Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 95390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sidabutar, Tetty Nurkayani
"Ibu dengan post partum normal sering mengalami rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada luka perineum selama periode post partum. Hal ini akan berdampak pada aktivitas ibu sehari - hari. Rasa nyeri dan ketidaknyamanan pada ibu post partum tersebut dapat diatasi dengan intervensi kompres dingin. Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk melakukan analisis intervensi keperawatan dengan penerapan kompres dingin pada ibu post partum yang mengalami luka perineum. Kompres dingin efektif mengurangi nyeri luka perineum selain itu juga intervensi kompres dingin mudah dilakukan, tidak membutuhkan banyak biaya dan tidak memiliki efek samping. Karya tulis ilmiah ini menggunakan metode studi kasus. Pada hasil intervensi keperawatan ditemukan bahwa ibu N mengalami penurunan nyeri yang signifikan setelah dikompres tanpa mengkomsumsi obat analgesik.

Mothers with normal postpartum often experience pain and discomfort in the perineal wound during the postpartum period. This will have an impact on the mother's daily activities. The pain and discomfort in postpartum mothers can be overcome by cold compress intervention. This scientific paper aims to analyze nursing interventions by applying cold compresses to post partum mothers who experience perineal injuries. Cold compresses are effective in reducing perineal wound pain, besides that cold compresses are easy to do, do not require a lot of money and have no side effects. This scientific paper uses the case study method. In the results of the nursing intervention, it was found that mother experienced a significant reduction in pain after cold compressed without taking analgesic drugs."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Mauliddinah
"Postpartum adalah masa setelah plasenta lahir sampai dengan alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil yang secara normal berlangsung selama 6 minggu. Kondisi yang sering dialami oleh ibu postpartum yaitu luka perineum yang merupakan robekan pada daerah perineum yang terjadi karena robekan spontan ataupun tindakan episiotomi saat proses persalinan. Luka perineum tersebut menimbulkan nyeri yang mengarah pada gangguan rasa nyaman selama periode postpartum. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis masalah ibu postpartum dengan luka perineum menggunakan metode studi kasus. Kasus nyata terjadi pada Ny.A (24 tahun) yang melahirkan bayi keduanya secara spontan dengan luka perineum akibat robekan spontan saat proses persalinan sehingga mengeluhkan masalah ketidaknyamanan pasca partum. Pada saat pengkajian 12 jam postpartum, klien mengeluh tidak nyaman karena luka perineum yang terasa nyeri dengan skala nyeri 6, didukung dengan data ekspresi wajah meringis dan peningkatan tekanan darah. Intervensi yang diberikan adalah perawatan kenyamanan dengan tindakan pemberian kompres dingin pada luka perineum. Implementasi pemberian kompres dingin dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan durasi tiap pertemuan yaitu 30 menit, dan dievaluasi melalui ungkapan derajat kenyamanan klien terkait tingkat nyeri perineum menggunakan Numeric Pain Rating Scale. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan derajat kenyamanan dan penurunan tingkat nyeri perineum. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan terapi pemberian kompres dingin pada luka perineum efektif dalam meningkatkan derajat kenyamanan serta mengurangi tingkat nyeri perineum pasca persalinan. Pemberian kompres dingin ini dapat dijadikan salah satu pilihan intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu postpartum dengan luka perineum.

