Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111846 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amira Nur Khanifah
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi perempuan dengan autisme dalam serial drama Korea Extraordinary Attorney Woo dan bagaimana representasi tersebut membentuk konstruksi sosial tentang gender dan disabilitas serta memengaruhi persepsi perempuan tentang perempuan dengan autisme. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis wacana kritis feminis.
Serial televisi Extraordinary Attorney Woo mengisahkan perjalanan perempuan autis bernama Woo Young-woo, seorang pengacara di Korea Selatan. Penelitian ini menganalisis representasi perempuan autis dalam serial tersebut dan pemaknaannya bagi perempuan. Dengan kerangka kerja teori representasi Stuart Hall, feminis disabilitas Rosemarie Garland-Thomson, dan Gendered Audiences Ien Ang, penelitian ini bertujuan untuk menelisik konstruksi gender dan disabilitas dalam serial dramatisasi tersebut serta bagaimana audiens perempuan memaknainya.
Hasil menemukan bahwa representasi Young-woo sebagian menantang stigma patriarkal dan ableisme melalui pencapaian hidupnya, namun juga masih terperangkap dalam batas-batas ketidaksetaraan struktural yang sering dihadapi perempuan autis. Audiens perempuan sebagian besar memaknai representasi Young-woo dalam bingkai narasi melodramatis perjuangan pemberdayaan pribadi melawan ketidakadilan sosial. Perempuan autis masih menemukan harapan meski sadar dilema representasi tak ideal ini. Sementara laki-laki autis lebih kritis, menuntut representasi otentik dengan keterlibatan komunitas autis dalam produksi konten media. Analisis menunjukkan posisi sosial dan interseksionalitas memengaruhi interpretasi audiens.
Penelitian selanjutnya dapat mengkaji respon publik yang lebih luas, demi memetakan lebih kompleks interaksi media, identitas, dan kekuasaan dalam masyarakat Korea Selatan.

This research aims to analyze the representation of women with autism in the Korean drama series Extraordinary Attorney Woo and how this representation shapes the social construction of gender and disability and influences women's perceptions of women with autism. This research uses qualitative methods with critical feminist discourse analysis.
The television series Extraordinary Attorney Woo tells the story of an autistic woman named Woo Young-woo, a lawyer in South Korea. This research analyzes the representation of autistic women in the series and its meaning for women. With the framework of Stuart Hall's representation theory, disability feminist Rosemarie Garland-Thomson, and Ien Ang's Gendered Audiences, this research aims to examine the construction of gender and disability in the dramatization series and how female audiences interpret it.
The results found that Young-woo's representation partly challenges patriarchal stigma and ableism through her life achievements, but is also still trapped within the boundaries of structural inequality that autistic women often face. Female audiences mostly interpret Young-woo's representation within the frame of a melodramatic narrative of a struggle for personal empowerment against social injustice. Autistic women still find hope even though they are aware of the dilemma of non-ideal representation. Meanwhile, autistic men are more critical, demanding authentic representation with the involvement of the autistic community in media content production. Analysis shows social position and intersectionality influence audience interpretations.
Future research could examine broader public responses, in order to map more complex interactions of media, identity and power in South Korean society.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fida Azizah
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian terdahulu menganalisa tokoh autis dalam novel, Christoper Boone, dari aspek masalah kognisi yang menjadi bagian dari autisme. Fokus penelitian ini adalah analisa pembentukan identitas yang dipengaruhi oleh intervensi dan keadaaan sang tokoh setelah menghadapi isu keluarga. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk melakukan penelitian tekstual menggunakan konsep Identity and Difference oleh Judy Giles dan Tim Middletone dalam melakukan analisa. Penemuan analisis menunjukkan bahwa Christoper mendapat pengetahuan sosial yang tetap dibatasi oleh autisme walaupun telah merasakan hasil intervensi dan melewati isu keluarga. Penulis meyimpulkan bahwa pembentukan identitas Christoper tidak dapat dipisahkan dari autismenya. Artikel ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang pembentukan identitas pada karakter autis dalam fiksional naratif.

