Ditemukan 184626 dokumen yang sesuai dengan query
Sapti Wulansari
"Kondisi pandemi COVID-19 mengharuskan pekerja sosial di Balai Besar, Balai dan Loka Rehabilitasi Sosial Instansi X untuk tetap bekerja dan menghadapi berbagai kebutuhan mengenai layanan sosial yang semakin tinggi. Pekerja sosial harus dapat responsif dan adaptif terhadap kondisi kerja yang sulit ini sehingga membutuhkan strategi kerja job crafting untuk dapat berkontribusi bagi organisasi dan masyarakat. Penelitian ini terdiri dari studi 1 dan 2. Studi 1 bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job crafting dan kinerja pekerja sosial. Pengumpulan data yang dilakukan pada studi 1 dengan cara menyebarkan kuesioner secara online melalui gform kepada pekerja sosial yang memiliki kriteria PNS, telah diangkat sebagai jabatan fungsional tertentu sebagai pekerja sosial serta memiliki masa kerja minimal 1 tahun. Jumlah responden yang mengisi kuesioner sebanyak 259 pekerja sosial. Pengukuran kinerja pada penelitian ini bersifat subyektif yang merupakan persepsi pekerja sosial terhadap kinerjanya. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian pada studi 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara job crafting dan kinerja pekerja sosial dengan nilai korelasi sebesar 0.48 (p=0.00, p<0.05). Selain itu, Job crafting memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja pekerja sosial (p=0.00<0.05). Studi 2 bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi job crafting yang berupa pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman job crafting. Peserta pelatihan sejumlah 25 pekerja sosial yang memiliki skor job crafting rendah. Evaluasi pada pelatihan ini dilakukan dengan memberikan pretest dan posttest sebelum dan sesudah diberikan pelatihan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengetahuan dan pemahaman peserta pelatihan mengenai job crafting yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0.03 (p<0.05). Temuan ini menunjukkan bahwa pelatihan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pekerja sosial mengenai job crafting pada praktik pekerjaan sosial.
The condition of the COVID-19 pandemic requires social workers at the Balai Besar, Balai and Loka of Social Rehabilitation of Institution X to keep working and to face various needs regarding social services that are getting higher and higher. Social workers must be responsive and adaptive to these difficult working conditions, so they need a job crafting work strategy to be able to contribute to the organization and society. This study consists of studies 1 and 2. Study 1 aims to determine the relationship between job crafting and the performance of social workers. Data collection was carried out in study 1 by distributing online questionnaires through the gform to social workers who have the criteria for civil servants, have been appointed as certain functional positions as social workers and have a minimum service period of 1 year. The number of respondents who filled out the questionnaire was 259 social workers. Performance measurement in this study is subjective which is the perception of social workers on their performance. The research design used is quantitative using correlation and regression analysis. The results of research in Study 1 show that there is a relationship between job crafting and the performance of social workers with a correlation value of 0.48 (p=0.00, p<0.05). In addition, job crafting has a positive and significant effect on the performance of social workers (p=0.00) <0.05) Study 2 aims to determine the effectiveness of the job crafting intervention in the form of training to improve knowledge and understanding of job crafting. The training participants were 25 social workers who had low job crafting scores. Evaluation in this training was carried out by giving pretest and posttest before and after After being given training, the evaluation results showed that there was a significant effect on the knowledge and understanding of the trainees regarding job crafting which was indicated by a significance value of 0.03 ( p<0.05). This finding showed that the training provided could increase the knowledge and understanding of social workers regarding job crafting in social work practice."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Benning Anggrita
"Karakteristik karyawan milenial yang hanya bertahan dalam waktu yang singkat pada sebuah organisasi menjadi masalah yang harus dihadapi organisasi. Alasan karyawan sulit bertahan, yaitu mereka tidak merasa terikat dan belum menemukan makna pekerjaan. Dalam mengatasi masalah ini, organisasi perlu menumbuhkan identifikasi organisasi pada karyawan melalui job crafting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara job crafting dan identifikasi organisasi pada karyawan milenial di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan pada 260 partisipan yang merupakan karyawan milenial dan telah bekerja selama minimal satu tahun pada organisasi yang sama. Analisis korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara job crafting dan identifikasi organisasi r(258)= 0.428, p <0.05,signifikan. Selain itu ditemukan juga hubungan positif yang signifikan antara dimensi dari job crafting, yaitu meningkatkan sumber daya kerja struktural (258)=0.312, p<0.05; menurunkan tuntutan kerja yang menghambat r(258)=0.131, p<0.05; meningkatkan sumber daya kerja sosial r(258)=0.413, p<0.05; meningkatkan tuntutan kerja yang menantang r(258)=0.329, p<0.05, terhadap identifikasi organisasi. Maka, terdapat hubungan antara job crafting dan identifikasi organisasi, serta dimensi- dimensi job crafting dan identifikasi organisasi pada karyawan milenial.
