Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 191726 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dzulfikar Akbar Cordova
"Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga ekonomi yang disebabkan oleh penerapan pembatasan sosial dan karantina wilayah oleh banyak negara di dunia. Penelitian ini berfokus kepada bagaimana pandemi berdampak kepada perempuan bekerja yang telah menikah dan memiliki anak terhadap persepsi mereka aspirasi karir, beban pekerjaaan, dan pembagian tugas dengan suami. Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa Terdapat tambahan beban pekerjaan yang harus ditanggung oleh ibu pekerja di masa pandemi, yang mana tambahan beban tersebut disebabkan oleh kewajiban untuk menemani dan membantu anak yang bersekolah dari rumah. Bantuan yang diberikan oleh suami untuk mengurus rumah tangga dan mengasuh anak tidak lebih baik jika dibandingkan bantuan yang diberikan oleh keluarga atau pengasuh anak/asisten rumah tangga. Mayoritas responden menyatakan tidak mempertimbangakan untuk menahan laju karir (downshifting) dengan cara mengurangi jam dan beban kerja dimana kelompok responden yang sudah bercerai, tidak mendapatkan bantuan dari keluarga, dan tidak dibantu oleh pengasuh anak/asisten rumah tangga memiliki kecenderungan dengan poin lebih tinggi. Besarnya pendapatan responden juga memengaruhi persepsi untuk menahan laju karir (downshifting). Dalam hal mempertimbangakan untuk berhenti bekerja, ketidaksetujuan yang lebih tinggi ditunjukkan oleh kelompok-kelompok ibu pekerja yang sudah bercerai. Besarnya pendapatan responden juga memengaruhi persepsi untuk berhenti bekerja.

Pandemic had impacted human health and the economy caused by many countries' implementation of social restrictions and regional quarantines. This study focuses on how the pandemic affects working women who are married and have children on their perceptions of career aspirations, workload, and the division of tasks with their husbands. In this study, the authors conclude that there is an additional workload that working mothers must bear during the pandemic, which is an additional burden caused by the obligation to accompany and help children for school from home. The assistance provided by the husband to take care of the household and the children are worse than the assistance provided by the family or the babysitter/household assistant. The majority of respondents stated that they did not consider downshifting by reducing their hours and workload, where the group of respondents who were divorced, did not get help from their families, and were not assisted by a babysitter/household assistant tended to have higher points. Respondent's income also affects the perception of downshifting. In terms of considering quitting work, higher disapproval shows by the groups of divorced working mothers. The size of the respondent's income also affects the perception of quitting work. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indinesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dzulfikar Akbar Cordova
"Pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia tetapi juga ekonomi yang disebabkan oleh penerapan pembatasan sosial dan karantina wilayah oleh banyak negara di dunia. Penelitian ini berfokus kepada bagaimana pandemi berdampak kepada perempuan bekerja yang telah menikah dan memiliki anak terhadap persepsi mereka aspirasi karir, beban pekerjaaan, dan pembagian tugas dengan suami. Dalam penelitian ini, penulis menyimpulkan bahwa Terdapat tambahan beban pekerjaan yang harus ditanggung oleh ibu pekerja di masa pandemi, yang mana tambahan beban tersebut disebabkan oleh kewajiban untuk menemani dan membantu anak yang bersekolah dari rumah. Bantuan yang diberikan oleh suami untuk mengurus rumah tangga dan mengasuh anak tidak lebih baik jika dibandingkan bantuan yang diberikan oleh keluarga atau pengasuh anak/asisten rumah tangga. Mayoritas responden menyatakan tidak mempertimbangakan untuk menahan laju karir (downshifting) dengan cara mengurangi jam dan beban kerja dimana kelompok responden yang sudah bercerai, tidak mendapatkan bantuan dari keluarga, dan tidak dibantu oleh pengasuh anak/asisten rumah tangga memiliki kecenderungan dengan poin lebih tinggi. Besarnya pendapatan responden juga memengaruhi persepsi untuk menahan laju karir (downshifting). Dalam hal mempertimbangakan untuk berhenti bekerja, ketidaksetujuan yang lebih tinggi ditunjukkan oleh kelompok-kelompok ibu pekerja yang sudah bercerai. Besarnya pendapatan responden juga memengaruhi persepsi untuk berhenti bekerja.

