Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Joy Gabriel
"Pengembangan software yang semakin masif ini memunculkan peluang baru berupa bisnis digital. Bisnis digital merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi untuk menciptakan nilai baru dalam model bisnis, pengalaman pelanggan, dan kemampuan internal yang mendukung operasi intinya. Perusahaan sebagaimana living organism memiliki fase kehidupan, salah satunya adalah startup. Fase startup unik karena perusahaan masih dalam bentuk mencari model bisnis yang tepat. Startup juga identik dengan membuat pelanggan sebagai pusat operasi, pengembangan produk, dan pemasaran sehingga startup berlomba menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan cepat demi memenuhi kebutuhan pengguna yang terus berubah. Melihat fakta tersebut, startup rentan untuk berubah. Untuk meminimalkan resiko perubahan, startup dikembangkan dilakukan secara iteratif. Startup memiliki banyak jenis, salah satunya adalah startup teknologi. Salah satu startup teknologi adalah ChatAja, startup bidang komunikasi dengan produk instant messaging buatan lokal terbesar di Indonesia. Sebagai startup, ChatAja dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas sebesar 99% tanpa kerusakan (crash-free user). Namun, pada Oktober 2020, didapatkan crash- free user di angka 95,89%. Setiap penurunan 1% crash-free user, maka ChatAja kehilangan 4% pengguna. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa manajemen pengetahuan dapat menjembatani pengelolaan pelaporan dan penanganan software defect secara maksimal terutama dalam startup. Penulis memberikan solusi untuk menciptakan strategi manajemen pengetahuan pengelolaan pelaporan dan penanganan software defect yang spesifik untuk startup khususnya startup teknologi. Penelitian ini menghasilkan 4 (empat) KM Processes dan 2 (dua) KM Enablers yang kemudian diturunkan ke dalam aksi konkrit. KM Process tersebut adalah Knowledge Creation, Knowledge Storing, Knowledge Sharing, dan Knowledge Utilizing. Sedangkan pada KM Enabler adalah Technology Infrastructure dan People Competency.

Nowadays, increasingly massive software development creates new opportunities in the form of digital business. Digital businesses are companies that use technology to create new value in the business model, customer experience, and internal capabilities that support their core operations. Companies, like living organisms, have phases of life, one of which is a startup. The startup phase is unique because the company is still in the form of looking for the right business model. Startups are also synonymous with making customers the center of operations, product development, and marketing so that startups compete to produce high-quality products quickly to meet the changing needs of users. Seeing this fact, startups are vulnerable to change. To minimize the risk of change, startups are developed in an iterative way. There are many types of startups, one of which is a technology startup. One of the technology startups is ChatAja, a communications startup with the largest locally made instant messaging product in Indonesia. As a startup, ChatAja is required to produce products with 99% quality without damage (crash-free users). However, in October 2020, there were crash-free users at 95.89%. For every 1% drop in crash-free users, ChatAja loses 4% of users. Previous research found that knowledge management can bridge the management of reporting and handling software defects optimally, especially in startups. The author provides a solution to create a knowledge management strategy for managing reporting and handling specific software defects for startups, especially technology startups. This research resulted in 4 (four) KM Processes and 2 (two) KM Enablers which were then translated into concrete actions. The KM Processes are Knowledge Creation, Knowledge Storing, Knowledge Sharing, and Knowledge Utilizing. While the KM Enabler is Technology Infrastructure and People Competency."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joy Gabriel
"Pengembangan software yang semakin masif ini memunculkan peluang baru berupa bisnis digital. Bisnis digital merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi untuk menciptakan nilai baru dalam model bisnis, pengalaman pelanggan, dan kemampuan internal yang mendukung operasi intinya. Perusahaan sebagaimana living organism memiliki fase kehidupan, salah satunya adalah startup. Fase startup unik karena perusahaan masih dalam bentuk mencari model bisnis yang tepat. Startup juga identik dengan membuat pelanggan sebagai pusat operasi, pengembangan produk, dan pemasaran sehingga startup berlomba menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan cepat demi memenuhi kebutuhan pengguna yang terus berubah. Melihat fakta tersebut, startup rentan untuk berubah. Untuk meminimalkan resiko perubahan, startup dikembangkan dilakukan secara iteratif. Startup memiliki banyak jenis, salah satunya adalah startup teknologi. Salah satu startup teknologi adalah ChatAja, startup bidang komunikasi dengan produk instant messaging buatan lokal terbesar di Indonesia. Sebagai startup, ChatAja dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas sebesar 99% tanpa kerusakan (crash-free user). Namun, pada Oktober 2020, didapatkan crash- free user di angka 95,89%. Setiap penurunan 1% crash-free user, maka ChatAja kehilangan 4% pengguna. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa manajemen pengetahuan dapat menjembatani pengelolaan pelaporan dan penanganan software defect secara maksimal terutama dalam startup. Penulis memberikan solusi untuk menciptakan strategi manajemen pengetahuan pengelolaan pelaporan dan penanganan software defect yang spesifik untuk startup khususnya startup teknologi. Penelitian ini menghasilkan 4 (empat) KM Processes dan 2 (dua) KM Enablers yang kemudian diturunkan ke dalam aksi konkrit. KM Process tersebut adalah Knowledge Creation, Knowledge Storing, Knowledge Sharing, dan Knowledge Utilizing. Sedangkan pada KM Enabler adalah Technology Infrastructure dan People Competency.