Postpartum is a period from delivering placenta to recovering reproductive organ as before pregnancy which normally lasts for 6 weeks. Common condition which is often experienced by postpartum mothers is perineal wound as trauma on perineal area that occur due to spontaneous tear or episiotomy during labor. Perineal wound causes pain that leads to impaired comfort during postpartum period. This study is conducted to analyze problems of postpartum mothers with perineal injury using a case study method. A real case occurred in Mrs. A (24 years old) who gave birth to her second baby spontaneously with a perineal wound due to a spontaneous tear during the delivery process, then she complained about postpartum discomfort. When doing assessment on 12 hours postpartum, the client complained of discomfort because of perineal pain with a pain scale of 6, supported by data on facial expression and increased blood pressure. Intervention given is comfort care by giving cold compress on perineal wound. Implementation of giving cold compresses was carried out in three days with the duration of 30 minutes, and evaluated through comfort degree related to level of perineal pain using Numeric Pain Rating Scale. The result showed an increase in client's comfort degree and a decrease in pain level. The researcher concludes that application of cold compress on perineal wound is effective in increasing comfort degree and reducing perineal pain level. This cold compress can be used as an intervention option in providing maternity nursing care for postpartum mothers with perineal injury."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Astuti
"Pembengkakan payudara merupakan kondisi fisiologis tidak menyenangkan ditandai dengan bengkak dan nyeri olehkarna peningkatan volume ASI, dan kongesti limfatik serta vascular. Rangsangan mulut bayi terhadap puting dan perlekatan yang kurang tepat juga dapat membuat lecet hingga terasa perih, Tujuan penanganan pembengkakan payudara untuk menjaga aliran ASI dan mengosongkan payudara dengan efektif, serta mencegah pembengkakan berulang selama proses menyusui. Penanganan lecet pada puting payudara bertujuan untuk mencegah terhambatnya pemberian ASI eksklusif, dan pengalaman tidak menyenangkan bagi ibu menyusui selama proses menyusui. Pemberian terapi nonfarmakologis melalui kompres Aloe vera memiliki keuntungan lebih dibanding dengan kompres lainnya seperti kompres air dingin/hangat yang hanya meredakan nyeri saja, dikarenakan kandungan Aloe vera dipercaya dapat menyembuhkan luka, mengurangi rasa sakit, dan berkhasiat sebagai anti bengkak. Intervensi yang dilakukkan pada Ny. E di salah satu RS di Depok dengan penerapan Aloe vera yang diberikan sebanyak 2 kali /hari selama 4 hari terbukti mampu mengurangi rasa nyeri pasien dari skala nyeri NRS 4-5 menjadi NRS skala 2, dan pada lecet putting yang diberikan intervensi kompres Aloe vera juga terbukti mampu menyembuhkan luka. Dalam pelaksanaannya peran perawat dalam memberikan intervensi secara mandiri melalui kompres Aloe vera juga harus diimbangi dengan edukasi perlekatan dan cara menyusui yang tepat untuk meningkatkan motivasi dan pengalaman ibu postpartum yang menyusui.

Breast swelling is an unpleasant physiological condition characterized by swelling and pain due to increased breast milk volume, and lymphatic and vascular congestion. Stimulation of the baby's mouth to the nipple and improper attachment can also make blisters to feel sore, The purpose of treating breast swelling is to maintain milk flow and empty the breast effectively, as well as prevent recurrence of swelling during the breastfeeding process. The treatment of blisters on the nipples aims to prevent the inhibition of exclusive breastfeeding, and unpleasant experiences for breastfeeding mothers during the breastfeeding process. The administration of non-pharmacological therapy through Aloe vera compresses has more advantages than other compresses such as cold/warm water compresses that only relieve pain, because the content of Aloe vera is believed to heal wounds, reduce pain, and be efficacious as an anti-swelling. The intervention carried out on Mrs. E in one of the hospitals in Depok with the application of Aloe vera given 2 times/day for 4 days was proven to be able to reduce the patient's pain from NRS pain scale 4-5 to NRS scale 2, and in putting blisters given Aloe vera compress intervention was also proven to be able to heal wounds. In its implementation, the role of nurses in providing independent intervention through Aloe vera compresses must also be balanced with attachment education and the right way to breastfeed to increase the motivation and experience of breastfeeding postpartum mothers. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Satrya Wibawa
"Latar belakang: Nyeri perineum adalah keluhan umum di kalangan wanita setelah persalinan pervaginam yang dapat menyebabkan morbiditas jangka panjang. Berbagai faktor determinan persalinan telah diidentifikasi berpengaruh terhadap peningkatan nyeri perineum setelah persalinan pervaginam. Studi sebelumnya telah berfokus pada nyeri persalinan dan manajemen nyeri pasca operasi caesar tetapi tidak pada faktor yang dapat memperberat derajat nyeri.
Tujuan: Menganalisis dan menilai hubungan faktor determinan persalinan pervaginam dan derajat nyeri perineum postpartum dalam 24 jam setelah persalinan pervaginam.
