Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147913 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriani
"Lansia diabetesi membutuhkan bantuan keluarga dalam menjalani manajemen diabetes yang bersifat lama. Namun sejauh mana kemampuan keluarga dalam manajemen perawatan diabetes turut dipengaruhi oleh efikasi diri. Penelitian kuasi eksperimental (dengan kontrol grup) ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberdayaan keluarga: edukasi, komunikasi, manajemen stres (EKOMS) terhadap efikasi diri keluarga, kontrol glikemik dan status fungsional lansia diabetesi. Sebanyak 70 pelaku rawat lansia diabetesi yang dipilih dengan teknik multistage random sampling dan terbagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Pengukuran post-test dilakukan pada pekan ke-6 dan ke-12 dengan menggunakan instrumen Family-carer diabetes management self-efficacy scale (F-DMSES) yang diadaptasi dalam bahasa Indonesia untuk melihat efikasi diri keluarga, Functional independence measure (FIM) untuk melihat status fungsional, dan pemeriksaan darah tepi untuk pemeriksaan kadar gula darah puasa sebagai indikator kontrol glikemik. Hasil analisis didapatkan terdapat perbedaan rerata efikasi diri keluarga, kontrol glikemik dan status fungsional lansia diabetesi antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol pada post test pertama (p value <0.001; 0.017; 0.005) dan post test kedua (p value <0.001; 0.002; 0.024). Analisis lebih lanjut menunjukkah bahwa 71.4% efikasi diri keluarga dipengaruhi oleh intervensi pemberdayaan keluarga: EKOM, 12.8% kontrol glikemik dipengaruhi pemberdayaan keluarga EKOMS dan durasi menyandang DM, serta 16% status fungsional lansia diabetesi dipengaruhi oleh usia dan penyakit penyerta. Intervensi pemberdayaan keluarga: EKOMS efektif meningkatkan efikasi diri keluarga, kontrol glikemik dan status fungsional lansia diabetesi. Direkomendasikan untuk mengintegrasikannya dalam standar pelayanan keperawatan keluarga.

Elderly diabetics need family assistance in undergoing long term diabetes management. However, the extent of family ability in diabetes care management is also influenced by selfefficacy. This quasi-experimental study (with group control) aims to determine the effect of family empowerment: education, communication, stress management (EKOMS) on family self-efficacy, glycemic control and functional status of elderly diabetics. A total of 70 diabetics were selected using multistage random sampling technique and divided into intervention and control groups. Post-test measurements were carried out in weeks 6 and 12 using the Family-carer diabetes management self-efficacy scale (F-DMSES) instrument adapted in Indonesian to measure family self-efficacy, Functional independence measure (FIM) to measure functional status, and peripheral blood examination to check fasting blood sugar levels as an indicator of glycemic control. The results of the analysis found that there were differences in the mean family self-efficacy, glycemic control and functional status of elderly diabetics between the intervention group and the control group in the first post test (p value <0.001; 0.017; 0.005) and the second post test (p value <0.001; 0.002; 0.024). Further analysis showed that 71.4% of family self-efficacy was affected by the family empowerment: EKOMS, 12.8% of glycemic control was influenced by EKOMS family empowerment and duration of DM, and 16% of functional status of elderly diabetics was influenced by family empowerment: EKOMS, age and comorbidities. Family empowerment intervention: EKOMS is effective in improving family self-efficacy, glycemic control and functional status of elderly diabetics. It is recommended to integrate it in family nursing service standards."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Wijayanthie
"

ABSTRAK

Latar belakang: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minyak zaitun dan minyak bekatul  terhadap kontrol glikemik dan profil lipid pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.

Metode: 10 subjek menerima 15 ml / hari minyak zaitun dan minyak bekatul. Kadar glukosa darah puasa, glukosa postprandial, kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), dan trigliserida (TG) diukur. Subjek dicross over setelah periode wash out. Data dianalisis menggunakan uji-t berpasangan atau uji Wilcoxon yang sesuai dalam kelompok minyak bekatul dan minyak zaitun.

