Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162493 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tiara Ariestasari
"Skripsi ini membahas peranan tuan rumah (host) dalam mengembangkan kegiatan pariwisata berdasarkan nilai-nilai lokal. Tulisan ini berfokus pada penerapan nilai-nilai lokal dalam kegiatan pembangunan desa wisata adat yang dilakukan oleh komunitas adat masyarakat kampung Kuta (host). Permasalahan yang terjadi pada agenda pembangunan desa wisata adat kampung Kuta adalah adanya dua pemimpin, yaitu pemimpin tradisional dan pemimpinan formal. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat kampung Kuta pun terbuka dengan perkembangan zaman akan tetapi mereka tetap mempertahankan nilai-nilai lokal yang dimiliki. Kemudian, bagaimana para pemimpin dapat melaksanakan kegiatan pengembangan desa wisata adat di kampung Kuta dengan tidak menghilangkan nilai-nilai lokal yang dimiliki masyarakat kampung Kuta. Hal ini mengingat bahwa tidak sedikit telah terjadi hilangnya nilai-nilai lokal suatu komunitas masyarakat ketika kehidupan mereka kerap mendapatkan pengaruh dari luar komunitasnya sekaligus lingkungan tempat tinggal mereka dijadikan sebagai destinasi wisata. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode observasi partisipasi, in-depth interview, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini adalah bahwa nilai-nilai lokal masyarakat kampung Kuta mengalami perkembangan yang digunakan untuk beradaptasi dengan lingkungan dan perkembangan zaman. Terkait pariwisata, nilai-nilai lokal yang diterapkan menjadi sebuah produk pariwisata yang mendukung berbagai kegiatan wisata di kampung Kuta berdasarkan tujuan dan objek wisata yang ditawarkan kepada para wisatawan.
.....This thesis discusses the role of the host in developing tourism activities based on local values. This paper focuses on the application of local values ​​in the traditional tourism village development activities carried out by the customary community of Kuta village (the host). The problem that occurs in the development agenda of the traditional tourism village of Kuta village is that there are two leaders, namely traditional leaders and formal leaders. In everyday life, the people of Kuta village are also open to the times, but they still maintain their local values. Then, how did the leaders reach an agreement to develop a traditional tourism village in Kuta village by not eliminating the local values ​​owned by the people of Kuta village. This is considering that there has been a loss of local values ​​of a community when their lives often get influences from outside their community as well as the environment in which they live as a tourist destination. This research is a qualitative research using participatory observation method, in-depth interview, and literature study. The results of this study are that the local values ​​of the Kuta village community have developed which are used to adapt to the environment and the times. Regarding tourism, local values ​​that are applied become a tourism product that supports various tourist activities in the Kuta village based on the purpose and object of the tour offered to the tourists.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Cintya Pradipta Hapsari
"Kabupaten Malang memiliki berbagai potensi wisata seperti wisata alam dan wisata budaya. Potensi wisata tersebut perlu didukung sarana dan prasarana yang optimal untuk perkembangan objek wisata sehingga dapat menarik wisatawan. Beberapa objek wisata di Kabupaten Malang belum memiliki fasilitas yang lengkap untuk menunjang wisatawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Malang serta menganalisis hubungan antara tahap perkembangan objek wisata dengan pengelola wisata. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tahap perkembangan objek wisata dan pengelola wisata. Metode yang digunakan adalah analisis keruangan dan analisis statistik chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Objek wisata di Kabupaten Malang didominasi oleh tahap Involvement dengan karakteristik jumlah wisatawan yang mengalami peningkatan sedikit atau meningkat namun pertumbuhannya menurun, ketersediaan fasilitas primer, sekunder dan kondisional yang kurang beragam serta aksesibilitas yang mudah diakses dengan letak wisata di jalan lokal dan tidak tersedianya angkutan umum. Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tahap perkembangan objek wisata di Kabupaten Malang dengan pengelola wisata.

