Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 185052 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ade Dwi Restanty
"Multimodal studies on various brand activities in social media have been prevalent. However, multimodal analysis for social media branding as a contributing factor to communicating branding messages is limited. In this research paper, the commercial skincare brand Drunk Elephant (DE), and its skincare “smoothie” Instagram publishments are examined to provide a closer inspection of multimodality in social media branding. This paper employs Generic Structure Potential (GSP) proposed by Yuen (2004) and Visual Grammar theory by Kress & Van Leeuwen (2006) to identify specified multimodal elements and analyze their interactions as well as composition as complete multimodal texts. This study illustrates how arrangements of visual and linguistic elements in DE’s multimodal texts presented the brand’s multimodality. These construct a versatile and salient social media branding and convey certain messages that highlight the brand’s communicated value. This study offers a critical discussion for the less-conversed topic through a close examination of a brand’s branding effort while stimulating expansion for other possible related research topics.

Berbagai studi multimodal terhadap aktivitas brand dalam media sosial sering dilakukan. Namun, analisis melalui pendekatan multimodal terhadap branding media sosial sebagai pendukung komunikasi pesan brand belum banyak ditelusuri. Dalam artikel ini, aspek modality branding media sosial sebuah brand kecantikan Drunk Elephant (DE) dan Skincare “Smoothies” sebagai salah satu upaya branding akan ditelaah kemudian dianalisis. Artikel ini menggunakan Generic Structure Potential (GSP) oleh Yuen (2004) dan Visual Grammar theory oleh Kress & Van Leeuwen (2006) sebagai landasan kerangka analisis untuk mengidentifikasi berbagai elemen multimodal secara spesifik kemudian menganalisis interaksi dan komposisinya sebagai teks multimodal yang lengkap. Artikel ini mengilustrasikan bagaimana kombinasi susunan unsur visual dan linguistik dalam teks multimodal DE menggambarkan aspek multimodality yang kemudian menyampaikan branding media sosial yang unik dan fleksibel. Selain itu, pesan yang menonjolkan nilai-nilai brand juga tersalurkan lewat branding media sosial mereka. Studi ini menyajikan diskusi kritis untuk topik yang belum banyak ditelusuri juga membantu memperluas topik penelitian lainnya yang terkait."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kalyana
"
ABSTRAK
Dewasa ini pemanfaatan media sosial Instagram sudah tidak lagi terbatas untuk kebutuhan pribadi namun juga untuk kebutuhan bisnis. Salah satu merek yang memanfaatkan Instagram untuk membangun brand image adalah 20 FIT. Pembentukan citra tersebut tidak akan selalu ditangkap secara sama oleh seluruh khalayaknya dikarenakan adanya proses atribusi yang berbeda-beda. Penelitian kuantitatif ini bertujuan menganalisis hubungan antara personal attribution terhadap brand image pada Instagram 20 FIT. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang cukup di antara kedua hal tersebut.

ABSTRAK
Today, the use of social media Instagram is no longer limited to personal needs but also for business needs. One brand that uses Instagram to build a brand image is 20 FIT. Unfortunately, the formation of the image will not always be captured equally by the whole audience due to the different attribution process. This quantitative research aims to analyze the relationship between personal attribution to brand image on 20 FIT Instagram account. The results of the study indicate a sufficient relationship between the two things."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arsenio Nabil Bekti
"Akun Instagram @sex_is_weird merupakan salah satu dari banyak komikus daring yang aktif menyuarakan isu sosial yang dibicarakan masyarakat. Tulisan ini mengulas mengenai personal branding akun Instagram @sex_is_weird sebagai medium edukasi seksual. Perkembangan media sosial penting untuk dilihat faktor utilitasnya dalam membagikan ide atau gagasan dari pemiliknya. Akun Instagram @sex_is_weird dalam ruang lingkup user- generated content (UGC) menggunakan cerita yang dibagikan oleh pengikutnya sebagai materi unggahan untuk menyebar kepedulian terkait pentingnya edukasi seksual. Untuk menganalisis terbukanya diskusi antar pengguna media sosial yang mengikuti akun @sex_is_weird tulisan ini menggunakan konsep eWOM dalam menganalisis diskusi yang terjadi pada kolom komentar. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan studi literatur untuk memahami bagaimana wujud personal branding pada akun @sex_is_weird diejawantahkan.

