Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164890 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kefa Tazkia
"Skripsi non seminar ini meneliti potensi masuk pasar untuk Ultra Violette, sebuah merek tabir surya asal Australia yang dikenal karena pendekatannya yang berorientasi pada pelanggan dan dengan branding "fun & friendly", di dua pasar utama: Amerika Serikat dan China. Melalui analisis komprehensif yang mencakup analisis SWOT, kerangka Porter's Five Forces, dan rekomendasi strategis, studi ini memberikan wawasan tentang kesesuaian setiap pasar untuk ekspansi Ultra Violette. Analisis SWOT mengungkapkan kekuatan Ultra Violette terletak pada posisi mereknya yang unik dan beragamnya jangkauan produk, sementara menghadapi kelemahan dalam periklanan dan ancaman dari pesaing. Peluang muncul dari meningkatnya pasar tabir surya global. Analisis Porter's Five Forces mengindikasikan bahwa sementara kedua negara menunjukkan kekuatan tawar yang moderat bagi pemasok dan pembeli, China muncul sebagai pasar yang lebih menguntungkan karena regulasi yang kurang ketat dan pertumbuhan pasar yang lebih tinggi. Rekomendasi mengusulkan pendekatan bertahap untuk masuk pasar, dengan fokus pada e-commerce sebagai saluran awal untuk masuk ke China, dengan memanfaatkan Model Internasionalisasi Uppsala. Selain itu, strategi glocalization disarankan untuk menyelaraskan penawaran produk Ultra Violette dengan preferensi pasar China, terutama menekankan pada fitur multifungsional seperti efek pemutihan. Sebagai kesimpulan, masuk ke pasar tabir surya China tampak lebih layak bagi Ultra Violette dibandingkan dengan AS, mengingat pertimbangan regulasi dan dinamika pasar. Dengan memanfaatkan strategi e-commerce secara strategis dan menyesuaikan fitur produk melalui glocalization, Ultra Violette dapat menempatkan dirinya untuk sukses dalam lanskap pasar China yang dinamis.

This non-seminar thesis examines the market entry potential for Ultra Violette, an Australian sunscreen brand known for its customer-centric approach and "fun & friendly" branding, in two major markets: the United States and China. Through a comprehensive analysis encompassing SWOT analysis, Porter's Five Forces framework, and strategic recommendations, this study provides insights into the suitability of each market for Ultra Violette's expansion. The SWOT analysis reveals Ultra Violette's strengths lie in its unique brand positioning and diverse product range, while facing weaknesses in advertising and threats from competitors. Opportunities arise from the growing global sunscreen market. Porter's Five Forces analysis indicates that while both countries present moderate bargaining power for suppliers and buyers, China emerges as a more favorable market due to its less stringent regulations and higher market growth. Recommendations propose a phased approach for market entry, focusing on e-commerce as the initial channel for entry into China, leveraging the Uppsala Internationalization Model. Additionally, glocalization strategies are suggested to align Ultra Violette's product offerings with the preferences of the Chinese market, particularly emphasizing multifunctional features such as whitening effects. In conclusion, entering the Chinese sunscreen market appears more viable for Ultra Violette compared to the US, given regulatory considerations and market dynamics. By strategically leveraging e-commerce and adapting product features through glocalization, Ultra Violette can position itself for success in the dynamic Chinese market landscape."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifaurrohmah
"Perkembangan teknologi telah mempengaruhi berbagai sektor di kehidupan termasuk juga dengan sektor pembelanjaan, seperti e-commerce. E-commerce termasuk media belanja yang selalu berkembang, salah satunya live streaming. Layanan live streaming social media menjadi terkenal di kisaran tahun 2020-2021 dengan tingkat penjualan di siaran langsung meningkat tajam hingga 76 persen di seluruh dunia. Tiktok live shopping merupakan layanan dari aplikasi Tiktok yang menawarkan peluang bagi brand untuk memamerkan produk secara real-time melalu acara live streaming. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi prilaku transaksi impulsif melalui live streaming e-commerce Tiktok live menggunakan model Stimulus Organism Respons (SOR). Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei terhadap pengguna aktif TikTok live yang telah melakukan pembelian produk melalui live streaming e-commerce. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik non-probability sampling dan analisis data menggunakan Partial Least Square (PLS). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis beberapa faktor seperti price promotion, promotion time limit, customer-streamer interaction, customer-customer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, shopping convenience terhadap transaksi impulsif. Hasil analisis membuktikan bahwa price promotion, customer-streamer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, shopping convenience berpengaruh terhadap transaksi impulsif, terdapat beberapa variabel penelitian seperti promotion time limit, customer-streamer interaction, customer-customer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, shopping convenience berpengaruh negatif terhadap perceived risk. Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa perceived risk memediasi hubungan antara promotion time limit, customer-streamer interaction, customer-customer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, shopping convenience dan transaksi impulsif.