Malang Regency has many tourism potentials such as natural attraction and cultural attraction. Tourism potentials need to be supported by facilities and infrastructure that are optimal for the development so that they can attract tourists. Some tourism objects in Malang Regency does not have complete facilities to support tourist. This study aims to determine the development stage of tourism objects and analyze the correlation between development stage of tourism objects with tourism organizer. Variables used in this research are the development stage of tourism objects and tourism organizer. The methods used are spatial descriptive analysis and chi-square statistical analysis. The results showed that the stage development of tourism objects in Malang Regency are dominated by the second stage of development (involvement) with the characteristics of the number of tourists experiencing a slight increase or increasing but declining growth, the availability of primary, secondary and conditional facilities that are less diverse and accessibility that is easily accessible by the location of tourism on local roads and the unavailability of public transportation. Chi-square statistical test result showed that there is a significant correlation between development stage of tourism in Malang Regency with tourism organizer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sumlang, Felicia Yustiana
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan yang kompleks dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) di mana di dalamnya terdapat konstruk formatif dan reflektif. Sampel dari penelitian ini adalah orangorang yang sudah pernah berkunjung ke Kawasan Desa Wisata Ciwidey dengan jumlah responden sebesar 120 orang. Dalam penelitian ini dibahas tentang pengaruh persepsi terhadap kualitas yang ditawarkan Kawasan Desa Wisata Ciwidey dengan atribut tujuan wisata sebagai indikatornya terhadap kepuasan pengunjung serta intensi perilaku di masa depan.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa atribut suatu tujuan wisata turut mempengaruhi persepsi wisatawan terhadap kualitas suatu tujuan wisata yang secara positif juga berpengaruh terhadap kepuasan pengunjung. Kepuasan pengunjung sendiri juga memiliki pengaruh yang positif terhadap intensi perilaku di masa depan. Selanjutnya, hipotesis persepsi wisatawan terhadap kualitas tujuan wisata dan intensi perilaku di masa depan tidak diterima.
Manajemen Kawasan Desa Wisata Ciwidey termasuk aparat pemerintah di dalamnya diharapkan dapat memberikan perhatian dan dukungan yang lebih besar lagi bagi pengembangan Kawasan Desa Wisata Ciwidey agar menjadi suatu daerah tujuan wisata yang diminati sehingga berdampak positif juga bagi kehidupan masyarakat lokal setempat.

The purpose of this research is to explore the complex using Structural Equuation Modelling (SEM), whereby both formative and reflective constructs are included. The respondents of this reseacrh are people who ever been visiting Tourist Village of Ciwidey as a tourist. This research is discussed about the influence of perceived quality of destination's offerings with destination attributes as the indicators toward visitor satisfaction and behavioural future intentions.
Destination attributes affect the perceived quality of destination's offerings, which positively relates to satisfaction as well as visitor's behavioural intentions. But the link between perceived quality of the destination's offerings and behavioural future intentions is unaccepted.
Management of Ciwidey Tourist Village include the goverment is expected to give more support and attention on developing this region. In order to make this region become the most favorite place to visit and also can give good impact for the local people there.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Theresia Myra Saviera
"Penelitian ini bertujuan menjelaskan pengukuran keberlanjutan pariwisata indigenous menggunakan importance-performance analysis dari perspektif penduduk. Pariwisata indigenous berkelanjutan menjadi dimensi yang dibingkai melalui konsep inisiatif pariwisata indigenous serta desa wisata dalam mendaya gunakan kewirausahaan sosial, komunitas indigenous serta inisiatif pariwisata indigenous dan konsep bottom of pyramid menuju keberlanjutan. Penelitian ini mengkaji tiga dimensi keberlanjutan (triple bottom line) yakni lingkungan, sosial-budaya, dan ekonomi secara umum sebagai kerangka kerja menggunakan pendekatan kuantitatif berupa kuesioner sebagai instrumen penelitian serta wawancara mendalam. Sampel penelitian ini merupakan Penduduk Desa Wisata Nglanggeran yang terlibat dalam sektor pariwisata dan ditarik menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode importance performance analysis dapat mengidentifikasi aktivitas pariwisata indigenous yang membutuhkan perbaikan kinerja agar Desa Wisata Nglanggeran dapat berkelanjutan. Kemudian, penelitian ini juga menyajikan penjelasan kesenjangan antara importance dan performance pada beberapa inisiatif aktivitas pariwisata indigenous serta memberikan rekomendasi berdasarkan observasi di lapangan, proses pengumpulan data dan analisis peneliti.

This study aims to explain the measurement of indigenous tourism sustainability using importance-performance analysis from the residents’ perspectives. Sustainable indigenous tourism used as uni-dimension that frames the concepts of indigenous tourism initiatives and tourist villages to empower social entrepreneurs, indigenous community and the initiatives towards sustainable tourism while also using bottom of the pyramid concept. This study also uses three dimensions of sustainability (triple bottom line) generally as the framework. Using the quantitative approach through the questionnaire as a research instrument and in- depth interview, the sample of this research is Villagers of Desa Wisata Nglanggeran who involved in the tourism sector collected using purposive sampling. The result of this research shows that the usage of importance- performance analysis method able to identify which indigenous tourism activities that require betterment for Desa Wisata Nglanggeran towards sustainability. The second result of this research also shows the gap of the importance and performance from the initiatives of indigenous tourism activities, also proposing recommendations based on the field observation, data gathering process, and researcher’s analysis."
