Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199656 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rezky Salma Mutmainah
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan kegiatan kritis yang dilakukan oleh Apoteker untuk memastikan keamanan, efektivitas, dan rasionalitas terapi obat bagi pasien. PTO berperan dalam meningkatkan efektivitas terapi pasien serta mengurangi risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD) (Kemenkes, 2016). Di RSUD Tarakan, PTO dilakukan pada pasien Tn. S dengan diagnosis Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) dan Tuberkulosis (TB) Paru, dua kondisi medis yang kompleks. AIHA jarang terjadi dan ditandai oleh hemolisis akibat autoantibodi, sementara TB Paru merupakan penyakit menular kronis yang dapat mempengaruhi sistem hematologi. Berdasarkan hasil PTO, pengobatan pasien Tn. S terbukti sesuai dengan indikasi penyakitnya dengan identifikasi satu Masalah Terkait Obat (MTO), yaitu interaksi obat dengan kontraindikasi sedang. Analisis dilakukan dengan metode SOAP untuk memberikan rekomendasi tindak lanjut yang sesuai.

Drug Therapy Monitoring (DTM) is a critical activity conducted by Pharmacists to ensure the safety, effectiveness, and rationality of drug therapy for patients. DTM plays a role in improving patient therapy effectiveness and reducing the risk of Adverse Drug Reactions (ADRs) (Ministry of Health, 2016). At Tarakan Regional General Hospital (RSUD Tarakan), DTM was performed on Mr. S, diagnosed with Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) and Pulmonary Tuberculosis (TB), two complex medical conditions. AIHA, characterized by rare hemolysis due to autoantibodies, and Pulmonary TB, a chronic infectious disease affecting the hematologic system. Based on the DTM results, Mr. S's treatment was found appropriate for his conditions, with identification of one Drug-Related Problem (DRP), namely a moderate contraindication drug interaction. Analysis was conducted using the SOAP method to provide appropriate follow-up recommendations.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hana Aliyah
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik dengan tujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kendala yang dapat ditemukan ketika melakukan PTO adalah keterbatasan sumber daya manusia dan operasional di fasilitas kesehatan, sehingga PTO diprioritaskan sesuai dengan kondisi pasien, jenis obat, dan kompleksitas regimen. Pemantauan Terapi Obat pada laporan ini dilakukan terhadap pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru, hemoptisis, dan diabetes melitus di RSUD Tarakan Jakarta. Hasil pemantauan terapi obat menunjukkan bahwa pasien Tn. S mengalami beberapa masalah terkait obat, termasuk interaksi obat, pemberian obat tanpa indikasi, pemberian obat tidak tepat, dan indikasi tanpa terapi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang sesuai untuk memperbaiki masalah terkait obat dan meningkatkan hasil terapi bagi pasien.

Medication Review (MR/PTO) is one of clinical pharmacy services to ensure safety, efficacy, and rationality of drug therapy for patients. Challenge that might be faces when conducting PTO are limited human and operational resources in healthcare facilities, hence PTO most important consideration includes patient condition, types of drugs, and complexity of the regimen. On this report, PTO is conducted on a patient diagnosed with pulmonary tuberculosis, hemoptysis, and diabetes mellitus at Tarakan Jakarta Provincial General Hospital. The results of medication review indicate that patient Mr. S experienced several drug-related problems, including drug interactions, prescribing without indication, inappropriate drug administration, and indication without therapy. Therefore, it is important to implement appropriate interventions to address drug-related problems and improve therapy outcomes for patients. Keywords: Drug Therapy Monitoring"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hana Aliyah
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik dengan tujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif, dan rasional bagi pasien. Kendala yang dapat ditemukan ketika melakukan PTO adalah keterbatasan sumber daya manusia dan operasional di fasilitas kesehatan, sehingga PTO diprioritaskan sesuai dengan kondisi pasien, jenis obat, dan kompleksitas regimen. Pemantauan Terapi Obat pada laporan ini dilakukan terhadap pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru, hemoptisis, dan diabetes melitus di RSUD Tarakan Jakarta. Hasil pemantauan terapi obat menunjukkan bahwa pasien Tn. S mengalami beberapa masalah terkait obat, termasuk interaksi obat, pemberian obat tanpa indikasi, pemberian obat tidak tepat, dan indikasi tanpa terapi. Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang sesuai untuk memperbaiki masalah terkait obat dan meningkatkan hasil terapi bagi pasien.

