Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hermawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya hubungan diantara variabel - variabel penelitian serta mengukur seberapa besar pengaruh atau kontribusi kepemimpinan dan iklim organisasi sebagai independent variabel terhadap kinerja penyusunan anggaran. Penelitian ini melibatkan 40 responden yang dipilih dari Bagian Anggaran pada Biro Keuangan dan Perlengkapan DEPERINDAG. Persepsi ke-40 responden tentang pengaruh kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap kinerja penyusunan anggaran merupakan data primer yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data via kuesioner sebanyak 10 pertanyaan/pernyataan yang telah dikembangkan dengan skala pengukuran sesuai skala Liken. Data primer diolah secara komputerisasi dengan menggunakan SPSS I0,0 for Windows, dengan teknik analisis korelasi untuk mengetahui dan menguji ada tidaknya hubungan ( r) antara variabel independent dengan variabel dependent dan antar variabel independent. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui dan menguji seberapa besar kontribusi determinasi ( r : ) atau pengaruh variabel independent (kepemimpinan dan iklim organisasi ) terhadap variabel dependent (kinerja penyusunan anggaran). Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif dan signifikan antara variabel kepemimpinan dan iklim organisasi terhadap variabel kinerja penyusunan anggaran baik sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Hal ini ditunjukan dengan angka koefisien korelasi ( r hit ) > signifikasi ( r) tabel dengan p = 0,005 dan n = 40. . Sedangkan besarnya tingkat pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent ditunjukan dengan besarnya perolehan koefisien determinasi ( r 2) x 100% . Secara bersama-sama variabel kepemimpinan dan iklim organisasi memberikan kontribusi sebesar 34,4%. Kesimpulan, melalui analisis regresi sederhana maupun ganda, dapat disimpulkan bahwa setiap adanya peningkatan atau penurunan variabel kepemimpinan (X1) dan iklim organisasi (X2) maka akan mempengaruhi peningkatan atau penurunan terhadap variabel kinerja penyusunan anggaran (Y). Hal ini dapat diartikan bahwa setiap adanya upaya peningkatan kualitas kepemimpinan dan peningkatan kualitas iklim organisasi haruslah disupport karena pada gilirannya akan diikuti dengan peningkatan kinerja secara signifikan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12170
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
Penggunaan gas bumi pada pasar domestik menunjukkan bahwa gas bumi belum digunakan secara optimal dan merata pada setiap sektor pengguna (industri rumah tangga usaha kecil dan transportasi). Perbandingan penggunaan gas bumi pada sektor industri mencapai lebih dan 98% sedangkan penggunaan gas bumi pada sektor rumah tangga kurang dan 2%. Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi ke lokasi calon pelanggan merupakan kendala pemanfaatan gas bumi. Di sisi Iain penggunaan BBM khususnya minyak tanah untuk rumah tangga yang sampai saat ini masih disubsidi menempati peringkat BBM dengan subsidi tertinggi. Berkaitan dengan hal tersebut maka dalam penulisan thesis ini direncanakan pengembangan pipa distribusi gas bumi dengan pola investasi yang berbasis analisa resiko dalam rangka penggunaan gas bumi sebagai energi pengganti BBM pada sektor rumah tangga dengan harapan dapat menurunkan subsidi pemerintah. Langkah Iangkah yang dilakukan meliputi pengumpulan data, pengembangan model keekonomian, pembuatan disain jalur pipa distribusi dan pengolahan data itu sendiri serta hasil kajian Sebagai lokasi kapan dipilih beberapa perumahan yang terdapat di Kota Tangerang yaitu perumahan Batuceper Permai dan Polri di Poris, Poris Indah, Tarnan Poris, Taman Poris Gaga dan Cipondoh Makmur. Dengan menggunakan perangkat lunak Oil and Gas Economic Model (OGEM) dilakukan perhitungan keekonomian pada lokasi terpilih diperoleh besaran biaya distribusi gas dan harga gas. Berdasarkan perkiraan penggunaan 1 liter minyak tanah Setara dengan penggunaan 0,6 m gas bumi maka diasumsikan harga Jual gas sebesar 0,6 kalinya. Dengan pendekatan harga beli minyak tanah oleh masyarakat sebesar Rp 2.700 per liter yang dianggap sebagai kemampuan daya beli gas menunjukkan bahwa masih diperlukan bantuan pendanaan dari Pemerintah untuk pembangunan pipa distribusi gas bumi masing masing lokasi terpilih yang berkisar antara 25% sampai dengan 60%. Suatu proyek akan menarik bagi investor apabila mempunyai tingkat kepastian dalam penanaman modalnya sekurang kurangnya sebesar 80%. Dalam pembangunan pipa distribusi gas bumi untuk keperluan rumah tangga pada lokasi terpilih dengan menggunakan simulasi Crystall Ball dengan tingkat kepastian sekitar 80% menghasilkan IRR yang cukup tinggi yaitu sekitar 19% yang menunjukkan bahwa penanaman investasi menarik apabila harga sesuai keekonomian.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
T21266
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
ABSTRAK
PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan nasional telah mengembangkan Visi dan Misi untuk menjadi World Class National Energy Company dengan target menjadi perusahaan Migas 15 besar dunia pada tahun 2023. Sejalan dengan kegiatan bisnis yang semakin meluas, fasilitas gedung kantor pusat PT Pertamina (Persero) tidak memadai lagi untuk menunjang image sebuah perusahaan berkelas dunia. Alasan ini yg mendasari PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan negara terbesar di Indonesia untuk membangun sebuah gedung “Pertamina Energy Tower” yang akan menyatukan kantor PT Pertamina (Persero) dengan seluruh Anak Perusahaan maupun Unit-Unit Usaha Patungannya, serta diharapkan akan menjadi icon kebanggaan bangsa Indonesia. Dengan nilai investasi yang sangat besar, yaitu berkisar Rp. 15 trilyun yang jauh melebihi dari harga standar konstruksi gedung tinggi biasa, maka perlu dilakukan analisis capital budgeting yang lazim dilakukan untuk menilai kelayakan investasi serta untuk merumuskan strategi yang tepat agar investasi proyek tersebut minimal tidak mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Pendekatan analisis capital budgeting yang dipilih dalam kasus ini adalah Adjusted Present Value (APV). Disamping analisis APV juga dilakukan analisis Internal rate of Return (IRR), Payback Period, Discounted Payback Period, Profitability Index. Beberapa asumsi yang digunakan dalam analisis capital budgeting ini antara lain yaitu: perhitungan cost of equity menggunakan pendekatan Capital Asset Pricing Model (CAPM), cost of debt menggunakan pendekatan historis, revenue menggunakan pendekatan multi growth model, umur ekonomis gedung 40 tahun dengan depresiasi straight line basis, dan perhitungan arus kas menggunakan pendekatan tax shield maupun top down. Untuk menunjang analisis ini, beberapa data menggunakan referensi dari konsultan yang berkompeten, yaitu: perhitungan biaya investasi dari konsultan quantity surveyor, formula biaya operasi dan trend harga sewa gedung dari konsultan property. Hasil analisis APV memberikan kesimpulan bahwa jika pembiayaan proyek menggunakan dana ekuitas sepenuhnya, maka Net Present Value (NPV) proyek adalah negatif yang berarti proyek tidak memenuhi standar kelayakan. Untuk menjadikan proyek ini memenuhi standar kelayakan, dapat dilakukan dengan cara menggunakan dana pinjaman yang berasal dari global bond dengan porsi minimal debt to equity ratio sebesar 180%. Nilai kelayakan proyek semakin baik jika debt to equity ratio semakin besar. Analisis sensitivitas terhadap perubahan nilai investasi, tarip sewa dan biaya operasi memberikan kesimpulan bahwa nilai proyek sangat sensitif terhadap perubahan nilai investasi/ tarip sewa
ABSTRACT
PT Pertamina ( Persero ) as a national company has developed a vision and mission to become a World Class National Energy Company with a target into 15 major oil and gas companies of the world in 2023. In line with the development of the expanding business activities, headquarters building facilities of PT Pertamina ( Persero ) felt inadequate to support the image of a world-class company. This reason is considered by PT Pertamina ( Persero ) as the largest state in the Indonesian company to build a building "Pertamina Energy Tower" that will integrate the offices of PT Pertamina ( Persero ) with all Subsidiaries and joint ventures Units, and is expected to be the icon of pride Indonesian nation. With enormous investment value , which ranges around Rp. 15 trillion and higher than the price of usual high rise building construction, it is necessary to analyze capital budgeting to assess the feasibility of the investment as well as to formulate the right investment strategy in order the project do not destroy financial value of the company. Capital budgeting analysis approach chosen in this case is the Adjusted Present Value ( APV ). Besides APV analysis was also conducted analyzes Internal Rate of Return ( IRR ), Payback Period, Discounted Payback Period, Profitability Index. Some of the assumptions used in the analysis of capital budgeting: the calculation of the cost of equity using the Capital Asset Pricing Model approach (CAPM), cost of debt using a historical approach, revenue using a multi- growth models, building economic life of 40 years with a straight-line depreciation base, and the calculation of cash flows using the tax shield approach and top down approach. To support this analysis , some data using the reference from competent consultants, namely: the calculation of investment costs from the quantity surveyors consultan, formulas of building operating costs and rental price trends from property consultant. APV analysis results lead to the conclusion that if the project financing using equity funds entirely , the Net Present Value ( NPV) of the project is negative, which means that the project is not feasible. To make this project is feasible, NPV is greater than zero, it can be done by using borrowed funds from global bonds with a minimum portion of the debt to equity ratio of 180 %. The feasibility of the project will be better if the debt-to- equity ratio increases. Analysis of sensitivity to evaluate the changes in the value of investment , the rate of rent and operating costs, come to the conclusion that the value of the project is very sensitive to the changes in the value of investment/rental rate.
