Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86737 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intania Raihan
"Sebagai tokoh politik yang berpartisipasi dalam upaya pencalonan presiden Indonesia sebanyak tiga kali, persona dan kepribadian Prabowo Subianto menjadi sorotan di setiap kesempatannya. Dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa Prabowo Subianto cenderung menonjolkan kesan tegas dan berwibawa dalam kampanye pencalonan presiden di tahun 2014 dan 2019 (Qeis, 2019; Muttaqin et al., 2020; Alvin, 2019). Dalam beberapa tahun belakangan ini muncul opini baru mengenai persona Prabowo, berkaitan dengan perubahan sikap yang diasosiasikan dengan sikap yang lebih hangat. Perubahan ini terlihat dari komunikasi nonverbal yang dilakukannya dengan menunjukkan gestur sebagai penyayang hewan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana portal berita daring sebagai media baru berkontribusi dalam upaya perubahan persona Prabowo yang sebagai penyuka kucing. Menggunakan metode analisis konten, penelitian kualitatif deskriptif ini menemukan sejumlah tema dan strategi presentasi diri dari pemberitaan media Detikcom mengenai Prabowo berkaitan dengan aktivitasnya bersama kucing pada periode tahun 2018-2019. Penelitian ini berkesimpulan bahwa media Detikcom berperan sebagai media marketisasi diri Prabowo pada periode kampanye pencalonan presiden di tahun 2019 dan menjadi media yang menyebarkan narasi mengenai sisi lain Prabowo sebagai penyuka kucing.

As a political figure who participated in efforts to nominate the Indonesian president three times, Prabowo Subianto's persona and personality were in the spotlight at every opportunity. Previous research stated that Prabowo Subianto tended to convey a firm and authoritative impression in the presidential nomination campaign in 2014 and 2019 (Qeis, 2019; Muttaqin et al., 2020; Alvin, 2019). In recent years, new opinions have emerged regarding Prabowo's persona, related to a change in attitude associated with a warmer attitude. This change is seen by showing nonverbal gestures as an animal lover. This research aims to find out how online news portals as new media contribute to efforts to change Prabowo's persona as a cat person. With content analysis methods, this descriptive qualitative research found several themes and self-presentation strategies from Detikcom’s news about Prabowo relating to his activities with cats in 2018-2019. This research concludes that Detikcom played a role in Prabowo's self-marketization during the 2019 presidential candidacy campaign and became a media that spread narratives about Prabowo's other side as a cat person.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Priya Falaha Muttaqien
"Kampanye permanen yang dilakukan oleh politisi selebriti melalui media sosial youtube memerlukan keterlibatan penontonnya. Komentar penonton yang diberikan dalam vlog merupakan bentuk keterlibatan. Penelitian ini mengkaji Kehadiran Sosial Kampanye Permanen Politisi Selebriti dalam channel media sosial Youtube. Penelitian ini menggunakan framework Kehadiran Sosial dari Lowenthal. Studi ini menggunakan analisis isi untuk memahami fenomena yang diteliti. Data didapatkan dari komentar 3 video vlog yang dipilih, terkumpul 27.087 komentar untuk dianalisis. Penelitian ini menemukan bahwa Affective Responses merupakan respons dominan yang diberikan oleh penonton vlog Ganjar. Hasil ini sejalan dengan temuan Lowenthal. Interactive response dan Cohesive Responses sangat tergantung dari materi vlog dan dinamika interaksi penonton. Bentuk dukungan pada kolom komentar berkorelasi dengan narasi vlog, sementara bentuk penolakan masih pada pendukungan pasangan capres lain dan isu negatif yang lekat dengan Ganjar.

