Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176627 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agung Waluyo
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PGB-pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Maryunani
"Perawat merawat pasien tidak membedakan laki-laki maupun perempuan. Perawat laki-laki memiliki tantangan dan hambatan, khususnya dalam merawat pasien perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengalaman perawat laki-laki dalam merawat pasien perempuan. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif desriptif pendekatan fenomenologi, dengan 10 partisipan perawat laki-laki usia 26- 43 tahun, berpengalaman merawat pasien perempuan minimal 2 tahun. Penelitian menghasilkan 7 tema, yaitu perasaan tidak nyaman pasien perempuan dan perawat laki-laki; perawat menjaga kepercayaan dan privasi pasien; Identifikasi hal yang mengganggu citra tubuh, umur, area dan jenis tindakan sensitif; perhatian pada faktor agama, keyakinan, etika, dan budaya pasien; profesionalitas, peran dan kompetensi perawat; strategi komunikasi dan minta bantuan perawat perempuan berdasarkan metode tim; pandangan keterlibatan laki-laki dalam profesi perawat. Penelitian menyimpulkan dua tema utama, yaitu perhatian terhadap faktor agama, keyakinan, etika, dan budaya pasien; dan strategi komunikasi dan minta bantuan perawat berdasarkan metode tim. Pelayanan keperawatan disarankan meningkatkan pelayanan berfokus pasien dengan memperhatikan faktor agama, keyakinan, etika, budaya pasien, dan menggunakan strategi komunikasi dan meminta bantuan tim, sesuai standar akreditasi nasional rumah sakit.

The nurse caring for the patient does not differentiate between men and women. Male nurses have challenges and obstacles, especially in caring for female patients. This study aims to explore the experience of male nurses in caring for female patients. This study used descriptive qualitative design of phenomenology approach, with 10 male nurse participants aged 26 43 years, experienced in caring for female patients at least 2 years. The study produced 7 themes, namely the discomfort of female patients and male nurses nurses maintain patient trust and privacy Identification of things that disturb the body image, age, area and type of sensitive actions attention to religious factors, beliefs, ethics, and patient culture professionalism, roles and competence of nurses communication strategies and ask for female nurse assistance based on team method view of male involvement in the nursing profession. The study concludes two main themes, namely attention to religious factors, beliefs, ethics, and patient culture and communication strategies and seek nurse assistance based on team methods. Nursing services are advised to improve patient focused services with regard to religious, belief, ethical, and patient culture factors, and use communication strategies and seek team assistance, according to the national hospital 39 s accreditation standards.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
T50551
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Euis Trisnawati Handayani
"COVID-19 telah menjadi pandemi sejak diumumkan oleh WHO pada Februari 2020. Tingginya angka kematian akibat komplikasi penyakit ini menjadi perhatian berbagai pihak. Salah satu komplikasinya adalah gagal napas. Masalah gangguan pertukaran gas adalah masalah yang umum ditemukan pada pasien COVID-19. Namun, keterbatasan ruang ICU di rumah sakit akhirnya membuat inovasi dalam perawatan pasien, terutama untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Posisi prone yang sebelumnya diberikan pada pasien yang terintubasi, kini mulai direkomendasikan untuk pasien COVID-19 non intubasi. Karya ilmiah ini melaporkan studi kasus mengenai perawatan pasien COVID-19 dengan masalah gangguan pertukaran gas. Seorang wanita usia 49 tahun dengan keluhan utama batuk berdahak yang sulit dikeluarkan dan sesak napas. Hasil CXR menunjukkan adanya gambaran pneumonia dengan opasitas bilateral di seluruh lapang paru. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan klien terkonfirmasi COVID-19. Pasien juga mengalami hipoksemia dan membutuhkan suplemen oksigen tambahan. Dukungan ventilasi merupakan salah satu intervensi untuk mengatasi masalah gangguan pertukaran gas. Awake self prone position dan incentive spirometry dapat diterapkan sebagai intervensi dukungan ventilasi dengan cara mengatasi mismatching ventilasi-perfusi sehingga dapat meningkatkan fungsi paru. Pelaksanaan intervensi ini harus dilakukan secara berkelanjutan, sehingga diperlukan pemahaman dan komitmen dari perawat maupun dari pasien itu sendiri.

