Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wulandari
"Ada tiga hal yang menjadi tujuan dalam penelitian ini. Pertama, melihat jenis-_jenis ajektiva yang muncul dalam data iklan shampoo. Kedua, melihat pola perilaku sintaksis ajektiva dalam data Ketiga, melihat distribusi pemahaman pemakai bahasa (responden) terhadap pemakaian ajektiva dalam kalimat iklan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah iklan shampoo di majalah Femina selarna tahun 1997. Berkaitan dengan tujuan yang ketiga, maka dalam penelitian ini dilakukan pula penelitian lapangan terhadap lima puluh responden. Penelitian ini menggunakan acuan buku-buku karangan Harimurti Kridalaksana (Kelas Kata) dan Anton Moeliono dkk. (Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia) sebagai landasan analisis data. Pembahasan mengenai perilaku ajektiva dalam iklan shampoo di Femina menghasilkan kesimpulan, (1) jenis ajektiva yang muncul dalam data adalah ajektiva monomorfemis dan polimorfemis; (2) ajektiva dalam kalimat iklan berperilaku sebagai atributif, predikatif, adverbial, dan pelengkap. Selain itu, ajektiva dalam data pun dapat berperilaku sebagai tingkat bandingan positif, komparatif, superlatif, dan eksesif; serta (3) Sebagian besar responden (23-45) memahami ajektiva tingkat posistif tanpa ciri pembanding sebagai penyifat nomina. Adapun tingkat komparatif tanpa memunculkan nomina pembandingnya ternyata dapat dipaharni oleh 45 responden."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1999
S11125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dwi Wulandari
"Atop bangunan merupakan bagian teratas dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai naungan. Bangunan mempunyai fungsi untuk memwadahi aktivifas dari manusia sehingga dalam proses konsfruksinya harus mempertirnbangkan aspek seperti pemilihan rnaferial yang digunakan, dalam hal ini aiap sebagai elemen penfing dalam bangunan terutama menerima beban Terlebih dahulu baik beban maii dari beraf bangunan Tersebui, beban angin (beban norisonfal) dan beban hidup dari aldiviias atau kegiaian manusia didalamnya. Penggunaan material yang dibahas dalam penulisan ilmiah ini adalah kayu dan baja yang berpengaruh terhadap konstruksi clari bangunan. Penggerjaan afap Iebih sulit dibandingkan elemen siruktur Iain dalam bangunan, sehingga memerlukan ketelirian dan kefepafan uniuk Tiap hubungan yang diiunjukkan oleh perfemuan elemen-elemen pembeniuk kerangka itu sendiri.
Karakteristik dari tiap material juga memberikan persyaratan dan aspek pertimbangan untuk setiap konstruksi yang bisa dilakukan. Selain iiu untuk mengefahui sejauh mana keefisienan, kelebihan dan kekurangan dari penggunaan material kayu dan baja dengan karakteristik masing-masing yang dipunyai diperlihaikan dari pembahasan mengenai beban yang ierjadi pada afap, sifat masing-masing material, bentuk, kekuatan, claya Tahan, konsrruksi dan kemudahan pelaksanaan konstruksi. Benruk dari bangunan akan mempengaruhi penggerjaan konstruksinya, bentuk melengkung Iebih sulir dibanaingkan benfuk Iurus. Elemen penutup atap juga mempunyai peranan peniing dalam penenruan jenis konstruksi yang akan digunckon don jenis material yang dipilih uniuk penggerioon konstruksinycx korencm dengon pegnggunocm penutup atop yang berbedcl cukon memberikcln persyorcion berbedcx jugo dolcm penggerjocm konstruksinycl. Koyu memiliki kelebihon sifof olomi don ieksiur dibcmding bojo don sifclfnyo ycmg Iebih fohon [Gmc podo suhu tinggi dibondingkon kudo-kudc: bojo yang menggelioi setelcah Terbokor.