Permanent campaigns carried out by celebrity politicians via YouTube social media require the involvement of the audience. Viewer comments given in vlogs are a form of involvement. This research examines the social presence of Permanent Campaigns Celebrity Politicians on YouTube social media channels. This research uses Lowenthal's social presence framework. This study uses content analysis to understand the phenomenon. Data was obtained from comments on 3 selected vlog videos, collecting 27,087 comments for analysis. This research found that Affective Responses was the dominant response given by vlog viewers. This result is in line with Lowenthal's findings. Interactive response and cohesive response really depend on the vlog material and the dynamics of audience interaction. The form of support in the comments column is correlated with the vlog narrative, while the form of rejection is still in support of other presidential candidates and negative issues related to Ganjar."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila
"ABSTRAK
Pemanfaatan sosial media dalam pembentukan personal branding di area politik terus bergulir termasuk dalam rangka pemilihan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya kaitan antara kampanye di sosial media terhadap opini yang terbentuk dengan studi kasus analisis penggunaan sosial media, Twitter, dalam membangun personal branding pasangan Anies-Sandi. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taktik komunikasi yang digunakan untuk mempengaruhi pandangan publik untuk menerima kehadiran mereka baik sebagai pribadi maupun kebijakan dan program yang akan ditawarkan untuk membangun Jakarta. Metode penelitian menggunakan penelitian kualitatif untuk menelaah informasi tentang fakta dan konsep spesifik dari 3200 tweets yang diambil di akun Twitter Anies-Sandi via software Reaper. Konten analis dilakukan untuk menginterpretasikan dan menerjemahkan teks ke dalam konteks dengan berfokus pada karakteristik bahasa sebagai saluran komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 12 konsep inti yang disebut dalam Twitter. Konsep ini mampu mem-branding Anies-Sandi sebagai pasangan calon gubernur yang kompeten, ceria dan bersemangat. Kalimat dan bahasa yang memperhatikan budaya DKI Jakarta menjadi taktik komunikasi yang sangat efektif di Twitter.Kata kunci: Pilkada DKI Jakarta, Personal Branding, Kampanye Politik, Twitter

ABSTRACT<>br>
The utilization of social media in the formation of personal branding in the political arena continues to roll, including in the Jakarta governor election for the 2017 2022 period. This study aims to prove the link between social media campaigns and public rsquo s opinions by analyzing the use of Twitter in building personal branding of Anies Sandi case study. Moreover, this research aims to examine communication tactics used to influence the public rsquo s view to accept their presence as a person and the policies and programs that they offered to build Jakarta. The research uses qualitative research approach to review information about facts and specific concepts of 3200 tweets that were taken on Anies Sandi 39 s Twitter account via Reaper software. The author also did content analysis to interpret and translate text into context by focusing on the characteristics of language as a communication channel. The results showed that there were 12 core concepts mentioned on Twitter. These concepts built personal branding of Anies Sandi as a competent, cheerful and spirited governor candidate. The terms and languages that they used are aligned with Jakarta rsquo s culture which was very effective for their communication tactics on Twitter.Keyword DKI Jakarta Election, Personal Branding, Political Campaign, Twitter "
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Elvansyah Fajri
"ABSTRAK
Tidak hanya bagi sebuah brand, kini strategi pemasaran juga kerap diterapkan dalam dunia politik. Personal branding sebagai salah satu strategi pemasaran mulai dilakukan politisi dalam seluruh prosesnya, tidak terkecuali bagi Ridwan Kamil yang kini menjabat sebagai Walikota Bandung. Personal branding yang dilakukannya cenderung terbentuk secara alamiah jauh sebelum dirinya terjun ke dunia politik. Karir profesionalnya, aktivitas sosialnya, serta gagasan-gagasannya terhadap kota Bandung memenuhi tiga unsur personal branding sebagai kunci kesuksesan berkiprah di dunia politik yang kerap Ridwan Kamil hadirkan dengan kuat secara online terutama di media sosial

