Ditemukan 25323 dokumen yang sesuai dengan query
Dinar Meltiara
"Salah satu cara untuk menjamin keaslian mutu obat diantaranya adalah memastikan peralatan dan instrumentasi penunjang yang digunakan selama proses supply chain obat bekerja dan berfungsi dengan akurat seperti yang dipersyaratkan pada CDOB. Pemastian tersebut dilakukan melalui kegiatan kualifikasi. Pelaksanaan kualifikasi tersebut dilakukan secara berurut-turut dimulai dari kualifikasi desain hingga kinerja. Dalam pelaksanaannya, PT. Enseval Putera Megatrading Cikarang melakukan kualifikasi terhadap semua peralatan yang berhubungan dengan produk, salah satunya yaitu Freezer untuk membuat dan menyimpan ice gel. Kualifikasi dilakukan dengan menguji dan memastikan kinerja freezer dalam membekukan ice gel dengan baik pada distribusi suhu antara -15 °C sampai dengan -25 °C. Hasil pengujian distribusi dingin pada freezer dengan muatan ice gel, didapatkan bahwa pada 9 titik pemantauan menghasilkan suhu rata-rata minimal -19.43, maksimal -5,53 dan rata-rata - 14.46°C. Pada 9 titik temperature mapping, hasil rekaman data logger pada posisi 1,2,3,4 berada di ruang range penerimaan (-15 C - (-25 C). Sementara pada data logger posisi 6,7,8,9 suhu baru stabil di range penerimaan setelah kurang lebih 12 jam. Berdasarkan penyimpangan yang terjadi, dapat dilakukan kualifikasi ulang dengan melakukan conditioning data logger terlebih dahulu sehingga data logger dapat merekam di suhu awal yang stabil.
One way to guarantee the quality and safety of drug includes ensuring that the supporting equipment and instrumentation used during the drug supply chain process works and functions accurately as required by the CDOB. This assurance is carried out through qualification activities. The qualifications are carried out sequentially starting from design qualification to performance qualification. In its implementation, PT. Enseval Putera Megatrading Cikarang has qualified all equipment related to the product, one of which is a freezer for making and storing ice gel. Qualification is carried out by testing and ensuring the freezer's performance in freezing ice gel properly at a temperature distribution between -15 °C to -25 °C. The results of testing cold distribution in freezers with ice gel loads, it was found that at 9 monitoring points the minimum average temperature was -19.43, maximum -5.53 and average -14.46°C. At 9 temperature mapping points, the data logger recording results at positions 1,2,3,4 were in the reception range (-15 C - (-25 C). Meanwhile at data logger positions 6,7,8,9 the temperature was just stable in the acceptance range after approximately 12 hours. Based on the deviations that occur, requalification can be carried out by conditioning the data logger first so that the data logger can record at a stable initial temperature"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Febriardrey Salsabila Hadi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok perusahaan pelumas. Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Perbaikan yang dilakukan pada penelitian ini berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada rangkaian rantai pasok. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner perbandingan berpasangan oleh beberapa expert. Terdapat 27 indikator kinerja yang diukur dan terbagi ke dalam atribut model SCOR. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2023 sebesar 51,04% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori average menurut Traffic Light System. Setelah itu, setiap indikator dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mendapatkan indikator yang memiliki Performance belum baik dan memiliki Importance cukup besar untuk diperbaiki atau ditingkatkan. Dengan menggunakan kuadran IPA didapatkan 6 indikator pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, strategi perbaikan dirumuskan yang berupa pengintegrasian Supply Chain Management dengan Internet-of-Things untuk dapat meningkatkan kinerja rantai pasok keseluruhan.