Metode: Ini adalah studi kasus-kontrol dengan subyek pasien yang menjalani persalinan pervaginam baik secara spontan atau dengan bantuan alat dengan indikasi apa pun di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, selama tahun 2020. Nyeri perineum dinilai dengan Visual Analog Scale (VAS) dalam waktu 24 jam pasca persalinan setelah pemberian Asam Mefenamat 500mg dosis tunggal secara oral. Perbandingan dilakukan dengan Chi-square atau uji eksak Fisher dilanjutkan dengan analisis multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Sebanyak 205 subjek dilibatkan dalam penelitian ini. Peningkatan nyeri perineum (VAS 4-10) ditemukan pada 41 kasus (20%). Peningkatan nyeri perineum banyak ditemukan pada subyek berusia di bawah 30 tahun (p=0,04). Ditemukan hubungan bermakna antara berat badan lahir bayi baru lahir > 3.000 gram dengan nyeri perineum (p<0.001) dengan aOR 8.38 CI 95% (2,8–24,97). Terdapat juga hubungan bermakna antara derajat robekan perineum dengan nyeri perineum postpartum (p 0,006) dengan aOR 41,25. Prosedur episiotomi juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan peningkatan nyeri perineum postpartum (p < 0,001) dengan aOR 45,2
Kesimpulan: Berat lahir bayi, derajat robekan perineum, dan episiotomi telah terbukti menjadi faktor yang dapat meningkatkan nyeri perineum setelah persalinan pervaginam. Faktor-faktor ini harus dipertimbangkan dalam mengelola nyeri perineum postpartum untuk mencegah morbiditas jangka panjang dari persalinan pervaginam. Studi tambahan dengan sampel yang lebih besar diperlukan untuk kesimpulan yang tepat.

Background: Perineal pain is a common complaint among women after vaginal delivery that may lead to long term morbidity. Various determinant factors in labour have been identified have influence on increasing perineal pain after vaginal delivery. Previous studies have focused on labor pain and post-cesarean delivery pain management but not on the determinant factors.
Objective: Analyze and assess the association of determinant factors in vaginal delivery and the postpartum perineal pain within 24 hours after vaginal delivery.
Methods: This was case-control study including patient underwent vaginal delivery either spontaneously or with assisted vaginal delivery at any indication at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, during 2020. Perineal pain was assessed with Visual Analog Scale (VAS) within 24 hours post delivery after administration of Mefenamic Acid 500mg single dose orally. Comparisons were made with Chi-square or Fisher’s exact test continued with multivariate analysis with logistic regression.
Results: A total of 205 subjects were included in the study. Increased perineal pain (VAS 4-10) was found in 41 cases (20%). Increase perineal pain was commonly found in subjects under 30 years old (p = 0.04). Found significant association between newborn birthweight > 3.000 gram with perineal pain (p<0.001) with aOR 8.38 CI 95% (2,8–24,97). There was also significant association between degree of perineal tears with postpartum perineal pain (p 0.006) with aOR 41.25. Episiotomy procedure also shows significant association with increase postpartum perineal pain (p < 0.001) with aOR 45.2.
Conclusions: Neonatal birthweight, degree of perineal tear, and episiotomy have been shown to be determinant factors increasing perineal pain after vaginal delivery. These factors should be taken into consideration in managing postpartum perineal pain in order to prevent long-term morbidity from vaginal delivery. Additional studies with larger samples are needed for exact conclusion.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novida Ayu Lestari
"Sebagian besar Ibu bersalin di Indonesia dengan metode spontan mengalami robekan pada perineum. Nyeri perineum dapat memengaruhi kenyamanan ibu postpartum dalam melakukan aktivtitas terutama perawatan bayi selama 7 hari pertama masa nifas. Oleh karena itu, edukasi manajemen nyeri perineum secara non-farmakologi menjadi penting termasuk dalam discharge planning ibu postpartum dan juga sebagai pendamping dari terapi anti nyeri secara oral yang diberikan oleh dokter. Adapun, kompres dingin perineum termasuk dalam salah satu penanganan nyeri perineum tersebut, yang secara evidence telah dapat menurunkan nyeri perineum. Dalam karya ilmiah ini, analisis asuhan keperawatan penerapan intervensi kompres dingin perineum dilakukan pada dua periode postpartum, yaitu periode immediately postpartum (intervensi direk 4 jam pasca partum) dan periode early postpartum (selama 3 hari selanjutnya dengan follow-up secara online). Metode yang dipakai iala case report dari penerapan asuhan keperawatan terhadap salah satu pasien postpartum dengan metode spontan di Puskesmas Sukmajaya, Depok yang mengeluhkan nyeri perineum intensitas sedang dan alami rupture perineum grade kedua. Kompres dingin dilakukan dengan ice gel yang dilapisi dengan waslap bersih selama 20 menit. Kriteria evaluasi yang digunakan ialah skala nyeri Numeric Rating Scale dan Shortened General Comfort Questionaire. Hasil evaluasi intervensi menunjukkan adanya penurunan skala nyeri dari 5/10 menjadi 3/10 setelah intervensi direk hari pertama, yang kemudian nyeri menjadi 2/10 pada evaluasi hari keempat. Selain itu, skor tingkat kenyamanan Ibu juga menunjukkan peningkatan dari 122/168 menjadi 132/168 pada hari pertama dan alhasil menjadi 158/168 pada hari terakhir.