COVID-19 has become a pandemic since it was announced by the WHO in February 2020. The high mortality rate due to complications of this disease has attracted the attention of various parties. One of the complications is respiratory failure. The problem of impaired gas exchange is a common problem found in COVID-19 patients. However, the limited ICU space in hospitals has finally made innovations in patient care, especially to overcome the problem of gas exchange disorders. The prone position, which was previously given to intubated patients, is now starting to be recommended for non-intubated COVID-19 patients. This scientific paper reports a case study regarding the treatment of COVID-19 patients with impaired gas exchange problems. A 49-year-old woman with the chief complaint of coughing phlegm that is difficult to expel and shortness of breath. The CXR results showed a picture of pneumonia with bilateral opacities in all lung fields. The results of laboratory tests show that the client is confirmed to be COVID-19. The patient is also hypoxaemic and requires oxygen supplementation. Ventilation support is one of the interventions to overcome the problem of gas exchange disorders. Awake self prone position and incentive spirometry can be applied as ventilation support interventions by overcoming ventilation-perfusion mismatching so as to improve lung function. The implementation of this intervention must be carried out on an ongoing basis, so it requires understanding and commitment from both the nurse and the patient themselves."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Natia
"Perawatan High Care Unit (HCU) dikaitkan dengan hasil klinis yang lebih baik untuk pasien dan diharapkan dapat mengurangi angka kematian dan lama tinggal di rumah sakit, serta mengurangi tingkat penerimaan kembali Intensive Care unit (ICU) dan tingkat penerimaan kembali rumah sakit. Asuhan keperawatan yang terlewatkan atau Missed Nursing Care (MNC) dapat menimbulkan kejadian yang merugikan dan mempengaruhi keselamatan pasien. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan safety briefing untuk mengurangi kejadian MNC di ruang HCU. Penilaian MNC dilakukan dengan cara observasi partisipatif. Instrumen yang digunakan yaitu The Missed Nursing Care Observational Checklist. Hasil ini menunjukkan bahwa penerapan safety briefing dapat memberikan pengaruh yang baik dalam mengurangi kejadian MNC di ruang perawatan HCU, khususnya pada dimensi pengkajian pasien, pemanantauan alat dan peralatan medis pasien, intervensi keperawatan yang bervariasi, pemberian medikasi, edukasi pasien, serta hak dan privasi pasien.

High Care Unit (HCU) is associated with better clinical outcomes for patients and is expected to reduce mortality and length of hospital stay, as well as reduce Intensive Care Unit (ICU) readmission rates and hospital readmission rates. Missed Nursing Care (MNC) can cause adverse events and affect patient safety. Writing this scientific paper aims to identify the effect of implementing safety briefings to reduce the incidence of MNC in the HCU. MNC assessment is carried out by means of participatory observation. The instrument used is The Missed Nursing Care Observational Checklist. These results indicate that the application of safety briefings can have a good effect on reducing the incidence of MNC in the HCU ward, especially in the dimensions of patient assessment, monitoring of patient’s medical devices and equipment’s safety, various nursing interventions, medication administration, patient education, and patient’s rights and privacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alya Ishfahanie
"Penggunaan metode komunikasi dalam pelaksanaan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit X mengacu pada SOP yang berlaku yaitu komunikasi SBAR dalam format SOAP. Hasil karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis penerapan K-ISBAR tool dalam pelaksanaan handover di ruang rawat inap Rumah Sakit X. Metode penulisan yang digunakan pada karya tulis ini yaitu case report dengan hasil analisis yang didapatkan dari observasi, wawancara, dan telusur dokumen. Hasil analisis pada karya tulis ini menunjukkan bahwa penyampaian informasi dalam pelaksanaan handover belum efektif sehingga diterapkan evidence-based practice berupa metode komunikasi K-ISBAR. Hal ini berkaitan dengan fungsi pengarahan dan peran interpersonal pada head nurse dan primary nurse yang belum optimal. Evaluasi penerapan komunikasi K-ISBAR masih belum maksimal. Hasil karya tulis ini merekomendasikan head nurse dan primary nurse untuk melakukan pengarahan dalam bentuk adaptasi serta evaluasi penerapan metode komunikasi yang terstruktur dalam pelaksanaan handover.