Technological advancements have influenced various sectors of life, including the retail sector, such as e-commerce. E-commerce, including live streaming, is a constantly evolving shopping medium. One of the popular trends in recent years is live streaming on social media platforms. Live streaming services on social media gained popularity around 2020-2021, with live broadcast sales increasing by up to 76 percent worldwide. TikTok live shopping is a service offered by the TikTok app that provides opportunities for brands to showcase their products in real-time through live streaming events. The purpose of this research is to analyze the factors that influence impulsive transaction behavior through TikTok live e-commerce using the Stimulus Organism Response (SOR) model. This study conducted a survey among active TikTok live users who have made product purchases through live streaming e-commerce. Data collection was done using non-probability sampling techniques, and data analysis was performed using Partial Least Square (PLS). The research aims to analyze several factors such as price promotion, promotion time limit, customer-streamer interaction, customer-customer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, and shopping convenience in relation to impulsive transactions. The analysis results demonstrate that price promotion, customer-streamer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, and shopping convenience have an influence on impulsive transactions. Additionally, several research variables such as promotion time limit, customer-streamer interaction, customer-customer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, and shopping convenience negatively affect perceived risk. From the research findings, it can be observed that perceived risk mediates the relationship between promotion time limit, customer-streamer interaction, customer-customer interaction, best deal, visual appeal, perceived value, shopping convenience, and impulsive transactions."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Aprilia Adani
"ABSTRAK
Dengan perkembangan teknologi, semua aktivitas manusia menjadi lebih efisien. Salah satunya dalam hal jual beli. Teknologi internet memungkinkan penjual dengan konsumen untuk jual beli tanpa tatap muka, yaitu lewat perdagangan elektronik (e-commerce). Seiring dengan perkembangan proses penjualan beli, semakin banyak masalah yang ada. Salah satu masalahnya adalah pelanggaran merek. Di platform e-niaga online Ada tiga pihak di pasar, yaitu Penyedia Platform, Pedagang, dan Konsumen. Jika terjadi pelanggaran pada platform e-commerce, Penyedia Platform sering dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran itu Skripsi ini membahas tentang latar belakang terciptanya safe harbour kebijakan yang dibentuk untuk melindungi penyedia platform e-commerce yang sering dianggap sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran di platform serta analisis komparatif dari tanggung jawab Penyedia Platform ECommerce terhadap konten pelanggaran merek di Indonesia (Safe Harbor Policy) dengan Amerika (The Digital Millenium Act) dan China (Hukum E-commerce) berdasarkan lima indikator yaitu regulasi, tindakan, hukuman, batas waktu dan set tipe platform.