Depok: 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruth Nina Masasulina
"Kabupaten Bintan merupakan destinasi wisata yang potensial dan tengah mengalami perkembangan yang cukup pesat saat ini. Penelitian ini mengkaji tahapan perkembangan pariwisata Kabupaten Bintan berdasarkan Model Siklus Hidup kawasan Wisata. Identifikasi tahapan perkembangan dilakukan dengan melihat perubahan yang terjadi pada berbagai kriteria, yaitu karakteristik destinasi, pemasaran, dampak ekonomi, sosial dan lingkungan. Dari hasil identifikasi didapati bahwa kawasan pariwisata Kabupaten Bintan berada pada tahapan development. Permasalahan pada setiap kriteria tahapan siklus hidup kemudian dijadikan dasar dalam penyusunan prioritas strategi pengembangan kawasan wisata Kabupaten Bintan. Model AHP dikembangkan sebagai sistem pendukung penyusunan strategi pengembangan pariwisata Kab. Bintan, dimana prioritas strategi ditentukan dari penilaian berbagai ahli yang terkait dalam pengembangan pariwisata Kab. Bintan. Dari hasil analisis menggunakan AHP didapati bahwa kriteria ekonomi dan sosial merupakan aspek yang lebih diprioritaskan dalam upaya pengembangan kawasan wisata Kabupaten Bintan. Sementara, strategi pengembangan kawasan wisata, yaitu peningkatan keamanan, peningkatan kualitas pelayanan, dan penyusunan tata ruang yang baik, mempunyai prioritas lebih tinggi untuk meningkatkanpengembangan kawasan wisata Kabupaten Bintan ke tahapan selanjutnya, yaitu tahapan consolidation.

Bintan regency is regarded as a potential tourist destination, where the tourism sector has developed quite rapidly in recent years. This study examines the stages of development of tourism in Bintan regency based upon Butler rsquo s tourism area life cycle model. Identification of stage was performed by identifying the characteristics of various criteria that is destination characteristics, marketing response, economic impacts, social impact and environmental impact. The stage identification result has shown that Bintan district is in the development phase. By using this result, we then develop a strategy for developing Bintan regency to the next stage in TALC model. AHP model was developed as decision support system to determine the priority of strategy based upon the assessment of experts involved in the tourism development of Bintan district.. From the analysis we have found that the economic and social criteria have a higher priority in the development of the tourist area of Bintan regency. Meanwhile, security and safety improvement, as well as quality of service improvement has a higher priority, and also regarded as most important strategied to develop the tourist area of Bintan regency to the next stage, that is consolidation stage."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Khansa
"ABSTRACT
Skripsi ini menemukan bahwa physical settings dapat beradaptasi dari daerah kumuh menjadi daerah pariwisata untuk menarik wisatawan dan membuat kampung menjadi lebih layak huni dan berkelanjutan. Physical settings yang dapat beradaptasi adalah kombinasi dari lansekap, batas fisik, fasilitas, sirkulasi, akses, dan furnitur jalanan yang dapat mempengaruhi perilaku manusia. Perilaku manusia akan menunjukkan kepada kita bagaimana pengaturan fisik berkombinasi dan menciptakan daya tarik wisata di Kampung Wisata. Pemilihan studi kasus kawasan kumuh yang telah berubah menjadi Kampung Wisata adalah Kampung Kreatif Dago, Kampung Cibunut, Kampung Jodipan Tridi. Skripsi ini menggunakan metode studi tipologi untuk menemukan jenis dan menemukan esensi pengaturan fisik yang menciptakan daya tarik dengan mengamati elemen physical settings.

ABSTRACT
This paper discovers physical settings that can be adapted from slum area into tourism area to attract tourist and make a destination more livable and sustainable. The physical settings that can be adapted are a combination of landscape, boundaries, facilities, circulation, access, and street furniture which can influence human behaviour. Human behaviour would show us how physical settings combine and create a tourist attraction in Tourism Kampung. The case studies of slum area that have been transformed into Tourism Kampung are Dago Creative Kampung, Cibunut Kampung, Jodipan and Tridi Kampung. This Study use typology method to discover the type and find the essence of physical settings that create attraction by observing the physical settings elements. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaimah
"ABSTRAK
Masyarakat adat adalah kelompok yang paling rentan terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup akibat eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang tidak terkendali yang terjadi selama ini di Indonesia, pada hal Indonesia memiliki kearifan lingkungan yang tersebar pada hampir seluruh suku-suku bangsa yang ada di daerah. Kearifan lingkungan atau sering juga disebut kearifan tradisional/lokal telah diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang bangsa Indonesia, seperti yang dimiliki masyarakat Kampung Kuta, Kebupaten Ciamis, ]awa Barat. Mat istiadat dan kearifan lingkungannya masyarakat Kuta dalam menjaga SDA dan lingkungan menjadi daya tarik bagi pendatang (wisatawan budaya dan pendidikan) sehingga dapat menjadi ancaman dan peluang yang dihadapi masyarakat Kuta untuk melestarikan nilai-nilai kearifan ingkungan mereka. Tekanan dad pihak !liar tersebut cenderung akan mengakibatkan terjadi degradasi SDA dan nilai kearifan lingkungan yang selama ini telah dilestarikan masyarakat Kuta, apalagi setelah terbukanya akses transportasi dan informasi. Tujuan penelitian adalah untuk: menganalisis nilainifai kearifan yang dimiliki masyarakat Kuta dalam mengelola SDA; menganalisis ancaman dan peluang yang dihadapi; menganalisis upaya dan peran pemerintah daerah; dan mengevaluasi keberhasilan masyarakat Kuta dalam mengelola SDA.