Medication Review (MR/PTO) is one of clinical pharmacy services to ensure safety, efficacy, and rationality of drug therapy for patients. Challenge that might be faces when conducting PTO are limited human and operational resources in healthcare facilities, hence PTO most important consideration includes patient condition, types of drugs, and complexity of the regimen. On this report, PTO is conducted on a patient diagnosed with pulmonary tuberculosis, hemoptysis, and diabetes mellitus at Tarakan Jakarta Provincial General Hospital. The results of medication review indicate that patient Mr. S experienced several drug-related problems, including drug interactions, prescribing without indication, inappropriate drug administration, and indication without therapy. Therefore, it is important to implement appropriate interventions to address drug-related problems and improve therapy outcomes for patients. Keywords: Drug Therapy Monitoring"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Holie Fransiska
"Prevalensi terjadinya Tuberkulosis (TB) paru meningkat seiring dengan peningkatan prevalensi pasien (Diabetes Melitus) DM. TB dapat menyebabkan intolerasi glukosa dan memperburuk kontrol glikemik pada penderita DM. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa dan melakukan evaluasi terhadap masalah terkait obat serta memberikan reomendasi penyelesaian masalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan DM, TB, dan dispepsia. Pemantauan Terapi Obat (PTO) dilakukan dengan mengumpulkan data pasien dari rekam medis kemudian menganalisis berdasarkan metode Hepler and Strand serta merekomendasikan penyelesaian masalah yang ditemukan. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa terdapat indikasi yang tidak diterapi yaitu DM dan anemia mikrositik tanpa terapi pengobatan farmakologi. Berdasarkan hasil analisis pemantauan terapi obat pada pasien, dapat disimpulkan bahwa pengobatan yang diterima hampir seluruhnya tepat indikasi. Selain itu, tidak terdapat interaksi obat dari obat-obat yang diresepkan. Namun, ditemukan indikasi yang tidak diterapi yaitu mual serta diabetes yang hanya diberikan terapi non farmakologi dengan diet, akan tetapi gula darah pasien sudah terkontrol, serta indikasi anemia mikrositik tanpa terapi.

The prevalence of pulmonary tuberculosis (TB) increases along with the increasing prevalence of DM (Diabetes Mellitus) patients. TB can cause glucose intolerance and worsen glycemic control in DM patients. The purpose of this study was to analyse and evaluate drug-related problems and provide recommendations for problem solving to improve the patients quality of life with DM, TB, and dyspepsia. Drug Therapy Monitoring (PTO) is carried out by collecting patient data from medical records, analysing it based on the Hepler and Strand methods, and recommending solutions to the problems found. Based on the results of the analysis, it was found that there were indications without therapy DM and microcytic anaemia without pharmacological treatment. Based on the results of the monitoring analysis of drug therapy in patients, it can be concluded that the treatment received was almost entirely indicated. In addition, there were no drug interactions with the prescribed drugs. However, indications were found that were not treated, namely nausea and diabetes, which were only given non-pharmacological therapy with diet, but the patient's blood sugar was controlled, as well as indications of microcytic anaemia without therapy"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses bertujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien dengan cara pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Penelitian dilakukan di RSUD Tarakan Jakarta pada bulan Agustus 2023 dengan menggunakan metode studi deskriptif non-analitik. Data penelitian diambil dengan metode purposive sampling dari data rekam medis. Data dianalisis secara univariat dengan menganalisa profil pengobatan pasien sesuai dengan DRPs kemudian disajikan dalam bentuk persentase yang memuat tabel, angka, dan narasi. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan pemantauan terapi obat pada pasien dengan gangrene, anemia gravis, hipertensi, dan diabetes melitus. Dari hasil analisa yang dilakukan terhadap pemantauan terapi obat pada pasien, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa terapi pengobatan yang diterima oleh pasien cukup rasional. Namun, pemberian insulin yang terlalu tinggi perlu dipertimbangkan untuk diturunkan karena terjadi efek samping hipoglikemia