Woloupun mosih terdopoi kekurongon yang dimiliki koyu seperti cocci koyu don doyc iczhcm 'rerhodop cucxco. Jodi sefiop mcxieriol boik koyu don boio, horus diberikcm periokuon khusus sesuoi dengon korckteristiknyo musing-mosing dolcm konstruksi rongkcu atop dolom bonguncm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48496
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risca Dwi Wulandari
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran resiliensi korban erupsi Merapi serta mengkaji nilai budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi korban erupsi Merapi tersebut. Pengertian resiliensi yang dipakai merujuk pada lima karakteristik resiliensi dari Wagnild (2010), yaitu meaningfulness, perseverance, equanimify, self-reliance, dan existential aloneness. Gambaran resiliensi diperoleh dengan menggunakan alat ukur CD-RISC 10 (Connor & Davidson, 2003) dan nilai budaya Jawa diperoleh dari wawancara mendalam. Penelitian ini dilakukan di desa Krinjing yang merupakan salah satu desa yang terdekat dari puncak Gunung Merapi. Partisipan penelitian terdiri dari 17 orang yang berusia 20-30 tahun dan yang diwawancara mendalam adalah 3 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan mendapatkan skor resiliensi sedang dengan variasi skor yang beragam dari rendah sampai tinggi. Adapun nilai budaya Jawa yang terkait dengan kemampuan resiliensi korban erupsi Merapi adalah agama, sikap batin nrimo, ikhlas, dan gotong royong. Sejumlah saran untuk menindaklanjuti penelitian ini, termasuk mengatasi keterbatasan penelitian, disertakan, diantaranya adalah melakukan penelitian berikutnya dengan melibatkan masyarakat Gunung Merapi dari wilayah yang berbeda.

This study was conducted to gain picture of resilience among Merapi eruption victims, and to assess Javanese values associated with the resiliency ability among the victims. The concept of resiliency refers to the tive characeristic of resiliency from Wagnild (2010), and they are meaningfulness, perseverance, equanimity, self-reliance, and existential aloneness. Picture of resilience was obtained using the CD-RISC 10 (Connor & Daidson, 2003) while the Javanese cultural studies were obtained through interviews. Data were collected Krinjing village which is one of the nearest villages from the top of Mount Merapi. Altogether 17 participants of 20-30 years old took the questionnaire and three people were interviewed. The results indicate that most participants get a middle score of resilience. The Javanese cultural aspects associated with resiliency ability among
eruption victims are religion, nrimo, ikhlczs, and gotong royong. Recommendations for further research are included, such as involving people form other area of Mount Merapi.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulandari
"HPV 16 merupakan genotipe yang paling sering terdeteksi pada kanker serviks. Berbagai varian HPV 16 telah dikategorikan berdasarkan distribusi geografisnya. Broer et al. telah melaporkan varian HPV 16 di Indonesia berdasarkan analisis gen E6, E7, dan L1. Namun, belum ada laporan mengenai analisis gen-gen lain dari isolat HPV 16 di Indonesia. Metode deteksi dan genotiping merupakan alat utama dalam deteksi infeksi dan evaluasi keberhasilan vaksin HPV. Saat ini, metode deteksi dan genotiping HPV berbasis gen E6/E7 sedang dikembangkan karena gen E6 dan E7 merupakan gen yang paling lestari pada pasien kanker serviks. Standar dan kontrol untuk akurasi deteksi dan genotiping sangat diperlukan. WHO menyediakan standar internasional berupa plasmid rekombinan yang mengandung genom lengkap HPV 16 dan 18 dari materi genetik HPV luar negeri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan pengklonaan fragmen E6/E7 dari isolat HPV 16 Indonesia yang dapat digunakan sebagai kontrol positif deteksi HPV 16. Fragmen-fragmen dari genom HPV 16 galur UI66 diamplifikasi dengan PCR, disekuensing, kemudian dianalisis variasi genetik pada gen E6, E7, E1, E2, E4, E5, L2, parsial L1, dan LCR, serta dibandingkan dengan referensi HPV 16. Pengklonaan fragmen 1 yang mengandung gen E6/E7 dilakukan dan diuji sebagai kontrol positif deteksi HPV 16 menggunakan PCR dan real-time PCR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesamaan nukleotida dan asam amino dari masing-masing gen galur UI66 bervariasi, dengan kesamaan tertinggi berturut-turut adalah pada gen L1 parsial dan protein E7. Kekerabatan masing-masing gen dari galur UI66 sangat bervariasi. Telah diperoleh satu klon yang membawa plasmid rekombinan pUI66F1-E6/E7 yang dapat digunakan sebagai kontrol positif deteksi HPV 16 dengan target gen E6 dan E7.