2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
ABSTRACT
Mangrove merupakan vegetasi yang hidup di daerah pesisir dan berhubungan langsung dengan keadaan dan kondisi perairan laut. Umumnya, tumbuh di daerah tepi pantai, muara, dan sungai. Penelitian ini bertujuan untuk memahami sebaran mangrove berdasarkan kondisi fisik perairan dan melihat luasan mangrove, serta mengaitkannya dengan kondisi hutan mangrove. Penelitian ini menggunakan Landsat 8 dengan software ArcMap 10.1 untuk mengindetifikasi sebaran mangrove dan metode yang digunakan adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk melihat kerapatan vegetasi mangrove. Kondisi fisik perairan yang digunakan antara lain: salinitas, suhu permukaan air laut, pH air, substrat tanah, dan pasang surut, sedangkan kondisi hutan mangrove yang diteliti antara lain: kerapatan, ketebalan, dan spesies mangrove. Sehingga dengan demikian, penelitian ini dapat mengaitkan kondisi fisik perairan dan kondisi hutan mangrove dengan sebarannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hutan mangrove Bojongsalawe memiliki suhu permukaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan hutan mangrove di Batukaras dan Nusawiru karena populasi mangrove yang lebih sedikit dibandingkan dengan kedua hutan mangrove lainnya, namun hutan mangrove Bojongsalawe dan Nusawiru memiliki pH yang lebih tinggi dengan nilai kisaran antara 6,6-6,9 dibandingkan dengan hutan mangrove Batukaras yang memiliki nilai kisaran antara 6,3-6,6. Hal ini dikarenakan hutan mangrove Bojongsalawe dan hutan mangrove Nusawiru berada di muara yang mengalir menuju Sungai Cijulang dan anak sungai Cialit.
ABSTRACT
Mangrove is a vegetation that live in the coastal region and directly related to the circumstances and condition of the waters of the sea. Generally, growing in coastal areas, estuaries, and rivers. This research aims to understand the distribution of mangroves on the basis of the physical condition of waters and view the mangrove area, as well as associated it with the conditions of the mangrove forests. This research uses Landsat 8 with ArcMap software 10.1 for mangrove and distribution mengindetifikasi method used is the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) to see mangrove vegetation density. The physical condition of waters which are used, among others: salinity, surface temperature of sea water, the pH of the water, the soil substrate, and ups and downs, while the condition of the mangrove forests that are examined include: density, thickness, and mangrove species. This study can relate the physical condition of the waters and the condition of the mangrove forest to its distribution. The results of this study indicate that Bojongsalawe mangrove forest has a higher surface temperature compared to mangrove forests in Batukaras and Nusawiru because the mangrove population is less than the other two mangrove forests, but the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru have a higher pH with a range between 6,6-6,9 compared to Batukaras mangrove forest which has a range between 6.3-6.6. This is because the mangrove forests of Bojongsalawe and Nusawiru mangrove forests are in the estuary which flows towards the Cijulang River and the Cialit tributary.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
Gapura Bersayap Pada Kompleks Kepurbakalaan Islam di Cirebon: Kajian Bentuk Sayap, Guna, dan Penempatannya Pada Kompleks Keraton, Makam, Mesjid, dan Taman. (Di bawah bimbingan Isman Pratama Nasution M. Si.). Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005. Penelitian terhadap gapura bersayap pada kompleks kepurbakalaan Islam di Cirebon dilakukan antara tahun 2002 hingga tahun 2005. Tujuannya adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk sayap pada gapura bersayap, penempatan, dan kegunaannya pada kompleks bangunan. Gapura bersayap merupakan gapura yang muncul dan berkembang pada masa Islam. Gapura bersayap yang paling populer adalah Gapura Bersayap Sendang Duwur. Namun, gapura bersayap juga ditemukan pada peninggalan Kesultanan Cirebon. Bentuk sayap pada gapura-gapura bersayap di Cirebon leblh sederhana jika dibandingkan dengan bentuk sayap Gapura Sendang Duwur. Objek penelitian ini meliputi seluruh gapura bersayap yang terdapat pada kompleks keraton, kompleks maknm, kompleks mesjid, dan kompleks taman pada kompleks kepurbakalaan Islam di Cirebon. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka dan melihat objek secara langsung di lapaugan. Berdasarkan hasil deskripsi awal, ditemukan 20 buah gapura bersayap dari 41 buah gapura yang ditemukan pada kompleks kepurtrakalaan Islam di Cirebon. Analisis penelitian dilakukan dengan menggunakan metode klasifikasi, yaitu dengan cars membandingkan dan melihat adanya persamaan serta perbedaaan antara gapura yang satu dengan gapura yang lainnya. Selain itu juga dilakukan pemetaan untuk melihat ada tidaknya pola penempatan gapura bersayap. Berdasarkan analisa yang telah dilakukan, maka didapat beberapa kesimpulan, yaitu: (1) Bentuk sayap pads gapura-gapura bersayap di Cirebon dapat diklasifikasikan menjadi 4 tipe. (2) Penempatan gapura bersayap pada kompleks bangunan tidak mempunyai pola tertentu dan umumnya ditempatkan menyebar. Masing-masing tipe sayap pads gapura ditempatkan menyebar pada kompleks bangunan tidak hanya terbatas pada satu kompleks saja. (3) Kegunaan gapura bersayap umumnya hanya sebagai pembatas antara halaman yang satu dengan halaman yang lainnya. Berdasarkan basil penelitian yang terbatas ini dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai makna sayap pada gapura, dan mengenai kemunculan gapura bersayap pada jenis candi bentar maupun paduraksa yang kemungkinan dipengaruhi oleh fungsi gapura atau bangunan (ruang) yang ada pada kompleks tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S11876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
Banyak ahli menyatakan bahwa Tuberculosis kembali mengancam manusia. Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, Bahkan menyebut tuberculosis sebagai global emergency sehingga semua negara harus menanganinya. Di Indonesia Tuberkulosis (TB) paru masih menjadi penyebab kematian nomor dua. Angka penderita TB paru di Indonesia diperkirakan 2,4 per seribu jumlah penduduk, yang sebagian besar belum datang berobat. Oleh karenanya untuk mengantisipasi masalah ini di Indonesia, Departemen Kesehatan RI melaksanakan Program Pemberantasan Penyakit Menular TB paru dengan strategi baru sejak tahun 1995. Penelitian ini bertujuan untuk evaluasi pelaksanaan Program Pemberantasan Penyakit Menular TB (P2TB) Paru pada Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan antara September 1995 sampai September 1996 dengan menghitung indikator-indikator keberhasilan sesuai dengan petunjuk pelaksanaan program. Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Pelaksanaan Program P2TB Paru dalam hal penemuan penderita yang dilakukan puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru belum memberikan hasil yang baik. Pelaksanaan Program P2TB dalam hal pengobatan penderita yang dilakukan oleh puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru memberikan hasil yang cukup baik. Dari kuesioner dengan responden pasien TB paru di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru memberikan hasil: Kepedulian penderita TB paru akan kesehatan belum cukup baik. Pengetahuan penderita TB paru mengenai TB paru umumnya sudah baik. Meskipun Program memberikan obat secara cuma-cuma, penderita umumnya masih merasa keberatan akan biaya berobat ke puskesmas.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S32144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Hermawan
Abstrak :
Garam merupakan salah satu komoditas strategis yang digunakan dari tingkat rumah tangga sampai ke industri kimia. Sampai saat ini jumlah produksi garam nasional masih belum tercukupi, khususnya kebutuhan garam industri. Kualitas garam diindikasikan dengan kandungan NaCl yang tinggi, yakni lebih dari 94% untuk layak konsumsi dan 98% untuk kebutuhan industri dan kandungan sisanya adalah pengotor, yaitu magnesium dan kalsium. Artemia merupakan organisme kelompok udang-udangan yang hidup air laut dan memiliki kemampuan untuk menyerap kandungan magnesium dan kalsium pada mediumnya untuk aktivitas biologis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan densitas Artemia dan salinitas air laut