Majority mothers who gave birth in Indonesia by spontaneous method experienced perineal tears. Perineal pain can affect the comfort of postpartum mothers while doing activities, especially baby care during the first 7 days of the puerperium. Therefore, non-pharmacological perineal pain management education is important to be included in postpartum discharge planning and also as a companion to oral anti-pain therapy given by the doctors. Meanwhile, perineal cold compresses are has been proved reducing perineal pain. In this case report, the analysis of nursing care for the application of the perineal cold compress intervention was carried out in the two postpartum periods, namely the immediate postpartum period (4 hours postpartum direct intervention) and the early postpartum period (3 day after with online follow-up). The method used is a case report from the nursing care to a postpartum patient with a spontaneous method at the Puskesmas Sukmajaya, Depok whose complained of moderate intensity perineal pain and experienced 2nd grade of perineal rupture. Cold compresses are done with ice gel covered with a clean washcloth for 20 minutes. The evaluation criteria used were the Numeric Rating Scale and the Shortened General Comfort Questionnaire. The results of the intervention evaluation showed a decrease in pain scale from 5/10 to 3/10 after the first day of direct intervention, then pain became 2/10 on the fourth day of evaluation. In addition, the mother's comfort level score also showed an increase from 122/168 to 132/168 on the first day and finally to 158/168 on the last day.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Almaniera Athaya Lovita Zahra
"ASI eksklusif sebagai sumber nutrisi utama yang dibutuhkan untuk bayi baru lahir dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Pemberian ASI eksklusif pada bayi dengan ibu yang terkonfirmasi Covid 19 mengalami hambatan yang disebabkan prosedur rawat pisah dan terapi antiviral yang diberikan. Kondisi demikian dapat menimbulkan permasalahan dalam menyusui khususnya terkait produksi ASI seperti pengaruh kondisi kesehatan fisik yang terpapar Covid 19, stress yang dirasakan, dan frekuensi ASI yang diberikan berdampak pada ASI yang dikeluarkan sedikit, payudara terasa penuh, bengkak, serta nyeri. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis hasil intervensi yang berfokus untuk meningkatkan stimulus produksi ASI melalui kompres hangat dan masase payudara pada Ny. S postpartum isolasi ruang rawat inap Covid 19, RSUI. Hasil dari evaluasi intervensi menunjukkan dampak positif dengan peningkatan produksi ASI pada ibu dan pengosongan payudara menjadi maksimal sehingga dapat meningkatkan rasa nyaman, serta secara tidak langsung mengurangi rasa khawatir ibu terkait ketidakcukupan ASI dalam pemenuhan nutrisi bayi dan risiko komplikasi yang muncul. Berdasarkan manfaat yang diperoleh dapat dirasakan langsung oleh pasien, diharapkan asuhan keperawatan secara mandiri mampu dilakukan dan ditingkatkan dalam memberikan stimulus peningkatan produksi ASI pada ibu menyusui.