Communication method that used during handover in inpatient room at X hospital refers to the SOP, which is SBAR communication in the SOAP format. This study aims to analyze the implementation of K-ISBAR tool during handovers in inpatient rooms at X Hospital. Case report research with the result of the analysis obtained through observations, interviews, and document research method. The results of the analysis in this paper show that the delivery of information in the handover implementation has not been effective so that evidence-based practice is applied in the form of the K-ISBAR communication method. This is related to the function of directing and interpersonal roles in the head nurse and primary nurse which are not optimal. Evaluation of the application of K-ISBAR communication is still not optimal. It is recommended for head nurse and primary nurse to conduct briefings in the form of adaptation and evaluation of the application of structured communication methods in carrying out handovers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fardi Fajrian Ihsana
"Sebagian besar pendekatan perawat dalam merawat pasiennya ditentukan oleh peran gender, sehingga masalah seperti kesetaraan dalam pemberian perawatan keperawatan spiritual menjadi sangat penting. Studi-studi yang ada belum secara menyeluruh memfokuskan perbedaan peran gender dalam asuhan keperawatan spiritual. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki hubungan antara kompetensi dalam pemberian asuhan keperawatan spiritual oleh setiap perawat berdasarkan peran gender bagi pasien perawatan paliatif kanker di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain korelasional kuantitatif potong-lintang dengan 110 perawat sebagai partisipan melalui teknik quota sampling dengan Bem Sex Role Inventory-Short Form (BSRI) dan Spiritual Care Competence Scale (SCCS) sebagai instrumen penelitian untuk mengukur peran gender dan kompetensi asuhan keperawatan spiritual. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan secara statistik antara feminitas (r = 0,530, p < 0,001) dan maskulinitas (r = 0,611, p < 0,001) dengan kompetensi asuhan keperawatan spiritual, serta adanya perbedaan dalam kompetensi asuhan keperawatan spiritual antara perawat dengan peran gender androgynous dan undifferentiated (p < 0,001). Rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang memiliki perawatan paliatif bagi pasien kanker seharusnya mendorong perawat, terlepas dari jenis kelamin biologisnya, untuk mengekspresikan kedua peran gender karena berkorelasi positif dengan kompetensi asuhan keperawatan spiritual. Penelitian selanjutnya dapat mengeksplorasi lebih lanjut karakteristik masing-masing peran gender sehingga dapat ada bukti yang lebih definitif mengenai hubungan antara peran gender dan kompetensi perawatan keperawatan spiritual.

Every nurse regardless of their sociodemographic background must be competent in providing quality spiritual nursing care. As gender roles dictate much of nurses’ approach in caring for their patients, matters such as equality in the provision of spiritual nursing care becomes urgent. Existing studies have not focused thoroughly on the gender roles difference in spiritual nursing care. The aim of this study was to investigate the correlation between the competence of spiritual nursing care provision by each nurse by gender roles for cancer palliative care patients at Dharmais Cancer Hospital, Jakarta. This study used quantitative correlational cross-sectional design with 110 nurses as participants through quota sampling with Bem Sex Role Inventory-Short Form (BSRI) and Spiritual Care Competence Scale (SCCS) as the research instruments to measure gender roles and spiritual nursing care competence. Univariate analysis results showed that as much as 42,7% nurses had undifferentiated gender role followed by 39,1% nurses having androgynous gender role; while the median score of SCCS was 107, indicating high competence in spiritual nursing care. Bivariate analysis results showed that there were statistically significant correlations between femininity (r = 0,530, p < 0,001) and masculinity (r = 0,611, p < 0,001) with spiritual nursing care competence and that there was a difference in spiritual nursing care competence between nurses with androgynous and undifferentiated gender roles (p < 0,001). Existing hospitals or health facilities with palliative care for cancer patients should encourage nurses regardless of biological sex to express both gender roles as they correlate positively with spiritual nursing care competence. The next research can explore more regarding each characteristic in each gender role so that there can be more definitive evidence regarding the relationship between gender roles and spiritual nursing care competence."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Alfonsa Batmanlussy
