Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160294 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christian Martin
"Upaya penurunan risiko obesitas adalah hal yang penting karena obesitas menjadi resiko dari penyakit tidak menular (PTM) yang menyebabkan kematian. Didapatkan juga data peningkatan overweight dan obesitas pada mahasiswa baru Universitas Indonesia. Sehingga, diperlukan metode lain salah satunya dengan pendidikan sebaya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan proporsi pengetahuan dan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan dari pengaruh pendidikan sebaya sebelum dan sesudah diberikan edukasi. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan rancangan one group pre-test and post-test design. Jumlah besar sampel sebanyak 14 orang yang berasal dari mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) Universitas Indonesia. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Pendidikan sebaya memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pengetahuan obesitas (p-value=0,008) setelah adanya perlakuan dibandingkan sebelum adanya perlakuan. Pendidikan sebaya juga memiliki pengaruh signifikan terhadap peningkatan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan berupa peningkatan indikator emotional re-evaluation (EmR) (p-value=0,031), weight consequences evaluations (WCE) (p-value=0,031), dan weight management actions (WMA) (p-value=0,016). Sementara, pendidikan sebaya tidak menunjukan hasil signifikan pada peningkatan supporting relationship (SR) (p-value=0,125). Pendidikan sebaya terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan obesitas dan proses perubahan perilaku untuk mengurangi berat badan. Sehingga, dapat digunakan sebagai alternatif metode untuk melakukan pendekatan pendidikan kesehatan khususnya pada intervensi obesitas pada remaja.

fforts to reduce the risk of obesity are crucial as obesity poses a risk of non-communicable diseases (NCDs) that can lead to death. Data also indicate an increase in overweight and obesity among new students at the University of Indonesia. Therefore, alternative methods are needed, one of which is peer education. The aim of this research is to determine the difference in the proportion of knowledge and the tendency to change behavior to reduce weight due to the influence of peer education before and after receiving education. This study is a quasi-experimental research with a one-group pre-test and post-test design. The large sample size consisted of 14 individuals from the Health Sciences Cluster (RIK) at the University of Indonesia, selected using purposive sampling. Peer education has a significant impact on the increase in obesity knowledge (p-value=0.008) after the intervention compared to before the intervention. Peer education also has a significant effect on increasing the tendency to change behavior to reduce weight, as indicated by the increase in emotional re-evaluation (EmR) (p-value=0.031), weight consequences evaluations (WCE) (p-value=0.031), and weight management actions (WMA) (p-value=0.016). However, peer education did not show a significant result in the increase of supporting relationship (SR) (p-value=0.125). Peer education has proven to be effective in improving obesity knowledge and the tendency to change behavior to reduce weight. Thus, it can be used as an alternative method for health education, especially in obesity interventions for adolescents."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsheila Arsy Fabian
"Latar belakang: Obesitas di dunia terus meningkat seiring perkembangan zaman. Pada tahun 2016, sebanyak 650 juta atau 13% penduduk usia ≥18 tahun di dunia mengalami obesitas. Pada tahun 2018, sebanyak 21,8% penduduk usia ≥18 tahun di Indonesia mengalami obesitas. Hal ini menunjukkan bahwa permasalahan obesitas terus meningkat dan menjadi permasalahan kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan obesitas pada penduduk usia ≥18 tahun di perkotaan. Metode: Metode yang digunakan dalam penelitian adalah cross sectional dengan metode kuantitatif menggunakan data sekunder IFLS-5 dengan total sampel 16.973 responden. Uji Chi Square digunakan untuk melihat hubungan usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, aktivitas fisik dan kualitas tidur dengan kejadian obesitas. Hasil: Prevalensi obesitas pada penduduk usia ≥ 18 tahun di perkotaan berdasarkan data IFLS-5 adalah sebanyak 36,9%. Terdapat hubungan usia, jenis kelamin, perilaku merokok, konsumsi buah dan sayur, dan kualitas tidur dengan kejadian obesitas. Kesimpulan: Terdapat hubungan faktor risiko terhadap kejadian obesitas diantaranya usia dengan OR 1,405 (P = 0,001; 95% CI 1,312 – 1,504), jenis kelamin dengan OR 1,961 (P = 0,001; 95% CI 1,839 – 2,090), perilaku merokok dengan OR 0,490 (P = 0,001; 95% CI 0,458 – 0,525), konsumsi buah dan sayur dengan OR 0,779 (P = 0,001; 95% CI 0,732 – 0,891), dan kualitas tidur dengan OR 0,893 (P = 0,015; 95% CI 0,815 – 0,930). Tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan obesitas dengan nilai p = 0,708. Adapun saran yang diberikan membuat program pencegahan dan penanggulangan obesitas khususnya untuk kelompok berisiko yaitu perempuan berusia lebih dari 45 tahun. Peneliti lain dapat menambahkan variabel yang tidak ada di penelitian ini seperti konsumsi gula, garam, lemak, pola makan, genetik, etnis, pendidikan, dan konsumsi alkohol.

