Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 98740 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alia Junisar Shafira
"Terumbu karang memiliki manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial budaya yang signifikan sebagai komponen habitat bentik di perairan dangkal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengategorikan persebaran habitat bentik secara spasial dan temporal tahun 2017-2023 dan bagaimana hubungan antara perubahan luas karang dengan kualitas perairan di Pulau Satonda pada tahun 2017–2023. Kualitas perairan yang digunakan dalam penelitian ini berupa suhu permukaan laut (SST), klorofil-a, dissolved oxygen (DO), salinitas, dan turbiditas. Citra satelit digunakan karena mampu memantau dalam cakupan luas dan jangka waktu yang panjang. Penelitian dilakukan di Pulau Satonda karena kawasan konservasi laut yang masih minim publikasi ilmiah mengenai habitat bentik/kondisi terumbu karang. Penelitian ini menggunakan data primer dari survei Underwater Photo Transect (UPT) dan data sekunder berupa citra PlanetScope thun 2017-2023, data habitat bentik yang sudah diklasifikasi, dan data kualitas air. Citra PlanetScope diolah menggunakan metode Object-Based Image Analysis (OBIA) dengan algoritma segmentasi Simple Non-Iterative Clustering (SNIC) dan algoritma klasifikasi Random Forest (RF). Sebanyak 1.365 titik habitat bentik dibagi menjadi data training dan validation, serta uji akurasi menggunakan confusion matrix. Analisis spasial dilakukan melalui overlay peta karang dan kualitas air serta analisis temporal menggunakan grafik deret waktu. Model klasifikasi memiliki nilai overall accuracy (OA) sebesar 62,84% (Kappa = 0,50). Mayoritas habitat bentik adalah karang dan pecahan karang. Parameter kualitas air masih dalam nilai ambang batas. Namun, nilai SST sedikit melebihi ambang batas dan salinitas berada di bawah ambang batas. Kondisi ini diduga berhubungan dengan penurunan luas karang.

Coral reefs have significant ecological, economic, and socio-cultural benefits as benthic habitat components in shallow waters. This study aims to categorize the spatial and temporal distribution of benthic habitat in 2017-2023 and how the relationship between coral area changes and water quality in Satonda Island in 2017-2023. Water quality variables include sea surface temperature (SST), chlorophyll-a, dissolved oxygen (DO), salinity, and turbidity. Satellite imagery was used because it is capable of wide area and long time period monitoring. Satonda Island was chosed because it is a marine conservation area with limited scientific publications on benthic/coral reef condition. The primary data from the Underwater Photo Transect (UPT) survey and secondary data in the form of PlanetScope images from 2017-2023, classified benthic habitat data, and water quality data. PlanetScope images were processed using the Object-Based Image Analysis (OBIA) method with the Simple Non-Iterative Clustering (SNIC) segmentation algorithm and the Random Forest (RF) classification algorithm. A total of 1,365 benthic habitat points were divided into training and validation data, and accuracy was tested using confusion matrix. Spatial analysis was conducted through overlaying coral and water quality maps and temporal analysis using time series graphs. The classification model had an overall accuracy (OA) of 62.84% (Kappa = 0.50). The majority of benthic habitats were corals and rubbles. Water quality parameters are still within the threshold value. However, SST values slightly exceeded the threshold and salinity was below the threshold. This condition is thought to be associated with a decrease in coral area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariana Nur Rahimah
"Nudibranchia Famili Phyllidiidae merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Nudibranchia Famili Phyllidiidae memangsa spons Halichondrida untuk mengambil dan mengakumulasi senyawa metabolit sekunder dari mangsanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi spons mangsa Phyllidiella nigra dan melakukan analisa hubungan pemangsaan Phyllidiella nigra terhadap spons mangsanya. Pengamatan dilakukan di lapangan dengan pengamatan secara langsung dan analisa hubungan pemangsaan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Analisis dilakukan dengan membandingkan senyawa dari ekstrak Phyllidiella nigra dan spons mangsa yang muncul pada pelat KLT.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa nudibranchia Phyllidiella nigra merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Hal tersebut terbukti dengan terlihatnya penjuluran bulbus faring dari mulut Phyllidiella nigra dan tanda bekas pemangsaan pada spons mangsa. Hasil analisa di laboratorium juga memperkuat bukti pemangsaan terlihat dari hasil KLT yang menunjukkan adanya kesamaan senyawa antara Phyllidiella nigra dan spons mangsa.

