Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dikki Hardiansyah
"Perkembangan teknologi saat ini membawa perubahan pada sektor ekonomi digital yang berimplikasi pada terbentuknya model perusahaan berupa platform. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan dinamika yang terjadi dalam konteks perubahan sistem kerja pada ojek online yang dialami oleh pengemudi. Secara khusus, penelitian ini ingin mengungkapkan apa saja yang menjadi perbedaan sistem kerja generasi awal dan generasi baru pengemudi ojek online dan implikasinya pada bagaimana pengemudi ojol melakukan strategi adaptasi terhadap perkembangan sistem kerja yang diciptakan oleh platform. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang akan menggunakan metode etnografi untuk mengungkapkan dinamika secara mendalam mengenai aktivitas sistem kerja dalam konteks sistem kerja ojek online. Hasil penelitian yang didapatkan dari penelitian ini, bahwa pengemudi generasi awal cenderung kurang adaptif terhadap perkembangan sistem kerja dibandingkan pengemudi generasi baru karena keterbatasan dalam indikator usia, akses pekerjaan, dan pengetahuan terhadap teknologi.

The current technological advancements have brought changes to the digital economy sector, resulting in the formation of platform-based business models. The purpose of this research is to describe the dynamics occurring within the context of changes in the work system experienced by online motorcycle taxi drivers. Specifically, this research aims to reveal the differences in the work systems of early-generation and new-generation online motorcycle taxi drivers and their implications for how these drivers adapt to the evolving work system created by the platforms. This qualitative research will use ethnographic methods to uncover the dynamics in-depth regarding work system activities in the context of online motorcycle taxi work systems. The findings from this study indicate that early-generation drivers tend to be less adaptive to the evolving work system compared to new-generation drivers due to limitations in age, job access, and technological knowledge."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Afif Mauludi
"DKI Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki mobilitas tinggi. perkembangan zaman dan teknologi mendorong perkembangan di bidang transportasi, termasuk hadirnya aplikasi ojek online. Meskipun dinilai memiliki banyak manfaat, pengemudi ojek online, sebagai pengemudi sepeda motor roda dua memiliki risiko yang sangat tinggi untuk mengalami kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh perilaku berisiko. Perilaku berisiko pada saat mengemudi dapat dipengaruhi oleh karakteristik individu, persepsi risiko berkendara dan pengetahuan berkendara. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik individu, persepsi risiko berkendara dan pengetahuan berkendara terhadap perilaku berisiko saat mengemudi pada pengemudi ojek online di DKI Jakarta tahun 2021. Penelitian ini diikuti oleh 205 orang responden pengemudi ojek online melalui pengisian kuesioner online. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden pengemudi ojek online di DKI Jakarta memiliki perilaku berisiko yang rendah (87,8%), pengetahuan risiko berkendara yang tinggi (97,1%) dan persepsi risiko berkendara yang tinggi (97,1%). Dari hasil analisis bivariat, diketahui terdapat pengaruh yang bermakna dari pengetahuan berkendara terhadap perilaku berisiko saat berkendara (p-value=0,025) maupun persepsi risiko berkendara terhadap perilaku berisiko saat berkendara (p-value=0,025). Dalam penelitian ini diketahui bahwa faktor dominan yang berpengaruh pada perilaku berisiko saat berkendara adalah sub-variabel dari persepsi risiko berkendara, yaitu pengendalian risiko berkendara. Pada pengemudi ojek online, persepsi risiko berkendara sangat dipengaruhi oleh tekanan ekonomi. Meski perilaku berisiko saat mengemudi cenderung rendah, namun tetap diperlukan pemeliharaan dan peningkatan persepsi risiko dan pengetahuan berkendara secara berkala sehingga dapat mencegah dan mengurangi kejadian kecelakaan lalu lintas.

