Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226866 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rose Helena Vidia
"Tingginya tingkat stres pada mahasiswa menunjukkan adanya ketidakmampuan untuk meregulasi emosi terhadap permasalahan akademik yang dialami. Perbedaan kemampuan regulasi emosi antar mahasiswa berhubungan dengan pola asuh yang diterapkan oleh orang tua kepada individu di masa lampau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara perceived parenting style dengan emotion regulation pada mahasiswa di Indonesia. Penelitian ini melibatkan 146 mahasiswa di Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Parental Authority Questionnaire (PAQ) dan Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Analisis statistik korelasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara perceived authoritative parenting style dengan strategi regulasi emosi cognitive reappraisal. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat perceived authoritative parenting style yang dipersepsikan, semakin tinggi pula kecenderungan individu untuk meregulasi emosi dengan tipe cognitive reappraisal. Hasil lainnya ditemukan bahwa perceived authoritarian parenting style tidak berhubungan dengan tipe regulasi emosi manapun. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa authoritative parenting style dapat mempromosikan penggunaan cognitive reappraisal sebagai strategi regulasi emosi yang adaptif untuk mahasiswa.

The high levels of stress among university students indicate an inability to regulate emotions in response to academic problems experienced by individuals. Differences in emotion regulation abilities among students are related to the parenting styles applied by their parents in the past. This study aims to determine whether there is a relationship between perceived parenting style and emotion regulation among university students in Indonesia. The study involved 146 students in Indonesia, aged 18-25 years. The instruments used in this study were the Parental Authority Questionnaire (PAQ) and the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Correlation statistical analysis in this study showed a significant positive relationship between perceived authoritative parenting style and the emotion regulation strategy of cognitive reappraisal. This indicates that the higher the level of perceived authoritative parenting style, the higher the tendency for individuals to regulate their emotions using cognitive reappraisal. Other findings revealed that perceived authoritarian parenting style was not related to any type of emotion regulation. This study implies that authoritative parenting style can promote the use of cognitive reappraisal as an adaptive emotion regulation strategy for university students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shafiyyah Atiqatush Shabihah
"Banyaknya tekanan akademik yang dimiliki mahasiswa membuat mahasiswa cenderung mengalami burnout akademik. Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan terjadinya burnout akademik adalah kualitas tidur yang dimiliki mahasiswa. Penelitian mengenai hubungan antara kualitas tidur dan burnout akademik telah banyak ditemukan, namun mediator potensial dari hubungan ini masih jarang dibahas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran mediasi regulasi emosi, yakni cognitive reappraisal dan expressive suppression, dalam hubungan antara kualitas tidur dan burnout akademik pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan kepada 240 mahasiswa aktif di Indonesia dengan rentang usia 18-24 tahun yang diperoleh dengan menggunakan metode convenience sampling. Instrumen penelitian yang digunakan mencakup Academic Burnout Scale (ABS), translasi dari Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), dan translasi dari Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Hasil analisis menggunakan PROCESS Hayes menunjukkan tidak adanya peran yang signifikan dari mediasi cognitive reappraisal dan expressive suppression dalam hubungan antara kualitas tidur dan burnout akademik. Meski demikian, penelitian ini mempertegas adanya hubungan yang kuat antara kualitas tidur dan burnout akademik pada mahasiswa.

The academic pressure faced by students often leads to academic burnout. One of the factors commonly associated with academic burnout is the quality of sleep among students. It is well established that poor sleep quality directly increases academic burnout, but potential mediators of this relationship remain poorly understood. This study aims to examine the mediating role of emotion regulation, specifically cognitive reappraisal and expressive suppression, in the relationship between sleep quality and academic burnout among students. The study involved 240 active students in Indonesia aged 18-24, selected through convenience sampling. Research instruments included the Academic Burnout Scale (ABS), a translated version of the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), and a translated version of the Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Analysis using the PROCESS by Hayes revealed no significant mediating role of cognitive reappraisal and expressive suppression in the relationship between sleep quality and academic burnout. Nevertheless, the study reinforces the strong relationship between sleep quality and academic burnout among students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Nuraini Amalia
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat kontribusi tiap-tiap dimensi keberfungsian keluarga terhadap stres akademik. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberfungsian keluarga ialah Family Assesment Device FAD versi 3. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres akademik adalah Educational Stress Scale for Adolescents ESSA . Partisipan pada penelitian ini adalah 274 mahasiswa berusia 18- 21 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dimensi keberfungsian keluarga yang memiliki kontribusi yang signifikan dalam memprediksi stres akademik. Berdasarkan hasil multiple regression, dimensi keberfungsian keluarga yang memiliki kontribusi signifikan dalam memprediksi stres akademik adalah komunikasi.