Nudibranchia Famili Phyllidiidae merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Nudibranchia Famili Phyllidiidae memangsa spons Halichondrida untuk mengambil dan mengakumulasi senyawa metabolit sekunder dari mangsanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi spons mangsa Phyllidiella nigra dan melakukan analisa hubungan pemangsaan Phyllidiella nigra terhadap spons mangsanya. Pengamatan dilakukan di lapangan dengan pengamatan secara langsung dan analisa hubungan pemangsaan dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode teknik kromatografi lapis tipis (KLT). Analisis dilakukan dengan membandingkan senyawa dari ekstrak Phyllidiella nigra dan spons mangsa yang muncul pada pelat KLT.
Hasil pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa nudibranchia Phyllidiella nigra merupakan pemangsa spons Ordo Halichondrida. Hal tersebut terbukti dengan terlihatnya penjuluran bulbus faring dari mulut Phyllidiella nigra dan tanda bekas pemangsaan pada spons mangsa. Hasil analisa di laboratorium juga memperkuat bukti pemangsaan terlihat dari hasil KLT yang menunjukkan adanya kesamaan senyawa antara Phyllidiella nigra dan spons mangsa.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63979
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.Ikhsan
"Kerusakan ekosistem terumbu karang menunjukkan trend yang terus meningkat, diperlukan metode yang generik untuk merehabilitasinya. Salah satu teknik yang telah banyak dikembangkan di dunia saat ini adalah terumbu karang buatan (artificial reef). Penelitian dilaksanakan di kawasan terumbu karang buatan perairan Gili Lawang dan bertujuan menganalisis benthic life form sebagai biota penempel dan keanekaragaman ikan karang di terumbu karang buatan. Terumbu karang buatan berbentuk stupa (reefball) dipasang di perairan Gili Lawang pada tahun 2003. Pengumpulan data benthic life form dan data ikan menggunakan metode sensus visual. Metode anal isis struktur komunitas ikan karang terdiri dari indeks keanekaragaman jenis, indeks kemerataan dan indeks dominasi. Untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan dilakukan analisis data plankton. HasH identifikasi benthic life form menunjukan bahwa selama kurun waktu tahun 2004 sampai 2011 telah terjadinya proses penempelan hard coral pada permukaan terumbu karang dengan persentase tutupannya rata-rata di atas 25%, terutama pada kedalaman < 10 m, 25-20% pada kedalaman 10 - 15 m. Kedalaman > 15 tutupan hard coral hanya 5%.· Peningkatan jumlah ikan karang menjadi 51 jenis dengan kelimpahan 541 individu, dibanding tahun 2004 sebanyak 18 jenis dengan kelimpahan 196 individu. Indeks keanekaragaman (H') antara 3,44 - 3,55. Indeks keseragaman (e) berkisar antara 0,92 - 0,95 menunjukkan tingkat "dominasi rendah". Kepadatan ikan karang adalah "rendah" yakni 0,64 - 0,84 indvidu/m2. lumlahfish egg yang cukup dominan yakni antara 20.510 -124.450 butir/l.000 m3 dan fish larva yang berkisar antara 570 - 4.950 ekor/1.000m3 yang menggambarkan bahwa lingkungan tersebut merupakan perairan yang subur sebagi habitat ikan.