----
HPV 16 is the most commonly detected genotype in cervical cancer. HPV 16 variants have been categorized based on their geographical distribution. Broer et al. have reported HPV 16 variants in Indonesia based on the analysis of E6, E7, and L1 genes. However, there have been no reports on the analysis of other genes from HPV 16 Indonesian isolates. Detection and genotyping methods are primary tools for measuring HPV infection and assessing vaccine efficacy. Currently, detection and genotyping of HPV based on E6/E7 genes are being developed since E6 and E7 are the most conserved genes in cervical cancer patients. Standards and controls for detection and genotyping accuracy are necessary. The WHO provides international standards in the form of a recombinant plasmid containing the complete genome of HPV 16 and 18 from foreign HPV genetic material. Therefore, this research involved cloning fragments of HPV 16 E6/E7 from an Indonesian isolate to be used as a positive control for HPV 16 detection. The genome fragments of HPV 16 UI66 isolates were amplified by PCR, sequenced, and then analyzed for genetic variations in E6, E7, E1, E2, E4, E5, L2, partial L1, and LCR genes, and compared with HPV 16 reference. Cloning of fragment 1, containing E6/E7 genes, was performed and tested as a positive control for HPV 16 detection using PCR and real-time PCR. The results showed that the nucleotide and amino acid similarity of UI66 isolates varied, with the highest similarity observed in the partial L1 gene and E7 protein, respectively. The phylogeny of each gene from the UI66 isolate is variable. One clone carrying the recombinant plasmid pUI66F1-E6/E7 was obtained and can be used as a positive control for HPV 16 detection with E6 and E7 genes as targets."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Dwi Wulandari
"Latar belakang: Air tanah merupakan satu-satunya sumber air bersih di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok.Sampel air baku diambil dari sumur sebuah rumah kos di daerah Kukusan yang memiliki kadar besi dan mangan yang melewati standar baku air bersih yang ditetapkan Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010. Penelitian dilakukan dengan biosand filter untuk penyisihan besi dan mangan secara biologis dengan bantuan bakteri pengoksidasi besi dan mangan.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan besi dan mangan serta mengetahui pengaruh waktu tinggal, pH, dan suhu terhadap kinerja biosand filter.
Bahan dan metode: Penelitian dilakukan dengan biosand filter skala pilot plant berbentuk silinder berdiameter 20 cm yang terbuat dari bahan akrilik. Media pasir yang digunakan berdiameter 0,595 - 1,19 mm (d10 = 0,425 mm; UC 1,6) dengan ketebalan 50 cm. Penelitian dilakukan tanpa aerasi dan menggunakan waktu tinggal 24 jam.
Hasil: Dalam 40 hari penelitian, penyisihan besi dan mangan masing-masing mencapai 77,67% dan 25%. Penyisihan mangan belum mencapai steady state sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap penyisihan mangan.

Background: Ground water is tlie only water resource for Kelurahan Kukusan, Beji, Depok. Water samples collected from a board house’s well in Kukusan had relatively higher iron (Fe) and manganese (Mn) than the permissible limits specified in Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010. The study was conducted with biosand filters for biological removal of iron and manganese with the help of iron and manganese oxidizing bacteria.
Objective: The study aims to determine the removal efficiency of iron and manganese as well as determine the effect of residence time, pH, and temperature on the performance of biosand filters.
Materials and methods: The study was conducted at the cylindrical pilot plant scale biosand filter with 20 cm in diameter made of acrylic material. Medium sand used is from 0.595 to 1.19 mm in diameter (d10 = 0.425 mm; UC 1.6) with a thickness of 50 cm. The study was conducted without aeration and the use of 24-hour residence time.