This research was conducted to examine the contribution of each dimension of family functioning towards academic stress. The instrument used to measure family functioning was Family Assessment Device FAD version 3. The instrument used to measure academic stress was Educational Stress Scale for Adolescents ESSA . Participants in this study were 274 college students aged 18 21 years.
The results showed that there are dimensions of family functioning which had a significant contribution in predicting academic stress. Based on the result of multiple regression, the dimension of family functioning which has a significant contribution in predicting academic stress is communication.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S69409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Junita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan dari tingkat stres dengan strategi emotion-focused coping: fangirling/fanboying pada mahasiswa, khususnya mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik cluster random sampling. Penelitian ini melibatkan 439 mahasiswa di Universitas Indonesia, Data analisis dengan menggunakan Chi-Square untuk mengetahui hubungan yang bermakna antara tingkat stres dan strategi emotion-focused coping: fangirling/fanboying berdasarkan bentuk, waktu, dan durasi kegiatan. Hasil uji statistik diperoleh p=0,019 berdasarkan bentuk kegiatan dan <0,001 berdasarkan durasi kegiatan, artinya ada hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan strategi emotion-focused coping: fangirling/fanboying pada mahasiswa berdasarkan bentuk dan durasi kegiatan. Sedangkan untuk waktu kegiatan, didapatkan p=0,814, artinya tidak terdapat adanya hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan strategi emotion-focused coping: fangirling/fanboying pada mahasiswa berdasarkan waktu kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres pada mahasiswa Universitas Indonesia berada pada tingkat sedang (73,8 %), tingkat ringan (11,8%), dan tingkat tinggi (14,4%). Kesimpulannya, mahasiswa harus menemukan bentuk kegiatan strategi koping yang tepat bagi dirinya yang dilakukan dalam durasi waktu yang tepat dan terbatas agar tidak memberikan dampak yang buruk bagi tingkat stres mahasiswa.

This research aims to identify the relationship between stress levels and emotion-focused coping strategies: fangirling/fanboying in students, especially University of Indonesia students. This study used a cross-sectional design with cluster random sampling technique. This research involved 439 students at the University of Indonesia. Data analysis used Chi-Square to determine the significant relationship between stress levels and emotion-focused coping strategies: fangirling/fanboying based on the form, time and duration of the activity. The statistical test results obtained p=0.019 based on the form of activity and <0.001 based on the duration of the activity, meaning that there is a significant relationship between stress levels and emotion-focused coping strategies: fangirling/fanboying in students based on the form and duration of the activity. Meanwhile, for activity time, p=0.814 was obtained, meaning that there was no significant relationship between stress levels and emotion-focused coping strategies: fangirling/fanboying in students based on activity time. The research results showed that the stress level of University of Indonesia students was at a moderate level (73.8%), mild level (11.8%), and high level (14.4%). In conclusion, students must find the right form of coping strategy activity for themselves which is carried out in the right and limited time duration so that it does not have a bad impact on the student's stress level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Aprianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia. Perceived social support diukur dengan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988) dan psychological well-being diukur menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1898). Partisipan pada penelitian ini adalah 131 mahasiswa perantau tahun pertama yang baru pertama kali tinggal terpisah dengan orang tuanya, yang terdiri dari 99 orang wanita (75.6%) dan 32 orang laki-laki (24.4%). Pearson?s Correlation digunakan untuk mengukur hubungan antara perceived social support dan psychological well-being.
Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia (r=0.307, n=131, p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi perceived social support pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia maka semakin tinggi juga psychological well-being-nya.