yang optimal untuk menurunkan konsentrasi magnesium dan kalsium pada air laut dengan menggunakan Artemia. Sista Artemia ditetaskan dan dikembangkan hingga dewasa. Artemia ini digunakan untuk menurunkan kandungan magnesium dan kalsium pada air laut buatan dalam gelas beaker. Air laut ini kemudian dianalisis kandungan ionnya, seperti magnesium dan kalsium. Hasil penelitian ini menunjukkan penurunan kandungan ion dalam air laut, seperti magnesium dan kalsium. Pengaruh salinitas dalam penurunan magnesium dan kalsium tidak terlihat karena penambahan maupun pengurangan salinitas tidak memengaruhi penurunan magnesium dan kalsium secara signifikan. Salinitas optimal untuk penurunan kandungan magnesium dan kalsium adalah 6,8%. Pengaruh peningkatan densitas Artemia dapat meningkatkan besaran penurunan magnesium dan kalsium. Densitas optimal untuk penurunan kandungan magnesium dan kalsium adalah 500 ekor per liter. ...... Salt is one of the strategic commodities that used from the household to the chemical industry. Until now, the number of national salt production is still not sufficient, particularly salt for industrial needs. Quality of salt is indicated with high NaCl concentration, viz. salt for consumption must higher than 94% of NaCl and salt for industrial use must higher than 98% of NaCl, the rest of content are impurities, include magnesium and calcium. Artemia is organism that lives in seawater and has ability to intake magnesium dan calcium in seawater for biological activity. This research aims to determine optimal density of Artemia salina and salinity of seawater in decreasing concentration of magnesium and calcium in seawater using Artemia for improving quality of salt. Artemia salina cysts was hatched and reared until reached adult. Artemia was used in beaker glass for deareasing magnesium and calcium in seawater. Seawater was analyzed the content of magnesium and calcium. Result of this research showed reduction of ion content in seawater, e.g. magnesium and calcium. Effect of salinity in decreasing magnesium and calcium was not shown because when salinity was increased or decreased did not affect on reduction of magnesium and calcium significantly. Optimal salinity for decreasing magnesium and calcium is 6.8%. Effect of Artemia density can increase reduction of magnesium and calcium. Optimal Artemia density for decreasing magnesium and calcium content is 500 animals per liter.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55184
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hermawan
Abstrak :
Kapal tunda sangat luas penggunaannya di Indonesia. Namun, sebagian besar kapal tunda yang beroperasi di Indonesia telah berusia di atas 20 tahun. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap efisiensi kerjanya. Mengingat harga pembuatan kapal tunda yang relatif mahal, alternatif yang dapat dilakukan untuk menjaga unjuk kerja kapal dapat dilakukan dengan modifikasi sistem propulsinya yaitu dengan menambahkan semacam selubung pada propelernya, yaitu Kort Nozzle, dengan pertimbangan bahwa Kort Nozzle diharapkan mampu memberikan peningkatan efisiensi pada kapal-kapal berpembebanan tinggi seperti kapal tunda. Panggunaan Kort Nozzle pun dapat menjadi solusi penghematan konsumsi bahan bakar. Tulisan ini diharapkan mampu memberikan gambaran peningkatan efisiensi kapal tunda dengan menggunakan Kort Nozzle dibandingkan dengan kapal tunda dengan propeller konvensional. ......Tugboat usage is very common in Indonesia. But, most of them have operated for more than 20 years. This condition may affecting their efficiency. Because of the expensive price of the tugboat, there is an alternative to maintain the performance of the ship by modificate her propulsion system by attaching a nozzle, so called Kort Nozzle, to the propeller, because a Kort nozzle application is very suitable for highly loaded ships, like tugboats. Kort Nozzle application may also affect less fuel consumption. This final assignment will try to make a calculation on the increase of propulsion effieciency as effect of Kort Nozzle application.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S38102
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>