Background: Obesity in the world continues to increase along with the times. In 2016, as many as 650 million or 13% of the population aged ≥18 years in the world were obese. In 2018, 21.8% of the population aged ≥18 years in Indonesia were obese. This shows that the problem of obesity continues to increase and become a health problem. Purpose: This study aims to determine the factors associated with obesity in residents aged ≥18 years in urban areas. Method: The method used in this study was cross sectional with quantitative methods using IFLS-5 secondary data with a total sample of 16,973 respondents. The Chi Square test was used to see the relationship between age, gender, smoking behavior, fruit and vegetable consumption, physical activity and sleep quality with the incidence of obesity. Results: The prevalence of obesity in residents aged ≥ 18 years in urban areas based on IFLS-5 data is 36.9%. There is a relationship between age, gender, smoking behavior, fruit and vegetable consumption, and sleep quality with the incidence of obesity. Conclusion: There is a relationship between risk factors for the incidence of obesity including age with a OR of 1.405 (P = 0.001; 95% CI 1.312 – 1.504), gender with a OR of 1.961 (P = 0.001; 95% CI 1.839 – 2.090), smoking behavior with a OR of 0.490 (P = 0.001; 95% CI 0.458 – 0.525), fruit and vegetable consumption with OR 0.779 (P = 0.001; 95% CI 0.732 – 0.891), and sleep quality with OR 0.893 (P = 0.015; 95% CI 0.815 – 0.930 ). No significant relationship was found between physical activity and obesity with a value of p = 0.708. The advice given is to make obesity prevention and control programs especially for risk groups, namely women aged over 45 years. Other researchers can add variables that are not in this study such as consumption of sugar, salt, fat, diet, genetics, ethnicity, education, and alcohol consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosiana Putri
"ABSTRAK
Obesitas merupakan suatu masalah yang ditakuti oleh semua golongan usia, termasuk
usia dewasa awal karena dapat mempengaruhi pada perubahan penampilan fisik.
Adanya perubahan dalam penampilan fisik tentu dapat mempengaruhi citra tubuh
seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan obesitas dengan citra
tubuh pada usia dewasa awal. Penelitian ini mengambil 103 sampel mahasiswa yang
mengalami obesitas di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
dengan menggunakan teknik purposive sampling dan kuesioner MBSRQ
(Multidimensional Body Self Relations Questionnaire) yang sudah dimodifikasi oleh
peneliti. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai p = 0.039. Hasil penelitian ini
menemukan adanya hubungan yang signifikan antara obesitas dengan citra tubuh
pada usia dewasa awal.