The Instagram account @sex_is_weird is one of the online comic accounts that actively speak up about social issues. This paper will discuss the personal branding of the Instagram account @sex_is_weird as a medium for sexual education. The utility of social media development is important for the owner of the account to share their thought or idea. @sex_is_weird Instagram account in the term of user-generated content (UGC) uses stories shared by followers as content material which spread the awareness about the importance of sexual education. To analyze the open discussion between social media users who follow the @sex_is_weird account, this paper uses the concept of eWOM to understand the discussion that occurs in the comment section. This research was conducted with qualitative methods and literature studies to understand how the @sex_is_weird is manifesting its idea."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Velia Lukita
"Di tengah persaingan yang ketat antar perusahaan konsultan periklanan, corporate branding sebagai usaha untuk melakukan diferensiasi semakin marak dilakukan, terutama melalui media sosial Instagram. Usaha tersebut terlihat pada salah satu perusahaan konsultan periklanan Indonesia, yaitu Dentsu Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memahami aspek-aspek corporate branding yang ditonjolkan Dentsu Indonesia melalui media sosial Instagram. Penelitian ini menggunakan data yang didapat melalui metode analisis tematik konten kualitatif yang secara kontekstual diinterpretasikan sebagai analisis terarah (directed content analysis). Dari hasil analisis yang dilakukan, Dentsu Indonesia terlihat cenderung lebih menonjolkan dua aspek corporate branding, yaitu people dan citizenship, dibandingkan aspek lainnya. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa Dentsu Indonesia membentuk branding sebagai perusahaan yang memiliki sumber daya manusia kompeten serta memiliki kepedulian pada lingkungan, karyawan, dan masyarakat.

In the midst of intense competition between advertising consulting companies, corporate branding as an effort to differentiate is increasingly being carried out, especially through Instagram. This effort can also be seen in one of advertising consulting companies in Indonesia, which is Dentsu Indonesia. This study aims to understand aspects of corporate branding highlighted by Dentsu Indonesia through their Instagram. This study uses data obtained through qualitative thematic content analysis methods which are contextually interpreted as directed content analysis. From the results of the analysis, Dentsu Indonesia tends to emphasize two aspects of corporate branding, which are people and citizenship, compared to other aspects. Hence, it can be concluded that Dentsu Indonesia establishes a branding as a company that has competent human resources and has concern for the environment, employees, and society."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zaneti Sugiharti
"Budaya digital dengan hadirnya internet dan berbagai platfom media sosial seperti Instagram membentuk kapitalisme digital yang ditandai dengan orientasi atas akumulasi kekuasaan dan uang. Dalam perkembangannya, media sosial memunculkan fenomena kidfluencer, yakni sosok pemberi pengaruh yang terkenal namun berusia di bawah 13 tahun. Penelitian ini melihat komodifikasi terjadi di akun Instagram seorang kidfluencer yang juga disokong oleh perusahaan media konvensional, yakni @tercipungcipung yang dikelola oleh RANS Entertainment yang dimiliki oleh Emtek Group. Melalui analisis multimodalitas, penelitian ini melihat konten – konten @tercipungcipung yang mengandung unsur komersial. Temuan dari penelitian ini adalah terdapat komodifikasi karakter anak berupa cara bicara yang belum jelas, gerakan tangan dan kaki, gaya berdandan, dan rasa ingin tahu yang besar. Penambahan unsur animasi memperkuat narasi yang dibentuk oleh pihak yang berkepentingan di balik akun kidfluencer. Selain itu, penelitian ini juga melihat adanya komodifikasi konten, khalayak dan tenaga kerja yang terjadi dalam waktu yang bersamaan.

