Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145667 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldyth Ardiyanto
"Penelitian ini membandingkan kinerja metode SARIMAX dan Random Forest dalam memprediksi harga bahan pokok di DKI Jakarta, menggunakan data harga bulanan Bawang Merah, Cabai Merah Keriting, dan Cabai Rawit Merah dari April 2021 hingga Maret 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Random Forest memiliki nilai Mean Absolute Percentage Error (MAPE) yang lebih rendah dibandingkan SARIMAX, dengan MAPE masing-masing sebesar 2,18% dan 13,43% untuk Bawang Merah, 16,59% dan 23,79% untuk Cabai Merah Keriting, serta 17,07% dan 37,38% untuk Cabai Rawit Merah. Temuan ini menunjukkan bahwa Random Forest lebih efektif dalam menangani fluktuasi harga bahan pokok, memberikan kontribusi praktis bagi pengambilan keputusan dalam manajemen rantai pasok dan kebijakan harga bahan pokok.

This study compares the performance of the SARIMAX and Random Forest methods in forecasting commodity prices in DKI Jakarta, using monthly price data for Shallots, Red Curly Chili, and Red Cayenne Pepper from April 2021 to March 2024. The results show that Random Forest has a lower Mean Absolute Percentage Error (MAPE) compared to SARIMAX, with MAPE values of 2.18% and 13.43% for Shallots, 16.59% and 23.79% for Red Curly Chili, and 17.07% and 37.38% for Red Cayenne Pepper, respectively. These findings indicate that Random Forest is more effective in handling commodity price fluctuations, providing practical contributions to decision-making in supply chain management and commodity pricing policies."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusrina Permanasari
"Perusahaan membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk mengembangkan usahanya. Salah satu alternatif pemenuhan dana tersebut adalah dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat umum. Ketika perusahaan pertama kali menawarkan sahamnya, dikenal dengan istilah penawaran perdana, perusahaan harus mengeluarkan prospektus yang berisi rincian hal-hal yang berhubungan dengan saham, manajemen perusahaan, hak dan kewajiban kontrak, sejarah singkat keuangan dan operasi perusahaan sebelumnya, serta mendiskusikan rencana, strategi, dan tujuan perusahaan ke depan. Semua informasi tersebut bisa dimanfaatkan calon investor untuk menilai perusahaan penerbit saham. Beberapa informasi yang sering digunakan adalah prediksi laba dan rasio harga saham per lembar terhadap laba tiap lembar saham (price earning [P/E] ratio). Dengan mengetahui kedua prediksi tersebut, investor bisa memperkirakan prospek pertumbuhan perusahaan di masa datang. Oleh karena itu, merupakan hal yang panting untuk mengetahui keakuratan prediksi laba dan P/E ratio yang dibuat oleh manajemen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat keakuratan prediksi laba dan prediksi PIE ratio yang terdapat pada prospektus perusahaan yang melakukan penawaran perdana. Selain itu, penelitian juga bermaksud untuk melihat faktor-faktor yang diduga memengaruhi keakuratan prediksi tersebut.
Penelitian ini merupakan studi eksploratif yang menggunakan data sampel perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta periode tahun 1994 sampai 2000. Pengukuran keakuratan prediksi laba dan P/E ratio menggunakan nilai absolut dan error prediksi. Error prediksi sendiri didapat dengan membandingkan nilai prediksi di dalam prospektus dengan nilai laba dan P/E ratio aktualnya. Sedangkan faktor-faktor yang diduga memengaruhi keakuratan prediksi, baik prediksi laba maupun prediksi P/E ratio, adalah hutang perusahaan, ukuran perusahaan, variabilitas laba perusahaan, dan lamanya rentang waktu antara pembuatan prediksi dengan saat laba dan P/E ratio aktual tersebut diumumkan. Mengingat pada periode penelitian terjadi krisis ekonomi tahun 1997, maka penelitian ini juga memasukkan krisis tersebut sebagai variabel dummy.