Exclusive breastfeeding is the main nutrition for newborns for their development and growth. Exclusive breastfeeding for infants with mothers who are confirmed to have COVID-19 can be affected due to the separation procedures and antiviral regimen. This conditions can cause problems in breastfeeding, especially related to breast milk production, such as the influence of physical health conditions exposed to Covid 19, the stress felt, and the frequency of breast milk given which has an impact on the amount of milk that is secreted, breasts feel full, swollen, and painful. This case study aims to analyze the results of an intervention that focuses on increasing the stimulation of breast milk production through warm compresses and breast massage on Ny. S postpartum isolation of the Covid 19 . The results of the intervention evaluation showed a positive impact by increasing the mother's milk production and maximal emptying of the breast so that it could increase comfort, and indirectly reduce the mother's worry regarding insufficient breast milk in fulfilling infant nutrition and the risk of complications that arise. Based on the benefits obtained can be felt directly by the patient, it is hoped that independent nursing care can be carried out and improved in providing a stimulus to increase milk production for breastfeeding mothers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Puti Azalia Ichsan
"Tingginya aktivitas dan berubahnya gaya hidup masyarakat di perkotaan dapat menyebabkan seseorang tidak memperhatikan kondisi kesehatannya khususnya kadar asam urat dalam tubuh. Artritis gout terjadi akibat peningkatan kadar asam urat serum atau hiperurisemia yang berlangsung kronik sehingga terjadi deposisi kristal MSU di persendian. Artritis gout merupakan salah satu penyakit metabolik yang terkait dengan pola makan diet tinggi purin dan minuman beralkohol. Nyeri dan bengkak pada sendi dapat menjadi tanda dan gejala terjadinya arthritis gout yang seringkali dapat mengganggu aktivitas seseorang dan melakukan kegiatan sehari-hari. Salah satu cara untuk mengurangi nyeri pada arthritis gout adalah dengan menggunakan kompres hangat dengan air kompresan jahe. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental kepada individu selama kurun waktu 2 minggu. Penelitian ini berisikan analisis kefektifan penerapan kompres hangat jahe pada nyeri yang disebabkan oleh arthritis gout. Hasil yang didapatkan yaitu adanya penurunan tingkat nyeri yang dialami oleh pasien dengan nyeri arthritis gout setelah melakukan kompres hangat jahe selama 2 minggu perawatan selama 15-20 menit setiap kali pelaksanaan.

The high activity and changing lifestyles of people in urban areas can cause a person not to pay attention to their health conditions, especially uric acid levels in the body. Gout arthritis occurs due to increased serum uric acid levels or chronic hyperuricemia resulting in MSU crystal deposition in the joints. Gout arthritis is a metabolic disease associated with a high-purine diet and alcoholic beverages. Pain and swelling in the joints can be signs and symptoms of gouty arthritis which can often interfere with a person's activities and daily activities. One way to reduce pain in gouty arthritis is to use a warm compress with ginger compress water. This study uses experimental research methods to individuals for a period of 2 weeks. This study contains an analysis of the effectiveness of applying ginger warm compresses to pain caused by gouty arthritis. The results obtained were a decrease in the level of pain experienced by patients with gouty arthritis pain after applying warm ginger compresses for 2 weeks of treatment for 15-20 minutes each time. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Alifia Ramadianti
"Pandemi global COVID-19 memberikan dampak kesehatan pada berbagai rentang usia dan tahapan perkembangan manusia, salah satunya kesehatan maternal dan bayi baru lahir. Ibu post partum menyusui suspek atau terkonfirmasi COVID-19 yang mengalami hospitalisasi menjalani rawat pisah dengan bayinya, kondisi ini menyebabkan proses menyusui dan perlekatan terganggu. Pemberian terapi antiviral COVID-19 pada pasien menjadi alasan ASI tidak diberikan pada bayinya sehingga potensi kesehatan bayi dan ibu menjadi perhatian penulis. Case report ini mengangkat kasus Ny. D berusia 24 tahun yang melahirkan anak pertamanya di Rumah Sakit Universitas Indonesia dengan cara pervagina, pasien di rawat terpisah dengan anaknya pasca melahirkan karena hasil swab menunjukkan nilai positif. Keluhan utama yang pasien rasakan adalah ASI yang tidak keluar dari payudara dan kekhawatirannya pada kesehatan anaknya yang tidak dapat diberikan ASI. Penulis mengangkat intervensi keperawatan pijat payudara untuk menstimulasi pengosongan payudara agar ibu merasa lebih nyaman, dan untuk menghindari komplikasi seperti mastitis akibat ASI yang statis sebagai alternatif yang dapat dilakukan saat itu. Intervensi pijat payudara memberikan dampak yang positif ditandai produksi ASI yang meningkat setiap harinya dan pengosongan payudara dapat secara maksimal dirasakan pasien sehingga pasien merasa nyaman. Penulis merekomendasikan pasien untuk tetap menyusui anaknya secara langsung ketika pulang dengan menerapkan protokol yang ketat.

