Ditemukan 186110 dokumen yang sesuai dengan query
Anas Maulana
"Rotavirus adalah salah satu virus penyebab diare yang penularannya melalui jalur fecal-oral, yaitu menular dari feses penderita yang tidak sengaja masuk ke mulut orang yang sehat. Infeksi rotavirus menjadi penyebab umum diare pada bayi dan anak-anak, terutama di negara-negara dengan sanitasi lingkungan yang kurang baik. Gejala infeksi rotavirus bisa muncul setelah 2 hari terpapar virus ini. Salah satu gejala yang paling sering terjadi adalah diare. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kualitas hidup pasien dengan memberikan edukasi secara digital di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung mengenai pelayanan informasi obat terkait Imunisasi rotavirus dengan menggunakan media Booklet dan Leaflet sebagai penunjang. Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi berdasarkan studi literatur pada Petunjuk Teknis Pemberian Imunisasi Rotavirus (RV) Kementerian Kesehatan RI 2023. Hasil berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur termasuk salah satu kota yang memiliki jumlah kasus diare yang disebabkan oleh infeksi rotavirus. Upaya yang dapat dilakukan dengan memberikan edukasi menggunakan media digital berupa booklet dan leaflet agar memudahkan pasien untuk mengingat tentang pentingnya imunisasi rotavirus dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Rotavirus is a virus that causes diarrhea which is transmitted via the fecal-oral route, that is, it is transmitted from the feces of sufferers who accidentally enter the mouth of a healthy person. Rotavirus infection is a common cause of diarrhea in infants and children, especially in countries with poor environmental sanitation. Symptoms of rotavirus infection can appear after 2 days of exposure to this virus. One of the most common symptoms is diarrhea. This research aims to improve patient knowledge and quality of life by providing digital education at the Pulo Gadung District Health Center regarding drug information services related to rotavirus immunization using booklet and leaflet media as support. Implementation of providing information services based on literature studies in the Technical Instructions for Providing Rotavirus (RV) Immunization of the Indonesian Ministry of Health 2023. Results based on data from the DKI Jakarta Province Central Statistics Agency (BPS), for 3 consecutive years from 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur is one of the cities that has the highest number of cases of diarrhea caused by rotavirus infection. Efforts that can be made are by providing education using digital media in the form of booklets and leaflets to make it easier for patients to remember the importance of rotavirus immunization and apply it in everyday life."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Erinna Putri Damayanti
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri yang tinggi secara abnormal. Menurut Joint National Committee 7 (JNC7), tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Rentang tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg didefinisikan sebagai "prehipertensi" (Green, 2003). Meskipun prehipertensi bukan merupakan kondisi medis tersendiri, subjek prehipertensi lebih berisiko terkena hipertensi. Penyakit hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena jarang sekali ada gejala yang terlihat pada tahap awal hingga terjadi krisis medis yang parah. Pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat secara teratur, sehingga diperlukan kepatuhan dalam mengonsumsi obat. Seringkali ditemukan berbagai masalah terkait kepatuhan dalam pengobatan hipertensi. Puskesmas Kecamatan Pulogadung merupakan salah satu puskesmas kecamatan yang memfasilitasi layanan kesehatan bagi pasien dengan kondisi khusus seperti pasien dengan pengobatan jangka panjang yang meliputi pelayanan klinis berupa PIO (Pelayanan Informasi Obat) dan konseling. PIO dan konseling merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat. Dalam pemberian pengobatan harus disertai juga dengan pemberian informasi yang memadai serta edukasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan meminimalkan kegagalan terapi (O’Donovan et al., 2019). Media konseling dapat digunakan sebagai alat bantu konseling untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dengan tulisan dan ilustrasi. Media yang digunakan dapat berupa booklet digital.