Hasil penelitian menunjukkan prediksi laba dan PIE ratio pada prospektus memiliki tingkat keakuratan yang rendah. Kedua prediksi tersebut ternyata dibuat lebih tinggi daripada laba dan PIE ratio aktualnya. Hasil pengujian statistik menunjukkan tidak ada variabel yang memengaruhi keakuratan prediksi laba. Sedangkan keakuratan prediksi P/E ratio dipengaruhi oleh besarnya hutang perusahaan, variabilitas laba perusahaan, dan terjadinya krisis ekonomi. Penelitian lanjutan dapat diarahkan dengan menggunakan periode data yang lebih panjang dan rasio-rasio keuangan yang lain untuk melihat keakuratannya. Selain itu perlu juga menambahkan variabel-variabel lain yang diduga memengaruhi keakuratan prediksi, misalnya indeks bursa.

A company needs many funds to expand its business. One alternative to fulfill it is by selling company's stocks to public. When it offers stocks at the firs time, knows as initial public offering (IPO), a company must publish prospectus filled with every things about stocks, company's management, rights and obligations, brief financial and operational histories, and also company's plan, strategy, and objective. Investors could use the information to valuate company's stock. Some information that common to be used is profit and price earning (P/E) ratio forecasts. By knowing these forecasts, investors could predict the company's growth in future. That's the reason why it's important to know the accuracy of profit and P/E ratio forecast that made by management. The purposes of this research are, first, to measure the accuracy of profit and P/E ratio forecast inserted in company's prospectuses. Second, to know what factors could influence those accuracies.
This is an explorative study using IPO companies at Jakarta Stock Exchange in 1994 until 2000 as observation data. Forecast error is used to measure the profit and P/E ratio forecast accuracy. The error values are obtained from forecast value in prospectus and the actual one. The research assumes there are five factors influencing the accuracies; companies' leverage, size and profit variability, number of days between the offering date and the actual one and financial crisis as dummy variable. This is because there's a crisis in 1997 where that year is included as observation data.
The result shows that profit and P/E ratio forecasts in company's prospectuses have low accuracy levels. Both forecasts had made higher than actual ones. Statistical tests show those five variables do not influence profit forecast accuracy. On the other hand, the accuracy of P/E ratio forecast is influenced by company's leverage and profit variability, and also the financial crisis. Next observation could use longer period data and other financial ratio forecasts to analyze the accuracies. Other variables that thought as influencing factors also need to be added, such as stock index.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T17061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Abi Anwar
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel yang
mempengaruhi harga emas di Indonesia. Adapun variabel yang diteliti
adalah harga emas clunia, nilai tukar, minyak bumi, perilaku bank sentral
(bullion bank), dan inflasi, hal ini dikarenakan variabel-variabel tersebut
merupakan indikator panting dalam mengamati perubahan harga emas
yang terjadl di Indonesia.
Pada penelitian ini dipergunakan metode uji kointegrasi prosedur Engle-
Granger untuk melihat hubungan jangka panjang yang ditimbulkan,
sedangkan Error Corection Mode/ (ECM) untuk mengestimasi hubungan
jangka pendeknya. Dengan mengunakan teknik anallsa tersebut dapat
dilihat besarnya pengaruh variabel yang diteliti terhadap perubahan
harga emas di Indonesia.
Hasil penelitian pada tesis ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang
maupun jangka pendek variabel harga emas, nilai tukar, minyak bumi,
perilaku bank sentral signiflkan terhadap harga emas di Indonesia pada
level 95%, sedangkan variabel IHSG, dan Inflasi signiflkan pada level 90%. variabel yang diteliti tersebut juga menunjukkan dampak hubungan
positif terhadap harga emas di Indonesia baik pada jangka panjang
maupun jangka pendeknya, hanya variabel perilaku Bank Sentral (Bullion
Bank) yang memberikan hubungan negatif pada harga emas di Indonesia.