Nowadays, increasingly massive software development creates new opportunities in the form of digital business. Digital businesses are companies that use technology to create new value in the business model, customer experience, and internal capabilities that support their core operations. Companies, like living organisms, have phases of life, one of which is a startup. The startup phase is unique because the company is still in the form of looking for the right business model. Startups are also synonymous with making customers the center of operations, product development, and marketing so that startups compete to produce high-quality products quickly to meet the changing needs of users. Seeing this fact, startups are vulnerable to change. To minimize the risk of change, startups are developed in an iterative way. There are many types of startups, one of which is a technology startup. One of the technology startups is ChatAja, a communications startup with the largest locally made instant messaging product in Indonesia. As a startup, ChatAja is required to produce products with 99% quality without damage (crash-free users). However, in October 2020, there were crash-free users at 95.89%. For every 1% drop in crash-free users, ChatAja loses 4% of users. Previous research found that knowledge management can bridge the management of reporting and handling software defects optimally, especially in startups. The author provides a solution to create a knowledge management strategy for managing reporting and handling specific software defects for startups, especially technology startups. This research resulted in 4 (four) KM Processes and 2 (two) KM Enablers which were then translated into concrete actions. The KM Processes are Knowledge Creation, Knowledge Storing, Knowledge Sharing, and Knowledge Utilizing. While the KM Enabler is Technology Infrastructure and People Competency."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joy Gabriel
"Pengembangan software yang semakin masif ini memunculkan peluang baru berupa bisnis digital. Bisnis digital merupakan perusahaan yang menggunakan teknologi untuk menciptakan nilai baru dalam model bisnis, pengalaman pelanggan, dan kemampuan internal yang mendukung operasi intinya. Perusahaan sebagaimana living organism memiliki fase kehidupan, salah satunya adalah startup. Fase startup unik karena perusahaan masih dalam bentuk mencari model bisnis yang tepat. Startup juga identik dengan membuat pelanggan sebagai pusat operasi, pengembangan produk, dan pemasaran sehingga startup berlomba menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan cepat demi memenuhi kebutuhan pengguna yang terus berubah. Melihat fakta tersebut, startup rentan untuk berubah. Untuk meminimalkan resiko perubahan, startup dikembangkan dilakukan secara iteratif. Startup memiliki banyak jenis, salah satunya adalah startup teknologi. Salah satu startup teknologi adalah ChatAja, startup bidang komunikasi dengan produk instant messaging buatan lokal terbesar di Indonesia. Sebagai startup, ChatAja dituntut untuk menghasilkan produk dengan kualitas sebesar 99% tanpa kerusakan (crash-free user). Namun, pada Oktober 2020, didapatkan crash- free user di angka 95,89%. Setiap penurunan 1% crash-free user, maka ChatAja kehilangan 4% pengguna. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa manajemen pengetahuan dapat menjembatani pengelolaan pelaporan dan penanganan software defect secara maksimal terutama dalam startup. Penulis memberikan solusi untuk menciptakan strategi manajemen pengetahuan pengelolaan pelaporan dan penanganan software defect yang spesifik untuk startup khususnya startup teknologi. Penelitian ini menghasilkan 4 (empat) KM Processes dan 2 (dua) KM Enablers yang kemudian diturunkan ke dalam aksi konkrit. KM Process tersebut adalah Knowledge Creation, Knowledge Storing, Knowledge Sharing, dan Knowledge Utilizing. Sedangkan pada KM Enabler adalah Technology Infrastructure dan People Competency.