Millennial employees’ tendency to stay for only a short period of time in an organization is a problem all organizations face. In resolving this problem, organizations need to grow organizational identification through job crafting. This research aims to examine the relationship between job crafting and organizational identification on millennial employees in Indonesia. This is a quantitative research that conducted to 260 participants who are millennial workers that have worked for at least one year in the organization. A correlation analysis shows that there is a positively significant correlation between job crafting and organizational identification r(258)= 0.428, p<0.05, significant. There are also a positively significant correlation between the dimensions of job crafting, namely increasing structural job resources r(258)=0.312, p<0.05; decreasing hindering job demands r(258)=0.131, p<0.05; increasing social job resources r(258)=0.413, p<0.05; increasing challenging job demands r(258)=0.329, p<0.05, toward organizational identification. It can be concluded that there is a relationship between job crafting and organizational identification, as well between the dimensions of job crafting and organizational identification on millennial employees."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vissy Vandiya
"
ABSTRAKStres merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari terutama stres yang berhubungan dengan pekerjaan atau stres kerja. Karyawan yang mengalami stres kerja akan menurun motivasi kerjanya, kesehatan juga menurun sehingga tidak akan produktif bekerja. Para guru dan staf operasional di sekolah HIJ merasakan stres kerja yang salah satunya karena tuntutan kerja di sekolah HIJ yang tidak menentu dan tidak dapat diantisipasi. Tujuan penelitian ini untuk menelaah hubungan antara tuntutan kerja dengan stres kerja kemudian menentukan intervensi yang sesuai. Pengambilan data untuk penelitian ini adalah dengan menyebarkan kuesioner secara online menggunakan gform kepada guru dan staf dengan kriteria para guru dan staf operasional sekolah HIJ, WNI, tingkat pendidikan minimal Sarjana, lama bekerja minimal 2 tahun. Responden yang mengisi kuesioner sebanyak 56 orang dan digunakan untuk pengolahan data. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis korelasi Pearson dengan menggunakan SPSS. Alat ukur yang digunakan adalah Job Stress Scale untuk stres kerja DV dengan nilai cronbach rsquo;s alpha = 0.86 dan alat ukur untuk tuntutan kerja IV menggunakan Challenge- and Hindrance-Related Self-Reported Stress Measures dengan nilai cronbach rsquo;s alpha = 0.90. Responden untuk intervensi sebanyak 6 orang staf operasional dan intervensi yang dilakukan adalah program pengenalan job crafting. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel tuntutan kerja memiliki hubungan dengan stres kerja dengan nilai sig = 0.00 dan hasil intervensi menunjukan dengan melakukan job crafting, ada penurunan persepsi tuntutan kerja dengan adanya perbedaan nilai pre-test dan post-test dari 38.33 menjadi 31.00.
ABSTRACT Stress is something that can not be avoided, especially stress related to work or job stress. Employees who experience job stress will decrease their work motivation and health, so that they will not be productive at work. The teachers and operational staff at the HIJ school felt the job stress due to the unpredictable job demands at the HIJ school. The purpose of this study is to examine the relationship between job demands with job stress and then determine appropriate interventions. Data collection for this research is distributed the online questionnaire using gform to teachers and staff with criteria Indonesian citizens, minimum education level Bachelor degree, work experiences minimum 2 years. Respondents who filled the questionnaire are 56 people and used for data processing. The design of this research is quantitative by using correlation analysis using SPSS. The measuring tool that researcher used are Job Stress Scale for job stress DV with cronbach 39 s alpha 0.86 and measuring tool for job demands IV using Challenge and Hindrance Related Self Reported Stress Measures with cronbach 39 s alpha 0.90. Intervention rsquo s respondents are 6 operational staff and intervention that been used were job crafting programme. The result of the research shows that job demands have relationship with job stress with sig 0.00 and the result of the intervention shows that with job crafting, the perception about job demand is decrease and it shows by the difference the pre test and post test from 38.33 to 31.00. "
2018
T50530
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Raisa Rahma Adriani
"Perusahaan startup dihadapi kemungkinan kegagalan yang besar, sehingga para pegawainya terancam dengan kemungkinan hilangnya status kepegawaian. Keadaan ini membuat pegawai startup memerlukan employability tinggi melalui perilaku job crafting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara job crafting dan employability pada pegawai startup di Indonesia. Penelitian dilakukan secara kuantitatif kepada 196 partisipan yang merupakan pegawai startup dengan masa kerja minimal 1 tahun dan usia perusahaan di bawah atau sama dengan 5 tahun. Perhitungan korelasi menggunakan Spearman Correlation antara job crafting dan employability menunjukkan hasil rs=0.52 dan p=0.00, yang berarti terdapat hubungan positif yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Hasil penelitian dapat menjadi perbandingan hasil hubungan antara job crafting dan employability dalam populasi yang berbeda pada penelitian selanjutnya.