Hypertension or high blood pressure is defined as abnormally high arterial blood pressure. According to the Joint National Committee 7 (JNC7), normal blood pressure is systolic blood pressure < 120 mmHg and diastolic blood pressure < 80 mmHg. Hypertension is defined as systolic blood pressure ≥140 mmHg and/or diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. The range of systolic blood pressure 120 - 139 mmHg and diastolic blood pressure 80-89 mmHg is defined as "prehypertension" (Green, 2003). Although prehypertension is not a medical condition in itself, prehypertensive subjects are more at risk of developing hypertension. Hypertensive disease is known as the "silent killer" because there are rarely any visible symptoms in the early stages until a severe medical crisis occurs. Hypertensive patients are required to take medication regularly, so adherence in taking medication is needed. Often there are various problems related to compliance in hypertension treatment. Pulogadung Sub-district Health Center is one of the sub-district health centers that facilitates health services for patients with special conditions such as patients with long-term medication which includes clinical services in the form of PIO (Drug Information Services) and counseling. PIO and counseling is one of the efforts made to improve patient compliance in taking medication. The provision of treatment must also be accompanied by the provision of adequate information and education that can improve patient compliance and minimize therapy failure (O'Donovan et al., 2019). Counseling media can be used as a counseling tool to increase patient knowledge and understanding with writing and illustrations. The media used can be in the form of digital booklets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Cut Rifqa An Nuura
"Pemerintah atas rekomendasi WHO akan melaksanakan pengobatan TB RO dengan paduan Bedaquiline, Pretomanid, dan Linezolid (BPaL) dan Bedaquiline, Prematonid, dan Linezolid, dan Moxifloxacin (BPaLM) bagi pengobatan pasien TB RO yang lebih singkat. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk membuat leaflet sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh Apoteker untuk memberikan informasi kepada pasien mengenai pengobatan TB RO. Metode tugas khusus yang dilakukan adalah studi literatur melalui jurnal, buku, materi presentasi, dan peraturan pemerintah. Leaflet yang dibuat merupakan salah satu upaya Apoteker dalam menjelaskan pengetahuan pengobatan paduan terbaru BPaL dan BpaLM baik kepada pasien maupun tenaga Kesehatan lainnya. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengembangan dan penyebaran leaflet yang lebih efektif sebagai bagian dari strategi komprehensif dalam manajemen TB RO di lingkungan rumah sakit.
The government, based on WHO recommendations, will implement RO TB treatment with a combination of Bedaquiline, Pretomanid, and Linezolid (BPaL) and Bedaquiline, Prematonid, and Linezolid, and Moxifloxacin (BPaLM) for shorter treatment for RO TB patients. The purpose of this special assignment is to create leaflets as a communication tool used by pharmacists to provide information to patients regarding RO TB treatment. The specific assignment method carried out is literature study through journals, books, presentation materials and government regulations. The leaflet created is one of the Pharmacists' efforts to explain knowledge of the latest BPaL and BpaLM combination treatments to both patients and other health workers. The implication of this research is the need to develop and distribute more effective leaflets as part of a comprehensive strategy in TB RO management in the hospital environment."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bunga Atqiya Qutrunnada
"Tuberkulosis termasuk salah satu penyakit yang selalu menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat. Tuberkulosis ditularkan melalui udara sehingga masyarakat yang terkena Tuberkulosis tidak pernah menunjukkan gejala karena bakteri dapat berkembang biak dalam bentuk yang tidak aktif dan dapat menjadi aktif ketika tubuh seseorang memiliki kekebalan tubuh yang menurun. Penyakit Tuberkulosis di Indonesia selalu meningkat, oleh karena itu pengobatan anti-TB sangat dibutuhkan. Obat anti-tuberkulosis (OAT) adalah komponen terpenting dalam pengobatan TB. Pengobatan TB termasuk upaya paling efisien untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari bakteri penyebab TB. Pada tahap awal, diberikan setiap hari dan semua pasien baru harus diberikan selama 2 bulan. Setelah itu, pada tahap lanjutan diminum 3 kali seminggu selama 4 bulan yang dilakukan untuk membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh sehingga tidak terjadi kekambuhan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, selama 3 tahun berturut-turut dari tahun 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur termasuk salah satu kota yang memiliki jumlah kasus TB terbanyak sehingga perlunya pengawasan yang lebih ekstra untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit TB. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat adalah dengan memberikan edukasi digital dengan menggunakan booklet agar memudahkan pasien untuk mengingat dan menerapkan pengobatannya.