The global COVID-19 pandemic has had health impacts on various age ranges and stages of human development, one of which is maternal and newborn health. Post partum mothers who are breastfeeding with suspected or confirmed COVID-19 who are hospitalized are undergoing separate treatment from their babies, this condition causes the breastfeeding process and attachment to be disrupted. Giving COVID-19 antiviral therapy to patients is the reason why breast milk is not given to their babies so that the potential for the health of babies and mothers is the author's concern. This case report raises the case of Mrs. D, 24 years old, who gave birth to her first child at the University of Indonesia Hospital pervaginally, the patient was treated separately from her child after giving birth because the swab results showed a positive value. The main complaint that the patient feels is the milk that does not come out of the breast and his concern about the health of his child who cannot be breastfed. The author raises the nursing intervention of breast massage to stimulate breast emptying so that the mother feels more comfortable, and to avoid complications such as mastitis due to static breast milk as an alternative that can be done at that time. Breast massage intervention has a positive impact marked by increasing milk production every day and breast emptying can be maximally felt by the patient so that the patient feels comfortable. The author recommends that patients continue to breastfeed their children directly when they go home by following a strict protocol. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Anisa Syahriel
"Penyakit Inflammatory Bowel Disease (IBD) atau radang usus merupakan peradangan pada saluran gastrointestinal, IBD dibagi menjadi dua, yaitu kolitis ulseratif dan penyakit crohn. Gejala yang sering muncul pada IBD yaitu nyeri abdomen. Nyeri abdomen adalah perasaan tidak nyaman subjektif di abdomen yang dapat disebabkan oleh berbagai masalah. Tiga proses berikut dapat menyebabkan nyeri abdomen, seperti ketegangan pada dinding saluran gastrointestinal (GI) akibat kontraksi atau distensi otot, iskemia, dan peradangan pada peritoneum. Salah satu upaya untuk mengatasi nyeri abdomen pada pasien yaitu dengan kompres hangat. Kompres hangat dapat menurunkan tingkat nyeri abdomen pada pasien dengan masalah pencernaan. Kompres hangat dapat melebarkan pembuluh darah, sehingga dapat meningkatkan sirkusai drah ke area yang nyeri, dan dapat merelaksasikan otot. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memaparkan hasil praktik keperawatan pada pasien dengan inflammatory Bowel Disease yang mengalami nyeri akut. Hasil implementasi kompres hangat selama 15 menit selama 2 hari efektif mengurangi nyeri abdomen pada pasien IBD, hal ini dibuktikan dengan menurunnya skala nyeri dari skala VAS 4 menjadi VAS 0 pada hari ke-4.

Inflammatory Bowel Disease (IBD) or inflammation of the intestine is an inflammation of the gastrointestinal tract, IBD is divided into two, namely ulcerative colitis and Crohn’s disease. Symptoms that often appear in IBD are abdominal pain. Abdominal pain is a subjective feeling of discomfort in the abdomen that can be caused by various problems. The following three processes can cause abdominal pain, such as tension in the walls of the gastrointestinal tract (GI) due to muscle contraction or distension, ischemia, and inflammation of the peritoneum. One effort to overcome abdominal pain in patients is with warm compresses. Warm compresses can reduce the level of abdominal pain in patients with digestive problems. Warm compresses can dilate blood vessels, thereby increasing blood circulation to the painful area, and can relax muscles. This scientific paper aims to describe the results of nursing practice in patients with inflammatory bowel disease who experience acute pain. The results of the implementation of warm compresses for 15 minutes for 2 days effectively reduce abdominal pain in IBD patients, this is evidenced by a decrease in the pain scale from the VAS scale 4 to VAS 0 on the 4th day. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sholihat
"Periode post partum merupakan saat kritis bagi seorang ibu untuk beradaptasi setelah melahirkan dan juga merupakan masa-masa yang membahagiakan sekaligus penuh stress yang berkaitan dengan masalah penyesuian diri baik secara fisik maupun psikologis terhadap kelahiran bayi mereka. Wanita yang mengalami gangguan adaptasi psikososial selama post partum akan berdampak pada kehidupannya baik perkawinannya dan hubungan antara ibu dan anak, sehingga akan mengganggu perkembangan emosional dan tingkah laku anak dikemudian hari.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran adaptasi psikososial ibu post partum dan hubungannya dengan beberapa variabel antara lain umur, pendidikan, status ekonomi, pekerjaan, kondisi bayi barn lahir, paritas, jenis persalinan, status kesehatan ibu, keinginan punya anak, self consept dan dukungan sosial.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non experimental dengan pendekatan cross sectional, pengumpulan data dengan wawancara terhadap 109 responden ibu post partum setelah satu bulan - satu tahun yang berada di Kecamatan Cimanggis dan sebelumnya responden melakukan persalinan di 4 pelayanan kesehatan yaitu Rumah Sakit Tugu Ibu, Rumah Sakit Thu dan Anak Tumbuh Kembang, Klinik Anugrah dan Puskesmas Cimanggis. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dengan distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi Squere dan analisa multivariat dengan regresi logistik ganda.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa adaptasi psikososial ibu post partum mencapai 56 %, presentasi ini masih dalam rentang rata-rata penelitan yang dilakukan dibeberapa daerah di Indonesia. Hasil uji bivariat terhadap 11 variabel independen menunjukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara signifikan dengan adaptasi psikososial ibu post partum adalah pekerjaan, self consept dan dukungan sosial. Hasil analisis multivariat didapatkan dua variabel yang berhubungan erat dengan adaptasi psikososial ibu post partum yaitu pekerjaan (OR = 3,730) dan self consept (OR 2,703) dan dari kedua variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pekerjaan merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi adaptasi psikososial ibu post partum.