Nilai koefisien error corection term (ECT) yang diperoleh sebesar -0.92
menunjukkan bahwa disequilibrium harga emas di Indonesia pada periode
sebeiumnya sebesar 92% mampu mengkoreksl periode sekarang, dengan
demikian terlihat bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan ini
cukup besar mempengaruhi harga emas di Indonesia, serta menunjukkan
terjadinya validitas hubungan kesetimbangan diantara variabel tersebut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T34589
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yolanda
"Penelitian ini secara garis besar memiliki tujuan untuk menganalisis dan mengetahui bagaimana implikasi dan khususnya perbedaan dari stock returns yang diperoleh perusahaan pada saat sebelum dan sesudah pengumuman merger dan akuisisi. Penelitian mengambil sampel yang terdiri dari 30 perusahaan acquisitor dan 30 perusahaan target di Indonesia selama periode 2006-2014. Stock Returns dilihat dan diukur dengan average abnormal return dan cumulative abnormal returns di mana pengembalian yang diharapkan diperoleh berdasarkan perhitungan dari market adjusted model.
Metode yang digunakan adalah event study dengan mengambil periode pengamatan selama 11 hari di mana secara umum berlangsung 5 hari sebelum tanggal pengumuman merger dan akusisi (t-5), pada saat pengumuman (t), dan 5 hari setelah tanggal pengumuman merger dan akuisisi (t+5).
Dengan menggunakan uji beda 2 sampel ditemukan bahwa pengumuman merger dan akuisisi di Indonesia tidak memberikan adanya perbedaan yang nyata atau signifikan terhadap stock returns baik bagi pemegang saham perusahaan acquisitor maupun pemegang saham persahaan target yang dilihat dari average abnormal returns sebelum dengan average abnormal returns setelah tanggal pengumuman merger dan akuisisi. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar kurang memberikan respon atas pengumuman merger dan akuisisi yang terjadi selama periode event yang diteliti. Hasil perhitungan CAR juga menunjukkan suatu pola bahwa perusahaan acquisitor cenderung bernilai negatif sedangkan perusahaan target cenderung bernilai positif.

This study aims to analyze and to explain the implication especially the difference of stock returns centered on the annoucement date of mergers and acquisitions. Samples of this study consist of 30 acquisitors companies and 30 target companies that listed on Indonesia Stock Echange period 2006-2014. Stock returns seen and measured by average abnormal returns and cumulative abnormal returns where expected returns were calculated by using market adjusted model.
The method of this study is using event study method with 11-days period immediately surrounding the mergers and acquisitions announcement date, that is from 5 trading day before (t-5) to 5 trading day after the announcement (t+5). Data analyzed by statistical technique with paired sample ttest.
The Result from the test shows that there was no significant difference between abnormal returns before and after the annoucement date of mergers and acquisitions either for acquisitor and target. Since there was no difference between average abnormal returns 5 trading day before mergers and acquisitions announcement date and 5 trading day after mergers and acquisitions announcement date, the result indicates that market didn't give any responses to that mergers and acquisitions announcement date among 11-days event period. The calculation of CAR also display similar patterns that the returns of acquiring firms are tend to be negative while the returns of target firms are tend to be positive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhifah Almas
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerapan lindung nilai atas risiko nilai tukar, suku bunga, dan harga komoditas dengan instrumen derivatif terhadap nilai perusahaan dan untuk menganalisis pengaruh penggunaan kontrak derivatif untuk risiko nilai tukar, suku bunga, dan harga komoditas terhadap nilai perusahaan. Lindung nilai adalah cara untuk mengurangi risiko yang dihadapi perusahaan dengan cara melindungi nilai dari aset yang dimiliki perusahaan. Proksi yang digunakan untuk variabel nilai perusahaan adalah Tobins Q.
Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier dengan metode OLS (Ordinary Least Squared). Sampel penelitian diambil dari perusahaan non-keuangan yang terdaftar di BEI pada periode tahun 2015-2018. Total sampel pada penelitian ini berjumlah 348 sampel.