DKI Jakarta is one of the cities in Indonesia that has high mobility. Developments in information and technology also encourage the developments of the transportation sector, including the invention of online motorcycle taxi applications. Although it is considered to have many benefits, online motorcycle taxi drivers have a very high risk of having a traffic accident that caused by risk riding behavior. Risky riding behavior can be influenced by individual characteristics, perceptions of driving risks, and driving knowledge. This study is a cross-sectional study that analyzes the effect of individual characteristics, perceptions of driving risk, and driving knowledge on risky behavior while driving on online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta in 2021. Two hundred five online motorcycle taxi drivers were involved in this study by filling out an online questionnaire. The results of the study, it is known that the majority of online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta respondents have low-risk riding behavior (87.8%), high knowledge of riding practice (97.1%), and good riding risk perceptions (97.1%). From the analysis, it is known that knowledge of riding practice can significantly influences the risky riding behavior (p-value = 0.025) and perceptions of driving risk also can significantly influence the risky riding behavior (p-value = 0.025). Based on binary logistic regression analysis, it is known that the factor that most influences risky riding behavior is a sub-variable of the perception of riding risk, namely perception of driving risk control. This study result also shows that the value of safety based on driving knowledge is not the primary value possessed by online motorcycle taxi drivers in DKI Jakarta. Perception of risk on respondents is strongly related to economic value. Although risky riding behavior tends to be insignificant. However, it is still necessary to regularly maintain and increase the riding risk perception and practice knowledge to prevent and minimize the road accidents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wafa Fauzia
"Dengan tingkat kemacetan mencapai 53%, membuat masyarakat DKI Jakarta membutuhkan moda transportasi alternatif untuk meminimalisir waktu tempuh. Dengan menggabungkan perkembangan teknologi informasi dan konsep ojek, maka lahirlah transportasi alternatif yaitu ojek daring. Konsep ojek daring yang menggunakan bantuan teknologi dalam memilih penumpang serta hingga rute perjalanan yang dilalui, membuat pengemudi ojek daring tidak bergantung pada pengetahuan ruang pribadi dan memiliki ruang yang tidak terbatas. Hal ini membuat teritorialitas sebagai strategi spasial untuk mempengaruhi, mengontrol dengan bentuk tingkah laku spasial antara individu dengan lingkungannya lebih kompleks. Sehingga fokus penelitian ini difokuskan pada pengemudi ojek daring dalam bagaimana membangun, membentuk serta mengontrol teritorialitas dan bagaimana faktor teknologi informasi spasial dari perusahaan ojek daring mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di Jalan Pancawarga I, Kelurahan Cipinang Besar Selatan, Jakarta Timur. Dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif spasial yang digunakan untuk menjelaskan pola teritorialitas pengemudi ojek daring. Pada penelitian ini ditemukan bahwa pola teritorilitas pengemudi ojek daring di Jalan Pancawarga I memiliki pola kontinuitas. Dengan daya kenal lingkungan pengemudi sangat mempengaruhi pola teritorialitas. Pada daya kenal lingkungan yang kuat memiliki pola teritorialitas dengan tingkat kontinuitas yang tinggi. Sedangkan daya kenal lingkungan lemah memiliki pola kontinuitas yang lemah. Faktor teknologi informasi spasial mempengaruhi pola teritorialitas pengemudi ojek daring dalam mengontrol serta mempertahankan teritorinya berdasarkan ciri-ciri pelayanan yang dilakukan oleh pengemudi.

With a congestion level reaching 53%, the people of DKI Jakarta need alternative modes of transportation to minimize travel time. By combining the development of information technology and the concept of motorcycle taxis, an alternative transportation was born, namely online motorcycle taxis. The concept of online motorcycle taxis, which uses technical assistance in selecting passengers as well as the route they travel, makes online motorcycle taxi drivers not dependent on their environment knowledge and have unlimited space. This makes territoriality a more complex spatial strategy to influence and control the form of spatial behavior between individuals and their environment. So the focus of this research is focused on online motorcycle taxi drivers in how to build, shape and control territoriality and how the factors of spatial information technology from online motorcycle taxi companies influence it. This research was conducted at Pancawarga I Street, Cipinang Besar Selatan Sub-district, East Jakarta. By using a spatial descriptive qualitative method that is used to explain the territorial patterns of online motorcycle taxi drivers. In this study it was found that the territorial pattern of online motorcycle taxi drivers on Pancawarga I Street has a pattern of continuity. The driver’s environmental knowledge greatly influences territorial patterns. With a strong environmental knowledge, it has a territorial pattern with a high degree of continuity. Meanwhile, low environmental knowledge has a low pattern of continuity. The spatial information technology factor affects the territorial patterns of online motorcycle taxi drivers in controlling and maintaining their territory based on the characteristics of the services done by the driver."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abyan Rafi Haidar