Abstract
Obesity is a problem which is scared by all ages, including young adult ages because
it can affect the change in physical appearance. A change in physical appearance
certainly can influence their body image. The research aimed to determine
correlations between obesity and body image in young adults. The research took 103
samples of obese student in Faculty of Humanity Universitas Indonesia by using
purposive sampling techniques and MBSRQ (Multidimensional Body Self Relations
Questionnaire) as an instrument which was modified by researcher. The score of
correlation test showed that the value of p = 0.039. The result of this research found
that there was significant correlation between obesity and body image in young
adults."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43155
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Fitri Anggraeni
"ABSTRAK
Pada tahun 2016, WHO menyatakan prevalensi obesitas di dunia meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 1980 dan banyak penelitian di dunia membuktikan termasuk di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan desain mixedmethods sequential exploratory, dimulai dengan pengumpulan dan analisis data kuantitatif dilanjutkan dengan kualitatif. Penelitian bertujuan menganalisis faktor risiko gaya hidup yang melatarbelakangi obesitas pada pegawai PAU, serta faktor predisposisi, pemungkin, dan penguat yang membentuk gaya hidup. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko utama yang melatarbelakangi adalah kebiasaan makan banyak dan perilaku sedentari. Pimpinan perlu meningkatkan program promosi kesehatan yang efektif, melakukan pendidikan serta sosialisasi pemanfaatan fasilitas kesehatan dan meningkatkan ketersediaan fasilitas kesehatan kesehatan, kantin, dan olahraga kepada seluruh pegawai.

ABSTRACT
By 2016, WHO states that prevalence of obesity in the world has more than doubled compared to 1980, and many studies in the world have shown that, including in Indonesia. This study used mixed-methods sequential exploratory design starting with collecting and analyzing quantitative data followed by qualitative. The study aims to analyze lifestyle as risk factors that background obesity in PAU employees, such as predisposing, enabling, and reinforcing factors that create lifestyle. The results showed that the main risk factors behind the incidence of obesity were a lot of eating habits and sedentary behavior. Governance need to improve effective workplace health promotion, educate and socialize the utilization of heatlh, canteen, and sports facilities to all employees."
Universitas Indonesia, 2017
T48430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurokhmah
"Skripsi ini membahas korelasi lingkar pinggang, lingkar pinggul, Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul (RLPP), Indeks Lemak Tubuh (ILT), Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tricep skinfold sebagai variabel independen dengan persen lemak tubuh untuk mendapatkan model prediksi persen lemak tubuh dengan cara yang paling sederhana tetapi akurat. Selain itu, skripsi ini juga membahas validitas keenam variabel independen tersebut dalam mendeteksi obesitas pada perempuan usia 20-40 tahun. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan melibatkan 138 mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia berusia 20-40 tahun yang didapat dengan simple random sampling.
Hasil penelitian ini ialah pengukuran IMT, lingkar pinggul atau lingkar pinggang merupakan cara yang tepat untuk memprediksi persen lemak tubuh karena memiliki korelasi sangat kuat (r IMT 0,939, lingkar pinggul 0,898, dan lingkar pinggang 0,895 dengan p<0,000). Analisis sensitivitas dan spesifisitas juga menempatkan ketiga variabel tersebut sebagai variabel yang paling tepat digunakan untuk mendeteksi obesitas dengan cut-off IMT 23,01 kg/m2 (Se=88,90%, Sp=89,30%), lingkar pinggang 74,80 cm (Se=94,44, Sp=86,90%), dan lingkar pinggul 94,90 cm (Se=87,00%, Sp=85,70%). Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lain untuk memvalidasi temuan ini terkait dengan variasi etnis.

This thesis discusses the correlation of waist circumference, hip circumferences, tricep skinfold, waist-hip ratio (WHR), Body Adiposity Index (BAI), and Body Mass Index (BMI) as independent variables with percent body fat to develop a percent body fat prediction model precisely by simplest way. It also discusses the validity the six independent variables above to detect obesity of Indonesian women 200-40 years old. The study using cross sectional design takes 138 females students among 20-40 years old from Faculty of Public Health University of Indonesia as samples by simple random sampling.