Kearifan lingkungan Kampung Kuta terlihat dart kepatuhan dan ketaatan rnasyarakatnya dalam menjalankan tradisi leluhur, yaitu: menjaga/melestarikan hutan adat dan mata air, budidaya tanaman di kebun dan pekarangan rumah, pelarangan menggali tanah untuk pembuatan sumur dan penguburan jenaxah, aturan pembuatan rumah panggung (tidak boleh rumah batu), dan meneruskan tradisi gotong royong. Kearifan lingkungan masyarakat Kuta yang didasarkan kepatuhan pada tradisi leluhur, kepercayaan pada kekuatan gaib, dan ketakutan pada sangsi, yang telah ditetapkan menjadi aturan-aturan adat, menyebabkan kelestarian (SDA) dapat dipertahankan sampai saat ini. Hal itu menunjukkan bahwa nenek moyang Kampung Kuta mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang mendalam terhadap gejala alam dan kondisi lingkungannya. Kearifan ingkungan tersebut menunjukkan bahwa sistem pengelolaan SDA yang mereka akukan, secara ekonomi, sosial budaya, dan ekologi telah berlangsung secara seimbang, tanpa merugikan kepentingan generasi mendatang. Masyarakat Kuta telah melakukan pengamanan kekayaan dan keindahan bumi, melindungi keanekaragaman hayati, mencegah kerusakan SDA, dengan tetap melaksanakan kearifan lingkungan yang mereka miliki."
2007
T20490
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Sakti Pratama, Author
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas kapabilitas pengembangan kepariwisataan di Pulau Tidung
dari sisi kelembagaan. Kegiatan kepariwisataan yang ada di Pulau tidung
merupakan wisata nelayan yang dilakukan dalam rangka meningkatkan
perekonomian dengan mengandalkan potensi bahari. Dalam kurun waktu yang
tidak lama, wisata nelayan Pulau Tidung menjadi destinasi yang digemari
wisatawan. Masyarakat lokal meresponnya dengan gencar membuka beragam jasa
wisata namun justru bersifat ekploitasi atas potensi yang ada.Penelitian ini
menggunakan pendekatan post-positivistikyang dilandasi teori kapabilitas
kelembagaan yang dikemukakan oleh Shabbir Cheema (1981). Hasil penelitian
menunjukan bahwa ambisi besar masyarakat sangat didasari motif ekonomi dan
kurang memperhatikan kualitas jasa wisata itu sendiri. Pada sisi lain pemerintah
yang seharusnya melaksanakan strategi pembangunan ekonomi pariwisata
masyarakat dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan profesionalisme,
belum memiliki masterplan yang jelas sehingga setiap program Pemerintah yang
bersentuhan dengan pembangunan pariwisata Pulau Tidung belum terintegrasi
antara satu dengan yang lainnya.

ABSTRACT
This thesis discussed about tourism development capability of Tidung Island from
institutional aspect. Tourism activities in Tidung Island called “fisherman
tourism” which held to improve the economy by relying on maritime potential. In
a short times, Tidung Island became a popular tourist destination and local
responded with opening various of tourist servisces highly but it was exploitation
of local potentials. The study uses post-positivist approach which based on
institutional capability theory by Shabbir Cheema (1981). The result showed that
local ambitions based on economic motives and given less attention to tourist
services quality. On the other hand, government whom should to implement
development strategy of local tourism by focusing on sustainability and
professionalism, it doesn’tgiven a clear master plan, so regional tourism program
in Tidung Island are not integrated with each other."
2014
S56050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2019
338.479 1 MEM
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The precious stone is said to be able to create attraction, because of its unique shape and beautiful colour, and the making process from natural stone to jewelry. The location of precious stone getting such in Rawa Bening Market Jakarta becomes an attraction its self to tourists, because of its popularity as the biggest centre of precious stone market in Indonesia and also because of the factor of various option of the stone is relatively more available, either natural stone from Indonesia or from other countries. The tourists who has been visited this Rawa Bening Market bought the precious stone on purpose because of their profession, collector and half of other tourist visited this location, because of the second alternative option after they did tourism activities in Jakarta."
JUKIN 2:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>