"Pendahuluan: Skizofrenia merupakan penyakit gangguan jiwa yang mempengaruhi aspek pikiran, perasaan dan perilaku seorang individu dan dapat ditandai dengan gejala positif maupun negatif sehingga menyebabkan individu mengalami kesulitan dalam menilai dan mendefinisikan realita. Prevalensi orang dengan skizofrenia di Sulawesi Utara berada di angka 0,19% atau 1 per 1000 penduduk. Gejala skizofrenia terbagi dua yaitu gejala positif dan negatif, salah satu gejala negatif adalah defisit perawatan diri. Dampak yang ditimbulkan oleh defisit perawatan diri dapat berupa gangguan fisik, gangguan dalam menjalani kehidupan pribadi dan pekerjaan, serta gangguan pada aspek psikososial. Oleh sebab itu, diperlukan tindakan untuk mengatasi masalah defisit perawatan diri pada pasien dan juga memberikan pengetahuan bagi keluarga tentang cara merawat pasien defisit perawatan diri. Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif terhadap gejala defisit perawatan diri, kemampuan pasien melakukan perawatan diri, dan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Metode: Menggunakan desain penelitian Quasy experiment pre-post with control group yang dianalisis menggunakan univariat dan bivariat. Hasil: Penelitian menunjukkan penurunan gejala defisit perawatan diri, peningkatan kemampuan pasien dalam merawat diri, dan peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat pasien defisit perawatan diri. Rekomendasi: Tindakan keperawatan ners, terapi perilaku, psikoedukasi keluarga, dan terapi suportif direkomendasikan sebagai upaya untuk menurunkan gejala defisit perawatan diri pada pasien, meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan perawatan diri, dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat pasien.

Introduction: Schizophrenia is a mental illness that affects the thoughts, feelings and behaviour of an individual and can be characterised by both positive and negative symptoms that cause individuals to experience difficulties in assessing and defining reality. The prevalence of people with schizophrenia in North Sulawesi is 0.19% or 1 per 1000 population. Symptoms of schizophrenia are divided into two positive and negative symptoms, one of the negative symptoms is self-care deficit. The impact caused by self-care deficits can be physical impairment, impairment in living personal and work life, as well as impairment in psychosocial aspects. Therefore, action is needed to overcome the problem of self-care deficits in patients and also provide knowledge for families on how to care for patients with self-care deficits. Aims: To determine the effect of nursing standard, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy on symptoms of self-care deficits, the ability of patients to perform self-care, and family's ability to care for patients with self-care deficits. Methods: Using Quasy experiment pre-post with control group research design which was analysed using univariate and bivariate analyses. Results: The study showed a decrease in symptoms of self-care deficits, an increase in the patient's ability to care for themselves, and an increase in the family's ability to care for patients with self-care deficits. Recommendations: Standard nursing intervention, behavioural therapy, family psychoeducation, and supportive therapy are recommended as an effort to reduce symptoms of self-care deficits in patients, improve patients' ability to perform self-care, and improve family's ability to care for patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anak Agung Ayu Emi Primayanthi
"Kanker payudara menimbulkan implikasi psikologis dan sosial yang mendalam, khususnya bagi orang dewasa muda. Adolescents and young adults disingkat AYA merupakan kelompok usia remaja dan dewasa muda berusia 15 – 39 tahun. Proporsi kasus kanker payudara pada perempuan di bawah 40 tahun di Asia Tenggara juga tinggi berkisar dari 11,4% di Indonesia. Salah satu dampak yang paling signifikan pada pasien kanker payudara usia dewasa muda adalah masalah terhadap citra tubuh dan harga diri. Masalah citra tubuh memengaruhi kualitas hidup, identitas, kepercayaan diri, harga diri rendah, dan fungsi seksual pada pasien kanker usia dewasa muda. Perubahan dalam citra tubuh, harga diri, dan rencana hidup merupakan peralihan dan transisi kehidupan dari perkembangan pada perempuan usia dewasa muda. Teori transisi Meleis memberikan kerangka kerja yang berguna untuk memahami pengalaman pasien dewasa muda dengan kanker payudara. Teori ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan konteks unik setiap pasien, termasuk tahap perkembangan hingga transisi dari sehat ke sakit. Pasien kanker payudara usia dewasa muda perlu mendapatkan wadah dalam upaya mengekspresikan perasaan yang dialami selama terdiagnosis kanker hingga menjadi penyintas kanker payudara. Terapi menulis ekspresif atau expressive writing merupakan sarana untuk mengekspresikan emosi melalui tulisan. Didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan harga diri dan citra tubuh setelah diberikan terapi menulis.