Coral reef ecosystems damaged an increasing trend, the generic methods are needed to rehabilitate them. One technique that has been developed in the world today is an artificial reef Research conducted in the area of artificial reefs and waters of Gili Lawang. It's aims to analyze benthic life forms as pasting and diversity of coral fish in artificial reefs. Artificial reefs shaped reefball installed in the waters of Gili Lawang in 2003. Benthic life form and fish data collected using underwater visual census method. The methods of fish community structure analysis include the Dominance index, Diversity Index Shannon, Eveness Index. Water abundance based on plankton data analysis. Benthic life form data analysis that hard corals growth by percent coverage up to 25% in < 10m, 25-20% in 10 - 15 m and only 5% in > 15 m deep levels of artificial reef Number of species is increase from 18 species until 51 species on 2011 both number offish abundances also increase from 196 until 541 individual on 2011. Diversity index Shannon (H) variedfrom 3.44 to 3.55. Eveness index (e) varied 0.92 to 0.95. It's "low dominance" criteria. Coral fish density is "low" from 0.64 to 0.84 individual/m2 . The number offish egg was dominance from 20,510 until 124,450 egg/1.000 m3 and fish larva varied 570 to 4,950 individual/I. 000 m3 which described that the environment is an abundance as a fish habitat."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Alvi Rahman
"Kepulauan Seribu dikenal sebagai sektor pariwisata, terutama wisata bahari dan memiliki kondisi oseanografi yang optimal untuk kesesuaian terumbu karang. Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS) adalah kawasan sebagai bentuk upaya konservasi ekosistem terumbu karang dan spesies lainnya, dengan beberapa zonasi pemanfaatan kawasan di dalamnya. Pemanfaatan setiap zonasi di TNKS mempengaruhi kondisi lingkungan di darat dan di laut, termasuk terumbu karang. Setiap zona memiliki masalah atau tekanan yang berbeda baik dari faktor alam atau aktivitas manusia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis distribusi terumbu karang dan perbedaan yang terkait dengan karakteristik fisik perairan di setiap zonasi di Taman Nasional Kepulauan Seribu. Distribusi terumbu karang diperoleh dengan menggunakan metode Koreksi Kolom Air yang diproses menggunakan citra Sentinel-2A. Setelah itu, pengolahan data variabel penelitian dilakukan dengan menggunakan batimetri, suhu, arus laut dan data kecerahan laut. Analisis deskriptif spasial digunakan dalam penelitian ini untuk menjelaskan pola distribusi terumbu karang di zona TNKS. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pola penyebaran terumbu karang di Pulau Belanda berpusat di Timur Laut sedangkan di Pulau Bira Besar dan Pulau Pramuka tersebar merata di sepanjang rataan terumbu. Persentase tertinggi dari distribusi terumbu karang ditemukan di zona inti & perlindungan, yang setara dengan 6% dari semua wilayah habitat bentik di pulau penelitian. Selain itu, inter-zoning memiliki karakteristik kecerahan dan kedalaman yang bervariasi sesuai dengan lokasi geografi.

The Thousand Islands is known as the tourism sector, especially marine tourism and has optimal oceanographic conditions for the suitability of coral reefs. Thousand Islands National Park (TNKS) is an area as a form of conservation efforts for coral reef ecosystems and other species, with some zoning utilization of the area in it. The use of each zoning in KSNP affects the environmental conditions on land and at sea, including coral reefs. Each zone has a problem or pressure that is different from either natural factors or human activities. The purpose of this study was to analyze the distribution of coral reefs and differences related to the physical characteristics of the waters in each zoning in the Thousand Islands National Park. The distribution of coral reefs was obtained by using the Water Column Correction method which was processed using Sentinel-2A imagery. After that, the processing of research variable data is carried out using bathymetry, temperature, ocean currents and sea brightness data. Spatial descriptive analysis was used in this study to explain the distribution pattern of coral reefs in the TNKS zone. In this study it was found that the distribution pattern of coral reefs on the Dutch Island was centered in the Northeast while in Bira Besar Island and Pramuka Island were spread evenly along the reef flats. The highest percentage of coral reef distribution is found in the core & protection zones, which is equivalent to 6% of all benthic habitat areas on the research island. In addition, inter-zoning has brightness and depth characteristics that vary according to geographical location."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awaludin Syamsuddin
"Coral reef cover has been conducted observations using the Line Intercept Transect (LIT), and methods of Under water Fish Visual Census (UVC) to determine the type of fish Observation of the condition of coral reefs and reef fish is done in shallow water which is 3-6 depth in ten-point observation station. Based on direct observtion, the general condition of coral reef in Wangi-wangi Island is classied into the category from moderate to good. The average peresentage of live coral cover (life form) at the base station to station 10 is 64,61%. Water temperature ranged from 25 until 29oC, Salinity 34-36?, Brightness reaces the bottom; diversity index (H?) ranged from 3,2 to 3,6. Uniformity index (E) at te bottom waters ranged from 0,83 to 0,91. Dominance Index (C) ranged from 0,09 to 0,14. Reef fish diversity index ranged from 2,96 to 3,97, Uniformity index (E) reef fish ranged from 0,55 to 0,97. Valve dominance index (C) ranged from 0,04 to 0,17. Based on the valve of scoring on te whole category, all of the observation stations are include in category S1 which is suitable for beach tourism or nautical tourism like diving or snorkling."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T43282
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdi Fadhli
"Terumbu karang merupakan salah satu potensi sumberdaya laut yang sangat penting di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh karakteristik fisik perairan terhadap persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang pada tahun 2001, 2010 dan 2017. Metode yang digunakan adalah survei lapang dan pengolahan data citra menggunakan algoritma Lyzenga untuk mengetahui persebaran terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang.