Pandemic had impacted human health and the economy caused by many countries' implementation of social restrictions and regional quarantines. This study focuses on how the pandemic affects working women who are married and have children on their perceptions of career aspirations, workload, and the division of tasks with their husbands. In this study, the authors conclude that there is an additional workload that working mothers must bear during the pandemic, which is an additional burden caused by the obligation to accompany and help children for school from home. The assistance provided by the husband to take care of the household and the children are worse than the assistance provided by the family or the babysitter/household assistant. The majority of respondents stated that they did not consider downshifting by reducing their hours and workload, where the group of respondents who were divorced, did not get help from their families, and were not assisted by a babysitter/household assistant tended to have higher points. Respondent's income also affects the perception of downshifting. In terms of considering quitting work, higher disapproval shows by the groups of divorced working mothers. The size of the respondent's income also affects the perception of quitting work."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sumayyah
"ABSTRAK

Saat ini, fenomena ibu bekerja di luar rumah sudah menjadi hal yang lumrah di masyarakat saat ini. Seorang ibu yang bekerja kini memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga sekaligus sebagai seorang pekerja di bidang kerjanya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, ibu yang bekerja memiliki dampak pada beberapa aspek perkembangan remaja perempuan, diantaranya adalah autonomy dan kematangan karir. Autonomy terdiri dari tiga dimensi yaitu attitudinal autonomy, emotional autonomy, dan functional autonomy., sedangkan kematangan karir terdiri dari dimensi sikap dan dimensi kognitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara autonomy dan kematangan karir pada perempuan remaja akhir dari ibu yang bekerja. Partisipan penelitian ini terdiri dari 63 mahasiswi Universitas Indonesia dengan rentang usia 18 – 21 tahun. Penelitian kuantitatif ini menggunakan Adolescent Autonomy Questionnaire (Noom, Dekovic, Meeus, 2001) untuk mengukur Autonomy pada remaja perempuan, dan Career Development Inventory – Short Form (Creed & Patton, 2004) untuk mengukur kematangan karir. Hubungan korelasi antara autonomy dengan kematangan karir menunjukkan hasil yang signifikan pada beberapa dimensi. Hasil akan didiskusikan lebih lanjut.


ABSTRACT

The phenomenon of working mothers have become a commonplace in today's society. A working mother has a double role as a housewife as well as a worker in the field of work. Based on previous research, mothers who work have an impact on several aspects of child development, especially in adolescent girls, such as autonomy and career maturity. Autonomy is composed of three dimensions, namely attitudinal autonomy, emotional autonomy, and functional autonomy, while the dimensions of career maturity consist of attitudes and cognitive dimensions. This study aimed to determine the correlation between autonomy and career maturity among late adolescent girls with working mother. Participants of this study consisted of 63 female students of University of Indonesia with an age range 18 – 21 years. This quantitative study using the Adolescent Autonomy Questionnaire (Noom, Dekovic, Meeus, 2001) to measure Autonomy in adolescent girls, and Career Developmnet Inventory – Short Form (Creed & Patton, 2004) to measure career maturity. Correlation between autonomy with career maturity showed significant results in several dimensions. The results will be discussed further.

"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Sugiyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari perbedaan fertilitas (anak lahir hidup) menurut ibu bekerja dan tingkat pendidikan dengan memperhatikan umur perkawinan pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur responden.
Untuk dapat mengungkapkan keterangan tentang perbedaan anak lahir hidup menurut ibu bekerja dan tingkat pendidikan ibu dengan memperhatikan umur perkawinan pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur responden, telah dikemukakan beberapa hipotesis. Analisis data dilakukan dengan analisa deskriptif yaitu dengan menggunakan tabulasi silang dan beberapa teknik, demografi, dan analisa inferensial yaitu dengan menggunakan regresi ganda. Sumber data utama adalah dari hasil Survey Pendudukan Antar Sensus 1985 yang d.ipublikasi oleh Kantor Biro Pusat Statistik.