Nowadays, increasingly massive software development creates new opportunities in the form of digital business. Digital businesses are companies that use technology to create new value in the business model, customer experience, and internal capabilities that support their core operations. Companies, like living organisms, have phases of life, one of which is a startup. The startup phase is unique because the company is still in the form of looking for the right business model. Startups are also synonymous with making customers the center of operations, product development, and marketing so that startups compete to produce high-quality products quickly to meet the changing needs of users. Seeing this fact, startups are vulnerable to change. To minimize the risk of change, startups are developed in an iterative way. There are many types of startups, one of which is a technology startup. One of the technology startups is ChatAja, a communications startup with the largest locally made instant messaging product in Indonesia. As a startup, ChatAja is required to produce products with 99% quality without damage (crash-free users). However, in October 2020, there were crash-free users at 95.89%. For every 1% drop in crash-free users, ChatAja loses 4% of users. Previous research found that knowledge management can bridge the management of reporting and handling software defects optimally, especially in startups. The author provides a solution to create a knowledge management strategy for managing reporting and handling specific software defects for startups, especially technology startups. This research resulted in 4 (four) KM Processes and 2 (two) KM Enablers which were then translated into concrete actions. The KM Processes are Knowledge Creation, Knowledge Storing, Knowledge Sharing, and Knowledge Utilizing. While the KM Enabler is Technology Infrastructure and People Competency."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel
"Dewasa ini, semakin banyak perusahaan baru yang bergerak dalam bidang pengembangan aplikasi. Ketika perusahaan mulai berkembang, yang ditandai banyaknya proyek, bertambahnya jumlah pegawai baru, pembagian divisi perusahaan yang semakin kompleks, serta platform baru yang digunakan, maka manajemen pengetahuan yang semulanya dikesampingkan harus sudah mulai untuk dipikirkan. Pengetahuan yang diperoleh dapat menjadi tidak teroganisir atau bahkan hilang seiring berjalannya waktu. Padahal pengetahuan yang diperoleh bisa saja berguna untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuat solusi, model sistem, dan prototipe manajemen pengetahuan yang cocok dan dapat diterapkan pada perusahaan software house, di mana yang menjadi studi kasusnya adalah PT. Altrovis Tekno Global yang juga merupakan perusahaan startup. Solusi manajemen pengetahuan yang dihasilkan bertujuan untuk mengelola pengetahuan yang ada dan meningkatkan efisiensi penggunaannya dalam kegiatan perusahaan sehari-hari.
Penelitian ini menemukan bahwa proses utama manajemen pengetahuan yang dibutuhkan oleh PT. Altrovis Tekno Global adalah sosialisasi, pertukaran, internalisasi, dan kombinasi. Berdasarkan penemuan tersebut kemudian dibuat model dari sistem manajemen pengetahuan yang terdiri dari lima fitur. Kemudian dibuat prototipe sistem manajemen pengetahuan yang menerapkan kelima fitur tersebut dengan menggunakan mockup desain tampilan sistemnya.

Nowadays, a lot of new companies are working on developing applications as their main business. When such companies grow larger, usually hinted by the increasement of projects, new employees, complex structure of division, and utilitzing new platforms, they would have to consider about managing their knowledge. Acquired knowledge could get unorganized, or gone without a trace. It would be unfortunate since that knowledge could have increased.
This research aims to develop knowledge management solution, model, and system, with its prototype as the output, that is suitable and applicable for a software house company. The case study is PT. Altrovis Tekno Global, a startup company and a software house. The goal of the resulting knowledge management solution is to manage existing knowledge and increase its utilization within the company's daily activities.