Digital culture with the presence of the internet and various social media platforms such as Instagram forms digital capitalism which is characterized by an orientation towards the accumulation of power and money. In its development, social media has given rise to the phenomenon of kidfluencers, namely influencers who are famous but under the age of 13. This research looks at commodification occurring on the Instagram account of a kidfluencer which is also supported by a conventional media company, namely @tercipungcipung which is managed by RANS Entertainment which is owned by the Emtek Group. Through multimodality analysis, this research looks at @tercipungcipung content that contains commercial elements. The findings of this research are that there is a commodification of children's characters that is identified with speech that is unclear, hands and legs move, appearance and fashion choices, and also the curiosity from the child. Additional animation aspects strengthen the narrative that is build by accountable party. This research also finds commodification in content, audiences and labor that happens at the same time."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adefrid Marcelino
"L’Oréal merupakan sebuah merek kosmetik sekaligus nama perusahaan kosmetik multinasional dari Perancis yang menonjol sebagai pelopor industri kosmetik global. Keberhasilan L’Oréal sebagai salah satu perusahaan terbesar di industri kecantikan internasional tidak terlepas dari proses branding, salah satunya adalah corporate branding. Di Indonesia, L’Oréal didirikan sejak 1979 dan menjadi perusahaan fast moving consumer goods terdepan dalam menyediakan produk luxury bagi masyarakat. Dalam perkembangannya, L’Oréal juga melakukan proses branding melalui media sosial. Tulisan ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis proses corporate branding yang dilakukan L’Oréal Indonesia melalui media sosial (Instagram) dari tiga dimensi, yaitu corporate associations, corporate values, dan corporate benefits. Tulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis konten sebagai metode pengumpulan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa L’Oréal Indonesia menampilkan ketiga dimensi di atas dalam akun Instagram (@lorealindonesia) dengan dimensi yang paling ditonjolkan adalah corporate associations dimana L’Oréal Indonesia menggunakan bantuan selebriti dan tokoh publik untuk mendukung mereknya serta membantu membentuk asosiasi yang positif.
L’Oréal is a cosmetic brand also the name of a multinational cosmetics company from France that stands out as a pioneer in the global cosmetics industry. L’Oréal’s success in becoming one of the largest companies in the international beauty industry is not irrespective of branding processes, one of which is corporate branding. In Indonesia, L’Oréal was founded in 1979 and has become the leading fast moving consumer goods company in providing luxury products for society. In its development, L’Oréal also carried out branding processes through social media. This paper is aimed to understand and analyse the corporate branding process carried out by L’Oréal Indonesia through social media (Instagram) from three dimensions, which are corporate associations, corporate values, and corporate benefits. This paper uses a qualitative approach with content analysis as the data collection method. The results of the analysis show that L’Oréal Indonesia displays the three dimensions above in its Instagram account (@lorealindonesia) with the most prominent dimension being corporate associations where L’Oréal Indonesia uses the help of celebrities and public figures to support its brand and help form positive associations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhi Azis
"Penggunaan sosial media Instagram telah berkembang menjadi sebuah sarana marketing yang dapat digunakan oleh perusahaan. Perkembangan ini mendorong suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan marketing produk dan jasanya melalui media sosial. Permasalahn Perbankan Syariah di Indonesia terkait rendahnya permintaan masyarakat terhadap produk dan jasa mereka dapat diurai dengan menggunakan teknik marketing melalui sosial media. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan melihat bagaimana pengaruh relevansi yang dirasakan, interaktivitas, keinformatifan, motivasi hedonis, harapan kinerja terhadap minat beli produk dan jasa milik Bank Syariah Indonesia (BSI). Kerangka penelitian yang digunakan pada penelitian ini dipandu oleh Unified Theory of Acceptance and Uce of Technology. Penelitian ini menggunakan pendekataan kuantitatif dengan alat survey kuesioner. Data dikumpulkan melalui kuesioner secara online dan disebarkan kepada generasi milenial Indonesia dengan perolehan sebanyak 163 responden. Metode pengambilan sampel adalah non-probability dengan teknik judgemental sampling. Analisis data menggunakan teknik structural equation modelling dengan perangkat lunak Smart PLS 3.0. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa relevansi yang dirasakan dan harapan kinerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat beli produk Bank Syariah Indonesia (BSI) yang hasilnya dapat digunakan sebagai referensi bagi pelaku industri keuangan Syariah untuk menemukan cara terbaik dalam melakukan media sosial marketing.