ABSTRACT
Previous researches analyze the autistic character, Christoper Boone, in the novel from his cognitive problem as an autistic trait. This research focuses on analyzing the identity construction affected by the interventions and the aftermath of facing the family issue. Therefore, this article aims to do a textual analysis by using Judy Giles and Tim Middleton of Identity and Difference to conduct the analysis. The findings show that experiencing the intervention outcomes and undergoing family issue has given Christoper more social competence restricted within his autism boundary. Eventually, Christoper’s constructed identity cannot be separated from his autism. This article will give new insights about identity construction of autistic characters in narrative fiction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Azarine Zhafirah Zahra
"Pada dasarnya manusia tidak lepas dari sistem simbol karena simbol digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan sebuah makna atau pesan sehari-hari. Sistem simbol sangat penting bagi manusia, hal ini tercermin dalam karya sastra drama yang menunjukkan betapa pentingnya sistem simbol. Extraordinary Attorney Woo adalah salah satu drama yang menghadirkan simbol ikan jeda di beberapa adegannya. Drama ini mengisahkan Woo Young Woo, seorang pengacara masalah yang bekerja di sebuah firma hukum terkemuka di Korea Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan makna simbol ikan jeda dalam drama Extraordinary Attorney Wooserta menganalisis pesan yang disampaikan oleh tokoh utama melalui simbol jeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teori semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simbol ikan jeda dalam drama ini dimaknai sebagai 'kekeluargaan', 'ketidakbebasan', dan 'kesepian'. Dari ketiga makna tersebut, pesan yang disampaikan tokoh utama adalah ikan jeda dan manusia memiliki beberapa kesamaan sebagai makhluk hidup. Seperti halnya manusia, ikan paus memiliki sifat kekeluargaan yang selalu hidup bersama keluarganya. Ikan jeda memiliki hak sebagai makhluk hidup, yakni hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu pun dengan ikan jeda yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa berpisah dari kelompoknya.

Manusia dan sistem simbol pada dasarnya saling terkait karena simbol digunakan sebagai media untuk menyampaikan makna dan pesan sehari-hari. Sastra drama yang menunjukkan pentingnya sistem simbol bagi manusia, menunjukkan betapa pentingnya sistem simbol itu. Salah satu drama yang menggunakan simbol ikan paus dalam beberapa sekuennya adalah Extraordinary Attorney Woo. Protagonis dari drama ini adalah Woo Young Woo, seorang pengacara disabilitas yang bekerja di sebuah firma hukum ternama di Korea Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi signifikansi simbol paus yang digunakan dalam drama Extraordinary Attorney Woo dan untuk mengkaji pesan yang direpresentasikan oleh simbol paus untuk tokoh utama. Sebagai acuan dalam penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika Roland Barthes. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa makna paus dalam drama ini adalah "kekeluargaan", "kurangnya kebebasan", dan "kesepian". Pesan tokoh utama dapat ditemukan dari ketiga interpretasi tersebut. Paus dan manusia memiliki banyak kesamaan sebagai makhluk hidup. Seperti halnya manusia, paus memiliki kekerabatan yang selalu hidup berkelompok. Paus memiliki hak sebagai makhluk hidup, yaitu hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu juga paus yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa harus berpisah dari kelompoknya padahal paus sudah terbiasa hidup bersama kelompoknya. yaitu hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu juga paus yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa harus berpisah dari kelompoknya padahal paus sudah terbiasa hidup bersama kelompoknya. yaitu hak kebebasan untuk hidup di habitat aslinya. Manusia tidak bisa lepas dari rasa kesepian, begitu juga paus yang memiliki rasa kesepian karena terpaksa harus berpisah dari kelompoknya padahal paus sudah terbiasa hidup bersama kelompoknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muliana
"Pola asuh merupakan serangkaian interaksi intensif yang melibatkan orang tua dan anak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan karakteristik orang tua dengan jenis pola asuh dalam merawat anak penyandang autisme. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan melibatkan 49 orang tua yang mempunyai anak autisme (6-12 tahun) di wilayah Jakarta Selatan. Instrumen yang digunakan adalah Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ). Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden (53,1%) menggunakan pola asuh permisif. Hasil uji Chi Square menyatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara karakteristik orang tua dengan jenis pola asuh (p>0.05, α=0.05). Namun, karakteristik orang tua mungkin dapat mempengaruhi jenis pola asuh yang digunakan oleh orang tua. Perbedaan nilai-nilai budaya dan karakteristik orang tua menjadikan pola asuh dimasing-masing daerah berbeda. Penelitian ini merekomendasikan untuk diadakannya kerjasama antara pihak sekolah, klinik, dan orang tua dalam memberikan informasi terkait jenis pola asuh yang digunakan oleh orang tua dan dampaknya bagi perkembangan anak autisme.