"Pengendara ojek online yang memiliki durasi dan frekuensi berkendara yang tinggi merupakan salah satu kelompok pengendara dengan risiko terbesar ketika berkendara. Oleh karena itu penting bagi pengendara ojek online untuk selalu menerapkan perilaku keselamatan berkendara. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prevalensi perilaku keselamatan berkendara dan menganalisis faktor faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan berkendara pada pengendara ojek online Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional menggunakan kuesioner Indonesian Motorcycle Rider Behavior Questionnaire (MRBQ) serta kuesioner tambahan lainnya yang disebar secara daring dan luring terhadap 100 pengendara ojek online Kota Depok. Variabel yang diteliti adalah faktor internal (usia, tingkat pendidikan, masa kerja, pengalaman kecelakaan, keterampilan berkendara, persepsi risiko, sikap) dan faktor eksternal (keikutsertaan pelatihan berkendara) serta perilaku keselamatan berkendara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 61% pengendara ojek online yang memiliki perilaku keselamatan berkendara baik. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara sikap, persepsi risiko, dan keikutsertaan pelatihan terhadap perilaku keselamatan berkendara. berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya pengendalian dengan cara mengidentifikasi perilaku berkendara pada pengendara dengan cara melakukan evaluasi berkala, mengembangkan program pelatihan yang bersifat interaktif dan berkelanjutan, serta memanfaatkan teknologi pada aplikasi untuk membantu melakukan evaluasi, edukasi, dan sosialisasi keselamatan berkendara.

Online motorcycle taxi riders are one of the groups of riders with the greatest risk when riding because of their high duration and frequency of riding. Therefore, it is important for online motorcycle taxi riders to always implement safety riding behavior. This study aims to identify the prevalence of safety riding behavior and analyze the factors associated with safety riding behavior among online motorcycle taxi drivers in Depok. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design using the Indonesian Motorcycle Rider Behavior Questionnaire (MRBQ) and other additional questionnaires distributed online and offline to 100 online motorcycle taxi riders in Depok. The variables studied were internal factors (age, education level, years of service, accident experience, riding skills, risk perception, attitudes) and external factors (participation in safety riding training) as well as safety riding behavior itself. The results showed that there were 61% of online motorcycle taxi riders who had good safety riding behavior. It was also found that there was a significant relationship between attitude, risk perception, and participation in safety riding training. Based on these results, it is necessary to carry out various control efforts to improve safety riding behavior by identifying riding behavior in motorists by conducting periodic evaluations, developing interactive and sustainable training programs, and utilizing the technology through applications to help evaluate, educate, and socialize safety riding on online motorcycle taxi riders"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Mauldivita
"Selama periode 1990-2013, laju pertumbuhan jumlah sepeda motor di DKI Jakarta mencapai 12 persen/tahun, delapan kali lipat laju pertumbuhan penduduk. Hal ini merupakan potensi persoalan besar bagi perekonomian DKI Jakarta. Studi ini menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah sepeda motor, inefisiensi penggunaanya dan potensi beban subsidi BBM. Berdasarkan analisis ekonometrika maupun data primer, disimpulkan bahwa faktor utama penentu pertumbuhan sepeda motor adalah pendapatan per kapita, tarif riil angkutan umum dalam kota, harga riil sepeda motor dan harga riil BBM. Sedangkan kebijakan kenaikan BBM tahun 2005 terbukti memicu kenaikan penggunaan sepeda motor. Sekalipun sepeda motor, merupakan alat transportasi termurah dan tercepat untuk jarak pendek (≤ 15 kilometer) namun secara ekonomi penggunaanya mahal/tidak efisien. Misalnya, jumlah sepeda motor yang ada sudah empat kali lebih besar dibandingkan dengan yang dibutuhkan, yang menimbulkan masalah pemborosan energi. Bila subsidi BBM tetap Rp.1000/liter, hasil proyeksi menunjukkan bahwa akumulasi potensi subsidi BBM 2016-2020 dapat mencapai Rp.46 triliun.