Penemuan-penemuan dalam studi ini secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut. Melalui metode analisis regresi ganda digunakan untuk mempelajari perbedaan jumlah anak lahir hidup menurut tempat tinggal, ibu bekerja dan tingkat pendidikan ibu dengan memperhitungkan umur kawin pertama, pemakaian alat kontrasepsi dan umur ibu. Berdasarkan analisis statistik, diperoleh hasil bahwa ibu yang bekerja di sektor pertanian cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih rendah dibandingkan dengan responden yang bekerja di sektor non-pertanian baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Ada dugaan sementara bahwa ibu yang bekerja di sektor pertanian tersebut telah memiliki jumlah anak banyak, sehingga kebutuhan keluarganya tidak cukup dipenuhi dari sektor pertanian. Keadaan ini cenderung mendorong mereka untuk pindah ke sektor non-pertanian/sektor informal.
Responden yang bertempat tinggal di perkotaan dan berpendidikan SD kebawah kecuali tidak sekolah mempunyai jumlah anak lahir hidup sedikit lebih banyak dibandingkan responden yang berpendidikan SLTP ke atas. Berarti hubungan pendidikan dengan jumlah anak, lahir hidup mempunyai hubungan negatif. Hal ini mungkin disebabkan faktor latar belakang responden, yaitu responden yang berpendidikan rendah (SD kebawah) pada umumnya kurang memiliki pengetahuan terutama tentang pengaturan jarak kelahiran. Sedangkan responden yang bertempat tinggal di pedesaan, mereka yang berpendidikan SD kebawah mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih sedikit dari pada responden yang berpendidikan SLTP ke atas, berarti hubungan pendidikan dengan jumlah anak lahir mempunyai hubungan positif. Kemungkinan yang dapat dijelaskan, yaitu responden dengan latar belakang pendidikan rendah memiliki pengetahuan tentang gizi yang rendah pula. Sehingga wanita dengan pendidikan rendah secara biologis cenderung kurang subur dan pertama kali mendapatkan haid terlambat serta akhir haid lebih cepat. Menurut semua jenjang pendidikan, responden yang bertempat tinggal di perkotaan mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih banyan dibandingkan di pedesaan. Kenyataan ini tidak seperti yang diharapkan yaitu di perkotaan mempunyai jumlah anak: lahir hidup lebih rendah dibandingkan di pedesaan.
Pengaruh negatif antara umur kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup baik diperkotaan maupun di pedesaan. Keadaan ini tetap konsisten dengan hasil-hasil temuan sebelumnya. Menurut tempat tinggal, pengaruh negatif aniara umur kawin pertama terhadap jumlah anak lahir hidup lebih besar di perkotaan dari pada di pedesaan. Berdasarkan hasil perhitungan dari SUPAS 1985 rata--rata umur kawin pertama di perkotaan sebesar 22,5 tahun dan di pedesaan sebesar 19,5 tahun. Secara rasional, di pedesaan dengan rata-rata umur kawin pertama yang lebih rendah ada kecenderungan untuk mempunyai anak: lahir hidup lebih banyak.
Berdasarkan pemakaian alat kontrasepsi, baik untuk daerah perkotaan maupun pedesaan, responden yang memakai alat kontrasepsi cenderung mempunyai anak lahir hidup lebih banyak, dibandingkan dengan responden yang tidak memakai alat kontrasepsi. Hal ini diduga, responden yang memakai alat kontrasepsi adalah mereka yang mempunyai jumlah anak lahir hidup sesuai jumlah anak yang diinginkan, dan tidak menambah anak lagi.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mulyaningrum
"Penelitian ini bertitik tolak dari adanya gejala peningkatan jumlah ibu yang bekerja di luar rumah. Akibatnya adalah timbul kecemasan dari sebagian masyarakat, bahwa ibu yang bekerja akan berpengaruh buruk terhadap pendidikan anak. Hal tersebut disebabkan oleh persepsi masyarakat tentang peranan ibu dalam keluarga sebagai pendidik anak, sehingga bila ibu bekerja di luar rumah dikhawatirkan akan mengganggu tugasnya sebagai pendidik anak.