This research aims to measure the supply chain performance of a lubricant manufacturing company. The measurement is crucial to understand the company's supply chain condition. The method used is the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model as a framework for measuring supply chain performance. The study addresses issues in the supply chain by prioritizing performance attributes, weighted through pairwise comparison questionnaires filled out by experts. The study measures 27 performance indicators divided into SCOR model attributes. Results indicate the company’s supply chain performance in 2023 is 51.04%, categorizing it as average according to the Traffic Light System. Indicators are mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant, identifying six indicators requiring improvement. A strategy integrating Supply Chain Management with the Internet of Things (IoT) is proposed to enhance overall supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Tarigan, Tania Marcella
"Gudang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran dan efisiensi rantai pasok secara keseluruhan. Oleh karena itu, perusahaan yang ingin tetap kompetitif dalam menghadapi persaingan bisnis yang ketat perlu mengevaluasi dan memastikan terjadinya peningkatan berkelanjutan pada kegiatan gudang. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok gudang barang jadi sebuah perusahaan makanan dan minuman kesehatan di Indonesia sebagai acuan untuk mengusulkan strategi yang diperlukan dalam peningkatan kinerja. Terdapat 25 indikator kinerja yang diukur dalam penelitian ini yang terbagi ke dalam tiap level pada kerangka model Supply Chain Operation Reference (SCOR). Dari hasil pengukuran, diperoleh nilai rata-rata kinerja rantai pasok gudang barang jadi perusahaan pada tahun 2023 sebesar 63.78% yang masuk ke dalam kategori ‘Average’ menurut sistem monitoring dengan traffic light system. Setiap indikator kinerja kemudian dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA) untuk mengidentifikasi indikator kinerja yang harus menjadi prioritas perbaikan. Berdasarkan kuadran IPA, diperoleh 4 indikator kinerja yang memiliki kepentingan cukup tinggi namun performanya belum baik, yaitu finished goods inventory level, inventory days on hand, orders received on time, dan delivery fill rate. Adapun strategi peningkatan kinerja yang diajukan kepada perusahaan yakni penggunaan metode peramalan yang lebih akurat dan penerapan sistem manajemen persediaan dengan integrasi IoT dan RFID.
Warehouse plays a strategic role in maintaining the smoothness and efficiency of the overall supply chain. Therefore, companies aiming to remain competitive in facing tough business competition need to evaluate and ensure continuous improvement in warehouse activities. This research was conducted to measure the supply chain performance of a finished goods warehouse in a health food and beverage company in Indonesia, as a reference to propose necessary strategies for improvement. There are 25 performance indicators measured in this study, categorized into each level of the Supply Chain Operation Reference (SCOR) model framework. The results show the average performance score of the company's finished goods warehouse supply chain in 2023 was 63.78%, classified as 'Average' according to the traffic light monitoring system. Each performance indicator was then mapped into the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to identify priority areas for improvement. Based on the IPA quadrant, 4 performance indicators were identified as having high importance but inadequate performance, namely finished goods inventory level, inventory days on hand, orders received on time, and delivery fill rate. The proposed strategies for performance improvement include the use of accurate forecasting methods and the implementation of inventory management systems with IoT and RFID integration."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nathaniel Dave Angginta Lumban Batu
"Sejalan dengan evolusi pada industri elektronik dan transportasi, penting bagi perusahaan untuk terus memperbaiki kinerjanya guna mempertahankan daya saing. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja rantai pasok dari perusahaan industri perakitan barang dan merancang strategi perbaikan untuk meningkatkan performa, sehingga didapatkan hasil yang optimal dan daya saing perusahaan tetap terjaga. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR), yang disesuaikan khusus untuk perusahaan sebagai kerangka kerja dalam pengukuran dan perancangan strategi rantai pasok. Indikator kinerja yang bermasalah dipilih berdasarkan pembobotan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Ada 27 indikator kinerja yang diukur dan dikategorikan berdasarkan atribut pengukuran model SCOR. Berdasarkan pengukuran performa tahun terakhir, diperoleh nilai 48.24%, yang menempatkan kinerja perusahaan dalam kategori marginal dengan indikasi warna jingga. Importance Performance Analysis (IPA) kemudian digunakan untuk mengidentifikasi indikator prioritas yang performanya kurang baik namun penting, sehingga strategi perbaikan dapat dirumuskan. Dari analisis tersebut, terpilih enam indikator sebagai prioritas dan dua indikator prioritas perbaikan yang telah divalidasi perusahaan. Strategi perbaikan yang dirancang berdasarkan tinjauan pustaka dan diskusi dengan perusahaan. Dua strategi ini direkomendasikan kepada perusahaan untuk diimplementasikan agar dapat memperbaiki kinerja rantai pasoknya.