Results of the research are measuting hip circumference or waist circumference is the best way to predict percent body fat because they have a very good correlation (r BMI 0,939, hip circumference 0, 898, waist circemference 0,895 with p<0,000). Sensitivity and specificity analysis also places the three variables as the best ones to detect obesity with cut-off point 23,01 kg/m2 for BMI (Se=88,90%, Sp=89,30%), 94,90 cms for hip ciecumference (Se=87,00%, Sp=85,70%) and 74,80 cms for waist circumferences (Se=94,44, Sp=86,90%). However, another similar studies were still needed to validate this result related to ethnic variation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hazrina Tiyas Nussa
"Obesitas merupakan kondisi kelebihan lemak dalam tubuh akibat ketidakseimbangan energi. Obesitas dapat terjadi karena kombinasi dari faktor lingkungan dan faktor genetik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa single nucleotide polymorphism SNP rs1421085 gen fat mass and obesity-associated FTO bersosiasi dengan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan asosiasi alel risiko SNP rs1421085 dengan obesitas pada populasi Bali.
Studi dilakukan pada 573 sampel arsip yang berasal dari empat desa, yaitu Desa Legian yang mewakili populasi urban, serta Desa Penglipuran, Nusa Ceningan, dan Pedawa yang mewakili populasi rural. Obesitas dikategorikan berdasarkan indeks massa tubuh IMT dan obesitas sentral berdasarkan lingkar pinggang LP mengikuti klasifikasi WHO dan IDF untuk populasi Asia: IMT ge; 25 kg/m2 baik pada pria dan wanita, LP ge; 90 cm untuk pria dan LP ge; 80 cm untuk wanita.
Deteksi alel dilakukan menggunakan metode amplification refractory mutation system polymerase chain reaction ARMS PCR. Analisis asosiasi SNP rs1421085 dengan obesitas dan obesitas sentral dilakukan menggunakan uji regresi logistik ordinal dengan penyesuaian usia dan jenis kelamin.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi alel minor SNP rs1421085 ditemukan sebesar 0,41 serta distribusi genotipe sesuai dengan keseimbangan Hardy-Weinberg p = 0,227. Keberadaan dua alel C pada seorang individu kelompok rural berasosiasi dengan obesitas berdasarkan tiga model genetik, yaitu kodominan koefisien = 1,065, p = 0,008, resesif koefisien = 0,812, p = 0,016, dan aditif koefisien = 0,527, p = 0,010.

Obesity is a condition of excess fat in the body due to energy imbalance. Obesity can occur due to a combination of environmental factors and genetic factors. Several studies have shown that single nucleotide polymorphism SNP rs1421085 of fat mass and obesity associated FTO gene is associated with obesity. This study was conducted to determine the association of SNP rs1421085 risk allele with obesity in Balinese population.
The study was conducted on 573 archive samples from four villages Legian village representing urban population, and Penglipuran, Nusa Ceningan, and Pedawa villages representing rural population. Obesity was categorized based on body mass index BMI and central obesity based on waist circumference WC following WHO and IDF standard for Asian populations BMI ge 25 kg m2 both in male and female, WC ge 90 cm for male and WC ge 80 cm for female.
Allele detection was performed using amplification refractory mutation system polymerase chain reaction ARMS PCR method. Association analysis of SNP rs1421085 with obesity and central obesity was performed with ordinal logistic regression test with adjustments for age and gender.