Startup companies are faced with a high probability of failure which caused their employees to also faced a possibility of losing their job. This situation urged the need of startup employees to have high employability through job crafting behavior. The purpose of this research is to see the relationship between job crafting and employability of startup employees in Indonesia. The research was conducted with quantitative measure to 196 startup employees with a minimum working period of 1 year and with the age of the company below or equal to 5 years. Calculation of the correlation using Spearman Correlation between job crafting and work ability showed positive and significant results rs=0.52 and p=0.00, indicating that there was a relationship between the two variables. The result of the study can be used as a comparison between different population in further research of the relationship between job crafting and employability."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Azka Salsabila
"Generasi milenial memiliki perbedaan nilai, sikap dan cara pandang terhadap pekerjaan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Pasalnya, kondisi iklim perusahaan yang dinamis dan kompetitif memicu berbagai perubahan pada pekerjaan. Melihat kondisi pegawai milenial yang rentan terhadap burnout, pegawai milenial perlu memiliki resiliensi dalam bekerja. Dalam hal ini, kreasi pekerjaan merupakan cara dan solusi yang efektif dalam mengatasi kondisi tersebut guna meningkatkan resiliensi pegawai. Penelitian ini dilakukan untuk melihat korelasi antara kreasi pekerjaan dan resiliensi pada populasi pegawai milenial di Indonesia. Didapatkan 259 responden pegawai milenial pada penelitian ini. Kreasi pekerjaan diukur menggunakan Job Crafting Scale (Tims, et al. 2012) dan Brief Resilience Scale (Smith, et al. 2008). Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa Kreasi Pekerjaan berhubungan secara signifikan dan positif dengan resiliensi (r=0.38, p<0.05). Dengan demikian, semakin tinggi seorang pegawai mengkreasikan pekerjaannya, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensinya. Penelitian ini berguna dalam mengeksplorasi wawasan mengenai kedua variabel terkait. Adapun implikasi praktis penelitian ini dapat berguna bagi perkembangan organisasi dalam meminimalisir tingkat burnout serta meningkatkan produktivitas pegawai generasi milenial.
Compared to other generations, millennials have different values, attitudes, and perspectives towards their job. Therefore, it is undeniable that company’s dynamic and competitive conditions can trigger various changes in the workplace. In other cases, it is important for millennial employees to be resilient because they are prone to job burnout. Job Crafting is an effective solution to overcome these conditions in order to increase employees' resilience. This study was conducted to see the correlation between Job Crafting and Resilience among millennial employees in Indonesia. 259 data was collected in this research. This study was measured by Job Crafting Scale (Tims, et al. 2012) and Brief Resilience Scale (Smith, 2008). The finding shows that Job Crafting has positively significant correlation with resilience (r=0.38, p<0.05). Thus, the higher employees crafting their job, the more resilient they are. The contribution of this study is that it explores insights about both variables. These includes recommendation for organizational development in order to minimize burnout rates and increasing millennial employee productivity as well."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Arynda Isnayni Nurfadilla
"
ABSTRAKBeberapa penelitian menemukan bahwa kesesuaian pekerjaan-individu (person-job fit) memiliki hubungan dengan intensi mengundurkan diri (turnover intention). Akan tetapi, belum banyak penelitian yang menguji keefektifan intervensi job crafting pada hubungan kedua variabel tersebut. Padahal, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa job crafting merupakan intervensi yang tepat untuk meningkatkan kesesuaian pekerjaan-individu. Pengumpulan data dilakukan pada karyawan hotel (N = 40) untuk menguji hubungan kesesuaian pekerjaan-individu dan intensi mengundurkan diri. Sedangkan, partisipan intervensi job crafting dipilih berdasarkan skor kesesuaian pekerjaan-individu yang rendah dan intensi mengundurkan diri yang tinggi (N = 6). Hasil menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki tingkat kesesuaian pekerjaan-individu yang tinggi akan memiliki intensi mengundurkan diri yang rendah. Selanjutnya, hasil mengindikasikan bahwa job crafting dinilai sebagai intervensi yang tepat untuk meningkatkan kesesuaian pekerjaan-individu karyawan sehingga dapat menurunkan intensi untuk mengundurkan diri. Penemuan ini menyarankan bahwa dengan melakukan job crafting, karyawan dapat mengoptimalkan kesesuaian mereka dengan pekerjaannya.