Hasil pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh terhadap penerapan lindung nilai atas risiko nilai tukar dengan instrumen derivatif terhadap nilai perusahaan dan penggunaan kontrak derivatif untuk risiko nilai tukar terhadap nilai tukar, namun tidak ditemukan pengaruh penerapan lindung nilai atas risiko suku bunga dan harga komoditas dengan instrumen derivatif terhadap nilai perusahaan, serta penggunaan kontrak derivatif untuk risiko suku bunga dan harga komoditas terhadap nilai perusahaan.

The purpose of this paper is to analyze the effect of using hedging for the risks of exchange rate, interest rate, and commodity price with derivative instrument on firm value and to analyze the effect of using the type of derivative for the risks of foreign currency, interest rate, and commodity price on firm value. The proxy used for firm value variable is Tobins Q.
The research method is Ordinary Least Square (OLS) regression. The study sample was taken from non-financial companies listed on Indonesia Stock Exchange in the period of 2015-2018. Total sample on this study is 348 samples.
The results of this study are there is an effect of hedging of exchange rate risk with derivative instrument to the firm value and the use of derivative contracts for exchange rate risk to the firm value, but there is no effect of hedging of interest rate risk and commodity prices with derivative instrument to the firm value, as well as the use of derivative contracts for interest rate risk and commodity prices to the firm value.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Amelia
"Fungsi utama pasar berjangka adalah sebagai sarana hedging dan sarana pembentukan harga (price discovery). Efektifnya fungsi pasar berjangka sebagai sarana hedging hanya dapat tercapai apabila fungsi price discovery dan tingkat konvergensi harga yang terjadi di pasar berjangka dapat berjalan dengan efektif.
Berdasarkan hal diatas, maka tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian dinamika cash price dan cash equivalent price yang selanjutnya menjadi parameter terbentuknya price discovery dan tingkat konvergensi harga di pasar berjangka. Data penelitian yang digunakan adalah data transaksi harian komoditas emas dengan kode perdagangan GOL yang diperdagangkan di PT. JFX.
Periode penelitian adalah 2 Januari 2007 sampai dengan 21 November 2011. Metode penelitian yang digunakan adalah model penelitian VAR/VECM. Penelitian ini memberikan bukti bahwa pasar berjangka dapat melakukan fungsi price discovery dengan baik. Namun, tingkat konvergensi harga di pasar berjangka terjadi dengan sangat lambat (tidak efektif). Hasil penelitian ini mengindikasikan tidak efektifnya kontrak berjangka komoditas emas digunakan sebagai sarana hedging/lindung nilai.

The main functions of a future market are used as hedging facility and price discoverer. The effectiveness of future market as a hedging facility can be achived if only the function of future market as a price discoverer and the convergence rate in future market can be operating effectively.
From this problem, the intention of this studying is examining the dynamics of cash price and cash equivalent price which afterwards become parameter of price discovery process and convergence rate in future market. The research's data that used in this studying is the daily transaction data of gold future contract which have trading code as GOL traded in PT. JFX.
Research period consist from January 2nd 2007 until November 21st 2011. The method that used in this studying is VAR/VECM. This studying suggests that futures market in gold commodity can perform price discovery well. But the convergence rate in this future contract is very slow (ineffective). This result indicates that gold future contract in PT. JFX is a ineffective hedging facility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faranisa
"Minat investor untuk berinvestasi di Indonesia terus meningkat yang ditandai dengan kenaikan rata-rata volume, nilai dan frekuensi transaksi perdagangan saham selama enam tahun terakhir serta penguatan nilai rupiah di pasar uang. Namun begitu, tahun 2020 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi pasar investasi Indonesia karena adanya perlambatan ekonomi global yang disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi, hambatan perdagangan, ketidakstabilan geopolitik, serta menurunnya produktivitas empat perekonomian sistemik dunia, yaitu perekonomian negara Amerika Serikat, China, Jepang, dan Eropa. Pada kondisi perekonomian yang melambat, investor akan cenderung bertindak spekulatif dan melakukan penarikan investasi dari pasar saham dan pasar uang dan mencari alternatif investasi yang dapat mempertahankan nilainya (safe haven), yaitu salah satunya adalah emas. Untuk menangkap peluang perkembangan pasar investasi di Indonesia sekaligus menanggulangi dampak perlambatan ekonomi global, investor harus melakukan seleksi aset investasinya secara efisien. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara harga saham, harga emas, nilai tukar rupiah-dolar AS, serta suku bunga yang merupakan instrumen kebijakan moneter dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi; yang hasilnya dapat dijadikan informasi tambahan dalam melakukan seleksi portofolio investasi. Penelitian ini menggunakan metode uji kointegrasi, uji kausalitas granger, dan uji impuls response. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan jangka panjang/kointegrasi antara harga saham, harga emas, nilai tukar, dan suku bunga di Indonesia; terdapat hubungan kausalitas granger dari suku bunga terhadap nilai tukar; dan terdapat hubungan dinamis yang beragam antar variabel.