Parenting is series of intensive interaction that involves parents and children. This study purposed to examine the relationship between parental characteristics with type of parenting style in caring for children with autism. This study used a correlation descriptive design and involved 49 samples of parents who have children with autism (6-12 years old) in South Jakarta. This study using the instruments used the Parenting Styles and Dimensions Questionnaire-Short Form (PSDQ). The results of this study indicated that the majority of respondents (53.1%) using permissive parenting style. Based on Chi Square test, there was no significant relationship between parental characteristics with type of parenting style (p>0.05, α= 0.05). However, parental characteristics may influence the type of parenting style that used by parents. The difference of cultural and parental characteristics make parenting style in each of the different regions. This study recommends the holding of cooperation between the schools, clinics, and parents in providing information related to the type of parenting that used by parents and its impact on the development of children with autism."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Muthia Hasna
"Penelitian ini bertujuan menganalisis representasi feminitas perempuan berdasarkan gender sebagai dampak dari globalisasi yang ditampilkan dalam drama televisi Jepang For You in Full Blossom (2007) dan Pretty Proofreader (2016) serta drama televisi Korea Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Perempuan modern terkait feminitas, dihadapkan dengan maskulinitas dalam struktur masyarakat Jepang dan Korea. Dengan unit analisis perilaku, penampilan, dan gaya hidup, penelitian antardisiplin ini menganalisis representasi dari keempat drama televisi sebagai korpus penelitian. Metode analisis isi digunakan sebagai teknik penelitian untuk membuat simpulan yang sahih dan dapat direplikasi dari teks ke konteks penggunaannya, melalui empat tahapan: merumuskan tujuan dan konseptualitas, menyusun kategorisasi unit sampling, mencatat unit sampling, dan terakhir mengkaji hasil pencatatan dengan memberikan interpretasi. Hasil penelitian keempat drama televisi tersebut merepresentasikan perempuan Jepang dan Korea sebelum dan sesudah 2010 sebagai titik pergeseran perilaku dan penampilan perempuan dalam nilai-nilai feminitas yang dihadapkan dengan maskulinitas di Asia Timur. Perempuan Jepang dan Korea memahami tuntutan masyarakat untuk berbaur demi menjaga harmoni yang menjadi nilai penting dalam masyarakat Asia Timur, tanpa mengesampingkan individualitasnya.