ABSTRACT
Not only for branding, marketing strategy is now also often applied in the political world. Personal branding as one of the marketing strategy began to be done for politicians in the whole process, not least for Ridwan Kamil who now serves as Mayor of Bandung. Personal branding that he did tend to form naturally long before he plunged into the political world. His professional career, his social activities, and his ideas on the city of Bandung fulfill three elements of personal branding as the key to success in the world of politics that often Ridwan Kamil presents strongly online, especially in social media."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dahnia Rakhmasari
"Penelitian ini mendeskripsikan tentang Peran Media sosial sebagai sarana dalam Kampanye Politik dan Pembentukan Personal Brand bagi Joko Widodo sebagai sarana untuk mempengaruhi pemilih pemula dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta tahun 2012. Data Pemilih Pemula diambil sampel 100 orang di SMA di (Lima) Wilayah DKI Jakarta, dengan memberikan kuesioner pertanyaan terdiri dari 3 (tiga) variabel, yaitu : Media Sosial, Personal Brand dan Keputusan Memilih.
Metode Penelitian yang digunakan adalah Analisis kualitatif yang didukung data hasil survey, data akan ditabulasikan kemudian digunakan untuk menjelaskan implikasi antar variabel. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah dengan wawancara mendalam dengan informan serta adanya acuan teori-teori sebagai dasar pemikiran penelitian yang selanjutnya di triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Wawancara dengan Nara Sumber dilakukan terhadap Ir. Joko Widodo (Mantan Gubernur DKI Jakarta sekarang Presiden RI), Alexander Ferry (Founder Jasmev), Jose Rizal (Founder Politicawave) dan Bapak Eko Haryadi (Humas Pemprov DKI Jakarta). Teori-teori yang digunakan dalam analisis Tesis yaitu: Statistik Deskriptif, Kampanye Politik, Teori Kharismatik, Brand Personality, Teori Media Baru, Teori Keputusan Memilih dan Ketahanan Politik.
Penelitian ini melihat bagaimana relevansi keberhasilan Jokowi dalam menerapkan Konsep Personal Branding yaitu Positioning, Differensiasi dan Brand Image (PDB) dalam menaikan popularitasnya sehingga Pemilih Pemula memberikan suaranya pada Pilkada DKI Jakarta 2012 kemarin dan berhasil membawa Jokowi menuju kemenangan. Dihubungkan dengan Ketahanan Politik, akan diteliti apakah Media sosial dapat efektif mendukung Ketahanan Politik atau sebaliknya akan menjadi ancaman bagi Ketahanan Politik Wilayah DKI Jakarta.

This research describe about the role of social media as one of Political Campaign tools that had been chosen by Jokowi and successfully brought big impacts for early voters in choosing Jokowi as a DKI Jakarta Governor. Sample Data were taken for 100 high school students by giving the questionnaire. Questions consists of 3 variables: Social media, Personal branding and votes decision.
Research method used is qualitative analysis supported with Survey and used to explain the implications between variables. Another techniques which used to collect the data was by in-depth interviews with informants and the existence of reference as basic theories thought that research next in triangulation source to test the credibility of the data and checking the data has been obtained through several sources done. With in-depth Interviews with sources: Ir. Joko Widodo (Former Governor DKI Jakarta), Alexander Ferry (Founder of JASMEV), Jose Rizal (Founder Politicawave), Eko Haryadi (Public Relations Pemprov DKI Jakarta). Analysis using some theories are: Descriptive statistics, a political campaign, charismatik theory, brand personality, the theory of new media, political decision theory.
This research is to learn the relevance of Jokowi in applying the concept of personal banding that are: positioning, differentiation and the brand image (GDP) so that voters give their vote on Jakarta Governor Election 2012 and succeeded in carrying jokowi to victory. Along with the political resilience,whether social media can be effective to support the political resilience or vice versa, will be a threat to the political resilience in DKI Jakarta.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Maliki
"Perkembangan internet di Indonesia telah mencapai 400 persen sejak tahun 2000 (kominfo.go.id, 2012) sejalan dengan itu, mendorong pertumbuhan penggunaan media sosial. Pengguna facebook yang mencapai 39 juta anggota (socialbakers.com, 2012) dan pengguna twitter hampir mencapai 30 juta anggota (semiocast.com, 2012). Penggunaan media sosial sebagai sarana kampanye politik pada PILKADA DKI Jakarta 2012 marak digunakan. Pasangan Cagub-Cawagub berasumsi bahwa kampanye di media sosial dapat meningkatkan perolehan suara, sementara dari hasil observasi yang dilakukan penulis urutan kepopuleran pasangan Cagub-Cawagub tidak sesuai dengan urutan hasil perolehan suara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kampanye politik di media sosial berpengaruh terhadap opini yang terbentuk pada PILKADA DKI Jakarta. Data di ambil dari pengguna media sosial dengan proses sampling sebanyak 278 pengguna. Perkiraan tingkat kesalahan pengambilan sample sebesar 6%. Teknik pengolahan data menggunakan SPSS 17 sebagai alat bantu mengolah data. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: No Show, On Lookers, New Comers, Cliquers, Mix-n-Minglers, Sparks, Kampanye Bersih, Kampanye Hitam, Kampanye Negatif.