Tuberculosis is one of the diseases that has always been a health problem for the community. Tuberculosis is transmitted through the air so that people affected by Tuberculosis never show symptoms because the bacteria can multiply in an inactive form and can become active when a person's body has decreased immunity. Tuberculosis disease in Indonesia is always increasing, therefore anti-TB treatment is urgently needed. Anti-tuberculosis drugs (OAT) are the most important component of TB treatment. TB treatment is among the most efficient efforts to prevent further spread of the bacteria that cause TB. In the initial stage, it is given daily and all new patients should be given it for 2 months. After that, in the advanced stage, it is taken 3 times a week for 4 months, which is done to kill the remaining germs that are still in the body so that there is no recurrence. Based on data from Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta, for 3 consecutive years from 2018, 2020, 2021, Jakarta Timur is one of the cities that has the highest number of TB cases so that more extra supervision is needed to increase awareness of TB disease. Efforts that can be made to improve patient compliance in taking medication are to provide digital education using booklets to make it easier for patients to remember and apply their medication."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Riska Reza Juliani
"Berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas No. 74 Tahun 2016, Puskesmas memiliki tanggung jawab dalam dalan kegiatan manajerial Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai serta Pelayanan Farmasi Klinik. Salah satu kegiatan pelayanan farmasi klinik yaitu memberikan Pelayanan Informasi Obat (PIO) (Kemenkes RI, 2016). Pelayanan Informasi Obat (PIO) adalah kegiatan yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya serta pasien dan pihak lain di luar puskesmas (Kemenkes RI, 2019). Pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas salah satunya dapat dilakukan dengan membuat leaflet serta melakukan kegiatan penyuluhan khususnya bagi pasien rawat jalan, rawat inap serta masyarakat (Kemenkes RI, 2016). Kegiatan tersebut telah rutin dilakukan di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Peran apoteker dalam memberikan Pelayanan Informasi Obat di Puskesmas Kecamatan Palmerah yaitu menjawab pertanyaan terkait obat serta melakukan penyuluhan dan pembuatan leaflet secara akurat, jelas, dan terkini kepada pasien, tenaga kesehatan, dan masyarakat. Informasi terkait Interaksi Obat dan Makanan telah disampaikan dengan baik dan jelas melalui Penyuluhan dan Leaflet kepada pasien di Ruang Tunggu Apotek Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Based on Pharmaceutical Service Standards at Health Center No. 74 of 2016, Community Health Centers have responsibility for managerial activities in the Management of Pharmaceutical Supplies and Medical Consumables and Clinical Pharmacy Services. One of the clinical pharmacy service activities is providing Drug Information Services (PIO) (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). Drug Information Service (PIO) is an activity carried out by pharmacists to provide accurate, clear and up-to-date information to doctors, pharmacists, nurses, other health professionals as well as patients and other parties outside the puskesmas (RI Ministry of Health, 2019). The implementation of drug information services at the Community Health Center can be done by making leaflets and conducting outreach activities, especially for outpatients, inpatients and the community (Ministry of Health Republic of Indonesia, 2016). This activity has been routinely carried out at the Palmerah District Health Center. The role of the pharmacist in providing Drug Information Services at the Palmerah District Health Center is to answer questions related to drugs and conduct counseling and produce leaflets in an accurate, clear and up-to-date manner for patients, health workers and the community. Information related to drug and food interactions has been conveyed properly and clearly through counseling and leaflets to patients in the waiting room of the Palmerah Health Center Pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fenia
"Pelayanan informasi obat mencakup kegiatan pembuatan dan penyebaran leaflet dengan tujuan memberikan informasi dan mengedukasi pasien atau tenaga kesehatan mengenai penyakit dan obatnya. Leaflet sebagai media informasi obat dapat meningkatkan efisiensi petugas farmasi dalam menyediakan informasi kepada pasien, maka dilakukan pembuatan leaflet dengan topik konstipasi untuk menunjang pelayanan informasi obat konstipasi di Apotek Kimia Farma 352 Margonda. Metode pembuatan leaflet dilakukan dengan mengumpulkan materi, membuat dan mencetak pamflet konstipasi. Leaflet konstipasi berisi informasi singkat terkait pengertian, gejala, penyebab, komplikasi, pencegahan, terapi farmakologis dan non-farmakologis konstipasi. Leaflet juga diberi desain yang menarik untuk meningkatkan minat pembaca sehingga dapat membantu petugas apotek untuk memberikan manfaat pelayanan farmasi klinis dalam meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, penyembuhan penyakit, dan menyediakan informasi obat kepada pasien mengenai konstipasi.