The result is that the required knowledge management process for PT. Altrovis Tekno Global are socialization, exchange, internalization, and combination. Based on those processes, a knowledge management system was developed which include five features. Finally, a prototype of the system was made by using mockup to show how it would have looked like.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurzaitun Purwasih
"Program reformasi birokrasi merupakan sebuah upaya perubahan menuju profil birokrasi yang diharapkan. Salah satu program pendukung reformasi birokrasi adalah manajemen pengetahuan. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sebagai penggerak dan pembina industri nasional perlu melakukan perubahan dan perbaikan birokrasi sehingga dapat meningkatkan kemampuan sektor industri dalam menghadapi persaingan global. Seiring dengan upayanya melaksanakan reformasi birokrasi, Kemenperin memiliki inisiatif pelaksanaan manajemen pengetahuan, namun belum memiliki strategi manajemen pengetahuan yang komprehensif. Fokus Kemenperin ada pada peningkatan kualitas pelayanan publik yang salah satunya didukung oleh pembangunan e-government. Proses pengembangan e-government melibatkan berbagai pengetahuan yang tersebar di berbagai lokasi, baik di dalam maupun di luar organisasi.
Penelitian ini berusaha merumuskan strategi manajemen pengetahuan dengan fokus pada target pengembangan e-government dalam rangka reformasi birokrasi. Perumusan strategi dilakukan dengan menggunakan kerangka kerja strategi pengetahuan Zack. Strategi yang dirumuskan antara lain: Kemenperin perlu melakukan dokumentasi pengalaman-pengalaman kerja ke dalam bentuk tertulis; Kemenperin perlu meningkatkan kesadaran pegawai untuk berbagi pengetahuan; Kemenperin perlu meningkatkan koordinasi dan kerjasama dalam rangka pengelolaan pengetahuan, baik antar unit kerja internal maupun dengan pihak eksternal; Kemenperin perlu memfasilitasi media penyimpanan dan pembagian pengetahuan berbasis TI yang dapat dijangkau dengan mudah oleh seluruh pegawai Kemenperin; dan Kemenperin perlu membangun komitmen manajemen dalam mendukung pelaksanaan manajemen pengetahuan.

Bureaucratic reform is an efforts to change towards the expected bureaucratic. Knowledge management is one of supporting program in bureaucratic reform. Ministry of Industry (Kemenperin) as a national industry movers and builders need to make bureaucracy changes and improvements to increase the ability of the industry towards global competition. Along with its efforts to carry out the bureaucratic reform, the Ministry of Industry has the knowledge management initiatives, but do not have a comprehensive knowledge management strategy yet. Ministry of Industry’s focus is improving the quality of public services, one of which is supported by the development of e-government. The development process of e-government involves a wide range of knowledge in the various locations, both inside and outside the organization.
This study seeks to formulate the knowledge management strategy with a focus on the development of e-government targets in order to reform the bureaucracy. Formulation of strategies use Zack’s knowledge strategy framework. Strategies are formulated as follows: Ministry of Industry need to document work experiences into written form; Ministry of Industry need to increase the awareness of employees to share knowledge; Ministry of Industry need to improve coordination and cooperation on managing knowledge, both with internal and external parties; Ministry of Industry need to facilitate the IT-based storage and distribution of knowledge that can be reached easily by all employees of the Ministry of Industry, and Ministry of Industry should establish management commitment to support the implementation of knowledge management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dadang Sulaeman
"Negara Indonesia menerapkan sistem pemerintahan presidensil dimana kekuasaan tertinggi pemerintahan berada di tangan Presiden. Dalam menjalankan tugasnya, Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Wakil Presiden diberikan tugas untuk menangani beberapa program strategis pemerintah diantaranya penanganan ekonomi, infrastruktur, reformasi birokrasi, kemiskinan, bencana alam, dan konflik. Dalam mendukung tugas sehari-harinya Wakil Presiden didukung oleh organisasi Sekretariat Wakil Presiden (Setwapres) yang mempunyai tugas memberikan dukungan teknis, administrasi, dan analisis kebijakan. Pengetahuan menjadi sumber daya utama bagi Setwapres dan harus dikelola sehingga pengetahuan itu tidak hilang akibat pegawai pensiun, mutasi dan rotasi, maupun pergantian Wakil Presiden. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi manajemen pengetahuan yang dapat meningkatkan kinerja organisasi Setwapres. Perumusan strategi manajemen pengetahuan menggunakan kerangka kerja Zack. Rumusan strategi manajemen pengetahuan antara lain: Setwapres perlu mendokumentasikan pengalaman-pengalaman kerja ke dalam bentuk tertulis, meningkatkan kesadaran pegawai dan menetapkan kebijakan organisasi yang mendorong pegawai untuk berbagi pengetahuan, memberikan motivasi kepada pegawai untuk mempelajari pengetahuan-pengetahuan baru tentang kebijakan publik, melakukan pemetaan stakeholders terkait program strategis pemerintah yang ditangani Wakil Presiden, meningkatkan jejaring kerja dengan kementerian/lembaga lainnya untuk memperoleh data, meningkatkan kesadaran pegawai mengenai peran dan pemanfaatan pengetahuan, melakukan evaluasi mengenai pemanfaatan basis data dan sistem informasi, menyediakan pengetahuan dalam bentuk tertulis dan mudah diakses untuk media pembelajaran pegawai, serta melakukan dokumentasi dan diseminasi pengetahuan agar dapat dimanfaatkan kembali oleh pegawai.