ABSTRACTSome scholars found that the person-job fit has a relationship with turnover intention. But, not many studies examined the effectiveness of job crafting intervention towards the relationship between these variables. Several studies indicate that job crafting is the best intervention to improve person-job fit. Data collection was conducted on hotel employees (N=40) to examine the relationship between person-job fit and turnover intention. Meanwhile, participants on job crafting intervention were selected based on scores (N=6). Results indicate that employees who have a high level of person-job fit will have a low intention to quit. Furthermore, results indicate that job crafting is considered as the right intervention to optimize their person-job fit so that it can reduce their turnover intention. These findings suggest that by crafting their work, an individual can maximize their suitability with their work."
2019
T53408
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Arif Hanafi
"Pekerja generasi Y lebih sering mengalami kebosanan kerja dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Salah satu penyebab kebosanan kerja adalah kebermaknaan kerja yang rendah. Namun, mereka juga aktif melakukan coping dari kondisi tersebut dengan melakukan job crafting. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran moderasi job crafting dalam hubungan antara kebermaknaan kerja dan kebosanan kerja. Pengambilan sampel aksidental dilakukan kepada 327 pekerja generasi Y (usia 23-40 tahun) di seluruh Indonesia. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner alat ukur kebosanan kerja, kebermaknaan kerja, dan job crafting. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda moderasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu dimensi job crafting, yaitu meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang memoderasi hubungan antara kebermaknaan kerja dan kebosanan kerja. Sementara itu, tidak ada peran moderasi dari meningkatkan sumber daya struktural pekerjaan dan meningkatkan sumber daya sosial pekerjaan. Implikasi dari penelitian ini adalah untuk mengurangi kebosanan kerja yang dikarenakan pekerjaan tidak bermakna, pekerja generasi Y dapat secara proaktif untuk terlibat pada tugas-tugas yang lebih menantang; para manajer juga dapat memberikan tugas yang menantang kepada mereka; dan perusahaan dapat memberikan pelatihan job crafting terkait cara-cara pekerja generasi Y meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang, sehingga mereka dapat menemukan kebermaknaaan kerja dan mengurangi kebosanan kerja.
Generation Y workers are more likely to experience job boredom than previous generations. One of the causes of job boredom is low meaningful work. However, they are also actively coping with these conditions by doing job crafting. This research aimed to see the moderating role of job crafting in the relationship between meaningful work and job boredom. Accidental sampling was conducted on 327 generation Y workers (23-40 years old) throughout Indonesia. Method of data collection used a questionnaire measuring job boredom, meaningful work, and job crafting. The data analysis technique used was a moderated multiple regression analysis. The results of this study showed that one dimension of job crafting which is increasing challenging job demands moderated the relationship between meaningful work and job boredom. Meanwhile, there was no moderating role from increasing structural job resources and increasing social job resources. The implication of this research is to decrease job boredom due to meaningless work, generation Y workers could be proactively involved in more challenging tasks; managers could also assign them challenging assignments; and companies could provide job crafting training on ways for generation Y workers to increase challenging job demands, so they can find meaningful work and decrease job boredom."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Donafeby Widyani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara pengubahan kerja terhadap keterlibatan kerja pada karyawan perusahaan manufaktur di Indonesia. Terdapat 187 partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan Utrech Work Engagement Scale-9 UWES-9 yang dikembangkan oleh Schaufeli, Bakker dan Salanova 2006 dan Job Crafting Scale JCS yang dikembangkan oleh Tims, Bakker dan Derks 2012. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengubahan kerja dengan keterlibatan kerja pada karyawan perusahaan manufaktur dengan nilai korelasi sebesar r .40. Berdasarkan analisis dengan dimensi-dimensi pengubahan kerja, ditemukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi meningkatkan sumber daya struktural, dimensi meningkatkan sumber daya sosial, dan dimensi meningkatkan tuntutan kerja yang menantang dengan keterlibatan kerja. Tidak terdapat hubungan antara dimensi pengubahan kerja mengurangi tuntutan kerja yang menghambat dengan keterlibatan kerja pada karyawan perusahaan manufaktur.