ABSTRACT
With the development of technology, all human activities have become more efficient. One of them is in terms of buying and selling. Internet technology allows sellers and consumers to buy and sell without face to face, namely through electronic commerce (e-commerce). As the buying and selling process progresses, more and more problems arise. One of the problems is brand infringement. In the online e-commerce platform There are three parties in the market, namely Platform Providers, Traders and Consumers. If there is a violation on the e-commerce platform, the Platform Provider is often considered to be the party responsible for the violation. This thesis discusses the background of the creation of a safe harbor policy that was formed to protect e-commerce platform providers who are often considered the party responsible for violations. on the platform as well as a comparative analysis of the responsibilities of ECommerce Platform Providers for brand infringement content in Indonesia (Safe Harbor Policy) with America (The Digital Millenium Act) and China (E-commerce Law) based on five indicators, namely regulations, actions, penalties, time limits and the platform type set."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Lidya Tabitha
"Dalam tesis non-seminar ini, dilakukan analisis mendalam untuk menilai faktor-faktor eksternal dan internal yang memengaruhi keputusan Ultra Violette mengenai ekspansi ke pasar Tiongkok atau Amerika. Faktor-faktor eksternal diidentifikasi melalui analisis PESTLE yang komprehensif terhadap pasar perawatan matahari di Tiongkok dan Amerika Serikat, sementara faktor-faktor internal ditentukan dengan menerapkan kerangka kerja VRIO untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan, bersama dengan melakukan penelitian sekunder yang mendalam terhadap citra merek dan strategi pemasaran perusahaan. Penelitian ini menyarankan bahwa di antara faktor-faktor tersebut, haruslah dipertimbangkan keyakinan bahwa Ultra Violette seharusnya melakukan ekspansi ke Tiongkok. Secara khusus, penelitian ini menemukan bahwa Ultra Violette seharusnya memberikan prioritas pada praktik pengiriman yang berkelanjutan dan menyempurnakan strategi pemasaran mereka dengan fokus yang kuat pada e-commerce ketika mempertimbangkan ekspansi ke pasar Tiongkok. Inisiatif-inisiatif terperinci yang ditujukan untuk mengurangi jejak karbon Ultra Violette dan mitra online yang paling sesuai di Tiongkok untuk perusahaan tersebut disediakan untuk membuat rekomendasi lebih layak.

In this non-seminar thesis, an in-depth analysis was conducted to assess the external and internal factors influencing Ultra Violette's decision regarding expansion into either the Chinese or American markets. External factors were identified through a comprehensive PESTLE analysis of the Suncare markets in both China and the USA, whereas internal factors were determined by applying the VRIO framework to assess the company's strengths and weaknesses, alongside conducting extensive secondary research into its brand image and marketing strategy. This research suggests that included among those factors should be the belief that Ultra Violette should expand to China. Notably, this research found that Ultra Violette should prioritize sustainable shipping practices and refine their marketing strategy to have a strong e-commerce focus when considering expansion into the Chinese market. Detailed initiatives aimed at reducing Ultra Violette's carbon footprint and the most suitable online retailer in China for the company to partner with are provided to make the recommendations more feasible."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Carrisa Ashardian
"Frequently Asked Questions (FAQs) adalah dokumen (seperti di situs web) yang memberikan jawaban atas daftar pertanyaan umum yang mungkin ditanyakan pengguna mengenai subjek tertentu. Tokopedia adalah salah satu website e-commerce terbesar di Indonesia. Penelitian ini menyajikan konstruksi Knowledge Graph (KG) dengan data dari halaman FAQ Tokopedia. Penelitian ini mendemokan use cases yang memanfaatkan FAQ KG tersebut. Pendekatan penelitian ini melibatkan metode top- down dalam konstruksi KG, yang meliputi web scraping, part-of-speech (POS) tagging untuk mendapatkan kata benda, kata sifat, dan kata kerja dari FAQ, pembuatan ontologi kata kerja, dan pembuatan KG berbasiskan Resource Description Framework (RDF). Temuan-temuan utama mengungkapkan kemampuan baru seperti kueri untuk mencari FAQ berdasarkan suatu kata kerja dan sinonimnya, serta wawasan yang diperoleh dengan exploratory data analysis dan menggunakan kueri SPARQL. Temuan ini bisa meningkatkan layanan FAQ untuk e-commerce melalui pembuatan KG.