Hasil: perubahan glukosa darah puasa, glukosa postprandial, kolesterol total, LDL, dan TG tidak berbeda secara signifikan pada kedua kelompok. Namun, secara signifikan menurunkan kadar HDL diamati pada dua kelompok.

Kesimpulan: Minyak bekatul dan minyak zaitun tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar glukosa darah puasa dan glukosa postprandial.

 

Kata kunci: DM tipe 2; minyak bekatul; minyak zaitun; kontrol glikemik; profil lipid


ABSTRACT

Background: The aim of this study was to determine the effect of extra virgin olive oil (EVOO) and rice bran oil (RBO) on glycemic control and lipid profile in patients with type 2 diabetes mellitus (DM).

Methods: 10 subjects received 15 ml/day of EVOO and RBO. Fasting blood glucose, postprandial glucose, total serum cholesterol, low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), and triglyceride (TG) were measured. Subjects were cross-covered after wash out. Data were analyzed using paired t-test or Wilcoxon test as appropriate in the group RBO and EVOO.

Results: the changes of fasting blood glucose, postprandial glucose, total cholesterol, LDL, and TG were not significantly different in the two groups. However, significantly decreased the levels of HDL were observed in two groups.

Conclusion: RBO and EVOO no significant influence on the levels of fasting blood glucose and postprandial glucose.

 

Keywords: type 2 DM; EVOO; RBO; glycemic control; lipid profile


 

"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiyah Wijayanthie
"ABSTRAK
Latar belakang: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh minyak zaitun dan minyak bekatul terhadap kontrol glikemik dan profil lipid pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2.
Metode: 10 subjek menerima 15 ml / hari minyak zaitun dan minyak bekatul. Kadar glukosa darah puasa, glukosa postprandial, kolesterol total, low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), dan trigliserida (TG) diukur. Subjek dicross over setelah periode wash out. Data dianalisis menggunakan uji-t berpasangan atau uji Wilcoxon yang sesuai dalam kelompok minyak bekatul dan minyak zaitun.
Hasil: perubahan glukosa darah puasa, glukosa postprandial, kolesterol total, LDL, dan TG tidak berbeda secara signifikan pada kedua kelompok. Namun, secara signifikan menurunkan kadar HDL diamati pada dua kelompok.
Kesimpulan: Minyak bekatul dan minyak zaitun tidak berpengaruh signifikan terhadap kadar glukosa darah puasa dan glukosa postprandial.

ABSTRACT
Background: The aim of this study was to determine the effect of extra virgin olive oil (EVOO) and rice bran oil (RBO) on glycemic control and lipid profile in patients with type 2 diabetes mellitus (DM).
Methods: 10 subjects received 15 ml/day of EVOO and RBO. Fasting blood glucose, postprandial glucose, total serum cholesterol, low-density lipoprotein (LDL), high-density lipoprotein (HDL), and triglyceride (TG) were measured. Subjects were cross-covered after wash out. Data were analyzed using paired t-test or Wilcoxon test as appropriate in the group RBO and EVOO.
Results: the changes of fasting blood glucose, postprandial glucose, total cholesterol, LDL, and TG were not significantly different in the two groups. However, significantly decreased the levels of HDL were observed in two groups.
Conclusion: RBO and EVOO no significant influence on the levels of fasting blood glucose and postprandial glucose.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Dewi Megayanti
"Diabetes self care DSC merupakan bagian dari pengelolaan diabetes. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa hubungan DSC dengan score PEDIS dan kontrol glikemik pasien DM. Penelitian ini merupakan cross sectional studi yang melibatkan 106 pasien. Statistik menunjukkan ada hubungan bermakna antara DSC dengan score PEDIS p 0,0005 dengan korelasi kuat r -0,74 dan kontrol glikemik p 0,0005 dengan korelasi sedang 0,45 . Hasil Regresi menunjukkan DSC berhubungan dengan score PEDIS setelah dikontrol variabel jenis pekerjaan dan lama terdiagnosis DM. DSC berhubungan dengan kontrol glikemik setelah dikontrol jenis pekerjaan dan jenis OAD. Perawat dapat menggunakan DSC sebagai indikator score PEDIS dan kontrol glikemik pasien.