In line with the evolution in the electronics and transportation industries, it is crucial for companies to continuously improve their performance to maintain competitiveness. This study aims to measure the supply chain performance of an assembly goods industry company and to design improvement strategies to enhance performance, thereby achieving optimal results and maintaining the company's competitiveness. The method used is the Supply Chain Operation Reference (SCOR), which is specifically tailored for the company as a framework for measuring and designing supply chain strategies. Performance indicators with issues were selected based on weighting using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method. There are 27 performance indicators that were measured and categorized based on the attributes of the SCOR model. Based on the performance measurement of the last year, a score of 48.24% was obtained, placing the company's performance in the marginal category with an orange indication. Importance Performance Analysis (IPA) was then used to identify priority indicators whose performance is poor yet crucial, thus formulating improvement strategies. From this analysis, six indicators were selected as priorities and two as focal points for improvement, validated by the company. The improvement strategies were designed based on literature review and discussions with the company. These two strategies are recommended to the company for implementation to enhance its supply chain performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Meralda Abida Rinaldy
"Penelitian ini membahas peningkatan ketahanan atau resiliensi rantai pasokan dalam industri pelumas, dengan fokus pada pengembangan dan implementasi langkah-langkah mitigasi gangguan strategis. Memastikan kinerja yang kuat terhadap gangguan adalah hal yang terpenting bagi perusahaan untuk menjaga kontinuitas bisnis dan meminimalkan kerugian selama masa krisis. Studi ini menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR), sebuah kerangka kerja yang komprehensif untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas rantai pasokan melalui metrik proses yang terstandardisasi dan Importance Performance Analysis (IPA) untuk memetakan indikator kerja yang dipriotitaskan untuk diperbaiki. Data penelitian diambil saat pandemi COVID-19 bertujuan untuk mengukur kerentanan dalam rantai pasokan pelumas dan mengusulkan usulan strategi yang tepat untuk meningkatkan ketahanan dan kemampuan beradaptasi selama gangguan/disrupsi. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai kinerja rantai pasok perusahaan pada saat terjadinya disrupsi sebesar 49,37% dimana difokuskan pada masalah pemenuhan permintaan pelanggan tidak tepat waktu, kurang efisiensinya pengelolaan material dan mesin, serta kurang adaptif dalam menghadapi permintaan pasar yang fluktuatif. Usulan strategi perbaikan diantara lain dengan implementasi advanced manufacturing seperti Asset Management Software (AMS) dan Manufacturing Execution System (MES), memakai metode peramalan dengan model TISM-MICMAC dan Machine Learning, serta penggabungan seluruh proses rantai pasok di dalam satu portal yang terintegrasi.
This research addresses improving supply chain resilience in the lubricants industry, focusing on the development and implementation of strategic disruption mitigation measures. Ensuring robust performance against disruptions is paramount for companies to maintain business continuity and minimize losses during times of crisis. This study uses the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model, a comprehensive framework for evaluating and improving supply chain effectiveness through standardized process metrics and Importance Performance Analysis (IPA) to map work indicators that are prioritized for improvement. The research data was collected during the COVID-19 pandemic to measure vulnerabilities in the lubricant supply chain and propose appropriate strategies to improve resilience and adaptability during disruptions. The results of this study obtained a value of the company's supply chain performance at the time of disruption of 49.37% which focused on the problem of fulfilling customer requests not on time, less efficient management of materials and machinery, and less adaptive in dealing with fluctuating market demand. Proposed improvement strategies include the implementation of advanced manufacturing such as Asset Management Software (AMS) and Manufacturing Execution System (MES), using forecasting methods with TISM-MICMAC and Machine Learning models, and combining all supply chain processes in one integrated portal."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zhafira Rahmayanti
"Model Supply Chain Operation Reference (SCOR) banyak digunakan untuk menilai kondisi rantai pasok suatu perusahaan. Penelitian ini dilakukan pada PT. X yang merupakan salah satu industri pengemasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah SCOR sebagai kerangka penilaian, Analytical Hierarchy Process (AHP) sebagai metode pendukung untuk memberikan bobot penilaian, dan metode analisis Importance Performance Analysis (IPA) untuk menganalisis hasil penilaian. Dalam menganalisis hasil penilaian kinerja, penelitian ini dibantu oleh sistem pengelompokkan Traffic Light System dan Prioritization Matrix untuk merancang usulan strategi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja rantai pasok dan memberikan usulan strategi perbaikan untuk indikator-indikator yang kurang baik. Terdapat 29 indikator kinerja yang tervalidasi untuk diukur dalam model. Dari hasil pengukuran kinerja rantai pasok pada PT. X tahun 2019, nilai yang didapatkan perusahaan yaitu sebesar 66,92% yang menunjukkan kinerja perusahaan hanya berada pada kategori rata – rata dengan warna kuning. Dengan menggunakan kuadran IPA, didapatkan 4 indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik dan memerlukan perbaikan segera. Setelah dianalisis lebih lanjut, terdapat 10 usulan strategi untuk memperbaiki keempat indikator kinerja rantai pasok yang kurang baik. Usulan tersebut kemudian dihitung korelasi dan prioritasnya menggunakan prioritization matrix. Usulan strategi yang berada di peringkat pertama yaitu meningkatkan koordinasi antardepartemen, dan strategi di peringkat akhir yaitu meningkatkan proses quality control terhadap mesin dan bahan baku produksi.