This study aims to analyze the representation of women’s femininity according to gender as the impact of globalization shown in the Japanese television dramas For You in Full Blossom (2007) and Pretty Proofreader (2016), and Korean television dramas Full House (2004) dan Fight for My Way (2017). Modern women related to femininity faced masculinity in Japanese and Korean social structures. With behavior, appearance, and lifestyle as analysis units, this interdisciplinary study analyzed the representation in those four television dramas as the corpus of research. The context analysis method is used as a research technique to make a valid and replicable conclusion from text to the usage context through four steps: formulate the purpose and concept of research, arrange a set of sampling unit categorizations, record the sampling unit, and study the data record by giving the interpretation. The study shows that these four television dramas represented Japanese and Korean women before and after 2010 as a shift point of behavior and appearance in femininity values faced masculinity values in East Asia. Japanese and Korean women acknowledged the requirements to mingle in their society to maintain harmony as one of the essential values in East Asian society without neglecting their individualities.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Peeters, Theo
Jakarta : Dian Rakyat, 2004
616.898 2 PEE a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Autism a behaviorally defined disorder which occurs within the first three years of life first discribed by Leo Kanner. Autism is a life a life - long, complex and severe disorder...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: PT AgroMedia Pustaka, 2023
619. 928 BUN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herlinda Ekapraja
"Initiation of joint attention merupakan kemampuan dasar yang diperlukan individu dalam berinteraksi secara sosial. Kemampuan ini melibatkan aspek bahasa, komunikasi, dan interaksi sosial, yang merupakan area defisit utama pada individu dengan Autism Spectrum Disorder (ASD). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan modifikasi perilaku melalui penerapan prompting dan reinforcement oleh ayah dapat meningkatkan kemampuan initiation of joint attention pada anak dengan ASD. Sebagai subjek dalam penelitian ini adalah DFM, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun dan duduk di kelas IV sebuah sekolah dasar negeri inklusi di Jakarta Timur. DFM didiagnosa PDD-NOS saat berusia 2,5 tahun. Program intervensi dilaksanakan dalam 23 sesi dengan terlebih dahulu melatih ayah subjek untuk menerapkan prosedur prompting dan reinforcement. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program intervensi yang dijalankan tidak efektif dalam meningkatkan kemampuan initiation of joint attention pada subjek. Prosedur prompting dan reinforcement belum berhasil diterapkan dengan tepat dan konsisten oleh ayah. Kesiapan ayah dalam menerima pelatihan, kemampuan anak dalam memproses tatapan mata, dan kondisi keluarga subjek merupakan sebagian faktor yang mempengaruhi hasil penelitian. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meningkatkan intensitas pelatihan kepada ayah sebagai persiapan intervensi, dan evaluasi terus-menerus sepanjang intervensi.

Initiation of joint attention has been considered essential in the establishment of human social interaction. Three aspects are involved in this skill, namely communication, language, and social interaction. These are areas found to be deficit in autistic individuals. This research aimed to determine the effectiveness of father-implemented behavior modification in improving initiation of joint attention on a child with autism. The procedures involved were prompt and reinforcement. The subject of this research was a 10-year old boy who was diagnosed with PDD-NOS at the age of 2.5 years. He is now a 4th-grade-student in an inclusive public school. The intervention program was conducted in 23 sessions, with father`s training preceding the initial intervention. The research resulted in the ineffectiveness of the program. Father-implemented behavior modification`s procedures were found to be non-optimal. Father`s readiness in taking instructions, child`s ability in perceiving eye gaze, and family condition were amongst factors considered to be contributing to the results of the research. Intensifying father`s training preceding intervention and continuous evaluation during intervention were suggested for future research."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42822
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfani Prima Kusumasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas stimulasi penggunaan foto terhadap kemampuan menggosok gigi anak autis usia sekolah. Metodologi penelitian kuantitatif kuasi eksperimen dengan menggunakan desain subyek tunggal (single subject design). Sebanyak tiga orang responden yang merupakan anak autis usia sekolah beserta orangtua mereka berpartisipasi dalam penelitian ini. Intervensi diberikan menggunakan rangkaian foto mengenai tahapan dalam menggosok gigi setelah terlihat trend kemampuan pada fase baseline. Pengukuran kemampuan menggosok gigi dilakukan pada fase baseline, intervensi, maintenance, dan generalisasi. Hasilnya, kemampuan menggosok gigi pada ketiga anak meningkat setelah dilakukan intervensi dan menetap pada fase generalisasi.

The aim of this research is to know the effectiveness of stimulation using photograph to the ability of school-age children with autism in performing oral hygiene. The methodology used in this research is quantitative approach using quasi experiment, single subject design. There are three school-age children with autism together with their parents participated in this research. Intervention is given to the children right after the exact trend has measured in the baseline phase. Measurements are done in baseline, intervention, maintenance, and generalization phase. Result showed that the ability of those children is increasing after given the intervention.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41877
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>