Drug information services include the activities of making and distributing leaflets with the aim of providing information and educating patients or health workers about diseases and their medicines. Leaflets as a medium for drug information can increase the efficiency of pharmacy staff in providing information to patients, so leaflets were made on the topic of constipation to support constipation drug information services at Kimia Farma 352 Margonda Pharmacy. The method for making leaflets is done by collecting materials, making and printing constipation pamphlets. The constipation leaflet contains brief information regarding the definition, symptoms, causes, complications, prevention, pharmacological and non-pharmacological therapy of constipation. The leaflet is also given an attractive design to increase reader interest so that it can help pharmacy staff to provide the benefits of clinical pharmacy services in improving health, preventing disease, curing disease, and providing drug information to patients regarding constipation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sopiyatul Marwa
"Diare adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan frekuensi buang air besar (lebih dari tiga kali sehari) dan penurunan konsistensi debit tinja dibandingkan dengan pola usus individu normal. Diare akut merupakan diare yang berlangsung selama 14 hari atau kurang, diare yang berlangsung lebih dari 30 hari disebut diare kronis serta diare yang berlangsung 15 sampai 30 hari disebut sebagai diare persisten. Diare merupakan suatu penyakit yang menjadi masalah di seluruh dunia baik negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia, karena angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian (mortalitas) yang masih tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi diare di Indonesia menurut diagnosis tenaga kesehatan untuk seluruh kelompok umur adalah 6,8% sedangkan pada balita sebanyak 11%. Pada penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, biasanya lebih sering menggunakan obat antibiotik. Antibiotik yang dipilih atau digunakan pada diare akut infeksius harus rasional. Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman, dan juga tidak ekonomis saat ini telah menjadi masalah dalam pelayanan kesehatan. Masalah ini dijumpai di unit-unit pelayanan kesehatan misalnya di Puskesmas. Pemberian antibiotik terhadap pasien Diare di Puskesmas Kecamatan Cengkareng berdasarkan himbauan dari Dinas Kesehatan haruslah berjumlah kurang dari 8% untuk mencegah resistensi antibiotik.
Diarrhea is a disease characterized by an increase in the frequency of bowel movements (more than three times a day) and a decrease in the consistency of the stool discharge compared to the normal individual's bowel pattern. Acute diarrhea is diarrhea that lasts 14 days or less, diarrhea that lasts more than 30 days is called chronic diarrhea and diarrhea that lasts 15 to 30 days is called persistent diarrhea. Diarrhea is a disease that is a problem throughout the world in both developed and developing countries such as Indonesia, due to the high morbidity and mortality rates. Based on the 2018 Riskesdas the prevalence of diarrhea in Indonesia according to the diagnosis of health workers for all age groups is 6.8% while for toddlers it is 11%. In infectious diseases caused by bacteria, antibiotics are usually used more often. Antibiotics are selected or used in acute infectious diarrhea must be rational. The use of drugs that are inappropriate, ineffective, unsafe, and also uneconomical has now become a problem in health services. This problem is found in health service units, for example in the Puskesmas. Administration of antibiotics to Diarrhea patients at the Cengkareng Sub-District Health Center based on an appeal from the Health Office must amount to less than 8% to prevent antibioticresistance."