Therapeutic Drug Monitoring (TDM) is a process aimed at ensuring safe, effective, and rational drug therapy for patients by assessing drug selection, dosage, drug administration method, therapy response, adverse drug reactions (ADRs), and providing recommendations for changes or alternative therapy. This research was conducted at Tarakan Jakarta Regional General Hospital in August 2023 using a non-analytical descriptive study method. Research data were collected using purposive sampling method from medical record data. The data were analyzed univariately by analyzing the patient's medication profile according to Drug Related Problems (DRPs) then presented in the form of percentages containing tables, figures, and narratives. This study aims to conduct medication therapy monitoring in patients with gangrene, myasthenia gravis, hypertension, and diabetes mellitus. From the analysis of therapeutic drug monitoring in patients, it was concluded that the medication therapy received by the patients was quite rational. However, the administration of excessive insulin doses needs to be considered for reduction due to the occurrence of hypoglycemia side effects.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Rahmawati Putri
"Salah satu bagian dari pelaksanaan pelayanan farmasi klinis adalah Pemantauan Terapi Obat. Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional. Apoteker bertanggung jawab dalam pengembangan program deteksi, pemantauan dan pelaporan ROTD. Kompleksitas penyakit dan penggunaan obat yang kompleks (polifarmasi), pasien dengan kondisi khusus (Gangguan ginjal, gangguan hati, geriatri, pediatri), pasien yang menerima obat-obatan yang sering menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan, serta respon pasien yang individual meningkatkan munculnya masalah terkait obat merupakan dasar penting untuk dilakukannya PTO.Identifikasi dilakukan dengan mengidentifikasi DRPs (Drug Related Problems) berdasarkan farmakoterapi dan literatur pendukung.

One part of the implementation of clinical pharmacy services is Drug Therapy Monitoring. Drug Therapy Monitoring (PTO) is a process of activities aimed at ensuring safe, effective and rational drug therapy. Pharmacists are responsible for developing a program for detecting, monitoring and reporting ROTD. The complexity of the disease and the use of complex drugs (polypharmacy), patients with special conditions (kidney disorders, liver disorders, geriatrics, pediatrics), patients who receive drugs that often cause unwanted reactions, as well as individual patient responses increase the emergence of related problems Drugs are an important basis for PTO. Identification is done by identifying DRPs (Drug Related Problems) based on pharmacotherapy and supporting literature."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Diva Ratna Shabrina
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah kegiatan yang memastikan pengobatan yang diberikan kepada pasien efektif, aman, dan rasional. Pemantauan terapi obat bertujuan untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), meminimalkan biaya pengobatan dan menghormati pilihan pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis drug related problems (DRPs) yang terjadi pada pengobatan pasien dan memberikan rekomendasi tindak lanjut menggunakan metode SOAP. Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi langsung, pengambilan data, dan studi literatur. Kesimpulan Drug Related Problems (DRPs) yang ditemukan pada pasien Tn. BJP adalah Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) dan interaksi obat. ROTD yang dialami pasien adalah hipokalemia yang dapat disebabkan karena penggunaan diuretik (furosemide dan spironolactone) yang berkepanjangan sehingga menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit pada pasien. Terdapat tiga obat yang memiliki resiko interaksi obat, yaitu: Spironolactone + Valsartan (Kategori interaksi: major); Phenytoin + Amlodipine (Kategori interaksi: major); dan Aspirin + Clopidogrel (Kategori interaksi: moderate).

