the possibility of medication errors during the service process and identify, prevent, and address issues related to drugs, pharmacoeconomics, and social pharmacy. To avoid this, pharmacists must carry out practices according to service standards. Prescription review is one part of clinical pharmacy services performed by pharmacists to analyze drug-related problems and prevent medication errors, especially at the prescribing stage. This study aims to assess several prescriptions at Kimia Farma 494 Beji Pharmacy. Implementation is carried out descriptively by reviewing prescriptions based on administrative aspects, pharmaceutical aspects and clinical aspects in accordance with Ministry of Health Regulation No. 73 of 2016. Administrative aspect assessments show that the prescriptions reviewed still lack patient weight data, doctor's SIP, doctor's signature, patient gender, prescription writing date, patient age, and doctor's name. Pharmaceutical aspect assessments indicate that there are prescriptions that do not meet criteria in terms of dosage form and drug compatibility. Clinical aspect assessments reveal that there are prescriptions that do not comply with drug dosage, drug use rules, duration of drug use, duplication, and presence of interactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Aju Kusuma Wardani
"Salah satu indikator perbaikan mutu dan keselamatan pasien yang diprioritaskan adalah indikator mutu klinis tentang kesalahan obat dan kejadian nyaris cedera di RSUP Sanglah sebagai standar yang berfokus pada pasien adalah "Manajemen dan Penggunaan Obat". Penelitian ini berfokus "Manajemen dan Penggunaan Obat" di rawat inap Ruang Angsoka RSUP Sanglah (Studi kasus prescription eror) menggunakan pendekatan manajemen Plan, Do, Check, Act (PDCA). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan pada bulan Januari 2014 ? Maret 2014 di rawat inap Ruang Angsoka RSUP Sanglah. Dari ke-enam parameter didapatkan kurangnya sosialisasi secara kontinu dan berkesinambungan dari top manajer sampai lower manajer, tempat penulisan pada KIO (Kartu Instruksi Obat) mengikuti Standar Joint Commission International Accreditation tanggal 24 April 2013. Perlu adanya flowchart tentang prescription error agar tidak terjadi kejadian berulang dan juga dapat memperbaiki mutu depo farmasi Ruang Angsoka.

One indicator of the quality improvement and patient safety is a priority on clinical quality indicator of medication errors and near miss incidence in Sanglah hospital as a standard that focuses on the patient is the "Medication Management And Use". How management analysis focused "Medication Management and Use" in Angsoka ward of Sanglah Hospital in Denpasar (prescription error case study) used PDCA approaches: Plan, Do, Check, Act. This study was a qualitative study conducted in January 2014 ? March 2014 in Angsoka ward of Sanglah hospital. Out of the six parameter, we found (1) lack socialization continuous from top managers to lower managers, (2) insufficient writing place in Drug Instruction Card Sanglah hospital according to the rule of the Joint Commission International Accreditation. We suggested to build flowchart of prescription errors in order to avoid recurrence and to improve the quality of pharmaceutical Angsoka ward future.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athaya Aurelia
"Medication error merupakan penyebab utama ketiga tingginya kunjungan rawat jalan setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Secara nasional, kejadian ini termasuk dalam lima besar KTD yang paling sering terjadi di rumah sakit. Untuk mengatasi medication error, perlu melaksanakan manajemen risiko secara proaktif. Salah satu metode manajemen risiko secara proaktif adalah metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Penelitian ini membahas proses pembuatan desain FMEA untuk mencegah medication error di Instalasi Farmasi (Unit Rawat Jalan) di RSUD Tebet pada tahun 2021. Tujuan penelitian ini yaitu diperolehnya desain FMEA sebagai upaya pencegahan medication error di Instalasi Farmasi (Unit Rawat Jalan). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan operational research. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan pada bulan April – Mei 2021 di Instalasi Farmasi (Unit Rawat Jalan) RSUD Tebet. Hasil penelitian ini yaitu diketahui faktor risiko yang dapat menyebabkan kejadian medication error dari faktor organisasi dan faktor staf. Desain FMEA yang dibuat berdasarkan hasil penelitian yang selanjutnya dilakukan penilaian dengan pihak terkait untuk memperoleh nilai severity, occurrence, detection, dan RPN. Diperolehnya prioritas perbaikan dan rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan di Instalasi Farmasi (Unit Rawat Jalan) RSUD Tebet.