The minor allele frequency of SNP rs1421085 was 0.41 and the genotype distribution corresponded to Hardy Weinberg equilibrium p 0.227. The existence of two C alleles in an individual of Balinese rural population was associated with obesity based on codominant genetic model coefficient 1.065, p 0.008, recessive genetic model coefficient 0.812, p 0.016, and additive genetic model coefficient 0.527, p 0.010.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurjihan Fakhriah
"Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terjadi penumpukkan lemak di bagian perut. Obesitas sentral berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe II, hipertensi, dislipidemia, sindrom metabolik, dan kanker. Prevalensi obesitas sentral diketahui meningkat baik di negara maju dan negara berkembang. Sebanyak 40,2% individu di dunia diperkirakan mengalami obesitas sentral. Indonesia termasuk negara berkembang dengan peningkatan prevalensi obesitas sentral dengan peningkatan dari tahun 2007, 2013, dan 2018 menurut data Riskesdas berturut- turut sebesar 18%, 26% , dan 31%. Peningkatan obesitas sentral dikaitkan dengan perkembangan ekonomi dan urbanisasi yang menyebabkan perubahan tidak menguntungkan dalam kebiasaan konsumsi makanan berkalori tinggi dan minuman manis, aktivitas fisik, perilaku sedentari, dan stres. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi obesitas sentral di daerah perkotaan lebih tinggi dari prevalensi nasional, yaitu sebesar 35%.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis lebih lanjut mengenai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaan Indonesia. Terdapat sebanyak 194.049 responden Riskesdas 2018 yang dilibatkan dalam chi-square dan uji multivariat regresi logistik ganda pada perangkat pengolah data.
Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat 15 variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian obesitas sentral, diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, gangguan mental emosional, konsumsi makanna manis, konsumsi minuman manis, konsumsi makanan berlemak/gorengan, konsumsi softdrink, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok (p-value <0,05). Jenis kelamin perempuan diketahui sebagai faktor dominan kejadian obesitas sentral pada penduduk usia 25-64 tahun di wilayah perkotaa Indonesia (p-value 0,0005).
OR dari kejadian obesitas sentral lebih tinggi 4,060 (95%CI: 3,947-4,175) kali pada kelompok responden berjenis kelamin perempuan, setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Dengan demikian, masyarakat di wilayah perkotan, khususnya perempuan, dihimbau untuk lebih meningkatkan kesadaran terkait obesitas sentral . Masyarakat dihimbau untuk dapat mengurangi konsumsi makanan berisiko, melakukan olahraga secara teratur, menghindari stres, dan menghindari perilaku merokok dan konsumsi alkohol. Instansi kesehatan diharapkan dapat membantu masyarakat dengan memberikan edukasi gizi dan promosi keseatan terkait obesitas sentral.

Central obesity is a condition where there is an accumulation of fat in the abdomen. Central obesity is associated with the risk of non-communicable diseases such as type II diabetes mellitus, hypertension, dyslipidemia, metabolic syndrome, and cancer. The prevalence of central obesity is known to increase in both developed and developing countries. As many as 40.2% of individuals in the world are estimated to have central obesity. Indonesia is a developing country with an increasing prevalence of central obesity with an increase from 2007, 2013, and 2018 according to riskesdas data, respectively, by 18%, 26%, and 31%. The increase in central obesity is associated with economic development and urbanization leading to unfavorable changes in consumption habits of high-calorie foods and sugary drinks, physical activity, sedentary behavior, and stress. Riskesdas 2018 data states that the prevalence of central obesity in urban areas is higher than the national prevalence, which is 35%.
This study aims to further analyze the dominant factors in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia. There were 194,049 riskesdas 2018 respondents who were involved in this study. Data analysis used chi-square bivariate test and multiple logistic regression multivariate test on the application.
The results showed that there were 15 variables that were significantly associated with the incidence of central obesity, including: age, gender, education level, employment status, emotional mental health, consumption of sweet foods, sugary drinks, fatty foods, soft drinks, fruit and vegetable consumption, alcohol consumption, physical activity, and smoking habits (p-value <0,05). Female gender is known as the dominant factor in the incidence of central obesity in the population aged 25-64 years in urban areas of Indonesia (p-value 0,0005).