Mengingat pentingnya pencapaian adaptasi psikososial ibu pada masa post partum untuk itu disarankan agar setiap tatanan pelayanan kesehatan memperhatikan aspek psikologis dari ibu dan keluarga dalam masa reproduksi seperti diadakannya kelas prenatal untuk ibu hamil dan suami, pelayanan kesehatan ditujukan tidak hanya kepada ibu tetapi juga keluarganya, dengan demikian keluarga dapat memberikan support selama proses persalinan dan menyediakan tenaga kesehatan yang mampu memberikan pelayanan secara komprehensif yang meliputi bio, psiko, sosial dan spiritual. Perlu dukungan dan tindakan yang nyata dari dinas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan reproduksi melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan tenaga kesehatan dart kerjasama lintas sektoral dengan instansi terkait dalam pelayanan kesehatan reproduksi seperti dinas pendidikan dan instansi swasta. Pentingnya peranan divas tenaga kerja dan transmigrasi serta dinas perindustrian dan perdagangan dalam menciptakan lahan pekerjaan yang aman sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan wanita dan dapat meningkatkan aktualisasi diri.
Daftar Bacaan : 41 (1988-2004)

Analysis on Psychosocial Adaptation of Post Partum Mothers in Cimanggis Sub-district, Depok City Year 2004Post partum period is a critical time for a mother to adapt after giving birth, a happy but stressful time as it is related to self adjustment problems both physically and psychologically because of the birth of the baby. Women who experience psychosocial adaptation disorder during post partum period would be disturbed in their marital life and in their relationship with the newborn which will, in turn, disturb the emotional and behavioral developments of the child in the future.
This study objective was to describe the psychosocial adaptation of post partum mothers and its relationship to age, education, economic status, working status, condition of the newborn, parity, type of birth, maternal health status, desire to have the child, self concept, and social support factors.
The study design was cross-sectional with data collected through interview to 109 respondents (post partum mothers 1 month - 1 year) who previously gave birth in one of four health care services: Tugu Maternal Hospital, Tumbuh Kembang Maternal and Child Hospital, Anugrah Maternity Clinic, and Cimanggis PublIic Health Center. Data was analyzed in univariate (frequency distribution), bivariate (chi-square test), and multivariate (multiple logistic regressions) methods.
The study reveals that the psychosocial adaptation reached 56%, it is within the range of results of other studies in Indonesia. Bivariate analysis showed that factors with significant relationship were working status, self-concept, and social support. Multivariate analysis showed that working status (OR=3.730) and self concept (OR=2.703) were closely related to psychosocial adaptation after controlled with other factors. The most dominant factor was working status variable.
It is recommended to health care providers to pay more attention on psychological aspect of mother and family during reproductive period for example by conducting prenatal classes for pregnant mother and husband, to provide support to family to support the mother, to provide health worker who could manage comprehensive care including biological, psychological, social, and spiritual care. There is a need to improve knowledge and skill of health worker and to strengthen inter-sector cooperation such as Ministry of Education and private sector. The importance of Department of Workforce, Department of Transmigration, Industry and Trade Office in creating jobs as to improve women welfare should be appreciated and be considered.
References: 41 (1988-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>