Medication error is the third leading cause of high outpatient visits after cardiovascular disease and cancer. This incident is one of the top five most often occurring adverse events that happen in hospitals in Indonesia. To overcome medication errors, it is necessary to carry out proactive risk management. Failure Mode Effect Analysis (FMEA) is one of the methods. This study discusses the process of making an FMEA design to prevent medication errors in Pharmacy (Outpatient Unit) at RSUD Tebet in 2021. The purpose of this study was to obtain an FMEA design as an effort to prevent medication errors in Pharmacy (Outpatient Unit). This research uses operational research, which is a type of qualitative research. The data for this research was collected through in-depth interviews, observation, and document review, conducted in April – May 2021 at the Pharmacy (Outpatient Unit) of RSUD Tebet. This study has shown the discovery of organizational and staff factors are two risk factors that could lead to medication error. The FMEA design is made based on the results of the research which will then be scored with the team to obtain severity, occurrence, detection, and RPN values. Then, this research has obtained improvement priorities and recommendations that can be done in Pharmacy (Outpatient Unit) at RSUD Tebet"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Ernest Eugene Lie
"Pelayanan kesehatan dianggap sebagai ruang yang aman, karena dimaksudkan untuk menyembuhkan dan mendukung pemulihan. Komitmen Indonesia terhadap Keselamatan Pasien dinyatakan dengan mengesahkan berbagai macam regulasi yang mewajibkan semua fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyelenggarakan menjalankan program keselamatan pasien di semua fasilitas pelayanan kesehatan. Salah satu daru 7 (tujuh) Sasaran Keselamatan Pasien dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 11/2017 yaitu meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai.
Jenis penelitian ini adalah penelitiankualitatif, menggunakan desain studi kasus yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang di amati yang bertujuan untuk mengeskplorasi suatu peristiwa yang memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang kaya dan mendalam yang bertujuan untuk melakukan eksplorasi menyeluruh kepada informan untuk memahami faktor-faktor keberhasilan, serta hambatan yang dialami sehingga menyebabkan kegagalan dalam melaksanakan keselamatan pasien dalam kegiatan kefarmasian. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi secara mendalam terkait kebijakan yang mempengaruhi keamanan pelaksanaan pelayanan kefarmasian, serta hal-hal apa saja yang mendorong dan menghambat dalam pelaksanaannya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RS X Jakarta Selatan sudah mengupayakan pelaksanaan pelayanan kefarmasian mengacu kepada sasaran keselamatan pasien. Kegiatan kefarmasian meliputi prescribing, transcribing, dispensing dan administration. Dari hasil wawancara mendalam kepada para informan, didapatkan bahwa masalah terbanyak didapatkan pada faktor method. Dimana petugas yang terkait dengan pelayanan kefarmasian dan penggunaan obat belum sepenuhnya mengetahui mengenai panduan dan prosedur operasional yang berlaku. Sesuai dengan hasil observasi dokumen ditemukan kebanyakan insiden medication error terjadi pada proses peresepan. Tidak adanya SPO mengenai e-prescription menyebabkan tidak adanya aturan yang memayungi prosedur peresepan tersebut. Hampir tidak adanya sosialisasi SPO kepada dokter umum membuat dokter umum bekerja tanpa mengetahui regulasi prosedur yang menunjang tupoksinya.
Fungsi monitoring dari KKPRS hanya sebatas melakukan pengumpulan data tetapi belum sampai kepada monitoring dan evaluasi kenyataan di lapangan.Penerapan metode-metode perbaikan yang telah dilakukan juga tidak dilakukan monitoring dan evaluasi secara rutin.