Monitoring (PTO) is an activity that ensures the treatment given to patients is effective, safe, and rational. Drug therapy monitoring aims to improve the effectiveness of therapy and minimize the risk of Unwanted Drug Reactions (ROTs), minimize treatment costs and respect patient choice. The purpose of this study is to analyze drug related problems (DRPs) that occur in the treatment of patients and provide follow-up recommendations using the SOAP method. The data collection method used in this study is by direct observation, data collection, and literature study. Conclusion Drug Related Problems (DRPs) found in Mr. BJP's patients are Unwanted Drug Reactions (ROTDs) and drug interactions. The ROTD experienced by patients is hypokalemia which can be caused due to prolonged use of diuretics (furosemide and spironolactone) that causes electrolyte imbalance in the patient. There are three drugs that have a risk of drug interactions, namely: Spironolactone + Valsartan (Interaction category: major); Phenytoin + Amlodipine (Interaction category: major); and Aspirin + Clopidogrel (Interaction category: moderate).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jehezkiel Kenneth Guilio
"

Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan kegiatan yang dilakukan apoteker untuk memastikan terapi obat yang diberikan pasien aman, efektif dan rasional.  Tujuan dilakukan kegiatan PTO adalah meningkatkan efektivitas terapi dan menurunkan risiko terjadinya Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD), meminimalkan biaya pengobatan serta menghormati pilihan pasien. Dengan dilakukannya kegiatan PTO, diharapkan terapi obat yang diberikan kepada pasien dapat terhindar dari risiko klinik dan meningkatkan efektivitas biaya terapi pada pasien. Beberapa kriteria pasien yang diprioritaskan untuk dilakukannya kegiatan PTO adalah pasien dengan multi penyakit yang menerima polifarmasi serta pasien dengan gangguan fungsi organ seperti hati dan ginjal. Contoh kasus yang perlu dilakukannya PTO adalah pasien Tn. IZN yang didiagnosis utama gagal jantung kongestif dan penyakit ginjal kronis serta diagnosis penyerta hiperplasia prostat yang dirawat inap di Ruang Anggrek RSUD Tarakan. Setelah dilakukannya PTO, ditemukan beberapa masalah terkait obat yang dapat diidentifikasi berdasarkan panduan PCNE dan metode Hepler and Strand yaitu indikasi tanpa terapi, interaksi obat, dosis obat berlebih, dan kesalahan pemilihan obat pada pengobatan yang diterima pasien Tn. IZN. Masalah terkait obat yang muncul dapat direkomendasikan penyelesaian berupa pemberian obat yang sesuai, pemantauan efek terapi obat melalui hasil laboratorium dan gejala yang timbulkan, pemberian jeda konsumsi obat, dan penyeseuiaan dosis sesuai tatalaksana dan kondisi pasien.


Drug Therapy Monitoring (PTO) is an activity carried out by pharmacists to ensure drug therapy given to patients is safe, effective and rational. The purpose of PTO activities is to increase the effectiveness of therapy and reduce the risk of unwanted drug reactions (ROTD), minimize medical costs and respect patient choices. By carrying out PTO activities, it is hoped that drug therapy given to patients can avoid clinical risks and increase the cost-effectiveness of therapy for patients. Some of the criteria for prioritized patients for carrying out PTO activities are patients with multiple diseases who receive polypharmacy and patients with impaired organ function such as the liver and kidneys. An example of a case where PTO needs to be done is the patient Mr. IZN who was diagnosed primarily with congestive heart failure and chronic kidney disease as well as a concomitant diagnosis of prostatic hyperplasia who was hospitalized in the Orchid Room of Tarakan General Hospital. After the PTO was carried out, several drug-related problems were found which could be identified based on the PCNE guidelines and the Hepler and Strand method, namely indications for no therapy, drug interactions, drug overdosage, and drug selection errors in the treatment Tn's patient received. IZN. Drug-related problems that arise can be recommended for solutions in the form of administering appropriate drugs, monitoring the effects of drug therapy through laboratory results and the symptoms they cause, giving pauses in drug consumption, and adjusting doses according to the management and condition of the patient.