Results: In the 40 days of study, the removal of iron and manganese respectively reached 77.67% and 25%. The removal of manganese has not reached steady state so that further research needs to be done against the removal of manganese.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafiani Dwi Wulandari
"Selama ini para ibu seringkali kurang menggunakan waktu kebersamaan untuk mendengarkan pengalaman dan kebutuhan anak. Mendengar aktif merupakan hal yang perlu para ibu lakukan sebagai dasar untuk membangun komunikasi dan kedekatan dengan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan tentang teknik mendengar aktif dapat meningkatkan kemampuan mendengar aktif para ibu dari keluarga militer yang memiliki anak usia 4-6 tahun. Kemampuan mendengar aktif ibu dibandingkan pada saat sebelum dan setelah diberikan materi pelatihan. Program pelatihan ini mengacu pada Program Effectiveness Training dengan menggunakan desain one group before and after design. Kegiatan pelatihan diikuti oleh enam ibu dari keluarga militer yang berdomisili di Cijantung Jakarta Timur selama tiga hari. Alat ukur yang digunakan untuk menguji efektivitas program pelatihan adalah dengan kuesioner tentang teknik parafrase dan behavioral checklist tentang teknik mendengar aktif untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan ibu dalam menggunakan teknik mendengar aktif. Hasil penelitian dengan uji Wilcoxon didapatkan peningkatan yang signifikan pada pengetahuan teknik mendengar aktif sebesar 0,026 dengan menggunakan kuesioner dan sebesar 0,027 dengan menggunakan behavioral checklist p

Nowadays mother often spending less time together to listen their child experiences and needs. Active listening is an essential skill for a mother in order to establish a good communication and relationship with their children. This study aims to find out whether an active listening training program would improve mother rsquo s knowledge in active listening to children aged 4 6 years. Mother rsquo s level of active listening skills were measured and compared before and after the training. This training refers to Program Effectiveness Training and using one group before and after design method. These training activities were performed within three days to subject mothers in military families who lived in Cijantung ndash East Jakarta Area. A list of multiple choice questionnaire about technique of paraphrasing and a behavioral checklist were used as an instrument to measure their knowledge about active listening techniques. The final results assessed by using wilcoxon test found a significant differences to their knowledge in active listening with children aged 4 6 years. Sig test z 0,026 by using questionnaire and sig test z 0,027 by using behavioral checklist p 0.05 . "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T47444
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risca Dwi Wulandari
"ABSTRAK
Gagal ginjal kronis GGK adalah penyakit degeneratif yang tidak dapat disembuhkan dan mengakibatkan perubahan yang besar dalam kehidupan seseorang. Pada dewasa muda yang merupakan tahap perkembangan paling produktif, GGK menyebabkan permasalahan yang kompleks sehingga mempengaruhi kualitas hidup individu. Kualitas hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh penerimaan diri terhadap situasi yang dihadapi. Illness acceptance merupakan hal yang harus dimiliki pasien GGK untuk dapat mengembangkan strategi coping yang adaptif dan meningkatkan kualitas hidup pasien itu sendiri. Hal ini dapat diperbaiki dengan menghentikan pola pikir negatif individu sehingga dapat berpikir positif dan merasa lebih baik. Pola pikir negatif dapat diubah menjadi positif dengan teknik restrukturisasi kognitif yang terdapat dalam Cognitive Behavior Therapy CBT . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas CBT dalam meningkatkan illness acceptance pada dewasa muda yang mengalami GGK. Efektivitas terapi diketahui dari perubahan skor illness acceptance yang diukur dengan Illness Cognition Questionnaire. Secara umum seluruh partisian mengalami peningkatan dari pengukuran sebelum dan sesudah terapi. Masing-masing partisipan mengetahui pentingnya berpikir positif dan bagaimana cara untuk mengubah pikiran negatif menjadi positif. Hal ini mempengaruhi penerimaan individu terhadap kondisinya dan kemampuan untuk berperilaku lebih adaptif. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa CBT efektif dalam meingkatkan illness acceptance pada pasien GGK usia dewasa muda.

ABSTRACT
Chronic kidney disease CKD is degenerative disease that can not recover and affect big changes in life. For young adult, CKD causes complex problems that affect their quality of life. Through this problem, they have to raise their ability to think positively, and counter their negative assumption about their condition. The more adaptive, the more they can accept their illness and increase their quality of life. Thus, cognitive behavior therapy CBT is one of the cognitive therapy which is effective to restructuring the mind of the people. This research try to see the effectiveness of CBT in improving illness acceptance. The improvement known by identified the change of the Illness Cognition Questionnaire score and WHOQOL BREF score, before and after intervention. In general, all partisipants have improvement of illness acceptance and quality of life. Then can be conclude that CBT is effective to improve illness acceptance of young adult with chronic kidney disease."