The use of social media Instagram has developed into a marketing tool that can be used by companies. This development encourages a company to carry out marketing activities for its products and services through social media. The problems of Islamic Banking in Indonesia related to the low public demand for their products and services can be parsed by using marketing techniques through social media. This research was conducted to find out and see how the influence of perceived relevance, interactivity, informativeness, hedonic motivation, performance expectations on Millenial Generation's Purchase Intention toward Islamic Banking Product in Indonesia especially Bank Syariah Indonesia's Product. The research framework used in this study is guided by the Unified Theory of Acceptance and Uce of Technology. This study uses a quantitative approach with a questionnaire survey tool. Data was collected through online questionnaires and distributed to the Indonesian millennial generation with a total of 163 respondents. The sampling method is non-probability with judgmental sampling technique. Data analysis using structural equation modeling technique with Smart PLS software 3.0. The results of this study indicate that perceived relevance and performance expectations have a significant influence on Millenial Generation's purchase intention in Bank Syariah Indonesia's (BSI) products, the results of which can be used as a reference for Islamic finance industry players to find the best way to do social media marketing."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feny Dwi Maya Listianti
"Penelitian ini membahas bagaimana sebuah brand local sustainable brand melakukan komodifikasi terhadap isu pemberdayaan perempuan di akun Instagram. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis multimodal. Fokus penelitian adalah konten Instagram dalam @sukkhacitta yang menggunakan narasi isu pemberdayaan perempuan melalui foto, caption dan tagar tentang Ibu pembuat baju dan perjuangannya demi menarik sentimen positif, mempersuasi audiens, dan mendorong audiens melakukan pembelian. Hasil penelitian menunjukkan adanya 1) Komodifikasi konten seperti: menggunakan perempuan desa sebagai objek konten dan menggunakan narasi indah untuk menyentuh sisi emosional audiens, 2) Komodifikasi khalayak seperti: narasi pemberdayaan perempuan yang memukau audiens, terperangkap oleh sign consumption, jerat kapitalisme dan pola konsumerisme baru, 3) Komodifikasi pekerja dimana pekerja yaitu para perempuan terutama perempuan desa digunakan sebagai alat pemasaran produk dalam konten instagram @sukkhacitta. Implikasi praktis penelitian ini adalah untuk menyadarkan audiens bahwa konten instagram telah dikapitalisasi oleh brand yang pada dasarnya bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan isu pemberdayaan perempuan sehingga perlu bersikap kritis untuk menghindari jebakan pola konsumerisme baru. Penelitian selanjutnya dapat melakukan wawancara kepada pekerja perempuan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai indikasi komodifikasi pekerja dan pembeli baju local sustainable fashion brand untuk mengetahui lebih dalam makna dari isu pemberdayaan perempuan pada pembelian mereka.