Breast cancer has profound psychological and social implications, especially for young adults. Adolescents and young adults (AYA) are the age group of aged 15-39 years. The proportion of breast cancer cases in women under 40 years in Southeast Asia is also high, ranging from 11.4% in Indonesia. One of the most significant impacts on young adult breast cancer patients is problems with body image and self-esteem. Body image problems affect quality of life, identity, self-confidence, low self-esteem, and sexual function in young adult cancer patients. Changes in body image, self-esteem, and life plans are transitions and life transitions from development in young adult women. Meleis' transition theory provides a useful framework for understanding the experiences of young adult patients with breast cancer. This theory highlights the importance of considering the unique context of each patient, including the developmental stage to the transition from health to illness. Young adult breast cancer patients need a place to express their feelings from being diagnosed with cancer to becoming breast cancer survivors. Expressive writing therapy is a means of expressing emotions through writing. The results showed that there was an increase in self-esteem and body image after being given writing therapy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Lufiyani
"Kejadian disfagia ditemukan lebih dari 50 persen pada pasien stroke di fase akut. Penangan disfagia sering kali tertunda dan berdampak pada ketidakadekuatan pemenuhan kebutuhan dasar seperti dehidrasi bahkan malnutrisi. Selain itu, Pasien stroke dengan disfagia rentan mengalami pneumonitis aspirasi. Sehingga penganan yang cepat difase akut sangat dibutuhkan. Tujuan dari karya tulis ini untuk menganalisis pemberian latihan menelan dengan metode sucking lollipop. Metode yang dilakukan diawali dengan skrining disfagia menggunakan format Massey Bedside Swallowing Screen (MBS) dan penentuan derajat keparahan disfagia dengan The Dysphagia Outcome and Severity Scale (DOSS). Kemudian dilakukan latihan menelan sebanyak sehari satu kali sebelum makan siang dengan durasi 10 menit. Selama tiga hari berturut-turut dilakukan penilaian kekuatan sucking lollipop dengan format Candy Sucking Test (CST). Hasil studi kasus ini ditemukan adanya peningkatan fungsi oral yaitu pergerakan lidah. Penilaian pada hari keempat MBS negatif dan DOSS menjadi normal diet skala 7. Selain itu, tidak terdapat aspirasi saat dilakukan pemberian makan secara bertahap dan pernyataan secara verbal makanan yang tersangkut di tenggorokan, serta tidak ditemukan demam. Untuk itu, pemberian lollipop mampu menjadi salah satu intervensi yang dapat perawat gunakan untuk mempercepat pengembalian kemampuan menelan pada pasien stroke di fase akut.

The incidence of dysphagia is found to be more than 50 percent in stroke patients in the acute phase. Handlers of dysphagia are often delayed and have an impact on the inability to fulfill basic needs such as dehydration and even malnutrition. In addition, stroke patients with susceptible dysphagia experienced aspiration pneumonitis. So fast-paced acute feeding is needed. The purpose of this paper is to analyse the giving of exercises swallowing with the method of sucking lollipop. The methods initiated by screening were dysphagia using the Massey Bedside Swallowing Screen (MBS) and determining the severity of dysphagia with The dysphagia Outcome and Severity Scale (DOSS). Then, practice swallowing as much as a day once before lunch with a duration of 10 minutes. For three consecutive days conducted an assessment of the power sucking lollipop in the format of Candy Sucking Test (CST). The results of this case study found that an increase in oral function was tongue movement. Assessment on the fourth day of MBS is negative and DOSS become a normal diet scale 7. In addition, there are no aspiration during gradual feeding and verbal statements of food stuck in the throat, and no fever is found. For that, giving Lollipop is capable of being one of the interventions that nurses can use to accelerate the return of swallowing ability in stroke patients in the acute phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>