The OR of the incidence of central obesity was 4.06 (95%CI: 3,947-4,175) higher in the female respondent group, after being controlled by other variables. Thus, people in urban areas, especially women, are urged to increase awareness regarding central obesity. The public is encouraged to reduce the consumption of risky foods, do exercise regularly, avoid stress, and avoid smoking and alcohol consumption. Health agencies are expected to help the community by providing nutrition education and promotion of health related to central obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eggi Respati
"Tujuan: Menentukan hubungan pengetahuan dan status gizi di kalangan tahun pra-klinis mahasiswa kedokteran dan hubungan antara indeks massa tubuh dan tahun ajaran.
Metode: Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dilakukan antara Mei 2012 hingga Juni 2012 di Kampus Salemba, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia. Sampel dari penelitian ini adalah dengan menggunakan siswa tahun pra-klinis kelas Internasional Fakultas Kedokteran. Untuk mengukur pengetahuan siswa penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari pengetahuan medis dasar nutrisi dan cara untuk mengatasi atau mencegah data overnutrition.The penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan komputer dengan SPSS 18 program. Tes yang digunakan untuk menganalisis data adalah uji nonparametrik untuk perbandingan kelompok yaitu Chi-square test. Tes lain yang juga digunakan adalah spearman dan uji D Somer itu. Terlebih dahulu data diuji menggunakan KS dan uji shapirowilk untuk homogenitas data.
Hasil: Ada hubungan yang lemah tingkat pengetahuan dengan kategori BMI (p = 0,059). BMI cenderung meningkat ketika tingkat pengetahuan cenderung meningkat tapi hampir tidak ada kecenderungan BMI baik untuk meningkatkan atau menurun ketika tingkat pengetahuan meningkat (p = 0,109). Ada hubungan yang sangat lemah tahun batch dengan BMI kategori (p = 0,198). BMI cenderung meningkat saat tahun bets cenderung meningkat. Tapi hampir tidak ada kecenderungan BMI untuk baik kenaikan atau penurunan setiap tahun batch (p = 0,201).
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan tubuh kategori indeks massa pada siswa sekolah kedokteran dan juga tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dan tahun batch.

Aims: Determining the relationship of knowledge and nutrition status among pre-clinical years medical student and relationship between body mass index and batch year.
Methods: The data was collected using a questionnaire that was done between May 2012 to June 2012 at Salemba Campus, Faculty of Medicine, University of Indonesia. The sample from this study is using the pre-clinical years International class students of the Faculty of Medicine. To measure the knowledge of the students this research used questionnaire which comprised of basic medical knowledge of nutrition and ways to overcome or prevent overnutrition.The data of this study will be analyzed using computer with SPSS 18 program. The test used to analyse the data is nonparametric test for group comparison, which is Chi-square test. Another test that also used are spearman test and Somer's D test. Beforehand the data is tested using KS and shapirowilk test for homogeneity of the data.
Results: There's a weak relation of knowledge level with BMI category (p=0,059). BMI tend to increase when knowledge level tend to increase but almost no tendency for BMI to either increase or decrease when knowledge level is increased (p=0,109). There's a very weak relation of batch year with BMI category (p=0,198). BMI tend to increase when batch year tend to increase. But almost no tendency for BMI to either increase or decrease in every batch year (p=0,201).
Conclusion: There's no relation between knowledge level and body mass index category in medical school student and also there is no relation between body mass index and batch year.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedicta Natalia Latif
"ABSTRAK
Prevalensi obesitas sentral global meningkat pesat beberapa dekade belakangan. Obesitas sentral, yang diukur melalui lingkar pinggang, merupakan tipe obesitas paling berbahaya karena berhubungan erat dengan penyakit kronis, komplikasi metabolik, dan tingginya tingkat infeksi COVID-19. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian obesitas sentral pada populasi dewasa. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari studi potong lintang tahun 2017 di Puskesmas Bojong Gede, Kabupaten Bogor. 85 orang pria dan wanita berusia 25-64 tahun yang dipilih secara purposif diikutsertakan sebagai sampel. Asosiasi antara faktor risiko dan obesitas sentral diukur dengan analisis bivariat chi square dan multivariat regresi logistik ganda pada aplikasi IBM SPSS versi 22. Sebanyak 70,6% responden mengalami obesitas sentral. Variabel jenis kelamin (perempuan), kadar kolesterol darah (hiperkolesterolemia), asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat (>110% kebutuhan gizi personal) berhubungan signifikan dengan obesitas sentral (p value <0,05). Hiperkolesterolemia merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan obesitas sentral (p-value= 0,032; OR=.4,21; 95% CI= 1,131-15,667) setelah dilakukan kontrol terhadap variabel perancu.