The research explores how a local sustainable fashion brand commodifies the issue of women's empowerment on Instagram platform. This research is using a qualitative approach with a multimodal analysis method. The focus of the research is the Instagram content of @sukkhacitta brand which uses narrative issues on women's empowerment through photos, captions, and hashtags about the women who make clothes and their struggles to attract positive sentiment, persuade the audience, and encourage the audience to make purchases. The results of the study show that there are 1) commodification of content such as: using the women as content objects and using beautiful narratives to touch the emotional side of the audience, 2) commodification of audiences such as: narratives of women's empowerment that amaze the audience which led to trapped by sign consumption, the trap of capitalism and new patterns of consumerism, 3) Commodification of labor where women workers, especially village women, are used as a product marketing tool in Instagram content @sukkhacitta. The practical implication of this research is to make the audience aware that Instagram content has been capitalized by brands which basically aim to gain profit by utilizing women's empowerment issues so that they need to be critical to avoid the trap of new consumerism patterns. Future research can conduct interviews with women workers to find out more about the indications of commodification of workers and buyers of local fashion clothes to find out more about the meaning of the issue of women's empowerment in their purchases."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Al Ghazali Aprian
"Keberadaan Instagram sebagai media sosial saat ini telah membawa perubahan dalam kehidupan manusia khususnya dalam dunia bisnis. Instagram memberikan kemudahan bagi brand dan pemasar untuk dapat menjalankan strategi social media marketing. Selain itu, dengan menggunakan Instagram sebagai alat pemasaran, brand dan pemasar dapat berinteraksi dan berkomunikasi langsung dengan pengikut serta pelanggannya yang dapat meningkatkan customer engagement dari brand tersebut. Salah satu brand yang aktif menggunakan Instagram dalam menjalankan strategi social media marketing adalah brand fashion lokal dari Indonesia, Tenue de Attire. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis strategi social media marketing apa yang digunakan oleh Tenue de Attire serta pengaruhnya terhadap peningkatan customer engagement di Instagram. Hasil yang ditemukan melalui analisis yang dilakukan antara lain terdapat tujuh strategi social media marketing serta lima usaha yang digunakan oleh Tenue de Attire dalam rangka meningkatkan customer engagement di Instagram.

The existence of Instagram as social media today has brought changes in human life, especially in the field of business. Instagram provides benefits for brands and marketers to carry out social media marketing strategies. By using Instagram as a marketing tool, brands and marketers are able to directly interact and communicate with their followers and customers, which could increase the brand’s customer engagement. One brand that is actively using Instagram in carrying out its social media marketing strategy is a local fashion brand from Indonesia, Tenue de Attire. This paper aims to analyze what social media marketing strategies are used by Tenue de Attire and their impact on increasing customer engagement on Instagram. The analysis showed that Tenue de Attire incorporated seven social media marketing strategies and five efforts to increase customer engagement on Instagram"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Della Lineri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pembentukan personal branding Selebgram melalui media sosial Instagram. Selain itu penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan dalam diri Selebgram sebagai pelaku personal branding. Penelitian berfokus pada pembentukan personal branding dari dua Selebgram di Indonesia, yakni Qonitah Al Jundiah dan Cheryl Raissa. Dari hasil penelitian diketahui bahwa personal branding yang dibentuk dengan pribadi asli yang mewakili keseharian, tampil dengan konten berbeda dan konsisten serta memiliki citra yang baik akan lebih mudah dikenali oleh audiensnya. Personal branding dapat memberikan peluang dan kesempatan bagi seseorang untuk menjadi populer di media sosial. Dalam interaksinya dengan significant others, tidak ada yang berubah dalam diri Selebgram selama proses pembentukan personal branding. Namun dalam hal kegiatannya, banyak perubahan dan harapan dalam diri mereka yang berusaha dievaluasi secara terus menerus agar dapat lebih profesional.

This research aims to find out about the formation of Selebgram rsquo s personal branding through social media. In addition, this research was carried out as well to know about the self of Selebgram as a personal branding performer. This research focuses on the process of the formation of personil branding from two Indonesian names Qonitah Al Jundiah and Cheryl Raissa. Of research results can be noted that personal branding formed with an original personality which representative of everyday life, come into being a content specialist and consistent with it, and have the good image would easy to be known by the audience. The personal branding could give a chance and opportunity for the person to becomes popular on social media. Nothing is changed from the interactions of the significant others and Selebgram during this process of formation of personal branding. However this activities, give transformations and prospects for themself who tried to evaluate continuously, for being more professional.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T47406
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>