The Republic of Indonesia implements a presidential system in which the highest power is in the hands of the President. In carrying out his duties, the President is assisted by a Vice President. The Vice President was assigned to handle several strategic government programs such as economy, infrastructure, bureaucratic reform, poverty, natural disasters, and conflict resolution. In supporting his daily duties, the Vice President is supported by Secretariat of the Vice President (Sekretariat Wakil Presiden) which has the task of providing technical, administrative and policy analysis. Knowledge is the main resource for the Vice President Secretariat and must be managed so that knowledge is not lost due to retirement employees, transfers and rotations, as well as the replacement of the Vice President. This study aims to formulate a knowledge management strategy that can improve the performance of the Vice President Secretariat. The formulation of a knowledge management strategy uses the Zack framework which includes: The Secretariat needs to create documentation of their work experiences in written form, increase employee awareness and establish organizational policies that encourage employees to share knowledge, motivate employees to learn new knowledge about public policies, conduct stakeholder mapping related to strategic government programs handled by the Vice President, improving networks with other ministries/agencies to enhance database, increasing employee awareness of the role and utilization of knowledge, evaluating the use of databases and information systems, providing knowledge in written form and easy access to the media employee learning, as well as documenting and disseminating knowledge so that it can be reused by employees."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Aryanto
"Selaras dengan kebutuhan untuk memperbaharui daya saing industri nasional dan perkembangan teknologi dalam era globalisasi ini, aspek teknologi informasi dan komunikasi dinilai memberikan banyak manfaat di berbagai bidang. Salah satu industri kreatif yang diharapkan memiliki daya saing adalah industri piranti lunak. Sumber keunggulandaya saing perusahaan piranti lunak bersumber dari banyak faktor yang terdiri dari faktor strategi, manajemen sumber daya manusia, kapabilitas inovasi dan pada gilirannya kinerja inovasi itu sendiri. Untuk memperoleh kinerja inovasi yang baik, perusahaan memerlukan kapabilitas inovasi yang didukung oleh strategi bisnis dan kapabilitas organisasi dalam menatakelola sumber daya manusia dan pengetahuan secara strategis. Penelitian ini memposisikan strategi bisnis, proses manajemen pengetahuan dan manajemen sumber daya manusia sebagai anteseden kapabilitas inovasi.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah meneliti keterkaitan antara strategi bisnis, manajemen pengetahuan dan manajemen sumber daya manusia strategis, kapabilitas dan kinerja inovasi perusahaan. Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan piranti lunak Indonesia. Hasil uji model struktural menggunakan Partial Least Squares dengan sampel 50 responden menunjukkan pengaruh positif manajemen sumber daya manusia strategis dan manajemen pengetahuan terhadap kapabilitas inovasi.
Penelitian juga menunjukkan pengaruh positif kapabilitas inovasi terhadap kinerja inovasi. Penelitian ini juga menunjukkan tidak adanya pengaruh langsung strategi bisnis terhadap kapabilitas inovasi. Penelitian ini menjelaskan hubungan antara manajemen pengetahuan, manajemen sumber daya manusia strategis dan kapabilitas inovasi. Penelitian ini memberikan kontribusi empiris terhadap rerangka kerja kapabilitas inovasi yang disusun peneliti-peneliti sebelumnya yaitu Lawson dan Samson (2001) Penelitian berikutnya dapat memperkaya cakupan studi dengan memasukkan anteseden faktor lingkungan dan karakteristik industri serta mengaitkannya dengan berbagai konteks dan variabel kinerja organisasi.