Status yang ibu bekerja dan ibu yang tidak bekerja dapat menimbulkan dampak positif atau negatif terhadap pendidikan anak. Hal tersebut tidak terlepas dari persepsi anak itu sendiri tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Persepsi setiap anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja mungkin saja berbeda. Hal ini penting untuk diteliti, mengingat bahwa anak dianggap sebagai pihak yang terkena dampak dari status ibu yang bekerja, maka penelitian ini perlu mengamatinya dari sudut pandang anak itu sendiri, khususnya pada usia remaja. Mengingat bahwa intelektualitas remaja tengah berkembang, maka mereka sudah mampu mempersepsikan ibu bekerja dan tidak bekerja.
Pembahasan teoretis meliputi: 1) peranan ibu dalam mendidik anak, 2) ibu yang berperanan tunggal, 3) ibu yang berperanan ganda, 4) sosialisasi peranan gender di lingkungan keluarga ibu bekerja dan tidak bekerja, 5) tuntutan sosialisasi masa remaja, 6) persepsi, dan 7) persepsi remaja tentang ibu yang bekerja dan tidak bekerja.
Kesimpulan penting dari penelitian ini terdiri atas empat hal sebagai berikut: Pertama, persepsi anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja berhubungan dengan status ibunya, bekerja atau tidak bekerja. Anak yang ibunya bekerja mempunyai persepsi positif terhadap ibu bekerja lebih besar daripada anak yang ibunya tidak bekerja. Anak yang ibunya tidak bekerja mempunyai persepsi positif terhadap ibu tidak bekerja lebih besar daripada anak yang ibunya bekerja.
Jenis kelamin ternyata tidak berhubungan dengan persepsi anak tentang ibu bekerja dan ibu tidak bekerja. Secara keseluruhan, jumlah anak yang mempunyai persepsi positif tentang ibu bekerja lebih banyak (53%) daripada persepsi positif tentang ibu tidak bekerja (47%). Dengan demikian lebih banyak anak yang memilih status ibu bekerja daripada ibu tidak bekerja.
Kedua, tidak ada perbedaan yang signifikan dalam prestasi belajar, antara anak yang ibunya bekerja dan yang ibunya tidak bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa prestasi belajar anak tidak berhubungan dengan status ibunya, bekerja atau tidak bekerja.
Ketiga, sosialisasi peranan gender yang dialami anak di lingkungan keluarga ibu bekerja tidak berbeda secara signifikan dengan keluarga ibu tidak bekerja. Selain itu ditemukan pula bahwa tidak ada hubungan antara sosialisasi peranan gender terhadap anak, dengan status ibu yang bekerja atau tidak bekerja.
Keempat, ada hubungan yang signifikan antara persepsi anak tentang peranan gender, dengan jenis kelamin. Remaja perempuan mempunyai persepsi tentang peranan gender yang lebih kenyal daripada persepsi anak laki-laki. Artinya, anak perempuan tidak terlalu memandang perbedaan peranan meaurut jenis kelamin sebagai sesuatu yang membatasi ruang geraknya untuk mengaktualisasikan dirinya.