Peneliti menyarankan agar adanya pengembangan kebijakan dalam bentuk Panduan medication safety yang akan menjadi payung kebijakan dari pemberlakuan SPO dan program yang menunjang penjaminan keselamatan pasien dari medication error

Healthcare is considered a safe space, because it is intended to heal and support recovery. Indonesia commited to patient safety is expressed by passing various regulations that oblige all health care facilities to carry out patient safety programs in all health care facilities. One of the 7 (seven) Patient Safety Targets in the Minister of Health Regulation No. 11/2017 stated to increase the alertness of medication safety that.
This type of research is qualitative research, using a case study design, namely research that produces descriptive data in the form of written or spoken words from people and observed behavior which aims to explore an event that allows researchers to collect rich and in-depth information aimed at to carry out a thorough exploration of the informants to understand the success factors, as well as the obstacles they have experienced that cause failure in implementing patient safety in pharmaceutical activities. Through this research, it is hoped that it can provide in-depth information related to policies that affect the security of the implementation of pharmaceutical services, as well as what things encourage and hinder their implementation.
The results showed that X Hospital South Jakarta has made efforts to implement pharmaceutical services referring to patient safety goals. Pharmaceutical activities include prescribing, transcribing, dispensing and administration. From the results of in-depth interviews with informants, it was found that most problems were found in the method factor. Where the officers associated with pharmaceutical services and drug use do not yet fully know about the applicable operational guidelines and procedures. In accordance with the results of document observation, it was found that most incidents of medication errors occurred in the prescribing process. The absence of SPOs regarding e-prescription results in no overarching rules for the prescribing procedure. There were almost no socialization of SPO to general practitioners which made general practitioners work without knowing the procedural regulations that support their main duties.
Researcher suggest that there be policy development in the form of medication safety guidelines that will become the policy umbrella for implementing SPO and programs that support patient safety assurance from medication errors
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Novianty
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
TA1759
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Eka Amalia
"Pendahuluan: Keselamatan pasien merupakan isu penting dalam aspek pelayanan rumah sakit. Medication error merupakan kesalahan medis yang paling umum terjadi. Terdapat sekitar 0,1 juta orang meninggal setiap tahun akibat kesalahan medis di rumah sakit dan angka kematian akibat kesalahan pengobatan lebih tinggi dibandingkan cedera di tempat kerja. Diperkirakan dari tahun 2013 sebanyak 9.5% kematian diakibatkan oleh medication error. Biaya yang dikeluarkan terkait kesalahan pengobatan secara global dapat mencapai USD 42 miliar per tahunnya.
Metode: Studi menggunakan metode literature review dengan penelusuran studi melalui database ProQuest, ScienceDirect, Pubmed, Google Scholar, dan Garuda RistekBRIN dengan tahun publikasi pada rentang 2011 hingga 2021.
Hasil dan Diskusi: Dari total 11 studi terinklusi didapatkan angka kejadian medication error dengan persentase yang bervariatif dimulai dari 6,10% hingga 87,25%. Fase yang paling banyak terjadi ialah prescribing error dengan urutan tertinggi, selanjutnya disusul oleh administration error, transcribing error, dan dispensing error. Strategi pencegahan terjadinya medication error di rumah sakit dapat berupa penerapan sistem informasi berupa CPOE dan melakukan pelatihan pada staf yang dinilai mampu menurunkan dan mencegah terjadinya kesalahan pengobatan dan meningkatkan keselamatan pasien.

Introduction: Patient safety is an important issue in the aspects of hospital services. Medication errors are the most common medical errors. There are about 0.1 million people die each year due to medical errors in hospitals and the mortality rate from medication errors is higher than injuries in the workplace. It is estimated that from 2013 9.5% of deaths were caused by medication errors. The costs associated with medication errors globally can reach USD 42 billion per year.
Methods: The study uses the literature review method with study searches through the ProQuest, ScienceDirect, Pubmed, Google Scholar, and Garuda RistekBRIN databases with the publication year in the range of 2011 to 2021.