Supply Chain Operation Reference (SCOR) model is widely used to determine the condition of a company's supply chain. This research was conducted at PT. X which is one of the packaging industry. The method used in this research is SCOR as the measurement framework, Analytical Hierarchy Process (AHP) as a supporting method for weighting indicators, and Importance Performance Analysis (IPA) as a method to analyze the calculated results. In analyzing the results, this study was assisted by a Traffic Light System grouping system and Prioritization Matrix to design a proposed strategy. The purpose of this study is to determine the performance of the supply chain and provide a proposed improvement strategy for indicators that are not good. There are 29 validated performance indicators to be measured in the model. The measurement results of the supply chain performance at PT. X in 2019, the company’s score was 66.92% which shows the company's performance is only in the average category with a yellow color. y using the IPA quadrant, there are 4 indicators of supply chain performance that are not good and require immediate improvement. After further analysis, there are 10 proposed strategies to improve the four indicators of supply chain performance that are not good. The proposed strategy is then calculated by its correlations and priorities using a prioritization matrix. The first rank strategy from the matrix is to improve interdepartmental coordination, and the final rank strategy is to improve the process of quality control of production machinery and raw materials."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Kemas Zaky Zamzamy
"Penelitian ini dilakukan untuk mengukur kinerja rantai pasok pada perusahaan manufaktur kendaraan komersial di Indonesia, untuk dapat merancang strategi yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasok mereka. Metode yang digunakan adalah Supply Chain Operations Reference (SCOR) sebagai kerangka pengukuran kinerja rantai pasok perusahaan. Pengukuran kinerja rantai pasok perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi rantai pasok dari suatu perusahaan, yang menjadi titik awal dilakukannya perbaikan. Perbaikan yang dilakukan pada penelitian ini berkaitan dengan permasalahan daya saing perusahaan dan juga permasalahan di lapangan produksi. Tingkat kepentingan atribut kinerja diukur berdasar pembobotan dengan kuesioner oleh beberapa expert. Terdapat 29 indikator kinerja (KPI) yang diukur dan terbagi ke dalam perspektif model SCOR untuk tiap levelnya. Dari hasil pengukuran didapatkan kinerja rantai pasok perusahaan pada tahun 2019 sebesar 81,47% yang menunjukkan kinerja perusahaan berada pada kategori baik dengan warna hijau. Setelah itu setiap KPI dipetakan ke dalam kuadran Importance Performance Analysis (IPA), untuk mendapatkan KPI yang sekiranya memiliki Performance yang belum baik dan memilih Importance yang cukup besar untuk diperbaiki atau di tingkatkan. Dengan menggunakan kuadran IPA didapatkan lima KPI pada rantai pasok perusahaan yang kinerjanya perlu ditingkatkan, maka dari itu diperlukan strategi untuk dapat memperbaiki kinerja tersebut. Dengan dibantu Prioritization Matrix, didapatkan sepuluh strategi yang dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok mereka.
This research was conducted to measure supply chain performance in commercial vehicle manufacturing companies in Indonesia. The method used in this research are Supply Chain Operations Reference (SCOR) as a performance measurement framework, and Analytical Hierarchy Process (AHP) method to determine the weight for each performance indicators. The objective of this research is to measure the supply chain performance from the company in 2019 and obtain improvement strategies to improve the overall supply chain performance of the company. There are 29 performance indicators that are measured and divided into SCOR model’s perspectives for each level. The result of the measurement indicates that the performance of supply chain in 2019 is 81,47% which shows the company's performance is in good category. Then, each KPI will be mapped to the Importance Performance Analysis (IPA) quadrant to get which indicators that need to be improved. The proposed strategy is analyzed using prioritization matrix tools. There are ten proposed action plan strategies chosen to improve five KPI based on the Importance Performance Analysis (IPA) which expected to give good impact on the company’s overall supply chain performance improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Indira Raeesha Aurelia
"Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan efisiensi rantai pasok di Gudang PCB PT XYZ, sebuah perusahaan manufaktur elektronik. Dengan menggunakan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) dan Analytical Hierarchy Process (AHP), penelitian ini mengukur dan menganalisis kinerja gudang berdasarkan 26 indikator kinerja yang telah divalidasi oleh para ahli perusahaan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa nilai performa gudang pada tahun 2023 adalah 59,01%, yang termasuk dalam kategori average (50-70%) menurut Traffic Light System. Proses dispatch dan periode waktu bulan Juli tercatat sebagai performa terendah. Berdasarkan Importance Performance Analysis, terdapat lima indikator yang masih memerlukan perbaikan, termasuk Accuracy of product delivery according to item, Unfinished Outgoing Process Rate, dan Accuracy of product delivery according to quantity. Usulan perbaikan meliputi integrasi Sistem Active Tracking dan Computerized Maintenance Management System (CMMS) berbasis RFID untuk mengatasi permasalahan terkait akurasi pengiriman, pemeliharaan peralatan, dan efisiensi operasional. Penelitian ini memberikan kontribusi praktis dalam meningkatkan kinerja operasional dan daya saing PT XYZ di industri elektronik.