This research was conducted to find the correlation between perceived social support and psychological well-being among first-year migrant students at Universitas Indonesia. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988) and psychological well-being was measured using Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1898). The participant of this research are 131 first-year student who lived appart from their parent for the first time, which consists of 99 female (75.6%) and 32 male (24.4%). Pearson's correlation is used to calculate the relation of perceived social support and psychological well-being.
The main result of this research shows that there is a positive and significant relation between perceived social support and psychological well-being among first-year imigrant student at Universitas Indonesia (r=0.307, n=131, p=0.000, significant at L.o.S 0.01). This means, the higher perceived social support, the higher psychological well-being among first-year imigrant students at Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jasmine Finiandria Kushandita
"Program magang yang tersedia untuk mahasiswa memberikan berbagai manfaat untuk pengembangan keterampilan dan pengalaman profesional mahasiswa. Namun, mahasiswa juga dihadapkan dengan kesulitan terkait dengan tuntutan pekerjaan yang dapat menyebabkan stres kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara stres kerja dan keterlibatan kerja serta peran moderasi dari perceived social support pada mahasiswa magang. Partisipan berjumlah 107 mahasiswa aktif Universitas Indonesia berusia 18-25 tahun yang sedang melakukan magang. Penelitian ini menemukan bahwa 24,6% varians skor keterlibatan kerja dapat dijelaskan oleh stres kerja dan perceived social support secara signifikan (p<0,05). Stres kerja (β=-0,272, t(103)=-3,589, p<0,05) dan perceived social support (β=0,269, t(103)=4,541, p<0,05) berhubungan dengan keterlibatan kerja mahasiswa magang secara signifikan. Hasil analisis moderasi menunjukkan bahwa perceived social support tidak dapat memoderasi hubungan stres kerja dan keterlibatan kerja mahasiswa magang (β=0,0045, t(103)=0,6063, p>0,05).

.The internship programs for university students provide various benefits for skill developments and professional experiences. However, students are also faced with difficulties related to job demands that may cause job stress. This study aimed to examine the relationship between job stress and job involvement and the moderating role of perceived social support in internship students. The 107 participants were active Universitas Indonesia students aged 18-25 years old who were doing internships. This study found that 24.6% of the variance in job involvement scores could be explained by job stress and perceived social support significantly (p<.05). Job stress (β=-.272, t(103)=-3.589, p<.05) and perceived social support (β=.269, t(103)=4.541, p<.05) were significantly associated with interns' job involvement. The moderation analysis results showed that perceived social support could not moderate the relationship between job stress and job involvement of student interns (β=.0045, t(103)=.6063, p>.05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Qamara Rahmah
"Loyalitas mahasiswa atau student loyalty merupakan komitmen jangka panjang yang dimiliki oleh mahasiswa dan berperan penting dalam pengembangan layanan pendidikan di institusi pendidikan tinggi secara berkelanjutan, baik dalam dukungan finansial maupun rekomendasi kepada orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran student satisfaction sebagai mediator dalam hubungan sense of belonging dan student loyalty. Penelitian ini melibatkan 120 mahasiswa sarjana yang mengikuti perkuliahan minimal di semester 6 dengan tiga instrumen penelitian, yakni UBQ, Student Satisfaction, dan Student Loyalty. Analisis statistik melalui PROCESS v4.2 membuktikan bahwa student satisfaction memediasi hubungan sense of belonging dan student loyalty (β=0,149, BootSE = 0,027, CI95% [0,09/0,20]), serta terdapat hubungan langsung (direct effect) antara sense of belonging dan student loyalty (β = 0,170, p<0,01). Sehingga dapat disimpulkan bahwa secara parsial student satisfaction memediasi hubungan sense of belonging dengan student loyalty. Dari hasil penelitian ini disarankan perguruan tinggi meningkatkan sense of belonging dan student satisfaction melalui kualitas layanan pendidikan untuk mempertebal loyalitas mahasiswa mereka.