Investors’ interest in investing in Indonesia continues to increase, which is marked by an increase in the average volume, value and frequency of stock trading transactions over the past six years and the strengthening of the rupiah on the money market. However, 2020 will be a year full of challenges for the Indonesian investment market due to the global economic slowdown caused by economic uncertainty, trade barriers, geopolitical instability, and declining productivity of four systemic world economies, namely the economies of the United States, China, Japan, and Europe. In a slowing economy, investors will tend to act speculatively and withdraw investment from the stock market and money market and look for alternative investments that can maintain its value (safe haven), one of which is gold. To seize opportunities for the development of the investment market in Indonesia and at the same time overcome the effects of the global economic slowdown, investors must diversify their investment assets efficiently. Based on this, this study aims to reveal the relationship between stock prices, gold prices, the exchange rate of the rupiah-US dollar, and interest rates which are instruments of monetary policy in the face of economic uncertainty; the results of which can be used as additional information in diversifying investment portfolios. Methods that are used in this study are cointegration test, granger causality test, and impulse response test. The results showed that there was no long-term / cointegration relationship between stock prices, gold prices, exchange rates, and interest rates in Indonesia; there is a granger causality of the interest rate to the exchange rate; and there are various dynamic relationships between variables."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Afif
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis signifikansi pengaruh perubahan harga minyak dunia terhadap return saham maskapai penerbangan. Industri penerbangan merupakan salah satu sektor yang sangat bergantung dengan penggunaan minyak dalam hal operasional. Oleh karenanya, harga minyak memberikan dampak yang besar terhadap beban yang harus ditanggung oleh maskapai penerbangan. Dengan metode time series menggunakan model GARCH (1,1), peneliti berhasil membuktikan, bahwa perubahan harga minyak dunia akan mempengaruhi sebagian besar return saham maskapai penerbangan di kawasan Amerika Utara dan Eropa. Selain faktor perubahan harga, faktor lainnya, yakni volatilitas harga minyak juga ternyata meningkatkan risiko saham maskapai penerbangan di seluruh kawasan yang diteliti. Risiko ini akan mempengaruhi return dan harga saham maskapai penerbangan yang diperdagangkan di bursa.