Diabetes self care DSC is an integrated part in diabetes management. The aim of this study was to analyze the correlation between DSC with PEDIS score and glycemic control in diabetes patients. This study applied a cross sectional design, involving 106 patients. Statistics showed a significant association between DSC and PEDIS score p 0.0005 with a strong correlation r 0.74 and glycemic control p 0.0005 with a moderate correlation 0.451 . The regression test showed that the DSC was associated with the PEDIS score after controlled with the variable of occupations and duration of having diabetes. DSC associated with the glycemic control after controlled with occupation and type of anti diabetics agent. Nurses may consider patient rsquo s diabetes self care score as an indicator of the PEDIS score and the glycemic control.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liya Arista
"Stroke merupakan kondisi hilangnya fungsi otak karena gangguan aliran darah otak terjadi lebih dari 24 jam. Stroke berdampak fisik maupun mental sehingga klien stroke bergantung kepada keluarga serta membutuhkan perawatan dan pemulihan jangka panjang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh program pemberdayaan keluarga terhadap status fungsional klien dan kesiapan keluarga merawat klien stroke. Desain penelitian quasi experiment dengan pendekatan control group pretest posttest design pada 25 responden meliputi 12 orang kelompok kontrol dan 13 orang kelompok intervensi.
Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna status fungsional klien antara kelompok kontol dan intervensi setelah program pemberdayaan. Namun, terdapat perbedaan yang bermakna kesiapan keluarga merawat klien stroke antara kelompok kontrol dan intervensi (p = 0,004 pada α = 0,05). Oleh karena itu, pemberian program pemberdayaan keluarga direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan untuk mempersiapkan keluarga melaksanakan perawatan terutama ketika klien stroke pulang ke rumah.

Stroke is a condition of brain function loss due to disturbance in cerebral blood flow that occurs more than 24 hours. The difficulties and dysfunction are caused by brain damage entail long-term disorders of physical and mental balance, so that the patients depend on their families. The aim of this study was to assess the impact of the family empowerment program on the functional status of patients after stroke and also family preparedness to taking care the patients at home. The study design was a quasi-experiment design with pretest-posttest control group approach using 25 respondents. Groups were divided into a control group (n=12) and intervention group (n=13).
The results showed that is no significant difference between functional status in both groups after the intervention, but there is a significant difference in family preparedness to taking care for stroke survivors between the control and intervention groups (p = 0.004 at α = 0.05). Based on the results, the provision of family empowerment program as a preparation for discharge planning could be one of the nursing interventions for families to giving a care for stroke survivors at home.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42496
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Amaliya
"Diabetes melitus tipe 2 merupakan masalah kesehatan yang masih dihadapi di Indonesia. Hiperglikemia menyebabkan risiko komorbiditas meningkat salah satunya tuberkulosis paru. Pasien DM dengan TB paru meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Dukungan nutrisi dilakukan untuk membantu memperbaiki kadar glukosa darah. Energi yang mencukupi dan pemberian serat merupakan tatalaksana gizi yang dapat membantu memperbaiki kadar glukosa darah. Serial kasus ini melaporkan empat pasien diabetes melitus tipe 2 dengan tuberkulosis paru yang memiliki rentang usia 49-57 tahun dan status gizi yang bervariasi. Terapi medik gizi diberikan sesuai dengan rekomendasi nutrisi untuk pasien diabetes melitus. Pemenuhan kebutuhan mikronutrien diberikan dengan suplementasi. Hasilnya yaitu kadar glukosa darah dua orang pasien dalam rentang normal 140-180 mg/dl, dengan asupan sesuai target kebutuhan dan komposisi protein 16-20%, lemak 20-18%, karbohidrat 52-64% dan serat 10-20 g/hari. Namun dua pasien dengan status gizi obes kadar glukosa darah masih belum terkontrol dan asupan energi belum mencapai target kebutuhan karena anoreksia dan infeksi yang belum teratasi. Kesimpulannya dukungan nutrisi dengan energi dan serat sesuai rekomendasi dapat membantu memperbaiki kadar glukosa darah.