Depok:
2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Faathimah Adiibah
"Laporan ini mendokumentasikan pelaksanaan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Kecamatan Pulo Gadung. Fokus utama kegiatan ini adalah pemberian informasi mengenai Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) menggunakan media edukasi digital. Edukasi yang diberikan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang ISPA, faktor risikonya, serta cara pencegahannya. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini meliputi pembuatan dan distribusi booklet digital serta leaflet yang berisi informasi terkait ISPA. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa media edukasi digital efektif dalam menyampaikan informasi kesehatan dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Selain itu, kegiatan ini juga membantu meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan ISPA melalui gaya hidup sehat dan vaksinasi.
This report documents the implementation of the Pharmacist Professional Practice (PKPA) at Pulo Gadung District Health Center. The main focus of this activity is providing information about Acute Respiratory Infections (ARI) using digital educational media. The education provided aims to raise public awareness and knowledge about ARI, its risk factors, and prevention methods. The methods used in this activity include the creation and distribution of digital booklets and leaflets containing information about ARI. The results show that digital educational media are effective in delivering health information and are well-received by the community. Additionally, this activity helps to enhance public understanding of the importance of ARI prevention through a healthy lifestyle and vaccination."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Susan Brades, supervisor
Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien Sepsis, Pneumonia, CVD Infark, Diabetes Melitus Tipe II, Hipertensi, Hiperkoagulasi dan Hipoalbuminemia di Paviliun Darmawan RSPAD Gatot Soebroto Bulan April 2022 = Drug Therapy Monitoring for Patient with Sepsis, Pneumonia, CVD Infarct, DM Type II, Hypertension, Hypercoagulation and Hypoalbuminemia at Darmawan Pavilion RSPAD Gatot Soebroto in April 2022
"PTO (Pemantauan Terapi Obat) mencakup pengkajian pemilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respon terapi, reaksi obat yang tidak dikehendaki (ROTD), rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat, serta pemantauan efektivitas dan efek samping terapi obat. Pedoman Pemantauan Terapi Obat (2009) menyebutkan salah satu kriteria pasien yang menjadi prioritas untuk dilakukan pemantauan terapi obat yaitu pasien dengan polifarmasi, pasien dengan komplikasi penyakit seperti hiperkoagulasi, stroke, DVT (deep vein thrombosis), emboli paru, hipertensi, diabetes dan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti pneumonia. Data terapi obat yang dikumpulkan bersifat retrospektif dan prospektif untuk membandingkan terapi obat yang telah dan akan diterima pasien. Data terapi retrospektif diambil dari tanggal 1 hingga 7 April 2022. Data prospektif diambil pada saat pengamatan dimulai yaitu tanggal 8 hingga 14 April 2022. Data bersumber dari rekam medis pasien yang memuat informasi diagnosis, CPPT (Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi), informasi rekonsiliasi obat oleh apoteker, data laboratorium klinis pasien dan catatan pemberian obat. Selanjutnya dilakukan analisis permasalahan terkait obat yang ditemukan atau Drug Related Problems (DRP) menggunakan analisis PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe) untuk pemberian rekomendasi terapi selanjutnya.<
Drug Therapy Monitoring includes an assessment of drug selection, dosage, drug administration method, therapeutic response, adverse drug reactions (ROTD), recommendations for solving drug-related problems, and monitoring the effectiveness and side effects of drug therapy. The Guidelines for Drug Therapy Monitoring (2009) states that one of the criteria for patients who are prioritized for drug therapy monitoring is patients with polypharmacy, patients with disease complications such as hypercoagulation, stroke, DVT (deep vein thrombosis), pulmonary embolism, hypertension, diabetes and diseases caused by microorganisms such as pneumonia. Drug therapy data collected was retrospective and prospective to compare drug therapy that patients had received and would receive. Retrospective therapy data was taken from 1st – 7th April 2022. Prospective data was taken at the time of observation, which was 8th – 14th April 2022. Data were obtained from patient medical records containing diagnosis information, Integrated Patient Progress Notes, drug reconciliation information by pharmacists, patient clinical laboratory data and drug administration records. Furthermore, Drug Related Problems (DRP) were analysed using PCNE (Pharmaceutical Care Network Europe)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Fira Nabilla