During the period 1990-2013, the rate of growth in the number of motorcycles in DKI Jakarta reached 12 percent / year, the rate eightfold of population growth. This is a potential problem for the economy of DKI Jakarta. This study analyzes the factors that influence the number of motorcycles, the inefficiency of its use and the potential burden of fuel subsidies. Based on the econometric analysis and primary data, it was concluded that the determining factor for the growth of the motorcycle is income per capita, real rates of public transport in the city, the real price of a motorcycle and the real price of fuel. While the fuel price hike policy in 2005 proved to trigger an increase in the use of motorcycles. Even motorcycles, the cheapest and fastest means of transportation for short distances (≤ 15 kilometers), but its use is economically expensive / not efficient. For example, the number of motorcycles that there are already four times greater than required, which raises the problem of energy wastage. When the fuel subsidies remain Rp.1000 / liter, the projection indicates that the accumulation potential fuel subsidy from 2016 to 2020 can reach Rp.46 trillion."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43620
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Fadillah
"Aktivisme digital melalui media sosial kerap kali dilakukan oleh pengemudi ojek online untuk melakukan perlawanan atau resistensi terhadap penyedia layanan dalam konteks menolak kebijakan yang merugikan mitra pengemudi ojek online. Penelitian-penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa aktivisme digital melalui media digital memiliki kelebihan dan sering kali berhasil dalam mencapai tujuannya, yaitu terakomdasi tuntutan/keluhannya. Peneliti tidak sepenuhnya setuju dengan studi sebelumnya, peneliti berpendapat bahwa aktivisme digital yang dilakukan melalui media sosial oleh pengemudi ojek online tidak sepenuhnya efektif dalam memperjuangkan hak-haknya karena media digital memiliki kelemahan. Media sosial memiliki kemampuan untuk menghubungkan orang dengan mudah, namun media sosial justru mengarah kepada isolasi individu, terutama karena kelemahan koneksi online alternatif dibandingkan dengan pertemuan tatap muka tradisional. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui studi pustaka, studi dokumen, dan wawancara mendalam dengan sejumlah mitra pengemudi ojek online.

Digital activism through social media is often carried out by online motorcycle taxi drivers to fight or resistance against service providers in the context of rejecting policies that disserve online motorcycle taxi driver partners. Previous studies have stated that digital activism through digital media has advantages and is often successful in achieving its goals, to accommodate their demands/complaints. Researchers do not fully agree with previous studies, researchers argue that digital activism carried out through social media by online motorcycle taxi drivers is not fully effective in fighting for their rights because digital media has weaknesses. Social media has the ability to easily connect people, but social media leads to isolation of individuals, mainly because of the disadvantages of alternative online connections compared to traditional face-to-face meetings. The data in this study were obtained through literature study, document study, and in-depth interviews with a number of online motorcycle taxi driver partners."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Putri Habibah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sikap, pencarian sensasi dan norma kelompok terhadap perilaku berisiko berkendara. Variabel yang diteliti adalah sikap, pencarian sensasi, norma kelompok, dengan karakteristik jenis kelamin, usia, jumlah tanggungan dan pelatihan keselamatan berkendara. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang didukung dengan wawancara. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 156 pengendara ojek daring yang bekerja di wilayah DKI Jakarta. Analisis data dilakukan secara bivariat dengan uji chi square dan multivariat dengan regresi logistik menggunakan SPSS 25. Didapatkan proporsi perilaku berkendara dengan risiko pada pengendara ojek daring sebesar 62,8%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap, pencarian sensasi, dan norma kelompok memiliki hubungan yang signifikan berhubungan dengan perilaku berkendara ojek daring dengan pencarian sensasi sebagai variabel yang dominan.

The objective of this research was to identify the relations between attitude, sensation seeking, and group norms and risky riding behavior. The variables studied were attitude, sensation seeking, group norms, with socio-demographic variables which are commonly found to influence road user behavior such as gender, age, number of dependents, and education of safe riding. A questionnaire survey was conducted on 156 online motorcycle taxi riders working in Jakarta. Data analysis performed bivariate with the Chi-Square test and multivariate with logistic regression using SPSS. Results showed that the proportion of risky riding behavior of online motorcycle taxi riders reaches 62,8%. Attitudes, sensation seeking, and group norms had a significant association with riding behavior, with sensation-seeking as the dominant variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Nugroho Harlianto
"Pendahuluan: WHO melaporkan bahwa setidaknya terdapat 1,24 juta kematian per tahun di dunia akibat kecelakaan lalu lintas. Tanpa intervensi, jumlah ini akan terus meningkat hingga mencapai 1,9 juta kematian per tahun pada tahun 2020. Tingginya fatalitas dapat dikurangi dengan adanya penetapan peraturan yang memadai untuk penggunaan pelindung bagi pengendara sepeda motor.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode cross-sectional untuk mengetahui hubungan karakteristik luka dengan peran pengguna sepeda motor (pengemudi/penumpang). Data diambil dari Laporan Pemeriksaan Forensik RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tahun 2014.