Type 2 diabetes still a major health problem in Indonesia. Hyperglycemia increase the risk of comorbidity include lung tuberculosis. Since morbidity and mortality of patients with type 2 diabetes and lung tuberculosis increase, nutrition therapy may improve blood glucose level. Provide adequate energy and fiber as a part of medical nutrition therapy for maintain the blood glucose level. This is a case series of four patients with type 2 diabetes and lung tuberculosis, age 49-57 years old, having various nutritional status. The medical nutritional therapy was given to patients according to the diabetes mellitus guidelines. Supplementation were administered to fulfill their requirement. Result: the blood glucose level of two patients within normal range 140-180 mg/dl, with adequate energy intake, protein 16-20%, fat 20-28%, and carbohydrate 52-64% and fiber 10-20 g/day. However the others with obesity remains uncontrolled glucose level, despite of their low intake of energy. It occured due to anorexia and untreated infection. Conclusion: Medical nutritional therapy with adequate energy and fiber may improve the blood glucose level."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Novia Sari
"Diabetes melitus merupakan kelainan metabolik yang kejadiannya terus meningkat sehingga menjadi salah satu ancaman serius bagi dunia kesehatan di Indonesia bahkan dunia. Penanganan diabetes melitus yang tidak tepat dapat menimbulkan komplikasi atau kerusakan pada organ lain. Sehingga diperlukan penanganan yang tepat dari berbagai pihak seperti tim medis dan juga dukungan dari orang sekitar seperti keluarga untuk mendorong dan mendukung keberhasilan dari program kesehatan yang dijalankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku perawatan keluarga dengan status diabetes mellitus di Puskesmas Pancoran Mas Depok.
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 pada 97 klien diabetes melitus yang melakukan rawat jalan. Status diabetes melitus klien 84,5% dalam keadaan tidak terkontrol. Terdapat hubungan antara perilaku perawatan keluarga dan status diabetes melitus dengan p=0,013 (95% CI, OR=2,06). Selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pengetahuan, kepercayaan, tradisi, dan nilai keluarga dengan status diabetes melitus.

Diabetes mellitus is a metabolic disorder that the incidence continues to increase. It becomes one of the serious threat to Indonesian health status and even the world. Improper practice can cause complications or damage to other organs. Proper practiceis required by various parties such as the medical team and from relatives to encourage and support the success of health programs. The purpose of this study was to determine the relationships between family care behavior and diabetes mellitus status at Puskesmas Pancoran Mas, Depok.
This study used a correlative descriptive design with cross-sectional study conducted between May and June 2016, involving 97 diabetes mellitus clients that outpatient care. Diabetes mellitus status of the clients is 84.5% uncontrolled. The result shows that there is a relationship between family care behavior and diabetes mellitus status (95% CI, p=0.013, OR=2,06). It is necessary to conduct further research about the relationship between knowledge, trust, tradition, and the value of the family with diabetes mellitus status."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65098
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Maulidina Sari
"Prevalensi Diabetes Mellitus tipe 2 cenderung meningkat setiap tahunnya serta menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi di Indonesia. Kontrol glikemik harus dilaksanakan oleh penderita DM untuk menghindari timbulnya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan keberhasilan kontrol glikemik pada pasien DM. Studi cross ndash; sectional dilakukan pada 57 pasien DM yang berobat di Rumah Sakit Husada Jakarta pada tahun 2015. Penelitian ini menunjukkan bahwa pasien DM dengan kontrol glikemik yang buruk banyak ditemukan pada kelompok pasien usia 50-64 tahun, perempuan, durasi penyakit.