Regarding with the need to establish the national industrial competitiveness, information and communication technology considered to provide many benefits in various fields especially in creative industry. One of the creative industry cluster expected to be a competitive advantage for Indonesia is the software industry. Competitive advantage at software companies is derived from many factors including the factor of strategy, human resource management, innovation capabilities and in turn the performance of innovation itself.. To have good innovation performance, companies need to develop innovation capabilities supported by effective business strategies and organizational capabilities e.i. knowledge management and strategic human resource management. This study positioned the business strategy, knowledge management and strategic human resource management as antecedents of innovation capabilities.
The main objective of this study is to examine the relation between business strategy, knowledge management and strategic human resource management, corporate innovation capabilities and performance. The study was conducted on software companies in Indonesia. The test results of the structural model using Partial Least Squares with a sample of 50 respondents showed a positive influence of strategic human resource management and knowledge management towards innovation capabilities.
The research showed a positive effect of innovation capabilities towardsinnovation performance. The study also showed no direct influence on the business strategy of innovation capabilities. This study contributes to the empirical framework innovation capabilities framework from previous researchers such as Lawson and Samson (2001). The next research can be conducted to enrich the scope of the study by including environmental factors and industrial characteristics as antecedents and associate them with a variety of contexts and organizational performance variables.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
D2538
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idham
"ABSTRAK
PT Malloci Software Solution Malloci adalah salah satu software house yang ada di Indonesia. Malloci memiliki tiga buah divisi dimana salah satunya adalah Divisi Pengembangan yang memiliki tugas dan fungsi mengerjakan proyek pembuatan perangkat lunak. Dalam proses pengerjaan proyek terdapat masalah dimana terjadi discontinuity pengetahuan antara karyawan lama dengan karyawan pengganti yang terlibat dalam pengerjaan proyek. Salah satu penyebab terjadinya discontinuity pengetahuan adalah pengetahuan yang terkait selama proses pengerjaan proyek masih dikelola secara manual dan kurang terkontrol. Hal ini disebabkan karena Divisi Pengembangan Malloci belum memiliki aplikasi atau knowledge management system KMS dalam melakukan pengelolaan pengetahuan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan model KMS yang dibutuhkan oleh Divisi Pengembangan Malloci dalam rangka mengatasi discontinuity pengetahuan yang terjadi. Terdapat dua metodologi yang digunakan yaitu metodologi identifikasi solusi manajemen pengetahuan yang digunakan dalam tahap analisis kebutuhan KMS serta metodologi system prototyping yang digunakan dalam tahap perancangan prototipe KMS. Proses knowledge management proses KM yang akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah Internalization, Combination, Direction, Routines, Externalization, dan Exchange. Hasil dari penelitian ini adalah sebuah prototipe KMS tahap awal yang memiliki fitur-fitur untuk mendukung proses KM yang akan dikembangkan, antara lain : e-learning, manajemen konten, forum diskusi, dan team collaboration tools. Saran untuk penelitian ini kedepannya adalah penyempurnaan prototipe KMS, adanya dukungan pelaksanaan dari pihak manajemen, dan lanjutan penelitian terkait dampak penerapan knowledge management system terhadap performa perusahaan serta efektifitas pengggunaan knowledge management system di perusahaan.

ABSTRACT
PT Malloci Software Solution Malloci is a software house in Indonesia. Malloci has three divisions, one of them is the Development Division. This division has a duty and function in making software project. In the process of the project, there was a problem in a discontinuity of knowledge between the old employee and alternate employee who were involved in the project. One of the reason in discontinuity of knowledge is knowledge that relevant for the process of the project was managed manually and less controlled. This is because The Development Division of Malloci has not had an application or knowledge management system KMS in managing their existing knowledge. The purpose of this study is to produce a model of KMS design required by Malloci Development Division in order to solve the problem occurred. There are two methodologies used such as the identification of knowledge management solution that are used in requirement analysis phase of KMS and system prototyping methodologies that are used in KMS prototype design phase. Knowledge Management Process KM Process that will be developed in this study are Internalization, Combination, Direction, Routines, Externalization, and Exchange. The result of this study is an earlier stage of KMS prototype that has many features to support the KM Process that has been developed, such as e learning, content management system, discussion forum, and team collaboration tools. The suggestions for future research are refinements in KMS prototype, implementation support from management, and further research about impact of knowledge management system on company performance and effectiveness of the use of knowledge management systems in the company."