Internet growth in Indonesia has reached 400 percent since 2000 (kominfo.go.id, 2012) along with it encourage the growth of social media usage. Facebook users has reached 39 million members (socialbakers.com, 2012) and twitter users approximately 30 million members (semiocast.com, 2012). Using of social media for political campaigns in Jakarta ELECTION 2012 rapidly adopted. Couple Cagub-Cawagub assume that campaigns in social media can be increase the number of votes meanwhile base on the observation that already taken, popularity of Cagub-Cawagub does not comply with the order of voting results. This research aimed to determine whether political campaigns in social media and its effect to opinion that making: case study Jakarta Election 2012. Data taken from social media users with the process of sampling as much as 278 users. Estimated sampling error rate in 6%. Data processing techniques using SPSS 17 as a tool for data processing. The variables used in this study are: No Show, On Lookers, New comers, Cliquers, Mix-n-Minglers, Sparks, Clean Campaign, Black Campaign, Negative Campaign."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bakhrul Afif Amsak
"ABSTRAK
Tesis ini membahas Manajemen Isu yang dilakukan oleh Anies-Sandi sebagai Penantang pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Dengan sumberdaya yang paling minim dan elektabilitas yang paling rendah diawal masa kampanye, Anies-Sandi mampu keluar sebagai pasangan calon yang lolos pada pemilu tahap 1. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui proses manajemen isu penantang yang dilakukan Anies-Sandi pada masa pemilu tahap 1, serta bagaimana penggunaan media sosial untuk memanfaatkan isu positif dan mengklarifikasi isu negatif. Paradigma yang digunakan ialah post positivistik dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian ialah studi kasus, Teknik pengumpulan data menggunakan metode kualitatif, yaitu wawancara dan analisis terhadap cuitan pada akun twitter @aniesbaswedan selama periode 26 Oktober 2016 hingga 11 Februari 2017. Teknik analisa data yang digunakan ialah pengelompokan. Hasil penelitian menunjukkan, kegiatan manajemen isu yang dilakukan tim pemenangan dimulai dari Analisa, rekomendasi strategi, implementasi 1 , evaluasi, implementasi 2 dan seterusnya akan dievaluasi kembali untuk mendapatkan strategi yang semakin baik, efektif dan efisien.Kata kunci: Pasangan calon, Tim Pemenangan, Manajemen Isu, Anies-Sandi.

ABSTRACT
This thesis discusses about Issues Management conducted by Anies Sandi as a Challenger in the Jakarta Governor election 2017. With a little resources and the lowest electability in the early campaign period, Anies Sandi able to come out as a candidate who passed in the 1st election stage. This research aim is to know the process of Anies Sandi challenger issue management during the 1st election phase, and how the social media used to exploit positive issue and clarify negative issue. The paradigm used is post positivistik with a qualitative approach. The research method is case study. Data collection techniques using qualitative methods, interviews and analysis of tweets on twitter account aniesbaswedan during period 26 October 2016 until 11 February 2017. Data analysis technique used is grouping. The result of the research shows that the issue management activity conducted by the Victory team starts from the analysis, strategy recommendations, implementation 1 , evaluation, implementation 2 and so on will be re evaluated to obtain an improved, effective and efficient strategy.Keywords Candidate, Victory Team, Issue Management, Anies Sandi"
2018
T49056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Nuari
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh terpaan kampanye capres dan cawapres di media sosial terhadap partisipasi pemilih pemula pada pemilihan presiden 2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif (quantitative methods) dengan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Sampel dari penelitian ini sebanyak 150 mahasiswa FISIP UI dari 8 departemen angkatan 2011-2014. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa bentuk kampanye di media sosial memiliki hubungan yang signifikan terhadap partisipasi pemilih pemula pada pemilihan presiden 2014.