Results and Discussion: From a total of 11 included studies, the incidence of medicine error was found with varying proportions starting from 6.10% to 87.25%. The phase that occurs the most is prescribing error with the highest order, followed by administration error, transcribing error, and dispensing error. Strategies to prevent medication errors in hospitals can be in the form of implementing information systems in the form of CPOE and conducting training for staff who are considered capable of reducing and preventing medication errors and improving patient safety.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ainun Nisa
"Laporan Praktik Kerja Profesi Apoteker ini membahas terkait medication error yang terjadi pada tahap peresepan di Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo. Dalam penelitian ini peneliti menilai dari berbagai aspek antara lain dari segi kelengkapan administrasi, farmasetis, dan klinis. Kemudian dikelompokkan juga temuan yang terjadi tergolong Kejadian Nyaris Cedera(KNC), Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), atau Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan juga dilakukan grading risk untuk melihat tergolong minor, moderat, atau ekstrim temuan yang terjadi. Setelah dilakukan penentuan kategori kemudian dianalisa akar masalah untuk mengetahui penyebab masalah tersebut dari segi orang, mesin, bahan, lingkungan, dan juga prosedur. Penelitian ini dilakukan secara observasional dengan metode deskriptif dengan teknik random sampling dalam menentukan sampel resep yang diambil. Terdapat 6 (5.00%) medication error yang terjadi ketidaktepatan indikasi, ketidaktepatan dosis, ketidaktepatan obat, adanya alergi, adanya interaksi obat, dan adanya kontraindikasi. Dari hasil penelitian ini disarankan agar sebaiknya pendokumentasian tabel checklist pengkajian resep tetap terlaksana aktif, pelaporan insiden keselamatan pasien tetap selalu berjalan dengan baik dan ditindaklanjuti untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap pasien.
This Pharmacist Professional Work Practices Report discusses medication errors that occur at the prescribing stage at the Pasar Rebo District Health Center. In this study, researchers assessed various aspects, including administrative, pharmaceutical, and clinical completeness. Then the findings that occur are grouped into Near-Injury Events (KNC), Unexpected Events (KTD), or Non-Injury Events (KTC), and risk grading is also carried out to see whether the findings that occur are minor, moderate, or extreme. After determining the category, the root of the problem is then analyzed to find out the cause of the problem in terms of people, machines, materials, environment, and also procedures. This research was carried out observationally using descriptive methods with random sampling techniques to determine the recipe samples taken. There were 6 (5.00%) medication errors involving inaccurate indications, inaccurate dosages, inaccurate medications, allergies, drug interactions, and contraindications. From the results of this research, it is recommended that documentation of the prescription review checklist table should continue to be carried out actively, patient safety incident reporting should always run well and be followed up to provide optimal service to patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Agustina Nova
"ABSTRAK
Keyakinan Pengobatan pada Pasien yang Menjalani Intervensi Coronary Percutaneous: A Cross-Sectional Study. Pasien pasca intervensi koroner perkutan atau percutaneous coronary intervention (PCI) perlu minum obat untuk kesehatannya. Keyakinan terhadap pengobatan berpengaruh pada kepatuhan pasien dalam menjalani rejimen pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keyakinan pengobatan pada pasien yang mengikuti PCI di Indonesia. Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional dengan metode convenience sampling. Sebanyak 132 pasien dewasa yang menjalani prosedur PCI berpartisipasi dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan The Beliefs about Medicines Questionnaire untuk mengidentifikasi keyakinan pasien tentang pengobatan. Mayoritas responden adalah laki-laki (85,6%) dengan usia rata-rata 60 tahun. Keyakinan tentang penggunaan berlebihan secara umum ditemukan sebagai yang tertinggi di antara kategori lainnya yaitu kebutuhan-spesifik, perhatian khusus, dan bahaya umum. Informasi mengenai keyakinan pasien tentang pengobatan akan memberikan pemahaman yang lebih baik bagi penyedia layanan kesehatan tentang perilaku pengobatan pasien setelah prosedur PCI. Pengakuan keyakinan pasien dapat membantu dalam menargetkan program intervensi khusus untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap pengobatan setelah prosedur PCI."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
610 JKI 22:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>