This study aims to analyze the significance of the effect of oil price change on airlines stock return. Airlines industry is one of the most dependent sectors for oil usage, in terms of operational activities. Hence, oil price provides a big impact for expenses that airlines must pay. With GARCH (1,1) model, the researcher finds that oil price change affects airline stock return, mostly in Asia-Pacific and Europe. Moreover, in addition to oil price change, another factor, which is oil price volatility also increases the risk for the airlines stock in all particular observed regions. This risk will affect price and return of airline stocks in the market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62917
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentius Ryan Cokrodiharjo
"Memiliki model prediksi yang baik akan memberikan keuntungan tersendiri bagi investor dan perusahaan dalam mengambil keputusan. Support Vector Machine SVM adalah salah satu algoritma pembelajaran mesin yang diawasi yang dapat digunakan untuk klasifikasi atau regresi. Banyak penelitian menunjukkan bahwa prediksi menggunakan model Support Vector Machine SVM lebih akurat daripada model lainnya. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kinerja tertinggi dari sistem prediksi terjadi ketika periode input indikator teknikal sama dengan periode perkiraan. Dengan menggunakan kombinasi dari periode perkiraan dan periode input indikator teknikal dengan kerangka waktu yang lebih banyak dan Support Vector Machine SVM , penelitian ini ingin mengetahui seberapa besar akurasi yang dihasilkan SVM untuk memprediksi pergerakan harga saham-saham di pasar Indonesia, apakah kinerja tertinggi dari sistem prediksi terjadi ketika periode input indikator teknikal sama dengan periode perkiraan, dan apakah aplikasi penggunaan SVM untuk perdagangan dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan strategi buy and hold. Data transaksi saham yang kami gunakan dari Maret 2006 hingga Februari 2018 untuk tiga puluh satu saham perusahaan dan menggunakan kombinasi dua puluh delapan periode perkiraan dan tiga puluh periode input indikator teknikal. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu model prediksi dapat memberikan hasil akurasi yang baik karena sebanyak 25 dari 31 saham memberikan hasil akurasi lebih dari 50 tetapi kinerja tertinggi model prediksi tidak terjadi saat periode input indikator teknikal sama dengan periode perkiraan dan diperoleh 21 saham yang memberikan imbal hasil signifikan ketika menggunakan aplikasi model prediksi SVM untuk melakukan perdagangan dibandingkan strategi buy and hold.

Having a good predictive model will provide its own advantages for investors and companies in making decisions. Support Vector Machine SVM is one of the supervised machine learning algorithms that can be used for classification or regression. Many studies have shown that predictions using the Support Vector Machine SVM model are more accurate than other models. Recent research shows that the highest performance of the prediction system occurs when the technical indicator input period is equal to the forecast period. Using a combination of forecast periods and technical indicator input periods with more time frames and Support Vector Machine SVM , this study wanted to know how much accuracy SVM generates to predict the movement of stock prices in the Indonesian market, what is the highest performance of the prediction system occurs when the technical indicator input period is equal to the forecast period, and whether the application of SVM usage for trade can give better results than the buy and hold strategy. We used stock transaction data from March 2006 to February 2018 for the thirty one shares of the companies and using a combination of twenty eight forecast periods and thirty periods of input of technical indicators. The result of the research is prediction model can give good accuracy result because 25 of 31 stocks give accurate result more than 50 but highest performance prediction model does not occur when technical indicator input period is same with forecast period and 21 stocks yield return significant when applying SVM prediction model to trade compared to buy and hold strategy."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50434
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Kurniawan
"Artikel ini menganalisis hubungan antara harga minyak mentah, gas alam dan saham berkenaan dengan periode sebelum, ketika dan setelah krisis keuangan global. Kami menemukan bahwa harga minyak secara umum mempengaruhi harga pasar gas alam setelah periode krisis tahun 2008. Lebih lanjut lagi, harga gas alam secara sepihak mempengaruhi harga saham sebelum dan sesudah periode krisis tahun 2008 tetapi tidak berpengaruh ketika dalam periode krisis. Kami juga menyajikan bukti dampak spillover atas turunnya harga saham terhadap turunnya harga minyak mentah. Hasil ini merupakan bukti baru atas adanya finansialisasi terhadap pasar minyak setelah krisis keuangan global. Namun, hasil analisis menunjukkan tidak adanya indikasi finansialisasi atas gas alam.

This paper analyze the relationship between crude oil, natural gas and stock prices with respect to the period before, during and after global financial crisis. We find that oil price generally affects gas market after the 2008 crisis period. Furthermore, we also find that gas market unilaterally affects stock market before and after but not during the 2008 recession. We also provide new evidence of the spillover impact from decreasing price stock to decreasing price of oil. This result serves as a new proof of the financialization of oil market after the global financial crisis. However, our result shows there is no indication of financialization of the gas market."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55259
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>