ABSTRACT
The prevalence of central obesity has been increasing rapidly since the last few decades. Central obesity, measured by waist circumference, is the most dangerous type of obesity since it closely related to chronic diseases, metabolic complications, and high COVID-19 infection rates. The objective of this study was to identify the dominant factor of central obesity among the adult population. The study used secondary data from a 2017 cross-sectional study conducted at Bojong Gede Public Health Center, Bogor District. A total of 85 men and women aged 25-64 years old were selected by purposive sampling and included in the analysis. The association between risk factors and central obesity were measured using chi-square bivariate analysis and multiple logistic regression multivariate analysis in IBM SPSS application version 22. The prevalence of central obesity was 70,6%. The result showed that sex (women), total blood cholesterol level (hypercholesterolemia), energy, protein, fat, and carbohydrate intake (>110% personal nutritional needs) were significantly associated with central obesity (p-value <0,05). Hypercholesterolemia was the most dominant risk factor for central obesity (p value= 0,032; OR=.4,21; 95% CI= 1,131-15,667) adjusted for confounders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emilina Faradila Cornain
"Obesitas didefinisikan sebagai kondisi meningkatnya berat badan individu akibat penumpukan jaringan lemak berlebih di dalam tubuh. Gaya hidup kurang gerak (sedentary) disertai dengan pola makan yang tidak sehat, turut meningkatkan kemungkinan terjadinya kelebihan gizi dan obesitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi obesitas serta faktor risiko obesitas terkait lainnya, seperti faktor demografik (umur, jenis kelamin, jenjang pendidikan, pekerjaan), dan gaya hidup (merokok, olahraga, konsumsi alkohol).
Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dimulai dari bulan April 2011 dengan melakukan anamnesis dan pengukuran antropometri pada penduduk Kelurahan Kayu Putih, Jakarta Timur. Kriteria obesitas yang digunakan adalah kriteria IMT yang dipakai oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Analisis hubungan antara faktor-faktor yang terkait dengan obesitas di studi ini dilakukan melalui uji Chi-square bila syarat terpenuhi. Didapatkanlah prevalensi obesitas di Kelurahan Kayu Putih sebanyak 35.2% dan ditemukanlah hubungan yang bermakna (p=0.043), antara prevalensi obesitas dan tingkat pendidikan responden sementara faktor-faktor yang lain tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan obesitas.

Obesity, a condition of excessive accumulation of body fat beyond physical requirements and skeletal limitation, has now become a public health concern. The condition of having a sedentary lifestyle where physical exercise is lacking and a healthy-balanced diet are neglected, increases the possibility of being overweight and obese. The aim of this study is to identify the prevalence of obesity and its related factors, such as demographical factors (age, gender, level of education, occupation) and lifestyle (smoking, physical activity, and alcohol consumption).
Starting from April 2011, this cross sectional research design was done by performing history taking and anthropometry measurements to the citizens. The criteria of obesity are based on the Body Mass Index (BMI) classification used by Indonesia's Ministry of Health. Analysis of the related risk factors with obesity is done using the Chi-square test, when the required conditions are met. The prevalence of obesity in Kelurahan Kayu Putih was 35.2%. Chi square analysis showed a significant relationship (p=0.043), between the prevalence of obesity and the respondents? level of education; whereas, other factors did not.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>