Hasil penelitian menunjukan terumbu karang di Wilayah Perairan Karawang tersebar di 3 Pantai, yaitu Pantai Ciparage, Pantai Desa Pasirjaya dan Pantai Desa Sukajaya. Terumbu karang tersebar dengan pola mengelompok. Adapun jenis terumbu karang yang ada di wilayah penelitian adalah gugusan karang gosong patch reefs.
Pola pertumbuhan terumbu karang di wilayah penelitian ini memiliki pola semakin jauh dari daratan maka perubahan luas terumbu karang akan semakin bervariasi. Karakteristik fisik perairan pada penelitian ini yaitu suhu permukaan laut, salinitas dan arus di wilayah perairan Karawang pada penelitian ini sudah sesuai dengan baku mutu perairan untuk terumbu karang, sehingga terumbu karang dapat tumbuh dan berkembang.
Adapun pengaruh dari karakteristik fisik perairan ini mempengaruhi persebaran terumbu karang dalam jangka waktu lama yang dalam penelitian ini adalah tahun 2001-2017, karena ketika karakteristik fisik perairan tidak sesuai dengan baku mutu, terumbu karang tidak langsung mati tetapi akan mengalami berbagai proses hingga akhirnya mati. Adapun ketika suhu permukaan laut tidak sesuai dengan baku mutu, terumbu karang akan mati, sedangkan pada salinitas tinggi diluar nilai ambang batas baku mutu, terumbu karang tidak dapat tumbuh dan berkembang. Pada arus permukaan laut, terumbu karang hidup cenderung memiliki pola yang searah dengan rata-rata arah arus laut dalam waktu setahun.

Coral reefs are one of the most important marine resource potentials in Indonesia. The purpose of this research is to analyze the influence of physical characteristics of waters on the distribution of coral reefs in the Waters of Karawang region in 2001, 2010 and 2017. The method used is field survey and image data processing using the Lyzenga algorithm to determine the distribution of coral reefs in the Waters of Karawang.
The results showed coral reefs in the Waters of Karawang spread in 3 Beaches, namely Ciparage Beach, Beach Village Pasirjaya and Beach Village Sukajaya. Coral reefs are scattered with clumping patterns. The type of coral reefs that exist in the research area is a cluster of charred rubbers patch reefs.
The pattern of coral reef growth in this study area has a pattern farther from the land, the changes in coral reefs will be more varied. Physical characteristics of the waters in this study are sea surface temperature, salinity and current in the waters of Karawang in this study is in accordance with the standards of water quality for coral reefs, so that coral reefs can grow and develop.
The influence of physical characteristics of this water affect the distribution of coral reefs in the long term which in this study is the year 2001 2017, because when the physical characteristics of the waters are not in accordance with the standard of quality, coral reefs do not die immediately but will experience various processes until finally die. As the sea surface temperature does not conform to the quality standard, coral reefs will die, while at high salinity beyond the standard quality threshold values, coral reefs can not grow and develop. At sea level currents, living coral reefs tend to have a unidirectional pattern with an average direction of ocean currents within a year.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Orid Tatiana
"Keberadaan laut dan sumber daya yang dikandungnya harus dijaga demi generasi-generasi manusia yang akan datang. Salah satunya adalah ekosistem terumbu karang yang merupakan sumber daya laut yang perlu di jaga. Indonesia merupakan negara kepulauan yang telah dikenal oleh seluruh dunia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati dan kekayaan sumber daya laut yang tinggi. Hal tersebut tidak lepas dari maraknya kerusakan ekosistem terumbu karang salah satu contohnya dengan banyaknya kapal kandas di perairan Indonesia. Kapal-kapal kandas yang merusak terumbu karang di Indonesia salah satunya adalah Kandasnya Kapal Asing MV Lyric Poet dan MT Alex di Perairan Bangka Belitung. Kandasnya kapal asing MV Lyric Poet di di Laut Natuna, sekitar 80 mil laut dari Kota Pangkal Pinang di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan kapal asing MT Alex yang kandas di perairan Manggar Kabupaten Belitung Timur yang diperkirakan berjarak kurang lebih 65 mil laut dari Kota Manggar. Tulisan ini akan menjelaskan mengenai bagaimana implementasi serta penegakan hukum yang dilakukan Indonesia dalam menerapkan perlindungan terumbu karang ditinjau dari hukum internasional seperti UNCLOS 1982, Convention on Biological Diversity (CBD), Agenda 21, Convention on International Trade in Endangered Species a (CITES) dan United Nations Convention Concerning the Protection of The World Cultural and Natural Heritage 1972. Serta keikutsertaan Indonesia dalam kerjasama regional terkait perlindungan mengenai ekosistem terumbu karang seperti Coral Triangle Initiative on Coral Reefs Fisheries and Food Security (CTI-CTF) dan International Coral Reefs Initiative (ICRI). Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu dengan bentuk penelitian yuridis- normatif menggunakan data sekunder dengan alat pengumpulan data berupa bahan pusataka dan wawancara. Simpulan yang diambil dalam penelitian ini adalah upaya penegakan hukum yang diambil oleh Indonesia dalam kasus Kandasnya Kapal Asing MV Lyric Poet dan MT Alex di Perairan Bangka Belitung adalah dengan penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan sesuai dengan Permen LHK No. 4 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup dan ketentuan sanksi yang   diimplementasikan dalam UUPLH No. 32 Tahun 2009 serta diperlukannya urgensi bagi negara-negara di dunia untuk segera membentuk suatu perjanjian internasional yang bersifat memaksa untuk menyelesaikan masalah terumbu karang secara spesifik. Regulasi harus berupa hukum yang keras dan mengikat dalam bentuk konvensi PBB untuk dapat mengisi celah dalam hukum internasional tentang perlindungan ekosistem terumbu karang.

The existence of the sea and the resources it contains must be maintained for the sake of human generations to come. One of them is the coral reef ecosystem which is a marine resource that needs to be maintained. Indonesia is an archipelagic country that is known throughout the world as a country that has high biodiversity and wealth of marine resources. This cannot be separated from the rampant damage to coral reef ecosystems, one example of which is the many ships aground in Indonesian waters. One of the aground ships that damaged coral reefs in Indonesia was the Stranded Ships MV Lyric Poet and MT Alex in Bangka Belitung Waters. The foundering of the foreign ship MV Lyric Poet in the Natuna Sea, about 80 nautical miles from Pangkal Pinang City in the Bangka Belitung Islands Province and the foreign ship MT Alex which ran aground in Manggar waters, East Belitung Regency, which is estimated to be approximately 65 nautical miles from Manggar City. This paper will explain how Indonesia implements and enforces laws in protecting coral reefs in terms of international laws such as UNCLOS 1982, Convention on Biological Diversity (CBD), Agenda 21, Convention on International Trade in Endangered Species a (CITES) and the United Nations Convention Concerning the Protection of The World Cultural and Natural Heritage 1972. As well as Indonesia's participation in regional cooperation related to the protection of coral reef ecosystems such as the Coral Triangle Initiative on Coral Reefs Fisheries and Food Security (CTI) -CTF) and the International Coral Reefs Initiative (ICRI). The research method used in this study is a normative-juridical research using secondary data with data collection tools in the form of library materials and interviews. The conclusions drawn in this study are that the law enforcement efforts taken by Indonesia in the case of the Stranded Foreign Ship MV Lyric Poet and MT Alex in Bangka Belitung Waters are by resolving environmental disputes out of court in accordance with Minister of Environment and Forestry No. 4 of 2013 concerning Guidelines for Environmental Dispute Resolution and the sanctions provisions implemented in UUPLH No. 32 of 2009 and and the need for urgency for countries in the world to immediately form an international agreement that is coercive to resolve the problem of coral reefs specifically. Regulations must be in the form of strict and binding laws in the form of UN conventions to be able to fill gaps in international law regarding the protection of coral reef ecosystems."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariesnanto
"Terumbu karang merupakan ekosistem khas di daerah
tropika yang memiliki berbagai fungsi untuk biota yang
hidup di dalamnya. Namun, terumbu karang sangat peka
terhadap perubahan lingkungan yang terjadi. Penelitian
struktur komunitas karang batu yang meliputi persentase
tutupan karang batu, komposisi koloni menurut bentuknya,
dan keanekaan jenis telah dilakukan untuk mengetahui
perbedaan struktur komunitas karang batu di Pulau Rambut
(dekat dengan Jakarta) dan Pulau Pari (jauh dari Jakarta).