Frequently Asked Questions (FAQs) are documents (such as on a website) that give answers to a list of common questions that users may ask about a certain topic. Tokopedia is one of the largest e-commerce websites in Indonesia. This research presents the construction of a Knowledge Graph (KG) with data from Tokopedia's Frequently Asked Questions (FAQs) page. This research demonstrates use cases that utilize the FAQ KG. The research approach involves a top-down method in KG construction, which includes web scraping, part-of-speech (POS) tagging to obtain nouns, adjectives, and verbs from the FAQ, verb ontology generation, and Resource Description Framework (RDF)-based KG generation. The findings reveal new capabilities such as queries to search FAQs based on a verb and its synonyms, as well as insights gained by exploratory data analysis (EDA) and using SPARQL queries. These findings can improve FAQ services for e-commerce through KG generation."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathasya Anggia Fialdi
"ABSTRAK
Pengaturan penyelesaian sengketa secara daring (online dispute resolution-ODR) sudah diterapkan di beberapa negara, namun Indonesia belum memiliki pengaturan tersebut. Skripsi ini membahas mengenai bagaimana pengaturan tentang penyelesaian sengketa secara daring (ODR) di Cina, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Secara khusus, skripsi ini menjelaskan mengenai tinjauan umum electronic commerce (e-commerce), keterlibatan UMKM sebagai pelaku usaha dalam e- commerce, mekanisme jual-beli dalam e-commerce menurut UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce, pengaturan e-commerce di Indonesia, alasan-alasan Indonesia memerlukan penyelesaian sengketa secara online, dan ketentuan yang perlu diatur Indonesia apabila Indonesia akan membentuk pengaturan penyelesaikan sengketa secara daring (ODR). Berdasarkan penelitian yuridis normatif, dengan menggunakan pendekatan perbandingan, skripsi ini menyimpulkan bahwa Indonesia perlu memiliki pengaturan tentang penyelesaian sengketa secara daring (ODR). Skripsi ini menyarankan agar Pemerintah Indonesia harus membentuk pengaturan yang secara khusus mengatur tentang penyelesaian sengketa secara daring (ODR).

ABSTRACT
Online dispute resolution regulations have been implemented in several countries but Indonesia does not yet have such regulations. This thesis discusses online dispute resolution (ODR) regulations in China, the United States, and the European Union. In particular, this thesis describes an overview of electronic commerce (e- commerce), the involvement of MSMEs in e-commerce, the mechanism of buying and selling in e-commerce according to the UNCITRAL Model Law on Electronic Commerce, e-commerce regulations in Indonesia, reasons Indonesia needs an online dispute resolution regulation, and what provisions need to be regulated by Indonesia if Indonesia will establish an online dispute resolution(ODR) regulation. Based on normative juridical research, using a comparative approach, this thesis concludes that Indonesia needs to have an arrangement on online dispute resolution (ODR). This thesis suggests that the Indonesian Government must create regulation that specifically regulate online dispute resolution (ODR)."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Desiree Hardigaluh
"Perkembangan teknologi dan informasi serta internet telah memudahkan manusia untuk melakukan segala sesuatu secara daring, termasuk membeli suatu barang atua jasa. Salah satu dari banyak jenis perkembangan teknologi dan informasi adalah e-commerce. E-Commerce adalah segala bentuk transaksi bisnis atau pertukuran informasi yang dilakukan melalui teknologi informasi dan komunikasi, termasuk perdagangan barang dan jasa secara elektronik. Di dalam perjanjian jual-beli baik secara konvensional maupun elektronik, perlindungan terhadap hak-hak konsumen seyogianya menjadi perhatian utama pelaku usaha. Hal ini disebabkan meskipun sudah terdapat ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan konsumen, hingga saat ini masih sering ditemukan pelanggaran terhadap hak-hak konsumen, terutama dalam transaksi e-commerce. Skripsi ini adalah penelitian yuridis-normatif yang mengkomparasikan peraturan perundang-undangan tentang hukum perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce antara Indonesia, India, dan Amerika Serikat. Melalui studi komparasi dan analisis menggunakan sumber data dari kepustakaan, penelitian ini menemukan jawaban atas bagaimana kepastian hukum perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce di Indonesia. Selain itu, penelitian ini juga mendeskripsikan perihal perbandingan kepastian hukum perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce di Indonesia dengan India dan Amerika Serikat berdasarkan United Nations Guidelines for Consumer Protection. Lebih lanjut, penelitian ini juga memberikan preskripsi tentang kepastian hukum perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce di Indonesia yang seharusnya, apabila ditinjau dari perbandingan kepastian hukum perlindungan konsumen dalam transaksi e-commerce di India dan Amerika Serikat.