Hasil: Didapati jumlah korban kecelakaan sepeda motor pada RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo sebesar 206 jiwa, 177 di antaranya memiliki keterangan sebagai pengemudi atau penumpang sepeda motor. Proporsi jumlah pengemudi dan jumlah penumpang pada kecelakaan sepeda motor di Jakarta adalah 3,92:1, yaitu 141 pengemudi dan 36 penumpang. Frekuensi luka pada anggota tubuh pada kasus kecelakaan sepeda motor di Jakarta terbanyak pada bagian ekstremitas atas (93.79%), diikuti oleh kepala, wajah, dan leher (93,22%), ekstremitas bawah (89,27%), thorax (75,71%) dan abdomen (40,68%). Keparahan luka pada kasus kecelakaan sepeda motor di Jakarta didominasi oleh luka skala 1, diikuti luka skala 2, dan luka skala 3. Tidak terdapat hubungan antara keparahan luka dan jumlah luka dengan posisi pengendara sepeda motor (p>0.05).
Pembahasan: Tidak adanya hubungan karakteristik luka pada pengguna sepeda motor terjadi karena pengguna sepeda motor mengalami pola dinamika yang sama saat tabrakan. Mempertimbangkan tidak adanya perbedaan frekuensi, keparahan, dan jumlah luka pada pengemudi dan penumpang sepeda motor, maka alat pelindung perlu digunakan oleh keduanya.

Introduction: Road Traffic Accident (RTA) has become a global problem. WHO reported that at least 1,24 million deaths due to RTA occur each year. Without intervention, this number will increase to 1,9 million deaths per year in 2020. Laws regarding safety driving only protect 7% of world population. This study is aimed to increase reference regarding protection for safety driving, focused on injury characteristic on motorcycle rider and pillion.
Method: Design of the study is cross-sectional. Data were extracted from Forensic Report of Dr. Cipto Mangunkusumo Public Hospital year 2014. Number of RTA involving motorcycle is 206 case, 177 case fulfill inclusion and exclusion criteria.
Result: Proportion of riders compared to pillion is 3,92:1, composed of 141 riders and 36 pillions. Frequency of injury from highest to lowest is; upper extremity, head, face and neck, lower extremity, thorax, and abdmen. Injury severity from the most frequent to least frequent is; scale 1 injury, scale 2 injury, and scale 3 injury.
Discussion: Frequency of injury, severity, number of injury is not significantly related to position of motorcycle rider both rider or pillion (p>0,05). No difference in injury pattern between rider and pillion is caused by similiar dynamic pattern.Considering no significant relation of frequency, severity, and number of injury to motorcycle rider and pillion, both has to be protected.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yosy Rosalyn Widodo
"ABSTRAK
Kelelahan pada pengemudi taksi dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu-lintas. Selain itu juga dapat menurunkan produktivitas kerja. Berdasarkan data kehadiran pengemudi di perusahaan taksi ?X? di Jakarta, dapat dilihat bahwa angka absensi bulan Mei 2015 sebesar 17,5%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan derajat kelelahan dan selisih rerata waktu reaksi dengan jadwal hari kerja pada pengemudi taksi beserta faktor risiko individu (umur, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, IMT, ukuran lingkar pinggang) dan faktor risiko pekerjaan (shift kerja, masa kerja, lama kerja, lama istirahat, dan jumlah kilometer).
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2015 di perusahaan taksi ?X? di Jakarta dengan jumlah responden 93 orang. Derajat kelelahan diukur menggunakan KAUPK2, sedangkan selisih rerata waktu reaksi didapatkan dari penghitungan rerata waktu reaksi setelah mengemudi dikurangi rerata waktu reaksi sebelum mengemudi. Responden yang dianalisis mengenai selisih rerata waktu reaksinya adalah pengemudi yang derajat kelelahannya termasuk dalam kategori ?tidak lelah?. Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian potong lintang komparatif.