2014
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hadjar
"Seperti halnya perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri minyak dan gas bumi, Air Drilling Associates (ADA) juga merasakan urgensi untuk memanfaatkan Manajemen Pengetahuan untuk memfasilitasi ketahanan dalam lingkungan bisnis yang dinamis dan kompetitif. Pada akhir tahun 2016 ADA memperkenalkan ADA Knowledge Base, sebuah Sistem Manajemen Pengetahuan, untuk dimanfaatkan karyawan sebagai wadah bagi untuk saling berbagi pengalaman dan pembelajaran. Namun hingga satu tahun sejak diperkenalkan, angka partisipasi karyawan terhadap ADA Knowledge Base, masih rendah. Hal ini diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah artikel dengan jumlah proyek pengeboran sumur lahan minyak dimana Air Drilling Associates (ADA) beroperasi, sesuai instruksi CEO.
Untuk dapat menerapkan dan meraih keuntungan dari penerapan Manajemen Pengetahuan, dibutuhkan sebuah strategi Manajemen Pengetahuan. Sebuah strategi dibutuhkan untuk implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan yang merupakan pendukung Manajemen Pengetahuan.
Disusun dengan menggunakan pendekatan Soft System Methodology dan teori Manajemen Pengetahuan, penelitian ini menghasilkan strategi implementasi Sistem Manajemen Pengetahuan untuk diterapkan di Air Drilling Accosiates.

Just as companies in the oil and gas industry, Air Drilling Associates (ADA) also feel the urgency to utilize Knowledge Management to facilitate resilience in a dynamic and competitive business environment. By the end of 2016 ADA introduces the ADA Knowledge Base, a Knowledge Management System, for employee to be utilized as a platform for sharing experiences and learning. However, up to one year since its introduction, the employee participation rate against ADA Knowledge Base is still low. This is measured by comparison between the number of articles with the number of oil field well drilling projects in which Air Drilling Associates (ADA) operate, according to the CEO's instruction.
In order to implement and benefit from the implementation of Knowledge Management, a Knowledge Management strategy is required. A strategy is required for the implementation of a Knowledge Management System that is part of support for Knowledge Management.
Compiled by using Soft System Methodology approach and Knowledge Management theory, this research resulted Knowledge Management System implementation strategy to be applied in Air Drilling Accosiates.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indriyati
"Dalam rangka tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, Kementerian Pekerjaan Umum telah berkomitmen untuk melaksanakan reformasi birokrasi sebagaimana diamanatkan pada Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025. Salah satu aspek penting untuk keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian Pekerjaan Umum adalah sumber daya aparatur.
Pada beberapa tahun terakhir ini, jumlah pegawai Kementerian Pekerjaan Umum yang memasuki masa purna bakti cukup signifikan, sementara itu pegawai yang baru direkrut sejak beberapa tahun terakhir belum memiliki pengalaman yang memadai untuk menempati kekosongan tersebut. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya suatu knowledge management system sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan di antara seluruh pegawai Kementerian Pekerjaan Umum.
Penelitian ini bertujuan untuk menyusun suatu model dan strategi knowledge management system pada Kementerian Pekerjaan Umum. Langkah-langkah dalam mengembangkan model dan strategi knowledge management system ini mengacu pada Soft Systems Methodology (SSM). Perangkat pendukung yang digunakan terdiri dari value chain analysis dan PEST analysis untuk analisis kondisi internal dan eksternal organisasi yang mempengaruhi model dan strategi knowledge management system yang akan disusun.

In order to obtain good governance, Ministry of Public Works has committed to perform bureaucracy reformation as mentioned in President Regulation Number 81 Year 2010 about Grand Design of Bureaucracy Reformation 2010-2025. One important aspect influenced the success of bureaucracy reformation in Ministry of Public Works is human resources.
In the last few years, the number of employee in Ministry of Public Works who will pass retirement period is quite significant, meanwhile new employees, who were recruited in the last few years, still lack of knowledge and experience for the replacement. Therefore, it is important to develop a knowledge management system as a facility for knowledge sharing among all of employees in Ministry of Public Works.
This research has purpose to develop model and strategy of knowledge management system in Ministry of Public Works. The steps using in the development of model and strategy of knowledge management system are based on Soft System Methodology. The supportive tools consist of value chain analysis and PEST analysis to analyze internal and external condition of the organization which will influenced the model and strategy of knowledge management system.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>