The development of technology and information and the internet has made it easier for humans to do many things, including purchasing goods and services. One of many developments in technology and information is e-commerce. E-Commerce is all kinds of business transactions or information exchange carried out through the internet, including trading of goods and services electronically. In the matter of buying and selling, both conventionally and electronically, the protection of consumer rights should be the main concern of business actors. This is because despite the provisions of laws and regulations governing consumer protection, until now there are still frequent violations of consumer rights, especially in e-commerce transactions. This thesis is a piece of juridical-normative research that compares the laws and regulations concerning consumer protection law in e-commerce transactions between Indonesia, India, and the United States. Through comparative studies and analysis using literature study, this thesis explores on how the legal certainty of consumer protection in e-commerce transactions in Indonesia is being achieved. In addition, this research also describes about the comparison regarding legal certainty of consumer protection in e-commerce transactions in Indonesia between India and the United States based on the United Nations Guidelines for Consumer Protection. Furthermore, this study provides a prescription on how the legal certainty of consumer protection in e-commerce transactions in Indonesia should be, when viewed from a comparison of consumer protection laws in e-commerce transactions in India and the United States."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Khairina
"Skripsi ini membahas tentang perilaku masyarakat Indonesia yang telah memiliki pengalaman berbelanja menggunakan Internet (online) dengan menggunakan kerangka Teori Tindakan Beralasan milik Fishbein dan Ajzen (1975). Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap masyarakat terhadap berbelanja online diukur menggunakan skala perceived innovation characteristics milik Moore dan Benbasat (1991).
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain konklusif dan merupakan penelitian replikasi dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Andrews dan Bianchi (2013) di Chili. Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat Indonesia memiliki intensi yang tinggi untuk meneruskan belanja online yang dipengaruhi oleh sikap yang positif terhadap berbelanja online dan pengaruh sosial dari lingkungan sosial di dunia nyata.

The study examines Indonesian consumers’ Internet purchasing behavior using the theoretical framework of Fishbein and Ajzen’s (1975) Theory of Reasoned Action. Factors that influence attitude of Indonesians who have purchased online before are measured with Moore and Benbasat’s (1991) perceived characteristics of innovation scale.
This study is a quantitative study with conclusive design and is a replication study from the previous study done by Andrews and Bianchi (2013) in Chile. This study found high intention of Indonesian’s towards continuing to shop online, which is influenced by their positive attitudes towards shopping online and positive social influence from their offline environments.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S55600
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kharisma Puspita Mandala
"Penulisan ini membahas mengenai wanprestasi dalam kontrak jual beli secara elektronik dengan melakukan studi perbandingan antara Indonesia dengan Inggris, yang disertai dengan perbandingan situs komersial Lazada.co.id di Indonesia dan Asos.co.uk di Inggris. Perkembangan penggunaan internet untuk melakukan jual beli secara elektronik yang semakin pesat di Indonesia belum diiringi dengan pengaturan yang secara khusus mengatur mengenai jual beli secara elektronik, khususnya dalam hal terjadinya wanprestasi dalam jual beli secara elektronik. Untuk itu, perlu dilakukan perbandingan untuk mengetahui bagaimana pengaturan mengenai wanprestasi dalam perjanjian jual beli secara konvensional maupun elektronik menurut sistem hukum di Inggris, dan juga pengaturan mengenai hak pengembalian barang dan hak pengembalian uang dalam hal terjadinya wanprestasi dalam jual beli secara elektronik di Inggris. Skripsi ini juga disertai dengan perbandingan mengenai penerapan peraturan yang berlaku di masing-masing negara dalam situs komersial ang dimilikinya. Perbandingan dengan Inggris ini bertujuan untuk dapat menjadi gambaran bagi Indonesia dalam pembentukan peraturan yang mengatur tentang wanprestasi dalam jual beli secara elektronik.