Sebagian besar derajat kelelahan pengemudi taksi termasuk kategori ?tidak lelah? (91,2%) dan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jadwal kerja terhadap kelelahan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kelelahan kerja antara pengemudi jadwal 2-1 dan jadwal 3-1. Secara statistik dari 93 responden yang derajat kelelahannya termasuk dalam kategori ?tidak lelah?. ternyata 46 orang (49,5%) mengalami pemanjangan selisih rerata waktu reaksi. Titik potong data selisih rerata waktu reaksi dari 93 responden didapatkan dari penghitungan persentil 50, diperoleh angka 43,79 ms. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pemanjangan selisih rerata waktu reaksi dengan nilai titik potong 43,79 ms pada hampir sebagian besar pengemudi yang secara subyektif tidak merasakan kelelahan. Hal ini juga terlihat dari adanya selisih rerata waktu reaksi yang bermakna antara pengukuran waktu reaksi sebelum dan setelah mengemudi.

ABSTRACT
Fatigue condition on taxi driver can cause traffic accident. It also lowered work productivity. Based on May 2015 absenteeism data of ?X? taxi company in Jakarta, there was 17,5% drivers were absent on duty. This research aims to compare fatigue degrees and the difference of average reaction time between driver?s schedule 2-1 and 3-1 on taxi drivers with the following individual risk factors (age, smoking, sport, BMI, and waist circumference) and working risk factors ( shift of work, length term of work, duration of driving on duty, duration of rest on duty, and length of kilometer on duty).
This research was held in one of taxi?s company in Jakarta on September 2015 with 93 respondents. Fatigue degrees was measured by KAUPK2 and the difference of average reaction time was calculated by subtraction between before and after driving mean reaction time. The difference of average reaction time analysis was made only for the drivers who was in ?not tired? category based on fatigue degrees. It is an analytic observational study with comparative cross sectional method.
Most of the taxi drivers (92,1%) were in ?not tired? fatigue degree and there was no statistically association between taxi driver?s schedule and fatigue condition. So, it was no difference fatigue condition between drivers with 2-1 and 3-1 schedule. Statistically there was 49,5% drivers who was in ?not tired? category but did have lengthening in the difference of average reaction time. The difference of average reaction time?s cut off point was made by percentiles 50 which result was 43,79 ms. The conclusion is there was a lengthening in the difference of average reaction time with 43,79 ms cut off point among subjectively ?not tired? drivers. It also reflected on there was statistically association between the difference before and after driving mean reaction time.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasti Oktora
"Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan salah satu bentuk perlindungan sosial dibidang kesehatan. Sektor informal atau pekerja bukan penerima upah memiliki persentase paling rendah dibandingkan dengan peserta lainnya.
Tujuan penelitian ini mengetahui determinan willingness to pay iuran jaminan kesehatan pada pengemudi ojek pangkalan di Kota Depok.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan design potong lintang. Metode pemilihan ojek pangkalan dilakukan dengan sistem random sampling, sedangkan pemilihan responden dilakukan secara accidental.
Hasil penelitian diperoleh, umur, pendapatan keluarga, dan pengetahuan mempengaruhi kesediaan membayar iuran. Rerata kesediaan membayar iuran pada kelas III sebesar Rp. 19.364,-, kelas II Rp. 27.439,- dan kelas I Rp 37.159,-

The National Health Insurance (Jaminan Kesehatan Nasional ?JKN) is one from of social protection in health. The informal sector or non-wage workers have the lowest percentage compared with oyher participants.
The purpose of this study is to know the derteminats of willingness to pay for health insurance contributions on traditional motorcycle taxi drivers in Depok City.
This is a quantitative research with a cross sectional design. The method of selecting traditional motorcycle taxi drivers was conducted with a random sampling method, while the selection of respondents was made accidentally.
The study results obtained ware age, family income, and knowledge affecting the willingness to pay for health insurance contributions. The means of willingness to pay for contributions were IDR 19,364,- for class III, IDR 27, 439,- for class II, and IDR 37159 for class I.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>