Akhirnya tulisan ini ditutup dengan saran-saran praktis yang ditemukan kepada: 1) orang tua (khususnya ibu), 2) masyarakat umum, dan 3) peneliti."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1994
T4189
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwati Puji Lestari
Depok: Universitas Indonesia, 1992
S2468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aliffia Nuraini
"Pandangan tradisional tentang pembagian tugas domestik yang dibebankan kepada perempuan masih melekat di Indonesia. Meskipun perempuan sudah diberikan kebebasan untuk dapat berkarier di sektor publik, hal tersebut kemudian menimbulkan masalah yang menjadikan perempuan memikul peran ganda dalam kesehariannya, yakni peran domestik dan peran publik. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami tantangan apa saja yang dihadapi oleh ibu bekerja selama masa pandemi Covid-19 yang mengharuskannya bekerja dari rumah secara mendalam. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode critical-phenomenology dengan menggunakan wawancara semi terstruktur. Partisipan berjumlah sepuluh orang ibu bekerja dari rumah yang bekerja pada perusahaan/lembaga di Indonesia yang berbeda, serta dengan latar belakang yang juga berbeda. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu bekerja memiliki tantangan pada sektor domestik, yakni pekerjaan rumah tangga, pengasuhan anak, dan suami yang tidak berperan. Dalam merespon tantangan domestik tersebut, ibu bekerja melakukan pekerjaan tersebut serta mengalihtugaskan kepada pihak lain, seperti keluarga juga pekerja rumah tangga. Temuan selanjutnya, ibu bekerja kesulitan menghadapi kedua peran karena batasan yang semakin kabur pada sektor publik, jam kerja selama bekerja dari rumah tidak tentu dan adanya tugas tambahan. Sehingga ibu bekerja cenderung melakukan kedua pekerjaan tersebut dengan tumpang-tindih, yang kemudian menyebabkan kelelahan yang berdampak pada stres kerja pada pekerjaan publik. Studi ini merekomendasikan bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang suportif, memberikan fasilitas jasa konseling, serta cuti ayah/cuti keluarga guna mengurangi dampak negatif yang dirasakan ibu bekerja pada pekerjaannya di sektor publik selama bekerja dari rumah.

The traditional view of the distribution of domestic tasks borne by women is still inherent in Indonesia. Even though women have been given the freedom to be able to have a career in the public sector, this then creates problems that make women assume a dual role in their daily lives, namely the domestic role and the public role. Therefore, this study aims to understand the challenges faced by working mothers during the Covid-19 pandemic which required them to work from home in depth. This research uses a qualitative approach with a critical - phenomenology method using semi-structured interviews. Ten participants worked from home at different companies/institutions in Indonesia, with diverse backgrounds. Data analysis using data reduction, data presentation, and drawing conclusions. This research shows that working mothers have challenges in the domestic sector, namely house care, child care, and husbands who do not play a role. In responding to these domestic challenges, working mothers do the work and outsource it to other parties, such as families as well as domestic workers. Further findings, working mothers have difficulty dealing with both roles due to increasingly blurred boundaries in the public sector, working hours while working from home are uncertain and there are additional tasks. So working mothers tend to overlap the two jobs, which then causes fatigue which results in work stress in public works. This study recommends that companies create a supportive work environment, and provide counseling service facilities, as well as paternity/family leave to reduce the negative impact that working mothers feel on their work in the public sector while working from home."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Priyandini
"Studi ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh ibu bekerja terhadap pemberian ASI di Indonesia, baik durasi dan eksklusivitasnya menggunakan data Susenas 2013. Hasil analisis data life time menunjukkan bahwa durasi pemberian ASI pada anak berumur balita yang mempunyai ibu bekerja paruh waktu tidak berbeda dengan ibu yang bekerja penuh waktu. Anak berumur balita yang Ibu bekerja pada orang lain di sektor industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap durasi pemberian ASI. Hasil analisis regresi logistik biner menunjukkan bahwa anak berumur balita yang mempunyai ibu bekerja pada orang lain di sektor industri memiliki pengaruh signifikan dan negatif terhadap kecenderungan pemberian ASI eksklusif.