The focus of this study is about breach of electronic contract in Indonesia in comparison with The United Kingdom, including the comparison of Lazada.co.id?s commercial site in Indonesia and Asos.co.uk?s commercial site in The United Kingdom. The rapid growth of internet usage for online selling in Indonesia is not yet accommodate with the regulations about online selling, especially about breach of electronic contract. Therefore, a comparative study is needed to learn about the regulations for breach of electronic sales contract according to The United Kingdom?s law system and the regulations of the right to return of goods and the right to have a refund in case of breach of electronic contract. This study is also explain about the comparison of the applications of the regulations in both countries on both commercial site. This comparison is aimed to give example for Indonesia in establishing the regulation for breach of electronic contract."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S65560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
"Dengan pesatnya perkembangan internet di Indonesia, diiringi dengan makin pesatnya pertumbuhan e-commerce, sarana pendukung kegiatan jual-beli secara online juga mulai berkembang, salah satunya adalah alat pembayaran. Salah satu dari alat pembayaran yang ada untuk e-commerce adalah uang elektronik (emoney). PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembayaran elektronis juga mencoba untuk terjun ke dalam bidang pembayaran ecommerce dengan mengeluarkan produk uang elektronik. Uang elektronik yang dikembangkan PT. XYZ adalah alat pembayaran berbasis server.
Namun setelah menjalankan bisnisnya selama setahun, jumlah nasabah dan transaksinya masih sangat jauh dari yang ditargetkan. Dengan menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh Dave Chaffey, penelitian ini berusaha untuk merumuskan strategi-strategi e-bisnis dan keputusan-keputusan strategis yang tepat agar produk uang elektronik PT. XYZ dapat bersaing dan mendapatkan keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan kompetitor sejenis dan produk pengganti lainnya. Terdapat tiga tahapan yang telah dijalankan pada penelitian ini, yaitu tahapan strategic analysis, strategic objectives, dan strategy definition.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini meliputi: dokumen business plan uang elektronik PT. XYZ, serta hasil wawancara dan diskusi dengan anggota tim uang elektronik PT. XYZ. Hasil penelitian yang didapatkan kemudian diverifikasi dan didiskusikan kembali oleh anggota tim dan disetujui bahwa strategi-strategi ebisnis yang dirumuskan telah sesuai dengan aspirasi para anggota tim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan dari sudut pandang e-bisnis kepada PT. XYZ dalam menjalankan bisnis uang elektroniknya dengan lebih baik.

With the rapid development of internet in Indonesia, followed by the rapid growth of e-commerce, the supporting system for buying and selling online also growing, payment instrument is one of them. E-money is one of many available payment instruments for e-commerce transactions. PT. XYZ as one of the company that engage in electronic payment business try to compete in providing payment instrument for e-commerce with issuing its own e-money product. The e-money that developed by PT. XYZ is server based.
However after running for about a year, the number of customers and transactions are far from the expected targets. Using the methodology developed by Dave Chaffey, this study is trying to formulate right e-business strategies and key strategic decisions for PT. XYZ’s e-money business in order to compete and gain competitive advantage compared to other similar competitors and other substitute products. There are three steps performed on this research: strategic analysis, strategic objectives, and strategy definition.
Sources of data used in this study include: PT. XYZ’s electronic money business plan document, and interviews and discussions with team members of PT. XYZ's electronic money team. Research results obtained and discussed again later verified by the team members and agreed that e-business strategies has been formulated in accordance with the aspirations of the team members. The results of this study are expected to provide direction from the point of view of e-business to PT. XYZ of doing business with the electronic money.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>