Penelitian dilakukan dengan netode line intercept transect
yaitu metode standar yang disepakati ASEAN-AUSTRALIA dalam
kegiatan penelitian terumbu karang. Data penelitian dikumpulkan
dari kedalaman 1 m, 3m, dan 5 m di sisi utara dan
sisi selatan masing-masing pulau. Terdapat perbedaan
persentase tutupan karang batu di masing-masing pulau.
Bentuk koloni massive mendominasi Pulau Rambut, sedangkan
bentuk koloni branching mendominasi Pulau Pari.
Sejumlah 8 marga karang batu ditemukan di Pulau Rambut, 14
marga di sisi selatan Pulau Pari, dan 19 marga di sisi
utara Pulau Pari. Perbedaan lokasi Pulau Rambut dan Pulau
Pari menunjukkan perbedaan struktur komunitas karang batu."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadi Aryo Nugroho
"Skripsi ini membahas mengenai bagaimana kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah di Indonesia terhadap perlindungan dan pengelolaan terumbu karang ditinjau dari peraturan perundang-undangan. Selanjutnya skripsi ini juga membahas mengenai kasus perusakan terumbu karang di Indonesia yaitu kasus perusakan terumbu karang di Raja Ampat oleh Kapal MV Caledonian Sky serta bagaimana penegakan hukum dari kasus tersebut. Tujuan dari skripsi ini adalah mengetahui hubungan tanggung jawab pemerintah pusat dan daerah dalam perlindungan terumbu karang di Indonesia serta mengetahui penegakkan hukum terhadap perusakan terumbu karang di Indonesia. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah yuridis normatif. Hubungan kewenangan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah terhadap pengelolaan terumbu karang didasarkan kepada urusan konkuren UU Pemda. Akan tetapi terdapat hambatan yaitu tidak adanya kewenangan pemerintah kabupaten/kota terhadap pengelolaan wilayah pesisir. Penegakkan hukum terhadap kasus perusakan terumbu karang berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 yaitu penegakan hukum administrasi, perdata, dan pidana. penegakan hukum administratif cara penghentian kegiatan, pembongkaran, penyitaan, dan pencabutan izin. Penegakan pidana tersebut terbagi atas sanksi pidana penjara dan sanksi pidana denda. hukum perdata dapat dilakukan melalui penyelesaian sengketa di luar pengadilan dan melalui pengadilan.

This thesis discusses how the authority of the Central and Regional Governments in Indonesia towards the protection and management of coral reefs is viewed from the laws and regulations. Furthermore, this paper also discusses the case of coral reef destruction in Indonesia, namely the case of destruction of coral reefs in Raja Ampat by the MV Caledonian Sky Ship and how the law enforcement of the case. The purpose of this paper is to find out the relationship between the responsibilities of the central government and the regions in protecting coral reefs in Indonesia and to know the law enforcement on the destruction of coral reefs in Indonesia. The research method in this paper is normative juridical. The relationship between the authority of the Central Government and the Regional Government towards coral reef management is based on the concurrent affairs of the Regional Government Law. However, there are obstacles, namely the absence of district/city government authority over the management of coastal areas. Law enforcement for cases of coral reef destruction based on Law No. 32 of 2009, namely the enforcement of administrative, civil and criminal law. administrative law enforcement on how to terminate activities, demolition, confiscation and revocation of licenses. The criminal enforcement is divided into imprisonment sanctions and fine criminal sanctions. Civil law can be done through settlement of disputes outside the court and through the court.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This book provides for the first time a complete review of both the geology and biology of all extant coral areas in the Gulf, the water body between Iran and the Arabian Peninsula. In summer, this area is the hottest sea with abundant coral growth on earth and already today exhibits a temperature that is predicted to occur across the topical ocean in 2100. Thus, by studying the Gulf today, much can be learned about tomorrow’s world and the capability of coral reefs to adapt to climatic extremes. This volume provides the most authoritative and up-to-date review of the coral reefs in the Gulf. It can be used as a volume of general reference or as a textbook treating recent coral reefs."
Dordrecht, Netherlands: Springer, 2012
e20401968
eBooks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>