This research aims to study the effects of working mother on breastfeeding pattern in Indonesia, both on the duration and its exclusivity using Susenas 2013 data. The results of life time data analysis showed children aged under five who have a mother working part-time is not different from the mothers who work full-time in breastfeeding duration. Children aged under five whose mother works as employee in industrial sector have significant and negative effect on breastfeeding duration. The results of binary logistic regression analysis showed that children aged under five who have a mother working as employee in industrial sector have significant and negative effect associated with exclusive breastfeeding."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zefanya Calista Nataliady
"Penelitian ini membahas mengenai keberfungsian sosial yang dimiliki ibu bekerja di Divisi Redaksi PT. X dengan sistem penghargaan berupa kompensasi finansial dan non finansial yang diberikan PT. X.  Penelitian ini dilakukan di salah satu industri media terbesar di Indonesia yang saat ini sedang mengalami disrupsi digital dan dilakukan pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif untuk melihat gambaran secara jelas mengenai keberfungsian sosial yang dimiliki ibu bekerja di PT. X dengan adanya sistem penghargaan yang diberikan terlepas dari masalah yang dialami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. X mengalami perubahan sistem penghargaan karena disrupsi digital yang mengakibatkan menurunnya kondisi finansial perusahaan. Namun, PT. X tetap memastikan terpenuhinya beberapa kebutuhan pekerja sesuai dengan kemampuan perusahaan. Dengan begitu, ibu bekerja di Divisi Redaksi PT. X merasa mampu menjalankan kedua perannya, memenuhi kebutuhannya, serta memiliki perasaan positif terhadap perannya yang didukung oleh sistem penghargaan yang diberikan dalam bentuk kompensasi. Kemampuan menjalankan peran tersebut tidak terbatas hanya karena kompensasi finansial, tetapi juga kompensasi non finansial yang mendukung. Hal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa ibu bekerja tetap mempertahankan pekerjaannya di PT. X.

This research discusses the social functioning of working mothers in the Editorial Division of PT. X, with a reward system comprising financial and non-financial compensation provided by PT. X. The research is conducted at one of Indonesia's largest media industries, currently undergoing digital disruption, and is carried out in 2024. This study uses a qualitative approach with descriptive research to clearly depict the social functioning of working mothers at PT. X, given the reward system despite the challenges faced. The results show that PT. X has changed its reward system due to digital disruption, leading to a decline in the company's financial condition. However, PT. X still ensures that some worker needs are met according to the company's capabilities. Thus, working mothers in the Editorial Division of PT. X feel capable of fulfilling both their roles, meeting their needs, and having a positive feeling towards their roles supported by the reward system in the form of compensation. The ability to fulfill these roles is not limited to financial compensation but also supported by non-financial compensation. This is one reason why working mothers continue to maintain their jobs at PT. X."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Noviatiningsih
"Kesibukan pekerjaan merupakan pola hidup tidak sehat yang menimbulkan masalah kesehatan masyarakat perkotaan khususnya bagi ibu bekerja. Adanya aktivitas berat khususnya bagi ibu bekerja dengan riwayat KPD meningkatkan risiko terjadinya KPD berulang pada periode antenatal serta menurunkan pemberian ASI eksklusif pada periode postnatal. Penulisan ini dilakukan untuk mengetahui analisis praktik klinik keperawatan masyarakat perkotaan pada ibu bekerja dengan riwayat KPD di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penulisan ini menjelaskan tentang asuhan keperawatan antenatal dan postnatal pada ibu bekerja dengan riwayat KPD sesuai dengan pedoman Internasional NANDA. Hasil menunjukkan bahwa ibu bekerja dengan riwayat KPD mengalami risiko infeksi pada periode antenatal serta defisit pengetahuan tentang perawatan bayi pada periode postnatal. Penulisan ini menyarankan diadakannya penyuluhan tentang perawatan kehamilan dan pemberian ASI eksklusif sebagai pendidikan kesehatan bagi ibu bekerja dengan riwayat ketuban pecah dini.

Busy work can trigger an unhealthy life that causes health problem to urban community, especially to working mothers. Heavy work performed by working mothers with PROM history increases the risk for recurring PROM in antenatal period and decreases exclusive breastfeeding chances in postnatal period. In response to this phenomenon, this paper was conducted to get an analysis of the urban community health nursing clinical practice on working mothers with PROM history at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. This paper explains antenatal and postnatal nursing treatment for working mothers with PROM history according to NANDA International guidelines. The findings demonstrate that working mothers with PROM experiences risk of infection in antenatal period and deficient knowledge of infant care in postnatal period. This research suggests the need to run a seminar on pregnant treatment and exclusive breastfeeding as a health education for working mothers with PROM history.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>