Prevalence of Diabetes Mellitus Type 2 tends to increase every year and causing high morbidity and mortality in Indonesia. Glycemic control should be carried out by people with diabetes to avoid the onset of complications. This study aims to determine the factors that related to the success of glycemic control in T2DM patients. A cross sectional study conducted on 57 patients with T2DM who seek treatment at Husada Hospital Jakarta in 2015. This study showed that T2DM patients with poor glycemic control are found in the group of patients aged 50 64 years, women, disease duration."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novanza Rayhan Natasaputra
"Latar belakang: Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) disandang oleh 10,7 juta orang di Indonesia dan menjadi tiga besar penyakit tidak menular penyebab kematian. Sebagian besar kematian terjadi akibat komplikasi yang diawali oleh kontrol glikemik kadar HbA1c yang tidak adekuat, dan diasosiasikan dengan aspek multifaktorial seperti karakteristik sosiodemografi maupun perilaku individu dalam merawat diri—Self-Care Behaviour. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara tingkat kontrol glikemik pada penyandang DMT2 dengan karakteristik sosiodemografi dan perilaku self-care yang dimiliki. Metode: Studi ini menggunakan desain potong-lintang terhadap data sekunder yang dikumpulkan sebelumnya pada Kohor Penyakit Tidak Menular Bogor 2021. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Self-Care Behaviour yang divalidasi dalam bahasa Indonesia, pengukuran kadar HbA1c serta karakteristik penyandang. Populasi studi adalah penyandang DMT2 di lima fasilitas kesehatan primer di Kota Bogor. Sampel dianalisis menggunakan uji Chi-Square dan perhitungan odds ratio. Hasil: Analisis dilakukan pada 237 responden, terdiri atas 90 responden kelompok usia lansia (38%) dan 147 dewasa (62%). Jenis kelamin responden didominasi perempuan sebanyak 171 responden (72,2%) dan 66 responden laki-laki (27,8%). Sebanyak 149 responden (62,9%) memiliki skor Self-Care Behaviour yang baik. Sejumlah 134 responden (56,6%) memiliki kadar HbA1c yang terkontrol. Empat dari tujuh komponen Self-Care Behaviour—pengetahuan, motivasi, dukungan, dan efikasi—berhubungan dengan kontrol glikemik (p<0,001). Efikasi menjadi prediktor kadar HbA1c terkontrol paling kuat (Odds ratio [OR]: 9,7; 95% Confidence Interval [CI] 5,27–17,67). Skor keseluruhan Self-Care Behaviour yang baik meningkatkan probabilitas kadar HbA1c terkontrol 9,1 kali (95% CI 4,94–16,7) dibanding skor kurang baik. Komponen komunikasi, sikap, dan pembiayaan tidak memiliki hubungan signifikan. Tingkat pendidikan dan riwayat DMT2 di keluarga berhubungan dengan tingkat keseluruhan Self-Care Behaviour dan dengan kontrol kadar HbA1c. Kesimpulan: Aspek perilaku self-care pada penyandang DMT2 mempunyai dampak substansial dan signifikan terhadap kontrol glikemik yang dimiliki penyandang.