This research was conducted to evaluate and improve supply chain efficiency in the PCB warehouse of PT XYZ, an electronics manufacturing company. Using the Supply Chain Operations Reference (SCOR) model and Analytical Hierarchy Process (AHP), this research measures and analyzes warehouse performance based on 26 performance indicators that have been validated by company experts. The evaluation results show that the warehouse performance value in 2023 is 59.01%, which falls into the average category (50-70%) according to the Traffic Light System. The dispatch process and the July time period recorded the lowest performance. Based on Importance Performance Analysis, there are five indicators that still require improvement, including Accuracy of product delivery according to item, Unfinished Outgoing Process Rate, and Accuracy of product delivery according to quantity. Proposed improvements include the integration of Active Tracking System and RFID-based Computerized Maintenance Management System (CMMS) to address issues related to delivery accuracy, equipment maintenance, and operational efficiency. This research provides a practical contribution in improving the operational performance and competitiveness of PT XYZ in the electronics industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Anggoran Iwari
"Di era perkembangan teknologi, penggunaan teknologi informasi dan big data untuk pengambilan keputusan menjadi perhatian penting, termasuk di dalam konteks rantai pasok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh teknologi informasi dan big data terhadap kinerja rantai pasok perusahaan di Indonesia melalui mediasi inovasi. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling untuk menganalisis 124 data, di mana bersumber dari individu yang bekerja atau berusaha selama minimal 3 bulan di perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa big data analytics memiliki pengaruh yang lebih besar daripada teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja rantai pasok bila dimediasi oleh inovasi.
In the era where technologies are emerging, information technology and big data usage in decision making becomes an attention, including in the supply chain context. This study is aimed to analyze the influences of information technology and big data towards company supply chain performance in Indonesia mediated by innovation. This study used Structural Equation Modeling to analyze 124 data, which are sourced from individuals who have been working on minimum 3 months in a firm operates in Indonesia. The result shows big data analytics has higher influence than information technology in increasing supply chain performance when mediated by innovation."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sri Haryati
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh matriks pengukuran kinerja pada perusahaan berbasis produksi obat-obatan. Penilaian kinerja ini bisa digunakan untuk membantu perusahaan untuk mengidentifikasi kondisi saat ini dari supply chain, mencari akar masalah dan melakukan perbaikan pada kinerja rantai pasok. Matriks-matriks supply chain yang digunakan adalah berasal dari supply chain operation reference (SCOR) model. Setiap matriks akan dilakukan peninjauan pertama apakah matriks ini penting digunakan pada industri farmasi.
Setelah dilakukan verifikasi dan pemilihan matriks yang akan digunakan, langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian dengan membandingkan secara berpasangan matriks kinerja (Pairwise Comparison Matrix) dengan metode AHP. Hasil pembobotan tersebut digunakan untuk menentukan peringkat matriks kinerja dengan menggunakan metode TOPSIS. Matriks yang terpilih dinilai sebagai kriteria matriks yang paling penting dan dijadikan bahan untuk mendapatkan solusi terbaik untuk mencapai performa maksimum perusahaan.
The objective of this research is to obtain performance measurement matrices of a pharmaceutical company. This performance scoring can be used to help the company to identify the current condition of the supply chain, to find the root cause of the problem, and to improve supply chain performance. Supply chain matrices used are derived from the supply chain operation reference (SCOR) model. Each matrix will be reviewed whether this matrix is important to be used in pharmaceutical industry.After the verification and selection of the matrices, next step is scoring by doing pairwise comparison of the performance matrices with AHP method. The result then used to determine the rank of performance matrices using TOPSIS method. The highest ranked matrix then selected as the most important matrix and can be used as a source to get the best solutions to achieve maximum performance of the company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35836
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library