This study examined the relationship of job crafting and work engagement at manufacturing employees in indonesia. Participants were 187 employees working in two manufacturing company in Indonesia. Job crafting were assesed using Job Crafting Scale JCS by Tims, Bakker and Derks 2012 and work engagement were assesed using Utrech Work Engagement Scale 9 UWES 9 by Schaufeli, Bakker, and Salanova 2006. Results indicate that there is a relationship between job crafting and work engagement in employee at manufacturing industry with r correlation r.40. Furthermore, job crafting dimension increasing structural job resource, increasing social job resources, increasing challengin job demands had positively associated with work engagement. Decreasing hindering job demands had no significance relationship with work engagement. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Bella Ulfa, Author
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran moderasi leader autonomy support terhadap hubungan cognitive flexibility dan calling melalui mediasi job crafting. Penelitian ini mengambil data dengan menyebarkan survei online pada karyawan yang telah bekerja minimal satu tahun di Perusahaan X. Melalui teknik convenience sampling diperoleh karyawan sebanyak 140 orang. Penelitian ini menggunakan teknik analisa data moderation model (PROCESS model 14) dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leader autonomy support memoderasi hubungan tidak langsung antara cognitive flexibility terhadap calling melalui job crafting. Selain itu, hasil penelitian ini dapat menjelaskan hubungan antara cognitive flexibility, job crafting, leader autonomy support, dan calling dengan menggunakan perspektif career construction theory. Perusahaan diharapkan untuk lebih memahami faktor individu dan situasi dalam penemuan calling karyawan. Selain itu, dalam proses penemuan calling, atasan memiliki peran penting dalam memberikan dukungan pada job crafting yang dilakukan karyawan.
This study aims to examine the moderating role of leader autonomy support in the indirect relationship between cognitive flexibility and calling through job crafting. Data were collected through an online survey from employees who have been working at a private company for a minimum of one year. Using a convenience sampling method, data were collected from a total of 140 respondents. Data were analyzed in SPSS using a moderated mediation model (Hayes, 2013). Results indicated that leader autonomy support moderated the indirect association between cognitive flexibility and calling via job crafting. This study illustrates the complex relationship between cognitive flexibility, job crafting, and leader autonomy support as the antecedents of calling by drawing on career construction theory. Companies are expected to put more effort into understanding the role of individual and situational factors in their employees’ journey toward finding a calling. Specifically, leaders’ support for employees’ job crafting should be strengthened to facilitate employees in discerning their work as a calling."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rischa Raisa Pricilia
"
ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh job crafting terhadap organizational citizenship behavior pada pegawai non medis di RS Kanker Dharmais Pusat Kanker Nasional Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang dilakukan satu kali dalam satu periode Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner Responden penelitian ini berjumlah 236 orang pegawai non medis Model penelitian dengan lima hipotesis diolah menggunakan analisis regresi sederhana dengan SPSS Statistical Program for Social Science 22 for Windows Dari hasil penelitian diketahui bahwa job crafting berpengaruh terhadap dimensi organizational citizenship behavior altruism courtesy sportmanship conscientiousness dan civic virtue
ABSTRACTThe purpose of this study is to identify the effect job crafting against organizational citizenship behavior on non medical officer at Dharmais Cancer Hospital National Cancer Center This research uses descriptive design research conducted in one time period single cross sectional design Data collection method used in this research is by using a questionnaire Respondents of this study are 236 non medical employees The five hypotheses research model in this study are processed by using simple regression analysis with SPSS Statistical Program for Social Science 22 for Windows In this study it was revealed that job crafting effect on the dimensions of organizational citizenship behavior altruism courtesy sportmanship conscientiousness and civic virtue "
2015
S61329
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library