Introduction: Type 2 diabetes mellitus (T2DM) affects 10.7 million individuals in Indonesia and ranks among the top three non-communicable diseases leading to death. Most of mortality result from complications initiated by inadequate glycemic control, associated with multifactorial aspects such as sociodemographic characteristics and individual self-care behaviour. This study aims to explore the relationship between glycemic control levels in individuals with T2DM and their sociodemographic characteristics and self-care behavior. Method: This study is a cross-sectional study utilizing previously collected secondary data from the Non-Communicable Disease Cohort in Bogor 2021 Data were collected using a validated Self-Care Behaviour questionnaire in Bahasa Indonesia, along with primary data of HbA1c levels and respondent socio-characteristics. The study population consisted of individuals with T2DM from five primary healthcare facilities in Bogor city. The samples were analyzed using Chi-Square test and risk calculation. Result: The research analysis included 237 respondents, consisting of 90 elderly (38%) and 147 adults respondents (62%). The respondents were predominantly female, with 171 respondents (72.2%) compared to 66 male respondants (27.8%). A total of 149 respondents (62.9%) exhibited good Self-Care Behaviour scores. Approximately 134 respondents (56.6%) maintained controlled HbA1c levels. Four out of seven Self-Care Behaviour components—knowledge, motivation, support, and efficacy—were associated with glycemic control (p<0.001). Efficacy identified as the most influential predictor for controlled HbA1c levels (odds ratio [OR]: 9.7, 95% Confidence Interval [CI] 5.27–17.67). An overall good Self-Care Behaviour score is associated with a 9.1-fold increased probability of achieving controlled HbA1c levels (95% CI 4.94–16.7) compared to group with poor score. Self-Care Behaviour components of communication, attitude, and financing were not signicifantly associated. Education level and a family history of T2DM were associated with overall Self-Care Behaviour and with HbA1c control."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Utami Rachmawati
"ABSTRAK
Penyakit tidak menular menjadi beban ganda bersama dengan penyakit menular di Indonesia. Diabetes sebagai penyakit kronik yang banyak dialami oleh lansia membawa berbagai akibat bila tidak ditangani dengan serius. Perubahan akibat regimen terapi jangka panjang yakni perubahan efikasi diri dan munculnya distres diabetes. Intervensi keperawatan dengan pendekatan psikoedukasi mengkombinasikan edukasi kesehatan dengan latihan keterampilan untuk mengatasi tidak hanya keluhan fisiologis, namun juga mental. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan pengaruh penerapan Lansia Sehat Jiwa dan Jasmani lewat Psikoedukasi LANSIA SEJATI sebagai bentuk Evidence Based Nursing Practice pada lansia DM. Pelaksanaan intervensi LANSIA SEJATI dilakukan di komunitas dan di keluarga selama satu tahun. Hasil evaluasi intervensi LANSIA SEJATI menunjukkan terjadi peningkatan rerata efikasi diri dan penurunan rerata distres diabetes. Setelah dilakukan analisis lebih lanjut didapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan yang signifikan pada efikasi diri dan distres diabetes sebelumdan sesudah intervensi p = 0.000 p = 0.001 . Intervensi LANSIA SEJATI efektif untuk meningkatkan efikasi diri dan distres diabetes pada lansia DM. Intervensi ini sebaiknya dapat dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan status kesehatan dan kualitas hidup lansia dengan masalah penyakit kronik.ABSTRACT
ABSTRACT Non-communicable diseases create a double-burden along with the communicable diseases in Indonesia. Diabetes as contributor health problem in elderly caused severals impact if not being treated seriously. A constant changing due to the strict and prolonged therapy regimes will lead to altered in self-efficacy and diabetes distress. An effective intervention through psychoeducation approach integrating health education and combined stress management training to address the changing in physiological but also psychological aspect. This paper aimed to provide an overview and influence of the application of health education and combined diabetes and stress management training LANSIA SEJATI as an evidence based nursing practice on elderly with diabetes. Implementation of LANSIA SEJATI 39;s intervention was conducted in the community especially in community and family settings for one year. The evaluation of LANSIA SEJATI intervention shows an increase in average self efficay and decrease of diabetes distress. Further analysis showed that there were significant differences in the self efficacy and diabetes distress of the elderly with diabetes before and after intervention p = 0.000 p = 0.001 . LANSIA SEJATI effectively increased self-efficacy and reduce diabetes distress. This intervention should be rigorously sustained for a better health status and quality of life of elderly dealing with chronic disease."
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>