2017
T47380
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wulandari
"ABSTRAK
Di kawasan pesisir Jakarta, Cilincing merupakan salah satu kawasan yang berbasis nelayan tradisional. Nelayan tradisional yang menggantungkan mata pencahariannya di daerah ini sangat rentan terhadap masalah penangkapan ikan karena ketergantungannya pada musim, alam dan modal yang besar. Dalam keluarga nelayan, peran istri biasanya memiliki peran ganda. Peran ganda ini terbagi menjadi peran domestik yaitu mengurus urusan rumah tangga dan peran produktif sebagai pencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga. Pola hidup produktif istri nelayan menciptakan gerakan-gerakan yang menghasilkan pola gerakan berdasarkan perilaku spasial sebagai aktivitas dan peran istri nelayan. Pola pergerakan ini nantinya akan menunjukkan hubungannya dengan pendapatan istri nelayan sebagai bagian dari kegiatan produktif mereka. Pola pergerakan istri nelayan dibagi menjadi jenis pekerjaan dan musim. Pola pergerakan pedagang pada setiap musim sama tetapi durasi dan pendapatan kerja berbeda. Pola pergerakan pengolah kerang dan udang berbeda di setiap musim baik jarak, durasi maupun pendapatan, karena bergantung pada hasil komoditas laut.
ABSTRACT
In the coastal area of ​​Jakarta, Cilincing is an area based on traditional fishermen. Traditional fishermen who depend their livelihoods in this area are very vulnerable to fishing problems because of their dependence on seasons, nature and large capital. In fishing families, the role of the wife usually has a dual role. This dual role is divided into domestic roles, namely taking care of household affairs and productive roles as breadwinners to help the family economy. The productive lifestyle of fishermen's wives creates movements that produce movement patterns based on spatial behavior as the activities and roles of fishermen's wives. This pattern of movement will later show its relationship with the income of fishermen's wives as part of their productive activities. The movement patterns of fishermen's wives are divided into types of work and seasons. The pattern of movement of traders in each season is the same but the duration and income of work are different. The movement pattern of mussel and shrimp processors is different in each season in terms of distance, duration and income, because it depends on the results of marine commodities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Dwi Wulandari
"Penelitian ini merupakan studi mengenai Analisis Potensi Ancaman dan Program Deradikalisasi yang Dilaksanakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terhadap Warga Negara Indonesia yang Terindikasi Terkait Foreign Terrorist Fighters. Kompleksitas permasalahan pada WNI yang terindikasi terkait dengan FTF dapat memunculkan potensi ancaman keamanan, dimana BNPT telah melaksanakan upaya penanganan melalui deradikalisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi literature. Penelitian bertujuan untuk (1) mengidentifikasi dan menganalisa potensi ancaman yang berasal dari Warga Negara Indonesia yang terindikasi terkait dengan FTF; dan (2) mengidentifikasi dan menganalisa upaya-upaya deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT terhadap Warga Negara Indonesia yang terindikasi terkait dengan FTF. Teori dan konsep yang digunakan adalah teori Deradikalisasi, radikalisasi dan Stratejik Intelijen.
Hasil dari penelitian ini adalah (1) Potensi ancaman yang dapat ditimbulkan dari WNI yang terindikasi terkait dengan FTF antara lain melakukan serangan teror di dalam maupun luar negeri baik secara individual/kelompok, merencanakan dan mengarahkan serangan teror, menjadi relocators, merekrut jaringan baru atau memperkuat organisasi teroris yang ada di Indonesia; (2) Hasil analisis terhadap upaya deradikalisasi yang dilaksanakan oleh BNPT terhadap WNI yang terindikasi terkait dengan FTF menunjukkan BNPT tidak memiliki strategi deradikalisasi yang komprehensif terkait penanganan WNI yang terindikasi terkait dengan FTF, BNPT juga memainkan peran yang belum optimal dalam melaksanakan dan mengkoordinasikan deradikalisasi terhadap WNI yang terindikasi terkait dengan FTF.