This research is purposely made for describing the influence between campaign president and vice president in social media on beginner voter participation of presidential election in 2014. This research used quantitative methods, which is questionnaire being used as research instrument. Thus, 150 students of FISIP UI, from 8 departments (2011-2014) were being sample in this research. The result of this research explained if campaign president and vice president in social media shows strong relationship with beginner voter participation of presidential election in 2014."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hasanah N Karimah
"Skripsi ini menjelaskan pengaruh kampanye politik media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula, dalam studi kasus Pilkada DKI 2017 Putaran Kedua Penelitian menggunakan paradigm positivis dan pendekatan kuantitatif serta termasuk jenis penelitian eksplanatif. Metode pengumpulan data yang dipakai survei dengan instrumen penelitian kuesioner yang dibagikan acak kepada 37 warga Jakarta sebagai sampel penelitian. Metode analisis penelitian adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan terpaan kampanye politik media sosial terhadap partisipasi politik pemilih pemula. Semakin tinggi terpaan kampanye politik media sosial, semakin tinggi pula partisipasi politik kehadiran pemilih dalam pemilihan umum, dibandingkan partisipasi politik secara offline dan online.

This research tries to prove the influence of political campaign of social media to political participation, in the case study of Regional Head Election of DKI 2017 Second Round of Research. This research use positivist paradigm and quantitative approach and including explanative type research. Data collection method used survey with randomly distributed questionnaire instrument to 37 Jakarta citizens as research sample. The method of research analysis is simple linear regression. The result of the research shows that there is a significant influence of social media campaign exposure to voter participation. The higher the exposure to social media political campaigns, the higher the political participation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S69602
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munthe, Reno Maratur
"Berisiknya dengungan para buzzer politik dapat menurunkan kualitas ruang publik dan demokrasi apabila berlangsung berkepanjangan. Fabrikasi percakapan, perang tagar serta disinformasi yang diproduksi oleh para pendengung politik dapat menimbulkan distorsi di ruang publik, mengaburkan batas antara aspirasi publik yang otentik dengan aspirasi rekaan. Kehadiran UU ITE dan Peraturan KPU belum mengatur tentang buzzer politik. Pengaturan dalam UU ITE Pasal 45A ayat (1), dianggap belum mampu menjerat tindakan buzzer politik yang bekerja dalam media sosial. Pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode analisis normatif baik dengan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan analitis. Pelibatan buzzer politik di media sosial guna mendongkrak suara pada pemilihan umum sungguh tidak tepat. Yang terjadi adalah realitas semu, karena dukungan yang diciptakan adalah dukungan yang dimobilisir dan memanipulasi kesadaran publik. Perlu didorong pencerdasan publik, sehingga akan terbentuk koneksi publik yang saling mengontrol. Peran dari elemen-elemen seperti organisasi masyarakat, kelompok intelektual, dan masyarakat luas yang harus saling terhubung agar membangun jaringan pesan yang kuat untuk melawan buzzer politik. Diharapkan juga ada pengaturan secara legal buzzer politik tersebut bekerja untuk siapa, di bawah agency apa, apakah dia terdaftar di agency itu, didanai oleh siapa dia. Hal ini juga tentunya dengan syarat mereka bergerak dengan akuntabel dan transparan.

The noise of political buzzers can degrade the quality of public space and democracy if it lasts a long time. The fabrication of conversations, hashtag wars and disinformation produced by political buzzers can create distortions in public spaces, blurring the line between authentic public aspirations and engineering aspirations. The presence of ITE Law and KPU Regulations has not regulated the political buzzer. The regulation in ITE Law Article 45A paragraph (1), is considered not able to ensnare the actions of political buzzers who work in social media. The approach is done by using normative analysis methods both with statutory approaches and analytical approaches. The involvement of political buzzers on social media to boost the vote in the general election is not appropriate. What happens is pseudo reality, because the support created is the support that mobilized and manipulated the public consciousness. It needs to be encouraged by the public, so that there will be a public connection that controls each other. The role of elements such as community organizations, intellectual groups, and the wider community must be interconnected in order to build a strong message network to counter political buzzers. It is also expected that there is a legal arrangement of the political buzzer working for whom, under what agency, whether he is registered with that agency, funded by who he is. It is also of course on the condition that they move accountable and transparent."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>