Student loyalty is a long-term commitment owned by students and plays an important role in the development of educational services in higher education institutions on an ongoing basis, both in financial support and recommendations to others. This study aims to determine the role of student satisfaction as a mediator in the relationship between sense of belonging and student loyalty. This study involved 120 undergraduate students who attended lectures at least in semester 6 with three research instruments, namely UBQ, Student Satisfaction, and Student Loyalty. A statistical analysis through PROCESS v4.2 demonstrated that student satisfaction plays a mediating role in the relationship between sense of belonging and student loyalty, with the indirect effect being β = 0.149, BootSE = 0.027, and a CI95% [0.09/0.20] and a significant direct effect between sense of belonging and student loyalty, with β = 0.170, p <0.01. It can be concluded that student satisfaction partially mediates the relationship between sense of belonging and student loyalty. Based on the results of this study, it is recommended that universities enhance both sense of belonging and student satisfaction through the quality of educational services in order to strengthen the loyalty of their students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Adriani Ariyantoputri
"Hustle culture pada mahasiswa dapat memengarui tingkat kesejahteraan mereka. Secara khusus, mahasiswa berkewajiban menyelesaikan studi dengan baik dan membutuhkan ketersediaan dukungan sosial yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis terhadap kepuasan hidup mahasiswa. Keseluruhan partisipan berjumlah 130 orang yang berusia 18–25 tahun (M = 21,03, SD = 1,034) dan merupakan mahasiswa aktif Universitas Indonesia. Variabel pada penelitian ini diukur menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis secara bersama-sama berperan signifikan terhadap kepuasan hidup (R2 = 0,288, F(2, 127) = 25,624, p = 0,000). Perguruan tinggi diharapkan dapat membuat program yang memfasilitasi dukungan sosial sekaligus meningkatkan prestasi akademis mahasiswa.

Hustle culture among college students can influence their level of well-being. Specifically, college students must complete their studies well and they need adequate social support. This study aims to examine the role of perceived social support and academic achievement on students' life satisfaction. There are a total of 130 participants aged 18–25 (M = 21,03, SD = 1,034) who are active students at the University of Indonesia. Variables in this study were measured using Satisfaction with Life Scale (SWLS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Grade Point Average (GPA). The results of the study indicate that perceived social support and academic achievement simultaneously contribute to life satisfaction (R2 = 0.288, F(2, 127) = 25.624, p = 0.000). Universities are encouraged to develop programs that facilitate students' social support while also enhancing their academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Ria Fuzy Oktavia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan tipe nilai dan kecurangan akademik pada mahasiswa Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan alat ukur Portrait Value Questionnaire (PVQ) dari Schwartz (1992) untuk mengukur nilai dan menggunakan alat ukur kecurangan akademik dari Lin dan Wen (2000) untuk mengukur perilaku kecurangan akademik. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian pada 179 mahasiswa menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara tiga tipe nilai yaitu tipe nilai self direction, conformity, universalism, dengan kecurangan akademik. Dengan kekuatan korelasi yang cukup lemah self direction (r= -.193; n= 179; p <0,001, one tail), conformity (r =-.198; n= 179; p <0,001, one tail) dan universalism (r= -.0148; n= 179; p <0,001, one tail). Karena lemahnya korelasi antara kedua variabel, maka terdapat beberapa saran yang direkomendasikan untuk penelitian selanjutnya mengenai kecurangan akademik dan nilai.

This research is using Portrait Value Questionnaire (PVQ) from Schwartz (1992) for measuring values, and using academic dishonesty questionnaire from Lin and Wen (2000) for measuring academic dishonesty behavior. This research is conducted to describe correlation between type of values and academic dishonesty in University of Indonesia students. This study is a correlation study with quantitative approach. A sample of 179 college students was used to investigate the relationship between values and academic dishonesty behavior. The result indicate that there is a relationship between three type of values self direction, conformity, and universalism with academic dishonesty behavior. With weak correlation self direction (r= -.193; n= 179; p <0,001, one tail), conformity (r =-.198; n= 179; p <0,001, one tail) dan universalism (r= -.0148; n= 179; p <0,001, one tail) . Based on the advice given in the thesis, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Mustapa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga (family functioning) dan penyesuaian diri sosial (social adjustment) pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Kualitas keberfungsian keluarga termasuk di dalamnya kohesivitas dan fleksibilitas membantu proses penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993). Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan instrument Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) dan Family Communication Scale (FCS). Penyesuaian diri sosial diukur menggunakan instrument Student Adaptation to College Questionaire (SACQ) dengan item dari dimensi sosial. Total partisipan dalam penelitian ini adalah 315 orang yang merupakan mahasiswa baru Universitas Indonesia dan tersebar di 14 fakultas. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri sosial (r = 0.05, p>0.01).

This research was conducted to find the correlation between family functioning and social adjustment among freshmen in University of Indonesia. The quality of family functioning including cohesiveness and flexibility helps the process of social adjustment among freshmen (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993). Family functioning was measured by Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS), and social adjustment was measured by Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) with the item from social dimension. There were 315 participants from 14 faculties in University of Indonesia who participated in this research. The result show there is no significant relationship between family functioning and social adjustment (r = 0.05, p>0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>