 

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Adinda Rahmania
"Pelayanan kefarmasian oleh seorang apoteker yang beriorientasi pada pasien di rumah sakit lebih dikhususkan pada pemberian pelayanan farmasi klink dengan tujuan untuk meminimalkan terjadinya permasalahan terkait obat atau Drug Related Problems (DRPs). Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinis yang tertuang dalam PMK No. 72 Tahun 2016, yaitu Pemantauan Terapi Obat (PTO). Kegiatan PTO mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi obat yang tidak diinginkan, serta rekomendasi perubahan atau alternatif terapi. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melakukan kegiatan Pemantauan Terapi Obat (PTO) pada pasien rawat inap di RSUD Tarakan selama 29 September – 24 Oktober 2023. Metode penelitian dengan observasi dan studi literatur, kegiatan observasi dilakukan dalam bentuk visite kepada pasien, kemudian pengambilan data dilakukan berdasarkan data rekam medis pasien, pemantauan terapi yang diberikan dari awal masuk RS hingga obat pulang, catatan perkembangan pasien, dan hasil laboratorium. Hasil penelitian yang diperoleh Pemilihan terapi tidak tepat yaitu pada pemberian cetirizine, tidak tepat dosis yaitu pada pemberian terapi rifampisin dosis yang diberikan kurang dan sucralfate diberikan dengan dosis yang lebih, dan potensi interaksi obat yaitu pada ceftriaxone dan ca glukonat, bicnat dan rifampisin, bicnat dan isoniazid. RSUD Tarakan sudah menerapkan pelayanan farmasi klinis sesuai dengan Peraturan Meteri Kesehatan No. 72 Tahun 2016 dengan baik dan tepat.
Pharmaceutical services provided by a patient-oriented pharmacist in hospitals are specifically aimed at delivering clinical pharmacy services with the goal of minimizing Drug Related Problems (DRPs). One of the clinical pharmacy activities outlined in Regulation No. 72 of 2016 is Drug Therapy Monitoring (DTM). DTM activities include assessing drug selection, dosage, administration methods, therapy response, adverse drug reactions, and recommendations for therapy changes or alternatives. This research aims to conduct Drug Therapy Monitoring (DTM) activities for inpatients at Tarakan Regional General Hospital from September 29 to October 24, 2023. The research method involves observation and literature review. Observation activities consist of patient visits, followed by data collection based on patient medical records, monitoring therapy from admission to discharge, patient progress notes, and laboratory results. The research findings indicate inappropriate therapy selection, such as the administration of cetirizine, incorrect dosages, such as under-dosing rifampicin and over-dosing sucralfate, and potential drug interactions involving ceftriaxone with calcium gluconate, bicarbonate with rifampicin, and bicarbonate with isoniazid. Tarakan Regional General Hospital has effectively implemented clinical pharmacy services in accordance with Regulation No. 72 of 2016."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Chinthia Rahadi Putri
"Gangguan kardiovaskuler merupakan gangguan yang dapat dikategorikan sebagai penyakit tidak menular. Gangguan kardiovaskular ini diketahui terjadi peningkatan dan pasien yang mengalami gangguan kardiovaskular ini seringkali menerima polifarmasi mengingat kompleksitas dari diagnosa yang diterima oleh pasien sehingga kejadian polifarmasi ini tidak dapat dihindari. Oleh karena itu, pemantauan terapi obat pada penggunaan obat terhadap kondisi pasien perlu dilakukan sehingga pengobatan yang diterima pasien dapat maksimal dan meminimalisir dari reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD). Pemantauan terapi obat (PTO) ini dilakukan pada pasien yang menerima diagnosa utama gagal jantung akut dan diagnosa penyerta berupa penyakit ginjal kronis.

Cardiovascular disorders are disorders that can be categorized as non-communicable diseases. Cardiovascular disorders are known to increase and patients who experience cardiovascular disorders often receive polypharmacy given the complexity of the diagnoses received by patients so that the incidence of polypharmacy cannot be avoided. Therefore, drug therapy monitoring on the use of drugs against patient conditions needs to be done so that the treatment received by patients can be maximized and minimize unwanted drug reactions (ROTD). This drug therapy monitoring (PTO) was conducted on patients who received a primary diagnosis of acute heart failure and a concomitant diagnosis of chronic kidney disease."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>