This research is a literature study on the Analysis on Threat Potential and Deradicalization Program Conducted by the National Counterterrorism Agency (BNPT) against Indonesian associated with Foreign Terrorist Fighters. The complexity of the problems with Indonesian associated with FTF can lead to potential security threats, where the BNPT has carried out efforts to address them through deradicalization. This study uses a qualitative approach to data collection through interviews and literature studies. The research aims to (1) identify and analyze potential threats from Indonesian associated with FTF; and (2) identifying and analyzing the de-radicalization program conducted by BNPT towards Indonesian associated with FTF. Theories and concepts used are Deradicalisation, Radicalization and Strategic Intelligence.
The results of this study are (1) Potential threats that may arise from Indonesian associated with FTF, including carrying out terrorist attacks at home and abroad both individually/in groups, planning and directing terror attacks, becoming relocators, recruiting new networks or strengthening terrorist organizations in Indonesia; (2) The results of the analysis of the deradicalization program conducted by BNPT towards Indonesian associated with FTF shows that BNPT does not have a comprehensive deradicalization strategy related to handling Indonesian associated with FTF, BNPT also plays a role that has not been optimal in implementing and coordinating the deradicalization of Indonesian associated with FTF."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mirta Dwi Wulandari
"Emisi CO2 merupakan penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. Lebih dari 70 persen total emisi gas rumah kaca di dunia dihasilkan dari konsumsi rumah tangga. Sektor energi menjadi penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca di Indonesia. Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari penggunaan energi pada rumah tangga di Indonesia meningkat 17,19 persen dari tahun 2000 hingga 2016. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ukuran dan struktur rumah tangga memengaruhi emisi CO2. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan ukuran dan struktur rumah tangga dengan emisi CO2 yang dihasilkan di Indonesia. Emisi CO2 yang dihitung pada penelitian ini dibedakan menjadi 2 yaitu berdasarkan jenis bahan bakar yang dikonsumsi (bensin, solar, LPG, dan minyak tanah) dan berdasarkan penggunaan bahan bakar itu (transportasi dan memasak).
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2019 dengan rumah tangga yang mengonsumsi paling tidak satu jenis bahan bakar yaitu bensin, solar, LPG, dan minyak tanah sebagai unit analisis. Pengukuran emisi CO2 mengikuti pedoman dari International Panel of Climate Change (IPCC) tahun 2006 dengan menggunakan tier 1 dan pedoman perhitungan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Analisis regresi berganda dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian. Penemuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran dan struktur rumah tangga memengaruhi emisi CO2. Ukuran rumah tangga berhubungan positif dengan emisi CO2 dari memasak atau dari LPG dan minyak tanah tetapi berhubungan negatif dengan emisi CO2 dari transportasi atau dari bensin dan solar. Hal itu menunjukkan bahwa perlakuan sharing goods berbeda-beda. Struktur rumah tangga berhubungan positif terhadap emisi CO2. Hal itu menunjukkan bahwa ada perbedaan perilaku antara anggota rumah tangga usia produktif dengan non produktif.

Carbon dioxide (CO2) emissions are the biggest contributor to greenhouse gas emissions. More than 70 percent of the total greenhouse gas emissions in the world are generated from household consumption. The energy sector is the biggest contributor to greenhouse gas emissions in Indonesia. Greenhouse gas emissions resulting from energy use in households in Indonesia increased by 17.19 percent from 2000 to 2016. Previous studies have shown that household size and composition affect CO2 emissions. This study aims to invetigate the relationship of household size and composition with CO2 emissions produced in Indonesia. CO2 emissions calculated in this study can be divided into 2, based on the type of fuel consumed (gasoline, diesel, LPG, and kerosene) and based on the purpose of consuming the fuel (transportation and cooking). This study uses the 2019 National Socio-Economic Survey (Susenas) data with households consuming at least one type of fuel, namely gasoline, diesel, LPG, and kerosene as the unit of analysis. The measurement of CO2 emissions follows the guidelines of the International Panel of Climate Change (IPCC) in 2006 using tier 1 and calculation guidelines from the Ministry of Environment and Forestry (KLHK). Multiple regression analysis was performed to answer the research objectives. The findings of this study suggest that household size and composition affect CO2 emissions. The household size is positively related to CO2 emissions from cooking or from LPG and kerosene but is negatively related to CO2 emissions from transportation or from gasoline and diesel. This shows that the treatment of sharing goods varies. The household composition is positively related to CO2 emissions. This shows that there are differences in behavior between members of productive and non-productive age households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>