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan proses yang mencakup kegiatan seperti pengkajian terkait obat yang digunakan pasien, pemberian rekomendasi penyelesaian masalah terkait obat serta pemantauan efektivitas dan efek samping obat. Data penggunaan obat merupakan komponen penting dalam proses PTO. Analisis yang dapat dilakukan berdasarkan data penggunaan obat adalah penilaian kualitas penggunaan antibiotik serta analisis MTO pengobatan yang diterima pasien. Masalah Terkait Obat (MTO) yang terjadi pada pengobatan pasien dan memberikan rekomendasi tindak lanjut menggunakan metode SOAP. PTO dilakukan pada pasien berinisial NAN yang didiagnosis sindrom gangguan pernapasan akut, perdarahan intraserebral dan PDVK. Masalah Terkait Obat (MTO) yang terjadi pada pengobatan pasien N di ruangan PICU RSUP Fatmawati dengan diagnosis sindrom gangguan pernapasan akut, perdarahan intraserebral dan PDVK adalah adanya ketidaksesuaian dosis yaitu amikasin 1x60 mg. Kemudian ditemukan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) terjadi pada pasien yaitu hipoalbumin yang merupakan ROTD dari parasetamol dan hiperglikemi akibat pemberian deksametason. Interaksi obat yang terjadi yaitu antara amikasin dan mannitol, asam valproate dan meropenem, parasetamol dan fenitoin, fenitoin dan asam valproate, amikasin dan furosemide, seftriakson dan furosemide, serta omeprazole dan fenitoin. Penilaian kualitas penggunaan antibiotik menggunakan metode gyssens menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik seftriakson sudah tepat atau bijak karena masuk ke dalam kategori 0. Kemudian Penggunaan meropenem masuk kategori IVA dan IIIA yang menginterpretasikan bahwa ada antibiotik lain yang lebih efektif daripada meropenem karena berdasarkan hasil kultur yaitu seftazidim dan sefepim masih sensitif terhadap pasien serta penggunaan antibiotik terlalu lama (lebih dari 14 hari). Penggunaan amikasin masuk kategori IIA dan IIB yang menunjukkan bahwa dosis dan interval yang tidak tepat.
Drug Therapy Monitoring (DTM) is a process that includes activities such as assessments related to drugs used by patients, providing recommendations for solving drug-related problems, and monitoring the effectiveness and side effects of drugs. Drug use data is an important component of the DTM process. Analysis that can be carried out based on drug use data is an assessment of the quality of antibiotic use as well as an DRP analysis of the treatment the patient receives. Drug-Related Problems (DRP) that occur in patient treatment and provide follow-up recommendations using the SOAP method. DTM was performed on a patient with the initials NAN who was diagnosed with acute respiratory distress syndrome, intracerebral hemorrhage, and PDVK. Drug-Related Problems (DRP) that occurred in the treatment of patient N in the PICU room at Fatmawati Hospital with a diagnosis of acute respiratory distress syndrome, intracerebral hemorrhage, and PDVK was a dose mismatch, namely amikacin 1x60 mg. Then it was found that adverse drug reactions (ADR) occurred in patients, namely hypoalbumin which was ADR from paracetamol, and hyperglycemia due to dexamethasone administration. Drug interactions that occur are between amikacin and mannitol, valproic acid and meropenem, paracetamol and phenytoin, phenytoin and valproic acid, amikacin and furosemide, ceftriaxone and furosemide, and omeprazole and phenytoin. Assessment of the quality of antibiotic use using the Gyssens method showed that the use of ceftriaxone was appropriate or wise because it was included in category 0. Then the use of meropenem was included in categories IVA and IIIA which interpreted that other antibiotics were more effective than meropenem because they were based on culture results, namely ceftazidime and cefepime. still sensitive to patients and the use of antibiotics for too long (more than 14 days). The use of amikacin is in categories IIA and IIB which shows that the dose and interval are incorrect."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library